Anda di halaman 1dari 3

S E P E’1

(Puisi ini didedikasikan untuk 105 TKI NTT yang pulang hanya tinggal nama tahun 2018. Sayangnya,
tahun 2019 masih terus berdatangan jenazah TKI yang bekerja di Malaysia)

Hari ini bunga Sepe’ seharusnya sudah bermekaran, istriku


Aku masih ingat merahnya Sepe’ sama dengan rona wajahmu ketika tersipu malu
Memoar dalam catatan harianku: kita pertama kali bersua di bawah pohon Sepe’ pusat Kota
Kupang
Waktu itu kau memakai selendang dari kain tenun Ende yang ku kira kain ikat Sikka

Sesederhana itu ku jatuh hati padamu


Hingga aku menikahimu
Lalu kunamakan buah hati pertama kita Sepe’, yang artinya harapan

Hari ini bunga Sepe’ seharusnya sudah bermekaran, istriku


Ah, ku rasa kau pun sudah tahu
Bukankah hari ini kita akan bertemu?
Kau pasti disambut deretan pohon sepe’ yang bermekaran menuju Kargo Bandara El Tari2
Cepat atau lambat waktu akan mempertemukanmu bersama sesosok mayat lelaki
Terkulai kaku dengan bekas jahitan dan lebam biru di sekujur tubuhnya
Lalu kau yakini lelaki itu adalah aku, suamimu
Meski pertama-tama mereka akan sebutkan nama asing dan sebuah catatan palsu3
Yang membuat hatimu remuk bersimbah pilu

Duhai anakku Sepe’


Terakhir kalinya ayah pulang menemuimu, nak
Jauh dari negeri rantau ke provinsi jenazah4 ini

1
Masyarakat NTT menamakan Bunga Flamboyan dengan nama Bunga Sepe’. Bunga ini mekar hanya pada Bulan
Desember di NTT. Pohon Sepe’ merupakan ikon dari Kota Kupang, NTT.
2
Kargo Bandara El Tari merupakan tempat penjemputan jenazah TKI Malaysia di NTT
3
Para TKI non prosedural biasanya mengubah nama dan dokumen keberangkatan sehingga ketika pulang dalam
keadaan meninggal sulit diidentifikasi (Sumber: NSI Metro TV edisi 13 Maret 2019)
Maukah kau memeluk ayah, meski ayah diam membisu?
Sampaikan salam ayah pada Mariance Kabu yang tubuhnya babak belur
Hingga bocor kepalanya dan patah hidungnya
Sampaikan pula salam ayah pada Maximus Sado
Mantan tukang sapu Malaysia
Saksi hidup yang pulang karena buntung kakinya tergilas truk sampah di negeri seberang
Sampaikan duka ayah pada sanak saudara yang orang tercintanya pulang hanya tinggal nama,
nak5

Buah hatiku, Sepe’


Janganlah mengikuti jejak ayahmu yang hina dina ini
Ditolak dunia karena tidak berdaya
Akhirnya pergi jauh ke Malaysia dengan tekad cinta lalu mati hanya tinggal nama
Jangan pula setelah ini kau menaruh dendam seperti Wongge yang membunuh Meja karena
ditolak cintanya oleh Iya
Kau akan tahu bahwa dunia ini sungguh kejam, nak
Semena-mena kita bisa mati diinjak-injak oleh mereka yang hanya anggap kita setengah manusia

Duhai istriku…
Bawalah kain tenun ikat Bunga Sepe’ yang selesai kau buat untuk membersamai abadinya
kepulanganku
Agar ku mampu menutup catatan ceritaku dalam memoar indah bersamamu
Meski semua orang akan mengatakan ini sebuah tragedi pilu di mana hanya kami, perantau
Malaysia dari NTT saja yang tahu
Bersama maut yang terus memburu
Saling berpacu dengan gelombang waktu
Tangerang Selatan, 17 Maret 2019

4
Tingginya tingkat kepulangan jenazah TKI ke NTT, khususnya TKI Malaysia membuat provinsi ini dijuluki Provinsi
Jenazah (Sumber: NSI Metro TV edisi 13 Maret 2019)
5
Data jenazah yang dipulangkan menurut pekerja migran NTT: 2016 (46 orang), 2017 (62 orang), dan 2018 (105
orang), (Sumber: NSI Metro TV edisi 13 Maret 2019)
BIODATA PENULIS

menuangkan keresahannya, khususnya


dalam melakukan kritik sosial.
Guru Sosiologi ini baru saja
memenangkan Lomba Puisi Harapan 1
Nasional yang diselenggarakan oleh
Event Hunter Indonesia tahun 2018.
Judul puisinya kala itu, “Namaku
Bebas” sebagai kritik sosial bagi generasi
milenial kekinian. Penulis dapat
Penulis bernama Akrima Dewi. Baginya, dihubungi lewat alamat surel:
puisi adalah salah satu media untuk dewiakrima@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai