Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Desa Gempol merupakan salah satu dari 24 desa yang ada di Kecamatan
Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Desa Gempol ini tampak asri dan bersih
terdiri dari 1 dusun yang dibagi menjadi 4 RW dan 8 RT dengan jumlah
penduduknya yaitu 1933 orang. Berdasarkan catatan demografis tahun 2018,
sebagian besar penduduk di Desa Gempol adalah remasja dan dewasa dengan usia
18-55 tahun sebanyak 1028 jiwa. Luas daerah desa ini mencapai 154,05 Ha yang
56,5%-nya adalah lahan sawah sekitar 87 Ha. Jarak Desa Gempol dengan pusat
pemerintahan kota yaitu 6 km sehingga desa ini bukan termasuk daerah pelosok
karena dekat dengan pusat kota.
Secara sosiologis, sebagian besar penduduk Desa Gempol bermata pencaharian
sebagai petani (laki-laki 507 orang dan perempuan 502 orang) dan buruh tani (laki-
laki 137 orang dan perempuan 174 orang). Sisanya yaitu pedagang, guru, swasta,
TNI, Polri dengan jumlah yang sangat sedikit. Desa gempol juga memiliki
penduduk yang rata-rata masih dibawah 17 tahun atau anak-anak. Tidak heran
pendidikan bagi anak-anak di Desa gempol sangat menjadi perhatian bagi
masyarakat di Desa gempol Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk, khususnya
pendidikan agama.
Desa Gempol mempunyai 4 lembaga pendidikan agama non formal atau biasa
disebut dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an). Salah satu TPQ di Desa gempol
yang aktif dalam mengembangkan visi dan misi pendidikan di desa Gempol adalah
TPQ Nurul Huda. TPQ Nurul Huda merupakan lembaga pendidikan agama non
formal yang dibentuk oleh swadaya masyarakat khususnya masyarakat RT 03 di
Desa Gempol. TPQ Nurul Huda dipimpin oleh pak Basuki selaku kepala pengurus
TPQ. Dalam pengelolaannya Pak Basuki dibantu oleh beberapa warga desa dan
pejabat Desa gempol.
TPQ Nurul Huda adalah salah satu lembaga pendidikan agama non formal
yang tidak memungut biaya sepeserpun bagi siswa atau para santri yang belajar
ilmu agama disana. Dana pengelolaan TPQ didapatkan melalui bantuan warga desa
dan pengurus lembaga Taman Pendidikan Qur’an, bahkan para ustadz dan ustadzah
disana tidak digaji atau mereka mengabdikan diri sebagai pendidik bagi siswa atau
santri TPQ. TPQ Nurul Huda memiliki siswa atau santri lebih dari 60 santri yang
tidak hanya berasal dari Desa Gempol melainkan juga desa-desa sekitarnya.
Kegiatan belajar mengajar di TPQ Nurul Huda dimulai jam empat sore sampai
jam lima menjelang adzan maghrib. Hal tersebut dikarenakan siswa atau santri
harus menunggu ustadz dan ustadzah mereka pulang dari sawah. Meskipun begitu,

1
para santri tetap semangat dan antusias dalam belajar ilmu agama di TPQ Nurul
Huda Desa Gempol.
Namun ada sedikit kendala dalam pembagian tingkatan kemampuan masing-
masing santri yang tidak dibagi sesuai umur dan kemampuan mereka karena
keterbatasan atau kurangnya tenaga pendidik di TPQ Nurul Huda. Selain itu tidak
adanya penilaian atau assessment dalam kegiatan pengajaran ilmu agama juga
sedikit menjadi kendala dalam perkembangan kemampuan santri di TPQ Nurul
Huda. Karena kendala-kendala tersebut kebanyakan santri hanya sekedar tau
tentang ilmu agama tanpa mengetahui seberapa mampu atau berprestasi dalam
menempuh pendidikan ilmu agama non formal di TPQ Nurul Huda.

Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan antara lain sebagai berikut.
 Bagaimana mengatasi kendala-kendala yang dihadapi lembaga pendidikan non
formal TPQ Nurul Huda, meliputi :
a. Permasalahan pembagian tingkatan berdasarkan kemampuan santri ?
b. Permasalahan penilaian kemampuan santri?

B. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Solusi
Dari permasalahan yang dihadapi oleh lembaga non formal TPQ Nurul Huda,
maka anggota KKN kelompok 19 Desa Gempol Kecamatan Rejoso Kabupaten
Nganjuk melakukan tahap-tahap penyelesaian masalah meliputi :
a. Tahap awal
Pada tahap ini anggota kkn kelompok 19 Desa Gempol melakukan
pembentukan Pj dan kader untuk membantu menyelesaikan kendala yang
dihadapi oleh TPQ Nurul Huda Desa Gempol Kecamatan Rejoso. Selanjutnya
Pj dan kader yang telah dibentuk akan melakukan observasi dan pengenalan
lingkungan disekitar lingkungan TPQ. Selain mengobservasi lembaga
pendidikan agama non formal TPQ Nurul Huda kader atau anggota KKN juga
membantu tenaga pendidik dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar di TPQ.
b. Tahap Kedua
Selanjutnya anggota KKN 19 Desa Gempol melakukan pengumpulan data santri
melalui proses belajar mengajar yang dilakukan selama dua minggu.
Pengumpulan data tersebut dilakukan disela-sela kegiatan atau hanya sebatas
komunikasi intern kepada beberapa santri dan tenaga pendidik di TPQ Nurul
Huda.
c. Tahap ketiga atau akhir
Tahap selanjutnya ialah tindaklanjut penyelesaian masalah, dalam hal ini PJ atau
kader anggota KKN 19 Desa Gempol memberikan masukan atau saran berupa

2
pembuatan “Buku Prestasi Santri” agar memudahkan dalam pengelompokkan
kemampuan santri dan penilaian santri di TPQ Nurul Huda.

C. PENUTUP

1. Keberlanjutan
Dengan adanya buku prestasi santri, diharapkan para santri akan lebih
meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka dibidang ilmu agama.

2. Respon masyarakat
Respon masyarakat sangat mendukung adanya buku prestasi santri yang dibuat
oleh anggota KKN kelompok 19 Desa Gempol, karena dengan buku prestasi santri
para wali santri dapat mengetahui seberapa prestasi anak-anaknya dibidang ilmu
agama selama belajar di TPQ Nurul Huda

Anda mungkin juga menyukai