Anda di halaman 1dari 18

Nama : Radithya Alvaro

Prodi : Teknik Industri (A)


Nim : 23106060043

PERKEMBANG ISLAM DI NANGGULAN KULON PROGO

Nanggulan merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Kulon Progo
provinsi Yogyakarta. Wilayah di Nanggulan sendiri sebagian besar merupakan dataran tinggi
yang dikelilingi oleh sawah yang menjadi sumber mata pencaharian mayoritas masyarakat
Nanggulan. Hampir seluruh masyarakat Nanggulan merupakan pemeluk agama Islam yang
adat jawanya masih melekat kental pada masyarakatnya. Sehingga budaya dan adat masih
sangat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakatnya hingga sekarang. Bahkan setiap diadakan
perayaan ataupun upacara adat pasti selalu diselingi dengan doa ataupun pembacaan ayat suci
Al-Qur’an. Saat acara diadakan acara syukuran panen masyarakat disana juga cenderung lebih
memilih untuk mengadakan pengajian ataupun berbagi rezeki dengan tetangga sekitar. Hal
tersebut jelas menandakan bahwa masyarakat disana sangat menjunjung tinggi niali-nilai Islam
dalam kehidupan mereka.
Walaupun masyarakat di Nanggulan mayoritas adalah pemeluk agama Islam, tetapi
terdapat beberapa permasalahan seperti kurangnya tenaga pengajar di TPA/TPQ. TPA/TPQ
merupaka sebuah tempat untuk memberikan pengajaran dasar tentang Al-Qur’an dan ilmu-ilmu
agama Islam yang diberikan sejak usia dini. Kurangnya tenaga pengajar dapat disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Keterbatasan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan keagamaan
Banyak masyarakat sekarang yang kurang memahami tentang pentingnya pendidikan
agama di TPA/TPQ. Sehingga hal tersebut mengakibatkan kurangnya dukungan dari
para orang tua terhadap para pengajar di TPA/TPQ.
2. Kurangnya tenaga pengajar yang kompeten
Banyak pengajar di TPA/TPQ yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang
mumpuni untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas. Karena memang sebagian
besar pengajar yang ada hanya warga yang secara sukarela mengajar di TPA/TPQ
karena memang sudah tidak ada pengajar yang mumpuni.
3. Tidak ada upah yang sepadan kepada para pengajar
Kurangnya upah yang didapat para tenaga pengajar membuat mereka merasa kurang
dihargai yang menyebabkan mereka lebih memilih untuk mencari pekerjaan sampingan
untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hal tersebut menjadi permasalahan serius bagi masyarakat Nanggulan karena anak-
anak kecil yang harusnya mendapat pendidikan agama sebagai bekal mereka di masa depan,
kini tidak bisa mendapatkan hal tersebut. Bahkan ada beberapa TPA/TPQ yang kini sudah
benar-benar tutup dikarenakan memang sudah tidak ada lagi pengajar di tempat tersebut.
Dikarenakan kurangnya pengajar di TPA/TPQ pun membuat beberapa tokoh agama
setempat yang turun langsung untuk memberikan pembelajaran. Karena memang sebelumnya
yang menjadi tenaga pengajar merupakan para remaja yang sekarang sudah disibukkan dengan
pekerjaannya. Namun hal tersebut juga tidak berjalan secara efektif mengingat para tokoh
agama tersebut juga memiliki kesibukan pekerjaan sendiri. Selain itu juga karena memang para
tokoh agama yang sudah berumur membuat metode yang diterapkan cenderung kaku dan
membosankan. Hal tersebut justru menyebabkan para murid di TPA/TPQ menjadi malas untuk
belajar disana.
Dari permasalahan tersebut terdapat beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Pemberian upah yang sepadan kepada para pengajar
Hal tersebut dapat membuat para tenaga pengajar merasa lebih dihargai dan bisa
meningkatkan motivasi mereka dalam mengajar.
2. Menjalin kerja sama dengan organisasi keagamaan setempat
Tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk membantu dalam rekrutmen dan pelatihan
tenaga pengajar yang berkualitas. Serta memberikan fasilitas dan dukungan tambahan
seperti beasiswa pendidikan atau pelatihan pengembangan diri yang juga dapat
meingkatkan daya tarik menjadi pengajar.
3. Melibatkan masyarakat untuk berperan
Melibatkan masyarakat setenpat untuk berperan aktif dalam mendukung TPA/TPQ
dengan memberikan kontribusi berupa sumber daya manusia ataupun materi dapat
menjadi solusi dari masalah tersebut.

Secara keseluruhan, masyarakat Nanggulan merupakan pemeluk agama Islam yang


memegang teguh nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Namun terdapat permasalahan
serius terkait tentang kurangnya tenaga pengajar di TPA/TPQ. Hal tersebut disebabkan karena
rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan agama sejak dini, kurangnya
tenaga pengajar yang berkualitas, serta tidak adanya upah yang sepadan untuk para pengajar.
Hal tersebut berdampak pada anak-anak yang seharusnya mendapatkan bekal pendidikan
agama sejak dini. Akan tetapi karena permasalahan tersebut membuat mereka tidak bisa
mendapatkan hal tersebut.
Meskipun sudah ada upaya dari para tokoh agama setempat yang turun langsung untuk
mengajar, namun perlu solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah tersebut. Pemberian
upah yang sepadan, Menjalin kerja sama dengan organisasi keagamaan, dan melibatkan peran
dari masyarakat dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Dengan demikian,
diharapkan dapat mengatasi kurangnya tenaga pengajar dan menciptakan tenaga pengajar yang
berkualitas, serta dapat menjaga keberlangsungan dari TPA/TPQ itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai