Sehingga hal tersebut menjadi salah satu masukan dari FSGI terkait niat
pemerintah menyelesaikan persoalan nasib derajat kepegawaian dan
kesejahteraan guru honorer. Rekomendasi tersebut mengacu pada yang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018 yang
menyatakan bahwa penentuan kriteria lulus rekrutmen ASN dipermudah
dengan pertimbangan pemberian afirmasi penilaian peserta dari unsur lama
pengabdian diberikan porsi dalam jumlah persen yang lebih besar.
Rekomendasi FSGI yakni dengan mengingatkan fokus dan prioritas
persentase pemberian kuota pengangkatan ASN terbesar hendaknya
diberikan kepada guru honorer karena kegiatan rekrutmen ASN bertujuan
memprioritaskan penuntasan penyelesaian guru honorer oleh pemerintah.
Selain itu, penentuan kuota dalam rekrutmen ASN juga didorong untuk
hendaknya sebanding dengan jumlah guru honorer yang bekerja di satuan
pendidikan milik pemerintah saat ini yakni berkisar 30-32 persen.
Kemudian, FSGI juga mendorong stakeholder terkait untuk menyadari
adanya tugas bersama yang dikoordinasi oleh pemerintah dalam
penyelesaian persoalan pengangkatan guru honorer sampai 28 November
2023 karena sudah tersedianya payung hukum yang dibutuhkan. Dengan
tersedianya perangkat hukum yang lengkap tentang penyelesaian
pengangkatan tenaga honorer FSGI yakin persoalan tenaga guru honorer
dapat dituntaskan.
Sumber
https://naikpangkat.com/ada-cara-untuk-mengatasi-masalah-guru-honorer-
ini-rekomendasi-fsgi/2/
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-stunting-pada-anak
https://news.uad.ac.id/masalah-pendidikan-hingga-gigihnya-perjuangan-
untuk-berprestasi/