Anda di halaman 1dari 9

TERAPI ZONA

DEFINISI PIJAT REFLEKSI


Terapi zona atau pijat refleksi adalah pengobatan holistic yang merupakan teknik
pengobatan tradisional dengan cara memijat, mengusap atau mengurut, memanaskan atau
menghangatkan, atau menusuk pada titik atau area pada kaki, tangan, dan telinga yang
terhubung ke bagian tubuh atau organ lain melalui sistem saraf. Tekanan atau pijatan di titik
atau area tersebut akan merangsang pergerakan energi di sepanjang saluran saraf yang akan
membantu mengembalikan homeostasis (keseimbangan) energi tubuh.

TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat dari pijat pengobatan refleksi adalah:
a. Meningkatkan produksi hormone endorphine yang bersifat menenangkan, memberi
rasa nyaman, serta memperbaiki bagian tubuh yang sudah using dan rusak (Teori
Endorphin Pommeranz)
b. Meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh (promotif);
c. mencegah penyakit tertentu dengan menjaga kesehatan agar tetap prima (preventif);
d. mengatasi keluhan dan pengobatan terhadap penyakit tertentu dengan mengeluarkan
racun atau toksin (kuratif)
e. memulihkan kondisi kesehatan dan menyeimbangkan kerja organ tubuh (rehabilitatif).

DEFINISI AKUPUNTUR
Akupuntur merupakan teknik pengobatan yang menggunakan jarum tajam untuk
menstimulasi titik-titik pada jalur-jalur energy biasa disebut “Meridian”. Pengobatan
akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energy sepanjang
meridian.

MANFAAT TERAPI AKUPUNTUR


Berbagai teori yang mendukung akupunktur dapat digunakan sebagai terapi analgesia atau
penghilang nyeri, diantaranya:
a. Teori endorfin yang menyatakan bahwa akupuntur menstimulasi sekresi endorphin di
dalam tubuh, terutama enkephalin yang mempunyai efek analgesia.
b. Teori sistem saraf otonom yang mengungkapkan akupunktur mempengaruhi susunan
saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang berperanan dalam
patofisiologis nyeri.
c. akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri karena jarum akupunktur memicu
dilepaskannya adenosin, salah satu zat penghilang rasa sakit alami (Goldman, 2010).

INDIKASI AKUPUNTUR
Menurut standarisasi WHO yang disebut sebagai ”Proposed Standart International
Acupuncture Nomenclature”.Pada standar tersebut tercantum beberapa indikasi pada
pengobatan akupuntur sebagai berikut:
1. Saluran nafas: berbagai radang yang ditujukan untuk mengatasi kondisi alergi dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata: kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi.
3. Mulut: untuk penanggulangan nyeri dalam pencabutan dan peradangan kronis.
4. Saluran makanan dan lambung: berbagai kelainan fungsional yaitu otot, ekkresi asam
lambung, nyeri, dan peradangan.
5. Syaraf, otot, dan tulang : yaitu problem nyeri, kelemahan dan kelumpuhan serta
peradangan persendian.

KONTRAINDIKASI AKUPUNTUR
Menurut standarisasi WHO yang disebut sebagai ”Proposed Standart International
Acupuncture Nomenclature”.Pada standar tersebut tercantum beberapa kontra indikasi pada
pengobatan akupuntur sebagai berikut:
1. Penderita dalam keadaan hamil.
2. Penderita yang memakai pacu jantung.
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas.
4. Menusuk pada kulit yang sedang meradang.

EFEK SAMPING AKUPUNTUR


1. Pada sistem pernapasan. Jika ada penyumbatan pada sinus, klien akan mengalami
gejala flu dan jika ada kongesti pada paru-paru, klien akan mengalami gejala batuk.
Keadaan itu timbul karena tubuh membersihkan kelebihan lendir.
2. Pada ginjal. Setelah pemijatan, klien merasa ingin BAK lebih sering dan urine
mempunyai warna dan bau yang berbeda dari sebelumnya.
3. Jika ada kongesti pada sistem pencernaan, klien merasa ingin BAB lebih sering dan
banyak mengeluarkan gas.
4. Pada gangguan kulit, ruam kulit dapat menjadi lebih buruk, tetapi akhirnya membaik.
5. Pada kondisi arthritis, kadang nyeri akan menjadi lebih berat pada sendi yang terkena
selama 24 jam setelah pemijatan, tetapi akhirnya berkurang.
6. Pada wanita ada peningkatan sekresi vagina yang sedikit lebih asam dan tidak
mengenakkan.
7. Pada masalah kembung, mungkin akan TImbul rasa mual.
8. Kadang-kadang klien mengalami sakit kepala, bahkan migrain setelah pemijatan.
9. Klien merasa lelah setelah dipijat dikarenakan cara tubuh untuk menunjukkan bahwa
tubuh membutuhkan istirahat untuk penyembuhan.
10. Reaksi umum adalah tubuh merasa lebih relaks dan nyaman. Beberapa klien merasa
lebih berenergi setelah dipijat.
11. Terjadi kesemutan. Itu karena Qi (energi) yang mulanya terhambat mulai berjalan.
12. Setelah dilakukan terapi klien merasakan bersin dan menguap.

JENIS AKUPUNTUR
1. Akupuntur tradisional
Terapi akupuntur ini berdasarkan sistem meridian tubuh yang diturunkan dari seni
pengobatan tradisional Tiongkok.
2. Akupuntur modern
Terapi akupuntur ini menyempurnakan teknik akupuntur tradisional dengan pembagian
berdasarkan anatomi, penyakit, dan fisiologis pasien.Akupuntur modern juga
menggunakan berbagai alat tambahan untuk membantu proses pengobatan penyakit
seperti elekto akupuntur, aquapuncture, dan moksibasi.

MEKANISME ATAU TAHAPAN AKUPUNTUR


Mekanisme kerja akupuntur dalam pengobatanyaitu dimana secara medis, penusukan
titik akupuntur yang merupakan daerah kulit yang banyak mengandung serabut saraf akan
merangsang sistem persarafan sehingga menimbulkan reaksi setempat (peredaran darah
meningkat, produksi kolagen bertambah, dll), reaksi melalui jalur saraf tepi maupun saraf
pusat dan reaksi pelepasan zat-zat neurohumoral.
Sehingga adanya stimulasi pada titik akupuntur akan merangsang saraf di titik tersebut
dan akan mempengaruhi berbagai neurotransmitter (zat kimiawi otak) serta perubahan
biofisika. Zat kimia otak inilah yang dipercaya mampu menjaga keseimbangan fisiologis
tubuh dalam keadaan sehat maupun stres serta meningkatkan imunitas dan resistensi
(kekebalan dan perlawanan) tubuh terhadap penyakit.
MERIDIAN AKUPUNTUR (TEORI MERIDIAN AKUPUNTUR)
Meridian adalah suatu sistem lintasan abstrak yang membentuk jala-jala tempat Qi
mengalir secara teratur, berkala, berirama dan membentuk aliran siklus yang tertutup. Qi
adalah penggerak dan tanda kehidupan maka seseorang yang dikatakan sehat apabila Qi
mengalir didalam meridian secara teratur, berirama, dan membentuk siklus tertutup
(Dharmojono, 2001).
Dharmojono (2001) menyebutkan pembagian meridian dan titik-titik akupunktur terdapat
12 meridian organ dan 2 meridian istimewa unilateral, sebagai berikut:
1. Meridian Paru-paru (Lung - LU)
Meridian LU terdiri dari 11 meridian yang titik-titiknya tersebar mulai dari
dada, tulang rusuk, tulang selangka, otot-otot biseps pada sisi radial, lipatan siku,
pergelangan tangan, telapak tangan, sampai ibu jari.
2. Meridian Usus Besar (Large Intestine - LI)
Terdiri dari 20 titik tersebar mulai dari sisi radial jari telunjuk, punggung
tangan, sisi radial pergelangan tangan, lipatan siku, otot humeri dan deltoideus, tulang
bahu, tulang belikat, cuping hidung, sampai nasolabialis.
3. Meridian Lambung (Stomach - ST)
Terbagi menjadi 45 titik yang mengalir dari tepi bawah mata, sudut mulut, sudut
rahang, dahi, tulang klavikula bagian dada, tulang rusuk, sisi luar garis perut, lipatan
paha, lutut, lipatan kaki, sampai jari kaki.
4. Meridian Limpa (Spleen - SP)
Terdiri dari 21 titik yang mengalir mulai dari ibu jari kaki, mata kaki, di bawah
condylus tibiae, di atas patela, antara symfisis pubis dan patela, sisi luar pembuluh
darah paha, garis sisi luar perut III, garis sisi luar dada III, titik tengah penghubung
antara lekukan dalam ketiak dan ujung rusuk ke-12 serta antara rusuk ke-6
5. Meridian Jantung (Heart - HT)
Memiliki 9 titik meliputi tepi bawah otot pektoralis, atas lipatan siku, atas
lipatan pergelangan tangan, telapak tangan, dan sisi ulnar jari ke-5.

6. Meridian Usus Kecil (Small Intestine - SI) \


Terdiri dari 19 titik akupunktur yang berada pada alur meridian SI meliputi: sisi
ulnar jari ke-5, metacarpal, lipatan pergelangan tangan, lekukan ulnaris, belakang
sendi bahu, otot-otot sekitar bahu, antara lain; supraspinatus, sternocleidomastoideus,
scapulae.
7. Meridian Kandung Kemih (Bladder - BL)
Terdiri dari 67 titik yang mengalir mulai dari pangkal hidung, alis mata, tepat
diatas pupil mata dalam keadaan tertutup, dua jari dari sisi luar tulang belakang
punggung, bagian tengah lipatan bokong-paha, pertengahan paha bagian belakang,
lipatan lutut, mata kaki, telapak kaki, jari kelingking kaki.
8. Meridian Ginjal (Kidney - KI)
Terdiri dari 27 titik yang mengalir mulai dari telapak kaki, mata kaki, di depan
perlekatan tendon achiles, bagian luar meridian CV.
9. Meridian Perikardium (Pericard - PC)
Meridian PC terdiri dari 9 titik yang mengalir mulai dari bagian luar garis dada
II, lipatan ketiak, lipatan siku, pergelangan tangan, telapak tangan, bagian belakang
radial basis kuku.
10. Meridian Sanciao (Triple Energizer - TE)
Terdiri dari 23 titik yang mengalir mulai dari ujung jari manis tangan, jari
kelingking tangan, punggung tangan, pergelangan tangan, lipatan siku, di daerah
lekukan telinga, di atas apex telinga, ujung alis mata.
11. Meridian Kandung Empedu (Gallblader - GB)
Terdiri dari 44 titik yang mengalir melalui bagian bawah mandibula, di atas otot
pipi, sisi luar kepala, apex telinga, di belakang telinga, daerah dahi, batas bawah ujung
tulang rusuk ke-12, sisi luar sendi lutut, tulang mata kaki, telapak kaki.
12. Meridian Hati (Liver - LV)
Terdiri dari 14 titik yang terdapat pada ibu jari kaki, mata kaki bagian depan,
sisi bagian dalam arteri femoralis. Di bawah sisi luar tulang kemaluan, di bawah
ujung rusuk ke-11, di bawah puting susu.
13. Meridian TU (Governing Vessel - GV)
Terdiri dari 28 titik meridian yang mengalir mulai dari pertengahan antara
tulang ekor dan anus, di bawah proc. Spinosus lumbal ke-2, di bawah proc.spinalis
lumbar ke-1, titik tengah lekukan leher bagian belakang, lekukan antara otot
trapezius, di atas foramen magnum, garis tengah sagital kepala, dahi, ujung hidung, di
tenganh ujung bibir atas, di antara gusi atas dan ginggiva bibir atas.
14. Meridian REN (Conception Vessel - CV)
Terdiri dari 24 titik meridian yang tersebar mulai dari di antara anus dan
scrotum pada pria atau dengan labium majus pada wanita, pertengahan batas atas
simfisis pubis, di sekitar pusat, ujung proc.xypoideus, antara 2 puting susu, daerah
lekukan batas atas manubrium sterni, daerah lekukan adam’s apple.

SOP AKUPUNTUR
a. Pengertian:
Serangkaian tindakan yang memanfaatkan rangsangan pada titik-titik akupuntur pada
tubuh penderita, telinga, kepala, sekitar telapak kaki dan tangan untuk mempengaruhi
atau memperbaiki kesalahan aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi.

b. Persiapan alat :
1. Jarum (ukuran jarum : 0,5 cun, 1cun, 1,5 cun)
2. Bed/tempat yang datar
3. Sarung tangan (bila perlu)
4. Kapas alkohol
5. Bengkok

c. Prosedur :
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (Periksa tanda-tanda vital klien).
2. Berikan informed consent.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5. Beri salam, panggil nama klien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama).
6. Menanyakan keluhan utama klien.
7. Jelaskan tujuan, prosedur, kontrak waktu, dan hal yang perlu dilakukan klien selama
pengobatan berlangsung.
8. Berikan kesempatan kepada klien/anggota keluarga lainnya bertanya sebelum
kegiatan dilakukan.
9. Memulai kegiatan dengan cara yang baik.
10. Jaga privacy dengan menutup sampiran.
11. Atur posisi klien, posisikan klien pada posisi telentang (supine), duduk, duduk
dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring atau tengkurap dan berikan alas.
12. Bantu lepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan
akupunktur yang akan dilakukan, jika perlu.
13. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu.
14. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum dengan kapas alcohol.
- Ambil jarum sesuai ukuran ( 0,5 cun : wajah ; 1 cun : lengan ; 1,5 cun : bokong)
ukuran jarum disesuaikan dengan ketebalan kulit.
15. Jika menggunakan alat bantu masukkan jarum ke dalam alat bantu dan dekatkan
dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya berupa tabung kecil yang terbuat
dari bahan plastik seperti sedotan.
16. Jika jarum tebal: Jari salah satu tangan memegang bagian pegangan jarum, arahkan
mata jarum pada titik akupuntur terpilih, dan tusukkan dengan teknik tertentu (tegak
lurus, menyudut, sejajar dan lain-lain).
17. Jika jarum tipis: Jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan tangan
lainnya memegnag batang jarum sebagai pengarah mata jarum dan penunjang jarum.
18. Jika jarum berukuran kecil: jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang jarum (dekat
mata jarum), kemudian jarum ditusukkan dengan cara “memegaskan” jari telunjuk
dan jempol tersebut.
19. Tanyakan perasaan klien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah merasa
nyaman/belum.
20. Diamkan jarum di tempat penusukkan selama 15-20 menit.
21. Setelah sesi terapi selama 15-20 menit, cabut jarum dan desinfeksi dengan kapas
alcohol.
22. Katakan pada klien kalau terapi akupuntur sudah selesai.
23. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi akupuntur.
24. Beri reinforcement positif kepada klien.
25. Rapikan baju klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman.
26. Rapikan alat-alat.
27. Cuci tangan.
28. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan.
AKUPUNTUR DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan perawat dalam mengkaji pasien nyeri akut, meliputi mengkaji
perasaan pasien, menentapkan respon fisiologis pasien terhadap karakteristik nyeri
(Metode P, Q, R, S, T) diantaranya penyebab nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, tingkat
nyeri, serta durasi nyeri pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut.
3. Intervensi
1. Nyeri Akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam, diharapkan pasien dapat
memanagement nyeri.
Kriteria Hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
non-farmakologi untuk mengurangi nyeri)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
c. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan faktor presiptasi.
Rasional : untuk memastikan keadaan umum pasien terhadap nyeri yang
dialaminya.
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Rasional : untuk memantau perkembangan pasien.
3) Gunakan teknik komuniksi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Rasional : untuk menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan keadaan
pasien.
4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi (terapi akupuntur)
Rasional : untuk mengurangi nyeri yang dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmojono. 2001. Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi Jilid 1. Depok:
Trubus Agriwidya.

Hadikusumo, B.U. 1996. Tusuk Jarum Upaya Penyembuhan Alternatif. Yogyakarta:


Kanisius.

Med, Genvo. 2006. Teori Dasar Kedokteran Tradisional China. Yogyakarta: Kanisius.

Winarso, Agus Hendrik. 1997. Pedoman Lengkap Akupunktur dan Moksibasi. Semarang: L
Dahara Prize.

Anda mungkin juga menyukai