DEFINISI AKUPUNTUR
Akupuntur merupakan teknik pengobatan yang menggunakan jarum tajam untuk
menstimulasi titik-titik pada jalur-jalur energy biasa disebut “Meridian”. Pengobatan
akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energy sepanjang
meridian.
INDIKASI AKUPUNTUR
Menurut standarisasi WHO yang disebut sebagai ”Proposed Standart International
Acupuncture Nomenclature”.Pada standar tersebut tercantum beberapa indikasi pada
pengobatan akupuntur sebagai berikut:
1. Saluran nafas: berbagai radang yang ditujukan untuk mengatasi kondisi alergi dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata: kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi.
3. Mulut: untuk penanggulangan nyeri dalam pencabutan dan peradangan kronis.
4. Saluran makanan dan lambung: berbagai kelainan fungsional yaitu otot, ekkresi asam
lambung, nyeri, dan peradangan.
5. Syaraf, otot, dan tulang : yaitu problem nyeri, kelemahan dan kelumpuhan serta
peradangan persendian.
KONTRAINDIKASI AKUPUNTUR
Menurut standarisasi WHO yang disebut sebagai ”Proposed Standart International
Acupuncture Nomenclature”.Pada standar tersebut tercantum beberapa kontra indikasi pada
pengobatan akupuntur sebagai berikut:
1. Penderita dalam keadaan hamil.
2. Penderita yang memakai pacu jantung.
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas.
4. Menusuk pada kulit yang sedang meradang.
JENIS AKUPUNTUR
1. Akupuntur tradisional
Terapi akupuntur ini berdasarkan sistem meridian tubuh yang diturunkan dari seni
pengobatan tradisional Tiongkok.
2. Akupuntur modern
Terapi akupuntur ini menyempurnakan teknik akupuntur tradisional dengan pembagian
berdasarkan anatomi, penyakit, dan fisiologis pasien.Akupuntur modern juga
menggunakan berbagai alat tambahan untuk membantu proses pengobatan penyakit
seperti elekto akupuntur, aquapuncture, dan moksibasi.
SOP AKUPUNTUR
a. Pengertian:
Serangkaian tindakan yang memanfaatkan rangsangan pada titik-titik akupuntur pada
tubuh penderita, telinga, kepala, sekitar telapak kaki dan tangan untuk mempengaruhi
atau memperbaiki kesalahan aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi.
b. Persiapan alat :
1. Jarum (ukuran jarum : 0,5 cun, 1cun, 1,5 cun)
2. Bed/tempat yang datar
3. Sarung tangan (bila perlu)
4. Kapas alkohol
5. Bengkok
c. Prosedur :
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (Periksa tanda-tanda vital klien).
2. Berikan informed consent.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5. Beri salam, panggil nama klien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk
pertemuan pertama).
6. Menanyakan keluhan utama klien.
7. Jelaskan tujuan, prosedur, kontrak waktu, dan hal yang perlu dilakukan klien selama
pengobatan berlangsung.
8. Berikan kesempatan kepada klien/anggota keluarga lainnya bertanya sebelum
kegiatan dilakukan.
9. Memulai kegiatan dengan cara yang baik.
10. Jaga privacy dengan menutup sampiran.
11. Atur posisi klien, posisikan klien pada posisi telentang (supine), duduk, duduk
dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring atau tengkurap dan berikan alas.
12. Bantu lepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan
akupunktur yang akan dilakukan, jika perlu.
13. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu.
14. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum dengan kapas alcohol.
- Ambil jarum sesuai ukuran ( 0,5 cun : wajah ; 1 cun : lengan ; 1,5 cun : bokong)
ukuran jarum disesuaikan dengan ketebalan kulit.
15. Jika menggunakan alat bantu masukkan jarum ke dalam alat bantu dan dekatkan
dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya berupa tabung kecil yang terbuat
dari bahan plastik seperti sedotan.
16. Jika jarum tebal: Jari salah satu tangan memegang bagian pegangan jarum, arahkan
mata jarum pada titik akupuntur terpilih, dan tusukkan dengan teknik tertentu (tegak
lurus, menyudut, sejajar dan lain-lain).
17. Jika jarum tipis: Jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan tangan
lainnya memegnag batang jarum sebagai pengarah mata jarum dan penunjang jarum.
18. Jika jarum berukuran kecil: jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang jarum (dekat
mata jarum), kemudian jarum ditusukkan dengan cara “memegaskan” jari telunjuk
dan jempol tersebut.
19. Tanyakan perasaan klien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah merasa
nyaman/belum.
20. Diamkan jarum di tempat penusukkan selama 15-20 menit.
21. Setelah sesi terapi selama 15-20 menit, cabut jarum dan desinfeksi dengan kapas
alcohol.
22. Katakan pada klien kalau terapi akupuntur sudah selesai.
23. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi akupuntur.
24. Beri reinforcement positif kepada klien.
25. Rapikan baju klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman.
26. Rapikan alat-alat.
27. Cuci tangan.
28. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan.
AKUPUNTUR DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan perawat dalam mengkaji pasien nyeri akut, meliputi mengkaji
perasaan pasien, menentapkan respon fisiologis pasien terhadap karakteristik nyeri
(Metode P, Q, R, S, T) diantaranya penyebab nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, tingkat
nyeri, serta durasi nyeri pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut.
3. Intervensi
1. Nyeri Akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam, diharapkan pasien dapat
memanagement nyeri.
Kriteria Hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
non-farmakologi untuk mengurangi nyeri)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
c. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi
1) Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan faktor presiptasi.
Rasional : untuk memastikan keadaan umum pasien terhadap nyeri yang
dialaminya.
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Rasional : untuk memantau perkembangan pasien.
3) Gunakan teknik komuniksi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Rasional : untuk menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan keadaan
pasien.
4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi (terapi akupuntur)
Rasional : untuk mengurangi nyeri yang dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmojono. 2001. Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi Jilid 1. Depok:
Trubus Agriwidya.
Med, Genvo. 2006. Teori Dasar Kedokteran Tradisional China. Yogyakarta: Kanisius.
Winarso, Agus Hendrik. 1997. Pedoman Lengkap Akupunktur dan Moksibasi. Semarang: L
Dahara Prize.