Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

KEPENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 6 BANDUNG

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019

Oleh:

Anesya Octaviana Putri Taufik

1504761

Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN

DIREKTORAT AKADEMIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN


(PPL)

DI SMK NEGERI 6 BANDUNG

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019

Menyetujui:

Dosen Pembimbing PPL Guru Pamong PPL

Nitih Indra K. D., S.Pd., M.T. Santhi Sri Rusendang, S.Pd.


NIP. 9201712 19850413 2 01 NIP. 197703162014102001
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya praktikan akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung
(SMKN 6 Bandung).
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian PPL,
dan merupakan hasil dari pengalaman praktikan berinteraksi di SMK Negeri 6
Bandung yang dikemas dalam bentuk laporan. Mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat di kemudian hari, baik untuk pihak SMK Negeri 6 Bandung serta
praktikan. Laporan PPL ini berisi mengenai masalah-masalah, faktor penyebab
masalah dan upaya penanggulanan masalah yang dialami praktikan selama
melaksanakan PPL di SMKN 6 Bandung dari mulai bulan Februari sampai dengan
bulan Mei 2019.
Selanjutmya, praktikan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu praktikan dalam melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan di SMKN 6 Bandung dan dalam rangka penyusunan laporan ini, sehingga
praktikan mampu menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Untuk itu
praktikan berterima kasih terutama kepada:
1. Allah SWT karena atas segala kuasa-nya semua ini bisa terjadi
2. Kedua orang tua praktikan yang senantiasa memanjatkan doa, memberi
semangat hingga praktikan dapat menuntaskan PPL di SMKN 6 Bandung.
3. Drs. H. R. Muhammad Lukman, M. Si. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 6
Bandung
4. Para Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Bandung atas segala arahan dan
bantuan yang telah diberikan
5. Hj. Rini Sundhari selaku Koordinator Guru Pamong yang telah
mengkoordinasikan dan membimbing kami melaksanakan PPL di SMKN 6
Bandung
6. Nitih Indra K. D., S.Pd. M.T.. selaku dosen pembimbing untuk bimbingan dan
arahannya
iii

7. Bapak Drs. Yunis selaku Kepala rogram keahlian Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan SMKN 6 Bandung atas semua bimbingan dan arahannya
selama praktikan melaksanakan PPL
8. Santhi Sri Rusendang, S.Pd selaku guru pamong atas segala bimbingan, arahan
dan perhatian dalam membimbing praktikan selama PPL.
9. Bapak Budi Saepulyadi S.Pd., dan Ibu Linda Yuniarti S.Pd, selaku guru mata
pelajaran konstruksi dan utilitas gedung atas segala kepercayaan dan
pengalaman yang diberikan pada praktikan selama PPL berlangsung.
10. Bapak Hadi S.Pd, selaku guru mata pelajaran estimasi biaya konstruksi yang
terlah memberikan kepercayaan dan arahannya dalam proses pengelolaan kelas
dan pemberian motivasi pada praktikan selama PPL.
11. Bapak H. Cecep Wawan S.Pd dan Ibu Dwi Kusumaningsih S.Pd selaku guru
mata pelajaran konstruksi jalan dan jembatan atas pengalaman yang sudah
diberikan kepada praktikan dalam pelaksanaan PPL.
12. Bapak dan Ibu guru di Program Keahlian Desain Permodelan dan Informasi
Bangunan serta staf SMK Negeri 6 Bandung atas segala bantuannya
13. Rekan-rakan praktikan PPL baik di SMK Negeri 6 Bandung yang selalu
memberi semangat dan bantuan untuk menunjang kelancaran PPL ini
14. Siswa-siswi SMK Negeri 6 Bandung yang telah membantu praktek
kependidikan ini khususnya siswa kelas XI DPIB 4, dan XI DPIB 7.
15. Semua pihak yang telah membantu praktikan dan tidak dapat disebutkan satu
persatu
Praktikan pula menyadari bahwa laporan PPL yang telah disusun ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, permohonan maaf praktikan sampaikan
sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekurangan baik yang dilakukan secara
sadar maupun tidak sadar. Akhir kata harapan dari laporan ini semoga dapat
bermanfaat serta memberi perluasan ilmu dan pemahaman khususnya untuk
praktikan pribadi dan umumnya untuk pembaca.
Bandung, Mei 2019
Praktikan
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... vi

BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN


PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) .......................................................... 1

1.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 3


1.2 Proses Penampilan .............................................................................................. 6
1.3 Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler ................................................................. 10
1.4 Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan ................................... 12
1.5 Proses Bimbingan ............................................................................................. 15
BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI ....................... 17

2.1 Penyusunan RPP ............................................................................................... 17


2.2 Proses Penampilan ............................................................................................ 18
2.3 Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler................................................................... 20
2.4 Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah ............................................................... 20
2.5 Proses Bimbingan ............................................................................................. 21
BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PPL .......................................... 22

3.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 22


3.2 Proses Penampilan ............................................................................................ 22
3.3 Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler ................................................................. 23
3.4 Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah .............................................................. 24
3.5 Proses Bimbinan ............................................................................................... 24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 25

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 25


4.2 Saran ................................................................................................................. 26
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses pengenalan praktikan pada siswa ......................................................... 7

Gambar 1.2 Proses pembelajaran di dalam kelas (KBM) XI DPIB 7 ................................. 8

Gambar 1.3 Proses pembelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung kelas XI DPIB 4 ......... 9

Gambar 1.4 Proses asistensi dalam kelas Konstruksi Jalan dan Jembatan XI DPIB 7 ..... 10

Gambar 1.5 Proses Upacara Bendera................................................................................

Gambar 1.6 Proses pemberian tugas dan pengawasan kelas XI TKR pada mata pelajaran
Kewirausahaan...................................................................................................................

Gambar 1.7 Rapat progress PPL antara pihak sekolah dan seluruh mahasiswa PPL........

Gambar 1.8 Pembagian kartu UNBK yang dibantu proktor Lab TAV ...........................20

Gambar 2.1 Proses Latihan PMR sub divisi Tandu .......................................................... 20


vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kalender Akademik...........................................................................


Lampiran 2 Analisis Jumlah Hari Efektif..............................................................
Lampiran 3 Program Tahunan...............................................................................
Lampiran 4 Program Semester..............................................................................
Lampiran 5 Analisis SKl, KI, KD.........................................................................
Lampiran 6 Analisis IPK, Tujuan Pembelajaran, dan Materi Pembelajaran.........
Lampiran 7 Silabus................................................................................................
Lampiran 8 RPP....................................................................................................
Lampiran 9 Jurnal Harian......................................................................................
Lampiran 10 Jadwal Piket.......................................................................................
i

BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Pendidikan merupakan hal yang menjadi dasar atas perkembangan


seseorang. Perkembangan seseorang dapat dikatakan meningkat seiring dengan
peningkatan kualitas diri. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting demi
tercapainya peningkatan kualitas diri seseorang. Karena melalui pendidikan,
perubahan masyarakat dapat dilakukan. Pendidikan sangat penting, karena
pendidikan memberikan pengetahuan mengenai hal hal yang terdapat dalam
lingkungan seseorang, pendidikan membuat hal yang sebelumnya tidak diketahui
menjadi hal yang kemudian dipahami. Dan dengan proses pendidikan, manusia
dapat merubah diri mereka menuju perubahan ke arah positif yang dilihat dari
berbagai aspek, mulai dari aspek kognitif, psikomotrik, hingga pada aspek afektif.
Ketika ketiga aspek sudah berkembang, maka selanjutnya akan memudahkan
seseorang untuk meraih karir sesuai dengan harapannya. Selain itu, dengan adanya
pendidikan maka dapat membantu kemajuan bangsa agar dapat bersaing secara
kompetitif dengan negara lain, karena sumber daya manusia yang dihasilkan dalam
proses pendidikan menjadi berkompeten dan sikap yang dimilikinya dapat
dipertanggung jawabkan di dunia kerja, sehingga kemajuan bangsa dapat tercipta
ditangan masyarakat yang berpendidikan.
Dalam mencapai hal yang sudah disebutkan diatas, maka pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya sehingga hasil yang diperoleh dapat selaras
dengan hasil yang diharapkan. Pendidikan dapat terlaksana dengan baik ketika
dijalankan dan didukung oleh semua pihak yang terlibat. Peran dari orang tua,
masyarakat, sekolah, hingga pemerintah dibutuhkan demi terlaksananya
pendidikan yang berkualitas.
Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi negeri yang
memiliki label pendidikan, dimana lulusannya diharapkan menjadi calon – calon
pendidik yang unggul sehingga setiap mahasiswa yang mengambil jurusan dengan
2

label pendidikan akan menjalani kegiatan atau mata diklat yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan. Dalam rangka mewujudkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Universitas Pendidikan Indonesia yang diwakili oleh Divisi
Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) berupaya untuk merealisasikan hal
tersebut melalui pelaksanaan Program Pelatihan Lapangan. Program Pelatihan
Lapangan ini merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan
tujuan agar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan
dalam proses perkuliahan pada situasi nyata di lapangan, yaitu melaksanakan tugas
di satuan lembaga pendidikan.
Program Pelatihan Lapangan atau yang biasa dikenal dengan sebutan PPL
kependidikan ini penting bagi mahasiswa atau calon guru, karena berkat program
ini mahasiswa akan belajar bagaimana mengambil peran sebagai pendidik (guru)
profesional secara tersupervisi juga sebagai mata kuliah untuk mengenalkan
aktivitas pengalaman lapangan kependidikan sejak dini (early exposure
experience). Selain itu, program PPL juga bertujuan untuk memantapkan
penguasaan kompetensi akademik yang dimiliki mahsiswa, mengembangkan
identitas profesi sebagai pendidik serta memberi bekal pengalaman dalam
penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah
selayaknya guru profesional.
Pada pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ini, praktikan melakukan
praktek kependidikannya di SMK Negeri 6 Bandung, yang berada di Jalan
Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 40295 Tlp/Fax. 7563293. Pelaksanaan kegiatan
PPL ini berlangsung selama 4 (empat) bulan terhitung mulai dari bulan Februari
sampai bulan Mei 2019. Selama pelaksanaan PPL, praktikan berperan aktif dalam
kegiatan yang diadakan di sekolah tempat pelaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Adapun kegiatan yang dilakukan selama melaksanaan PPL di
SMK Negeri 6 Bandung seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut.
3

Tabel 1.1
Daftar Kegiatan Harian

NO HARI WAKTU KEGIATAN


07.00 – 07.45 Upacara Bendera
KBM Estimasi Biaya Konstruksi XI
07.45 – 11.00
1 Senin DPIB 4
KBM Konstruksi Jalan dan Jembatan XI
13.00 – 16.00
DPIB 7
07.00 – 11.00 Piket Jurusan
2 Selasa KBM Konstruksi dan Utilitas Gedung XI
13.00 – 17.00
DPIB 4
Asmaul Husna, Shalat duha berjamaah
07.00 – 07.45
3 Rabu dan pengumuman
13.00 – 16.00 Piket Jurusan

4 Kamis – Bimbingan ke Kampus

07.00 – 11.00 Piket Hubungan Industri


5 Jum’at
13.00 – 16.00 Piket Hubungan Industri

Ketika kegiatan PPL berlangsung, praktikan mendapat banyak pengalaman,


baik yang didalam kegiatan pembelajaran, maupun diluar kegiatan pembelajaran.
Perjalanan kegiatan PPL ini tidak selalu berjalan dengan lancar, karena terkadang
praktikan mendapat beberapa kendala serta permasalah-permasalahan. Atas dasar
itu, praktikan merumuskan beberapa kendala atau permasalahan-permasalahan
yang muncul selama kegiatan PPL berlangsung, yaitu:

1.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah skenario atau suatu
pendekatan pembelajaran yang disusun secara sistematis dalam proses perencanaan
dan pengembangan pembelajaran di dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dan terpenuhi. Penyusunan RPP per kompetensi adalah kegiatan
4

perencanaan pembelajaran dalam kelas yang harus diikuti oleh setiap siswa sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya.
Penyusunan RPP memiliki tujuan sebagai acuan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara optimal,
efektif, dan efisien. Penyusunan RPP dilakukan melalui beberapa tahapan sebelum
dapat diaplikasikan dalam kelas, adapun tahapan penyusunan RPP adalah :
1. Pengintegrasian substansi non-intruksional khususnya pada aspek kecakapan
hidup ke dalam substansi intruksional.
2. Penentuan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
karateristik siswa juga tempat pembelajaran.

Praktikan sendiri seringkali mengalami dan menemukan beberapa masalah


terkait penyusunan RPP. Permasalahan – permasalah tersebut diantaranya :
1. Kurangnya pengetahuan Praktikan tentang tata cara pembuatan RPP pada awal
pembuatannya;
2. Sulitnya menginterpretasikan silabus sehingga menjadi RPP yang baik dan
benar;
3. Penyusunan dari RPP pertemuan pertama hingga terakhir adalah sulitnya
menentukan alokasi waktu yang tepat untuk proses pembelajaran agar berjalan
secara efektif dan efisien. Terkadang alokasi waktu di RPP sulit dilakukan pada
saat mengajar secara langsung dalam kelas karena banyak faktor.
4. Praktikan merasa sedikit kebingungan dalam menentukan metode, model, dan
media pembelajaran pada RPP.
5. Memotivasi peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.

Hasil penyusunan rencana pembelajaran ini berupa Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) per kompetensi, dengan menggunakan format Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses Permendikan No.
65/2013. RPP yang digunakan di SMK Negeri 6 Bandung adalah RPP Kurikulum
2013 revisi.
5

Dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini praktikan


mendapat bimbingan dan arahan dari Guru Pamong di SMK Negeri 6 Bandung
yaitu Ibu Santhi Sri Rusendang S.Pd. Adapun permasalahan yang dialami dalam
penyusunan RPP ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi Inti. Dalam RPP sesuai dengan format RPP kurikulum 2013 revisi
ini, kompetensi inti dari semua mata pelajaran dan semua materi adalah sama,
sehingga para guru tidak perlu mengganti lagi kompetensi inti pada RPP.
2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi. Dalam penyusunan
kompetensi dasar ini, praktikan sering mengalami kesulitan dalam
merumuskan kompetensi dasar yang sesuai dengan pedoman pembelajaran
kurikulum 2013 revisi.
3. Tujuan Pembelajaran. Dalam penyusunan tujuan pembelajaran ini, praktikan
sering mengalami kesulitan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang
dapat menggambarkan pencapaian aspek sikap dan keterampilan serta kata
kerja operasional yang harus beragam.
4. Materi Pembelajaran. Dalam penyusunan RPP sering terkendala dengan
materi. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran pada buku acuan maupun
buku paket pegangan peserta didik tidak sesuai Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan guru
mengalami kesulitan menyampaikan materi atau konsep-konsep yang harus
dipahami oleh peserta didik, karena guru takut jika materi yang disampaikan
terlalu dangkal atau terlalu mendalam sehingga menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran.
5. Metode Pembelajaran. Dalam penentuan media, praktikan terkadang
mengalami kesulitan karena tidak semua media bisa diterapkan disemua kelas
jadi praktikan harus menyiapkan media lain agar pembelajaran tetap bisa
berjalan dengan lancar.
6. Kegiatan Pembelajaran. Dalam menyusun kegiatan pembelajaran, praktikan
sering mengalami kesulitan karena alokasi waktu. Praktikan juga mengalami
kesulitan ketika menyusun skenario pembelajaran secara sistematis.
6

7. Penilaian Hasil Pembelajaran. Dalam pembuatan butir soal sering tidak


memperhatikan waktu secara proporsional, sehingga sering tidak dapat
dilaksanakan evaluasi. Selain itu, evaluasi untuk aspek psikomotorik dan aspek
afektif praktikan mengalami kesulitan.

1.2 Proses Penampilan

Proses penampilan terjadi ketika ada hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Proses
penampilan mengajar ini dilakukan selama minimal 16 kali pertemuan. Dalam
proses penampilan atau kegiatan mengajar ini, Praktikan harus memiliki kesiapan
mental, kestabilan emosi, dan menuntut penguasaan materi yang akan diajarkan,
serta kemampuan dalam menyampaikan materi tersebut sesuai metode
pembelajaran yang dipilih, sehingga dapat tercipta suasana belajar yang kondusif,
edukatif, komunikatif dan tidak monoton.
Hal yang utama perlu diperhatikan oleh praktikan selama PPL adalah
penampilan mengajar di kelas, oleh karena itu proses kesiapan mengajar dan
persiapan materi perlu diperhatikan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Penampilan guru di dalam kelas merupakan salah satu tolak ukur terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Apabila penyampaian materi tersebut dilakukan
secara terarah dan kemampuan mengajar dilakukan dengan baik, maka peserta didik
pun akan mengikuti pelajaran dengan baik.
Praktikan diberi kesempatan untuk mengajar tiga mata pelajaran, yaitu mata
pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi di hari senin pada jam 07.45 – 11.00 yang
bertempat di kelas XI DPIB 4, lalu dilanjutkan mata pelajaran Konstruksi Jalan dan
Jembatan pukul 13.00 – 16.00 pada kelas XI DPIB 7, serta mata pelajaran
Konstruksi dan Utilitas Gedung yang berlangsung pada hari selasa, pukul 13.00 –
17.00 pada XI DPIB 4.
Proses pembelajaran yang dilalui praktikan pada pelaksanaan dilapangan
ternyata memiliki banyak kesulitan. Meskipun praktikan telah diberikan cukup
banyak bekal saat proses perkuliahan, ternyata banyak hal yang harus diterima dan
banyak proses adaptasi yang praktikan lakukan berbeda dengan proses
7

pembelajaran di bangku kuliah. Pada awal pertemuan, praktikan merasa gugup dan
takut menghadapi murid – murid, namun seiring berjalannya waktu dan berkat
bimbingan guru pamong dan guru mata pelajaran. Lambat laun praktikan mulai
terbiasa dan menikmati peran sebagai guru di dalam kelas. Adapun perkembangan
yang praktikan alami dalam proses pembelajaran di dalam kelas dapat dilihat dalam
uraian berikut:
1. Pertemuan Pertama

Gambar 1.1
Proses pengenalan praktikan pada siswa

(Dokumen Pribadi, 2019)

Praktikan merasa sangat gugup dan canggung ketika pertama kali


diperkenalkan guru pamong dan guru mata pelajaran pada kelas XI DPIB 4 dan
XI DPIB 7 pada setiap mata pelajaran yang praktikan pilih. Meskipun didampingi,
praktikan sedikit demi sedikit mencoba untuk melakukan interaksi dengan siswa
dan perasaan gugup lambat laun hilang. Bahasa yang praktikan gunakan masih
terasa sangat formal sehingga kelas menjadi kaku dan canggung. Beruntungnya,
siswa sangat kooperatif sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
lancar.
8

2. Pertemuan Kedua

Gambar 1.2
Proses pembelajaran di dalam kelas (KBM) XI DPIB 7

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Praktikan sudah mulai dipercaya mengajar secara mandiri pada pertemuan


kedua. Kesulitan yang praktikan alami adalah menyesuaikan RPP yang sudah
dibuat sebelumnya dengan kondisi lapangan. Praktikan mengalami sedikit
kesulitan mengendalikan kelas dengan durasi yang cukup lama (6 jam pada mata
pelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung, 5 jam pada mata pelajaran Konstruksi
Jalan dan Jembatan). Rasa canggung yang dialami praktikan sebelumnya sudah
mulai teratasi dan interaksi mulai berlangsung secara 2 arah karena praktikan
sudah mulai mengenal siswa. Situasi pembelajaran dapat terlihat pada gambar 1.2
diatas. Siswa sudah semakin kooperatif walaupun kondisi kelas tidak kondusif.
3. Pertemuan Ketiga
Siswa sudah berinteraksi secara konstan untuk asistensi dan bertanya saat
praktikan selesai memberikan materi baik pada kelas estimasi biaya konstruksi,
kelas konstruksi jalan dan jembatan, dan kelas konstruksi dan utilitas gedung.
Beberapa dari siswa mulai merespon secara sangat baik atas materi yang diberikan
dan RPP berjalan dengan cukup baik meskipun masih terdapat beberapa adaptasi
yang dilakukan secara spontan dalam kelas. Suasana kelas sudah semakin kondusif
meskipun terdapat beberapa kali titik keributan di dalam kelas. Praktikan juga
9

sudah menggunakan bahasa formal yang lebih santai sehingga kelas tidak menjadi
kaku dan membosankan.
4. Pertemuan Keempat dan Kelima
Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki praktikan menjadi kesulitan karena
materi ajar yang kompleks pada pertemuan ini tidak sebanding dengan tingkat
penguasaan materi praktikan sehingga siswa tidak menyerap materi secara
maksimal. Beruntungnya, pada saat proses asistensi, guru mata pelajaran membantu
praktikan dalam menjelaskan kembali materi pada siswa menggunakan bahasa yang
lebih dimengerti oleh siswa sehingga praktikan dapat menyesuaikan bahasa
pengantar menjadi lebih sederhana seperti dalam gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3
Proses pembelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung kelas XI DPIB 4

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Karakteristik siswa sudah terlihat perbedaannya sehingga praktikan dapat


menyesuaikan proses penyampaian asistensi pada ketiga mata pelajaran yang
praktikan pilih.
10

5. Pertemuan Keenam sampai Kedelapan

Gambar 1.4
Proses asistensi dalam kelas Konstruksi Jalan dan Jembatan XI DPIB 7

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Pada pertemuan menjelang akhir praktikan sudah mulai merasa nyaman


dalam mengajar dan siswa semakin inisiatif untuk melakukan asistensi di dalam
kelas seperti yang terlihat pada gambar 1.4 diatas. Penyesuaian atau adaptasi
masih tetap praktikan lakukan jika ada hal yang tidak sesuai antara RPP dan
kondisi di dalam kelas. Interaksi sudah terjalin intens dan semangat siswa belajar
di dalam kelas membuat waktu belajar di dalam kelas menjadi efektif dan tidak
terasa.

1.3 Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler


Selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas, di SMK Negeri 6 Bandung
siswa dapat melakukan kegiatan asistensi di luar jam pelajaran. Ini dimaksudkan
untuk lebih memperdalam materi yang kurang jelas di dalam kelas. Praktikan
menerima asistensi di luar jam mengajar dan piket hubungan industri. Selain itu
dengan proses asistensi praktikan dapat mengukur sejauh mana progress gambar
maupun pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh siswa. Proses asistensinya nyatanya
cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa baik mengenai materi
11

Konstruksi Utilitas dan Gedung, Estimasi Biaya Konstruksi, dan Konstruksi Jalan
Jembatan.
Ekstrakulikuler kemudian hadir untuk menambah kegiatan positif yang
dapat dilakukan oleh siswa di lingkungan sekolah. Selain untuk menyalurkan hobi
dan minat ternyata sebagian besar prestasi yang dihasilkan siswa SMK Negeri 6
Bandung bersal dari sektor ini. Adapun ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh
siswa adalah :
1. Ekstra Kurikuler Wajib, diantaranya:
 PRAMUKA dan OSIS
2. Ekstra Kurikuler Non Wajib, diantaranya:
 Paskibra
 PMR
 Marching Band
 ROHIS
 Keputrian
 Basket Ball
 Volli Ball
 Futsal
 Bulu Tangkis
 Karate
 Pencak Silat
 Angklung
 Japaneese Club
 English Club

Praktikan sendiri berpartisipasi dalam ekstrakulikuler PMR dan English Club


dimana praktikan terlibat dalam latihan mingguan bersama Ekstrakulikuler sub
divisi tandu dan sub divisi conversation untuk English Club. Tetapi, praktikan juga
menemui kesulitan terlebih dalam keterlibatan praktikan pada ekstrakulikuler
12

english club. Hal itu disebabkan karena ekstrakuler ini vakum dan tidak terdapat
kegiatan lanjutan.

1.4 Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan


Selama melaksankaan Program Pengalaman Lapangan (PPL), praktikan
turut serta dalam beberapa kegiatan rutin yang diadakan di sekolah. Adapun
kegiatan-kegiatan yang ikut dilakukan Praktikan selama PPL di SMK Negeri 6
Bandung, antara lain:
1. Upacara Bendera

Gambar 1.5
Proses Upacara Bendera

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Upacara penaikan bendera merupakan kegiatan rutin mingguan yang


dilaksanakan praktikan selama proses PPL pada setiap senin pagi seperti yang
terlihat pada gambar 1.5 diatas. Pada beberapa kesempatan, sekolah
mengundang profesional untuk menjadi pembina upacara. Diantaranya BNN
provinsi Jawa Barat, dan Polres Sukasari. Selain itu pada hari hari besar
kenegaraan, SMK Negeri 6 Bandung melaksanakan upacara dengan cara yang
berbeda. Hal ini terlihat ketika upacara bendera bertepatan dengan hari Kartini
dimana seluruh petugas upacara yang bertugas termasuk pembina Upacara
adalah perempuan.
13

2. Piket Jurusan
Piket Jurusan merupakan kegiatan yang dilakukan praktikan bila tidak ada
jadwal mengajar dan piket hubungan industri. Praktikan berada di ruang tata
kelola agar guru dapat dengan mudah mencari praktikan apabila praktikan
dibutuhkan kehadirannya seperti yang terlihat pada gambar 1.6 berikut ini.

Gambar 1.6
Proses pemberian tugas dan pengawasan kelas XI TKR pada mata pelajaran Kewirausahaan

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Adapun hal – hal dikerjakan selama piket jurusan adalah :


 Memberikan tugas apabila guru yang bersangkutan tidak dapat
melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.
 Masuk kelas dan mengawasi keberlangsungan mata pelajaran apabila
guru yang bersangkutan berhalangan hadir.
 Membantu proses input nilai
 Membantu proses pembuatan soal UTS dan PAS yang dipandu guru
mata pelajaran.
 Membantu kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan di Jurusan
seperti persiapan UJIKOM
14

3. Piket Hubungan Industri


Praktikan melakukan piket kependidikan di SMK Negeri 6 Bandung
disamping piket jurusan. Praktikan ditempatkan untuk membantu bagian
Hubungan Industri dimana kewajiban yang harus dilakukan petugas piket di
bagian Hubungan Industri adalah :
a. Membantu para guru di Hubin dalam membuat dokumen
b. Membantu para guru di Hubin dalam mengedit administrasi
c. Membantu para guru di Hubin dalam memberikan pelayanan informasi
kepada siswa yang berhubungan dengan industri dan sekolah.
d. Membantu para Guru dalam penerimaan tamu yang berkunjung ke Hubin.
e. Membantu siswa dalam pembuatan surat pengajuan prakerin.
f. Membantu dalam proses pembuatan sertifikat prakerin.

Praktikan tidak mengalami banyak kesulitan ketika melaksanakan piket


pada bagian ini, karena tugas yang rinci dan detail membuat praktikan tidak
kebingungan dalam melaksanakan tugas di bagian Hubungan Industri ini.

4. Kegiatan sekolah
Selain kegiatan piket, praktikan juga terlibat dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan sekolah. Ini bertujuan untuk mengenalkan kegiatan kegiatan yang
dilakukan sekolah pada mahasiswa selaku calon guru. Kegiatan tersebut
diantaranya dilibatkan menjadi pengawas dalam beberapa TryOut kelas XII,
USBN, UNBK, dan Psikotest kelas X seperti beberapa kegiatan yang terlihat
pada gambar 1.7 dan 1.8 berikut.
15

Gambar 1.7
Rapat progress PPL antara pihak sekolah dan seluruh mahasiswa PPL

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

Gambar 1.8
Pembagian kartu UNBK yang dibantu proktor Lab TAV SMKN 6 Bandung

(Dokumentasi Pribadi, 2019)

1.5 Proses Bimbingan

Kesulitan-kesulitan dan masalah kadang kala dialami praktikan selama


melaksanakan kegiatan PPL di SMK Negeri 6 Bandung. Demi kelancaran dan
pencapaian tujuan Program Pengalaman Lapangan, perlu adanya bimbingan dan
arahan dari semua pihak terutama Dosen Pembimbing, Guru Pamong PPL,
maupaun Koordinator Guru Pamong PPL.
16

1. Guru Pamong
Proses bimbingan Praktikan dengan Guru Pamong berjalan dengan lancar.
Kegiatan bimbingan dilakukan sesuai dengan jadwal waktu kosong Guru
Pamong atau biasanya Guru Pamong yang meminta untuk diskusi mengenai
perkembangan pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan program pengalaman
lapangan ini praktikan diberi kesempatan untuk mengajarkan mata pelajaran
Konstruksi Utilitas dan Gedung, Estimasi Biaya Konstruksi dan Konstruksi
Jalan dan Jembatan untuk kelas XI dengan Ibu Shanty Sri Rusendang, S.Pd
sebagai guru pamong praktikan selama PPL.
Pada proses bimbingan ini praktikan mendapatkan penjelasan bagaimana
seharusnya mengajar, evaluasi penampilan, dan pemberian saran dan masukan
untuk pertemuan mengajar selanjutnya. Kegiatan bimbingan dengan guru
pamong berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), persiapan
materi yang akan diajarkan, penampilan mengajar dan kegiatan lain yang
menunjang praktikan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan.

2. Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing praktikan dalam melaksanakan PPL yang ditunjuk oleh
P2JK UPI adalah Ibu Nitih indra Komala Dewi, S.Pd., M.T. Bimbingan yang
dilakukan praktikan dengan dosen pembimbing terbilang jarang. Bimbingan
terjadi ketika praktikan mendapat kesempatan untuk ke kampus atau ketika
dosen pembimbing datang ke SMK Negeri 6 Negeri Bandung untuk melihat
keadaan praktikan di sekolah. Bimbingan yang dilakukan praktikan kepada
dosen pembimbing adalah konsultasi jika ada kendala-kendala yang dialami
praktikan ketika mengajar ataupun ketika diluar jam belajar.
17

BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI

Setiap masalah-masalah yang dihadapi selama Program Pengalaman


Lapangan (PPL) pasti memiliki faktor penyebab dari permasalahan tersebut.
Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah selama kegiatan PPL dapat dirumuskan
dari masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya mulai dari penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sampai dengan proses bimbingan.
2.1 Penyusunan RPP

Faktor-faktor penyebab dari setiap masalah yang dihadapi pada saat penyusunan
RPP adalah sebagai berikut.
a. Perumusan analisis IPK dan Tujuan Pembelajaran mengalami beberapa
kendala, kendala ini disebabkan karena praktikan baru menjumpai dan tidak
familiar dengan sistem pembedahan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b. Praktikan tidak familiar dengan perumusan A, B, C, D (Audience, Behaviuor,
Condition dan Degree) dalam penyusunan silabus mata pelajaran yang
berdampak pada kurang jelasnya capaian pembelajaran yang harus tertuang
dalam RPP.
c. Sulitnya menginterpretasikan silabus sehingga menjadi RPP yang baik dan
benar.
d. Kurangnya pengetahuan Praktikan tentang tata cara pembuatan RPP pada awal
pembuatannya;
e. Keterbatasan pengetahuan praktikan mengenai metode, strategi dan media
yang cocok diterapkan di dalam kelas. Karena pada prakteknya, strategi,
model, metode, hingga media pembelajaran dapat berjalan berbeda dari RPP
yang sudah disusun.
f. Penyusunan dari RPP pertemuan pertama hingga terakhir adalah sulitnya
menentukan alokasi waktu yang tepat untuk proses pembelajaran. Terkadang
alokasi waktu di RPP sulit dilakukan pada saat mengajar secara langsung
karena banyak faktor.
18

2.2 Proses Penampilan

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap permasalahan pada saat proses
penampilan mengajar di kelas yaitu faktor internal dan faktor eksternal, berikut
merupakan ulasan dari factor-faktor permasalahan tersebut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang dihasilkan oleh praktikan sendiri
atau muncul dari praktikan sendiri. Adapun faktor tersebut diantaranya adalah
kesiapan mental, kemampuan mengalokasikan waktu dan penguasaan materi.
Berikut adalah penjabaran dari faktor-faktor yang menyebabkan kendala itu
terjadi:
a. Kesiapan Mental
Faktor kesiapan mental merupakan faktor yang sangat penting dan
harus dimiliki oleh setiap mahasiswa PPL ketika berada di depan kelas
dan menghadapi siswa pada saat kegiatan pembelajaran di dalam kelas
berlangsung, namun pada awal penampilan praktikan masih belum bisa
beradaptasi dengan siswa di kelas dikarenakan belum mengetahui sifat
dan perilaku siswa.
b. Alokasi Waktu pada saat KBM
Faktor ini juga sempat menghambat kegiatan pembelajaran di dalam
kelas. Praktikan harus bisa menyampaikan materi, memberikan tugas
secara individu dan juga memberikan evaluasi terhadap siswa. Pada awal
penampilan Praktikan masih kewalahan dan belum bisa memaksimalkan
waktu dan mengendalikan waktu yang cukup banyak tersebut.
c. Penguasaan Materi
Dikarenakan mata pelajaran yang diajarkan tidak terlalu sama
dengan mata kuliah yang dipelajari di kampus, sehingga ada beberapa
materi yang tidak dikuasai oleh praktikan. Praktikan harus belajar lagi
sebelum menyampaikan materi maupun mengolah metode pembelajaran
agar siswa juga ikut serta dalam pendalaman materi.
19

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang terjadi dan melipatkan faktor
diluar praktikan itu sendiri. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
praktikan selama proses PPL adalah :
a. Peserta didik
Praktikan mengajar sebanyak 2 kelas dengan 3 mata pelajaran yang
berbeda ketika proses PPL berlangsung yaitu Konstruksi Utilitas dan
Gedung dan Estimasi Biaya Konstruksi pada kelas XI DPIB 4 dan
Konstruksi Jalan dan Jembatan pada kelas XI. Dimana masing masing
kelas memiliki ketertarikan dan karakteristik yang berbeda beda. Ini yang
membuat praktikan diharuskan untuk beradaptasi dan menyesuaikan
dengan situasi kelas yang berlangsung..
b. Alokasi waktu yang panjang
Praktikan memiliki waktu mengajar yang cukup panjang yanitu masing
masing sebesar 6 jam pelajaran untuk Konstruks dan utilitas Gedung, 5
jam untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan, dan 4 jam untuk Estimasi Biaya
dan Konstruksi. Kondisi pembelajaran yang memakan waktu cukup lama
membuat kondisi kelas menjadi tidak bisa ditebak sehingga seringkali
menimbulkan kelas berubah menjadi tidak kondusif di ujung pembelajaran
c. Kondisi kelas
Kondisi kelas juga sedikit berpengaruh pada kondisi pembelajaran di
dalam kelas. Di beberapa kelas dengan tingkat sirkulasi udara yang cukup
sedikit membuat kelas menjadi panas terlebih lagi pada kelas Konstruksi
Jalan dan Jembatan pada hari senin pukul 13.00 – 17.00, sehingga siswa
XI DPIB 7 dibuat tidak nyaman dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Tidak sedikit yang mengipas diri mereka dengan buku catatan pada saat
menulis materi atau asistensi.
20

2.3 Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Bimbingan belajar atau lebih dikenal dengan proses asistensi tidak memiliki banyak
kesulitan dalam pelaksanaannya. Siswa dapat dengan mudah meminta asistensi
apabila praktikan sedang senggang.
Kegiatan ekstrakulikuler pun tidak sepenuhnya terdapat masalah. Terlebih untuk
partisipasi pratikan dalam ekstrakulikuler PMR, praktikan ikut terlibat dalam
latihan rutin sub divisi tandu setiap hari sabtu mulai pukul 08.00 – 14.00 seperti
yang terlihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1
Proses Latihan PMR sub divisi Tandu

(Dokumentasi Pribadi, 2019)


Praktikan dilibatkan dalam proses pengawasan latihan dan pengecekan kualitas
tandu yang dihasilkan oleh siswa. Sementara untuk ekstrakulikuler English Club,
praktikan mengalamin kendala antara lain :
a. Ekstrakulikuler yang bersangkutan vakum dan tidak ada kegiatan lanjutan
b. Tidak ada pemberitahuan mengenai rencana jangka pendek ekstrakulikuler
yang disebutkan.

2.4 Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Praktikan tidak mengalami kesulitan pada pelaksanaan kegiatan yang


membutuhkan praktikan sebagai partisipan aktif pada beberapa kegiatan sekolah.
Namun tidak menghilangkan kendala yang dihadapi praktikan selama
pelaksanaanya, faktor kendala tersebut adalah :
21

a. Rasa canggung dan kebingungan pada pertama kali mengenai jobdesk yang
tidak dikomunikasikan sebelumnya
b. Tidak maksimalnya waktu praktikan dalam membantu sekolah mempersiapkan
kegiatan sekolah karena terpotong waktu mengajar

2.5 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan hal yang sangat penting sebagai arahan dan sarana pencarian
solusi apabila praktikan memiliki kendala dalam pelaksanaan PPL sehingga
kendala tersebut dapat dengan cepat teratasi demi kelancaran praktikan dalam
pelaksanaan PPL hingga selesai. Proses bimbingan sendiri praktikan lakukan
kepada 2 pihak, yaitu guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing di kampus.
Proses bimbingan dengan Guru Pamong berjalan dengan baik, guru pamong banyak
memberikan arahan dan motivasi sehingga praktikan dapat menjalankan PPL
dengan lancar. Namun, terdapat kendala yang membuat proses bimbingan tidak
maksimal, adapun faktor kendalanya ialah :
a. Terbatasnya waktu yang praktikan dan dosen pembimbing miliki untuk
melakukan bimbingan.
b. Ketidaksesuaian waktu mengajar antara praktikan dan guru pamong membuat
guru pamong tidak bisa memantau praktikan selama proses pembelajaran di
dalam kelas.
22

BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PPL

Setelah membahas masalah-masalah yang terjadi selama PPL dan faktor-


faktor penyebab dari masalah-masalah tersebut, praktikan melakukan upaya –
upaya untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Mulai masalah dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sampai dengan proses bimbingan.

3.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
a. Dilaksanakan diklat yang diikuti oleh praktikan di awal pelaksanaan PPL
yang membahas mengenai kurikulum dan sistem analisis kurikulum dimana
praktikan bertanya mengenai hal hal yang belum praktikan mengerti.
b. Praktikan melakukan proses bimbingan secara intensif dengan guru mata
pelajaran yang mengerti mengenai perumusan A, B, C, D (Audience,
Behaviuor, Condition dan Degree) dan cara mengintepretasikannya pada
capaian pembelajaran yang akan praktikan gunakan sebagai dasar membuat
RPP
c. Melakukan bimbingan secara berkala dengan guru pamong mengenai
pembuatan RPP dan mencari solusi bersama apabila terdapat kendala yang
terjadi
d. Membuat cadangan metode, strategi, dan media pembelajaran apabila
membuat RPP sehingga bisa didiskusikan dengan guru pamong mengenai
pelaksanaannya setelah disesuaikan dengan kondisi kelas, karakteristik siswa
dan bobot materi yang akan disampaikan.
e. Mempersiapkan bahan ajar tidak secara mendadak agar dapat didiskusikan
pelaksanaannya dengan guru pamong dan guru mata pelajaran.

3.2 Proses Penampilan


Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah yang dihadapi selama proses penampilan di dalam kelas. Berdiskusi
23

dengan guru pamong/guru mata pelajaran mengenai standar kompetensi tingkat


SMK dan praktikan membandingan pelajaran yang didapat selama perkuliahan
dengan hasil diskusi tersebut, agar mengetahui batasan-batasan apa saja untuk
diberikan tugas kepada peserta didik dan materi apa saja yang perlu ataupun yang
tidak perlu disampaikan.
a. Praktikan berusaha untuk lebih tegas kepada siswa yang melanggar peraturan
dalam kelas atau tidak menghargai guru. Tegas tetapi tetap tidak menyinggung
perasaan peserta didik tersebut.
b. Melakukan konsultasi kepada guru pamong dan juga guru mata pelajaran untuk
mengevaluasi penampilan setiap pertemuan dan menghadapi permasalahan
yang terjadi setelah kelas berakhir untuk menanggulangi agar permasalahan
tidak terjadi lagi.
c. Berlatih untuk mengontrol kelas lebih baik lagi agar peserta didik dapat
terarahkan walaupun belajar pada jam pelajaran di siang hari dan untuk jangka
waktu yang cukup lama.
d. Menggembangkan metode pembelajaran sehingga peserta didik merasa tidak
bosan karena jam pelajaran yang cukup lama.

3.3 Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler


Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
berbagai masalah dalam bimbingan belajar dan kegiatan ekstrakurikuler.
1. Bimbingan Belajar / Asistensi
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi berbagai masalah
dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut.
a. Menyediakan waktu asistensi di dalam kelas ketika semua materi dan
tujuan pembelajaran sudah tersampaikan. Selain itu praktikan melakukan
proses asistensi diluar jam pelajaran dengan catatan tidak mengganggu
waktu mata pelajaran lainnya juga menyediakan sistensi secara online
kepada siswa yang ingin berkonsultasi mengenai kesulitan tugas yang
dihadapi.
b. Memberi motivasi kepada siswa untuk mendorong dan meningkatkan
rasa antusias terhadap asistensi tugas.
24

c. Memberikan penghargaan secara verbal untuk menghargai dan


memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas
d. Selalu mengingatkan dan memotivasi peserta didik untuk memanfaatkan
waktu dalam mengerjakan semua tugas-tugas dari setiap mata pelajaran
dengan sebaik-baiknya, agar semua tugas mata pelajaran yang telah
diberikan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
2. Ekstrakulikuler
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi berbagai masalah
dalam partisipasi dalam ekstrakulikuler adalah sebagai berikut.
a. Berkomunikasi dengan koordinator PPL mengenai ekstrakulikuler yang
dapat diikuti oleh praktikan.
b. Meminta penjelasan mengenai ranah kerja yang harus dilakukan selama
mengikuti program ekstrakurikuler kepada pihak yang terkait.

3.4 Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah


Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
berbagai masalah saat berpartisipasi dalam kehidupan sekolah.
a. Selalu berkomunikasi dengan baik dan menjaga sopan santun terhadap pihak
guru-guru di setiap untik kerja.
b. Membagi-bagi waktu antara pekerjaan individu dengan pekerjaan piket agar
keduanya dapat terlaksanakan dengan optimal dan tidak melalaikan salah satu
pekerjaan.

3.5 Proses Bimbinan


Upaya untuk menanggulangi permasalahan dalam proses bimbingan, baik dengan
Guru Pamong PPL, maupun Dosen Pembimbing PPL adalah:

a. Melaksanakan bimbingan pada sore hari untuk mensiasati ketidak sesuaian


waktu mengajar antara praktikan dan guru pamong.
b. Melaksanakan bimbingan antara guru pamong, guru mata pelajaran, dan
praktikan sendiri untuk mata pelajaran yang tidak diampu oleh guru pamong.
c. Melaksanakan bimbingan secara tatap muka dan online dengan dosen
pembimbing untuk mensiasati keterbatasan waktu dan jarak yang dimiliki
25

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada
semester genap tahun ajaran 2018 / 2019 mulai dari bulan Februari hingga bulan
Maret 2019 di SMK Negeri 6 Bandung adalah:
a. Kendala yang dihadapi selama proses PPL di SMK Negeri 6 bandung tidak
cukup rumit untuk diklasifikasikan faktor penyebabnya dan upaya yang
dilakukan pun terbilang cukup cepat dan tanggap.
b. Praktikan mendapat pengalaman selama pembelajaran, mengenai bagaimana
cara mengajar hingga hal hal yang harus dilaksanakan pra pertemuan an pasca
pertemuan
c. Praktikan mendapatkan pengetahuan lebih diluar mengajar. Bagaimana harus
mempersiapkan analisis administratif terkait mata pelajaran agar pembelajaran
di dalam kelas menjadi efektif dan terarah.
d. Praktikan mendapat pengalaman berkolaborasi dengan pihak sekolah seperti
menjadi partisipan aktif yang membantu kegiatan sekolah.
e. Praktikan banyak melaksanakan interaksi dengan pihak sekolah, warga sekolah
dan peserta didik, ini melatih kemampuan berbicara praktikan selama proses
PPL.
f. Dalam mengaplikasikan teori dan ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan
ke dalam lapangan, khususnya di sekolah, Praktikan terbiasa untuk
menyesuaikan standar pembelajaran di SMK dan standar untuk pembelajaran
di perkuliahan. Selain itu, Praktikan mendapatkan pengalaman dalam
menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda.
g. Praktikan mendapatkan pengalaman tentang administrasi dan pengolahan data
pendidikan di sekolah, serta kegiatan-kegiatan di dalam sekolah di luar jam
belajar mengajar, misalnya kegiatan piket di suatu unit kerja dan kegiatan
ekstrakulikuler.
26

4.2 Saran
Adapun saran yang praktikan sampaikan berdasarkan pengalam praktikan
dalam Program Pengalaman Lapangan sebgai masukan bagi perkembangan dan
peningkatan Program Pengalaman Lapangan di masa yang akan datang,
diantaranya :
1. Bagi Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI
Sebenarnya, kinerja yang sudah dilakukan P2JK sudah sangat baik sehingga
saran yang praktikan sampaikan pada P2JK adalah penentuan dosen pembimmbing
yang harus dikoordinasikan dengan pihak program studi masing masing
departemen sehingga tidak menimbulkan perbedaan dosen pembimbing antara
edaran yang di keluarkan oleh P2JK dengan edaran yang dikeluarkan oleh Program
Studi.
2. Bagi SMK Negeri 6 Kota Bandung
Saran yang dapat praktikan sampaikan untuk pihak sekolah adalah mengenai
sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan perhatiannya, mulai ari beberapa
taman yang akan lebih baik jika ditata dan di desain dengan serius. Juga sarana dan
prasarana dalam setiap kelas, seperti kebutuhan proyektor dan bangku-bangku
belajar siswa yang sudah lebih baik jika diganti.
Saran selanjutnya yang praktikan sampaikan adalah mengenai pengenalan
sekolah. Memang pengenalan sekolah yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 6
sudah sangat menyeluruh dan mendetail, sehingga alangkah baiknya jika
pengenalan ekstrakulikuler dapat melengkapinya. Ini dilakukan agar praktikan apat
langsung terkoneksi engan pembina pembina ekstrakulikuler dan tidak
kebingungan jika memulai lagi dari awal pencarian pembimbing untuk partisipasi
mahasiswa terhadap pembinaan ekstrakulikuler diluar jam sekolah

3. Bagi Praktikan
Saran untuk praktikan sebelum akan melaksanakan suatu kegiatan
pembelajaran di dalam kelas sebaiknya persiapkan terlebih dahulu segala hal
dengan matang, baik dalam segi penampilan maupun materi yang akan disampaikan
dan selalu berkonsultasi dengan Guru Pamong, Guru Mata Pelajaran, maupun
Dosen Pembimbing terhadap kendala-kendala yang dihadapi oleh Praktikan.

Anda mungkin juga menyukai