KEPENDIDIKAN
Oleh:
1504761
DIREKTORAT AKADEMIK
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya praktikan akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung
(SMKN 6 Bandung).
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian PPL,
dan merupakan hasil dari pengalaman praktikan berinteraksi di SMK Negeri 6
Bandung yang dikemas dalam bentuk laporan. Mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat di kemudian hari, baik untuk pihak SMK Negeri 6 Bandung serta
praktikan. Laporan PPL ini berisi mengenai masalah-masalah, faktor penyebab
masalah dan upaya penanggulanan masalah yang dialami praktikan selama
melaksanakan PPL di SMKN 6 Bandung dari mulai bulan Februari sampai dengan
bulan Mei 2019.
Selanjutmya, praktikan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu praktikan dalam melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan di SMKN 6 Bandung dan dalam rangka penyusunan laporan ini, sehingga
praktikan mampu menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Untuk itu
praktikan berterima kasih terutama kepada:
1. Allah SWT karena atas segala kuasa-nya semua ini bisa terjadi
2. Kedua orang tua praktikan yang senantiasa memanjatkan doa, memberi
semangat hingga praktikan dapat menuntaskan PPL di SMKN 6 Bandung.
3. Drs. H. R. Muhammad Lukman, M. Si. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 6
Bandung
4. Para Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Bandung atas segala arahan dan
bantuan yang telah diberikan
5. Hj. Rini Sundhari selaku Koordinator Guru Pamong yang telah
mengkoordinasikan dan membimbing kami melaksanakan PPL di SMKN 6
Bandung
6. Nitih Indra K. D., S.Pd. M.T.. selaku dosen pembimbing untuk bimbingan dan
arahannya
iii
7. Bapak Drs. Yunis selaku Kepala rogram keahlian Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan SMKN 6 Bandung atas semua bimbingan dan arahannya
selama praktikan melaksanakan PPL
8. Santhi Sri Rusendang, S.Pd selaku guru pamong atas segala bimbingan, arahan
dan perhatian dalam membimbing praktikan selama PPL.
9. Bapak Budi Saepulyadi S.Pd., dan Ibu Linda Yuniarti S.Pd, selaku guru mata
pelajaran konstruksi dan utilitas gedung atas segala kepercayaan dan
pengalaman yang diberikan pada praktikan selama PPL berlangsung.
10. Bapak Hadi S.Pd, selaku guru mata pelajaran estimasi biaya konstruksi yang
terlah memberikan kepercayaan dan arahannya dalam proses pengelolaan kelas
dan pemberian motivasi pada praktikan selama PPL.
11. Bapak H. Cecep Wawan S.Pd dan Ibu Dwi Kusumaningsih S.Pd selaku guru
mata pelajaran konstruksi jalan dan jembatan atas pengalaman yang sudah
diberikan kepada praktikan dalam pelaksanaan PPL.
12. Bapak dan Ibu guru di Program Keahlian Desain Permodelan dan Informasi
Bangunan serta staf SMK Negeri 6 Bandung atas segala bantuannya
13. Rekan-rakan praktikan PPL baik di SMK Negeri 6 Bandung yang selalu
memberi semangat dan bantuan untuk menunjang kelancaran PPL ini
14. Siswa-siswi SMK Negeri 6 Bandung yang telah membantu praktek
kependidikan ini khususnya siswa kelas XI DPIB 4, dan XI DPIB 7.
15. Semua pihak yang telah membantu praktikan dan tidak dapat disebutkan satu
persatu
Praktikan pula menyadari bahwa laporan PPL yang telah disusun ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, permohonan maaf praktikan sampaikan
sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekurangan baik yang dilakukan secara
sadar maupun tidak sadar. Akhir kata harapan dari laporan ini semoga dapat
bermanfaat serta memberi perluasan ilmu dan pemahaman khususnya untuk
praktikan pribadi dan umumnya untuk pembaca.
Bandung, Mei 2019
Praktikan
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3 Proses pembelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung kelas XI DPIB 4 ......... 9
Gambar 1.4 Proses asistensi dalam kelas Konstruksi Jalan dan Jembatan XI DPIB 7 ..... 10
Gambar 1.6 Proses pemberian tugas dan pengawasan kelas XI TKR pada mata pelajaran
Kewirausahaan...................................................................................................................
Gambar 1.7 Rapat progress PPL antara pihak sekolah dan seluruh mahasiswa PPL........
Gambar 1.8 Pembagian kartu UNBK yang dibantu proktor Lab TAV ...........................20
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
label pendidikan akan menjalani kegiatan atau mata diklat yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan. Dalam rangka mewujudkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Universitas Pendidikan Indonesia yang diwakili oleh Divisi
Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) berupaya untuk merealisasikan hal
tersebut melalui pelaksanaan Program Pelatihan Lapangan. Program Pelatihan
Lapangan ini merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan
tujuan agar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan
dalam proses perkuliahan pada situasi nyata di lapangan, yaitu melaksanakan tugas
di satuan lembaga pendidikan.
Program Pelatihan Lapangan atau yang biasa dikenal dengan sebutan PPL
kependidikan ini penting bagi mahasiswa atau calon guru, karena berkat program
ini mahasiswa akan belajar bagaimana mengambil peran sebagai pendidik (guru)
profesional secara tersupervisi juga sebagai mata kuliah untuk mengenalkan
aktivitas pengalaman lapangan kependidikan sejak dini (early exposure
experience). Selain itu, program PPL juga bertujuan untuk memantapkan
penguasaan kompetensi akademik yang dimiliki mahsiswa, mengembangkan
identitas profesi sebagai pendidik serta memberi bekal pengalaman dalam
penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah
selayaknya guru profesional.
Pada pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan ini, praktikan melakukan
praktek kependidikannya di SMK Negeri 6 Bandung, yang berada di Jalan
Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 40295 Tlp/Fax. 7563293. Pelaksanaan kegiatan
PPL ini berlangsung selama 4 (empat) bulan terhitung mulai dari bulan Februari
sampai bulan Mei 2019. Selama pelaksanaan PPL, praktikan berperan aktif dalam
kegiatan yang diadakan di sekolah tempat pelaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Adapun kegiatan yang dilakukan selama melaksanaan PPL di
SMK Negeri 6 Bandung seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut.
3
Tabel 1.1
Daftar Kegiatan Harian
perencanaan pembelajaran dalam kelas yang harus diikuti oleh setiap siswa sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya.
Penyusunan RPP memiliki tujuan sebagai acuan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara optimal,
efektif, dan efisien. Penyusunan RPP dilakukan melalui beberapa tahapan sebelum
dapat diaplikasikan dalam kelas, adapun tahapan penyusunan RPP adalah :
1. Pengintegrasian substansi non-intruksional khususnya pada aspek kecakapan
hidup ke dalam substansi intruksional.
2. Penentuan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
karateristik siswa juga tempat pembelajaran.
Proses penampilan terjadi ketika ada hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Proses
penampilan mengajar ini dilakukan selama minimal 16 kali pertemuan. Dalam
proses penampilan atau kegiatan mengajar ini, Praktikan harus memiliki kesiapan
mental, kestabilan emosi, dan menuntut penguasaan materi yang akan diajarkan,
serta kemampuan dalam menyampaikan materi tersebut sesuai metode
pembelajaran yang dipilih, sehingga dapat tercipta suasana belajar yang kondusif,
edukatif, komunikatif dan tidak monoton.
Hal yang utama perlu diperhatikan oleh praktikan selama PPL adalah
penampilan mengajar di kelas, oleh karena itu proses kesiapan mengajar dan
persiapan materi perlu diperhatikan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Penampilan guru di dalam kelas merupakan salah satu tolak ukur terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Apabila penyampaian materi tersebut dilakukan
secara terarah dan kemampuan mengajar dilakukan dengan baik, maka peserta didik
pun akan mengikuti pelajaran dengan baik.
Praktikan diberi kesempatan untuk mengajar tiga mata pelajaran, yaitu mata
pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi di hari senin pada jam 07.45 – 11.00 yang
bertempat di kelas XI DPIB 4, lalu dilanjutkan mata pelajaran Konstruksi Jalan dan
Jembatan pukul 13.00 – 16.00 pada kelas XI DPIB 7, serta mata pelajaran
Konstruksi dan Utilitas Gedung yang berlangsung pada hari selasa, pukul 13.00 –
17.00 pada XI DPIB 4.
Proses pembelajaran yang dilalui praktikan pada pelaksanaan dilapangan
ternyata memiliki banyak kesulitan. Meskipun praktikan telah diberikan cukup
banyak bekal saat proses perkuliahan, ternyata banyak hal yang harus diterima dan
banyak proses adaptasi yang praktikan lakukan berbeda dengan proses
7
pembelajaran di bangku kuliah. Pada awal pertemuan, praktikan merasa gugup dan
takut menghadapi murid – murid, namun seiring berjalannya waktu dan berkat
bimbingan guru pamong dan guru mata pelajaran. Lambat laun praktikan mulai
terbiasa dan menikmati peran sebagai guru di dalam kelas. Adapun perkembangan
yang praktikan alami dalam proses pembelajaran di dalam kelas dapat dilihat dalam
uraian berikut:
1. Pertemuan Pertama
Gambar 1.1
Proses pengenalan praktikan pada siswa
2. Pertemuan Kedua
Gambar 1.2
Proses pembelajaran di dalam kelas (KBM) XI DPIB 7
sudah menggunakan bahasa formal yang lebih santai sehingga kelas tidak menjadi
kaku dan membosankan.
4. Pertemuan Keempat dan Kelima
Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki praktikan menjadi kesulitan karena
materi ajar yang kompleks pada pertemuan ini tidak sebanding dengan tingkat
penguasaan materi praktikan sehingga siswa tidak menyerap materi secara
maksimal. Beruntungnya, pada saat proses asistensi, guru mata pelajaran membantu
praktikan dalam menjelaskan kembali materi pada siswa menggunakan bahasa yang
lebih dimengerti oleh siswa sehingga praktikan dapat menyesuaikan bahasa
pengantar menjadi lebih sederhana seperti dalam gambar 1.3 berikut.
Gambar 1.3
Proses pembelajaran Konstruksi dan Utilitas Gedung kelas XI DPIB 4
Gambar 1.4
Proses asistensi dalam kelas Konstruksi Jalan dan Jembatan XI DPIB 7
Konstruksi Utilitas dan Gedung, Estimasi Biaya Konstruksi, dan Konstruksi Jalan
Jembatan.
Ekstrakulikuler kemudian hadir untuk menambah kegiatan positif yang
dapat dilakukan oleh siswa di lingkungan sekolah. Selain untuk menyalurkan hobi
dan minat ternyata sebagian besar prestasi yang dihasilkan siswa SMK Negeri 6
Bandung bersal dari sektor ini. Adapun ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh
siswa adalah :
1. Ekstra Kurikuler Wajib, diantaranya:
PRAMUKA dan OSIS
2. Ekstra Kurikuler Non Wajib, diantaranya:
Paskibra
PMR
Marching Band
ROHIS
Keputrian
Basket Ball
Volli Ball
Futsal
Bulu Tangkis
Karate
Pencak Silat
Angklung
Japaneese Club
English Club
english club. Hal itu disebabkan karena ekstrakuler ini vakum dan tidak terdapat
kegiatan lanjutan.
Gambar 1.5
Proses Upacara Bendera
2. Piket Jurusan
Piket Jurusan merupakan kegiatan yang dilakukan praktikan bila tidak ada
jadwal mengajar dan piket hubungan industri. Praktikan berada di ruang tata
kelola agar guru dapat dengan mudah mencari praktikan apabila praktikan
dibutuhkan kehadirannya seperti yang terlihat pada gambar 1.6 berikut ini.
Gambar 1.6
Proses pemberian tugas dan pengawasan kelas XI TKR pada mata pelajaran Kewirausahaan
4. Kegiatan sekolah
Selain kegiatan piket, praktikan juga terlibat dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan sekolah. Ini bertujuan untuk mengenalkan kegiatan kegiatan yang
dilakukan sekolah pada mahasiswa selaku calon guru. Kegiatan tersebut
diantaranya dilibatkan menjadi pengawas dalam beberapa TryOut kelas XII,
USBN, UNBK, dan Psikotest kelas X seperti beberapa kegiatan yang terlihat
pada gambar 1.7 dan 1.8 berikut.
15
Gambar 1.7
Rapat progress PPL antara pihak sekolah dan seluruh mahasiswa PPL
Gambar 1.8
Pembagian kartu UNBK yang dibantu proktor Lab TAV SMKN 6 Bandung
1. Guru Pamong
Proses bimbingan Praktikan dengan Guru Pamong berjalan dengan lancar.
Kegiatan bimbingan dilakukan sesuai dengan jadwal waktu kosong Guru
Pamong atau biasanya Guru Pamong yang meminta untuk diskusi mengenai
perkembangan pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan program pengalaman
lapangan ini praktikan diberi kesempatan untuk mengajarkan mata pelajaran
Konstruksi Utilitas dan Gedung, Estimasi Biaya Konstruksi dan Konstruksi
Jalan dan Jembatan untuk kelas XI dengan Ibu Shanty Sri Rusendang, S.Pd
sebagai guru pamong praktikan selama PPL.
Pada proses bimbingan ini praktikan mendapatkan penjelasan bagaimana
seharusnya mengajar, evaluasi penampilan, dan pemberian saran dan masukan
untuk pertemuan mengajar selanjutnya. Kegiatan bimbingan dengan guru
pamong berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), persiapan
materi yang akan diajarkan, penampilan mengajar dan kegiatan lain yang
menunjang praktikan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan.
2. Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing praktikan dalam melaksanakan PPL yang ditunjuk oleh
P2JK UPI adalah Ibu Nitih indra Komala Dewi, S.Pd., M.T. Bimbingan yang
dilakukan praktikan dengan dosen pembimbing terbilang jarang. Bimbingan
terjadi ketika praktikan mendapat kesempatan untuk ke kampus atau ketika
dosen pembimbing datang ke SMK Negeri 6 Negeri Bandung untuk melihat
keadaan praktikan di sekolah. Bimbingan yang dilakukan praktikan kepada
dosen pembimbing adalah konsultasi jika ada kendala-kendala yang dialami
praktikan ketika mengajar ataupun ketika diluar jam belajar.
17
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI
Faktor-faktor penyebab dari setiap masalah yang dihadapi pada saat penyusunan
RPP adalah sebagai berikut.
a. Perumusan analisis IPK dan Tujuan Pembelajaran mengalami beberapa
kendala, kendala ini disebabkan karena praktikan baru menjumpai dan tidak
familiar dengan sistem pembedahan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b. Praktikan tidak familiar dengan perumusan A, B, C, D (Audience, Behaviuor,
Condition dan Degree) dalam penyusunan silabus mata pelajaran yang
berdampak pada kurang jelasnya capaian pembelajaran yang harus tertuang
dalam RPP.
c. Sulitnya menginterpretasikan silabus sehingga menjadi RPP yang baik dan
benar.
d. Kurangnya pengetahuan Praktikan tentang tata cara pembuatan RPP pada awal
pembuatannya;
e. Keterbatasan pengetahuan praktikan mengenai metode, strategi dan media
yang cocok diterapkan di dalam kelas. Karena pada prakteknya, strategi,
model, metode, hingga media pembelajaran dapat berjalan berbeda dari RPP
yang sudah disusun.
f. Penyusunan dari RPP pertemuan pertama hingga terakhir adalah sulitnya
menentukan alokasi waktu yang tepat untuk proses pembelajaran. Terkadang
alokasi waktu di RPP sulit dilakukan pada saat mengajar secara langsung
karena banyak faktor.
18
Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap permasalahan pada saat proses
penampilan mengajar di kelas yaitu faktor internal dan faktor eksternal, berikut
merupakan ulasan dari factor-faktor permasalahan tersebut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang dihasilkan oleh praktikan sendiri
atau muncul dari praktikan sendiri. Adapun faktor tersebut diantaranya adalah
kesiapan mental, kemampuan mengalokasikan waktu dan penguasaan materi.
Berikut adalah penjabaran dari faktor-faktor yang menyebabkan kendala itu
terjadi:
a. Kesiapan Mental
Faktor kesiapan mental merupakan faktor yang sangat penting dan
harus dimiliki oleh setiap mahasiswa PPL ketika berada di depan kelas
dan menghadapi siswa pada saat kegiatan pembelajaran di dalam kelas
berlangsung, namun pada awal penampilan praktikan masih belum bisa
beradaptasi dengan siswa di kelas dikarenakan belum mengetahui sifat
dan perilaku siswa.
b. Alokasi Waktu pada saat KBM
Faktor ini juga sempat menghambat kegiatan pembelajaran di dalam
kelas. Praktikan harus bisa menyampaikan materi, memberikan tugas
secara individu dan juga memberikan evaluasi terhadap siswa. Pada awal
penampilan Praktikan masih kewalahan dan belum bisa memaksimalkan
waktu dan mengendalikan waktu yang cukup banyak tersebut.
c. Penguasaan Materi
Dikarenakan mata pelajaran yang diajarkan tidak terlalu sama
dengan mata kuliah yang dipelajari di kampus, sehingga ada beberapa
materi yang tidak dikuasai oleh praktikan. Praktikan harus belajar lagi
sebelum menyampaikan materi maupun mengolah metode pembelajaran
agar siswa juga ikut serta dalam pendalaman materi.
19
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang terjadi dan melipatkan faktor
diluar praktikan itu sendiri. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
praktikan selama proses PPL adalah :
a. Peserta didik
Praktikan mengajar sebanyak 2 kelas dengan 3 mata pelajaran yang
berbeda ketika proses PPL berlangsung yaitu Konstruksi Utilitas dan
Gedung dan Estimasi Biaya Konstruksi pada kelas XI DPIB 4 dan
Konstruksi Jalan dan Jembatan pada kelas XI. Dimana masing masing
kelas memiliki ketertarikan dan karakteristik yang berbeda beda. Ini yang
membuat praktikan diharuskan untuk beradaptasi dan menyesuaikan
dengan situasi kelas yang berlangsung..
b. Alokasi waktu yang panjang
Praktikan memiliki waktu mengajar yang cukup panjang yanitu masing
masing sebesar 6 jam pelajaran untuk Konstruks dan utilitas Gedung, 5
jam untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan, dan 4 jam untuk Estimasi Biaya
dan Konstruksi. Kondisi pembelajaran yang memakan waktu cukup lama
membuat kondisi kelas menjadi tidak bisa ditebak sehingga seringkali
menimbulkan kelas berubah menjadi tidak kondusif di ujung pembelajaran
c. Kondisi kelas
Kondisi kelas juga sedikit berpengaruh pada kondisi pembelajaran di
dalam kelas. Di beberapa kelas dengan tingkat sirkulasi udara yang cukup
sedikit membuat kelas menjadi panas terlebih lagi pada kelas Konstruksi
Jalan dan Jembatan pada hari senin pukul 13.00 – 17.00, sehingga siswa
XI DPIB 7 dibuat tidak nyaman dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Tidak sedikit yang mengipas diri mereka dengan buku catatan pada saat
menulis materi atau asistensi.
20
Bimbingan belajar atau lebih dikenal dengan proses asistensi tidak memiliki banyak
kesulitan dalam pelaksanaannya. Siswa dapat dengan mudah meminta asistensi
apabila praktikan sedang senggang.
Kegiatan ekstrakulikuler pun tidak sepenuhnya terdapat masalah. Terlebih untuk
partisipasi pratikan dalam ekstrakulikuler PMR, praktikan ikut terlibat dalam
latihan rutin sub divisi tandu setiap hari sabtu mulai pukul 08.00 – 14.00 seperti
yang terlihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Proses Latihan PMR sub divisi Tandu
a. Rasa canggung dan kebingungan pada pertama kali mengenai jobdesk yang
tidak dikomunikasikan sebelumnya
b. Tidak maksimalnya waktu praktikan dalam membantu sekolah mempersiapkan
kegiatan sekolah karena terpotong waktu mengajar
Bimbingan merupakan hal yang sangat penting sebagai arahan dan sarana pencarian
solusi apabila praktikan memiliki kendala dalam pelaksanaan PPL sehingga
kendala tersebut dapat dengan cepat teratasi demi kelancaran praktikan dalam
pelaksanaan PPL hingga selesai. Proses bimbingan sendiri praktikan lakukan
kepada 2 pihak, yaitu guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing di kampus.
Proses bimbingan dengan Guru Pamong berjalan dengan baik, guru pamong banyak
memberikan arahan dan motivasi sehingga praktikan dapat menjalankan PPL
dengan lancar. Namun, terdapat kendala yang membuat proses bimbingan tidak
maksimal, adapun faktor kendalanya ialah :
a. Terbatasnya waktu yang praktikan dan dosen pembimbing miliki untuk
melakukan bimbingan.
b. Ketidaksesuaian waktu mengajar antara praktikan dan guru pamong membuat
guru pamong tidak bisa memantau praktikan selama proses pembelajaran di
dalam kelas.
22
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PPL
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada
semester genap tahun ajaran 2018 / 2019 mulai dari bulan Februari hingga bulan
Maret 2019 di SMK Negeri 6 Bandung adalah:
a. Kendala yang dihadapi selama proses PPL di SMK Negeri 6 bandung tidak
cukup rumit untuk diklasifikasikan faktor penyebabnya dan upaya yang
dilakukan pun terbilang cukup cepat dan tanggap.
b. Praktikan mendapat pengalaman selama pembelajaran, mengenai bagaimana
cara mengajar hingga hal hal yang harus dilaksanakan pra pertemuan an pasca
pertemuan
c. Praktikan mendapatkan pengetahuan lebih diluar mengajar. Bagaimana harus
mempersiapkan analisis administratif terkait mata pelajaran agar pembelajaran
di dalam kelas menjadi efektif dan terarah.
d. Praktikan mendapat pengalaman berkolaborasi dengan pihak sekolah seperti
menjadi partisipan aktif yang membantu kegiatan sekolah.
e. Praktikan banyak melaksanakan interaksi dengan pihak sekolah, warga sekolah
dan peserta didik, ini melatih kemampuan berbicara praktikan selama proses
PPL.
f. Dalam mengaplikasikan teori dan ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan
ke dalam lapangan, khususnya di sekolah, Praktikan terbiasa untuk
menyesuaikan standar pembelajaran di SMK dan standar untuk pembelajaran
di perkuliahan. Selain itu, Praktikan mendapatkan pengalaman dalam
menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda.
g. Praktikan mendapatkan pengalaman tentang administrasi dan pengolahan data
pendidikan di sekolah, serta kegiatan-kegiatan di dalam sekolah di luar jam
belajar mengajar, misalnya kegiatan piket di suatu unit kerja dan kegiatan
ekstrakulikuler.
26
4.2 Saran
Adapun saran yang praktikan sampaikan berdasarkan pengalam praktikan
dalam Program Pengalaman Lapangan sebgai masukan bagi perkembangan dan
peningkatan Program Pengalaman Lapangan di masa yang akan datang,
diantaranya :
1. Bagi Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI
Sebenarnya, kinerja yang sudah dilakukan P2JK sudah sangat baik sehingga
saran yang praktikan sampaikan pada P2JK adalah penentuan dosen pembimmbing
yang harus dikoordinasikan dengan pihak program studi masing masing
departemen sehingga tidak menimbulkan perbedaan dosen pembimbing antara
edaran yang di keluarkan oleh P2JK dengan edaran yang dikeluarkan oleh Program
Studi.
2. Bagi SMK Negeri 6 Kota Bandung
Saran yang dapat praktikan sampaikan untuk pihak sekolah adalah mengenai
sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan perhatiannya, mulai ari beberapa
taman yang akan lebih baik jika ditata dan di desain dengan serius. Juga sarana dan
prasarana dalam setiap kelas, seperti kebutuhan proyektor dan bangku-bangku
belajar siswa yang sudah lebih baik jika diganti.
Saran selanjutnya yang praktikan sampaikan adalah mengenai pengenalan
sekolah. Memang pengenalan sekolah yang dilakukan oleh pihak SMK Negeri 6
sudah sangat menyeluruh dan mendetail, sehingga alangkah baiknya jika
pengenalan ekstrakulikuler dapat melengkapinya. Ini dilakukan agar praktikan apat
langsung terkoneksi engan pembina pembina ekstrakulikuler dan tidak
kebingungan jika memulai lagi dari awal pencarian pembimbing untuk partisipasi
mahasiswa terhadap pembinaan ekstrakulikuler diluar jam sekolah
3. Bagi Praktikan
Saran untuk praktikan sebelum akan melaksanakan suatu kegiatan
pembelajaran di dalam kelas sebaiknya persiapkan terlebih dahulu segala hal
dengan matang, baik dalam segi penampilan maupun materi yang akan disampaikan
dan selalu berkonsultasi dengan Guru Pamong, Guru Mata Pelajaran, maupun
Dosen Pembimbing terhadap kendala-kendala yang dihadapi oleh Praktikan.