Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH TEKANAN, PELUANG, DAN RASIONALISASI (DIMENSI TRIANGLE

FRAUD) TERHADAP KECURANGAN AKADEMIK

DIAN LESTARI (8105142657)

DOSEN PEMBIMBING I : SANTI SUSANTI, S.Pd, M.Ak

DOSEN PEMBIMBING II : ERIKA TAKIDAH, SE.Ak, M.Si

secara formal merupakan jalur yang


BAB I diwajibkan pemerintah untuk dilalui.
Menurut UU yang telah disebutkan di
PENDAHULUAN atas pendidikan formal adalah jalur
A. Latar Belakang pendidikan yang diadakan melalui
Pendidikan merupakan senjata sekolah-sekolah yang telah disediakan
yang paling ampuh untuk mengubah oleh masing-masing negara seperti di
dunia seperti yang dikatakan Nelson Indonesia ada jenjang pendidikan
Mandela. Pendidikan membawa seorang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
manusia untuk menjadi manusia yang Pertama (SMP), Sekolah Menengah
seutuhnya, sehingga ia dapat Atas/Kejuruan (SMA/K), dan perguruan
memanusiakan manusia yang lainnya. tinggi. Pada jenjang-jenjang pendidikan
Kemajuan sebuah negara juga dapat tersebutlah proses pendidikan dijalankan.
dilihat dari seberapa maju negara tersebut
Dalam konteks jalur pendidikan
dalam mengelola sistem pendidikan dan
formal, jalannya pendidikan di setiap
menghasilkan manusia-manusia
jenjang pasti dilakukan melalui kegiatan
seutuhnya yang berkontekskan dengan
belajar yang dilakukan dengan berbagai
keadaan negara tersebut. Pendidikan juga
cara, yaitu dengan proses transfer ilmu
membawa manusia menjadi makhluk
atau mengajar, pemberian-pemberian
yang bijak dalam menanggapi setiap
tugas yang harus diselesaikan oleh
masalah yang terjadi dalam kehidupan,
peserta didik agar mencapai kemampuan
sehingga ia selalu berusaha untuk
yang telah direncanakan. Diakhir ada
mencari solusi atas masalah tersebut.
proses penilaian yang dilakukan dengan
Sehingga jika kita telisik lebih dalam
melakukan ujian atau tes bagi peserta
pendidikan merupakan hal yang sangat
didik. Peserta didik harus melalui proses
penting dalam hidup ini. Namun, dalam
tersebut dengan baik, namun pada saat itu
proses mewujudkan pendidikan yang
juga muncul masalah, yakni bagaimana
hakiki seperti yang dipaparkan
agar peserta didik melalui proses tersebut
sebelumnya, terdapat banyak masalah
dengan baik dan juga mendapatkan hasil
yang menghambat terwujudnya
yang baik. Oleh karena itulah, marak
pendidikan tersebut.
terjadi perbuatan kecurangan akademik
Masalah yang paling mencoreng demi mendapat hasil yang baik walaupun
dan meresahkan pendidikan salah ia tidak melalui proses yang baik.
satunya adalah kecurangan akademik.
Dalam sebuah teori yang
Pendidikan semestinya terjadi melalui
menjelaskan tentang penyebab terjadinya
beberapa jalur. Seperti yang termaktub
kecurangan yaitu teori Fraud Triangle,
dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13
ada tiga hal yang menyebabkan
ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan
seseorang melakukan suatu kecurangan
terdiri dari pendidikan formal, non-
yakni tekanan, peluang, dan rasionalisasi.
formal dan informal. Jalur pendidikan

1
Hal-hal tersebut telah dianalisis untuk biasa hingga kini. “Masalah pertama
membuktikan kecurangan-kecurangan adalah anak menyontek” ujarnya saat
termasuk kecurangan akademik. pembukaan pameran hari guru nasional
(HGN) 2017, di Jakarta, Jumat (24/11)”
. Selain ketiga faktor dari segitiga (Laeny, 2017) . “CNN INDONESIA-
kecurangan rendahnya kepercayaan diri Tiara Audina mahasiswa Antropologi
siswa dan peningkatan citra sekolah juga Universitas Indonesia menyebutkan ada
merupakan faktor yang menyebabkan dua faktor yang menyebabkan seseorang
adanya kecurangan akademik. menyontek. Faktor pertama “dia tidak
Faktor pertama yang memengaruhi pede (percaya diri) sama kemampuan
kecurangan akademik adalah tekanan. sendiri”. Faktor kedua adanya budaya
Salah satu contoh yang tekanan yang lembaga pendidikan formal yang
terjadi adalah tuntutan orang tua agar menekankan pada pentingnya nilai yang
anak memperoleh nilai tinggi saat ujian tinggi (Tanayastri, 2017).
berisiko mendorong anak berbuat apa Dalam tujuan pendidikan nasional
pun, termasuk menyontek (Antara, tersebut terdapat keinginan untuk
2017). membentuk peserta didik agar memiliki
Faktor kedua dan ketiga yang akhlak yang mulia. Namun, keinginan
menyebabkan kecurangan akademik tersebut nampaknya belum sepenuhnya
adalah peluang dan penjagaan citra terwujud. Kecurangan seperti menyontek
sekolah. Okezone.com,Medan - dan plagiarisme merupakan
Bagaimana mau berjalan dengan permasalahan yang sangat amat
baik, kunci jawaban UN tingkat mencoreng hakikat dari pendidikan itu
SMA/SMK saja sudah tersebar. Kalau sendiri. Seperti kasus-kasus yang telah
semua sekolah pakai kunci jawaban dijabarkan di atas kecurangan akademik
sedangkan kami tidak, nama baik sekolah adalah masalah yang sudah lama tetapi
kami yang jelek. Mana ada yang mau sampai saat ini belum juga dapat
mendaftar ke sekolah yang nilai UN-nya terselesaikan
jelek," beber salah seorang wakil kepala Belum lagi, tindak kecurangan
sekolah swasta di Deli Serdang yang akademik yang benar-benar dekat dengan
tidak bersedia disebutkan identitasnya di realitas penulis yang dilakukan oleh
Sumatera Utara, Jumat (17/4/2015) siswa/i SMK di sekolah. Di mana siswa/i
(Prasetyo, 2015). Berdasarkan berita di tersebut, ketika melaksanakan Ulangan
atas sekolah yang secara terang-terangan Harian kondisi kelas seperti sedang
memfasilitasi siswa dengan kunci melakukan kerja kelompok yakni
jawaban adalah sebuah pelung serta bediskusi, bertanya, bahkan beranjak dari
alasan yang menjadikan sekolah tempat duduknya untuk melihat jawaban
melakukan tindak kecurangan adalah temannya.
semata-mata untuk meningkatkan citra
sekolah. Para siswa lulusan SMK yang
dicetak untuk menjadi pekerja praktis,
Faktor empat dan kelima yang otomatis setelah lulus dari sekolah siswa
menyebabkan kecurangan akademik dapat langsung terjun ke dunia kerja dan
adalah rasionalisasi dan rendahnya diharapkan dapat menjadi pekerja yang
kepercayaan diri siswa. mempunyai kemampuan dan kejujuran.
“"REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Plt Kejujuran merupakan hal terpenting
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dalam bekerja, karena kejujuran juga
Kemendikbud Hamid Muhammad menentukan integritas dan kesuksesan
mengatakan masih ada lima hal yang di kita dalam bekerja.
sekolah yang ternyata masih dianggap

2
B. Identifikasi Masalah sekolah biasanya tidak mendeteksi
Berdasarkan latar belakang di atas terjadinya kecurangan
maka, kecurangan akademik dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut: D. Perumusan Masalah

1. Tingginya tekanan dari dalam dan luar Berdasarkan pembatasan masalah


diri tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai
2. Besarnya peluang untuk melakukan
berikut:
kecurangan akademik
3. Kuatnya rasionalisasi dari dalam diri 1. Apakah terdapat pengaruh tekanan
4. Tingginya keinginan untuk menjaga terhadap perilaku kecurangan akademik?
citra sekolah
2. Apakah terdapat pengaruh peluang
5. Rendahnya kepercayaan diri siswa terhadap perilaku kecurangan akademik?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan 3.Apakah terdapat pengaruh rasionalisasi
identifikasi masalah, peneliti membatasi terhadap perilaku kecurangan
masalah pada “Pengaruh Tekanan, akademik?
Peluang, dan Rasionalisasi (Dimensi 4. Apakah terdapat pengaruh tekanan,
Fraud Triangle) Terhadap Kecurangan peluang, dan rasionalisasi secara
Akademik”. Indikator kecurangan bersama-sama terhadap kecurangan
akademik yaitu plagiarisme, menyontek, akademik?
memalsukan informasi dan dokumen
E. Kegunaan Penelitian
(fabrikasi atau falsifikasi), memfasilitasi
Berdasarkan perumusan masalah
orang lain berbuat kecurangan akademik, di atas, maka kegunaan yang hendak
Berbohong yang berkaitan dengan dicapai dalam penelitian ini adalah
pengerjaan tugas. Indikator tekanan sebagai berikut:
yaitu, tugas yang terlalu sulit dan banyak,
siswa merasa tidak dapat memenuhi 1. Kegunaan Teoritis
standar kelulusan jika tidak melakukan Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat menambah ilmu
kecurangan akademik, ujian yang terlalu
pengetahuan khususnya dalam bidang
sulit, siswa tidak dapat memanajemen
pendidikan. Penelitian ini juga sebagai
waktu. informasi dan bahan kajian bagi peneliti
Indikator peluang yaitu, pengajar tidak yang ingin melakukan penelitian
melakukan pengecekan terhadap selanjutnya serta memberikan
sumbangan pikiran bagi lembaga tempat
tindakan plagiarism, pengajar tidak
penulis menimba ilmu.
mengubah bentuk tugas atau ujian, siswa 2. Kegunaan Praktis
mengamati lingkungannya juga terlibat Dilakukannya penelitian ini
dalam melakukan kecurangan, pengajar diharapkan penelitian ini berguna
tidak cukup mampu menghalangi untuk:
terjadinya tindakan kecurangan. a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk melihat
Indikator rasionalisasi yaitu: kebijakan berapa besar pengaruh tekanan,
penilaian atau persyaratan tugas dari peluang dan rasionalisasi terhadap
pengajar yang tidak adil, pengajar tidak kecurangan akademik.
cukup menjelaskan tentang apa b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini
konsekuensi yang akan diberikan apabila dapat memberikan gambaran
tertangkap melakukan kecurangan,

3
tentang penyebab terjadinya untuk mendapatkan kredit
kecurangan akademik (misalnya menggunakan catatan
c. Bagi masyarakat hasil penelitian ini buatan, menyalin karya orang lain
dapat bermanfaat untuk mencegah selama tes, atau berkolaborasi
terjadinya kecurangan akademik dengan orang lain di luar tugas
dengan memerhatikan aspek-aspek kelas tanpa izin)
yang diteliti 2. Fabrikasi, yaitu yang dengan
sengaja memalsukan (falsifikasi)
BAB II atau salah mengartikan informasi
TEORITIK yang berasal dari sumber lain
A. Deskripsi Konseptual dalam sebuah tugas (misalnya,
1. Kecurangan Akademik menyusun sumber untuk
a. Pengertian Kecurangan bibliografi makalah atau
Akademik memalsukan hasil tugas
laboratorium)
Kecurangan akademik sangatlah 3. Plagiarisme, yaitu yang dengan
meresahkan proses berjalannya sengaja mengadopsi atau
pendidikan, akibat dari kecurangan mereproduksi gagasan, kata-kata,
akademik bukan hanya memperlambat atau pernyataan orang lain
tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagai miliknya sendiri dengan
tetapi juga merusak moral generasi anak mengakui (misalnya,
bangsa. Menurut Tipton (2015), menyerahkan sebuah makalah
kecurangan akademik adalah mengambil yang ditulis oleh siswa lain,
jalan pintas kognitif dengan membeli sebuah karya dari
mengirimkan pekerjaan untuk penilaian sumber komersial, gagal untuk
yang bukan milik diri sendiri. memberikan kutipan yang benar
Kecurangan akedemik ini dilakukan juga pada sebuah makalah , atau
untuk mendapatkan keuntungan. Fass mengirimkan kertas yang sama
(dalam Bleeker, 2008) juga untuk mendapatkan kredit di lebih
mengungkapkan bahwa upaya untuk dari satu sumber tanpa izin
mendefinisikan ketidakjujuran akademis instruktur (plagiarisme diri)
sering ditulis dalam istilah seperti 4. Memfasilitasi ketidakjujuran
"mengambil keuntungan yang tidak adil akademik, dengan sengaja
dari siswa lain" atau mewakili kata atau membantu orang lain terlibat
gagasan mereka sebagai masalah dalam ketidakjujuran akademik
tersendiri. Berdasarkan dari berbagai 5. Misrepresentasi memberikan
definisi tersebut, maka dapat informasi palsu kepada instruktur
disimpulkan bahwa kecurangan tentang latihan akademis
akademik adalah upaya mengambil (misalnya, memberikan alasan
pekerjaan orang lain, memberi dan/atau palsu untuk melewatkan tes atau
mendapat bantuan yang tidak sah untuk tenggat waktu atau secara salah
keuntungan diri sendiri. mengklaim telah mengirimkan
kertas)
Menurut Bleeker (2008), definisi 6. Gagal berkontribusi. Mengambil
kerja untuk ketidakjujuran akademik kredit untuk partisipasi dalam
adalah: proyek kolaborasi sementara gagal
1. Kecurangan atau menyontek, yaitu melakukan pembagian adil
yang dengan sengaja 7. Sabotase mencegah orang lain
menggunakan bahan, informasi, menyelesaikan pekerjaan mereka
atau bantuan studi yang tidak sah
dalam pekerjaan yang diajukan

4
11
(misalnya mengganggu percobaan Berdasarkan berbagai definisi tersebut,
laboratorium seseorang. maka dapat disimpulkan tekanan adalah
sesuatu yang muncul dari kebutuhan
2. Segitiga Kecurangan (Fraud yang berasal dari dalam diri maupun
Triangle) luar seseorang.
Segitiga kecurangan atau biasa Menurut Whitley (2012), Faktor-
disebut Fraud Triangle adalah salah satu faktor yang memotivasi Ketidakjujuran
metode yang ditemukan oleh Donald R. Akademik, dari tekanan eksternal
Cressey (dalam Singleton, 2006) seorang akademik:
kriminolog asal Amerika Serikat pada
tahun 1973 untuk menguji penyebab 1) Beban kerja di semua mata kuliah
terjadi tindakan kecurangan keuangan terlalu berat
yang dilakukan oleh para pegawai. 2) Kecurangan lain membuat saya
Dalam penelitiannya tersebut Cressey merasa kurang beruntung
melakukan wawancara kepada 200 3) Profesor (atau bacaan) tidak cukup
pegawai keuangan untuk menguji alasan menjelaskan materi
kecurangan keuangan dilakukan. 4) Terlalu banyak tes pada satu hari
Hasilnya, hipotesa yang muncul dari
wawancara tersebut menyebutkan bahwa
alasan-alasan yang sering digunakan 4. Peluang
yaitu; 1) Adanya tekanan (biasa disebut Dalam kecurangan akademik, para
dorongan atau kebutuhan yang tak pelaku kecurangan memanfaatkan
terbantahkan), 2) Adanya peluang, dan 3) peluang yang ada untuk melakukannya.
Adanya rasionalisasi (keputusan etis Peluang yang besar sebagai hasil dari
seseorang) yang menjadi alasan mereka pengawasan yang lemah sangat
melakukan tindak kecurangan. Oleh mendukung terjadinya kecurangan
karena itu, hipotesa tersebut terkenal akademik. Stephen K. Henn (2009)
dengan sebutan Fraud Triangle yang menyatakan bahwa kesempatan berarti
berisikan 3 elemen yakni tekanan, bahwa lingkungan berada dalam kondisi
peluang, dan rasionalisasi. Menurut yang sedemikian rupa sehingga
Bleeker (2008) konsep ini juga dapat penyimpangan bisa terjadi. Kemudian L.
digunakan untuk menguji terjadinya June (2013) menguatkan bahwa
kecurangan akademik. kesempatan adalah hasil dari
3. Tekanan pengendalian internal yang lemah karena
Setiap orang mempunyai tekanan pengawasan manajemen yang buruk,
dalam menjalani kehidupan. Tekanan karyawan yang percaya bahwa mereka
tersebutlah yang menyebabkan tidak akan tertangkap mungkin karena
seseorang melakukan kecurangan. menduduki posisi kepercayaan.1
Menurut Stephern K. Henn (2009),
tekanan adalah dapat berasal kebutuhan Berdasarkan berbagai definisi di
individual, kelompok, atau kombinasi atas maka, pengertian peluang adalah
dari keduanya. Sedangkan menurut June kondisi yang sedimikian rupa karena
(2013) tekanan adalah sesuatu yang pengendalian yang lemah sehingga
berasal dari adanya kebutuhan finansial memungkinkan kecurangan dapat terjadi.
seperti tagihan medis, asuransi mobil, Albrecht (2014) menambahkan
alkohol atau kecanduan obat-obatan dalam bukunya mengenai faktor-faktor
terlarang, yang hidup di luar
kemampuan mereka, dan lain-lain.

1 L. June, Op.cit, p. 331

5
yang menyebabkan munculnya peluang menganggapnya salah, maka akan
yaitu sebagai berikut: "diperbaiki". Berdasarkan beberapa
definisi yang telah dipaparkan di atas,
1) Kurangnya pengendalian internal maka dapat disimpulkan bahwa definisi
yang mencegah dan / atau rasionalisasi adalah proses pengambilan
mendeteksi perilaku curang keputusan untuk membenarkan tindakan
2) Ketidakmampuan menilai kualitas yang diyakininya salah tetapi tetap
kinerja dilakukan karena merasa akan diperbaiki
3) Kegagalan mendidik pelaku di lain waktu.
kecurangan Albrecht (2014) menjelaskan bahwa
4) Kurangnya akses terhadap Rasionalisasi umum yang digunakan oleh
informasi atau informasi asimetris pelaku kecurangan adalah sebagai
5) Ketidaktahuan, apatis, atau berikut:
ketidakmampuan 1) Organisasi berutang pada saya
6) Kurangnya jejak pemeriksaan 2) Saya hanya meminjam uang dan
akan membayarnya kembali
5. Rasionalisasi 3) Tidak ada yang terluka
Melakukan tindakan kecurangan 4) Saya pantas mendapatkan lebih
akademik pasti merupakan sebuah hasil 5) Kami akan memperbaiki buku-
dari berbagai macam pertimbangan buku itu segera setelah kami
seseorang. Akal manusia berfungsi untuk mengatasi kesulitan keuangan ini
mengaitkan informasi yang ada untuk 6) Sesuatu harus dikorbankan -
menghasilkan keputusan, terkadang integritas atau reputasi saya.
manusia selalu mencari alasan-alasan (Jika saya tidak menggelapkan
untuk dijadikan dasar pengambilan untuk menutupi
keputusannya, dasar tersebut dapat ketidakmampuan saya
bersifat logis, tidak logis, dan dipaksakan membayar, orang akan tahu
untuk menjadi logis atau rasionalisasi. bahwa saya tidak dapat
Menurut Stephen K. Henn (2009) memenuhi kewajiban saya dan
rasionalisasi adalah inti dari proses itu akan memalukan karena saya
pengambilan keputusan ketika saatnya seorang professional).
memilih "pergi" atau "tidak pergi" untuk
dicapai. Sehingga berdasarkan definisi B. Hasil Penelitian yang Relevan
Stephen, rasionalisasi menjadi eksekutor Dalam penelitian ini, peneliti
tindakan kecurangan akademik. mengambil beberapa referensi untuk
Kemudian June menambahkan bahwa dijadikan acuan dan bahan masukan.
rasionalisasi adalah komponen penting Peneliti mengambil kajian-kajian yang
untuk kasus hati nurani dan relevan dan penelitian yang serupa terkait
membenarkan tindakannya.2 Jika melihat pengaruh tekanan, peluang, dan
dari definisi June, hati nurani manusia rasionalisasi terhadap kecurangan
tidak membenarkan perilaku yang akademik.
merusak tetapi rasionalisasi menjadi Dalam penelitian yang dilakukan
elemen penting dalam melawan hati oleh Fitriana dan Baridwan yang berjudul
nurani tersebut. Selanjutnya Goldmann “Perilaku Kecurangan Akademik
(2010) mempunyai definisi lain Mahasiswa Akuntansi: Dimensi Fraud
mengenai rasionalisasi yakni Triangle”. Penelitian ini menggunakan
rasionalisasi adalah proses psikologis metode survei. Hasil penelitian
dimana seseorang yang telah melakukan memperoleh bukti bahwa perilaku
kecurangan meyakinkan dirinya sendiri
2 L. June, Dale. Op.cit., p. 331

6
kecurangan mahasiswa ditentukan oleh SMK Negeri 10 Surabaya. Tekanan dan
dimensi fraud triangle yaitu tekanan, rasionalisasi secara parsial memengaruhi
peluang dan rasionalisasi. perilaku kecurangan akademik
Kemudian dalam penelitian yang sedangkan variabel kesempatan tidak
dilakukan oleh Irfan Zamzam, et.al yang berpengaruh terhadap kecurangan
berjudl “Pengaruh Diamond Fraud dan akademik.
Tingkat Religiusitas terhadap Penelitian Murdiansyah, dkk yang
kecurangan akademik (Studi Pada berjudul “Pengaruh Dimensi Fraud
Mahasiswa S-1 di Lingkungan Perguruan Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan
Tinggi Se Kota Ternate”. Penelitian ini Akademik (Studi Empiris pada
merupakan penelitian empiris dengan Mahasiswa Magister Akuntansi
menggunakan disproportionate stratified Universitas Brawijaya)”. Dalam
random sampling. Terdapat beberapa penelitian ini menggunakan metode
teori yang dikembangkan dalam kombinasi dari kualiatatif dan kuantitatif
penelitian ini adalah teori yang yaitu menganalisis data, kemudian
mendasari seseorang melakukan tindak membandingkan data yang diperoleh dan
kecurangan adalah fraud triangle. Teori memilih data yang dapat dikombinasikan
ini buat oleh Donald R. Cressey dalam serta unggul. Hasil penelitian ini
penelitiannya yang berjudul Other menyediakan bukti empiris bahwa
People’s Money: A Study in the Social tekanan, peluang dan rasionalisasi
Psychology of Embezzlement yang memiliki pengaruh yang positif terhadap
menjelaskan bahwa ada tiga alasan perilaku kecurangan akademik.
utama mengapa seseorang melakukan Penelitian ini juga berhasil membuktikan
fraud, yaitu tekanan (pressure), peluang bahwa ada faktor kemampuan
(opportunity) dan rasionalisasi menghasilkan efek yang negatif dalam
(rationalization) (Tuanakotta, 2010: kecurangan akademik.
205). C. Kerangka Teoritik
Penelitian ini menggunakan analisa Hubungan Tekanan Terhadap
deskriptif, hasil dari penelitian ini Kecurangan Akademik. Tekanan yang
menunjukkan bahwa perilaku dirasakan oleh siswa menjadi salah satu
kecurangan akademik mahasiswa faktor pendorong yang membuat siswa
akuntansi hendak walaupun memiliki melakukan kecurangan akademik.
tekanan dan peluang yang tinggi, dan Tekanan yang besar tentu saja, membuat
mahasiswa akuntansi pada perguruan para siswa berpikir bagaimana mencari
tinggi negeri di Sumatera Utara jalan keluar yang cepat agar terlepas dari
mempunyai niat baik untuk menghindari segala tekanan yang dirasakan.
perilaku curang.\ Penjelasan di atas diperkuat oleh
Selanjutnya penelitian yang pendapat Bleeker (2008) yang
dilakukan oleh Mufakkir dan Listiadi menyebutkan bahwa beberapa alasan
berjudul “Pengaruh Faktor yang Terdapat mengapa beberapa siswa mengutip
Dalam Dimensi Fraud Triangle kecurangan, misalnya, tingkat
Terhadap Perilaku Kecurangan kemalasan, tekanan, dan sinisme, yang
Akademik”. Penelitian ini menggunakan sulit dikonseptualisasikan atau terkait
instrument berupa angket dengan dengan generasi baby boomer.
menggunakan skala likert untuk skor Kemudian Simon (2015)
angket. Dari hasil analisis data diketahui menambahkan bahwa tekanan untuk
bahwa faktor-faktor dalam dimensi fraud menang dari suatu kompetensi memicu
triangle secara simultan memiliki adanya kesalahan, kecurangan akademis,
pengaruh terhadap perilaku kecurangan dan kejahatan lainnya.
akademik siswa kelas XI Akuntansi di

7
Berdasarkan pernyataan para ahli di Berdasarkan pernyataan para ahli
atas, terdapat hubungan antara tekanan di atas, terdapat hubungan antara
terhadap kecurangan akademik. rasionalisasi terhadap kecurangan
Hubungan Peluang Terhadap akademik.
Kecurangan Akademik. Dalam Hubungan Tekanan, Peluang, dan
melakukan kecurangan akademik jika Rasionalisasi Terhadap Kecurangan
tidak ada peluang maka siswa pun tidak Akademik. Tekanan, peluang dan
dapat menjalankan tindakan tidak etisnya rasionalisasi merupakan faktor-faktor
itu. Semakin besar peluang yang ada, yang secara simultan memengaruhi
maka kecurangan akademik pun semakin terjadi perilaku kecurangan akademis.
berpotensi besar untuk dilancarkan. Secara bersamaan tekanan menyebabkan
Pernyataan di atas didukung oleh seseorang membutuhkan sesuatu yang
pendapat Bolin (dalam Wankel, 2012) cepat agar senantiasa cepat terbebas dari
yang menyebutkan faktor-faktor untuk tekanan. Kemudian saat terdapat tekanan
memprediksi kecurangan akademik di yang besar lalu muncul kesempatan
antaranya adalah disposisi kontrol diri, untuk berbuat curang ini akan membuat
sikap terhadap ketidakjujuran akademik, semakin besarnya kemungkinan
dan kesempatan yang dirasakan untuk terjadinya kecurangan akademik.
kecurangan. Kemudian ditambahkan Namun, rasionalisasi juga tak kalah
oleh Ajzen (Nilson, 2010) yang mengambil peran seperti tekanan dan
menyatakan bahwa kecurangan terjadi peluang justru rasionalisasi muncul
sebagai hasil dari kesempatan sekaligus sebagai hasil pemikiran yang muncul dari
niat untuk berbuat curang dalam pikiran siswa untuk melakukan
Berdasarkan pernyataan para ahli di kecurangan akademik atau tidak.
atas, terdapat hubungan antara peluang Ada beberapa ahli yang
terhadap kecurangan akademik. menguatkan pernyataan di atas tersebut,
Hubungan Rasionalisasi Terhadap yakni dijelaskan oleh Wolfie &
Kecurangan Akademik. Siswa yang Hermanson (dalam Bleeker, 2008)
berpikir bahwa bertindak curang adalah sebagai adanya insentif atau tekanan,
tidak etis maka ia tidak akan melakukan, kesempatan untuk mempengaruhi
sebaliknya jika saja siswa membenarkan tindakan tersebut, dan kemampuan untuk
tindakan curang dengan berbagai alasan merasionalisasi pelanggaran, segitiga
maka yang menurut ia pribadi adalah penipuan dapat diterapkan untuk
benar maka tindakan kecurangan memahami ketidakjujuran dalam konteks
akademik pun berpotensi sangat besar akademis. Kemudian Albrecht (2014)
untuk terjadi. mengatakan bahwa tekanan yang
Pernyataan di atas didukung oleh dirasakan, peluang yang dirasakan (untuk
pendapat dari berbagai ahli, salah satunya melakukan dan menyembunyikan), dan
datang dari E. Turvey (2012) yang rasionalisasi umum terjadi pada setiap
menyatakan bahwa rasionalisasi kecurangan.
memungkinkan pelaku untuk meninjau
perilaku ilegal dapat diterima, sehingga Berdasarkan pernyataan para ahli di
melestarikan citranya sebagai orang yang atas, terdapat hubungan antara tekanan,
dapat dipercaya. Kemudian ditambahkan peluang dan rasionalisasi secara
oleh Mc Cabe (dalam Cassidy, 1999) bersama-sama terhadap kecurangan
yang mempertajam bahwa rasionalisasi akademik.
memengaruhi kecurangan akademik D. Perumusan Hipotesis
adalah di sekolah siswa cenderung Berdasarkan deskripsi
membenarkan atau merasionalisasi konseptual dan kerangka berpikir, maka
kecurangan akademik yang dia akui.

8
dapat dirumuskan hipotesis penelitian D. Populasi dan Sampling
sebagai berikut: Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh seluruh siswa SMK PGRI 4
H1 :Terdapat pengaruh antara tekanan
Jakarta. Sampel diambil dari siswa kelas
terhadap kecurangan akademik
X, XI, dan XII jurusan akuntansi.
H2 : Terdapat pengaruh antara peluang
Berdasarkan rumus Slovin dengan taraf
terhadap kecurangan akademik
kesalahan 5% maka dengan jumlah
H3 : Terdapat pengaruh antara populasi 132 siswa SMK PGRI 4,
rasionalisasi terhadap diperlukan 100 siswa untuk dijadikan
kecurangan akademik sampel dalam penelitian ini.

H4 : Terdapat pengaruh antara tekanan, E. Teknik Pengumpulan Data


peluang dan rasionalisasi Sumber data yang digunakan dalam
terhadap kecurangan akademik penelitian ini adalah sumber primer.
Dalam penelitian ini, data primer dari
BAB III responden melalui kuisioner akan
digunakan untuk meneliti variabel
METODE PENELITIAN kecurangan akademik (variabel Y),
A. Tujuan Penelitian tekanan (variabel X1), peluang (variabel
Berdasarkan perumusan X2), dan rasionalisasi (variabel X3).
masalah yang telah disusun, Instrumen penelitian untuk mengukur
penelitian ini bertujuan untuk ketiga variabel tersebut akan dijelaskan
memperoleh pengetahuan yang valid sebagai berikut:
dan dapat dipercaya mengenai 1. Kecurangan Akademik
pengaruh tekanan, peluang dan a) Definisi Konseptual
rasionalisasi (dimensi fraud triangle)
terhadap kecurangan akademik. Kecurangan akademik adalah upaya
mengambil pekerjaan orang lain,
B. Tempat dan Waktu Penelitian
memberi dan/atau mendapat bantuan
Dalam penelitian ini, penelitian di
yang tidak sah untuk keuntungan diri
SMK PGRI 4 Jakarta Jalan Percetakan sendiri.
Negara IX A, Jakarta Pusat.
b) Definisi Operasional
Penelitian ini dilaksanakan pada
Maret 2018. Peneliti menilai bahwa Penelitian ini menggunakan alat
waktu tersebut adalah waktu yang efektif
ukur kuesioner/angket dengan
untuk melakukan penelitian karena siswa menggunakan skala Likert. Indikator
kelas XI sudah selesai melaksanakan
tekanan meliputi plagiarisme,
PKL (Praktik Kerja Lapangan).
menyontek, memalsukan informasi dan
C. Metode Penelitian dokumen (fabrikasi atau falsifikasi),
Metode yang akan digunakan dalam memfasilitasi orang lain berbuat
penelitian ini adalah metode survei kecurangan akademik, dan berbohong
dengan pendekatan korelasi. Penelitian yang berkaitan dengan pengerjaan tugas
ini memiliki dua macam variabel, yaitu 2. Tekanan
variabel independen dan variabel a) Definisi Konseptual
dependen. Variabel independen
berjumlah tiga variabel, yaitu tekanan Tekanan adalah sesuatu yang
(X1), peluang (X2), dan rasionalisasi muncul dari kebutuhan yang berasal dari
(X3) sedangkan variabel dependen dalam diri maupun luar seseorang.
adalah kecurangan akademik (Y). b) Definisi Operasional

9
Penelitian ini menggunakan alat menunjukkan tingkat- tingkat
ukur kuesioner/angket dengan kevalidan atau kesalihan suatu
menggunakan skala Likert. Indikator instrument. Sebuah instrument
tekanan meliputi tugas yang banyak dan dikatakan valid apabila mampu untuk
sulit, merasa tidak dapat memenuhi mengukur apa yang hendak diukur.
standar jika tidak menyontek, tidak dapat b. Pengujian Reliabilitas
memanajamen waktu, dan kompetisi
Instrumen yang sudah dinyatakan valid
yang tinggi.
melalui tes validitas, maka
3. Peluang selanjutnya lakukan uji reliabilitas.
a) Definisi Konseptual Realiabilitas adalah ketetapan suatu tes
apabila dites berkali- kali Jadi, ketika
Pengertian peluang adalah kondisi
istrumen telah valid dan reliabel maka
yang sedimikian rupa karena
pengendalian yang lemah sehingga akan mampu menghasilkan data yang
memungkinkan kecurangan dapat dapat dipercaya walaupun dilakukan tes
terjadi. berulang kali.

b) Definisi Operasional F. Teknik Analisis Data


Alat ukur yang digunakan dalam Di bawah ini merupakan langkah-
penelitian adalah kuesioner/angket langkah analisis data yang dilakukan oleh
dengan menggunakan skala Likert. peneliti. Data diolah dengan
Indikator peluang adalah kurangnya menggunakan program Statistical
pengawasan dan pengendalian, Package For Social Science (SPSS).
pengajar tidak mengubah pola-pola,
1. Uji Persayaratan Analisis
ketidakmampuan guru dalam menilai
kualitas kerja siswa, tugas yang tidak Penelitian ini menggunakan uji
berbeda. linearitas sebagai uji prasyarat.
2. Analisis Persamaan Regresi
4. Rasionalisasi
Analisis regresi ini dapat dilakukan
a) Definisi Konseptual dengan melakukan uji analisis regresi
Rasionalisasi adalah proses berganda, uji F dan uji t.
pengambilan keputusan untuk 3. Analisis Koefisien Determinasi
membenarkan tindakan yang Analisis koefisien determinasi (R)
diyakininya salah tetapi tetap dilakukan dalam regresi linear berganda digunakan
karena merasa akan diperbaiki di lain untuk mengetahui seberapa jauh
waktu. kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel bebas atau dengan kata
b) Definisi Operasional lain, mengukur seberapa baik model yang
dibuat mendekati fenomena variabel
Alat ukur yang digunakan dalam bebas.
penelitian adalah kuesioner/angket
dengan menggunakan skala Likert. . BAB IV
Indikator rasionalisasi adalah HASIL PENELITIAN
perlakuan yang tidak adil, tidak ada A. Deskripsi Data
pihak yang dirugikan, dan peraturan 1. Kecurangan Akademik
yang tidak jelas Data statistik menunjukkan skor
5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas kecurangan akademik maksimum
sebesar 90, skor kecurangan akademik
a. Pengujian Validitas minimum sebesar 36 dengan jumlah skor
Validitas adalah suatu ukuran yang keseluruhan dari variabel Y yaitu sebesar

10
1709. Rata-rata sebesar 56,55, standar merasa tidak dapat memenuhi standar
deviasi (S) sebesar 9,73, dan varians (S2) jika tidak menyontek yaitu yaitu sebesar
sebesar 94,61. Berdasarkan hasil dari 22,37%. Data menunjukkan bahwa
rata-rata hitung skor masing-masing frekuensi tertinggi terletak pada interval
indikator dari variabel kecurangan 86 – 92 dan 93 – 99 dengan frekuensi
akademik menunjukkan bahwa yang absolut 20 dan frekuensi relatif 20%.
memiliki skor tertinggi adalah indikator Interpretasi dari data tersebut adalah
memfasilitasi orang lain berbuat terdapat 20 siswa (responden) yang
kecurangan dengan persentase 24,83%. mendapat skor tekanan antara 86 – 92 dan
Kemudian, skor terendah terdapat pada 93 - 99. Sedangkan frekuensi absolut
indikator memalsukan atau terendah sebanyak 3 yang terletak pada
menambahkan informasi yaitu sebesar interval 51 – 57 dengan frekunesi relatif
17,34%. Data menunjukkan bahwa sebesar 3%. Interpretasi dari frekuensi
frekuensi tertinggi terletak pada interval terendah tersebut adalah terdapat 3 siswa
50 – 56 dengan frekuensi absolut 24 dan yang mendapat skor tekanan antara 51 –
frekuensi relatif 24%. Interpretasi dari 57. Berdasarkan perhitungan
data tersebut adalah terdapat 24 siswa sebelumnya, diperoleh nilai rata-rata
(responden) yang mendapat skor variabel tekanan sebesar 82,72. Dari data
kecurangan akademik antara 50 – 56. tersebut dapat diketahui bahwa 68 siswa
Sedangkan frekuensi absolut terendah mempunyai tingkat tekanan yang tinggi
sebanyak 0 yang terletak pada interval 78 atau di atas rata-rata dan sebanyak 32
– 84 dengan frekunesi relatif sebesar 0%. responden meiliki tekanan yang rendah
Interpretasi dari frekuensi terendah atau di bawah rata-rata.
tersebut adalah terdapat 0 siswa yang 3. Peluang
mendapat skor kecurangan akademik
Data statistik menunjukkan skor
antara 78 – 84. Berdasarkan perhitungan
peluang maksimum sebesar 107, skor
sebelumnya, diperoleh nilai rata-rata
peluang minimum sebesar 62 dengan
variabel kecurangan akademik sebesar
jumlah skor keseluruhan dari variabel X
56,55. Dari data tersebut dapat diketahui
yaitu sebesar 8681. Rata-rata sebesar
bahwa 48 siswa mempunyai tingkat
86,81, standar deviasi (S) sebesar 8,70,
kecurangan akademik tinggi atau di atas
rata-rata dan sebanyak 52 responden dan varians (S2) sebesar 75,67.
memiliki tingkat kecurangan yang rendah Berdasarkan hasil dari rata-rata hitung
atau di bawah rata-rata. skor masing-masing indikator dari
variabel peluang menunjukkan bahwa
yang memiliki skor tertinggi adalah
2. Tekanan indikator siswa mengamati
Data statistik menunjukkan skor tekanan lingkungannya juga terlibat dalam
maksimum sebesar 105, skor tekanan kecurangan dengan persentase 27,16%.
minimum sebesar 51 dengan jumlah skor Kemudian, skor terendah terdapat
keseluruhan dari variabel X yaitu sebesar pengajar tidak mengecek terhadap
8272. Rata-rata sebesar 82,72, standar tindakan plagiarisme yaitu yaitu sebesar
deviasi (S) sebesar 13,41, dan varians 23,44%. Data di atas menunjukkan
(S2) sebesar 179,9. Berdasarkan hasil bahwa frekuensi tertinggi terletak pada
dari rata-rata hitung skor masing-masing interval 86 – 91 dengan frekuensi absolut
indikator dari variabel tekanan 25 dan frekuensi relatif 25%. Interpretasi
menunjukkan bahwa yang memiliki skor dari data tersebut adalah terdapat 25
tertinggi adalah indikator ujian yang siswa (responden) yang mendapat skor
terlalu sulit dengan persentase 26,76%. peluang antara 86 – 91. Sedangkan
Kemudian, skor terendah terdapat pada frekuensi absolut terendah sebanyak 2

11
yang terletak pada interval 104 – 109 Interpretasi dari frekuensi terendah
dengan frekunesi relatif sebesar 2%. tersebut adalah terdapat 1 siswa yang
Interpretasi dari frekuensi terendah mendapat skor peluang antara 29– 36 dan
tersebut adalah terdapat 2 siswa yang 85 – 92. Berdasarkan perhitungan
mendapat skor peluang antara 104 – 109. sebelumnya, diperoleh nilai rata-rata
Data statistik menunjukkan skor peluang variabel rasionalisasi sebesar 60,68. Dari
maksimum sebesar 88, skor peluang
data tersebut dapat diketahui bahwa 50
minimum sebesar 21 dengan jumlah skor
siswa mempunyai tingkat rasionalisasi
keseluruhan dari variabel X yaitu sebesar
6068. Rata-rata sebesar 60,68, standar yang tinggi atau di atas rata-rata dan
deviasi (S) sebesar 10,22, dan varians sebanyak 50 responden meiliki
rasionalisasi yang rendah atau di bawah
(S2) sebesar 104,50. Berdasarkan
perhitungan sebelumnya, diperoleh nilai rata-rata.
rata-rata variabel peluang sebesar 86,81. B. Pengujian Hipotesis
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
57 siswa mempunyai tingkat peluang 1. Uji Persyaratan Analisis
yang tinggi atau di atas rata-rata dan a. Uji Normalitas
sebanyak 43 responden meiliki peluang
yang rendah atau di bawah rata-rata. Hasil analisis data menunjukkan data
4. Rasionalisasi yang digunakan berdistribusi normal
(0,200 > 0,05).
Data statistik menunjukkan skor
peluang maksimum sebesar 88, skor b. Uji Linearitas
peluang minimum sebesar 21 dengan
Hasil perhitungan dari tabel di atas
jumlah skor keseluruhan dari variabel X
menunjukkan taraf signifikansi variabel
yaitu sebesar 6068. Rata-rata sebesar tekanan pada linearity sebesar 0,000 <
60,68, standar deviasi (S) sebesar 10,22, 0,05; peluang pada linearity 0,000 < 0,05;
dan varians (S2) sebesar 104,50. rasionalisasi pada linearity 0,004 < 0,05;
Berdasarkan hasil dari rata-rata hitung sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor masing-masing indikator dari antara kecurangan akademik (Y) dengan
variabel rasionalisasi menunjukkan tekanan (X1) terdapat hubungan yang
bahwa yang memiliki skor tertinggi linear, kecurangan akademik (Y) dengan
adalah indikator pengajar tidak peluang (X2) terdapat hubungan yang
linear, kecurangan akademik (Y) dengan
menjelaskan apa yang termasuk
rasionalisasi (X3) terdapat hubungan
kecurangan dengan persentase 33,63%.
yang linear.
Kemudian, skor terendah terdapat
sekolah tidak mendeteksi adanya 2. Uji Asumsi Klasik
kecurangan akademik yaitu yaitu sebesar a. Uji Multikolinearitas
32,93%. Data di atas menunjukkan Berdasarkan hasil perhitungan tabel di
bahwa frekuensi tertinggi terletak pada atas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari
interval 53 – 60 dengan frekuensi absolut variabel tekanan sebesar 1,298, variabel
33 dan frekuensi relatif 33%. Interpretasi peluang sebesar 1,255, variabel peluang
dari data tersebut adalah terdapat 33 sebesar 1,194 yang berarti < 10,
siswa (responden) yang mendapat skor sedangkan nilai Tolerance variabel
rasionalisasi antara 53 – 60. Sedangkan tekanan 0,770, variabel peluang sebesar
frekuensi terendah terletak pada interval 0,797, dan variabel rasionalisasi sebesar
0,838 yang berarti adalah nilai-nilai
29– 36 dan 85 – 92 dengan frekuensi
tersebut > 0,1. Dapat disimpulkan bahwa
absolut 1 dan frekuensi relatif 1%.

12
pada model regresi tidak ada masalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
multikolinearitas. rasionalisasi dengan kecurangan
akademik.
b. Uji Heterokedastisitas 4. Analisis Koefisien Korelasi
Hasil uji tersebut menunjukkan a. Analisis Korelasi Sederhana
bahwa nilai signifikansi tekanan sebesar Hasil perhitunga menunjukkan, terdapat
0,773, nilai variabel peluang sebesar korelasi antara tekanan terhadap
0,711, dan nilai variabel rasionalisasi kecurangan akademik sebesar 0,444.
sebesar 0,969, ketiga variabel tersebut Interpretasi dari hasil uji tersebut adalah
memiliki nilai lebih dari 0,05. Maka tekanan memiliki hubungan yang sangat
dapat disimpulkan bahwa tidak ada sedang atau tidak terlalu kuat terhadap
masalah heteroskedastisitas. kecurangan
b. Analisis Korelasi Parsial
3. Analisis Persamaan Regresi Dari hasil uji menunjukkan
a. Uji Regresi Linear Berganda bahwa ada korelasi antara tekanan
Jika dilihat dari tabel Coefficients, maka dengan kecurangan akademik dimana
persamaan regresinya sebagai berikut: peluang dan rasionalisasi dikendalikan
Ŷ = 𝟏𝟎, 𝟎𝟏𝟗 + 𝟎, 𝟐𝟏𝟗𝑿𝟏 + 𝟎, 𝟑𝟑𝟗𝑿𝟐 atau dibuat tetap adalah 0,298. Hal ini
+ 𝟎, 𝟎𝟓𝟑𝑿𝟑 menunjukkan bahwa nilai uji berada
Persamaan regresi tersebut menunjukkan dalam rentang 0,20 – 0,399, sehingga
bahwa nilai konstanta (a) ialah sebesar terdapat hubungan yang rendah atau
10,019 artinya jika tekanan (X1), peluang tidak kuat antara tekanan dengan
(X2), dan rasionalisasi (X3) adalah 0, kecurangan akademik jika peluang dan
rasionalisasi tetap.
maka kecurangan akademik (Y) nilainya Dari hasil uji menunjukkan
adalah 10,019. bahwa ada korelasi antara peluang
b. Uji Koefisien Regresi Parsial dengan kecurangan akademik dimana
Berdasarkan Uji t pada table dapat tekanan dan rasionalisasi dikendalikan
diperoleh thitung dari tekanan sebesar atau dibuat tetap adalah 0,296. Hal ini
3,058, thitung dari peluang sebesar 3,038, menunjukkan bahwa nilai uji berada
dan thitung dari rasionalisasi sebesar 0,583. dalam rentang 0,20 – 0,399, sehingga
Sedangkan ttabel dapat ditentukan dari terdapat hubungan yang rendah atau
tabel distribusi t dengan mencari pada α tidak kuat antara peluang dengan
= 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan df = kecurangan akademik jika tekanan dan
n-k-1 yaitu (100-3-1=96). Pengujian ini rasionalisasi tetap.
memperoleh ttabel sebesar 1,98498. Dari hasil uji menunjukkan
Sehingga dapat diketahui untuk variabel bahwa ada korelasi antara rasionalisasi
tekanan, thitung > ttabel , yaitu 3.058 > dengan kecurangan akademik dimana
1,98498, maka Ho ditolak. Jadi tekanan dan peluang dikendalikan atau
kesimpulannya secara parsial terdapat dibuat tetap adalah 0,296. Hal ini
pengaruh yang signifikan antara tekanan menunjukkan bahwa nilai uji berada
dengan kecurangan akademik. dalam rentang 0,00 – 0,199, sehingga
Kemudian, untuk variabel peluang thitung terdapat hubungan yang sangat rendah
> ttabel , yaitu 3,038 > 1,98498, maka Ho atau sangat tidak kuat antara rasionalisasi
ditolak. Artinya, secara parsial terdapat dengan kecurangan akademik jika
pengaruh yang signifikan antara peluang tekanan dan peluang tetap.
dengan kecurangan akademik. c. Uji Korelasi Ganda
Selanjutnya, untuk variabel rasionalisasi Hasil uji menunjukkan bahwa nilai R
thitung < ttabel , yaitu 0,583 < 1,98498, maka sebesar 0,527. Nilai R tersebut berada
Ho diterima. Artinya, secara parsial tidak pada rentang 0,40 – 0,599, dapat

13
disimpulkan bahwa terjadi hubungan memprediksi kecurangan akademik di
yang sedang atau tidak terlalu kuat antara antaranya adalah disposisi kontrol diri,
tekanan, peluang dan rasionalisasi sikap terhadap ketidakjujuran akademik,
terhadap kecurangan akademik. dan kesempatan yang dirasakan untuk
d. Uji Koefisirn Determinasi (R2) kecurangan. Penelitian serupa mengenai
Berdasarkan hasil dari tabel model peluang terhadap kecurangan akademik,
summary diperoleh angka R square 0,278 penelitian yang dilakukan oleh
atau 27,8%. Hasil ini menunjukkan Murdiansyah, dkk. yang berjudul
bahwa presentase sumbangan variabel “Pengaruh Dimensi Fraud Diamond
independen (tekana, peluang, dan Terhadap Perilaku Kecurangan
rasionalisasi) terhadap variabel dependen Akademik (Studi Empiris pada
(kecurangan akademik) sebesar 27,8%. Mahasiswa Magister Akuntansi
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh Universitas Brawijaya)”. Didapatkan
variabel lain. hasil bahwa tekanan memiliki t hitung
0,217 dengan taraf signifikansi (0,031 <
C. Pembahasan 0,05) maka Ho di tolak. Artinya terdapat
1. Hubungan Tekanan dengan pengaruh secara signifikan dan koefisien
Kecurangan Akademik sebesar 0,271 menghasilkan arah
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh yang positif.
yang telah dilakukan, dapat diketahui 3. Hubungan Rasionalisasi dengan
bahwa adanya pengaruh secara parsial Kecurangan Akademik
antara tekanan dengan kecurangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akademik. Hasil tersebut sejalan dengan tidak adanya pengaruh secara parsial
yang dijelaskan oleh Mc Cabe (dalam antara rasionalisasi dengan kecurangan
Bleeker, 2008) menjelaskan bahwa akademik. Pernyataan di atas tidak
tekanan persaingan untuk dapat sejalan dengan pendapat Zabihollah
memperoleh posisi yang baik dan (2009) yang menyatakan bahwa
mendapatkan sekolah yang baik mahasiswa bisnis membenarkan
mengarah pada keputusan untuk terlibat kecurangan mereka dengan
dalam berbagai bentuk ketidakjujuran merasionalisasikan tindakan mereka
akademis. Hasil penelitian yang telah sehubungan dengan skandal keuangan.
dilakukan juga sesuai dengan penelitian Hasil penelitian yang dilakukan juga
yang dilakukan oleh Fitriana dan sesuai dengan penelitian mengenai
Baridwan yang berjudul “Perilaku rasionalisasi terhadap kecurangan
Kecurangan Akademik Mahasiswa akademik lainnya. Penelitian yang
Akuntansi: Dimensi Fraud Triangle”. dilakukan oleh oleh Irfan Zamzam, dkk.
Hasil riset menunjukkan bahwa faktor yang berjudl “Pengaruh Diamond Fraud
tekanan berpengaruh terhadap dan Tingkat Religiusitas terhadap
kecurangan akademik. Hasil perhitungan kecurangan akademik (Studi Pada
menunjukkan bahwa nilai koefisien beta Mahasiswa S-1 di Lingkungan Perguruan
0,1805 dan t-value 2,2895. Artinya Tinggi Se Kota Ternate”. Hasil uji parsial
pernyataan ini didukung (t-value > 1,96). (uji T) pada penelitian ini dengan tingkat
2. Hubungan Peluang dengan signifikansi 5% menunjukkan bahwa
Kecurangan Akademik faktor rasionalisasi memiliki signifikansi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,336 > 0,005 yang berarti bahwa
adanya pengaruh secara parsial antara rasionalisasi tidak berpengaruh terhadap
peluang dengan kecurangan akademik. kecurangan akademik. Hal ini terjadi
Pernyataan di atas didukung oleh dikarenakan dalam penelitian ini faktor
pendapat Bolin (dalam Wankel, 2012) religiusitas berpengaruh negatif dan
yang menyebutkan faktor-faktor untuk signifikan terhadap kecurangan

14
akademik yang artinya semakin tinggi Berdasarkan pengolahan data statistik,
faktor religiusitas mahasiswa maka deskripsi, dan analisis data yang telah
semakin rendah keinginan mahasiswa diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
untuk berbuat kecurangan akademik. maka dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
4. Hubungan Tekanan, Peluang, dan 1.Terdapat pengaruh positif dan
Rasionalisasi dengan Kecurangan signifikan antara tekanan terhadap
Akademik kecurangan akademik di SMK PGRI 4
Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang telah 2. Terdapat pengaruh positif dan
dilakukan terdapat hubungan secara signifikan antara peluang terhadap
simultan antara variabel tekanan, peluang kecurangan akademik di SMK PGRI 4
dan rasionalisasi terhadap kecurangan Jakarta.
akademik. Hal tersebut sejalan dengan 3. Tidak terdapat pengaruh antara
teori-teori yang dikemukakan oleh rasionalisasi terhadap kecurangan
Wolfie & Hermanson (dalam Bleeker, akademik di SMK PGRI 4 Jakarta.
2008) sebagai adanya insentif atau 4. Terdapat pengaruh positif dan
tekanan, kesempatan untuk signifikan antara tekanan, peluang dan
mempengaruhi tindakan tersebut, dan rasionalisasi terhadap kecurangana
kemampuan untuk merasionalisasi akademik di SMK PGRI 4 Jakarta.
pelanggaran, segitiga penipuan dapat
diterapkan untuk memahami B. Implikasi
ketidakjujuran dalam konteks akademis. 1. Tekanan, peluang dan rasionalisasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan berpengaruh sedang atau tidak terlalu
sesuai dengan penelitian sebelumnya kuat dan positif dengan kecurangan
yang dilakukan oleh Mufakkir dan akademik. Hasil penelitian menunjukkan
Listiadi berjudul “Pengaruh Faktor yang bahwa prosentase tertinggi variabel
Terdapat Dalam Dimensi Fraud Triangle tekanan terdapat dalam indikator ujian
Terhadap Perilaku Kecurangan yang terlalu sulit. Hal tersebut
Akademik”. Didapatkan hasil bahwa menunjukkan bahwa ujian yang terlalu
tekanan, peluang, dan rasionalisasi secara sulit menjadi faktor utama dalam tekanan
simultan memiliki pengaruh yang berbuat kecurangan akademik.
signifikan terhadap kecurangan Sementara itu, pada indikator tugas yang
akademik . Hal ini dibuktikan oleh hasil banyak dan sulit. terdapat skor item
uji F yang menunjukkan nilai F hitung tertinggi yang terdapat dalam pernyataan
sebesar 21,100 yang lebih besar dari F tugas yang diberikan terlalu sulit
table sebesar 2,710. Sedangkan nilai sehingga saya menyalin tugas teman
signifikansi yang dihasilkan sebesar yang bisa mengerjakan. Artinya tugas
0,000 < 0,005. Dapat disimpulkan bahwa yang banyak dan sulit menjadi hal
terdapat pengaruh positif dari variabel terbesar untuk memunculkan faktor
independent (tekanan, peluang dan tekanan
rasionalisasi) terhadap perilaku
kecurangan akademik di SMK Negeri 10 2. Implikasi variabel peluang adalah
Surabaya. adanya pengaruh sedang atau tidak
terlalu kuat dan positif terhadap
kecurangan akademik. Indikator peluang
BAB V yang paling kuat dan dengan prosentase
KESIMPULAN, IMPLIKASI, tertinggi untuk meningkatkan perilaku
SARAN kecurangan akademik adalah indikator
A. Kesimpulan siswa mengamati lingkungannya juga

15
terlibat dalam kecurangan. Skor item memperbaiki pola pikir tentang arti
tertinggi sebesar 368 berada pada kejujuran.
pernyataan “Teman-teman kelihatan b. Bagi Sekolah
biasa saja jika melihat ada yang Agar dapat meminimalisir segala
menyontek”. Dengan demikian, siswa penyebab tekanan, peluang dan
menilai ketika teman terlihat biasa saja rasionalisasi sehingga kecurangan
atau tidak peduli dengan perilaku akademik dapat berkurang
kecurangan akademik disitulah peluang c. Bagi Peneliti Selanjutnya
muncul. Agar dapat menambah variabel dan
sampel yang lebih banyak.
3. Implikasi variabel rasionalisasi adalah
tidak adanya pengaruh yang signifikan DAFTAR PUSTAKA
terhadap kecurangan akademik. Faktor Ahmad Bil Wahid. 2017.
rasionalisasi terutama dari indikator https://news.detik.com/berita/d-
pengajar tidak menjelaskan apa yang 3699194/cerita-bw-soal-tren-
termasuk kecurangan menunjukkan koruptor-anak-muda-di-
persentase yang tinggi. Sementara skor kalangan-pelajar (Diakses pada 1
item tertinggi sebesar 354 berada pada Desember 2017)
pernyataan “Siswa yang banyak
prestasinya dan dekat dengan guru Albrecht, W. Steve. 2014. Fraud
diberikan nilai yang lebih bagus”. Examination. USA: Cengage Learning
Dengan demikian, siswa menilai ketika
teman yang memiliki banyak prestasi dan Allen L. Edwards. 2007. An
dekat dengan guru mendapat nilai bagus Introduction to Liniar Regression
dan itu adalah perlakuan yang tidak adil and Correlation. New York: W.H.
dari pengajar sehingga muncullah Freeman and Company
rasionalisasi mereka untuk berbuat
kecurangan. Anantas, Jeane W. 2010. Teaching In
4. Kemudian, implikasi selanjutnya Social Work an Educators’ Guide
menunjukkan bahwa indikator to Theory and Pratice. USA:
kecurangan akademik yang paling tinggi Columbia University Press
prosentasenya adalah memfasilitasi
orang lain berbuat kecurangan. Skor Anderman, Eric M, dan Tamera B.
tertinggi terdapat dalam indikator Murdock. 2007. The Psychology
menyontek di pernyataan bahwa “Saya of Academic Cheating. USA:
dan teman suka berdiskusi tentang Elsevier Academic Press
jawaban saat ujian”. Dengan demikian
perilaku berdiskusi saat ujian adalah Antara,
perilaku kecurangan akademik yang https://gaya.tempo.co/read/86415
sering dilakukan siswa. 0/jangan-asal-melarang-beri-
anak-motivasi-agar-tak-
5. Pengaruh tekanan, peluang, dan menyontek (Di akses pada 19
rasionalisasi meenghasilkan angka Februari 2018)
27,8% sebagai variabel yang
memengaruhi kecurangan akademik. Auer, Michael E. 2017. Interactive
C. Saran Collaborative Learning
a. Bagi Siswa Proceeding of the 19th ICL
Untuk mengurangi tekanan hendaknya Conference- Vol. 1. USA:
membuat kelompok belajar, menghindari Springer International Publishing
peluang dan rasionalisasi dengan

16
BBC.2015.http://www.bbc.com/indone Erie
sia/majalah/2015/11/151112_mag Prasetyo.2015.https://news.okezon
azine_harvard_mencontek e.com/read/2015/04/18/65/113612
(Diakses pada 1 Desember 2017) 2/nama-baik-jadi-alasan-sekolah-
membeli-kunci-jawaban-un
Bleeker, Karen Clus. 2008. To Be
(Diakses pada 21 Desember 2017)
Honest Championing Academic
Integrity in Community Colleges. Fitriana, Annisa dan Zaki Baridwan.
USA: Community Colleges Press April 2012. “Perilaku Kecurangan
Akademik Mahasiswa Akuntansi:
Brow, Philip M. 2012. Handbook of
Dimensi Fraud Triangle .Jurnal
Prosocial Education. UK:
Akuntansi Multiparadigma
Rowman & Littlefield Published,
JAMAL. Vol.3, Nomor 2. ISSN:
Inc. 2012
2086-7603
Cassidy, V.R. 1999. Evidence Based
Goldmann, Daniel. 2010. Fraud In The
Teaching Current Research In Markets. New Jersey: John
Nursing Education. USA:Jones
Wiley&Sons, Inc, 2010
and Bartlett Publisher
International Halstead, Judith A. 2017. Pathways to A
Nursing Education Career, 2nd
Cizek, Gregory J. 2010. Cheating on
Ed.. USA: Springer Publishing
Test How To Do It, Detect It, and Company
Prevent It. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates Inc. IAIN
Publishers LANGSA.2016.http://iainlangsa.a
c.id/berita/2016/01/19/852/kejujur
DestyanSujarwoko.2017.https://student
an-modal-utama-meraih-
.cnnindonesia.com/edukasi/20170 kesuksesan (Diakses pada 14
329112807-445- Oktober 2017)
203352/membiasakan-hidup-
dengan-jujur/ (Diakses pada 1 JosephsondanMertz.2004.https://www.
Desember 2017) westga.edu/~jhasbun/Promoting_
Integrity.pdf (Diakses pada 21
Duwi Priyatno. 2010. Paham Analisa
Desember 2017)
Statistik Data dengan SPSS.
Jakarta : Mediako K. Henn, Stephen. 2009. A Case Study
Approach Business Ethics. New
E. Turvey, Brent. 2013. Forensic Fraud
Jersey: John Wiley & Sons Inc,
Evaluating Law Enforcement and 2009
Forensic Science Cultures In The
Context of Examiner Conduct. KEMENAG. 2009.
China: Elsavier, Inc https://kemenag.go.id/file/dokum
en/UU2003.pdf (Diakses pada 14
Emerson, Roberta Joanna. 2017. Nursing
Oktober 2017)
Education in The Clinical
Setting. USA: Elsevier Health Kulakowski, Elliot C. dan Lynne U.
Science Chronister. 2006. Research
Administration and

17
Management. UK: Jones&Bartlett RifaNadia.2012.,https://news.okezone.c
Publisher International om/read/2012/03/23/373/598545/i
nternet-tingkatkan-kebiasaan-
L. June, Dale. Protection, Security, and
mencontek-plagiat. Rifa Nadia
Safeguards Practical Approaches
Nurfuadah (Diakses pada tanggal
and Perspectives. New York: CRC
14 Oktober 2017)
Press, 2013
RRLaeny.2017.http://www.republika.c
Mufakkir dan Listiadi. 2016. Pengaruh
o.id/berita/pendidikan/eduaction/
Faktor yang Terdapat Dalam
17/11/24/ozwu9s284-lima-
Dimensi Fraud Triangle Terhadap
masalah-di-sekolah-yang-masih-
Perilaku Kecurangan Akademik.
dianggap-biasa (Diakses pada 21
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Vol.
Desember 2017)
04. No.3.
Simon, Robert L.2015.Fair Play The
Murdiansyah, et al. Juni 2017. Pengaruh
Ethics of Sport. 4th Ed. USA: Westview
Dimensi Fraud Diamond Press
Terhadap Perilaku Kecurangan
Akademik (Studi Empiris pada Singleton, Tommie. 2006. Fraud
Mahasiswa Magister Akuntansi Accounting and Forensic
Universitas Brawijaya). Jurnal Accounting. 3rd Ed. USA: John
Akuntansi Aktual. e-ISSN: Wiley&Sons, Inc
25801015 p-ISSN: 20879695, Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Vol.4. No.2. Bandung: Tarsito

Nilson, Linda B. To Improve The Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Academy Resource for Faculty, Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Instructional, and Organizational
________. 2015. Statistika Untuk
Development. USA: John
Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2015
Wilet&Sons, In, 2010
Tanayastri.2017.
NWK.2013.
https://student.cnnindonesia.com/
https://news.detik.com/australia-
edukasi/2017061412959-445-
plus-abc/d-2345629/ratusan-
221658/menyontek-bagai-jarum-
calon-pengacara-tasmania-
di-karburator/ (Di akses pada 9
ketahuan-
Februari 2018)
mencontek?n992204fksberitadsfd
sf=&n992204fksberitadsfdsf= Tipton, J. David. 2015. Personal and
(Diakses pada 1 Desember 2017) Professional Growth for Health
Care Professionals. USA:
Oermann, Marilyn H, et al. 2017.
Jones&Bartlett Publisher
Clinical Teaching Strategies in
Nursing 5th Ed. USA: Springer Velaris, Donna M. 2016. Handbook of
Publishing Company Research on Academic
Misconduct in Higher Education.
Rezaee, Zabihollah. Corporate
USA: IGI Global
Governance and Ethics. 2009.
USA: John Willey & Sons, Inc Wankel, Cahrles. 2012. Handbook of
Research Teaching Ethics in

18
Business and Management
Education, USA: IGI Global.
Whitley, Bernard E and Patricia K.
Spiegel. 2012. Academic
Dishonesty An Educator’s Guide.
USA: Lawrence Erlbaum
Associates
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode
Penelitian Kualitatif Kuantitatif
dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenadamedia Group
Zamzam, Irfan, et.al,. Desember 2017.
Pengaruh Fraud Diamond dan
Tingkat Religiusitas Terhadap
Kecurangan Akademik (Studi
Pada Mahasiswa S-1 di
Lingkungan Perguruan Tinggi
Se-Kota Ternate). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Peradaban. Vo. III No.2.

19

Anda mungkin juga menyukai