Anda di halaman 1dari 37

PROSES PENGOLAHAN FATTY ACID DAN

GLISERIN

Laporan Training Oleh :

PUTRA B. MANDAY
(2012.0623)

Departemen Produksi
PT. Soci Mas Oleochemical
Medan
2012
I. Proses Pengolahan Fatty Acid (Asam Le mak) di PT. SOCIMAS

A. Proses Hidrolisa (Splitting #100 dan #400)


Proses Hidrolisa (Splitting) adalah pemisahan Fatty Acid (asam lemak) dan gliserin
dari minyak (trigliserida) yang direaksikan dengan air dan akan memperoleh hasil samping
berupa Free Fatty Acid, Gliserin Mono dan Digliserida yang dapat dihilangkan melalui
proses destilasi.
Perbedaan minyak dengan lemak :
Lemak
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi
dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu
gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Lemak pada suhu kamar berbentuk padat
(density 0.8 gr/cm3 ), jumlah asam lemak jenuh lebih besar dari asam lemak tak jenuh dan
memiliki ikatan rangkap sedikit. Gliserida dari hewan berupa lemak (lemak hewani).
Minyak
Minyak pada suhu kamar berbentuk cair (density 0.91-0.94 gr/cm3 ), jumlah asam
lemak jenuh lebih sedikit dari asam lemak tak jenuh dan memiliki ikatan rangkap lebih
banyak. Gliserida dari tumbuhan berupa minyak (minyak nabati). 3 molekul trigliserida
mengandung 3 molekul asam lemak,

Reaksi Hidrolisa (Splittng section)

O O
|| ||
CH2 C R1 R1 C OH CH2 OH

O O
|| ||
CH C R2 + 3H2 O R2 C OH + CH OH

O O
|| ||
CH2 C R3 R3 C OH CH2 OH

Trigliserida Air Fatty Acid (asam lemak) Gliserin


Hal yang harus dilakukan untuk memulai proses splitting
- Pastikan temperatur atas 249 – 252 o C dan temperatur bawah 257 – 262 o C, Temperatur
ini sangat mempengaruihi agar tidak terjadi tray cock berlapis, atau Fatty acid
bercampur dengan sweet waternya
- Pastikan Steam 60 bekerja dengan baik
- Pastikan Trycock bekerja dengan baik dimana TC No. 1 – 8 = FA dan
TC No. 9 – 11 = SW
- Posisi FA diatas Sweet water disebabkan berat jenis FA < berat jenis air
- Berat jenis Minyak = 0.85 dan Berat jenis air = 1.00
- Pastikan rasio PW (Pure Water) 40% dan RO (Raw Oil) 60%

Parameter keberhasilan splitting


- Nilai AV untuk section #100 adalah min 200 mg KOH/g dan section #400 adalah min
245 mg KOH/g. Untuk nilai splitting degree harus mencapai 98% dengan rumus
𝐴𝑉
= 98%
𝑆𝑉
- Nilai gardner adalah 5 max
- SW (Sweet Water) bersih/jernih di Decanter (D-711)
- Morsture = 1,0% ↓

Pada splitting terdapat 9 Traydan 11 Try Cock.


Adapun Trayyang digunakan disini adalah jenis Tray Buble Cup. Guna Trayadalah tempat
bertemunya PW dan RO di dalam kolom yang kemudian hasil dari reaksi tersebut dapat
diperiksa pada Try Cock. Dimana Tray 1 – 6 adalah 1 paket (sebagai cooler) dan 7 – 9 secara
terpisah.
Untuk Try Cock sendiri berfungsi untuk melihat hasil reaksi dari 9 Traydiatas.
Dimana pembacaan Try Cockadalah :
TC No 1 – 8 untuk Fatty Acid (FA)
TC No 9 – 11 untuk SW

Hasil produk dari proses splitting adalah PKOFA pada #400 yang RO nya adalah PKO (Palm
Kernel Oil), sedangkan produk pada #100 adalah PSOFA yang RO nya adalah RBDPS
(Refining Bleaching Deodorized Palm Stearin).
Diagram Proses Splitting #100 dan #400

PW FA
1

6
7
S60
8
9 Pada tray 9 sudah
terjadi proses splitting

RO SW

Alur Proses Spilitting


Section #100 Product
C102 T2004B

T03, T04, T05 Splitting


(RO RBDPS)
C100

P0012/P0013 E101 P101 SW


C103

P102

PW

P402
Product
C402 T2004A

T01 / T02 Splitting


(RO PKO) C400

P0011 E401 P401


SPESIFIKASI RAW MATERIAL SOCIMAS

PKO RBDPS

IV (Iodine Value) 15,20 34,0

C6 (Asam Kaproat) - -

C8 (Asam Kaprilat) 3 -

C10 (Asam Kaprat) 3 -

C12 (Asam Lauroleinat) 48 0,1

C14 (Asam Miristat) 16 1,3

C16 (Asam Palmitat) 9 58 - 62

C18 (Asam Stearat) 2 4,2

C18F1 (Asam Oleat)

C18F2 (Asam Linoleat)


16

3
25,9

6,4
} C18 Total 37 - 42

C20 (Asam Arakidat) - -


dalam %

Bahan Baku PKO

No Parameter Standard
1 % FFA Max 5%
2 Moisture Max 1%
3 Smell Tidak berbau
4 Appearance Clear

Bahan Baku RBDPS

No Parameter Standard
1 % FFA Max 0.2%
2 Colour Max 3r
3 Moisture Max 0.15 , 1%
4 Iodine Value 32 – 48
5 Melting Point 44 – 53.5
6 Smell Tidak berbau
7 Appearance Clear
Iodine Value
Iodine Value adalah suatu besaran untuk mengukur derajat ketidakjenuhan dalam
asam lemak. Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak.
Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Lemak yang
akan diperiksa dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan larutan Iodine berlebih,
sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na. thiosulfat. Spesifikasi > 50.
Penentuan bilangan iodin biasanya menggunakan cara Hanus, Kaufmann dan
Wijs. Perhitungan bilangan iodin dari masing- masing cara tersebut adalahsama yaitu
berdasarkan atas prinsip titrasi. Pereaksi halogen berlebih ditambahkanpada contoh minyak atau
lemak yang akan diuji, lalu setelah reaksi sempurnakelebihan pereaksi ditetapkan jumlahnya dengan
cara titrasi (KETAREN, 1986).Reaksi penetapan bilangan iodin yaitu sebagai berikut :
O O

H2 C -- O -- C -- (CH2 )n CH5 H2 C -- O -- C -- (CH2 )n CH3

O O

HC -- O -- C -- (CH2 )n CH3 + 2 ICl HC -- O -- C -- (CH2 )n CH3 + I2

O O

H2 C -- O -- C -- (CH2 )n CH CH(CH2 )n CH3 H2 C -- O -- C -- (CH2 )n CH-CH(CH2 )n CH3

ICl + KI I2 + KCl

2Na2 S2 O3 + I2 2NaI + Na2 S4 O6

Saponification Value
Saponification value adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralisasikan
asam bebas dan sabun kandungan-kandungan ester dalam 1 gr dari zatnya. Sabun dibuat dari
proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus induk lemak disebut fatty
acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C18) yang berikatan
membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena
menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidro lisis basa suatu ester
dengan alkali (NaOH, KOH), reaksi umumnya adalah:
O

R – C Na+ OH– R – C + R`OH

OR` O– Na+
Ester alkali garam dari asam alkohol
Kondisi Operasi Splitting adalah :
1. PCC101 dan PCC401 = 52 kg/cm2
2. TICC101B dan TICC401B (Top Temperatur) = 249 – 252 o C
TICC101F dan TICC401F (Bottom Temperature) = 257 – 262 o C
3. TC No. 1 – 8 = FA
TC No. 9 – 11 = SW
4. SW harus jernih
5. Temperatur Raw Material di tangki dijaga, untuk PKO = 50 – 55 o C dan RBDPS = 60
– 65 o C

Perbandingan / Ratio antara RO : PW = 60 : 40 pada splitting #100 dan #400

RO PW
7.0 4.4
6.0 3.6
5.5 3.8
5.0 3.3
4.5 2.7
B. Proses Hidrogenasi (Hydrogenation #200)
Hidrogenasi adalah proses kimia pengolahan minyak atau lemak dengan jalan
menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak (Fatty Acid), sehingga akan
meningkatkan tingkat kejenuhan minyak atau lemak itu sendiri. Penggunaan katalis
diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien (mempercepat proses Hidrogenasi) pada
temperatur tertentu (178 – 220 o C). Di PT SOCIMAS media katalis yang digunakan adalah
Nikel (Ni). Proses Hidrogenasisering juga disebut sebagai proses melepaskan energi.
Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan
adisi hidrogen (H2 ).Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah
molekul Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat
digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat
tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon. Oleh karena pentingnya
hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk kegunaannya.
Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2 ), namun ada pula beberapa yang
menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi
balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana
ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi
berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan
mempunyai muatan yang sama dengan reaktan.

Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam
suksinat seperti gambar di samping. Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam
bidang petrokimia, farmasi, dan industri makanan, Hidrogenasi lemak tak
jenuh menghasilkan lemak jenuh dan kadang pula lemak trans

Reaksi Kimia Hidrogenasi

H H H H H H H
| | | | | | |
H – C – C = C- C- H + H2  H – C – C – C – C – C – H
| | | | | | |
H H H H H H H

PSOFA Hidrogen
Rumus H2 Consumption(yang dibutuhkan)

H2 consumption = ( IV Raw Material – IV Target) xfeed


= ( 34 – 0,6 ) x 8 m3 /hour
= 267,2 Nm3 /hour
Dimana:
Feed = laju umpan (m3 /hour)
IV Raw Material = sesuai spesifikasi PT SOCIMAS
IV Target = sesuai spesifikasi PT SOCIMAS

PT. Soci mengolah sendiri dalam menghasilkan hydrogen, Hidrogen yang diperoleh berasal
dari reaksi antara methanol dan air, ini dapat dlihat dari reaksi dibawah ini

CH3 OH(g) + H2 O(g) CO2(g) + 3H2(g) ΔHo = 49,47 Kj/mol

Pada proses Hidrogenasi #200 terdapat 11 Tray pada kolom C-202 yang berfungsi untuk
memperlambat waktu laju liquid (FA)
Hal yang harus dilakukan untuk memulai proses Hidrogenasi #200 untuk mencapai IV yang
baik
- Pastikan RO tidak ada air
- Setiap 2 jam sekali, Drain air di tangki #200
- Pastikan Dryer pada C-201 bekerja dengan baik
- Pastikan Nikel dan BHT (Butylated Hydroxytoluene) masuk/jatuh di D-205
- Pastikan persediaan Nikel dan BHT ada di hoppernya (tempatnya)
- Masukkan Bleaching Earth setiap 1 jam sekali pada D-203 sebanyak ¼ - ½ goni
- Pastikan Flow Hidrogen masuk ke kolom C-202
- Pergantian Funda Filter (F-201 / F-202) setiap shif sebanyak 1x
Fungsi BHT adalah sebagai anti oksidasi (agar warna lebih stabil)
Fungsi Bleaching Earth adalah memperbaiki warna produk

Pada proses di #200 terdapat 2 Funda Filter F-201 dan F-202 yang berfungsi sebagai
penangkap Nikel yang masih ada di FA. Dan Filter Aid berfungsi untuk melapisi filter
Trayyang ada di Funda Filteragar proses penyaringan sempurna dimana Filter Aidtersebut
mengikat Ni (Nikel) yang ada di Fatty Acid. Pergantian Funda Filter(F-201 / F-202)
dilakukan setiap 8 jam dan Filter Aiddimasukkan 1 goni.
Proses keberhasilan untuk Hidrogenasi adalah nilai IV maks (Iodine Value) 0,7. Untuk
produk yang dihasilkan #200 selalu ditambahkan akhiran H.
Contoh :
Produk #300 adalah FAB, maka produk di #200 adalah FABH
Kesimpulan : Semakin tinggi IV maka semakin tinggi hidrogen yang dibutuhkan.
Hidrogen generator (#1000) yang ada di PT SOCIMAS menghasilkan maks 300 Nm3 /hour
dengan tekanan 30 Bar.

Rumus mendapatkan IV Teoritical adalah 1,8 x C18 F2 + 0,9 x C18F1

Contoh di RBDPS :
C18 F1 = 25,9 jadi secara teori adalah
C18 F2 = 6,4 IV = (1,8 x 6,4) + (0,9 x 25,9)
= 34,83

Diagram Proses Hidrogenasi #200

FA

F-201
D-205 D-203 F-202
Ni + BHT C-202
Bleaching Funda Filter
Earth
Product

Waste Cake

HG

Yang harus diperhatikan pada saatsuatu peralatan beroperasi seperti pompa, compressor dan
lain- lain adalah sebagai berikut:
1. Pastikan tekanannya
2. Pastikan ampernya
3. Pastikan Cooler/Cooling Water peralatan tersebut berjalan dengan baik
4. Pastikan Steam Tressing bekerja dengan baik
C. Proses destilasi (Distillation #300)
Destilasi adalah proses pemurnian Fatty Acid berdasarkan titik didih pada temperatur
tertentu yang berguna untuk memperbaiki warna Fatty Acid, menghilangkan bau tengik dan
mengurangi kadar air yang terkandung pada Fatty Acid tersebut.
Zat warna dalam Fatty acid terdiri dari dua golongan yaitu :
1. Zat warna alamiah
Zat warna alamiah terdiri dari α dan β karoten, xantofil, klorofil dan antosianin. Zat
warna ini menyebabkan fatty acid berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-
hijauan dan kemerah- merahan
2. Warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam fatty acid
Warna gelap pada fatty acid disebabkan oleh proses oksidasi terhadap
tokoferol. Warna cokelat pada fatty acid dapat disebabkan karena reaksi molekul
karbohidrat dengan gugus pereduksi seperti aldehid serta gugus amin dari molekul
protein yang disebabkan karena aktivitas enzim-enzim seperti fenol oksidasi,
polifenol oksidasi dan sebagainya (KETAREN, 1986). Untuk keperluan industri dan
pemakaian secara umum pengukuran warna pada fatty acid dilakukan dengan
menggunakan alat lovibond tintometer. Warna pada fatty acid dapat diketahui dengan
membandingkan warna contoh dengan warna standar.

Media pemanas yang digunakan pada proses Destilasi (#300) di PT SOCIMAS adalah
Thermal Oil dengan temperatur mencapai 290 o C. Pada #300 ini terdapat 2 jenis Tray yaitu
Tray jenis Structure Packing pada kolom C-301 dan Trayjenis Pall Ring pada kolom C-302.

Light End
Diagram Alir Proses Destillasi (#300) LE
2–3%

Product
87 – 88 %
#100 #200 #300
RBDPS
Splitting Hydrogenation Distillation
Heavy End
HE
3–5%

MAO
Mixed Acid Oil
3–5%
Hal yang harus dilakukan untuk memulai proses destilasi #300
- Dikarenakan proses #300 ini menggunakan Vacuum System, perhatikan kondisi
tekanan vacuum untuk kolom C-301 mencapai 10-15 Torr dan kolom C-302
mencapai 1-3 Torr. Dimana Vacuum System disini adalah suatu keadaan dimana
keadaan tersebut tidak boleh ada udara/uap yang masuk agar tidak terjadi break
pada kondisi tersebut.
- Perhatikan tekanan steam 8 diatas 7,7 Bar
- Pastikan air Hotwell tidak jernih atau tidak keruh sekali (kalau tidak, harus dicuci
dengan D-810)
- Pastikan temperatur pada kolom C-301 mencapai 221 – 224 o C dan pada kolom
C-302 mencapai 230-245 o C serta pada kolom 6C1 mencapai 227 – 230 o C.

Kolom 6C1 yang ada di PT SOCIMAS adalah kolom baru dimana kolom tersebut berfungsi
untuk menaikkan kadar C 18 yang ada pada RO jika C18 nya dibawah 37.
Parameter keberhasilan proses Destilasi #300 ini adalah nilai HS : 90 maks. Dan untuk
mencapai nilai tersebut yang harus dilakukan adalah:
- Perhatikan temperatur pada E-310 mencapai 38 – 42 o C
- Vacuum system tidak break
- Pada #200, pastikan Bleaching Earth masuk sesuai target
- RO dalam keadaan baik sesuai spek
- Proses #100 berhasil seperti yang diharapkan
- Hasil LE 2–3%, Product 87–88%, MAO 3-5% dan HE 3-5%
- AP CP201A/B = 4,0 – 4,5

Diagram Proses Destilasi (#300)

LE LE

C16 : 70 – 75 % C16 : 70 – 75 %

P = 9 – 15 Torr P = 10 – 15 Torr P = 1 – 3 Torr

Product Product HE
RO C-301 6C1 C-302
6200 kg/hr FA1698 FAB C18 : 50 % ↑

T = 221 – 224 oC T = 227 – 230 oC T = 230 – 249 oC


TCC301C 3TI009 TCC302B

MAO
D301
LE

D302
Product

C302 D303
HE

P302 EP302

D304
Pitch

D308
Steam 3

Paramater yang dicek ke QC :


APHA, GC, IV, HS, Colori, Yi
Produk utama :

FAH : C16 = 57% ↑ FAB : C16 = 58% ↑


C18 = 38% ↑ C18 = 37% ↑
HS = 90 max HS = 120 max
APHA = 25 APHA = 30

FAS : C16 = 52 – 57% FA-R/K : C18 = 48% ↑


C18 = 40 – 45% FA-T : C18 = 60% ↑
HS = 160 max FA-1865 : C18 = 65% ↑
APHA = 30
D. Proses Fraksinasi (Fractionation #500)
Fraksinasi adalah suatu proses yang mengubah Fatty Acid menjadi kombinasi tunggal,
dalam hal ini proses berdasarkan ketentuan persen berat. Proses pengolahan yang terjadi pada
unit fraksinasi yang bertujuan untuk memisahkan berdasarkan fraksi- fraksi berdasarkan titik
didih. Media pemanas yang digunakan pada proses Fraksinasi (#500) di PT SOCIMAS
adalah Thermal Oil dengan temperatur mencapai 290 o C.
Hal yang harus dilakukan untuk memulai proses Fraksinasi #500
- Dikarenakan proses #500 ini menggunakan Vacuum System, perhatikan kondisi
tekanan vacuum pada kolom C-502, kolom C-503, kolom 5C1 dan kolom C-504.
Dimana Vacuum System disini adalah suatu keadaan dimana keadaan tersebut
tidak boleh ada udara/uap yang masuk agar tidak terjadi break pada kondisi
tersebut.
- Perhatikan tekanan Steam 8 diatas 7,7 Bar dan steam 3 diatas 2,8 Bar
- Pastikan air Hotwell tidak jernih atau tidak keruh sekali
- Pastikan temperatur pada kolom C-502, kolom C-503, kolom 5C1 dan kolom C-
504 sesuai dengan produk yang diinginkan.
- Pastikan ejector yang digunakan sesuai dengan produk yang di inginkan
Letak posisi Ejector berdasarkan coloum Fraksinasi
C502 = Ejector 501 & Ejector 502
C503 = Ejector 503 & Ejector 504
C504 = Ejector 505

Kolom 5C1 yang ada di PT SOCIMAS adalah kolom baru dimana kolom tersebut berfungsi
untuk memproses RO PKOFA dan D810 (LE dari proses Fraksinasi #500). Dan untuk RO
D100, D146, PKF (C12 – C14), FABH (produk dari #200), dan LE dari produk Destilasi
#300 hanya menggunakan 3 kolom saja yaitu kolom C-502, kolom C-503 dan kolom C-504.
Parameter keberhasilan proses Fraksinasi #500 ini adalah MAO (Mixed Acid Oil) nya sedikit.
Dan untuk mencapai MAO nya sedikit yang harus dilakukan adalah:
- Perhatikan temperatur pada kolom C-502, kolom C-503, kolom 5C1 dan kolom C-
504 sesuai dengan produk yang diinginkan.
- Produk hasil proses #400 tidak banyak mengandung air
- Dryer pada C-501 berjalan dengan baik
Diagram 4 Kolom pada Proses Fraksinasi #500

LE PRODUCT LE

PRODUCT HE
FA C502 C503 5C1 C504

MAO
(mixed acid oil)

Diagram 3 Kolom pada Proses Fraksinasi #500

LE PRODUCT

HE
FA C502 C503 C504

MAO
(mixed acid oil)
E. Proses Granulasi (Granulation #800)
Granulasi adalah proses pengkristalan Fatty Acid dimana Fatty Acid liquid (cair) berubah menjadi
padat (solid) dalam bentuk butiran.
Didalam kolom C-801 terdapat saringan (Sprayer Nozzle) yang berdiamater 0,5 mm yang
berfungsi untuk menyaring Fatty Acid cair dari atas kolom menjadi percikan-percikan kecil yang
kemudian pada dasar kolom dialirkan udara dingin yang dihasilkan dari B-802 yang berasal dari
E-801 sehingga percikan Fatty Acid cari tersebut akan berkontak langsung dengan udara sehingga
akan berbentuk butiran-butiran Fatty Acid padat.
Ada material tambahan pada proses #800 ini yaitu Brine. Dimana komposisi brine tersebut adalah
Glycol dan PW yang berfungsi untuk pendinginan udara. Perbandingan Glycol dengan PW adalah
1 : 2 dengan temperatur 0-2 o C.
Fungsi Glycol disini adalah agar air (PW) tidak membeku pada temperatur 0 – 2 o C

Hal yang harus dilakukan untuk memulai proses Granulasi #800


- Pastikan Chiller Unit CU-801 berjalan dengan baik
- Pastikan temperatur Brine pada mencapai 0-2 o C
- Pastikan temperatur C-801 14-17 o C (Bottom Temperatur)

Parameter keberhasilan proses Granulasi #800 adalah butiran Fatty Acid padat berbentuk bulat dan
tidak mengandung air (lembab).

Diagram Proses Granulasi #800

FA

Brine + Fresh Air

Product
F. Proses Flaking (Flaking #810, #820, #830)
Proses Flaking adalah proses pengkristalan Fatty Acid dimana Fatty Acid liquid (cair) berubah
menjadi padat (solid) dalam bentuk lempengan.
Proses ini sama seperti #800 hanya saja produk yang dihasilkan berbentuk lempengan.
Dimana Fatty Acid yang berada pada wadahnya akan berputar mengikuti putaran drum yang
berisi air dingin dengan temperatur 12 -17o C dan Fatty Acid akan menjadi solid dengan
sendirinya yang disebabkan oleh air dingin tersebut, maka Fatty Acid Solid akan membentuk
ketebalan padadinding drumdan pada saat ketebelan tertentu (sesuai yang diinginkan) Fatty Acid
Solid akan terpotong oleh pisau yang akan membentuk Fatty Acid Solid menjadi lempengan-
lempengan.

Gambar Proses Flaking (#810, #820, #830)


Drum yang berisi air
dingin dengan
temperatur 12 – 17 oC

Pisau

Produk yang
berbentuk
lempengan

Fatty Acid
II. Proses Pengolahan Glycerine (Gliserin) di PT. SOCIMAS

A. Proses Gliserin Pretreatment (Glyce rine Pretreatment #710)


Proses ini bertujuan untuk mengikat FA atau kotoran lain ynag mungkin masih terkandung di SW.
Pada proses ini dilakukan penambahan Alum Sulfat ( Al2 (SO 4 )3 ) dan NaOH.
Penambahan Alum Sulfat berfungsi sebagai Koagulasi dengan pH 3-4 dan NaOH berfungsi
sebagai Flokulasi dengan pH 6-7.
Sebelum SW dimasukkan ke #710, SW dari #100 dan #400 harus didinginkan terlebih dahulu
sampai suhu 70 o C

Hal yang harus dilakukan untuk memulai Proses Gliserin Pretreatment #710
- Pastikan SW di Decanter D-711 jernih/tidak keruh
- Pastikan temperatur pada E-711 70 o C
- Pastikan Filter Aidada pada tempatnya D-714 dan masuk/jatuh (3 sak/ shif)
- Pastikan Filter Presstidak tersumbat

Parameter keberhasilan Proses Gliserin Pretreatment #710


- Flok yang terbentuk harus mengendap (tidak melayang)
- Filter Clothnya tidak bocor
- Cake di Filter Cake bagus
- Turbility 0 – 3
- SW di Decanter(D-711) harus jernih
- Pastikan pH sesuai target
- Disini kandungan glyserin diperoleh 10 – 20%

Diagram Proses Gliserin Pretreatment #710

FILTER PRESS

SW D-714 T-711
D-711 D-712 D-713
Filter Aid Product

WASTE CAKE
B. Proses Gliserin Evaporasi (Glyce rine Evaporation #720)
Proses ini bertujuan untuk menguapkan air yang masih terkandung di SW hasil proses #710
sehingga diperoleh kadar Gliserin hingga 80%.
Pada proses ini menggunakan 3 buah evaporator(E-721, E-722, E-723) yang merupakan Multi
Effect Evaporator dengan cara Feed masuk tipe Forward Feed (umpan maju)
Steam yang digunakan adalah Steam 8

Parameter keberhasilan proses #720 adalah:


1. Konsentrasi SW mencapai 80%
2. Vacuum System bertekanan 160 Torr dan temperatur diatas 75 o C

Diagram Proses Gliserin Evaporation #720

WW

SW C-721 C-722 C-723


12 – 17%
Product

80%
C. Proses Gliserin Destilasi (Glycerine Distillation #750)

Proses ini bertujuan untuk memurnikan lagi SW dari proses sebelumnya hingga mencapai konsentrasi
99,8%. Didalam kolom C-752 terdapat 2 Reboiler. Tekanan untuk Vacuum System pada kolom ini adalah
1-5 Torr dengan temperatur Reboiler TIE-752 A&B mencapai 157-160 o C. Steam yang digunakan adalah
steam 19 dan steam 8 sebagai Live steam.

Adapun tujuan yang lain adalah :


1. Memperbaiki warna
2. Menghilangkan zat- zat karoten
3. MenghilangkanPitchgliserin

Karoten
Senyawa karoten adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah
di dalam minyak, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada proses refinery sengaja
dihilangkan untuk memperolah minyak goreng yang jernih juga menghindari terjadinya degradasi β-
carotene oleh panas, padahal β-carotene merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami.
Spesifikasi > 500 ppm.

Hal yang perlu diperhatikan pada proses #750 ini adalah :


1. Tekanan vacuum mencapai 1 – 5 Torr
2. Steam harus 19 Bar
3. Flowrate FIP 752 = 20.000 – 24.000 kg/j dan FIP 753 = 10.000 – 12.000 kg/j
4. Produk RG mencapai 99,8%
5. HE pada C-753A/B diganti setiap 12 jam
6. Level diisi secara manual dengan level yang sudah ditentukan

Diagram Proses Gliserin Destilasi #750

WW

Product
RG
C-752 Rifine Glycerine
99,8%
APHA 70 max

SW90
HE

C-753A/B

Residu
D. Proses Ion Exchanger (Ion Exchange r #770)
Ion exchange atau resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon terpolimerisasi,
yang mengandung ikatan hubung silang (crosslinking) serta gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai
ion- ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna
dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas penukaran dan
selektivitas penukaran. Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion- ion
pengganggu, memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air,
memisahkan ion- ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Pada saat operasi
dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan
resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka kita
dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi.
2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang. Resin akan
beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin harus tahan terhadap
air
3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas serta tahan
terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan hidrostatis
cairan serta tekanan osmosis.
Reaksi pada proses ion exchange bersifat reversibel dan stoikiometrik, dan sama terhadap reaksi fase
larutan yang lain. Sebagai contoh:
NiSO 4 +Ca(OH)2 = Ni(OH)2 + CaSO 4 (1)
Pada reaksi ini, ion nikel yang terdapat dalam larutan nikel sulfate ( NiSO 4 ) ditukar ion kalsium dari
molekul calsium hidroksida (Ca(OH)2 ). Hal yang serupa terjadi dimana resin yang mengandung ion
hidrogen akan mengalami pertukaran dengan ion nikel dalam larutan. persamaan reaksi sebagai berikut:
2(R-SO3 H)+ NiSO 4 = (R-SO 3 )2Ni + H2 SO 4 (2)
R mengindikasikan bagian organik resin dan SO 3 adalah bagian yang non- mobile dari kelompok ion aktif.
Diperlukan 2 resin untuk ion nikel valensi 2 ( Ni+2 ). Ion ferric bervalensi tiga akan memerlukan tiga resin.
Di dalam lingkup pengolahan logam, ion exchange biasanya menggunakan satu kolom yang terdiri
dari cation exchange bed dan diikuti dengan anion exchange resin. Efluen biasanya merupakan larutan
deionisasi yang dapat di recycle dalam proses seperti rinse water.
Resin Ion Exchange
Unsur yang bersifat ion yang terdapat pada air limbah dapat mengalami pertukaran dengan jenis
resin tertentu, dengan demikian akan terjadi pertukaran sampai resin mengalami kejenuhan. Resin
diregenerasi melalui proses pelepasan exchanged material dan mengkonsentrasikannya dalam pengurangan
volume yang banyak. Sebagai contoh, air limbah yang mengandung Cu digantikan dengan logam lain yang
tidak berbahaya seperti Sodium, efeknya adalah air limbah tersebut dapat dibuang dan menempatkan Cu
pada resin. Proses regenerasi resin akan melepaskan Cu ke dalam suatu volume kecil konsentrat. Resin
mungkin dibuat untuk menukar jenis cationic atau anionic. Resin juga dimungkinkan untuk memindahkan
substansi khusus / spesifik seperti single metal dari aliran yang tercampur, tetapi hal ini tergantung dari
kondisi sekitar / lingkungannya.
Resin pada ion exchange digolongkan sebagai kation exchanger, yang mana mempunyai ion positif
yang mobile digunakan untuk exchange, dan anion exchanger yang mempunyai ion negatif yang mobile.
Resin anion dan kation diproduksi dari dasar polimer organik yang sama. Perbedaan terdapat pada
kelompok ionizable yang terikat dengan jaringan / ikatan hidrokarbon. Golongan fungsional ini yang
menentukan perilaku kimia resin. Resin secara luas digolongkan sebagai kation exchanger asam kuat
(contoh SO 3 H dengan pK=1-2) atau asam lemah (OH dengan pK=9-10) dan anion exchanger basa kuat
(N+ dengan pK=1-2) atau basa lemah (NH2 dengan pK=8-10).
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan logam – logam yang terdapat pada gliserin yang
umumnya berbahaya dan bersifat racun dengan menggunakan Kation Resin dan Anion Resin.
Dimana Kation Resin menangkap ion- ion positif sedangkan Anion Resin menangkap ion- ion negatif. Ada
3 kolom pada proses ini, yaitu kolom Anion Resin, kolom Kation Resin dan kolom campuran (Anion
Kation) (Mixed Bed). Untuk mempercepat proses penangkapan ion, pada proses ini di tambahkan air yang
bersumber dari IW (Industrial Water) dan BW (Boiler Water) sehingga SW hanya 60%.
Regenerasi Resin
Regenerasi resin ini bertujuan untuk mengaktifkan ion H⁺ pada kolom, dilakukan dengan
menambahkan asam HCL 0,1M. Ketika larutan HCl 0,1M dialirkan ke kolom resin maka ion- ion H⁺ akan
terikat pada resin penukar ion. Saat pengerjaan ini larutan HCl dijaga 1 cm tetap berada di atas resin
sehingga resin penukar ion tidak kering. Setelah itu dilakukan pembilasan resin de ngan mengalirkan
aquades ke dalam kolom untuk membilas kelebihan HCl. Pembilasan oleh aquades dilakukan hingga
cairan yang keluar dari kolom resin tidak lagi mengandung ion-ion H⁺ artinya air keluaran harus bersifat
netral (pH air yang keluar = pH aquades = 6). Proses pembilasan juga dimaksudkan untuk membersihkan
kolom dari sisa-sisa HCl yang masih tertinggal di dalam kolom.
Reaksi regenerasi :
Ca (RSO 3 )2 + 2 HCl 2 RSO 3 H + CaCl2
Mg (RSO 3 )2 + 2 HCl 2 RSO 3 H + MgCl2
Na-RSO 3 + HCl RSO 3 H + NaCl
(aktif kembali) (dibuang dari kolom)
HCl dan NaOH akan diregenerasi setiap 110 Ton yang memakan waktu selama 12 jam lamanya. Dan
untuk pertama kalinya setelah diregenerasi 1 kali dalam 3 bulan d i berikan NaCl (Natrium Chlorida)
(garam dapur) terlebih dahulu. Untuk regenerasi HCL dipakai untuk C-711 (Cation Resin) dan untuk
NaOH dipakai untuk C-722 (Anion Resin) sedangkan untuk C-733 (Kation Anion) dipakai HCL NaOH.
Konsentrasi HCL = 38% dan NaOH = 48%
Paramter keberhasilan proses #770 adalah :
1. Condutivity < 1
2. APHA 15 max
3. Yi 2,8

Diagram Proses Ion Exchanger #770

C-733
C-771 C-772 Cation & Product
SW
cation resin anion resin Anion Resin
60%

Waste Cake
C-771
Kation resin pada C-771 adalah bermuatan negative sehingga ion- ion yang bermuatan positif akan diikat
sehingga glyserin yang dihasilkan terbebas dari ion positif,
C-772
Anion resin pada C-772 adalah bermuatan positif sehingga ion- ion yang bermuatan negative akan diikat
dan glyserin yang dihasilkan terbebas dari ion- ion negatif.
C-773
Kation dan Anion resin adalah glyserin yang telah mengalami proses ionisasi di kation res in dan anion
resin memungkinkan masih ada ion-ion yang berat yang belum terikat, maka dilakukan mixer antara
kation resin dengan anion resin sehingga diharapkan glyserin akan terbebas dari ion-ion didalamnya

E. Proses Bleaching
Proses ini bertujuan untuk memperbaiki warna RG yang dihasilkan melalui proses Ion Exchanger
#770 sehingga mencapai APHA (The American Public Health Association) 5 maks dengan menggunakan
karbon aktif. Adapun pemakaian kolom pada proses #760 ini adalah hanya 1 kolom yang digunakan dan 2
standby. Banyaknya karbon aktif mencapai 500 kg sehingga akan diperoleh gliserin dengan konsentrasi
mencapai 60%

Diagram Proses Bleaching #760

RG C-761 C-762 C-763

RG
F. Proses Final Evaporation #780
Proses ini bertujuan untuk memekatkan (memurnikan) refine glyserin (RG) hasil dari proses Gliserin
Bleaching sehingga diperoleh konsentrasi 99,7% dengan cara penguapan air yang terkandung didalamnya.
Pada proses ini digunakan 2 evaporator yaitu E-781 dengan steam 3 dan E-782 dengan steam 19.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses #780 ini adalah :
1. Tekanan vacum mencapai 50 – 80 Torr
2. Temperatur 180 o C
3. Steam 8 dan steam 19 pada E-781

Produk yang dihasilkan adalah Sinar GLUSP dengan APHA 5 max, L 99,8 min dan persentase Gliserin
mencapai 99,7 min

Diagram Prose Final Evavoration #780


WW

RG Product
C-781 C-782
99,7%
APHA 5 max
Contoh kasus :

Pada PFD dibawah ini, dimana Pitch Tank dalam keadaan kosong dan pada setiap valve dalam
keadaan tertutup. Bagaimana cara Anda apabila sewaktu-waktu Pitch Tank terisi dan harus segera di
salurkan ke Tangki agar tidak menyebabkan overflow pada Pitch Tank dimana Pitch Tank adalah Vacum
System ?

Vacum System

S3

F T
V-3
PITCH

V-2
P-7

V-5

TANGKI
V-1

DRAIN
Pump

Penyelesainya :
1. Buka valve V-3 terlebih dahulu serta pastikan jalur yang menuju ke Tangki tidak tersumbat.
2. Buka valve V-5 dan Valve Drainsecara berlahan serta pastikan juga jalur yang menuju ke Drain
tidak tersumbat.
3. Tutup valve V-5.
4. Hidupkan Pump serta buka valve V-1 sedikit dan lihat Flowmeter/Thermometer yang ada di Pitch
Tank apakah ada perubahan/pergerakan pada volume Pitch Tank.
5. Jika ada perubahan volume di Pitch Tank, secara berlahan valve V-1 sudah bisa dibuka secara
penuh.
6. Untuk Safety, buka sedikit saja valve V-2.
STRUKTUR ORGANISASI Pengaturan Shif :
Shif I : 08.00 – 16.15
Shif II : 16.00 – 00.15
Shif III : 00.00 – 08.15
GM OPERATIONAL
Mr. Agustine Gelombang Shif :
I :5–2
III : 5 – 2
II : 6 – 1

Ket:
PRODUCTION DEPT.
5 – 2 : Lima hari kerja, Dua hari off
MTC & ENG DEPT. Manager Production QA DEPT.
6 – 1 : Enam hari kerja, Satu hari off
Fajarta Sidebang

QC WWTP
Ass. Manager Production (Quality Control) (Waste Water Treatment Plant)
Sabar Sitorus

Senior Staff Process Section Packing Section


Robert PS Group Leader Group Leader
(Utility, Steam) Anggiat Simatupang Jabangun Purba

Staff
Syahril
(Drumming, Cleaning Area)

Adm & ISO Group A Group B Group C Group D


Eva Shif Leader : Sukadi Shif Leader : Arianto Shif Leader : Nursito Shif Leader : Sugiantoro
Sub Shif Leader (3 org) Sub Shif Leader (3 org) Sub Shif Leader (3 org) Sub Shif Leader (3 org)
Operator (9 org) Operator (9 org) Operator (9 org) Operator (9 org)
Helper (1 org) Helper (1 org) Helper (1 org) Helper (1 org)
Kontraktor (1 org) Kontraktor (1 org) Kontraktor (1 org) Kontraktor (1 org)
SPESIFIKASI RAW MATERIAL SOCIMAS DAFTAR ISTILAH-ISTILAH

PKO RBDPS

IV (Iodine Value) 15,20 34,0 RO (Raw Oil) SD (Splitting Degree) RG (Refine Glycerine)

C6 (Asam Kaproat) - - PKO (Palm Kernel Oil) WW (Waste Water) HCL (Hydrogen Chloride)
RBDPS (Refining Bleaching
C8 (Asam Kaprilat) 3 - HG (Hydrogen) Yi (Yellow Index)
Deodorized Palm Stearin)
C10 (Asam Kaprat) 3 - SW (Sweet Water) Ni (Nikel) Cation (Ion Negatif)
BHT (Butylated
C12 (Asam Lauroleinat) 48 0,1 # (Section) Anion (Ion Positif)
Hydroxytoluene)
APHA (The American Public
C14 (Asam Miristat) 16 1,3 BW (Boiler Water) IW (Industrial Water)
Health Association)
C16 (Asam Palmitat) 9 58 - 62 FA (Fatty Acid) LE (Light End) Br (Brine)

C18 (Asam Stearat) 2 4,2 AV (Acid Value) HE (Heavy End) GL (Glycerine)

C18F1 (Asam Oleat)

C18F2 (Asam Linoleat)


16

3
25,9

6,4
} C18 Total 37 - 42 SV (Saponification Value)

HS (Heat Stabillity)
MAO (Mixed Acid Oil)

H2SO4 (Aluminium Sulfate)

C20 (Asam Arakidat) - - PW (Pure Water) NaOH (Sodium Hydroxide)


dalam %
PT. SOCI MAS PROCESS FLOW CHART

PKOFA Fractioned FA
Spilitting # 400 Fractination Flaking Packing (Product)
# 500 #810, # 820, #830 FA0899, FA1099
FA1299, FA1499
FA1698, FA 1895

PKO

Glycerine Final
Raw Oil (RO) Glycerine Glycerine Ion Exchanger #770 Bleaching #760 Evaporation
Preatreat ment
PKO & RBDPS Evapotarion Destilation #750 Resin Cation & Anion Active carbon #780
#710 #720

Glycerine
GLUSP 99,7% Refine Glycerine
GLUSP 89% 99,7% dru mming
RBDPS #910
GLPG 85%

PSOFA
Spilitting # 100 Hydrogenation Destilation Granulation Stearic Acid
# 200 #300 #800 & #840 Packing (Product)
FAB, FAH, FA G,
FAR, FA R40,
Flaking FAS, FAT,
PKO = Palm Kernel Oil #810, # 820, #830
Packing FA1865
RBDPS = Refine Bleaching Deodorized Palm Stearin

Anda mungkin juga menyukai