“Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tutwuri Handayani”.
Didepan memberi contoh, ditengah membangun, dibelakang memberikan
dorongan.
Tak hanya melaksanakan dan mengelola pembelajaran saja, namun guru juga harus mengelola
kelas dan siswa serta segala hal yang diperlukan dalam proses belajar mengajar ataupun segala
sesuatu yang mampu mempermudah dan mempengaruhi pembelajaran. Untuk melaksanakan
peran sebagai seorang manager atau pengelola pembelajaran (learning manager) maka guru
harum memahami konsep, prinsip, hakikat, serta pengetahuan tentang pembelajaran, bukan
hanya tentang bagaimana dalam mengajar namun juga segala sesuatu tentang belajar.
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus dilakukan guru
agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran dengan baik. Sanjaya
(2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum, antara lain yaitu:
1. Merencanakan tujuan belajar
2. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
3. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan memberikan stimulus pada
siswa
4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaian tujuan
Terlihat dari fungsi-fungsi yang dimiliki dan harus dilakukan guru sebagai manager atau
pengelola pembelajaran sudah cukup komplek, belum lagi guru juga harus menjalankan peran
pentingnya yang lain, menandakan bahwa profesi guru bukanlah sebuah profesi yang muda
untuk dijalani. Sangat perlu kemampuan dan disiplin ilmu terhadap keprofesian guru yang baik
agar dapat melaksanakan peran guru. Pengelolaan yang harus diemban dalam pembelajaran
mulai dari merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasi pembelajaran.
Guru juga harus menghadapi atau mengelola serta melihat perkembangan peserta didik,
Pengelolaan kelas juga harus dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif
agar siswa mau dan mudah dalam belajar. Sebagai tambahan juga dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah guru juga dilibatkan dalam administrasi sekolah dimana juga
harus mengelola dan menjalankan posisi yang ditugaskan pada guru untuk menjalankan
administrasi sekolah.
PERAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
Jumat, 06 Februari 2015 Nur Anisa Noviana Leave a comment
Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari keberadaan guru.
Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan
pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki peran yang paling atif
dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Guru
melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan mengajar peserta didik atau
siswa.
Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi tanpa keberadaan guru,
hanya mengandalkan sumber belajar dan media pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan
materi tanpa bimbingan guru. Guru juga memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari
mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan
evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari semua proses pembelajaran mulai perencanaan hingga evaluasi pembelajaran profesi
guru memiliki banyak peran. Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara
lain adalah:
Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
memberikan nasihat-nasihan, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing
dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, dan sebagai orang yang menguasai
bahan yang diajarkan.
Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan
kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan
teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur
disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,
mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah
tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator
dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru diatas, Sardiman (2011: 144-146)
merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan belajar
mengajar tersebut yaitu:
1. Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber
informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru agar dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri guru maupun siswa.
3. Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan
serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
4. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan hendaknya
adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.
6. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selakuk penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar
misalnya dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
8. Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya
saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan
baik. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan
media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
9. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar
peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi
tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan
metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Bisa dilihat bahwa guru memiliki banyak peran yang harus dikerjakan bersamaan. Dari peran-
peran yang dimiliki guru tersebut tentunya guru mengemban tugas yang cukup kompleks,
bukan hanya sekedar mengajar saja, sangat pantas profesi guru diberikan apresisasi yang tinggi
karena jasanya yang aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang
pada pembukaan UUD 1945.
Guru juga dipandang sebagai pekerjaan dan memiliki tanggung jawab moral di masyarakat.
Seorang yang memiliki profesi sebagai guru banyak dianggap sebagai tokoh masyarakat dan
layak untuk dijadikan panutan. Hal ini membuat peranan guru semakin lengkap dan tidak
sembarang orang dapat begitu saja menjadi guru.
Guru merupakan salah satu profesi dari tenaga kependidikan. Guru bertugas untuk mengajar
dimana mengajar merupakan pelaksanaan proses pembelajaran dan menjadi proses yang paling
penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengabdian guru dalam dunia pendidikan yang
sangat besar tersebut sangat memberikan kontribusi yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertera pada pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak guru merupakan apa-apa saja yang
didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa saja
yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru
ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sehingga
setiap guru mandapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
Hak-Hak Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran
tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan,
dan/atau sanksi kepada peserta didik
7. sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
8. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
9. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
10. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
11. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi, dan/atau
12. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Kewajiban Guru
Menurut UU Guru dan Dosen pasal 20, bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru berkewajiban:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
4. belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai
agama dan etika, dan
6. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Cukup seimbang memang jika dilihat perbandingan antara hak dan kewajiban profesi guru.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini yang membuat guru mampu bekerja secara
optimal dan menerima timbal balik yang pantas serta melaksanakan tugas sesuai dengan kode
etik guru. Tidak ada guru yang lebih banyak hak dari pada kewajiban yang dilakukan dan begitu
pula sebaliknya lebih banyak kewajiban dari pada hak yang diterima, meskipun demikian
memang masih banyak saja hal ini terjadi.
Namun cukup ironis juga ketika masih banyak guru yang sudah melaksanakan kewajiban
namun belum mendapatkan hak-hak yang semestinya bisa mereka dapatkan. Terutama di
daerah yang jauh dari kota, selain sarana dan prasarana yang masih kurang, kesejahteraan
kehidupan guru yang bisa dicapai dari penerimaan hak belum mampu dinikmati seluruh guru.
Ya, memang kemerataan pendidikan di Indonesia masih belum dapat dicapai, sebuah tugas
bagi seluruh masyarakat Indonesia agar hal ini dapat diwujudkan sehingga cita-cita bangsa
dapat digapai melalui pendidikan yang baik.
Penilaian dalam proses pengajaran ini sangat besar urgensinya demi kelangsungan dan
kemajuan bukan hanya dalam hal mengajar namun juga dalam pembelajaransecara utuh.
Evaluasi proses pengajaran juga harus dilakukan oleh guru sendiri karena guru yang benar-
benar mengerti segala hal tentang pengajaran yang dilakukan, tentunya dengan memperhatikan
dan mendengarkan pendapat dari pihak lain juga semakin menyempurnakan penilaian terhadap
pengajarannya. Lebih lanjut lagi tindak lanjut terhadap evaluasi pengajaran yang dilakukan
juga perlu dipertimbangkan terutama mengenai revisi atau perbaikan sistem dan strategi
mengajar sehingga diperoleh cara dan gaya mengajar yang tepat.
Dalam penilaian atau evaluasi pengajaran, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan. Ada
beberapa komponen dan hal-hal penting yang perlu dinilai. Sudjana dan Rivai (2007: 147)
menyebutkan dan menjelaskan mengenai komponen-komponen yang perlu dinilai dalam
proses pengajaran antara lain tujuan, bahan, metode dan media, hingga sistem evaluasi.
Tujuan Pengajaran
Penilaian atau evaluasi terhadap tujuan pembelajaran ini terutama pada bagaimana guru
merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai. Tujuan pembelajaran meliputi tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIK) dimana perlu dirumuskan
berdasarka materi dan kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari dan dicapai. Meliputi
pula perumusan indikator-indikator yang lebih spesifik dimana siswa harus mampu
mencapainya. Perumusan tujuan pembelajaran ini harus baik dan sesuai serta komponen dan
proses pengajaran lain bisa mengacu pada tujuan pembelajaran tersebut. Jadi proses pengajaran
yang baik dapat dimulai dari perumusan tujuan yang baik dan sesuai.
Bahan Ajar
Evaluasi bahan ajar ini dilakukan terhadap ketepatan pemilihan dan penggunaan bahan
ajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Kajian terhadap bahan ajar ini sangat penting
mengingat peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga guru harus mampu
menentukan bahan ajar yang sesuai secara umum untuk diterapkan pada peserta didik yang
akan diampu.
Metode dan Media Pembelajaran
Seperti banyak diketahui bahwa metode dan media pembelajaran dipilih dan digunakan
mengacu pada tujuan pembelajaran serta sesuai dengan bahan ajar yang dipakai. Peranan media
pembelajaran adalah sebagai alat penyampai bahan ajar serta memperjelas kandungan isis
bahan pengajaran yang digunakan. Pemilihan media dan metode pengajaran yang digunakan
hendaknya tidak sembarangan, harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis dalam
pemilihan media dan metode pembelajaran. Penilaian media dan metode dapat dilihat dari
ketepatan dengan tujuan dan bahan ajar, kemampuan mengembangkan pembelajaran,
kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, nilai praktis bagi guru dan siswa, alokasi waktu,
dan bagaimana peranannya terhadap hasil belajar siswa.
Sistem Penilaian
Evaluasi terhadap sistem penilaian diharapkan mampu menemukan model penilaian yang tepat
diterapkan. Beberapa hal yang harus dinilai terkait sistem penilaian ini antara lain adalah jenis
atau model penilaian, alat penilaian, prosedur penilaian, penafsiran atau pemaknaan terhadap
hasil penilaian, serta pemanfaatan terhadap hasil penilaian yang telah didapat. Penilaian
terhadap sistem evaluasi ini perlu dilakukan secara detail bahkan perlu juga dilakukan analisis
terhadap tiap item atau soal dari alat pembelajaran yang digunakan sehingga guru pada masa
mendatang mampu menerapkan metode penilaian yang paling tepat dan paling akurat
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua
kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus menerus, bahkan setiap selesai melakukan
pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian. Evaluasi pada proses pengajaran yang dilakukan
secara terus menerus dapat membuat pengajaran guru semakin berkembang. Guru semakin
mampu menerapkan sistem pengajaran yang tepat antara pengajaran satu dengan proses
pengajaran lainnya terutama sistem pengajaran antar materi pembelajaran. Harapan yang
hendak diperoleh dari evaluasi terhadap komponen-komponen proses pengajaran ini tentunya
adalah peningkatan hasil belajar siswa, serta juga meningkatkan kualitas guru yang bermanfaat
untuk kesinambungan dan peningkatan jabatan guru dan profesi kependidikan yang diemban.
Berbagai macam media pembelajaran saat ini tersedia dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Peranan media pembelajaran sangat besar dalam proses pembelajaran
dimana media pembelajaran harus mampu menjadi alat perantara atau penyalur materi yang
baik agar siswa atau peserta didik mampu menerima dan memahami materi pembelajaran yang
dipelajari menggunakan media pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, kesesuaian antara media
pembelajaran yang dipilih dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan dapat menjadi
salah satu kunci utama keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Pemilihan media pembelajaran tentu tidak boleh sembarangan dalam menentukan, akan sangat
baik jika mengikuti prinsip-prinsip tertentu dalam pemilihan media pembelajaran. Dalam
penggunaan media pembelajaran juga perlu mendapat perhatian khusus terutama bagaimana
penggunaan media serta hal-hal yang mempengaruhi. Faktor pada siswa atau peserta didik juga
perlu diperhatikan agar media pembelajaran dapat digunakan secara baik dan benar dan mampu
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dengan baik, bahkan diharapkan media
pembelajaran mampu mengambil peranan penting dalam proses pembelajaran.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan harus mengikuti prinsip-
prinsip tertentu. Arsyad (2013: 71) mengemukakan dari segi teori belajar, terdapat beberapa
prinsip psikologis yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran. Prinsip-prinsip psikologis dalam pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran tersebut adalah:
Motivasi
Media pembelajaran yang dipilih dan digunakan hendaknya mampu menumbuhkan motivasi
atau minat dan keinginan belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang dialami siswa akan
sangat baik jika memberikan kesan dan pengalaman yang bermakna sehingga siswa mudah
untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran yang diterima.
Perbedaan Individual
Siswa merupakan sebuah kelompok belajar yang heterogen. Ini berarti bahwa siswa satu
dengan siswa lain memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Faktor
intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, gaya belajar, serta faktor lain mempengaruhi
bagaimana masing-masing siswa menerima pelajaran atau materi. Media pembelajaran harus
mampu menyelaraskan kemampuan masing-masing siswa agar mampu menerima inti materi
pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sangat mempengaruhi media pembelajaran yang dipilih. Kesesuaian
antara tujuan pembelajaran dan media yang dipilih mampu mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran. Siswa juga harus mengetahui tujuan pembelajaran sehingga mampu
memanfaatkan media pembelajaran yang dipilih dengan baik dan benar.
Organisasi Isi
Pembelajaran akan dapat dilakukan dengan benar jika isi dan segala sesuatu yang mendukung
pembelajaran diatur atau diorganisasikan menurut urutan yang baik. Mendahulukan mana yang
perlu diprioritaskan serta memisahkan berdasarkan tingkat kesulitannya.
Persiapan Sebelum Belajar
Persiapan juga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Persiapan yang baik
tentu lebih memudahkan proses pembelajaran dilakukan. Penggunaan media pembelajaran
tertentu juga terkadang memerlukan persiapan khusus agar mampu memahami dan
menggunakan dengan baik. Namun bukan berarti dengan persiapan yang baik lalu
pembelajaran akan berjalan lancar begitu saja, proses pembelajaran tetap harus juga
diperhatikan dan diawasi dengan seksama.
Emosi
Media pembelajaran merupakan alat atau cara yang tepat untuk menghasilkan respon
emosional seperti faktor takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan. Perhatian perlu
ditujukan pada elemen rancangan media agar hasil maupun mempengaruhi bukan hanya
pengetahuan, namun juga sikap peserta didik.
Partisipasi
Pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika terjadi komunikasi secara 2 arah. Partisipasi
aktif dari siswa tentu menunjukkan bagaimana penerimaan materi oleh siswa. Interaksi baik
dengan guru maupun media pembelajaran sangat baik dibandingkan siswa hanya diam
menerima informasi yang diberikan saja.
Umpan Balik
Hasil belajar mampu ditingkatkan apabila secara berkala siswa menerima informasi mengenai
kemajuan belajarnya. Umpan balik hasil atau kemampuan belajar ini sangat mempengaruhi
aspek motivasi dan keinginan belajar siswa yang berkelanjutan.
Penguatan
Penguatan atau reinforcement sangat bermanfaat untuk keberlangsungan dan keberlanjutan
belajar siswa. Siswa mendapatkan dorongan sehingga mampu secara positif mempengaruhi
perilaku.
Latihan dan Pengulangan
Informasi atau materi akan dapat diterima secara keseluruhan oleh peserta didik jika dilakukan
pengujian dan pengulangan. Latihan dan pengulangan sangat berguna agar siswa mampu lebih
menguasai materi dan materi tersebut dapat dipahami siswa bukan hanya pada saat dipelajari
saja, namun juga untuk jangka panjang.
Penerapan
Media pembelajaran mampu membantu siswa untuk memahami konsep materi pembelajaran.
Namun bukan sebatas memahami saja, siswa juga harus mampu menerapkan materi-materi
yang dipelajari dalam berbagai kasus terutama keseharian. Media pembelajaran juga mampu
membantu peserta didik untuk melakukan analisis terhadap sesuatu hal yang dapat
mempengaruhi tingkat dan kemampuan berpikir peserta didik.
Prinsip psikologis ini merupakan aspek-aspek yang banyak berpusat pada siswa. Pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip psikologis ini
sehingga mampu memberikan pengaruh bukan hanya dalam pembelajaran namun juga pada
siswa. Siswa atau peserta didik tentu akan mudah mengikuti pembelajaran jika media
pembelajaran yang dipilih tepat digunakan dan mampu mempengaruhi siswa secara positif
pada berbagai aspek.
ASPEK-ASPEK KECAKAPAN DAN PENGETAHUAN DASAR
GURU SEBAGAI PENDIDIK
Rabu, 14 Januari 2015 Syaiful Imran Leave a comment
0Save
Guru merupakan jenis profesi yang paling penting dalam bidang pendidikan. Peran guru dalam
pendidikan tidak dapat digantikan oleh profesi lainnya. Profesi menjadi guru tidak bisa
dilakukan sembarang orang, guru harus memiliki kecakapan dalam mengajar. Memang benar
setiap orang mungkin bisa mengajar, namun agar dapat mengajar dengan baik sehingga
menjadikan mengajar sebuah profesi harus dimiliki oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan mengajar yang baik dan pantas menjadi guru.
Menjadi dan menjalani profesi guru bukanlah hal yang mudah, tidak hanya harus menguasai
materi pada bidang yang ditekuni namun juga harus memiliki kemampuan dalam hal mengajar
ataupun menyampaikan dan mentransfer apa yang dimiliki kepada orang lain khususnya
peserta didik atau siswa. Tak hanya itu, guru juga harus mampu mengelola serta membimbing
peserta didik sehingga tidak hanya menghasilkan peserta didik yang pintar dalam hal kognitif
saja namun juga dalam ranah afektif dan psikomotor.
Melihat atas jasa dari guru yang sangat besar, guru banyak menjadi panutan dan teladan bagi
banyak orang. Guru dipandang sebagai profesi yang memiliki derajat dan kehormatan yang
tinggi. Seorang yang memiliki profesi guru akan dianggap sebagai tokoh masyarakat yang
penting bahkan juga termasuk keluarga dan relasi. Hal ini menjadikan guru menjadi lebih
bermartabat serta juga menjadi tanggung jawab yang harus terus diemban dan dilaksanakan
guru agar terus mampu mendidik dan memberikan edukasi agar setiap orang sebagai peserta
didik atau pembelajar memiliki masa depan yang cerah karena memiliki tingkat pendidikan
yang baik.
Agar dapat melaksanakan tugas guru dengan baik dan bertanggung jawab maka guru harus
memiliki kemampuan ataupun kecakapan serta pengetahuan dasar menjadi guru. Kecakapan
dan pengetahuan dasar sebagai guru ini yang menjadikan guru mampu untuk mengajar dengan
baik.
Dalam bukunya yaitu Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Sardiman (2011: 141-142)
menyebutkan bahwa sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka terdapat
beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi guru yaitu:
1. Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya. Sebagai pendidik harus mampu
menjadikan dirinya sebagai teladan dimana guru harus mampu memberi contoh perilaku yang
baik, terbuka, serta menghindari segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang dapat
menjatuhkan martabat pendidik.
2. Guru harus mengenal diri siswanya.
3. Guru harus memiliki kecakapan memberikan bimbingan. Dalam mengajar akan lebih berhasil jika
disertai dengan kegiatan bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru
perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan dapat membantu dan menetapkan serta
meningkatkan tingkat perkembangan peserta didik atau siswanya.
4. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada
umumnya sesuai dengan tahap-tahap pembangunan.
5. Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan. Guru harus
mampu memiliki pemahaman secara menyeluruh terhadap bidang ilmu yang diajarkan kepada
anak didiknya sehingga informasi yang disampaikan bukanlah informasi yang salah. Juga guru
harus mampu selalu memperbarui informasi ataupun ilmu yang didapat karena perkembangan
ilmu pengetahuan serta informasi terus-menerus dapat berubah.
Jika guru mampu menguasai aspek-aspek yang merupakan kecakapan dan pengetahuan dasar
bagi guru tersebut maka guru harusnya dapat melaksanakan tugas dan peran sebagai guru
dengan baik. Setiap guru hendaknya memang harus menguasai aspek-aspek kecakapan dan
pengetahuan dasar profesi guru tersebut, agar setiap guru mampu menjadi guru dengan baik
yang tentunya mampu mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.
Setiap pekerjaan profesional atau profesi pasti memiliki kode etik yang menjaga orang yang
menggeluti profesi tersebut tetap profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Guru sebagai
salah satu tenaga kependidikan juga memiliki kode etik khusus. Sama seperti profesi-profesi
lainnya yang memiliki kode etik, guru harus menjalankan kode etik tersebut dengan berbagai
resiko.
Kode etik guru tersebut harus dipegang dan ditaati dengan baik oleh guru. Pekerjaan atau
profesi guru bukanlah profesi yang sederhana, guru tidak hanya sebatas mengajar dan
melaksanakan pembelajaran saja namun juga perlu melakukan pengabdian untuk memajukan
dunia pendidikan. Pelanggaran terhadap kode etik guru dapat dijatuhi sanksi hingga
pencabutan profesi serta hak dan kewajiban sebagai guru.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma
profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat
(Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34). Kode etik guru di Indonesia antara lain:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
8. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dari banyak kode etik yang telah disampaikan diatas, memperlihatkan bahwa kode etik tersebut
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan otomatis mengikat pada orang yang memilih guru
sebagai profesinya. Profesi guru memang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Tanpa
adanya guru maka pendidikan tidak akan dapat dijalankan.
Kode etik yang mengikat guru diatas menjadikan jabatan guru dapat dijadikan sebagai panutan.
Guru harus mampu memperhatikan banyak kepentingan bukan hanya kepentingan pribadi,
namun juga golongan dan kepentingan umum hingga kepentingan bangsa. Profesi guru harus
mampu menyeimbangkan dan tahu mana yang harus didahulukan diantara banyak hal yang
harus diemban sebagai hak dan kewajiban profesi guru.
Penilaian kurikulum 2013 dalam Raport untuk SD Menggunakan Deskriftif dan Skala angka. Tidak lagi
menggunakan Nilai angka seperti 100, 90, atau 80.
Contoh Raport :
Mau lihat contoh Format Raportnya silakan lihat
Peran Orang Tua :
Lalu apa peranan orang tua dalam kurikulum 2013, orang tua memiliki peranan penting dalam mendampingi dan
membimbing anak di rumah. Dalam pembelajaran kurikulum 2013, setiap anak akan terlihat potensinya masing-
masing. Oleh sebab itu orang tua harus bisa memahami, bahwa setiap anak punya potensi yang berbeda.
Orang tua jangan memaksakan anaknya untuk mengikuti Les atau Private mata pelajaran tertentu yang diluar
kemampuannya, sebaiknya anak di asah bada potensi yang paling unggul dibidangnya, karena ahli itu hanya pada
satu bidang tidak semua bidang.
Yang perlu diketahui oleh orang tua, bahwa dalam kurikulum 2013 khususnya sekolah dasar tidak ada lagi PR
(Pekerjaan Rumah).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA.......
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris/Wajib
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : 3.7. Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat
wisata, dan bangunan bersejarah terkenal
Alokasi Waktu : 4×45 menit
A. Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradab
an terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.3 Menunjukkankan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional
3.7. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif
sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
4.8. Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.
4.9. Menyunting teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.10. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.
C. Indikator
1.1.1. Menunjukkan kesungguhan belajar bahasa Inggris terkait teks deskriptif sederhana
tentang orang.
2.3.1. Menunjukkan perilaku peduli, percayadiri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
komunikasi terkait teks deskriptif sederhana tentang orang.
3.7.1. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsure kebahasaan pada Teks
deskriptif sederhana tentang orang.
4.8.1. Merespon makna dalam teks deskriptif, lisan dan tulis, sederhana, tentang orang.
4.10.1. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang.
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1. Siswa dapat menunjukkan kesungguhan belajar bahasa Inggris terkait teks deskriptif
sederhana tentang orang.
2.3.1. Siswa dapat menunjukkan perilaku peduli, percaya diri, dantanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi terkait teks deskriptif sederhana tentang orang.
3.7.1. Siswa dapat mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsure kebahasaan pada
teks deskriptif sederhana tentang orang.
4.8.1. Siswa dapat merespon makna dalam teks deskriptif, lisan dan tulis, sederhana, tentang
orang.
4.10.1. Siswa dapat menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang.
E. Materi
1. Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal (7 keajaiban dunia)
Generic structure:
Identification; identifying the phenomenon to be described.
Description; describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.
Language feature:
Using attributive and identifying process.
Using adjective and classifiers in nominal group.
Using simple present tense
b. Nominal sentence
Formula:
(+) S + To be (is/am/are) + Complement (adjective/adverb/noun)
(-) S + To be (is/am/are) + Not + Complement (adjective/adverb/noun)
(?) To be (is/am/are) + S + Complement (adjective/adverb/noun)
1. Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (nilai
yang ditanamkan: santun, peduli)
2. Mengecek kehadiran siswa (nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
3. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
4. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang
hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD
5. Tanya jawab tentang material yang menjadi latar belakang pembahasan materi.
6. Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelari berikut kompetensi yang harus
dikuasi siswa
7. Memberitahukan bentuk kelas Whole Brain Teaching kepada siswa
10 menit
Mempertanyakan:
1. Guru membimbing siswa mempertanyakan fungsi teks deskriptif, generic structure.
Dan language feature nya.
Mengeksplorasi:
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari.
Mencocokkan tebakan siswa dengan materi yang ada dalam text book.
Menunjukan gambar untuk mengembangkan kreatifitas siswa dalam membuat kalimat
yang sesuai dengan materi yang dibahas.
Membuat topic sentence untuk deskriptif teks.
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.
B. Mengasosiasi:
1. Guru meminta siswa untuk mirroring dengan teman sebangkunya mengenai materi
yang telah dijelaskan oleh guru.
2. Guru meminta siswa mengamati teman sebangkunya.
3. Guru meminta siswa menuliskan dan mirroring ciri-ciri fisik teman sebangkunya.
C. Mengomunikasikan:
1. Guru meminta siswa untuk menuliskan teks deskriptif tentang temannya berdasarkan
ciri-ciri yang telah ditulis
2. Guru meminta siswa menyampaikan hasil pekerjaannya.
Pertemuan 2
A. Mengamati:
1. Guru membimbing siswa untuk membuat teks deskriptif dengan teknik Team Assisted
Individualization
Mempertanyakan:
1. Guru membimbing siswa menanyakan pertanyaan terkait dengan cara membuat teks
deskriptif dengan teknik TAI
Mengeksplorasi:
1. Guru menjelaskan fungsi teks deskriptif.
2. Guru menjelaskan fungsi teknik TAI dalam memudahkan untuk menjelaskan teks
deskriptif dan lainnya.
B. Mengasosiasi:
1. Guru meminta siswa untuk mirroring materi yang telah dipelajari
2. Guru meminta siswa untuk berpasangan, dan membuat sebuah teks deskripsi.
C. Mengomunikasikan:
1. Guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas membuat contoh kalimat yang
kemudian dikembangkan menjadi paragraph dengan teknik TGW
2. Guru meminta siswa untuk membuat teks deskriptif secara individual.
70 menit
Penilaian
a. Teknik Penilaian
Tugas kelompok : penilaian proses, karakter dan keakuratan dalam pembuatan tulisan
Tugas Individu : penilaian kognitif
Penilaian proyek
b. Bentuk Instrumen
Pedoman observasi
LKS Soal uraian
Rubik penilaian proyek (terlampir)
c. Pedoman pensekoran
No Uraian Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
NO Nama Siswa Aspek Penilaian
Nilai=Jumlah Score X5 = 100
Idea/Content -Syntax -Vocabulary- Grammar- Mechanic
1
2
Kriteria Penilaian
1 = Kurang Bagus
2 = Cukup
3 = Bagus
4 = Sangat Bagus