Anda di halaman 1dari 33

Apa sih pengertian Guru?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengertian Guru adalah :


Seseorang yang profesi dan pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.
Menurut para ahli dan secara umum kita bisa menarik
kesimpulan jika guru adalah seseorang yang mengabdikan
dirinya untuk mendidik dan mengajarkan ilmu yang baik dan
bermanfaat kepada para muridnya.
Apa Saja Tugas Seorang Guru?
tugas utama seorang guru adalah :
1. Mendidik
Menurut saya tugas terberat yang harus dilakukan oleh seorang
guru/peengajar adalah mendidik.
Mendidik disini artinya luas lo ya, bukan sekedar memberi pelajaran, lalu
memberi nilai sudah, bukan..!
Mendidik berarti juga harus bisa menanamkan nilai nilai kebaikan didalam
diri siswa itu sendiri, membentuk dan “menggembleng” manusia agar
memiliki ungga unggu, kenal sopan santun dan memiliki kerendahan hati.
Jadi tugas guru sama seperti orang tua ya?
Ya, tugas guru kurang lebih memang sama seperti orang tua, itu kenapa guru
dijuluki orang tua kedua setelah ayah dan ibu kamu. Oleh sebab itu sudah
sewajarnya kita sebagai seorang siswa menghargai guru, karena merekalah
yang sedikit banyak berjasa membentuk kebribadian kita menjadi
“seseorang” kelak.
Dan sebuah kalimat dari guru yang selalu saya ingat adalah
“mengajak manusia menjadi baik itu 1000 kali lebih sulit daripada membuat
manusia pintar, gak percaya lihat sekarang banyak orang pintar tapi kurang
baik”.
2. Mengajar
Tugas kedua selanjutnya sebagai seorang guru adalah mengajari.
Kalo menurut saya mengajar disini lebih mengarah kedalam lingkup
akademis siswa.
Misalnya :
mengajarkan ilmu pengetahuan.
Mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia.
Dan sebagainya.

3. Membimbing Serta Mengarahkan


Sebagai pelajar baik siswa maupun mahasiswa merupakan manusia baru
yang bisa di ibaratkan sebagai gelas kosong, di dalam air.Dia cenderung
terombang ambing begerak mengikuti arus dan mudah terisi apa saja yang di
jumpainya sepanjang perjalanan.
Untuk itu tugas guru disini adalah memberikan saringan dan fondasi kuat
seperti membedakan mana baik mana buruk, mana benar mana salah, hitam
putih, dan sebagainya.
sehingga nantinya jalan yang dilalui siswa ini akan cenderung condong
mengarah kekebaikan.
4. Melatih
Guru juga memiliki tugas untuk melatih siswa, karena biasanya didalam
setiap siswa mau sebandel apapun dia pasti memiliki suatu keahlian.
Nah tugas guru disini adalah membantu siswa menemukan dimana bakat dan
keahliannya lalu membantu melatihnya.
5. Mendorong
Setelah tugas tugas seorang guru seperti poin diatas semuanya telah
terpenuhi, tugas terakhir guru sekarang adalah mendorong muridnya untuk
lebih maju.
Seperti kalimat yang disampaikan guru besar kita yakni Ki Hajar Dewantara.

“Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tutwuri Handayani”.
Didepan memberi contoh, ditengah membangun, dibelakang memberikan
dorongan.

Hal Lain yang harus kamu ketahui Tentang Guru


Sekarang Semboyan guru bukan lagi “pahlawan tanpa tanda jahasa” karena
sudah berganti menjadi “pahlawan pembangun Insan cedikia” sejak tahun
2006 seperti perubahan pada liirik hymne yang disampaikan dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK).
Hal ini mungkin berkaitan dengan kesejahteraan guru yang kini semakin
tahun sudah semakin membaik.
Oh iya menurut tingkat kesejahteraannya guru dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu :
Guru PNS (pegawai negeri sipil) = digaji pemerintah
Honorer = digaji pihak sekolahan
Apa bedanya?
Pokoknya jelas beda banyaklah yang terlihat jelas terutama adalah beda
status, beda perlakuan, dan beda tingkat kesejahteraan.
Kenapa?
Untuk PNS yang beruntung tinggal di kota dekat informasi, mudah di
jangkau, berpakaian rapi, kadang masih sering demon minta ini itu.
Sedangkan yang kurang beruntung hanya honorer, tinggal dipelosok belajar
dengan sarana seadanya dan gaji yang kadang tidak mecapai 300 ribu harus
pasrah menerima keadaan.
Dan mirisnya dunia pendidikan saat ini adalah dengan melihat tayangan
televisi kita akan tau bahwa banyak sekali pergeseran norma dan masalah
yang terjadi di lingkungan pendidikan misalnya seperti kasus yang terjadi
baru baru ini karena nakal murit disuruh memakan lem oleh gurunya.
Begitu juga sebaliknya ada guru yang di penjarakan oleh orang tua murit
karena mencubit.
Jadi saran dari kami pertimbangkan lagi jika memiliki keinginan untuk
menjadi guru, apalagi jika hanya mengejar tingkat kesejahteraan sosial.
Sudahlah mungkin itu saja yang bisa berwirausaha sampaikan pada
kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi siapa sja yang membaca.
Sampai jumpa.

FUNGSI-FUNGSI GURU DALAM PERAN SEBAGAI


PENGELOLA PEMBELAJARAN
Senin, 09 Februari 2015 Syaiful Imran Leave a comment
Guru memiliki banyak peranan. Salah satu dari sekian banyak peran yang dimiliki guru adalah
guru sebagai pengelola atau manager atau organisator dalam pembelajaran. Dalam peranannya
ini guru memiliki tugas dan kewajiban untuk mengelola pembelajaran dengan baik.
Pengelolaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan termasuk juga melakukan evaluasi agar
terorganisir dengan baik. Pengelolaan pembelajaran ini akan membawa proses pembelajaran
terlaksana dengan lancar yang dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Tak hanya melaksanakan dan mengelola pembelajaran saja, namun guru juga harus mengelola
kelas dan siswa serta segala hal yang diperlukan dalam proses belajar mengajar ataupun segala
sesuatu yang mampu mempermudah dan mempengaruhi pembelajaran. Untuk melaksanakan
peran sebagai seorang manager atau pengelola pembelajaran (learning manager) maka guru
harum memahami konsep, prinsip, hakikat, serta pengetahuan tentang pembelajaran, bukan
hanya tentang bagaimana dalam mengajar namun juga segala sesuatu tentang belajar.
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus dilakukan guru
agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran dengan baik. Sanjaya
(2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum, antara lain yaitu:
1. Merencanakan tujuan belajar
2. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
3. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan memberikan stimulus pada
siswa
4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaian tujuan
Terlihat dari fungsi-fungsi yang dimiliki dan harus dilakukan guru sebagai manager atau
pengelola pembelajaran sudah cukup komplek, belum lagi guru juga harus menjalankan peran
pentingnya yang lain, menandakan bahwa profesi guru bukanlah sebuah profesi yang muda
untuk dijalani. Sangat perlu kemampuan dan disiplin ilmu terhadap keprofesian guru yang baik
agar dapat melaksanakan peran guru. Pengelolaan yang harus diemban dalam pembelajaran
mulai dari merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasi pembelajaran.
Guru juga harus menghadapi atau mengelola serta melihat perkembangan peserta didik,
Pengelolaan kelas juga harus dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif
agar siswa mau dan mudah dalam belajar. Sebagai tambahan juga dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah guru juga dilibatkan dalam administrasi sekolah dimana juga
harus mengelola dan menjalankan posisi yang ditugaskan pada guru untuk menjalankan
administrasi sekolah.
PERAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
Jumat, 06 Februari 2015 Nur Anisa Noviana Leave a comment
Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari keberadaan guru.
Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan
pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki peran yang paling atif
dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Guru
melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan mengajar peserta didik atau
siswa.

Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi tanpa keberadaan guru,
hanya mengandalkan sumber belajar dan media pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan
materi tanpa bimbingan guru. Guru juga memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari
mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan
evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari semua proses pembelajaran mulai perencanaan hingga evaluasi pembelajaran profesi
guru memiliki banyak peran. Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara
lain adalah:
 Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
memberikan nasihat-nasihan, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing
dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, dan sebagai orang yang menguasai
bahan yang diajarkan.
 Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan
kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan
teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur
disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
 James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,
mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
 Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah
tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator
dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru diatas, Sardiman (2011: 144-146)
merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan belajar
mengajar tersebut yaitu:
1. Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber
informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru agar dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri guru maupun siswa.
3. Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan
serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
4. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan hendaknya
adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.
6. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selakuk penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar
misalnya dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
8. Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya
saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan
baik. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan
media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
9. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar
peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi
tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan
metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Bisa dilihat bahwa guru memiliki banyak peran yang harus dikerjakan bersamaan. Dari peran-
peran yang dimiliki guru tersebut tentunya guru mengemban tugas yang cukup kompleks,
bukan hanya sekedar mengajar saja, sangat pantas profesi guru diberikan apresisasi yang tinggi
karena jasanya yang aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang
pada pembukaan UUD 1945.
Guru juga dipandang sebagai pekerjaan dan memiliki tanggung jawab moral di masyarakat.
Seorang yang memiliki profesi sebagai guru banyak dianggap sebagai tokoh masyarakat dan
layak untuk dijadikan panutan. Hal ini membuat peranan guru semakin lengkap dan tidak
sembarang orang dapat begitu saja menjadi guru.

HAK DAN KEWAJIBAN PROFESI SEORANG GURU


Rabu, 15 Oktober 2014 Syaiful Imran Leave a comment
0Save

Guru merupakan salah satu profesi dari tenaga kependidikan. Guru bertugas untuk mengajar
dimana mengajar merupakan pelaksanaan proses pembelajaran dan menjadi proses yang paling
penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengabdian guru dalam dunia pendidikan yang
sangat besar tersebut sangat memberikan kontribusi yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertera pada pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak guru merupakan apa-apa saja yang
didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa saja
yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru
ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sehingga
setiap guru mandapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
Hak-Hak Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran
tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan,
dan/atau sanksi kepada peserta didik
7. sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
8. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
9. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
10. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
11. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi, dan/atau
12. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Kewajiban Guru
Menurut UU Guru dan Dosen pasal 20, bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru berkewajiban:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
4. belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai
agama dan etika, dan
6. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Cukup seimbang memang jika dilihat perbandingan antara hak dan kewajiban profesi guru.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini yang membuat guru mampu bekerja secara
optimal dan menerima timbal balik yang pantas serta melaksanakan tugas sesuai dengan kode
etik guru. Tidak ada guru yang lebih banyak hak dari pada kewajiban yang dilakukan dan begitu
pula sebaliknya lebih banyak kewajiban dari pada hak yang diterima, meskipun demikian
memang masih banyak saja hal ini terjadi.
Namun cukup ironis juga ketika masih banyak guru yang sudah melaksanakan kewajiban
namun belum mendapatkan hak-hak yang semestinya bisa mereka dapatkan. Terutama di
daerah yang jauh dari kota, selain sarana dan prasarana yang masih kurang, kesejahteraan
kehidupan guru yang bisa dicapai dari penerimaan hak belum mampu dinikmati seluruh guru.
Ya, memang kemerataan pendidikan di Indonesia masih belum dapat dicapai, sebuah tugas
bagi seluruh masyarakat Indonesia agar hal ini dapat diwujudkan sehingga cita-cita bangsa
dapat digapai melalui pendidikan yang baik.

KOMPONEN ATAU HAL-HAL YANG PERLU DINILAI


DALAM PROSES PENGAJARAN
Rabu, 12 November 2014 Syaiful Imran Leave a comment
Dalam proses belajar mengajar, evaluasi tak hanya perlu dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar. Evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk menilai proses pengajaran yang
telah dilakukan oleh guru. Evaluasi untuk mengetahui hasil belajar bisa digunakan untuk acuan
mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar siswa, untuk penilaian pengajaran tentu juga
dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan pengajaran serta mengetahui kekurangan dan
kelemahan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru dapat memperbaiki
sistem mengajar yang dipakai olehnya sehingga kemampuan dan kualitas mengajar guru dapat
menjadi semakin baik dan semakin baik.

Penilaian dalam proses pengajaran ini sangat besar urgensinya demi kelangsungan dan
kemajuan bukan hanya dalam hal mengajar namun juga dalam pembelajaransecara utuh.
Evaluasi proses pengajaran juga harus dilakukan oleh guru sendiri karena guru yang benar-
benar mengerti segala hal tentang pengajaran yang dilakukan, tentunya dengan memperhatikan
dan mendengarkan pendapat dari pihak lain juga semakin menyempurnakan penilaian terhadap
pengajarannya. Lebih lanjut lagi tindak lanjut terhadap evaluasi pengajaran yang dilakukan
juga perlu dipertimbangkan terutama mengenai revisi atau perbaikan sistem dan strategi
mengajar sehingga diperoleh cara dan gaya mengajar yang tepat.
Dalam penilaian atau evaluasi pengajaran, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan. Ada
beberapa komponen dan hal-hal penting yang perlu dinilai. Sudjana dan Rivai (2007: 147)
menyebutkan dan menjelaskan mengenai komponen-komponen yang perlu dinilai dalam
proses pengajaran antara lain tujuan, bahan, metode dan media, hingga sistem evaluasi.
Tujuan Pengajaran
Penilaian atau evaluasi terhadap tujuan pembelajaran ini terutama pada bagaimana guru
merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai. Tujuan pembelajaran meliputi tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIK) dimana perlu dirumuskan
berdasarka materi dan kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari dan dicapai. Meliputi
pula perumusan indikator-indikator yang lebih spesifik dimana siswa harus mampu
mencapainya. Perumusan tujuan pembelajaran ini harus baik dan sesuai serta komponen dan
proses pengajaran lain bisa mengacu pada tujuan pembelajaran tersebut. Jadi proses pengajaran
yang baik dapat dimulai dari perumusan tujuan yang baik dan sesuai.
Bahan Ajar
Evaluasi bahan ajar ini dilakukan terhadap ketepatan pemilihan dan penggunaan bahan
ajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Kajian terhadap bahan ajar ini sangat penting
mengingat peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga guru harus mampu
menentukan bahan ajar yang sesuai secara umum untuk diterapkan pada peserta didik yang
akan diampu.
Metode dan Media Pembelajaran
Seperti banyak diketahui bahwa metode dan media pembelajaran dipilih dan digunakan
mengacu pada tujuan pembelajaran serta sesuai dengan bahan ajar yang dipakai. Peranan media
pembelajaran adalah sebagai alat penyampai bahan ajar serta memperjelas kandungan isis
bahan pengajaran yang digunakan. Pemilihan media dan metode pengajaran yang digunakan
hendaknya tidak sembarangan, harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis dalam
pemilihan media dan metode pembelajaran. Penilaian media dan metode dapat dilihat dari
ketepatan dengan tujuan dan bahan ajar, kemampuan mengembangkan pembelajaran,
kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, nilai praktis bagi guru dan siswa, alokasi waktu,
dan bagaimana peranannya terhadap hasil belajar siswa.
Sistem Penilaian
Evaluasi terhadap sistem penilaian diharapkan mampu menemukan model penilaian yang tepat
diterapkan. Beberapa hal yang harus dinilai terkait sistem penilaian ini antara lain adalah jenis
atau model penilaian, alat penilaian, prosedur penilaian, penafsiran atau pemaknaan terhadap
hasil penilaian, serta pemanfaatan terhadap hasil penilaian yang telah didapat. Penilaian
terhadap sistem evaluasi ini perlu dilakukan secara detail bahkan perlu juga dilakukan analisis
terhadap tiap item atau soal dari alat pembelajaran yang digunakan sehingga guru pada masa
mendatang mampu menerapkan metode penilaian yang paling tepat dan paling akurat
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua
kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus menerus, bahkan setiap selesai melakukan
pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian. Evaluasi pada proses pengajaran yang dilakukan
secara terus menerus dapat membuat pengajaran guru semakin berkembang. Guru semakin
mampu menerapkan sistem pengajaran yang tepat antara pengajaran satu dengan proses
pengajaran lainnya terutama sistem pengajaran antar materi pembelajaran. Harapan yang
hendak diperoleh dari evaluasi terhadap komponen-komponen proses pengajaran ini tentunya
adalah peningkatan hasil belajar siswa, serta juga meningkatkan kualitas guru yang bermanfaat
untuk kesinambungan dan peningkatan jabatan guru dan profesi kependidikan yang diemban.

PRINSIP PSIKOLOGIS DALAM PEMILIHAN DAN


PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Rabu, 24 September 2014 Syaiful Imran Leave a comment

Berbagai macam media pembelajaran saat ini tersedia dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Peranan media pembelajaran sangat besar dalam proses pembelajaran
dimana media pembelajaran harus mampu menjadi alat perantara atau penyalur materi yang
baik agar siswa atau peserta didik mampu menerima dan memahami materi pembelajaran yang
dipelajari menggunakan media pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, kesesuaian antara media
pembelajaran yang dipilih dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan dapat menjadi
salah satu kunci utama keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Pemilihan media pembelajaran tentu tidak boleh sembarangan dalam menentukan, akan sangat
baik jika mengikuti prinsip-prinsip tertentu dalam pemilihan media pembelajaran. Dalam
penggunaan media pembelajaran juga perlu mendapat perhatian khusus terutama bagaimana
penggunaan media serta hal-hal yang mempengaruhi. Faktor pada siswa atau peserta didik juga
perlu diperhatikan agar media pembelajaran dapat digunakan secara baik dan benar dan mampu
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dengan baik, bahkan diharapkan media
pembelajaran mampu mengambil peranan penting dalam proses pembelajaran.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan harus mengikuti prinsip-
prinsip tertentu. Arsyad (2013: 71) mengemukakan dari segi teori belajar, terdapat beberapa
prinsip psikologis yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran. Prinsip-prinsip psikologis dalam pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran tersebut adalah:
Motivasi
Media pembelajaran yang dipilih dan digunakan hendaknya mampu menumbuhkan motivasi
atau minat dan keinginan belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang dialami siswa akan
sangat baik jika memberikan kesan dan pengalaman yang bermakna sehingga siswa mudah
untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran yang diterima.
Perbedaan Individual
Siswa merupakan sebuah kelompok belajar yang heterogen. Ini berarti bahwa siswa satu
dengan siswa lain memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Faktor
intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, gaya belajar, serta faktor lain mempengaruhi
bagaimana masing-masing siswa menerima pelajaran atau materi. Media pembelajaran harus
mampu menyelaraskan kemampuan masing-masing siswa agar mampu menerima inti materi
pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sangat mempengaruhi media pembelajaran yang dipilih. Kesesuaian
antara tujuan pembelajaran dan media yang dipilih mampu mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran. Siswa juga harus mengetahui tujuan pembelajaran sehingga mampu
memanfaatkan media pembelajaran yang dipilih dengan baik dan benar.
Organisasi Isi
Pembelajaran akan dapat dilakukan dengan benar jika isi dan segala sesuatu yang mendukung
pembelajaran diatur atau diorganisasikan menurut urutan yang baik. Mendahulukan mana yang
perlu diprioritaskan serta memisahkan berdasarkan tingkat kesulitannya.
Persiapan Sebelum Belajar
Persiapan juga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Persiapan yang baik
tentu lebih memudahkan proses pembelajaran dilakukan. Penggunaan media pembelajaran
tertentu juga terkadang memerlukan persiapan khusus agar mampu memahami dan
menggunakan dengan baik. Namun bukan berarti dengan persiapan yang baik lalu
pembelajaran akan berjalan lancar begitu saja, proses pembelajaran tetap harus juga
diperhatikan dan diawasi dengan seksama.
Emosi
Media pembelajaran merupakan alat atau cara yang tepat untuk menghasilkan respon
emosional seperti faktor takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan. Perhatian perlu
ditujukan pada elemen rancangan media agar hasil maupun mempengaruhi bukan hanya
pengetahuan, namun juga sikap peserta didik.
Partisipasi
Pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika terjadi komunikasi secara 2 arah. Partisipasi
aktif dari siswa tentu menunjukkan bagaimana penerimaan materi oleh siswa. Interaksi baik
dengan guru maupun media pembelajaran sangat baik dibandingkan siswa hanya diam
menerima informasi yang diberikan saja.
Umpan Balik
Hasil belajar mampu ditingkatkan apabila secara berkala siswa menerima informasi mengenai
kemajuan belajarnya. Umpan balik hasil atau kemampuan belajar ini sangat mempengaruhi
aspek motivasi dan keinginan belajar siswa yang berkelanjutan.
Penguatan
Penguatan atau reinforcement sangat bermanfaat untuk keberlangsungan dan keberlanjutan
belajar siswa. Siswa mendapatkan dorongan sehingga mampu secara positif mempengaruhi
perilaku.
Latihan dan Pengulangan
Informasi atau materi akan dapat diterima secara keseluruhan oleh peserta didik jika dilakukan
pengujian dan pengulangan. Latihan dan pengulangan sangat berguna agar siswa mampu lebih
menguasai materi dan materi tersebut dapat dipahami siswa bukan hanya pada saat dipelajari
saja, namun juga untuk jangka panjang.
Penerapan
Media pembelajaran mampu membantu siswa untuk memahami konsep materi pembelajaran.
Namun bukan sebatas memahami saja, siswa juga harus mampu menerapkan materi-materi
yang dipelajari dalam berbagai kasus terutama keseharian. Media pembelajaran juga mampu
membantu peserta didik untuk melakukan analisis terhadap sesuatu hal yang dapat
mempengaruhi tingkat dan kemampuan berpikir peserta didik.
Prinsip psikologis ini merupakan aspek-aspek yang banyak berpusat pada siswa. Pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip psikologis ini
sehingga mampu memberikan pengaruh bukan hanya dalam pembelajaran namun juga pada
siswa. Siswa atau peserta didik tentu akan mudah mengikuti pembelajaran jika media
pembelajaran yang dipilih tepat digunakan dan mampu mempengaruhi siswa secara positif
pada berbagai aspek.
ASPEK-ASPEK KECAKAPAN DAN PENGETAHUAN DASAR
GURU SEBAGAI PENDIDIK
Rabu, 14 Januari 2015 Syaiful Imran Leave a comment
0Save

Guru merupakan jenis profesi yang paling penting dalam bidang pendidikan. Peran guru dalam
pendidikan tidak dapat digantikan oleh profesi lainnya. Profesi menjadi guru tidak bisa
dilakukan sembarang orang, guru harus memiliki kecakapan dalam mengajar. Memang benar
setiap orang mungkin bisa mengajar, namun agar dapat mengajar dengan baik sehingga
menjadikan mengajar sebuah profesi harus dimiliki oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan mengajar yang baik dan pantas menjadi guru.

Menjadi dan menjalani profesi guru bukanlah hal yang mudah, tidak hanya harus menguasai
materi pada bidang yang ditekuni namun juga harus memiliki kemampuan dalam hal mengajar
ataupun menyampaikan dan mentransfer apa yang dimiliki kepada orang lain khususnya
peserta didik atau siswa. Tak hanya itu, guru juga harus mampu mengelola serta membimbing
peserta didik sehingga tidak hanya menghasilkan peserta didik yang pintar dalam hal kognitif
saja namun juga dalam ranah afektif dan psikomotor.
Melihat atas jasa dari guru yang sangat besar, guru banyak menjadi panutan dan teladan bagi
banyak orang. Guru dipandang sebagai profesi yang memiliki derajat dan kehormatan yang
tinggi. Seorang yang memiliki profesi guru akan dianggap sebagai tokoh masyarakat yang
penting bahkan juga termasuk keluarga dan relasi. Hal ini menjadikan guru menjadi lebih
bermartabat serta juga menjadi tanggung jawab yang harus terus diemban dan dilaksanakan
guru agar terus mampu mendidik dan memberikan edukasi agar setiap orang sebagai peserta
didik atau pembelajar memiliki masa depan yang cerah karena memiliki tingkat pendidikan
yang baik.
Agar dapat melaksanakan tugas guru dengan baik dan bertanggung jawab maka guru harus
memiliki kemampuan ataupun kecakapan serta pengetahuan dasar menjadi guru. Kecakapan
dan pengetahuan dasar sebagai guru ini yang menjadikan guru mampu untuk mengajar dengan
baik.
Dalam bukunya yaitu Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Sardiman (2011: 141-142)
menyebutkan bahwa sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka terdapat
beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi guru yaitu:
1. Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya. Sebagai pendidik harus mampu
menjadikan dirinya sebagai teladan dimana guru harus mampu memberi contoh perilaku yang
baik, terbuka, serta menghindari segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang dapat
menjatuhkan martabat pendidik.
2. Guru harus mengenal diri siswanya.
3. Guru harus memiliki kecakapan memberikan bimbingan. Dalam mengajar akan lebih berhasil jika
disertai dengan kegiatan bimbingan yang banyak berpusat pada kemampuan intelektual, guru
perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan dapat membantu dan menetapkan serta
meningkatkan tingkat perkembangan peserta didik atau siswanya.
4. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada
umumnya sesuai dengan tahap-tahap pembangunan.
5. Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan. Guru harus
mampu memiliki pemahaman secara menyeluruh terhadap bidang ilmu yang diajarkan kepada
anak didiknya sehingga informasi yang disampaikan bukanlah informasi yang salah. Juga guru
harus mampu selalu memperbarui informasi ataupun ilmu yang didapat karena perkembangan
ilmu pengetahuan serta informasi terus-menerus dapat berubah.
Jika guru mampu menguasai aspek-aspek yang merupakan kecakapan dan pengetahuan dasar
bagi guru tersebut maka guru harusnya dapat melaksanakan tugas dan peran sebagai guru
dengan baik. Setiap guru hendaknya memang harus menguasai aspek-aspek kecakapan dan
pengetahuan dasar profesi guru tersebut, agar setiap guru mampu menjadi guru dengan baik
yang tentunya mampu mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.

KODE ETIK GURU DI INDONESIA


Selasa, 07 Oktober 2014 Syaiful Imran Leave a comment
0Save

Setiap pekerjaan profesional atau profesi pasti memiliki kode etik yang menjaga orang yang
menggeluti profesi tersebut tetap profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Guru sebagai
salah satu tenaga kependidikan juga memiliki kode etik khusus. Sama seperti profesi-profesi
lainnya yang memiliki kode etik, guru harus menjalankan kode etik tersebut dengan berbagai
resiko.
Kode etik guru tersebut harus dipegang dan ditaati dengan baik oleh guru. Pekerjaan atau
profesi guru bukanlah profesi yang sederhana, guru tidak hanya sebatas mengajar dan
melaksanakan pembelajaran saja namun juga perlu melakukan pengabdian untuk memajukan
dunia pendidikan. Pelanggaran terhadap kode etik guru dapat dijatuhi sanksi hingga
pencabutan profesi serta hak dan kewajiban sebagai guru.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma
profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat
(Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34). Kode etik guru di Indonesia antara lain:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
8. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dari banyak kode etik yang telah disampaikan diatas, memperlihatkan bahwa kode etik tersebut
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan otomatis mengikat pada orang yang memilih guru
sebagai profesinya. Profesi guru memang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Tanpa
adanya guru maka pendidikan tidak akan dapat dijalankan.
Kode etik yang mengikat guru diatas menjadikan jabatan guru dapat dijadikan sebagai panutan.
Guru harus mampu memperhatikan banyak kepentingan bukan hanya kepentingan pribadi,
namun juga golongan dan kepentingan umum hingga kepentingan bangsa. Profesi guru harus
mampu menyeimbangkan dan tahu mana yang harus didahulukan diantara banyak hal yang
harus diemban sebagai hak dan kewajiban profesi guru.

Macam-Macam Metode Pembelajaran


Macam-Macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru
adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas.
Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas
lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya
akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang
dapat kita digunakan.

Macam-Macam Metode pembelajaran :


1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang
berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat
meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam
transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan
ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari
pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya?
Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja
diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.

Macam-Macam Metode pembelajaran


4. Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga
macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan
siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan
mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan
orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik
mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat
laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh
pendidik.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung
ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu
(misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau
pola yang otomatis pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai
kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan
maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik
kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai
merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya
ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan
masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

9 Model Pembelajaran Bahasa Inggris


yang wajib diketahui
9 MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS YANG WAJIB DIKETAHUI
Metode pembelajaran bahasa inggris memainkan peranan yang sangat penting di dalam
kegiatan belajar bahasa Inggris. Ada banyak siswa yang mampu mencapai prestasi baik karena
diajarkan menggunakan metode pembelajaran bahasa inggris yang tepat. Sebaliknya, kebanyakan
siswa merasa bosan dan enggan belajar bahasa Inggris karena metode yang ada begitu
membosankan.
Sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris merupakan kunci dalam pembelajaran.
Apabila seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta membosankan, maka habislah
sudah kelas tersebut. Rata-rata, siswa akan cenderung bosan dan tidak menyukai kelas bahasa
Inggris yang berlansung selama hampir dua jam. Berikut ini adalah Sembilan model utama
pembelajaran Bahasa Inggris yang wajib untuk diketahui setiap pengajar Bahasa Inggris:
1. Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan
materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai
bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada
suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya
dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal
rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik
dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-
kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit
demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-
anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per
kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah”
maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali
kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa
asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa
menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik
untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
2. Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu
digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam
pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan
Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk
pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah
berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata
memang berhasil sangat baik.
3. Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa
dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct)
dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan
sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.
Ciri Metode Natural ini antara lain :Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui
menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading)
menulis atau (writing) terahir baru gramatika Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-
kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda
mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar
negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.Alat peraga dan kamus yang dapat
digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-
kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya
Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing Oleh karena kemampuan dan kelancaran
membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata
bahasa) kurang diperhatikan
4. Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa
lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa
asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau
ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good
Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau
kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya;
semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua
barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi
lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul
dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa
asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan
dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan
prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai
praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi
sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang
dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam
bahasa asing tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya
punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa
keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa
asing.
5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran
bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan
mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas.
Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar
kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam
bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :Guru membacakan
bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa
radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan
cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul
langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan
bacaan yang sempurna/berkelanjutanGuru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran
tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada
session/seri berikutnya Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat
dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu
menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulitUntuk memperjelas ucapan dan percakapan,
maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis
membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat
memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat
berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan
rutin tiap hari latihan (PR).
6. Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori.
Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar
bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa
asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan
komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal
yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia
sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula
menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa
percakapan.
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan
kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.
7. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih
dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian
diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung
membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan
gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya,
dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan
itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu
kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis
untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah
selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
8. Metode Bicara Lisan (Oral Method)
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada
orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan
mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran
janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf
kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua
dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa
lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek
langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan
sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun
secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan
kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan,
melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai
membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai
dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang
sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa
Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata
bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa
(bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill
atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus
perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara
berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-
pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar
tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran
(Listening, dll). Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara,
reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan
menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-
latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua
macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain
English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah
pengajaran bahasa asing.

pa sih kurikulum 2013?


Perubahan Paradigma kurikulum 2013 :
Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilakku
dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Pendekatan Pembelajaran :
Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif dantingkat SMP & SMA (Kompetensi dikembangkan
melalui: Mata pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi dikembangkan melalui: vokasional). Semua mata
pelajaran menggunakan diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu menggunakan pendekatain saintifik, yang
menggunakan 5 M : Mengamati,Menanya, Mengumpulkan Informasi, Menalar dan Mengkomunikasikan.
Berikut ini penjelasannya :
Penilaian :
Cakupan Penilaian Menurut Kurikulum2013
Di dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu:
1. KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.
2. KI-2: kompetensi inti sikap sosial.
3. KI-3: kompetensi inti pengetahuan.
4. KI-4: kompetensi inti keterampilan.
Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing aspek KI. Jadi, pada suatu materi
pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut:
1. KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk
seluruh materi pokok).
2. KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa
materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).
3. KD pada KI-3: aspek pengetahuan
4. KD pada KI-4: aspek keterampilan

Penilaian kurikulum 2013 dalam Raport untuk SD Menggunakan Deskriftif dan Skala angka. Tidak lagi
menggunakan Nilai angka seperti 100, 90, atau 80.
Contoh Raport :
Mau lihat contoh Format Raportnya silakan lihat
Peran Orang Tua :
Lalu apa peranan orang tua dalam kurikulum 2013, orang tua memiliki peranan penting dalam mendampingi dan
membimbing anak di rumah. Dalam pembelajaran kurikulum 2013, setiap anak akan terlihat potensinya masing-
masing. Oleh sebab itu orang tua harus bisa memahami, bahwa setiap anak punya potensi yang berbeda.
Orang tua jangan memaksakan anaknya untuk mengikuti Les atau Private mata pelajaran tertentu yang diluar
kemampuannya, sebaiknya anak di asah bada potensi yang paling unggul dibidangnya, karena ahli itu hanya pada
satu bidang tidak semua bidang.
Yang perlu diketahui oleh orang tua, bahwa dalam kurikulum 2013 khususnya sekolah dasar tidak ada lagi PR
(Pekerjaan Rumah).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA.......
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris/Wajib
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : 3.7. Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat
wisata, dan bangunan bersejarah terkenal
Alokasi Waktu : 4×45 menit

A. Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradab
an terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
2.3 Menunjukkankan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional
3.7. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif
sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
4.8. Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.
4.9. Menyunting teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.10. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

C. Indikator
1.1.1. Menunjukkan kesungguhan belajar bahasa Inggris terkait teks deskriptif sederhana
tentang orang.
2.3.1. Menunjukkan perilaku peduli, percayadiri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
komunikasi terkait teks deskriptif sederhana tentang orang.
3.7.1. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsure kebahasaan pada Teks
deskriptif sederhana tentang orang.
4.8.1. Merespon makna dalam teks deskriptif, lisan dan tulis, sederhana, tentang orang.
4.10.1. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang.

D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1. Siswa dapat menunjukkan kesungguhan belajar bahasa Inggris terkait teks deskriptif
sederhana tentang orang.
2.3.1. Siswa dapat menunjukkan perilaku peduli, percaya diri, dantanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi terkait teks deskriptif sederhana tentang orang.
3.7.1. Siswa dapat mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsure kebahasaan pada
teks deskriptif sederhana tentang orang.
4.8.1. Siswa dapat merespon makna dalam teks deskriptif, lisan dan tulis, sederhana, tentang
orang.
4.10.1. Siswa dapat menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang.

E. Materi

1. Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan
bersejarah terkenal (7 keajaiban dunia)

Generic structure:
 Identification; identifying the phenomenon to be described.
 Description; describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.

Language feature:
 Using attributive and identifying process.
 Using adjective and classifiers in nominal group.
 Using simple present tense

2. Simple present tense is


a. Verbal sentence
Formula:
(+) S + Verb(-s/-es) + Object
(-) S + Do/Does + Not + Verb +Object
(?) Do/Does + S + Verb + Object +?

b. Nominal sentence
Formula:
(+) S + To be (is/am/are) + Complement (adjective/adverb/noun)
(-) S + To be (is/am/are) + Not + Complement (adjective/adverb/noun)
(?) To be (is/am/are) + S + Complement (adjective/adverb/noun)

F. Metode Pembelajaran/Teknik: TAI Mehod (team assisted individualization)

a. Alat dan media


Alat : Laptop, LCD, white board
Media : Power point, modul, text book, picture
b. Sumber ajar
Buku paket : Buku pengangan guru dan buku siswa SMA

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


KegiatanPembelajaran Deskripsi Waktu

Pendahuluan Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (nilai
yang ditanamkan: santun, peduli)
2. Mengecek kehadiran siswa (nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
3. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
4. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang
hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD
5. Tanya jawab tentang material yang menjadi latar belakang pembahasan materi.
6. Menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelari berikut kompetensi yang harus
dikuasi siswa
7. Memberitahukan bentuk kelas Whole Brain Teaching kepada siswa
10 menit

Inti Pertemuan 1 (cycle 1)


A. Mengamati:
1. Guru meminta siswa mengamati gambar deskriptif orang terkenal atau tempat wisata
terkenal.
2. Guru meminta siswa mengamati contoh teks deskriptif yang telah ada ada dalam
bentuk scaffloding

Mempertanyakan:
1. Guru membimbing siswa mempertanyakan fungsi teks deskriptif, generic structure.
Dan language feature nya.

Mengeksplorasi:
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari.
 Mencocokkan tebakan siswa dengan materi yang ada dalam text book.
 Menunjukan gambar untuk mengembangkan kreatifitas siswa dalam membuat kalimat
yang sesuai dengan materi yang dibahas.
 Membuat topic sentence untuk deskriptif teks.
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
 Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
 Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

B. Mengasosiasi:
1. Guru meminta siswa untuk mirroring dengan teman sebangkunya mengenai materi
yang telah dijelaskan oleh guru.
2. Guru meminta siswa mengamati teman sebangkunya.
3. Guru meminta siswa menuliskan dan mirroring ciri-ciri fisik teman sebangkunya.

C. Mengomunikasikan:
1. Guru meminta siswa untuk menuliskan teks deskriptif tentang temannya berdasarkan
ciri-ciri yang telah ditulis
2. Guru meminta siswa menyampaikan hasil pekerjaannya.

Pertemuan 2
A. Mengamati:
1. Guru membimbing siswa untuk membuat teks deskriptif dengan teknik Team Assisted
Individualization

Mempertanyakan:
1. Guru membimbing siswa menanyakan pertanyaan terkait dengan cara membuat teks
deskriptif dengan teknik TAI

Mengeksplorasi:
1. Guru menjelaskan fungsi teks deskriptif.
2. Guru menjelaskan fungsi teknik TAI dalam memudahkan untuk menjelaskan teks
deskriptif dan lainnya.

B. Mengasosiasi:
1. Guru meminta siswa untuk mirroring materi yang telah dipelajari
2. Guru meminta siswa untuk berpasangan, dan membuat sebuah teks deskripsi.

C. Mengomunikasikan:
1. Guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas membuat contoh kalimat yang
kemudian dikembangkan menjadi paragraph dengan teknik TGW
2. Guru meminta siswa untuk membuat teks deskriptif secara individual.
70 menit

Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:


1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
5. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
10 menit

Penilaian
a. Teknik Penilaian
 Tugas kelompok : penilaian proses, karakter dan keakuratan dalam pembuatan tulisan
 Tugas Individu : penilaian kognitif
 Penilaian proyek
b. Bentuk Instrumen
 Pedoman observasi
 LKS Soal uraian
 Rubik penilaian proyek (terlampir)

c. Pedoman pensekoran
No Uraian Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
NO Nama Siswa Aspek Penilaian
Nilai=Jumlah Score X5 = 100
Idea/Content -Syntax -Vocabulary- Grammar- Mechanic
1
2

Kriteria Penilaian
1 = Kurang Bagus
2 = Cukup
3 = Bagus
4 = Sangat Bagus

Anda mungkin juga menyukai