Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidaknya stres
akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks masa tubuh
(IMT) atau rumus Broca.
Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan
siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) di antara
makan besar. Pengaturan makan ini tidak berbeda dengan orang normal, kecuali
dalam pengaturan jadwal makan dan jumlah kalori. Usahakan untuk merubah pola
makan ini secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kebiasaan penderita.
Contoh :
Pasien seorang laki-laki berusia 48 tahun, mempunyai tinggi 160 cm dan berat
badan 63 kg, mempunyai pekerjaan sebagai penjaga toko. Perhitungan kebutuhan
kalori :
Berat badan ideal = (TB cm - 100) kg - 10% = (160 cm - 100) kg -10% =60 kg – 6
kg = 54 kg.
Status gizi = ( BB aktual : BB ideal ) x 100 % = (63kg:54kg)x100% = 116 % (
termasuk berat badan lebih )
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori = 54 x 30 kalori = 1620 kalori
- kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20% = 20% x 1620 kalori = 324 kalori
- koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi 10% = 10% x 1620 = 162 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1620 kalori + 324 kalori - 162
kalori = 1782 kalori. Untuk mempermudah perhitungan dalam konsultasi gizi
digenapkan menjadi 1700 kalori.
Distribusi makanan :
1. Karbohidrat 60% = 60% x 1700 kalori =1020 kalori dari karbohidrat yang
setara dengan 255 gram karbohidrat (1020 kalori : 4 kalori / gram karbohidrat)
2. Protein 20% = 20% x 1700 kalori = 340 kalori dari protein yang setara dengan
85 gram protein (340 kalori : 4 kalori / gram protein)
3. Lemak 20% = 20% x 1700 kalori = 340 kalori dari lemak yang setara dengan
37.7 gram lemak (340 kalori : 9 kalori/gram lemak)
CTR=A+B/C
Keterangan :
A : jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung.
B : jarak MSP dengan dinding kiri terjauh jantung.
C : jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri.
Jika CTR >0.5 maka dikategorikan sebagai Cardiomegaly
Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung
Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A = 6 cm
Panjang garis B = 13 cm
Panjang garis C = 30 cm
Dari nilai-nilai di atas, apakah jantung pada pasien tersebut dapat dikategorikan
sebagai Cardiomegally atau tidak?
Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita masukan
nilai-nilai tersebut di atas.
6+13/30 = 0,63
Karena nilai ratio nya melebihi 0,5, maka jantung pasien tersebut dapat
dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).