Lapsus Gangguan Bipolar
Lapsus Gangguan Bipolar
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny M
Usia : 39 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar/Indonesia
Status : Janda
RMK : 68 48 67
A. KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
air mata.
1
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
ipar karena kaka ipar sudah menghina ibu kandung pasien. Pada saat
tetapi masih merasa dendam dengan kaka ipar. Pada saat bertemu
dengan kaka ipar, pasien cuma bertegur sapa seperti biasa dan berusaha
sebab pasien memiliki sifat pendiam. Pada awal bulan maret pasien
nyeri dibagian leher dan keluar darah dihidung (mimisan). Pada tanggal
3 mei 2011 pasien dibawa ke puskesmas karena terlihat pucat dan kaku
dan pasien hanya rawat jalan saja. Sorenya pasien merasa penyakitnya
tambah parah dan tanggal 4 Mei 2011 pasien di rawat inap di RSUD ulin
jantung berdebar, nafsu makan penurun dan susah tidur. Setelah 11 hari
dirawat pasien dibolehkan pulang dan rawat jalan. Selama rawat jalan
2
dibagian poli penyakit dalam pasien masih mengeluhkan nyeri dan
saraf. Di poli saraf pasien dikatakan nyeri kepala dan diberi obat
lemas, lesu dan tidak ada gairah untuk bekerja. Rekan kerja pasien
cuti selama seminggu, selama cuti kondisi pasien masih sama dan tidak
mengajar mengaji disore hari. Pasien sering kecewa, cemas, dan marah
dengan anak muridnya karena anak didiknya tidak bisa terus dengan apa
yang pasien ajarkan. Pasien juga sering kesal kepada anak muridnya
cara sholat dan menangis seorang diri, setelah pasien menangis pasien
dan rasa sakit dileher menjadi berkurang. Awal Juni 2011 pasien
mengaku kalau perasaannya senang dan pasien sering dimintai air yang
3
berisi doakan oleh para muridnya dan pasien mengaku kalau dirinya bisa
tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RSUD ulin. Menurut pasien
Di RSUD ulin dirawat selama 20 hari pada bulan Mei. Setelah keluar
dari RS pasien tidak bisa berjalan dan pelor tidak bisa berbicara dan
bulan mei sampai januari 2007 dan akhirnya pasien dapat berjalan
murung dan sering mengeluh sakit kepala tiap bulan. Pada pertengahan
4
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Perinatal
Doubt
Pasien memiliki beberapa teman akrab dan tidak ada musuh. Pasien
mengaku cukup tertutup pada orang lain dan sukar untuk mempercayai
orang lain, pasien lebih suka menyendiri dan tidak suka berisik, namun
perasaanya tidak cepat berubah antara gembira dan sedih dan selera
kaku. Pasien orang yang mandiri tidak bergantung pada orang lain dan
5
tidak memiliki perhatian yang berlebihan terhadap dirinya. Pasien bukan
orang yang mudah tegang dan takut atau menghindari aktivitas sosial.
Pasien bisa bergaul dengan lingkungan social dan emosi cukup stabil
8. Riwayat pendidikan
dan tidak pernah tinggal kelas. Setelah tamat SMA pasien bekerja di
tinggi.
9. Riwayat pekerjaan
6
10. Riwayat perkawinan
suami karena suami mempunyai istri muda. Pasien merasa marah karena
suami harus memilih salah satu dari mereka, apapun keputusan dari
berusaha dengan ikhlas atas cobaan yang diberikan, rasa dendam dan
benci baik pada suami maupun istri muda tidak ada. Suami bertanggung
7
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
+ + +
Keterangan :
: Penderita
: Laki-laki
: Perempuan
Pasien adalah anak ke-5 dari 5 orang bersaudara. Tidak terdapat riwayat
Saat ini pasien tinggal dengan kedua anaknya. Dan ibu kandung pasien.
menolong pasien.
8
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
warna hijau motif bunga, kerudung warna biru serta pasien tampak
WITA :
Pasien mampu menjelaskan identitas diri dan mengenali orang lain yaitu
mengenali tempat pasien berada yaitu di poliklinik jiwa di lantai dua dan
9
sekarang berada di poliklinik jiwa karena pasien sakit. Pasien mampu
Pasien juga mampu menjawab dengan benar nama SD, SMP serta SMA
tempat pasien dulu bersekolah dan mampu mengingat nama wali kelas
lambat. Pasien mampu menjawab nama presiden RI saat ini serta apa ibu
bisikan atau melihat sesuatu pasien menjawab tidak ada. Saat pasien
ditanya apa yang ada dipikiran pasien, pasien menjawab sedang senang
10
2. Kesadaran
Komposmentis
Normoaktif
4. Pembicaraan
Pasien berbicara lancar dengan suara yang jelas dan tidak ragu-ragu.
Kooperatif
6. Kontak Psikis
1. Afek(mood) : Hipertim
3. Keserasian : Appropriate
C. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : komposmentis
Tempat : Baik
Orang : Baik
Situasi : Baik
3. Konsentrasi : Baik
11
4. Daya ingat : Jangka pendek : Baik
Segera : Baik
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (-)
E. PROSES PIKIR
F. PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terganggu
G. DAYA NILAI
12
H. TILIKAN
1. STATUS INTERNUS
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5 C
P : Pulmo : sonor
13
Cor : S1S2 tunggal
Abdomen I : simetris
P : timpani
A : BU (+) normal
2. STATUS NEUROLOGIS
N I-XII : normal
Autoanamnesis
sering diam, murung dan sering mengeluh sakit kepala tiap bulan.
ipar karena kaka ipar sudah menghina ibu kandung pasien (stressor).
14
Pada awal bulan april pasien sering mengalami cemas dan masih selalu
4 Mei 2011 pasien di rawat inap di RSUD ulin selama 11 hari. Selama
Pasien sering kecewa, cemas, dan marah dengan anak muridnya karena
anak didiknya tidak bisa terus dengan apa yang pasien ajarkan. Pasien
Awal Juni 2011 pasien mengaku kalau dia sering dimintai air yang
diberi doa oleh para muridnya dan pasien mengaku kalau dirinya bisa
Autoanamnesis
Afek(mood) : Hipertim
(F.31.0)
15
3. Aksis III : None
1. Organobiologik
2. Psikologik
realita terganggu
3. Sosial Keluarga
VIII.PROGNOSIS
16
Perkawinan : dubia ad malam (cerai)
Psikofarmaka : Kalxetin 2 x 10 mg
Clobazam 2 x 10 mg
Halopeidol 2 x 1,5 mg
X. DISKUSI
dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang
menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses
17
berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya
fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang
masa kana-kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang berat dan
gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode manik dan
saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27%
kali. Bahkan risiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar
20%.
18
gangguan bipolar II mempunyai episode hipomanik. Beberapa ahli
menambahkan adanya bipolar III dan bipolar IV namun sementara ini yang
yang pokok adalah paling tidak terdapat 1 episode manik di sana. Walaupun
hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode depresi lengkap maka tetap
episode depresi mayor dan disebut tipe depresi bila sebelum episode depresi
gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan
serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
cenderung berlangsung lebih lama. Episode pertama bisa timbul pada setiap
19
usia dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada
bipolar maka risiko penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter.
hipomanik, manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik.
dalam masa ovulasi (’estrus’) atau seorang laki-laki yang dimabuk cinta.
tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi. Tanda manik lainnya
dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah
logorrhea (banyak berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga menceracau),
dan biasanya disertai dengan waham kebesaran, waham kebesaran ini bisa
perlu ditegakkan.
20
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-
tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu
dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
antar episode, dan insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama
terdapat gangguan alam perasaan dan proses pikir. Pada pasien didapatkan
perasaannya senang dan pasien sering dimintai air yang didoakan oleh para
seseorang dan ramlannya tersebut selalu terbukti dimana hal ini menjurus
pada waham kebesaran. Di lain waktu pada pasien juga terjadi penurunan
yang dialami pasien pada tahun 2007 sewaktu pasien mengurus sidang
sadarkan diri dan langsung dibawa ke RSUD ulin. Pada saat itu pasien
21
gagal hingga akhirnya pasien mengalami stroke serta awal bulan februari
2011 pasien mengalami perseteruan dengan kaka ipar karena kaka ipar
sangat membenci dan dendam terhadap kaka ipar. Akibat perseteruan pasien
kecewa, cemas, dan marah dengan anak muridnya karena anak didiknya
tidak bisa terus dengan apa yang pasien ajarkan. Pasien juga sering kesal
tidak kawin lagi hal ini membuat keluhan nyeri dilehernya semakin
malam sehingga dipagi hari membuat badan pasien menjadi lemas, lesu dan
tidak ada gairah untuk bekerja. Tingkah laku masih dalam batas normal,
sekarang ini pasien menunjukkan perilaku normal dan afek hipertim, dan
Dari fungsi kognitif didapatkan daya konsentrasi dan daya ingat baik. Pasien
pertanyaan pemeriksa.
pencuriga, dan tidak terbuka pada orang lain. Pada pasien ini tidak terdapat
riwayat herediter.
22
Terdapat beberapa stressor psikososial yaitu setiap keadaan atau
hukum, perkembangan, penyakit fisik atau cidera, faktor keluarga dan lain-
lain.
pasien bercerai dengan suami pasien tahun 2008. Namun pasien mengaku
perseteruan pasien dengan kaka ipar serta stresor pekerjaan dimana pasien
23
diduga berhubungan dengan efek inhibisinya terhadap reuptake serotonin
oleh sel neuron. Penelitian pada dosis klinis menunjukkan bahwa obat ini
singkat.
kabur).
3. Gangguan endokrin
24
5. Hepatotoksik
menghentikan obat anti psikosis atau bila obat anti psikosis masih
Parkinson.
untuk memilih metode yang cocok dengan minat dan bakat pasien. Semua
nefrotoksik.
25
menggunakan alat khusus. Frekuensi penggunaan biasanya 2 sampai 5 kali
per minggu dan terapi segera dihentikan sesudah tampak kemajuan klinis
2. Relatif
c. Kehamilan
d. Hipertensi berat
e. Hiperpireksia
f. Diatesa Haemoragic
g. Epilepsi
h. Ansietas berat
4. Cardiac arrest
6. Pneumonia
26
7. Amnesia
8. Delirium
27
DAFTAR PUSTAKA
28