Anda di halaman 1dari 142

EBOOK FARMAKOGNOSI

1. PENDAHULUAN
2. RHIZOMA
3. RADIX
4. CORTEX
5. BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER
6. HERBA
7. FOLIUM
8. FLOS
9. FRUCTUS
10. SEMEN
11. AMYLUM
12. OLEUM
13. SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA DAN MYCOPHYTA
14. GETAH, DAMAR, MALAM
15. PENGOLAHAN NABATI
16. SIMPLISIA DARI HEWAN
17. SIMPLISIA DARI MINERAL
18. ANTIBIOTIKA
19. IMUNOSERA
20. VACCINA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat


Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon
yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti
pengetahuan tentang obat.
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh
Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk
memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :


1. Obat : Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian
badan manusia.

2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku lain
yang ditetapkan pemerintah .

3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik
yang memproduksinya.

4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.

5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-
bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.

B. Ruang Lingkup Farmakognosi


Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa,
sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger.
Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi
pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup
identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat
secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan
Streptomyces venezuela.

2
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan
dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh
bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan,
diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji
khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan
fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila
dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya
akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan
didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam
skema berikut :
Alam

Morfologi Bahan Alam :


Tumbuhan - Tumbuhan
- Hewan
Sistematik - Mineral
Tumbuhan
Identifikasi
Sistematik
Bahan Alam
Berkhasiat
Obat
- Koleksi
- Pengeringan
- Pengolahan
- Pengawetan
- Penyimpanan

Farmakognosi Bahan siap


pakai
( Simplisia )
Ekstraksi
Metode Ekstraksi
Pemilihan Pelarut
Serbuk

3
Uji Khasiat Ekstrak

Obat Tradisional Obat Tradisional Isolasi


Jamu Pemisahan
Kromatografi
Uji Toksisitas
Uji Praklinik Fitokimia
Uji Klinik
Isolat
Fitofarmaka Pemurnian
Fitomedisin Sifat Fisika
Sifat Kimia

Zat Murni

Identifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri

Bahan Obat

Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Obat
Farmakologi
Farmasi Klinik Uji
Klinik
Obat Jadi

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi


Simplisia harus mempunyai identitas botani – zoologi yang pasti, artinya harus
diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh,
misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil
dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang
tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka
nama –nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan
nama daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam
tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas.
Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama

4
yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang
farmakognosi.

D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain


Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia
di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib
yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai
bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan
galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik
yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.
Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya
kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan
lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik
tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya,
misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina
antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat
sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang
dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari
jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang
baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu
lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan
lain - lainnya.
Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam
Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai
aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.

E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi


Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah
dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di
Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium,
adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446
sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak,
gom arab, bunga kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku
“Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,
sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman
dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan
simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih
terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya
sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk
tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.

F. Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat
perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.

5
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :

Huruf atau Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai


rangkaian huruf
ae e Galangae ga-la-nge
Lobeliae lo-be-li-e
c k jika diikuti huruf a, o, u Cacao ka-ka-o
atau huruf mati Cola ko-la
Curcuma kur-ku-ma
Fructus Fruk -tus
c s jika diikuti huruf Cera Se-ra
e, i, y Citri Sit-tri
Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa
cc kk jika diikuti huruf a , Succus Suk-kus
o, u
cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la
e, i, y
ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na
hidup
ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni
eae e Dioscoreae Di-es-ko-re
eu e +u Oleum O-le-um
Cetaceum Se-ta-se-um
ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num
ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris
ii i +i Aurantii Au-ran-ti-i
j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti
ll l Vanilla Va-ni-la
mm m Gummi Gu-mi
Ichtammolum Ih-ta-mo-lum
nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane
oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li
Asafoetida A-sa-feu-ti-da
nn n Belladonna Be-la-do-na
Sennae Se-ne
ph f Orthosiphon Or-to-si-fon
pp p hippoglossi hi-po-glo-si
qu kw quercus kwer-kus
rh r rhei re-i
rhizoma ri-zo-ma
rr r myrrha mi-ra
sh sy shorea syo-re
purshiana pur-si-a-na
ss s Cassia ka-si-a

6
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie

Huruf atau Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai


rangkaian huruf
x ks jika tertera pada Pix p iks
tengah / akhir kata
radix ra-diks
cortex kor-teks
bixa bik-sa
x s jika pada permulaan xanthorrhiza san-to-ri-za
kata
y i jika didahului dan / atau hydrastis hi-dras-tis
diikuti oleh huruf mati
maydis ma-i-dis
y y jika diapit oleh 2 huruf papaya pa-pa-ya
hidup

G. Tata Nama Latin Tanaman


1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan
perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza
sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya.
Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk
species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari
nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin
tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata),
2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda,
hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.

H. Tata Nama Simplisia


Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia
nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama
bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang
diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

7
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,
: Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian Belladonnae Herba, Serpylli Herba,


tanaman : Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species + nama Curcuma aeruginosae Rhizoma,


bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies


Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra

I. Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang
bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah
dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :
 Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
 Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
 Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh
daerah asalnya , kepulauan Maluku.
 Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.

J. Beberapa Definisi
1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman atau


eksudat tanaman.

Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi
sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni .

3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.

8
4. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum
: ( pelikan) diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni.

5. Alkaloida : adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (


N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek
fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah
sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk
garam alkaloid yang lebih mudah larut dalam air. Contohnya
Codein, Papaverin, Atropin

6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula.
Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi
glukosa + benzaldehida + asam biru ( sianida).

7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang


berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam
tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran
ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya
dibatasi oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif
dan diatas 600 C akan mati.

8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan
oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh.
Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.

9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk
tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu
atau keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain
bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan
makroskopik atau bagian sedemikian yang nilai batasnya
disebut monografi

b. Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang


dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat
pengotor lainnya

K. Budidaya Tanaman Obat


Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih
diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan
pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.
Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi
kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan
pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak
(akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan,
merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur

9
yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat
pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti
pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini
umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan
panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar
dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga
suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi
jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah
sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :


1. Pengelolaan tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya
pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi
pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam
kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan
tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya
dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air,
sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan
tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan
tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling
berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi
tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan
air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu
mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk
suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman
obat antara lain :
a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam
(25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang
dapat berkembang dengan baik.

b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah


pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk
memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses
oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin
pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah
(sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh
(Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat


diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).

10
d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi
(Thymus vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,


terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti
Cabe ( Capsicum annuum ).

2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya
persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian
yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga
sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat
antara lain :
a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari
segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan
naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar
matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang
dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi
beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan
waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat
pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat
penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem
tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu
yang dapat juga menghasilkan.
e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi
oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

3. Pemeliharaan tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit
harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan
fisik dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya
diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen

11
pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian
pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.
b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat
mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah
tempat tumbuh.
d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau
kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada
tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat
menaikkan hasil sebesar 35 % .
f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan
dilakukan pemangkasan bunga.
g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar
Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4. Pemungutan hasil ( panen)


Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan
kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam
tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya,
tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman
Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim
dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas.
Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan
yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan
umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya .
Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum
pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada
cengkeh (Eugenia caryophyllata).

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas


(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.

12
e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f. Kulit diambil sewaktu bertunas

L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses
atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran
udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu
buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi
dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung
alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas
buatan antara 50 0– 55 0 C.

2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang
membahayakan kesehatan.

3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang
langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak
bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.

4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus
di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
di atur antara 150 dan 300.
Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.

13
5. Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika,
diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.

6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus
memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia
nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah
maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau
tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi
simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang
beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang
tidak dinyatakan dalam paparan monografi.

M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin


dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan
yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan
oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena
pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi
syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut
dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama
bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai
Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi
bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi
tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya
bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak
agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

14
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (
kulit, daun, akar dan sebagainya ).

O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan.
Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.

P. Pembuatan Serbuk Simplisia


 Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan ,
ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus
yang ditetapkan..
 Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada
suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
 Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk
sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau
ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan
terakhir memenuhi persyaratan.

Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia


Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk
mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap
hasil analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan
cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.

Contoh dalam skala besar


Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket
menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah dari
berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat
dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian
lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.
Jumlah wadah dalam bets (N) Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)
1 sampai 10 semua
11 sampai 19 11
N
> 19 n = 10 +  
 10 
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua
bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan
suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah
wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan.
Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan
tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus
dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda
dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan

15
mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan
jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat
kelembaban secara bermakna.

Contoh dalam skala laboratorium


Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi
empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah
dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian
dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan
campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang
diperlukan

Contoh untuk pengujian


Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap
bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh
sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling,
perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan
pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .

Bahan Organik Asing


Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium
seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).

Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g


Daun, bunga , biji dan buah 250 g
Potongan bagian tanaman (bobot rata-
rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g

Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan
tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap
bobot contoh yang digunakan.

R. Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia

1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran,
dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-
retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain
sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan
pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika

16
penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan
secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .

2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.

3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar
polarisasi dan lain sebagainya.

4. Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi
terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan
mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.

5. Secara Hayati / Biologi


Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.

S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama
Penyakit
1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan
2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan
4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri
5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit,
misalnya panu .
7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.
8. Anti piretika Menurunkan suhu badan
9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda
kejang)
14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )
15. Antidotum Penawar racun
16. Antitusif Pereda batuk
17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak

17
18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis
19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir
20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat
22. Cardiaka Untuk jantung
23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung
24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu
25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid
26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan
28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah
30. Depuratif Pembersih darah
31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32. Emetika Menyebabkan muntah
33. Gonorrhoe Kencing nanah
34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut
35 Holitosis Menyegarkan nafas
36. Hemostatika Menghentikan perdarahan
37. Insektisida Membasmi serangga
38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu
41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih
43. Laxantia, laksativa, Melancarkan buang air besar / pencahar
purgativa
44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah
46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu
47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih
48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu diam

18
49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson
50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
52. Roboransia / tonikum Obat kuat
53. Skabicida Obat kudis
54. Sedativa Obat penenang
55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di
atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton

T. Bagian - Bagian dari Tanaman


Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu radix (akar),
caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema
(kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal),
bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas),
herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).

U. Uraian Tentang Simplisia


1. Buku – buku yang digunakan :
a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih
relevan untuk diketahui siswa.
c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika
Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh
maupun keterangan lain.

2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :


a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c. Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e. Penggunaannya
f. Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
digunakan
- Penyimpanan
- Jenis – jenisnya
- Waktu panen / cara memproleh
- Keterangan lain yang dianggap perlu

19
20
BAB II
RHIZOMA

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)


2. CALAMI RHIZOMA (MMI)
3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA ( MMI )
5. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA ( MMI )
6. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA ( MMI )
7. CYPERI RHIZOMA ( MMI )
8. IMPERATAE RHIZOMA ( MMI )
9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI )
10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI )
11. ZINGIBERIS RHIZOMA ( MMI )
12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA ( MMI)
13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA ( MMI )
14. ZINGEBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI )
15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA ( MMI )

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Temu kunci
Nama tanaman asal : Boesenbergia pandurata (Roxb) sehleaht
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, damar, pati
utama/isi
Penggunaan : Antidiare
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak
tebal
Bagian yang : Kepingan-kepingan akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Dilakukan pada umur 1 tahun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. CALAMI RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Dringo, Jaringau , Calamus , Sweetflag
Nama tanaman asal : Acorus calamus (L)
Keluarga : Araceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri mengandung egenol. asaron. asaril aldehid. Zat
utama/isi pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar
minyak atsiri tidak kurang dari 2,5 % v/b
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, insektisida,demam nifas
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan

21
Keterangan :
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari
semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya
diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan
dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila
lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
Nama lain : Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
utama/isi warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
8,2 % b/v
Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang : Kepingan akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah
mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas
penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya .
Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak
jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur
9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar
rimpang menggunakan garpu

Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:


Warna : Kuning jingga sampai coklat
Aroma : Khas wangi aromatik
Rasa : Pahit, agak pedas
Kelembaban : Maksimum 12 %
Abu : 3 -7%
Pasir : 1%
Kadar minyak atsiri : minimal 5 %

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Temu hitam
Nama tanaman asal : Curcuma aeruginosa (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, pati, damar, lemak
utama/isi
Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 %
Penggunaan : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa

22
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama - lama
menimbulkan rasa tebal
Bagian yang : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan
digunakan
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Rimpang temu giring
Nama tanaman asal : Curcuma heyneana (Val)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, tanin. kurkumin
utama/isi
Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %
Penggunaan : Antiseptika kulit
Pemerian : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal
Bagian yang : Rimpang
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Kunyit , kunir
Nama tanaman asal : Curcuma domestica (Val)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
utama/isi
Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu
tanam
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. CYPERI RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Rimpang teki , teki
Nama tanaman asal : Cyperus rotundus L
Keluarga : Cyperaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida
utama/isi
Penggunaan : Diuretika, stomakika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian
pahit,menimbulkan rasa tebal di lidah

23
Bagian yang : Rimpang
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan
mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk
kemudian akan tumbuh menjadi + / - 146 umbi dalam jangka
waktu 3,5 bulan
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Akar alang- alang


Nama tanaman asal : Imperata cylindrica (Beauv)
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat : Asam kersik, damar, logam alkali
utama/isi
Penggunaan : Diuretika, Antipiretika
Pemerian : Tidak berbau dan tidak berasa
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Jenis- jenis :
Dikenal 5 varietas :
- Varietas mayor ( Nees )
- Varietas latifolia ( Hook.f )
- Varietas africana ( Anders )
- Varietas europea (Anders)
- Varietas condensata
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI)


Nama lain : Kencur
Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan
utama/isi kamferin, mineral dan pati
Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia,
roboransia
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit,akhirnya
menimbulkan rasa pedas
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Pada umur 1 tahun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI)


Nama lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Nama tanaman asal : Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga(L),
Languas galanga (L)

24
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer
utama/isi dan galangol
Penggunaan : Bumbu, karminativa, antifungi
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Pada umur 2,5 – 4 bulan , agar diperoleh rimpang muda yang
belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan
mencabut tanaman , rimpang dipisahkan dari batang,
kemudian dicuci dan dikeringkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Jahe
Nama tanaman asal : Zingiber officinale ( Roscoe )
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
utama/isi mengandung zingeron,zingiberol, zingiberin,borneol, kamfer,
sineol dan felandren
Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah tanam
. Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk
mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya
dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen
pada umur 9 – 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai
mengering seluruhnya sampai sudah rebah rumpun -
rumpunnya

Jenis – jenis jahe : 1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas
berdasarkan bentuk : rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit
menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil
dari jahe putih kecil

Jenis – jenis jahe 1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian
berdasarkan dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)
pengolahan 2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan
gabus dan dicuci berulang - ulang dan dikelantang,. Jika
dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena
lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).

25
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus
dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green
ginger)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Lempuyang wangi
Nama tanaman asal : Zingiber aromatica ( Val )
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen
utama/isi
Penggunaan : Karminativa, stomakika
Pemerian : Bau aromatik, rasa pahit
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Lempuyang pahit
Nama tanaman asal : Zingiber littorale (Val)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon
utama/isi
Penggunaan : Stomakik
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan : Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir
menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Cassumunar Rhizoma , Bengle
Nama tanaman asal : Zingiber cassumunar ( Roxb), disebut juga Zingiber
purpureum (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri mengandung sineol ; Damar lunak yang pahit,
utama/isi albuminoid

Penggunaan : Karminativa,menghangatkan badan


Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :

26
- Waktu panen : Setelah tanaman berumur 1 tahun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA (MMI)


Nama lain : Lempuyang gajah
Nama tanaman asal : Zingiber zerumbet (Sm)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, Sineol, pinen,
utama/isi kariofilen, kamfer
Penggunaan : Karminativa, stomakik
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit.
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

27
BAB III
RADIX

1. CATHARANTHI RADIX (MMI)


2. DERRIDIS RADIX ( MMI )
3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)
4. EURYCOMAE RADIX (MMI)
5 GLYCYRRHIZAE RADIX (MMI)
6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)
7. PANACIS RADIX (MMI)
8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX ( FI)
9. RHEI RADIX (MMI)
10. VALERIANA RADIX (MMI)
11. VETIVERIAE RADIX (MMI)

1. CATHARANTHI RADIX ( MMI)


Nama lain : Akar Tapak dara
Nama tanaman asal : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama /isi : Alkaloida : ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin,
vindesin, vinkristin, vinblastin
Penggunaan : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. DERRIDIS RADIX (MMI)


Nama lain : Akar tuba
Nama tanaman asal : Derris elliptica
Keluarga : Papilionaceae (= Fabaceae)
Zat berkhasiat utama / isi : Rotenon
Penggunaan : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan : Akar dan potongan akar tinggal
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)


Nama lain : Akar tapak leman
Nama tanaman asal : Elephantopus scaber

28
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Flavonoid glucosidal
Penggunaan : Anti demam

4. EURYCOMAE RADIX (MMI)


Nama lain : Akar Pasakbumi
Nama tanaaman asal : Eurycoma longifolia (Jack)
Keluarga : Simarubaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol
Penggunaan : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka
Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak
pahit
Bagian yang digunakan : Akar
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. GLYCYRRHIZAE RADIX (FI)


Nama lain : Akar manis, Liquiritae Radix
Nama tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra,
varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari
asam glisirizat ( zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu),
pati, gula, asparagin
Persyaratan kadar : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20 %,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan di udara
Penggunaan : Antitusiva.
Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil
Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk
Pemerian : Bau khas lemah, rasa manis
Bagian yang digunakan : Akar dan batang dibawah tanah
Keterangan :
- Waktu panen : Akar- akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar
dapat dipungut pada tahun berikutnya
- Jenis-jenisnya : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol
Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
- Keterangan lain : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau
coklat tua, berkeriput memanjang kadang - kadang
terdapat tunas kecil dan daun sisik yang tersusun
melingkar.

6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)


Nama lain : Akar Ipeka, akar muntah
Nama tanaman asal : Cephaelis ipecacuanha , Cephaelis acuminata,

29
Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina,
orthomethil, sikotrina
Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan
Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan
ekspektoransia
Dalam jumlah besar sebagai emetika
Pemerian : Bau lemah , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar / campuran akar / pangkal batang
Keterangan :
- Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI),
Ipecacuanhae tinctur (EFI)
- Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh
tanaman dicabut dan dipisahk an akar - akarnya
- Jenis – jenisnya : Ipeka Rio ; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha
Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua
sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan
melingkar sempurna.
Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata
Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya
melingkar sampai tengah batang,
Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-
bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. PANACIS RADIX (MMI)


Nama lain : Ginseng
Nama tanaman asal : Panax schinseng
Keluarga : Araliaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks,
sapoginol
Penggunaan : Amara dan stimulansia
Pemerian : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit
Bagian yang digunakan : Akar
Keterangan :
- Sediaan : Serbuk dan Vinum
- Waktu panen : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang
berumur 5 – 6 tahun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)


Nama lain : Akar Pulepandak

30
Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid – alkaloid : aymalin, aymalisina, aymalinina,
serpentina, reserpina,
Persyaratan kadar : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina
tidak kurang dari 0,15 %
Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar dan pangkal batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. RHEI RADIX (MMI)


Nama lain : Kelembak
Nama tanaman asal : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau
hibrida lainnya kecuali Rheum rhaponticum
Keluarga : Polygonaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan
emodin, rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat
pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium oksalat
Penggunaan : Laksativa
Pemerian : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan
agak sepat
Bagian yang digunakan : Pangkal batang beserta sebagian akar
Keterangan :
Jenis - jenis : 1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi
Honan, Tshinghai di Mongolia, dipungut dari
tanaman yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali
panenan, pada musim semi dan musim gugur, setelah
dikupas, diiris- iris melintang / membujur
(menghasilkan rounds atau flats), dijemur.

2. Kelembak Shensi : ada garis – garis kecil warna


coklat
kemerahan dan titik-titik jari empulur dalam
parenkim
yang putih

3. Kelembak Kanton : lebih ringan dari kelembak


Shensi
kurang padat, lebih berserat, bau emperumatik.

4. Kelembak Eropa : Hanya dari Hongaria, mutu rendah

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. VALERIANA RADIX


Nama lain : Akar valerian

31
Nama tanaman asal : Valeriana officinalis
Keluarga : Valerianaceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo
(ester dengan format). Alkaloida - alkaloida katinina dan
valerianin, zat penyamak.
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %
Penggunaan : Sedativa
Pemerian : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.
Bagian yang digunakan : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah
tanah
Keterangan :
- Sediaan : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis
Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. VETIVERIAE RADIX (MMI)


Nama lain : Akar wangi, Larasetu
Nama tanaman asal : Vetiveria zizanoides (Stapf)
Keluarga : Poaceae
Zat berkahasiat utama /isi : Minyak atsiri, hars dan zat pahit
Kegunaan : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika
Pemerian : Bau khas aromatik
Bagian yang digunakan : Akar
Keterangan :
- Sediaan : Oleum Vetiveriae
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

32
BAB IV
CORTEX

1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)


2. ALYXIAE CORTEX (MMI)
3. BURMANI CORTEX (MMI)
4. CINCHONAE CORTEX (FI)
5. CINNAMOMI CORTEX (FI)
6. GRANATI CORTEX (MMI)
7. GRANATI PERCARPIUM (MMI) / GRANATI FRUCTUS CORTEX
8. LITSEAE CORTEX (MMI)
9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)
10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)
11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit Pule
Nama tanaman asal : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina,
akhitamidina, alstonina
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika,
antelmintika
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. ALYXIAE CORTEX (MMI)


Nama lain : Pulasari
Nama tanam asal : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata
(Roomset Schult)
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida zat pahit , kumarin, zat penyamak, minyak atsiri,
asam organik
Penggunaan : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa,
antidemam
Pemerian : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. BURMANI CORTEX ( MMI)


Nama lain : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar

33
Nama tanaman asal : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil
asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan
pewangi, bumbu masak
Pemerian : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
- Waktu panen : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman,
kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah
pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.

- Cara panen : 1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter


bagian atasnya.
2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang
5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas
setinggi 80 - 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang
maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan
diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna
pada permukaan tanah
3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan
sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat
kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada
bekas - bekas pukulan akan menghasilkan
pembengkakan kulit.
4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu
memotong sebagian kulit batang secara berselang-
seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm.
Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen
pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.

- Jenis – jenis : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.


Ada 2 varietas :
1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak
ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
2 . Berdaun hijau ungu.
- Perbedaan : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik,
tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk
hijau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CINCHONAE CORTEX (FI)


Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra

34
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin,
asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan
lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Keterangan :
- Sediaan : Cinchonae extractum
- Perbedaan : - Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
- Cinchona ledgeriana berisi 6 - 10 % alkaloida.
- Cinchona calisaya berisi 6 - 8 % alkaloida
- Untuk memperoleh banyak kulit ditanam
Cinchona succirubra
- Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam
Cinchona ledgeriana .
- Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida
ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona
succirubra secara okulasi.

- Cara panen : 1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang


jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut
seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit
akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi
dilakukan pencabutan lagi.
2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun
dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari
pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru
yang nanti juga dipungut.
3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit
kayunya
4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak
terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari
kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina
tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar
alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina
ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka
timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar
alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit
demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CINNAMOMI CORTEX (FI)


Nama lain : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon
Nama tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga : Lauraceae

35
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida,
zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan
adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang
telah dipangkas.
Keterangan :
- Cara panen Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm
diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan
dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai
tinggi 2-3 meter.
Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit
arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan
didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang
nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan
hijau dibawah epidermis.
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. GRANATI CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit batang delima
Nama tanaman asal : Punica granatum (L)
Keluarga : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida, gula, tanin
Penggunaan : Pengelat (astringensia)
Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. GRANATI PERCARPIUM / GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit buah delima, Granati Fructus cortex
Nama tanaman asal : Punica granatum (L)
Keluarga : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Tanin sampai lebih kurang 20 % alkaloida yang terdiri dari
peletrina, metil-peletrina, psudo-peletrina, metil iso-
peletrina, iso- peletrina
Penggunaan : Pengelat usus (astringensia), obat cacing
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat sepat, lama-lama menimbulkan
rasa tebal di lidah.
Bagian yang digunakan : Kulit buah yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. LITSEAE CORTEX (MMI)
Nama lain : Kulit krangean., Krangean
Nama tanaman asal : Litsea cubeba (Lour) Pers
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen,
metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.
Penggunaan : Karminativa, spasmolitika, stomakika

36
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas., dan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit Kayu rapat, Pegatsih
Nama tanaman asal : Parameria laevigata (Juss) Moldenke , Parameria barbata
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Tanin
Penggunaan : Pengelat (astringensia)
Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang.
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit sariawan
Nama tanaman asal : Symplocos odoratissima (BL, choisy)
Keluarga : Symplocaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Glucosida, symplokosin, metil salisilat, aluminium sulfat
Penggunaan : Antisariawan
Pemerian : Bau agak wangi, tidak berasa
Bagian yang digunakan : Kulit dahan
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)


Nama lain : Kulit jamblang
Nama tanaman asal : Syzygium jambolanum (L) Skeels yang disebut pula
Eugenia cumini
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Zat penyamak, asam galat, jambulol, jambolisin.
Penggunaan : Astringensia, obat kencing manis
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan kelat
Bagian yang digunakan : Kulit dahan
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

37
BAB V
BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER

1. ALII SATIVI BULBUS (MMI)


2. COLCHICI CORMUS (MMI)
3. MERREMIAE TUBER (MMI)
4. SANTALI LIGNUM (MMI)
5. SAPPAN LIGNUM. (MMI)
6. TINOSPORAE CAULIS (MMI)

1. ALII SATIVI BULBUS (MMI)


Nama lain : Bawang Putih
Nama tanaman asal : Allium sativum
Keluarga : Liliaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung; dialildisulfida 60 %,
alilpropil disulfida 6 %, alliin.
Penggunaan : Antikolesterol
Pemerian : Bau khas, rasa agak pedas
Bagian yang digunakan : Umbi lapis
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. COLCHICI CORMUS (MMI)


Nama lain : Daun umbi colchici
Nama tanaman asal : Colchicum autumnale (L)
Keluarga : Liliaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida ; kolkisina
Persyaratan kadar : kadar alkaloida tidak kurang dari 0,25 %.
Penggunaan : Antireumatika
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit dan bergetir
Bagian yang digunakan : Daun umbi
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. MERREMERIAE TUBER (MMI)


Nama lain : Bidara upas
Nama tanaman asal : Merremia mammosa (Hal filius)
Keluarga : Convolvulaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Damar, zat pahit, pati
Penggunaan : Ekspektoransia, antiseptika ( obat kumur)
Pemerian : Bau lemah, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Irisan-irisan umbi akar
Keterangan :

38
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. SANTALI LIGNUM (MMI)


Nama lain : Kayu cendana
Nama tanaman asal : Santalum album (L)
Keluarga : Santalaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri, harsa, zat penyamak.
Penggunaan : Diuretika, karminativa, antispasmodik
Pemerian : Bau harum, rasa agak pahit khas.
Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5. SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Penggunaan : Astringensia.
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat.
Bagian yang digunakan : Irisan -irisan kecil atau serutan - serutan kayu.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. TINOSPORAE CAULIS (MMI)


Nama lain : Bratawali
Nama tanaman asal : Tinospora tuberculata, Tinospora rumphii, Tinospora
crispa,
Tinospora cordifolia
Keluarga : Menispermaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Pati, glukosida pikroterasida, alkaloid berberin dan
palmatin, harsa, zat pahit pikroretin.
Penggunaan : Obat demam, tonikum dan antidiabetes
Pemerian : Bau lemah, rasa sangatpahit
Bagian yang digunakan : Batang dan Kulit batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

39
BAB VI
HERBA

1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
2. BELLADONNAE HERBA
3. CENTELLAE HERBA
4. EQUISETI HERBA
5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA
6. HIRTAE HERBA
7. HYOSCYAMI HERBA
8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA
9. MENTHAE PIPERITAE HERBA
10. PHYLLANTHI HERBA
11. SERPYLLI HERBA
12. STRAMONII HERBA
13. THYMI HERBA

1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
Nama lain : Sambiloto
Nama tanaman asal : Andrographis paniculata (Nees)
Keluarga : Acanthaceae
Zat berkhasiat utama / isi : 2 macam zat pahit yaitu suatu hablur kuning (androgon
folida) yang rasanya sangat pahit) dan kalmegin (zat amorf).
Minyak atsiri, alkaloida, asam kersik, damar, garam alkali.
Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika.
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit.
Bagian yang digunakan : Ranting berdaun.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. BELLADONNAE HERBA (FI)


Nama lain : Herba Beladon
Nama tanaman asal : Atropa belladonna (L) atau Atropa acuminata
(Rolye ex Lindley)
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida atropina, hiosiamina, apotropina, belladonina,

nortropina, skopolamina (hiosina)


Persyaratan kadar : Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai hiosiamina tidak
kurang dari 0,3 %
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,
parasimpatolitik
Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit dan getir
Bagian yang digunakan : Daun atau campuran daun dan pucuk berbunga
Keterangan :

40
- Sediaan : Belladonnae Pulvis (FI), Belladonnae Tinctura (FI) untuk
: Belladon Digitalis Valeriana Tinctura, Belladonnae
Extractum (FI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CENTELLAE HERBA (MMI)


Nama lain : Herba pegagan , daun kaki kuda
Nama tanaman asal : Centella asiatica (L) Ueban
Keluarga : Apiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Campuran damar dan minyak atsiri yang disebut velarin,
zat mineral (alkali sulfat) , zat penyamak, glukosida
(asiatikosida)
Penggunaan : Diuretika, amara, tonikum, astringensia, obat sariawan.
Pemerian : Bau lemah , aromatik, mula-mula tidak berasa lama-lama
agak pahit.
Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. EQUISETI HERBA (MMI)


Nama lain : Greges otot, rumput betung
Nama tanaman asal : Equisetum debile ( Roxb)
Keluarga : Equisetaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Kalium, asam kersik, saponin
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa
Bagian yang digunakan : Bagian tanaman diaras tanah
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA (MMI)


Nama lain : Herba Ephedra Equisetina
Nama tanaman asal : Ephedra equisetina, Ephedra sinica
Keluarga : Ephedraceae
Zat berkhasiat utama / isi : 0,75 - 1,0 % Ephedrina dan pseudoephedrina
Penggunaan : Vasodilatansia.
Pemerian : Tidak berbau dan rasa pahit
Bagian yang digunakan : Batang dan daun
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. HIRTAE HERBA (MMI)


Nama lain : Patikan kebo, gendong anak
Nama tanaman asal : Euphorbia hirta (L)
Keluarga : Euphorbiaceae

41
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida dan damar
Penggunaan : Obat batuk dan sedativa
Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. HYOSCYAMI HERBA (MMI)


Nama lain : Herba hiosiami, Bisson Tobacco
Nama tanaman asal : Hyoscyamus niger (L)
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida hiosiamina dan hiosina ( skopolamina)
Persyaratan kadar : Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai hiosiamina
tidak kurang dari 0,05 %
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, penenang.
parasimpatolitik, antispasmodik.
Pemerian : Bau khas kuat, pada penyimpanan berkurang rasa pahit dan
agak getir.
Bagian yang digunakan : Daun,campuran daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
- Sediaan : Hyoscyami Extractum ( FI), Hyoscyami Pulvis (FI)
- Jenis - jenis : - Hyoscyamus niger warna bunga kekuning- kuningan
dengan urat-urat daun berwarna keunguan
- Hyoscyamus alba berbunga putih, tetapi sifat- sifat lain
sama dengan Hyoscyamus niger
- Hyoscyamus muticus khusus dipakai untuk isolasi
alkaloid
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA (MMI)


Nama lain : Daun poko
Nama tanaman asal : Mentha arvensis (L) varietas Javanica
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung mentol, damar, zat
penyamak
Penggunaan : Karminativa, anti spasmodik, diaforetika
Pemerian : Bau aromatik seperti mentol, rasa pedas dan dingin
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
-Waktu panen : Tanaman mulai berbunga sampai berbunga penuh
-Cara panen : Dilakukan dengan memotong batang rata dengan tanah.
Panenan dapat dilakukan 3 kali tiap tahun
- Jenis - jenis : - Menthae arvensis (L) varietas Javanica dapat tumbuh
secara alamiah, ditanam di pulau Jawa = daun Poko
Jawa
- Menthae arvensis varietas piperacens yang berasal dari
Jepang, Brazilia dan Taiwan = daun Poko Jepang
- Menthae arvensis varietas sachalinensis dapat tumbuh

42
secara alamiah di Jepang
- Menthae arvensis varietas glabrata, tumbuh secara
alamiah dan ditanam di daratan Cina = daun Poko
Cina

- Perbedaan : - Kadar mentol dari varietas Javanica rendah sekali dan


tidak menguntungkan untuk isolasi mentol ( 7,6 - 11,6
).
- Kadar mentol dari varietas piperacens dapat mencapai
52-70 %.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. MENTHAE PIPERITAE HERBA (MMI)


Nama lain : Herba pepermin
Nama tanaman asal : Mentha piperita (L)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mngandung mentol, metil asetat
dan menton
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau khas aromatis, rasa pedas dan sejuk.
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
- Sediaan : Oleum Menthae Piperitae (FI)
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. PHYLLANTHI HERBA (MMI)


Nama lain : Meniran
Nama tanaman asal : Phyllanthus niruri (L)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Zat pahit filantin, damar, mineral, zat penyamak
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau aromatik , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Semua bagian diatas tanah
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. SERPYLLI HERBA (MMI)


Nama lain : Herba serpili
Nama tanaman asal : Thymus serpyllum (L)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen
terpen, alkohol dan zat pahit serpilin
Penggunaan : Ekspektoransia
Pemerian : Bau aromatik , rasa pedas dan sejuk
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya.

43
12. STRAMONII HERBA (MMI)
Nama lain : Herba stramonii
Nama tanaman asal : Datura stramonium , Datura stramonium varietas tatula
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Terutama daturin (hiosiamina), skopolamina
Persyaratan kadar : Hiosiamina tidak kurang dari 0,25 %
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,
Pemerian : Bau tidak enak , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
- Jenis - jenis : - Datura stramonium berbunga putih
- Datura stramonium varietas tatula, berbunga merah
ungu (urat daun dan batangnya ungu ), biji-biji lebih
tinggi kadar alkaloidanya, tetapi berhubung berisi
minyak lemak maka sukar disari untuk dibuat sediaan
yang stabil

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. THYMI HERBA (MMI)


Nama lain : Herba timi
Nama tanaman asal : Thymus vulgaris (L)
Keluarga : Lamiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung timol, terdapat pula
karvakol, pinen, linalool dan bornil asetat
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,0 % v/b
Penggunaan : Obat batuk (ekspektoransia)
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas, sejuk
Bagian yang digunakan : Pucuk berbunga dan daun
Keterangan :
-Sediaan : Thymi Extractum (Form Nas), Sirupus Thymi
Sirupus Thymi Bromatus
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya

44
BAB VII
FOLI UM

01. ABRI FOLIUM 21. ECLIPTAE FOLIUM


02. ACHILEAE FOLIUM 22. ELEPHANTOPI
03. AGLAIAE FOLIUM
04. ANACARDII FOLIUM FOLIUM
05. APII GRAVEOLENTIS 23. GUAZUMAE FOLIUM
24. HEMIGRAPHIDIS
FOLIUM FOLIUM
06. BAECKEAE FOLIUM 25. HIBISCI ROSA –
07. BASILICI FOLIUM SINENSIS FOLIUM
08. BATATASAE FOLIUM 26. JASMINI FOLIUM
09. BLUMEAE FOLIUM 27. MELALEUCAE
10. CARICAE FOLIUM FOLIUM
11. CARYOPHYLLI 28. MURRAYAE FOLIUM
29. ORTHOSIPHONIS
FOLIUM
12. CASSIAE FOLIUM FOLIUM
13. COCAE FOLIUM 30. PANDANIS FOLIUM
14. COLEI AMBOINICI 31. PERSEAE FOLIUM
32. PIPERIS FOLIUM
FOLIUM 33. POLYANTHI FOLIUM
15. COLEI SEUTELLA- 34. PSIDII FOLIUM
35. SAUROPI FOLIUM
ARIODI FOLIUM 36. SENNAE FOLIUM
16. CYCLEAE BARBATAE 37. SERICOCALYCIS
FOLIUM
FOLIUM 38. SONCHI FOLIUM
17. CYMBOPOGONIS 39. SYMPLOCI FOLIUM
FOLIUM 40. THEAE FOLIUM
18. DESMODII FOLIUM
19. DIGITALIS FOLIUM
20. DIGITALIS LANATAE
FOLIUM

1. ABRI FOLIUM
Nama Lain : Daun saga
Nama Tanaman Asal : Abrus precatorius ( L. )
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glisirizin sampai 15 %,
Ca-Oksalat
Penggunaan : Obat Sariawan
Pemerian : Bau lemah, rasa agak manis, khas
Bagian Yang Digunakan : Anak daun

45
Waktu Panen : Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 –
9 bulan.
Cara panenan daun yang praktis adalah dengan memangkas tanaman setinggi 25 – 30 cm

dari tanah. Dengan cara ini diperoleh kenaikan produksi daun dibanding dengan cara

dipetik tanpa dipangkas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. ACHILEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun seribu
Nama Tanaman Asal : Achillea millefolium ( L.)
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Minyak atsiri yang mengandung khamazulen, azulen
Penggunaan : Antipiretika,diaforetika,
karminativa
Pemerian : Bau agak tajam, khas, rasa mula -
mula tawar lama kelamaan menimbulkan rasa agak gatal / tebal di
lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. AGLAIAE FOLIUM
Nama Lain : Daun pacar cina
Nama Tanaman Asal : Aglaia odorata (Lour)
Keluarga : Meliaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri alkaloida, damar,
garam-garam mineral
Penggunaan : Mengurangi haid, obat gonorrhoe
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. ANACARDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu mete, daun jambu
monyet
Nama Tanaman Asal : Anacardium occidentale (L)
Keluarga : Anacardiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Tanin, galat, flavonol, asam
anakardol, asam elagat, senyawa
fenol, kardol, metil alkohol
Penggunaan : Daun segar untuk pengobatan luka
bakar dan lepuh
Pemerian : Bau aromatik, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. APII GRAVEOLENTIS FOLIUM


Nama Lain : Daun seledri

46
Nama Tanaman Asal : Apium graveolens (L)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Flavo-glukosida (apiin), zat pahit ,
minyak atsiri, vitamin, kaolin,
lipase
Penggunaan : Memacu enzim pencernaan (sto-makik), peluruh air seni (diu-
retika)
Pemerian : Bau aromatik, rasa agak asin,
sedikit pedas , menimbulkan rasa
tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
6. BAECKEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun jungrahab
Nama Tanaman Asal : Baeckeae frutescens
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Diuretika, obat sakit perut, muntah
(emetika)
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. BASILICI FOLIUM
Nama Lain : Daun selasih
Nama Tanaman Asal : Ocimum basilicum (L)

Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak menguap, osimen, pinen,
terpen, sineol, metil khavikol
Penggunaan : Peluruh dahak (ekspektoransia), peluruh haid
(emenagoga), karminativa, pencegah mual, penambah nafsu makan, pengelat
(adstringen), penurun panas (antipiretika), pereda kejang, pengobatan pasca persalinan
Pemerian : Berbau aromatik khas, rasa sedikit
Asam.
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. BATATASAE FOLIUM
Nama Lain : Daun ubi jalar
Nama Tanaman Asal : Ipomoea batatas (L)
Keluarga : Convolvulaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A, B ,C, diduga mengan-
dung zat menyerupai insulin
Penggunaan : Mempercepat pematangan bisul
Pemerian : Bau lemah tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
9. BLUMEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun sembung

47
Nama Tanaman Asal : Blumea balsamifera
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
kamfer, zat penyamak ( tanin ) dan
damar
Penggunaan : Karminativa, sudorifika, obat

batuk, adstrigen

Pemerian : Bau mirip kamfer, rasa agak pahit


Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. CARICAE FOLIUM


Nama Lain : Daun pepaya
Nama Tanaman Asal : Carica papaya (L)
Keluarga : Caricaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Enzim papain, alkaloid karpaina
pseudo- karpina, glikosid, karposid
dan saponin
Penggunaan : Anti demam
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa sangat

pahit

Bagian Yang Digunakan : Daun


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. CARYOPHYLLI FOLIUM


Nama Lain : Daun cengkeh
Nama Tanaman Asal : Syzygium aromaticum (L) Merr &
Perry disebut juga Eugenia
aromatica (L). Bail atau Eugenia
caryophyllata Thumb
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, tanin galat, kalsium
oksalat
Penggunaan : Aromatik, Karminatif, Stimulan
Pemerian : Bau aromatik , rasa pedas agak
pahit, agak menggigit dan menim-
bulkan rasa tebal
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. CASSIAE FOLIUM


Nama Lain : Daun ketepeng
Nama Tanaman Asal : Cassia alata (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae

48
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Rein aloe-emodina, rein aloe-
emodinadiantron,rein alo-emodina,
asam krisofanat
Penggunaan : Obat kurap, obat kelainan kulit

yang disebabkan oleh parasit kulit,

pencahar ( laksan )

Pemerian : Bau khas, lemah , mula-mula tidak


berasa, lama-lama agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. COCAE FOLIUM


Nama Lain : Daun koka
Nama Tanaman Asal : Erythroxylon coca varietas Spruce-
anum ( Bruck )
Keluarga : Erythroxylaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida kokaina (0,7%),sinamil-

kokaina,minyak atsiri yang me-

ngandung damar dan zat warna

Penggunaan : Diambil kokainanya dipakai untuk


membuat minuman coca setelah
bebas kokaina
Pemerian : Bau lemah rasa pahit
Jenis-jenis : Koka Bolivia dari Erythroxylon coca varietas coca.Koka Peru
dan Koka Jawa dari Erythroxylon coca varietas spruceanum. Koka Kolumbia dari
Erythroxylon coca varietas novogranatense.
Perbedaan Koka Bolivia dengan Koka Jawa adalah alkaloid Koka Bolivia tidak sebanyak
Koka Jawa, tetapi kadar cocainnya lebih tingi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlin-
dung dari cahaya dalam lemari ter-
kunci karena termasuk narkotika.

14. COLEI AMBOINICI FOLIUM


Nama Lain : Daun jinten
Nama Tanaman Asal : Plectranthus amboinicus, disebut
juga Coleus amboinicus lour
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kalium, minyak atsiri (0,043%
bobot segar, 0,2 % bobot kering )
Persyaratan Kadar : Persyaratan kadar minyak atsiri
tidak kurang dari 0,2 % v/b

49
Penggunaan : Penurun panas ( anti piretik ), sakit
kepala (analgetik), obat luka,
sariawan
Pemerian : Bau sangat aromatik, rasa agak
pedas, agak asam, getir dan mem-
buat rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun dan pucuk
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

15. COLEI SEUTELLAARIODI FOLIUM


Nama Lain : Daun miana
Nama Tanaman Asal : Plectranthus scutellarioides
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak Atsiri, Tanin
Persyaratan Kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang

dari 0,3 % v/b

Penggunaan : Obat wasir, peluruh haid (emena-


goga), penambah nafsu makan
(stomakik)
Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak be-
rasa, lama kelamaan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Daun dan Pucuk

16. CYCLEAE BARBATAE FOLIUM


Nama Lain : Daun cincao
Nama Tanaman Asal : Cyclea barbata miers
Keluarga : Menispermaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida, lendir
Penggunaan : Antipiretik, stomakikum
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, tetapi
berlendir
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

17. CYMBOPOGONIS FOLIUM


Nama Lain : Daun sereh
Nama Tanaman Asal : Cymbopogon nardus (L) Rendle
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
geraniol dan sitronelal
Penggunaan : Peluruh angin (karminatif), pereda kejang (antispasmodik),
penurun panas (antipiretik), penambah nafsu makan (
stomakik )
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak
pedas aromatik
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

50
18. DESMODII FOLIUM
Nama Lain : Daun duduk
Nama Tanaman Asal : Desmodium triquetrum ( DC )
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida hifaforin dan trigonelin
Penggunaan : Zat penyamak, kalsium silikat,
tonikum diuretik
Pemerian : Bau lemah rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

19. DIGITALIS FOLIUM


Nama Lain : Daun digitalis / Daun jari
Nama Tanaman Asal : Digitalis purpurea (L)
Keluarga : Scrophulariaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
Glukosida dan terurai menjadi Glukosa dan Aglukon
3 Glukosida terpenting yaitu :
Purpureaglukosida A : Digitoksina : Digitoksigenina + 3 Digitoksosa + Glukosa
Purpureaglukosida B : Gitoksina : Gitoksigenina + 3 Digitoksosa + Glukosa
Purpureaglukosida C : Gitalina : Gitaligenina + 3 Digitoksosa
Persyaratan Kadar : Potensi tidak kurang dari 10 S.I
tiap Gram
Penggunaan : Kardiatonika
Pemerian : Bau lemah rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Sediaan : Digitalis Pulvis (F.I), Digitalis
Compressi (F.I), Digitoxinum (F.I), DigitoxiniCompressi(F.I),
Digitoxini Injectio (F.I)
Waktu Panen : Daun Digitalis dipungut dengan tangan dan bukan dengan
mesin, agar sedikit mungkin debu pasir yang melekat pada daun dan untuk menghindari
terpetiknya daun-daun kering atau yang telah menguning. Daun yang telah dipetik,
dikumpulkan dan segera dikeringkan pada suhu ± 60.

20. DIGITALIS LANATAE FOLIUM


Nama Lain : Daun digitalis lanata
Nama Tanaman Asal : Digitalis lanata ( Ehrh. )
Keluarga : Scrophulariaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
Glukosida-glukosida terdiri dari 5 golongan :
a. Digitoksigenina : Ianatosida A
b. Gitoksigenina : Ianatosida B
c. Digoksigenina : Digoksina
d. Diginatigenina : Diginatika
e. Gitaloksigenina : Gitaloksina
Penggunaan : Isolasi Glukosa terutama Digoksina

51
Pemerian : Bau Lemah, Rasa Hangat Pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Sediaan : 1. Digoxinum (F.I.)
2. Digoxini Compressi (F.I.)
Perbedaan Digitalis Purpurea dan Digitalis Lanata :
Digitalis Purpurea Digitalis Lanata
 Daun berambut  Setengah bagian bawah
 Bentuk daun bulat telur daun berambut
memanjang sampai bulat  Bentuk daun sundip bulat
telur melebar memanjang
 Tepi daun bergerigi atau  Bagian bawah rata dan
beringgit tidak beraturan, samar-samar berombak
kadang-kadang bergerigi, bergerigi kearah ujung daun
pucuk daun agak runcing,
pangkal daun dekuren /
telinga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat berisi

zat pengering

21. ECLIPTAE FOLIUM


Nama Lain : Daun urang - aring
Nama Tanaman Asal : Eclipta protrata
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida nikotin, ekliptin
Penggunaan : Adstringen, perawatan rambut
Pemerian : Bau lemah, khas, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

22. ELEPHANTOPI FOLIUM


Nama Lain : Daun tapakliman
Nama Tanaman Asal : Elephantopus scaber (L)
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Flavonoida luteolin-7-glukosida
Penggunaan : Anti demam, Adstringen
Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak
berasa, lama kelamaan agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

23. GUAZUMAE FOLIUM


Nama Lain : Daun jatiblanda

52
Nama Tanaman Asal : Guazuma ulmifolia
(Lamarck) Varietas tomantosa (Schumacher).
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak (tanin), lendir,
damar
Penggunaan : Astringen, obat langsing
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak
kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

24. HEMIGRAPHIDIS FOLIUM


Nama Lain : Daun sambang getih
Nama Tanaman Asal : Hemigraphis alternata (Burn.F) T.
Anders
Keluarga : Acanthaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Garam kalium, garam natrium,
minyak atsiri
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak pahit

Bagian Yang Digunakan : Daun


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

25. HIBISCI ROSA – SINENSIS FOLIUM


Nama lain : Daun kembang sepatu
Nama Tanaman Asal : Hibiscus rosa-sinensis (L)
Keluarga : Malvaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Hibisetin, zat pahit, lendir
Penggunaan : Kompres, peluruh dahak (Ekspek-
toran), Emoliensia
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak asin,
berlendir
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

26. JASMINI FOLIUM


Nama Lain : Daun melati
Nama Tanaman Asal : Jasminum sambac (L) w.Ait
Keluarga : Oleaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Obat bisul, menghentikan ASI
Pemerian : Bau agak keras, rasa agak tawar
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

53
27. MELALEUCAE FOLIUM
Nama Lain : Daun kayu putih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra (L)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, sineol
Penggunaan : Perdarahan stomachicum,
spasmolika
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Waktu Panen : Setelah tanaman berumur 3 – 4 tahun atau kurang.
Pemangkasan dilakukan setiap kali, setelah dipanen daunnya untuk memperbanyak
cabang dan daun serta mempermudah pemetikan. Panen pada tahun berikutnya dilakukan
2 – 3 kali tiap tahun.
Jenis – Jenis : Di Pulau Buru terdapat 2 varietas kayu putih. Kayu putih
merah, kayunya berwarna merah, daunnya agak besar. Kayu putih, kayunya berwarna putih
dan daunnya kecil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

28. MURRAYAE FOLIUM


Nama Lain : Daun kemuning
Nama Tanaman Asal : Murraya paniculata ( Jack )
Keluarga : Rutaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, damar, zat penya-
mak (tanin), glukosida murayin
Penggunaan : Antitiroida, obat gonorrhoe
Pemerian : Bau khas aromatik bila diremas
rasa agak pedas, agak pahit dan
kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

29. ORTHOSIPHONIS FOLIUM


Nama Lain : Daun kumis kucing, daun
remujung, Java tea
Nama Tanaman Asal : Orthosiphon aristatus (BL) Miq, disebut juga Orthosiphon
grandiflorus (Bold) dan Orthosiphon stamineus ( Benth )
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Garam kalium, glukosida orthosi-
phon, minyak atsiri dan saponin
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau khas aromatik lemah, rasa
agak asin, agak pahit dan sepet
Jenis – Jenis :
1. Berbunga biru
2. Berbunga putih dengan batang, tulang daun dan tangkai bunga yang berwarna coklat
kemerahan
3. Berbunga putih
Sediaan : Orthosiphonis infusum ( For.Nas )
Waktu Panen : Dikumpulkan pada waktu tanaman
mulai mengeluarkan kuncup
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,

54
terlindung dari cahaya

30. PANDANIS FOLIUM


Nama Lain : Daun pandan
Nama Tanaman Asal : Pandanus amarryllifolius roxb
Keluarga : Pandanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak menguap
Penggunaan : Bahan pewangi
Pemerian : Bau khas aromatik, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

31. PERSEAE FOLIUM


Nama Lain : Daun advokat
Nama Tanaman Asal : Persea americana ( Mill. ) disebut
pula persea gratissima ( Gaertn.f )
Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gula alkohol persiit 4,7 %
Penggunaan : Diuretik
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa pahit dan
kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Jangan dilakukan pemangkasan sebelum mencapai 7 – 10
tahun. Tanaman dapat diperbanyak dengan biji dan dengan cara Okulasi
Jenis Dan Perbedaan : Dikenal 3 tipe pohon advokat yang dapat dibedakan
berdasarkan bentuk dan aromanya : Advokat Hindia Barat (West Indian), Advokat
Guatemala, Advokat Meksiko. Jenis unggul yaitu tipe Hindia Barat dan Tipe Guatemala
termasuk Perseae gratissima, digolongkan dalam Perseae gratiissima varietas Drymifolia.
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Baik

32. PIPERIS FOLIUM


Nama Lain : Daun sirih
Nama Tanaman Asal : Piper betle (L) us
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
Fenol yang khas disebut betelfenol
atau aseptol
Penggunaan : Anti sariawan, anti batuk, anti
septik
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pedas
khas
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

33. POLYANTHI FOLIUM


Nama Lain : Daun salam
Nama Tanaman Asal : Syzygium polyanthum (Wight)
Walp .Disebut juga Eugenia
polyantha (Wight.)
Keluarga : Myrtaceae

55
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, tanin
Penggunaan : Anti diare
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya
34. PSIDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu biji
Nama Tanaman Asal : Psidium guajava ( L. )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak 9 %, minyak atsiri
yang berwarna kehijauan dan
berisi Egenol
Penggunaan : Anti diare, Adstringens
Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 6 – 9 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

35. SAUROPI FOLIUM


Nama Lain : Daun katuk
Nama Tanaman Asal : Sauropus androgynus
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Protein, lemak, kalsium
Penggunaan : Memperlancar keluar ASI, obat
bisul
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa tawar
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

36. SENNAE FOLIUM


Nama Lain : Daun sena
Nama Tanaman Asal : Casssia acutifolia ( Del. )
Cassia angustifolia ( Vahl. )
Keluarga :
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Rhein, aloe-emodin dan asam krin
Penggunaan : Pencahar
Pemerian : Bau lemah, rasa khas berlendir dan
agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Jenis Dan Perbedaan : Cassia acutifolia dalam perda-gangan dikenal dengan nama
daun sena Iskandariah, dan daun berambut. Berwarna hijau pucat keabuan, rapuh,tipis,
helai daun berombak. Cassia angustifolia disebut daun sena Tinnevelly warna hijau
kekuningan, helai daun datar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

37. SERICOCALYCIS FOLIUM


Nama Lain : Strobilanthi Folium, daun kecibe-
ling dan daun ngokilo, daun keji-

56
beling
Nama Tanaman Asal : Sericocalyx crispus (L.)Bremeck

disebut juga Strobilanthes crispus L

Keluarga : Acanthaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kalium, silikat
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau lemah, rasa agak sepet dan
pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Cara Memperoleh : Panen dilakukan dengan memang-kas tanaman bagian pucuk
sepanjang 20-30 cm. Cabang pucuk dan daun dapat langsung dijemur atau sebelum dijemur
daun-daun pada cabang pucuk dipetik lebih dahulu baru kemudian dijemur. Lama
penjemuran 2-3 hari, pada hari yang cerah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, kering

38. SONCHI FOLIUM


Nama Lain : Daun tempuyung
Nama Tanaman Asal : Sonchus arvensis ( L )
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kalium, silikat
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Panen yang pertama dilakukan pada umur dua bulan setelah

ditanam. Panen selanjutnya dilakukan tiap-tiap 0,5 bulan sampai 1 bulan sekali hingga

tanaman berumur 3 sampai 5 bulan setelan tanam. Daun segar harus segera dikeringkan

dengan alat pengering.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

39. SYMPLOCI FOLIUM


Nama Lain : Daun sariawan
Nama Tanaman Asal : Symplocos odoratissima
(BI. Choisy)
Keluarga : Symplocaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Garam - garam aluminium, zat
penyamak
Penggunaan : Obat kumur
Pemerian : Tidak berbau dan tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

40. THEAE FOLIUM


Nama Lain : Daun teh

57
Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis ( L ) O.K. yang
disebut juga Thea sinensis
Keluarga : Theaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Coffein, tanin dan sedikit minyak
atsiri
Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida
& logam-logam berat, Analeptika,
stimulansia
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, lama
kelamaan kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

58
Bab VIII
FLOS

DAFTAR FLOS YANG AKAN DIBICARAKAN


1. CARTHAMI FLOS
2. CARYOPHYLLI FLOS
3. GUNNERAE FRUCTUS ET FLOS
4. JASMINI FLOS
5. MESSUAE FLOS
6. PYRETHRI FLOS
7. WOODFORDIAE FLOS

01. CARTHAMI FLOS


Nama Lain : Kembang pulu, Kesumba
Nama Tanaman Asal : Carthamus tinctorius ( L. )
Keluarga : Asteracea
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Zat warna merah kartamin, zat warna kuning saflawer, lendir,
minyak lemak
Penggunaan : Laksativa
Pemerian : Bau agak aromatis, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Bunga dari bunga majemuk
Waktu Panen : Untuk tujuan produksi zat warna, panenan dilakukan sebelum
bunga yang telah sepenuhnya mekar menjadi layu dan ini terjadi pada hari kedua atau
ketiga. Keterlambatan waktu panen atau karena hujan selama masa berbunga akan
menyebabkan berkurangnya zat warna yang dapat dipanen
Jenis Dan Perbedaan :
Ada Dua Varietas :
1. Daun dengan duri disebut Varietas Typicus tujuan produksi minyak
2. Daun dengan sedikit duri ( Jarang ) disebut Varietas Inermis terutama untuk
tujuan produksi zat warna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

02. CARYOPHYLLI FLOS


Nama Lain : Cengkeh
Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllus ( Spreng )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang
mengandung Egenol. Zat serupa damar, tidak berasa,
hablurnya berupa jarum yang disebut kariofilin, zat
penyamak dan Gom
Penggunaan : Stimulansia, obat mulas, menghi-langkan rasa mual dan
muntah
Pemerian : Bau aromatik kuat, rasa pedas
Sediaan : Oleum caryophylli FI, kadar
minyak
atsiri tidak kurang dari 15 % v/b
Bagian Yang Digunakan : Anak daun

59
Waktu Panen : Tanaman yang sudah berumur 6 Tahun dapat mulai dipetik
kuncup bunganya. kuncup-kuncup ini mula-mula berwarna putih, kemudian hijau dan
akhirnya merah. Kuncup bunganya harus dipetik sewaktu warnanya berubah dari hijau
menjadi merah. Kemudian diasapi, lalu dijemur dan dilepas dari tangkainya.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

03. GUNNERAE FRUCTUS ET FLOS


Nama Lain : Sukmadiluwih
Nama Tanaman Asal : Gunnera macrophylla BI
Keluarga : Haloragaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : -
Penggunaan : Penyegar badan
Pemerian : Bau agak anyir, mirip bau minyak
ikan, rasa mula-mula asin, lama-
kelamaan menimbulkan kelat dan
rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Seluruh rangkaian buah dan bunga
kadang - kadang beserta pucuk
batang dan daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
04. JASMINI FLOS
Nama Lain : Bunga melati
Nama Tanaman Asal : Jasminum sambac (L) W.Ait.
Keluarga : Oleaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, asam format, asam
benzoat, asam asetat ester metil
antranil, seskuiterpen, seskuiterpen
-alkohol.
Penggunaan : Korigen odoris, penurun panas
(Antipiretik), penghenti ASI
Pemerian : Bau harum lemah, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
05. MESSUAE FLOS
Nama Lain : Bunga nagasari
Nama Tanaman Asal : Messua ferrae (L)
Keluarga : Clusiaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Lemak, protein, asam organik,
seperti asam palmitat, asam lino-
leat, asam stearat
Penggunaan : Antidiare, aromatikum, ekspek-
toran.
Pemerian : Tidak berbau, rasa sepat, warna
coklat sampai coklat kehitaman
Bagian Yang Digunakan : Dalam perdagangan bunga yang
masih kuncup dikenal dengan nama Sari kurung atau Cangkok kurung. Bunga yang sudah
mekar dikenal dengan nama Sari mekar atau Cangkok mekar. Benang sari dikenal dengan
nama Sari murni atau Sari naga atau Podi sari.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
06. PYRETHRI FLOS

60
Nama Lain : Bunga piretri / bunga krisan
Nama Tanaman Asal : Chrysanthemum cinerariaefolium
(Visiani )
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
1. Piretrin I ( = Piretro + Asam monokhrisantomat )
2. Piretrin II ( = Piretrolon + Asam dikhrisantomat )
3. Piretrolon Dan Sinerin II
4. Minyak Atsiri yang mengandung Parafin, Piretrosin &
Khrisantemin
Persyaratan Kadar : Jumlah kadar Piretrin dihitung
dengan menjumlahkan kadar
Piretrin I dan Kadar Piretrin II
tidak kurang dari 0,5 %
Penggunaan : Racun serangga
Pemerian : Bau khas, dapat menyebabkan
bersin, rasa mual-mual getir dan
pahit kemudian menimbulkan rasa
tebal
Bagian Yang Digunakan : Bunga cawan
Waktu Panen : Bunga dipetik sebelum mekar.
Bunga yang belum mekar mempunyai kadar Piretrin 2× lebih tinggi dari bunga yang
setengah mekar, dan yang telah mekar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
07. WOODFORDIAE FLOS
Nama Lain : Bunga sidawayah
Nama Tanaman Asal : Woodfordia fruticosa (L.) atau
Woodfordia floribunda (Salisbury)
Keluarga : Lythraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak ( tanin )
Penggunaan : Astringensia
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

61
62
Bab IX
FRUCTUS

DAFTAR FRUCTUS YANG AKAN DIBICARAKAN


1. AMOMI FRUCTUS
2. ANISI FRUCTUS
3. BRUCEAE FRUCTUS
4. CAPSICI FRUCTUS
5. CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS
6. COPTICI FRUCTUS
7. CORIANDRI FRUCTUS
8. CUBEBAE FRUCTUS
9. CUMINI FRUCTUS
10. FOENICULI FRUCTUS
11. GOSSYPIUM DEPURATUM
12. ISORAE FRUCTUS
13. MELALEUCAE FRUCTUS
14. MORINDA CITRIFOLIAE FRUCTUS
15. PAPAVERIS FRUCTUS
16. PIPERIS ALBI FRUCTUS
17. PIPERIS NIGRI FRUCTUS
18. RETROFRACTI FRUCTUS
19. TAMARINDI FRUCTUS
20. VANILLAE FRUCTUS
21. WOODFORDIAE FRUCTUS

01. AMOMI FRUCTUS


Nama Lain : Kapulaga, kapol, Cardamomi
fructus
Nama Tanaman Asal : Amomum compactum (Solan. Ex.
Maton ) disebut juga Amomum
cardamomum (Auct. Non 1),
Amomum kapulaga ( Sprague &
Burk)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat Berkhasiat Utama/ Isi : Minyak atsiri 8% dengan isi utama
Sineol
Penggunaan : Bumbu masak, bahan pewangi,
karminativa, dibuat Tingtur
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak
pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak / hampir masak
Waktu Panen : Panenan buah dimulai tahun kedua dan ketiga, tergantung
pada kondisi pertumbuhan rumpun dan ketinggian tempat. Umumnya hasil yang agak
berarti baru diperoleh pada tahun ketiga. Buah sudah dapat dipanen bila sisa perhiasan
bunga yang terdapat pada ujung karangan bunga sudah luruh. Dalam hal ini dapat dikatakan

63
seluruh buah dari karangan tersebut sudah tua. Kemudian ibu gagang karangan bunga
dipotong dengan pisau tepat di bawah buah paling bawah. Musim panen jatuh pada bulan
menjelang dan selama musim kemarau, yakni bulan Mei – September di Jawa Tengah.
Bulan lainnya merupakan panen kecil.
Jenis-jenis :
Kapulaga merah besar : kulit buah merah 2 cm
Kapulaga merah kecil : kulit buah merah 1,2 cm
Kapulaga putih : kulit buah putih ( Kapulaga kapur ) 2 cm.
Panenan buah yang peretama dilakukan 3 bulan setelah tanam.
Pemetikan buah dilakukan pada tiap 6 - 7 hari sekali.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

02. ANISI FRUCTUS


Nama Lain : Buah adasmanis
Nama Tanaman Asal : Pimpinella anisum
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi
: Minyak atsiri yang mengan-dung anetol, metilkavinol, anis-
keton, asetal dehida, minyak lemak, zat putih telur, hidrat
arang
Penggunaan : Karminativa, obat mulas
Pemerian : Bau khas, aromatik, rasa manis
Bagian Yang Digunakan : Buah yang dimasak
Sediaan : Oleum Anisi FI
Jenis-jenis :
Buah Adasmanis Spanyol berukuran lebih besar, warna abu-abu kecoklatan, ujung-
ujungnya agak meruncing.
Buah Adasmanis Rusia berukuran lebih kecil, warna lebih tua dan bentuk lebih bundar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

03. BRUCEAE FRUCTUS


Nama Lain : Tambara merica, buah Makasar
Nama Tanaman Asal : Brucea javanica (L) Merr, disebut
juga Brucea amarissima Lour
Merr. dan Brucea sumatrana
(Roxb)
Keluarga : Simarubaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, zat pahit, lemak,
burseral, brusealin
Penggunaan : Obat disentri, hemostatika
Pemerian : Bau agak asam, rasa sangat pahit
Bagian Yang Digunakan : Buah yang telah masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

04. CAPSICI FRUCTUS


Nama Lain : Cabe, Capsicum cayenne pepper,
lombok
Nama Tanaman Asal : Capsicum annuum ( L )
Keluarga : Solanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kapsisin, vitamin C, damar, zat
warna kapsantin dan karoten

64
Penggunaan : Stomakikum, tingturnya sebagai
obat gosok
Pemerian : Bau merangsang, rasa pedas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

05. CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS


Nama Lain : Buah cabe rawit
Nama Tanaman Asal : Capsicum frutescens
Keluarga : Solanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kapsisin, vitamin C, damar, zat
warna, kapsantin dan karoten
Penggunaan : Stimulan, stomakikum, karmina-
tiva
Pemerian : Bau merangsang, rasa sangat pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang dimasak
Jenis-jenis :
01. Cabe rawit atau cengek leutik buahnya kecil, berdiri tegak pada tangkainya, yang muda
berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah
02. Cengek domba atau cengek bodas, buahnya lebih besar dari cengek leutik, yang muda
berwarna putih seteleh tua berubah menjadi jingga
03. Ceplik, buahnya besar, yang muda berwarna hijau setelah tua berubah menjadi merah
Varietas minimum Bird pepper atau chilitepin
Varietas abberviatum : cabe domba, lombok bundar, bell cayenne, sweetpepper
Varietas longum : long cayenne, green chili, cabe gede, lombok abang. Yang
dimaksuyd dengan lombok kering : buah tua dan masak yang utuh dari tanaman lombok
merah Capsicum annum ( L ) varietas longum L. ( sendt ) tyang dikeringkan dan
dibuang tangkainya/gagang buahnya
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

06. COPTICI FRUCTUS


Nama Lain : Buah mungsi
Nama Tanaman Asal : Carum copticum ( Benth )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
timol, karvon,
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 1,6 % v/b
Penggunaan : Karminativa
Pemerian :Bau khas aromatik seperti timol,
rasa agak pedas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

07. CORIANDRI FRUCTUS


Nama Lain : Ketumbar
Nama Tanaman Asal : Coriandrum sativum
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
koriandrol, minyak lemak
Penggunaan : Bumbu masak, karminativa
Pemerian : Buah yang diremas aromatik khas,

65
rasa khas lama-lama agak pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak dan kering
Waktu Panen : Tanaman dapat dipanen jika warna bijinya berubah dari hijau
menjadi coklat kuning, pada umur 3 – 3,5 bulan dari waktu tanam.
Panen dilakukan dengan cara memotong tanaman atau mencabutnya. Tanaman diikat,
kemudian dijemur selama seminggu atau lebih. Biji dilepaskan dari buahnya dan dijemur
lagi sampai kering.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

08. CUBEBAE FRUCTUS


Nama Lain : Buah kemukus
Nama Tanaman Asal : Piper cubeba ( L.)
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, asam kubebat,
dammar, kubebin, piperin, minyak
lemak
Penggunaan : Antidiare
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak
pedas dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Buah yang telah tua tetapi belum
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

09. CUMINI FRUCTUS


Nama Lain : Buah jinten putih
Nama Tanaman Asal : Cuminum cyminum
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung kuminal, lemak
Penggunaan : Stimulans, karminatif, stomakikum
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa khas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak dan kering
Waktu Panen : Panenan dilakukan bila tanaman mulai mengering, biji sudah
tidak berwarna hijau tua lagi, dengan cara mencabut tanaman. Setelah itu tanaman dijemur
dan diirik, dipukul-pukul dengan kayu agar bijinya terlepas dari buahnya.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. FOENICULI FRUCTUS


Nama Sinonim : Buah adas
Nama Tanaman Asal : Foeniculum vulgare ( Mill. )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi
:Minyak atsiri yang mengandung anetol, fenkon ( rasa pahit ),
metal khavikol, anisaldehida, minyak lemak
Penggunaan : Karminatif, obat mulas, obat gosok
anak
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa mirip kamfer
Bagian Yang Digunakan : Oleum Foeniculi FI
Waktu Panen : Panenan dilakukan pada waktu buah hampir masak, dilakukan
dengan memotong batang tanaman. Setelah itu dijemur dipanas matahari selama 4 – 5 hari
hingga kering, batang dipukul-pukul hingga buah terlepas. Kemudian ditampi untuk
memisahkan buahnya

66
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. GOSSYPIUM DEPURATUM


Nama Lain : Kapas murni
Nama Tanaman Asal : Spesies gossypium a.l Gossypium
hirsutum
Keluarga : Malvaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Selulosa
Penggunaan : Untuk alat kesehatan
Pemerian : Hampir tidak berbau, praktis tidak
berasa
Bagian Yang Digunakan : Rambut-rambut biji yang telah dibebaskan dari lemak-lemak
dan kotoran-kotoran yang melekat kemudian diputihkan
Sediaan : Cellulosum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. ISORAE FRUCTUS


Nama Lain : Buah puteran, kayu ules
Nama Tanaman Asal : Helicteres isora ( L. )
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida
Penggunaan : Antidiare
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. MELALEUCAE FRUCTUS


Nama Lain : Buah kayuputih, merica bolong
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra ( L. )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau khas, simplisia kering tidak
berasa, simplisia basah agak pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah berikut dasar bunganya
Waktu Panen : Setelah tanaman berumur 3 – 4 tahun untuk tujuan panen
buah, tanaman tidak dipangkas tiap tahun, agar tanaman sempat berbunga dan berbuah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

14. MORINDAE CITRIFOLIAE FRUCTUS


Nama Lain : Mengkudu, Pace, Kudu, buah noni
Nama Tanaman Asal : Morinda citrifolia
Famili : Rubiaceae
Zat Berkhasiat Utama/ Isi : Morindin, Morindon
Penggunaan : Anti diabetik, anti hipertensi, roborantia, ekspetoransia
Pemerian : Tajam, manis

15. PAPAVERIS FRUCTUS


Nama Lain : Buah Opium, buah candu
Nama Tanaman Asal : Papaver somniferum ( L. )

67
Keluarga : Papaveraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Morfina ( 0,1 – 0,3 % ), terdapat sedikit sekali
kodeina, papaverin, narkotin, asam mekonat. Biji tidak mengandung minyak yang dapat
mengering
Penggunaan : Sedativa ringan, untuk obat batuk
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak pahit.
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

16.PIPERIS ALBI FRUCTUS


Nama Sinonim : Lada putih, merica putih
Nama Tanaman Asal : Piper nigrum
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri dan pati
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

17.PIPERIS NIGRI FRUCTUS


Nama Lain : Lada hitam, merica hitam
Nama Tanaman Asal : Piper nigrum
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, alkaloida, khavisin (berupa hablur putih
kekuningan, rasa agak pedas), Piperin (Tidak larut dalam air, mula-mula tidak berasa, lama-
lama pedas dan tajam, oleh alkali diuraikan diuraikan jadi piperidin dan asam piperat.
Piperidin ( cairan atsiri larut dalam air dan alkohol )
Persyaratan Kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari
1 % v/b
Penggunaan : Karminativa, iritasi lokal
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang belum masak
Waktu Panen : Buah-buah dipetik selagi masih hijau, dijemur atau
dikeringkan di atas api sampai menjadi hitam dan berkeriput. Yang dikeringkan di atas api
agak berbau asap, justru ini yang disukai.
Keterangan : Lada putih diperoleh dari buah-buah yang hampir masak,
direndam dan dikupas kulit luarnya kemudian dijemur. Kurang pedas tetapi lebih aromatik
dari lada hitam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

18. RETROFRACTI FRUCTUS


Nama Lain : Cabe jawa, lada panjang, cabe
jamu
Nama Tanaman Asal : Piper retrofractum ( Vahl. )
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, piperin, damar, pati
Penggunaan : Stimulansia, karminativa, diafore-
tika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah majemuk yang telah tua

68
tetapi belum masak
Keterangan : Tanaman perlu dipangkas setinggi
1,5 meter dari tanah agar dapat
berbunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

19. TAMARINDI FRUCTUS


Nama Lain : Asam jawa, Pulpa Tamarindorum cruda
Nama Tanaman Asal : Tamarindus indica (L.)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Asam-asam organik antara lain asam tartrat, asam sitrat, asam
malat
Penggunaan : Pencahar lemah
Pemerian : Bau manis asam, rasa asam agak manis
Bagian Yang Digunakan : Daging buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

20. VANILLAE FRUCTUS


Nama Lain : Buah vanili
Nama Tanaman Asal : Vanilla planifolia (Andrews)
Keluarga : Orchidaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vanili
Persyaratan kadar : Kadar sari anhidrat yang larut
dalam etanol 70 % tidak kurang dari 12 %
Penggunaan : Bahan pewangi
Pemerian : Bau khas harum enak aromatik, rasa khas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang tua tetapi belum masak dan telah di fermentasikan
Waktu Panen : Setelah umur 2-4 tahun mulai berbunga. Buah-buah menjadi
tua setelah 2-8 bulan dipetik jika mulai menjadi kuning. Tumbuh baik di tempat lembab,
tetapi tidak banyak hujan
Jenis – jenis :
1. Vanili jawa ; warna coklat tua panjang 18-25 cm
2. Vanili Meksiko ; warna lebih muda dari vanili java, panjang sampai 35
3. Vanili Tahiti ; warna coklat kemerahan panjang 12-15 cm, bagian Tengah buah agak
melebar, berbau piperonal.
4. Vanili Mauritus ; warna mirip vanili Meksiko, panjang kira-kira 15 cm, buah kurang
harum.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

21. WOODFORDIAE FRUCTUS


Nama Lain : Buah sidowayah
Nama Tanaman Asal : Woodfordia fruticosa (L.) atau Woodfordia floribunda
(Salisbury)
Keluarga : Lythraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak ( tannin )
Penggunaan : Adstringen
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

69
70
BAB X
SEMEN

DAFTAR SEMEN YANG AKAN DIBICARAKAN


1. ARECAE SEMEN ( MMI )
2. COFFEAE SEMEN ( MMI )
3. COLAE SEMEN ( MMI )
4. CUCURBITAE SEMEN ( MMI )
5. FOENIGRAECI SEMEN ( MMI )
6. MYRISTICAE SEMEN ( MMI )
7. MYRISTICAE ARILUS
8. MYRISTICAE PERICARPIUM
9. NIGELLAE DAMASCENAE SEMEN ( MMI )
10. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
11. PARKIAE SEMEN ( MMI )
12. STRYCHNI SEMEN ( MMI )

01. ARECAE SEMEN


Nama Lain : Biji pinang, jambe
Nama Tanaman Asal : Areca catechu
Keluarga : Arecaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloid berupa arecolin, tannin,
lemak
Penggunaan : Memperkecil pupil mata, obat
cacing (antelmintik)
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan agak
pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

02. COFFEAE SEMEN


Nama Lain : Biji kopi
Nama Tanaman Asal : Coffea robusta Linden ex de Wildem disebut juga Coffea
canephora piere ex Froehner varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lain
Keluarga : Rubiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kofein, sitosterin, stigmasterin,
kolin dan zat penyamak
Penggunaan : Penawar racun (antidota), penurun
panas (antipiretik), peluruh air seni
(diuretic)
Pemerian : Bau aromatic, khas, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang telah disangrai dari buah
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

71
03. COLAE SEMEN
Nama Lain : Biji KOLA
Nama Tanaman Asal : Beberapa species cola a.l : Cola
Nitida dan Cola acuminata (Schott
et. Endl.)
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kofeina, sebagian bebas dan
sebagian terikat dengan zat penyamak sebagai kolatin dan
kolatein Theobromina, zat penyamak, kolalipase, kola-
oksidase, zat warna merah kola.
Penggunaan : Minuman yang menyegarkan
seperti halnya dengan teh, kopi, guarana dan lain-lainnya
karena berisi kofeina
Sediaan : Colae Extractum – F.I
Bagian Yang Digunakan : Keping biji dan inti biji
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

04. CUCURBITAE SEMEN


Nama Lain : Biji labu merah
Nama Tanaman Asal : Cucubita moschata (Duchesne)
Keluarga : Cucurbitaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak lemak zat yang aktif, pada
pengobatan cacing pita belum diisolir, tetapi mungkin terdapat
dalam embrio dan selaput hijaunya.
Penggunaan : Obat cacing pita, diberikan sebagai
emulsa segar
Pemerian : Tidak berbau, rasa seperti minyak
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

05. FOENIGRAECI SEMEN


Nama Lain : Biji Klabet
Nama Tanaman Asal : Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin, lender, minyak lemak
Penggunaan : Karminativa, tonikum, bahan pewangi
Pemerian : Bau aromatic khas, rasa agak
pahit, tidak enak
Bagian Yang Digunakan : Biji
Waktu Panen : Setelah berumur 3-4 bulan, tanaman dapat dipanen. Panenan
dapat dilakukan setelah buah plong masak, tanaman dicabut, dijemur sampai buahnya
kering. Buah yang kering ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya Setelah biji tampi untuk
memisahkan dari kotorannya yang masih terbawa, kemudian dijemur hingga kering dan
disimpan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

06. MYRISTICAE SEMEN


Nama Lain : Pala, Nutmeg, Nux Moschata

72
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung miristin (bersifat membius),
kamfer, minyak lemak (terutama berupa gliserida dari asam
miristin, asam oleat dan asam linoleat, zat putih telur)
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa,
stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, miristin
berkhasiat membius, menyebabkan rasa kantuk dan
memperlambat pernafasan
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pahit, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Inti biji buah yang masak
Waktu Panen : Setelah berumur 8-9 tahun, terus menerus berbunga dan
berbuah sampai berumur 70-80 tahun. Agar pohon dapat berbuah baik, maka secara
okulasi, cabang bunga jantan ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah dilakukan
3× setahun, daging buah dibuang, selubung biji diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur,
biji juga dijemur atau dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Apabila dikocok, dipecah,
kulit biji dibuang dan diolesi kapur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

07. MYRISTICAE ARILUS ( MMI )


Nama Lain : Kembang pala
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt.)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri terutama miristin,
kamfer, eugenol, minyak lemak
Persyaratan Kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 9 % v/b
Penggunaan : Karminativa, aromati
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pedas dan menimbulkan rasa
tebal dilidah
Bagian Yang Digunakan : Selubung biji buah yang dimasak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

08. MYRISTICAE PERICARPIUM


Nama Lain : Kulit buah pala
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt.)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri terutama yang mengandung monofen (kamfer),
eugenol, miristin, isoeugenol, minyak lemak
Penggunaan : Karminativa, aromatik
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pedas dan menimbulkan rasa
tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Kulit buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

09. NIGELLAE DAMASCENAE SEMEN


Nama Lain : Biji jinten hitam manis
Nama Tanaman Asal : Nigella damascena
Keluarga : Ranunculaceae

73
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau harum khas, aromatik, rasa
agak pedas dan lama-lama agak manis
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
10. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
Nama Lain : Biji jinten hitam manis
Nama Tanaman Asal : Nigella sativa (L.)
Keluarga : Rununculaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, minyak lemak
Penggunaan : Stimulan, karminativa, diaforetika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13. PARKIAE SEMEN
Nama Lain : Biji kedawung, Biglobosae Semen
Nama Tanaman Asal : Parkia roxburghii (G.Don.) atau
Parkia Biglobosa (Bentha)
Keluarga : Mimosaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glukosa dan dammar, hidrat arang,
tannin,garam, alkali
Penggunaan : Anti diare, adstringen
Pemerian : Bau khas, rasa khas, agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
14. STRYCHNI SEMEN
Nama Lain : Biji strihni
Nama Tanaman Asal : Strychnos nux - vomica
Keluarga : Loganiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida terutama strichnina dan
brusina, minyak lemak, glukosid loganin
Persyaratan Kadar : Kadar strichina tidak kurang dari
1,2 %
Penggunaan : Amara, strimulansia, antidota
(pada keracunan obat tidur dari
golongan barbitura)
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang masak
Sediaan : Strychni Nitras – F.I.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

74
BAB XI
AMYLUM

DAFTAR AMYLUM YANG AKAN DIBICARAKAN


1. AMYLUM MANIHOT (F.I.)
2. AMYLUM MAYDIS (E.F.I.)
3. AMYLUM ORYZAE (F.I.)
4. AMYLUM SOLANI (F.I.)
5. AMYLUM TRITICI (E.F.I.)

01. AMYLUM MANIHOT


Nama Lain : Pati singkong
Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissima (Pohl.)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan
obat
Sediaan : Acidi Salicylici Zinci Oxydi lotio
(Form. Nas)
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, warna putih tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

02. AMYLUM MAYDIS


Nama Lain : Pati jagung, Maizena, Corn starch
Nama Tanaman Asal : Zea mays (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk halus warna putih, tidak
berbau, rasa lemah
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

03. AMYLUM ORYZAE


Nama Lain : Pati beras
Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih, berasa dan tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

04. AMYLUM SOLANI

75
Nama Lain : Pati kentang
Nama Tanaman Asal : Solanum tuberosum (L.)
Keluarga : Solanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, warna putih, tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari ubi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

05. AMYLUM TRITICI (E.F.I.)


Nama Lain : Pati gandum, pati terigu
Nama Tanaman Asal : Triticum vulgare (Vill.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Sediaan : Aluminii Hydroxydi Compressi (Form. Nas) :
1. Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (Form. Nas)
2. Resorcinoli Unguentum compositum (Form. Nas)
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih, tidak berbau, hampir tidak
berasa putih, tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

76
BAB XII
OLEUM

DAFTAR OLEUM YANG AKAN DIBICARAKAN


1. OLEUM ANISI (FI)
2. OLEUM ARACHIDIS (FI)
3. OLEUM AURANTII (FI)
4. OLEUM CACAO (FI)
5. OLEUM CAJUPUTI (FI)
6. OLEUM CANANGA (FI)
7. OLEUM CARCHARIDIS (FI)
8. OLEUM CARYOPHYLI (FI)
9. OLEUM CINNAMOMI (FI)
10. OLEUM CITRI (FI)
11. OLEUM CITRONELLAE (FI)
12. OLEUM COCOS (FI)
13. OLEUM COPTICI (EFI)
14. OLEUM CORIANDRI (EFI)
15. OLEUM EUCALYPTI (EFI)
16. OLEUM FOENICULI (FI)
17. OLEUM HYDNOCARPI (EFI)
18. OLEUM IECORIS ASELLI (FI)
19. OLEUM MAYDIS (FI)
20. OLEUM MENTHAE PIPERITAE (FI)
21. OLEUM MYRISTICAE (FI)
22. OLEUM MYRISTICAE EXPRESSUM (EFI)
23. OLEUM OLIVAE (FI)
24. OLEUM POGOSTEMONI (EFI)
25. OLEUM RICINI (FI)
26. OLEUM ROSAE (FI)
27. OLEUM SESAMI (FI)
28. OLEUM SHOREAE (FI)
29. OLEUM VETIVERIAE (FI)

01. 0LEUM ANISI (FI)


Nama Lain : Minyak adasmanis
Nama Tanaman Asal : Pimpinella anisum (L) atau verum (Hook.f)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Anetol,metal khavikol(isomer dari anetol),anisaldehida dan
terpen
Penggunaan : Obat batuk,perangsang peristaltic pada mulas
Sedian :
1.Benzoici Opii Tinctura(Form.Nas)
2.Amonii Anisi Spirituosa(Form Nas)
3.Potio alba(Form.nas)
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat,membias cahaya
dengan kuat,bau khas aromatic,rasa khas agak manis,jika sejuk menghablur

77
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah yang
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh,terlindung dari
cahaya,jika menghablur sebelum digunakan harus dipanaskan
hingga mencair.

02. OLEUM ARACHIDIS


Nama Lain : Minyak kacang, Peanut oil
Nama Tanaman Asal : Arachis hypogaea ( L. )
Keluarga : Leguminosae
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Gliserida dari asam oleat, linoleat, asam palmitat, asam
hipogeat, asam lignoserat, asam arakhidat
Penggunaan : Sebagai pengganti minyak zaitun untuk pembuatan margarine
dan sabun

Sediaan :
1. Methylis Salicylatis Linimentum (Formularium Nasional)
2. Peruviani Emulsum II ( Formularium Nasional )
Pemerian : Cairan berwarna kuning pucat, bau khas lemah, rasa tawar
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diolah dimurnikan, diperoleh dengan
pemerasan biji yang telah dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh

03. OLEUM AURANTII ( FI )


Nama Lain : Minyak jeruk manis
Nama Tanaman Asal : Citrus sinensis ( L. )
Keluarga : Rutaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : d-limonen, campuran sitral, sitronelal
Persyaratan kadar : Kadar aldehida tidak kurang dari 1,0 % dan tidak lebih dari
3,0 %
Penggunaan : Obat bronchitis menahun, bahan pewangi
Pemerian : Cairan kuning muda atau coklat kekuningan, bau khas
aromatik, rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan pemerasan kulit buah
terluar yang masak dan segar
Penyimpanan :
1. Cara Sisilia : Kulit buah diperas dengan tangan diantara bunga karang, minyak yang
menyerap dalam bunga karang dikumpulkan
2. Cara Perancis : Kulit buah diguling-gulingkan dalam tong berduri, minyak yang keluar
dari luka-luka kulit buah dikumpulkan
3. Cara Guinea : Kulit digaruk dengan sendok tajam, minyak yang terkumpul pada sendok
ditaruh dalam panci
4. Cara Kalifornia : Seluruh buah diperas, dipusingkan sehingga terpisah bagian padat,
bagian air jeruk dan bagian minyak
5. Cara lain yang khusus : buah diparut kulitnya atau kulit
buahnya digiling antara dua silinder

04. OLEUM CACAO

78
Nama Lain : Lemak coklat
Nama Tanaman Asal : Theobroma cacao ( L. )
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sebagian besar gliserida dari asam
stearat, asam palmitat, asam oleat dan asam laurat. Terdapat
pula sejumlah kecil gliserida dan asam arakhidat, asam
linoleat, asam forminat, asam asetat dan asam butirat
Sediaan :
1. Aminophyllin Suppositoria ( Form. Nas.)
2. Bibazae Suppositoria
3. Bisacodyl Suppositoria
Pemerian : Lemak padat, warna putih kekuningan, bau khas aromatik,
rasa khas lemah, agak putih pada suhu 25 C menjadi lunak
atau mencair
Cara memperoleh : Lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas biji yang
telah dihilangkan kulit bijinya dan telah dipanggang, biji yang dipanggang digiling dengan
penambahan natrium karbonat lalu diperas selagi masih panas

05. OLEUM CAJUPUTI


Nama Lain : Minyak kayuputih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra ( L. ) dan Melaleuca minor ( Sm )

Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sineol ( kayuputol ), terpinol bebas atau sebagai ester dengan
asam cuka, asam mentega, asam valerat
Persyaratn kadar : Kadar sineol tidak kurang dari 50 % dan tidak lebih dari
65 %
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya
Sedian :
1. Balsamum rubrum ( Form. Nas )
2. Methylis Salicylatis Linimentum ( Form. Nas )
3. Thymoli Solutio Aromaticae ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berwarna kuning atau hijau, bau khas
aromatik,rasa pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap atau
penyulingan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

06. OLEUM CANANGA


Nama Lain : Minyak kenanga
Nama Tanaman Asal : Canangium odoratum ( Hook&
Thoms )
Keluarga : Anonaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkohol dengan ester (metil-benzoat, linalool, terpineol )
Penggunaan : Zat tambahan - parfum
Pemerian : Minyak cair warna kuning muda, bau khas, sangat harum
Cara memperoleh : Penyulingan uap bunga yang segar dan belum mekar

07. OLEUM CARCHARIDIS


Nama Lain : Minyak ikan hiu

79
Nama Tanaman Asal : Carcharis, Chilocyllium dan Zygaena
Keluarga :-
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A
Penggunaan : Sumber kalori dan pengobatan avitaminose A dan D
Pemerian : Minyak cair warna kuning sampai keemas-emasan, bau khas,
tidak tengik, rasa manis
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dari hati yang segar atau yang
tersimpan baik dan telah dibebaskan dari lemak padatnya
dengan jalan penyaringan pada suhu 5 C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

07. OLEUM CARYOPHYLI


Nama Lain : Minyak cengkeh, Clove oil
Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllata ( Sreng )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Egenol, asetilegenol
Penggunaan : Zat tambahan - parfum
Sedian : Oleum Ricini aromaticum (Form.Nas ), Balsamum rubrum
(Form. Nas )
Pemerian : Minyak cair yang baru disuling, tidak berwarna atau kuning
pucat, jika disimpan atau kena udara makin tua dan makin kental, bau dan rasa seperti
cengkeh
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau
penyulingan uap kuncup bunga yang telah dikeringkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya

08. OLEUM CINNAMOMI


Nama Lain : Minyak kayumanis, Oleum ciaoi
Nama Tanaman Asal : Cinnamomum zeylanicum ( BI )
Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi
: Sinamilaldehida, egenol
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sinamilaldehida 60,0
% - 75,0 %
Penggunaan : Obat gosok, obat mulas, pengawet sirop
Sedian :
- Oleum Iecoris Emulsum ( Form. Nas )
- Balsamum rubrum ( Form. Nas. )
- Oleum Ricini aromaticum ( Form. Nas. )
Pemerian : Cairan warna kuning atau merah kecoklatan, bau dan rasa
khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan air atau
penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh,terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk

10. OLEUM CITRI


Nama Lain : Minyak jeruk, Lemon oil

80
Nama Tanaman Asal : Citrus lemon ( L. )
Keluarga : Rutaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sitral, d – limonene dan felandren
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sitral tidak kurang
dari 3,5 %
Penggunaan : Obat batuk,perangsang peristaltic pada mulas
Pemerian : Cairan warna kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas
aromatik, rasa pedas dan agak pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan cara pemerasan perikarp segar
yang masak atau hamper masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk

09. OLEUM CITRONELLAE


Nama Lain : Minyak sereh
Nama Tanaman Asal : Cymbopogon nardus (Rendle), Cymbopogon Winterianus
(Jowitt) atau varietas dan hibrida dari kedua spesies tersebut
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Geraniol dan sitronelal
Persyaratan Kadar : Kadar eugenol 85,0 % - 90,0 %
Penggunaan : Parfum dan penghalau serangga
Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai kuning tua, bau khas enak
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,terlindung dari
cahaya

10. OLEUM COCOS


Nama Lain : Minyak kelapa, Coconut oil
Nama Tanaman Asal : Cocos nucifera
Keluarga : Palmae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserid dari asam laurat, asam miristinat, asam kaprilat, asam
oleat, asam palmitat, asam kaprat, asam stearat, asam kaproat
Penggunaan : Untuk membuat salep, shampoo, sabun yang dapat dipakai
untuk mencuci dengan air laut atau air yang kadar kalsiumnya
tinggi
Sedian : Oleum Cocos purum ( FI )
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas
tidak tengik
Cara memperoleh : Minyak kelapa yang diperoleh dengan pemerasan panas
endosperm yang dikeringkan. Kopra (daging buah kelapa yang telah dikeringkan,
mengandung minyak lemak 60 – 65 % dan air tidak boleh lebih dari 8 %) yang telah
dipanaskan, diperas dengan tekanan 600 – 800 kg/cm. Minyak yang keluar didiamkan
beberapa lama agar kotoran-kotoran dapat mengendap. Kemudian dimurnikan secara
dikocok dengan larutan kaustik soda encer dan dipanaskan dengan air panas, diputihkan
dengan norit, disaring, dihilangkan baunya dalam hampa tinggi dengan uap air yang sangat
panas
Pembuatan Oleum Cocos : Oleum cocos yang dimurnikan dengan cara suling bertingkat,
diperoleh dari endosperma Cocos Nucifera yang telah dikeringkan terdiri dari campuran
trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh dengan rantai atom karbon pendek dan
sedang terutama asam oktanoat dan asam dekanoat

81
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk

11. OLEUM COPTICI


Nama Lain : Minyak mungsi
Nama Tanaman Asal : Carum copticum ( L. )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Timol dan terpen-terpen
Persyaratan Kadar : Kadar timol tidak kurang dari 40 % v/b
Penggunaan : Isolasi timol, karminativa
Pemerian : Minyak cair, tidak berwarna atau berwarna kecoklatan,
berwarna makin tua pada penyimpanan, bau dan rasa mirip
Thymi herba
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. OLEUM CORIANDRI


Nama Lain : Minyak ketumbar
Nama Tanaman Asal : Coriandrum sativum ( L. )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Koriandrol (= d-linalool ), terdapat
pula geraniol
Penggunaan : Bahan pewangi dan Karminativa
Pemerian : Bau dan rasa khas ketumbar
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-
buah yang dimasak dan kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. OLEUM EUCALYPTI


Nama Lain : Minyak ekaliptus
Nama Tanaman Asal : Eucalyptus globullus (Labill)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Ekaliptol (= sineol ) terdapat pula pinem dan terpen-terpen
Penggunaan : Germisida, obat batuk, antiseptika saluran pernafasan
Sedian : Methylis Salicylatis, Linimentum (Form. Nas)
Pemerian : Bau dan rasa khas aromatik
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun-
daun yang segar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

14. OLEUM FOENICULI


Nama Lain : Minyak adas
Nama Tanaman Asal : Foeniculum Vulgare (Mill.)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Anetol, zat pahit fenkhon
Penggunaan : Obat gosok gigi, obat mulas untuk anak-anak, karminativanya
lemah, terbanyak dipakai sebagai bahan pewangi Aqua
Foeniculi (F.I. Ed.I)
Pemerian : Bau dan rasa khas ketumbar

82
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-
buah yang dimasak dan kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

17. OLEUM HYDNOCARPI


Nama Lain : Minyak hidnokarpi, Oleum chaulmogra, minyak kaulmogra
Nama Tanaman Asal : Hydnocarpus wightiana ( Blume ),
Hydnocarpus anthelmintica (Pierra)
Hynocarpus heterophylla (Blume)
Taraktogenos kurzii ( King )
Keluarga : Flacourtiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam
palmitat, asam oleat dan asam gorlat
Penggunaan : Obat lepra
Pemerian : Pada suhu diatas 30 ˚ C berupa cairan jernih berwarna kuning
atau kecoklatan. Pada suhu dibawah 30 ˚ C berupa lemak putih atau kekuningan. Batas
suhu tersebut dapat berbeda menurut spesies Hydnocarpus. Bau lemah dan rasa khas rasa
agak pahit dan getir.
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan dingin biji
dari buah yang masak dan segar

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

18. OLEUM IECORIS ASELLI


Nama Lain : Minyak ikan, oleum morrhuae. Codliver oil.
Nama Hewan Asal : Gadus callarias
Keluarga : Gadidae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A dan D, Gliserida trimalmitat dan tristearat,
kolesterol, gliserida dan asam-asam jenuh, yang disebut asam morrhuat, berupa campuran
berbagai asam : asam yakoleat, asam terapiat, asam aselat, asam gadinat, yodium, basa-
basa aselin dan morrhuin. Unsur-unsur : Cl, Br, S, P dan Fe sebagai senyawa organik.
Penggunaan : Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 S.I tiap gram dan
potensi vitamin D tidak kurang dari 80 S.I tiap gram.
Pemerian : Bahan salep, sumber vitamin A dan D
Sedian :
1. Olei Iecoris Emulsum (Form.nas)
2. Olei Iecoris Unguentum (Form.nas)
3. Olei Iecoris Unguentum compositum ( F. N )
Cara memperoleh : Minyak lemak yang tersimpat baik, dimurnikan dengan
penyaringan pada suhu 0 ˚ C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

19. OLEUM MAYDIS


Nama Lain : Minyak jagung
ama Tanaman Asal : Zea mays ( L. )
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida
Penggunaan : Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi pasien yang
tinggi kadar kolesterolnya

83
Pemerian : Cairan warna kuning muda sampai kuning emas, bau dan rasa
lemah khas
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dari embrio, kemudian dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

20. OLEUM MENTHAE PIPERITAE


Nama Lain : Minyak permen, pepermin oil
Nama Tanaman Asal : Mentha piperita (L.)
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Menthol, metilasetat
Persyaratan Kadar : Kadar ester dihitung sebagai metal asetat tidak kurang dari 4
% dan tidak lebih dari 9 %, kadar mentol bebas tidak kurang
dari 45 %
Penggunaan : Karminativa, stimulansia, sebagai obat mulas
Sedian :
1. Aqua Menthae piperitae (FI)
2. Aluminii Hydroxydi Compressi ( Form. Nas )
3. Balsamum album ( Form. Nas )
4. Ferro Tonicum Solutio ( Form. Nas )
5. Potio alba ( Form. Nas )
6. Thymoli Solutio aromatika ( Form. Nas )
7. Zinci Chloridi Gargarisma ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan,
bau aromatik, rasa pedas kemudian dingin
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan air pucuk
berbunga segar, jika perlu dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

21. OLEUM MYRISTICAE


Nama Lain : Minyak pala, Nutmeg oil
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Miristin, egenol, asam miristinat bebas atau sebagai ester
Penggunaan : Karminativa, stimulansia lambung
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat bau dan
rasa khas khas seperti pala
Cara memperoleh : Penyulingan inti biji yang dikeringkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

22. OLEUM MYRISTICAE EXPRESSUM


Nama Lain : Lemak pala, Oleum Nucistae, Nutmeg butter
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida trimiristinat, trioleat Gliserida asam serotinat, asam
asetat, miristisin zat yang tak tersabunkan, minyak atsiri yang
berisi egenol
Penggunaan : Obat gosok, stimulansia luar

84
Pemerian : Masa padat berupa lemak, tidak homogen, warna kuning,
kuning kemerahan hingga coklat, merah kotor hingga bercak-
bercak putih seperti pala. Pada suhu kamar mudah dijadikan
butir-butir kasar
Cara memperoleh : Lemak diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah
dibuang selaput dan kulit bijinya. Merupakan campuran
minyak lemak dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

23. OLEUM OLIVAE


Nama Lain : Minyak zaitun, olivae oil, sweet oil
Nama Tanaman Asal : Olea europea (L.)
Keluarga : Oleaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Trigliserida dari asam oleat dan asam palmitat, gliserida asam
linoleat, bagian yang tak tersabunkan berupa fitosterol dan
hidrokarbon skualen
Penggunaan : Bahan makanan, pencahar lemah
Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah tidak
tengik, rasa khas warna hijau oleh adanya klorofil. Pada suhu
rendah sebagian atau seluruhnya membeku
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji masak,
jika perlu dimurnikan
Keterangan : Mutu minyak terbaik diperoleh dari buah yang tua tetapi
belum masak benar dan terus diperas supaya menghasilkan Virgin oil. Untuk makanan yang
cukup dibuat dari buah yang masak. Mutu yang rendah diperoleh dari buah-buah yang
mengalami fermentasi karena ditumpuk-tumpuk, dipakai untuk membuat sabun peistor
salep dan sediaan lainnya.
Jenis dan perbedaan:
Varietas longifolia : diperkebunkan di Italia dan Perancis
Varietas latifolia : Diperkebunkan di Spanyol (Buah lebih besar, tetapi kadar minyak lebih
sedikit )
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

24. OLEUM POGOSTEMONI


Nama Lain : Minyak nilam
Nama Tanaman Asal : Pogostemon cablin (Blnco. Benth)
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Seskui terpen-terpen (40-45 %), sinamilaldehida, egenol dan
azulen
Penggunaan : Zat tambahan, bahan pewangi.
Pemerian : Cairan warna kekuningan, kehijauan sampai coklat, bau khas
sangat harum dan sukar hilang
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap daun
dan batang yang telah diperas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

25. OLEUM RICINI


Nama Lain : Minyak jarak, Castor oil
Nama Tanaman Asal : Ricinus communis

85
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam risinoleat, glisida asam oleat, asam
linoleat, asam-asam jenuh lainnya
Penggunaan : Pencahar ( hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau
sedang haid ). Jangan dicampur dengan obat cacing yang
dapat larut dalam minyak, hair tonic.
Pemerian : Cairan kental, jernih, warna kuning pucat manis kemudian
agak pedas, umumnya memualkan
Sediaan : Oleum Ricini aromaticum
(Form. Nas.)
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji
yang sedang dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh

26. OLEUM ROSAE


Nama Lain : Minyak mawar, Rose oil
Nama Tanaman Asal : Rosa gallica (L.), Rosa damascena (Niler), Rosa alba (L.),
Rosa centifolia (L.) dan varietas Rosa lainnya
Keluarga : Rosaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Geraniol, paraffin, nerol, egenol
Penggunaan : Bahan pewangi
Sediaan : Kummerfeldi Lotio ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning, bau aromatik
seperti bunga mawar, rasa khas. Pada suhu 25 kental, jika
didinginkan perlahan - lahan berubah menjadi massa hablur,
jika dipanaskan mudah melebur
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

27. OLEUM SESAMI


Nama Lain : Minyak wijen, sesame oil
Nama Tanaman Asal : Sesamum indicum ( L. )
Keluarga : Pedaliaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, asam
stearat, asam miristinat

Sediaan : Ammoniae Linimentum,


Gammexani Cremor
Pemerian : Cairan warna kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, pada suhu
0o C tidak membeku
Cara memperoleh : Minyak lemah diperoleh dari pemerasan biji
Keterangan : Senyawa sesamolin yang dengan asam menjadi sesamol yang
berwarna merah kersen dan ini merupakan ciri khusus minyak wijen

28. OLEUM SHOREAE


Nama Lain : Minyak tengkawang, Borneo talk
Nama Tanaman Asal : Shorea stenoptera ( Burok )
Keluarga : Dipterocarpaceae

86
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida oleodistearat, oleo dipalmitat dan tristearat, asam
lemak bebas
Penggunaan : Bahan kosmetika dan suppositoria
Pemerian : Massa padat lebih keras dari lemak coklat. Warna putih
kekuningan atau putih kehijauan, bau lemah dan mirip lemak coklat. Bidang patahan
berbutir-butir dan diliputi jarum-jarum asam stearat, rapuh pada suhu kamar
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan panas keeping biji
kering atau segar

29. OLEUM VETIVERIAE


Nama Lain : Minyak Akarwangi
Nama Tanaman Asal : Vetiveria zizanoides
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vetiveron, Vetiverol, Vetivenil vetivenat dan vetiven
Penggunaan : Zat tambahan, bahan pewangi
Pemerian : Minyak cair kental, warna coklat kemerahan, bau khas
aromatik kuat
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.

87
BAB XIII
SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA
DAN MYCOPHYTA

1. Agar 3. Secale cornutum


2. Saccharomyces Siccum 4. Usnea thallus

1. AGAR

Nama lain : Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin.

Tanaman asal : Gelidium cartilagenium (L)*


Gracilaria confervoides (L)**
Sejenis ganggang merah***

Keluarga : * Gelidiaceae
** Sphaerococcaceae
*** Kelas : Rhodophyceae

Zat berkhasiat : Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat


utama / Isi arang kompleks yang tersusun dari
rangkaian galaktosa dimana molekul yang
terakhir berikatan dengan asam sulfat,
iodium

Persyaratan : 20 – 100 bagian per juta


kadar
Penggunaan : Karena mampu mengisap dan mengikat air,
sehingga dalam usus berfungsi sebagai
pelumas dan penambah isi usus, maka
banyak dipakai pada pengobatan sembelit
yang kronis. Juga sebagai bahan penolong
pada berbagai sediaan obat.

Pemerian : Umumnya berupa berkas potongan –


potongan memanjang yang tipis seperti
selaput dan berlekatan atau berbentuk
keping, serpih / butiran, abu – abu
kekuningan sampai kuning pucat atau tidak
berwarna, tidak berbau atau berbau lemah,
rasa berlendir, jika lembab liat, jika kering
rapuh.

Bagian yang : Koloidal hidrofil yang kering yang


digunakan diperoleh dari penyarian.

Cara panen : Cara California :


Ganggang direndam air, dibersihkan dari
pasir dan kotoran lainnya, direbus dengan

88
tekanan, disaring selagi masih panas, sari
dimasukkan ke dalam tabung – tabung
pendingin, gudir yang terjadi digerus,
dibekukan dan dipisahkan dari air
dinginnya secara disaring hampa berputar,
pengeringan selanjutnya dilakukan dengan
mengalirkan udara panas.

Cara Jepang :
Ganggang yang dipelihara di dekat pantai
dikeringkan,dipukul – pukul untuk
memisahkan pasir, kerang dan kotoran
lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur
sampai pucat warnanya, kemudian disari
agarnya

Cara Australia :
Ganggang dibersihkan dari pasir dan
dikelantang, direbus pada suhu 94o – 98o
selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan pH
dibuat 5 - 6, bagian – bagian yang padat
dipisahkan secara pemusingan dan cairan
yang telah jernih dicuci dengan norit,
dikentalkan, didiamkan, kotoran – kotoran
organik dibilas dengan aliran air dan
dikeringkan pada suhu 40o – 50o.

Jenis - jenis : Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria


lichenoides (Graville)
Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma
spinosum (Ag) tercampur dengan garam
dapur.
Agar Amerika, agar pantai di Pasifik
diperoleh dari ganggang Gelidium
cartilagenium, Gelidium amansii, Anhfeltia
plicata.
Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari
Gracilaria confervoides, Hypnea
muciformis dan ganggang merah lainnya.
Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese
Isinglass, diperoleh dari Gelidium
cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.
Agar Australia, dari Gracilaria confervoides
dan Sphaerococcus compressus (Ag).

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. SACCHAROMYCES SICCUM

89
Nama lain : Ragi kering, Dry yeast

Tanaman asal : Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atau


Candida utilis (Hannegeng)

Keluarga : Ascomycetes

Zat berkhasiat : Vitamin dan putih telur.


utama / Isi
Penggunaan : Sumber vitamin B komplek dan zat putih
telur.

Bagian yang : Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan.


digunakan
Cara panen : Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut
ragi bir kering, dan apabila telah
dihilangkan rasa pahitnya disebut ragi bir
kering tidak pahit.
Ragi yang berasal dari kultur dengan media
yang serasi disebut ragi utama kering.

Keterangan : 10 gram ragi setara dengan 35 kalori; 4,6


gram protein nabati; 0,2 gram lemak; 3,7
gram hidrat arang; 11 mg kalsium; 189 mg
fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.

3. SECALE CORNUTUM

Nama lain : Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother


of Rye, Ergot, Horn Seed.

Tanaman asal : Claviseps purpurea *, Secale cereale **

Keluarga : Hypocreaceae *, Poaceae **

Zat berkhasiat :  Alkaloida, terbagi 3 golongan:


utama / Isi 1. Ergotamina (ergotamina, ergotaminina,
ergosinina).
2. Ergotoksina (ergokristina, ergokriptina,
ergokornina, ergokristinina, ergo-
kriptinina, ergokomina).
3. Ergobasina, (ergobasina / ergonivina,
ergobasinina, ergonovinina.

 Tiramina, histamina, ergotionina dan


glikokolbetaina.

90
 Lemak terdiri dari trioleinat,
trioksileinat dan fitosterin, lesitin,
ergosterin, asam sfaselin, manit,
trehalosa dan mineral utama asam
fosfat.

Persyaratan :  Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai


kadar ergotoksina tidak kurang dari 0,2%;
 Kadar alkaloida yang larut dalam air
dihitung sebagai ergometrina
(ergonovina) tidak kurang dari 0,03%.

Penggunaan : Semua alkaloida – alkaloida ini


menyebabkan kontraksi otot polos terutama
otot uterus. Jika dosis lebih besar maka juga
menguncupkan otot saluran kemih, usus
dan pembuluh darah

Pemerian : Bau dan rasa tidak enak

Bagian yang : Sklerotium dari Claviseps purpurea yang


digunakan tumbuh dalam buah Secale cereale

Sediaan : 1. Ergometrini maleas ( FI ) untuk :


- Ergometrini Compressi (F.N)
- Ergometrini Injectio (F.N)

2. Ergotamini Tartras ( FI ) untuk :


- Ergotamini Injectio (F.N)
- Ergotamini Compressi (F.N)
- Ergotamini Solutio (F.N)
- Coffeini Ergotamini Pulveres (F.N)

3. Secalis Cornuti Pulvis (FI)


4. Secalis Cornuti Extractum (FI), untuk
Secalis Guttae (F.N)
5. Secalis Cornuti Tinctura (FI)

Penyimpanan : Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan


kering.

4. USNEA THALLUS

91
Nama lain : Kayu angin, Linchen Dasypogus

Tanaman asal : Usnea misaminensis (Vain) Not, Usnea


dasypoga (Acharius) atau Usnea sp.

Keluarga : Usneaceae

Zat berkhasiat : Asam urat, zat pahit, hidrat arang


utama / Isi
Penggunaan : Astringen, obat sakit perut, anti septik

Pemerian : Bau lemah, rasa pahit

Bagian yang : Seluruh thallus, berbentuk benang, pada


digunakan umumnya bulat memanjang, bercabang –
cabang berwarna abu – abu sampai biru
kehijauan pucat.

92
BAB XIV
GETAH, DAMAR & MALAM

1. Balsamum Peruvianum ( F.I )


2. Balsamum Tolutanum ( E.F.I )
3. Benzoinum ( F.I )
4. Chrysarobinum ( E.F.I )
5. Gummi Acaciae ( F.I )
6. Gummi Arabici Desenzymatum ( E.F.I )
7. Myrrha ( F.I )
8. Opium ( F. I )
9. Papainum ( F.I )
10. Tragacantha ( F.I )

1. BALSAMUM PERUVIANUM

Nama lain :
Balsam Peru

Tanaman asal : Myroxylon pereirae ( Royle )

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : 50 % - 60 % sinamein (campuran benzil


utama & bensoat dan bensilsinamat), 20 – 30 %
Persyaratan damar. Asam benzoat, asam sinamat,
kadar vanillin dan peruvinol (= nerolidol).

Penggunaan : Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat


batuk.

Sediaan : Peruviani unguentum (F.N)


Balsamum papillare (FOI).

Pemerian : Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat


warna coklat tua, lapisan tipis transparan
berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak,
rasa pahit dan getir, bau aromatik khas
menyerupai vanilin.

Bagian yang : Eksudat kental yang diperoleh dari batang


digunakan yang telah dihanguskan dan dilukai.

Waktu & cara : Mulai umur 5 tahun sampai 30 tahun atau


panen lebih dapat diambil balsemnya. Pada
permulaan bulan November / Desember
batang dipukul - pukul(tanpa menge-

93
lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya
dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau
digoreskan irisan – irisan padanya. Setelah
5 – 6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan
seminggu kemudian kulit itupun
lepaslah/dikelupas.
Dari kayunya keluar cairan ditampung
dengan secarik kain yang ditutupkan pda
luka jika kain sudah penuh dengan balsem
lalu dicelupkan ke dalam air mendidih,
balsam yang lebih berat akan mengendap
dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari
kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran
balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu
akan sembuh dalam jangka waktu 2 tahun
setelah itu dapat diperlakukan seperti
semula.

Ketiga macam balsam yang keluar itu


berturut-turut disebut :
- Tagauzonte.
- Balsamo de trapo
- Balsamo de contaripique

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. BALSAMUM TOLUTANUM

Nama lain : Balsam Tolu

Tanaman asal : Myroxylun balsamum ( L )

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Campuran zat-zat serupa damar, terdiri


utama / dari asam sinamat, asam benzoat serta ester
persyaratan dari kedua asam ini; damar sebanyak 75 –
kadar 80%; alkohol dari ester tersebut adalah
toluresinotanol; asam-asam aromatik
sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12%
dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri
yang amat aromatik sebanyak 1,5 – 3%
dan terdiri atas bensil benzoat,
bensilsinamat, filandren dan farnesol.

94
Penggunaan : Obat batuk dan fiksatif.

Pemerian : Bau aromatik mirip buah vanilin rasa


aromatik, jika dihangatkan dan ditekan
diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa
dengan kaca pembesar, tampak hablur asam
sinamat.

Bagian yang : Balsam yang diperoleh dengan penorehan


digunakan batang.

Cara panen : Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang


sedemikian dalam sampai mengenai
kayunya. Cairan yang keluar ditampung
dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan
dikumpulkan kedalam kantong – kantong
yang ditaruh di atas punggung keledai.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. BENZOINUM / BENZOE

Nama lain : Kemenyan Sumatra

Tanaman asal : Styrax benzoin (Dryand),


Styrax paralleloneurus (Perkins)

Keluarga : Styracaceae

Zat berkhasiat : Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),


utama / 1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin,
Persyaratan stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-
kadar propil Sinamat.

Penggunaan : Bahan pengawet (mencegah tengik) obat


batuk, tinctur untuk antiseptikum.

Pemerian : Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran


agak putik yang terbenam dalam massa
bening berwarna coklat beabuan hingga
coklat kemerahan, bau khas enak, rasa
agak getir.

Bagian yang : Damar balsamik yang diperoleh dengan


digunakan penorehan batang.

Cara panen : Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada


tanaman sendiri tiada saluran damar).

95
Setelah pohon mencapai umur 6 tahun
dibuat luka dekat asal cabang yang
terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang
terbersih, menghasilkan kemenyan yang
paling putih, dan bau yang paling enak.
Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.

Sediaan : Benzoes Tinctura

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CHRYSAROBINUM

Nama lain : Krisarobin

Tanaman asal : Andira Aroraba ( Aquiar )

Keluarga : Papilionaceae

Isi / Syaratan : 70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari


kadar asam krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)

Penggunaan : Obat psoriasis, obat trikhofitosis.

Pemerian : Serbuk hablur renik ringan, warna kuning


atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa.

Bagian yang : Campuran zat yang diperoleh dengan


digunakan penyarian araroba yang terdapat dalam
rongga batang. Tepung araroba ini disebut
juga tepung goa.

Sediaan : Chrysarobini unguentum (Form.nas)

5. GUMMI ACACIAE

Nama lain : Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae

Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal


(Wild)

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan


utama / magnesium dari asam arabinat yang
Persyaratan tersusun atas arabinosa, ramnosa, galaktosa
kadar

96
dan asam aldobionat; enzim dari tipe
oksidase.

Penggunaan : Bahan penolong pada pembuatan sediaan


obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi,
basila, pil dan tablet.

Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti


lendir.

Bagian yang : Eksudat gom kering yang diperoleh dari


digunakan batang dan dahan.

Cara panen : Gom Arab keluar sendiri dari retakan-


retakan kulit batang dan mengeras di udara.
Tanaman yang telah berumur 6 tahun mulai
dapat diambil gomnya. Untuk memper-
banyak produksi kadang-kadang kulit
batang diiris-iris (dibuat luka).

Jenis - jenis : 1. Gom Arab atau gom kordofan : mutu -


nya terbaik. Dikumpulkan di kordofon
Propinsi Sudan. Ada dua kwalitas yaitu :
 Bleached gum berupa butir-butir
bulat telur atau potongan bersudut-
sudut, putih atau agak kuning luarnya
retak-retak.
 Natural gum yang lebih tembus
cahaya dan retak-retaknya tidak
sedemikian banyak, warna lebih
kuning atau berwarna merah jambu.
Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal
dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka
banyak dipakai dalam industri. Umumnya
berupa butir-butir jorong atau bulat dan
utuh, atau berupa potongan-potongan
bentuk bumbung yang lurus atau terpilin,
jenis yang terbaik berwarna agak putih
(tidak berwarna), tetapi umumnya tampak
kekuningan, kemerahan atau merah coklat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Keterangan : Lima abad sebelum masehi, oleh


Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian
gom Arab oleh orang Mesir purba untuk
dipakai sebagai perekat. Hipporates pada
tulisan - tulisannya antara 450 - 350
sebelum Masehi menyebabkan penggunaan
gom arab sebagai bahan obat.

97
6. GUMMI ARABICI DESENZYMATUM

Nama lain : Gom Arab bebas enzim

Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal


(Wild.)

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim


utama / oksida
Persyaratan
kadar
Penggunaan : Zat tambahan

Pemerian : Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa


tawar seperti lendir.

Pembuatan : Bagian gom arab dicampur dengan 1,5


bagian air, campuran dipanaskan dalam
aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap
air bersuhu 107o selama 30 menit.
Campuran diratakan sebagai lapisan-
lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian
dikeringkan.

7. M Y R R H A

Nama lain : Mira

Tanaman asal : Species Commiphora antara lain


Commiphora molmol.

Keluarga : Burseraceae.

Zat berkhasiat : 40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ), 25


utama / – 45 % damar yang berisi fenol-fenol
Persyarat (Heraboresam, herabomirol, mirolol).
kadar Asam-asam damar 3 – 10 %, minyak atsiri
(mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen,
herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid
dan kuminaldehid; mineral, zat pahit, asam
semut, asam cuka dan asam mirol.

Penggunaan : Untuk pembuatan dupa dan parfum.


Tinctura mira untuk obat kumur.

98
Pemerian : Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir.
Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa
berwarna kuning.

Bagian yang : Damar gom minyak yang diperoleh dari


digunakan batang.

Cara panen : Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini


berisi kelenjar schisogen yang mengandung
damar (harsa) warna putih kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah menjadi
coklat kekuningan sampai coklat
kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri
dari retakan-retakan kulit batang.

Jenis - jenis : Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari


C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira
arab tidak searomatik Mira Somali.

Sediaan : Tinctur myrrhae (FI) untuk Colutorium


adstringens (Form.nas)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. O P I U M

Nama lain : Opium mentah, candu, Thebaicum,


Meconium

Tanaman asal : Papaver Somniferum (L).

Keluarga : Papaveraceae

Zat berkhasiat : Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina,


utama / Isi
kodeina,tebain .papaverina dan narseina.

Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam

sulfat, asam laktat dan asam mekonat. Zat

putih telur, gula, malam, lemak, lendir,

garam sulfat dan fosfat dari logam kalsium

dan magnesium.

99
Persyaratan : Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 %
kadar (dihitung sebagai morfin anhidrat).

Penggunaan : Pengobatan terhadap gejala - gejala mencret


dan sebagai sudorifika, narkotikum.

Pemerian : Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa


khas sangat pahit.

Bagian yang : Getah kering yang diperoleh dengan


digunakan penorehan buah tua tetapi belum masak.

Cara panen : Beberapa hari setelah daun mahkota gugur,


dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan
garis-garis mendatar, tegak lurus atau
berpilin seperti kumparan. Getah yang
keluar dibiarkan mengering 24 jam
kemudian dikupas dengan pisau tumpul.
Umumnya sebagian epidermis buah ikut
terkupas dan merupakan 6–10 % opium.
Buah candu hanya menghasilkan getah 1
kali. Ditempat yang amat panas iklimnya
penorehan dapat diulangi 2-3 kali. Jika
udara panas dan kering, getahnya yang
terkumpul sedikit dan kental. Jika udara
lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar
airnya juga lebih tinggi.

Jenis - jenis : 1. Opium Turki disebut juga Opium Smira,


Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel.
Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik
coklat kemerahan. Untuk mencegah
melengketnya satu sama lain, sebelah luar
ditempeli sisa-sisa daun candu dari
tanaman Rumex. Bau sangat khas dan pahit.

2. Opium Masedonia (Opium Saloniki)


berasal dari Papapaver Somniferum var
album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar
morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%,
narseina 0,025%.
3. Opium Iran (Opium Persia), getah
opium yang terkumpul dicampur dengan
gom sampai sama rata, dipotong bentuk
batu bata, dijemur, dibungkus kertas
merah (jarang kertas putih) dan diikat
dengan tali merah atau kuning. Kadar air
lebih kecil dari opium Turki, bau apek
rasa sangat pahit.

100
4. Opium India, kadar morfina rendah,
kadar narseina lebih tinggi dari kadar
morfina, warna coklat tua atau kehitaman
jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa bulat
pipih,dibungkus kertas putih.

6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik


hanya berisi 6-7% morfina, sering
dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji
tanaman, sari buah candu, gom arab,
tragakan, jadam, potongan-potongan besi.

Sediaan : 1. Opii extractum (F.I)


2. Opii pulvis (F.I), untuk dibuat :
- Bismuthi opii pulveres (F.N)
- Opii pulvis compositus (F.I), untuk
dibuat Acidi acetyl salicylici
Camphorae opii Compressi (F.N),
Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II,
III (F.N)
3. Opii compositi compressi.
4. Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk
Benzoici Opii Tinctura (F.N)
5. Opii Tinctura Aromatica (F.I)
6. Opialum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari


cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena
obat narkotik.

Keterangan : Opium dianggap bermutu rendah jika :


- Warna kehitam-hitaman.
- Rasa manis, kurang pahit dan agak
memualkan
- Konsistensi lunak seperti lemak.
- Jika dipotong, halus atau berisi benda
asing.
- Tidak memberi warna coklat tua pada
ludah.
- Tidak membentuk cairan kental dengan
air.
- Tidak meninggalkan bekas yang sama
rata gelap setelah digoreskan pada
kertas.

9. PA PAINUM

101
Nama lain : Papaina

Tanaman asal : Carica papaya (L.)

Keluarga : Caricaceae

Zat berkhasiat : Enzima proteolitik


utama / Isi
Penggunaan : Membantu pencernaan zat putih telur,
dan diberikan dalam bentuk serbuk, pil,
tablet, eliksir.

Pemerian : Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa


lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.

Bagian yang : Getah buah mentah / hijau dan getah daun.


digunakan
Cara panen : Dibuat pengendapan getah segar dengan
etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air
dan diendaplan kembali dengan
penambahan etanol 95% dan dikeringkan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. TR AGACANTHA

Nama lain :
Tragakan

Tanaman asal : Astragalus gummifer

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Zat lendir yang pada hidrolisa


utama / menghasilkan arabinosa, metil pentosa,
Persyaratan galaktosa dan asamgalturonat.
kadar Amylum 3% dan abu yang mengandung
kalium, calsium, Mg, Asam phosphat
bagian yang tidak larut dalam air disebut
basorin.

Penggunaan : Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil


dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat
kedokteran tertentu.

Bagian yang : Eksudat gom kering diperoleh dengan


digunakan menoreh batang.

102
Sediaan : Pulvis gummosus (FOI) Confectio Barii
Sulfatis et usum internum (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

103
BAB XV
PENGOLAHAN BAHAN NABATI

1. Aloe ( E.F.I )
2. Camphora ( F.I )
3. Carbo Adsorbens ( F.I )
4. Catechu ( E.F.I )
5. Colophonium ( E.F.I )
6. Gallae
7. Glycyrrhizae Succus ( F.I )
8. Ichthammolum ( F.I )
9. Natrii Alginas ( E.F.I )
10. Pix Carbonis ( E.F.I )

1. ALOE

Nama lain : Jadam, Aloes.

Tanaman asal : Bermacam-macam jenis Aloe :


Aloe perryi (Bakar)
Aloe barbadensis (Miller)
Aloe ferox (Miller)
Aloe africana (Miller)
Aloe spicata (Baker)

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat : Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif


utama / Isi disebabkan oleh 3 pentosida yaitu
barbaloin (=aloin), isobarbaloin dan
betabarbaloin. Hidrolisa dari barbaloin
antara lain menghasilkan aloe emodin dan
d-arabinosa.

Penggunaan : Pencahar

Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan


menimbulkan rasa mual.

Bagian yang : Cairan yang keluar dari potongan daun


digunakan segar.

Jenis – jenis, : 1. Jadam Curacoa diperoleh dari Aloe


cara panen dan barbadensis, Aloe vera, Aloe vulgaris.
perbedaannya Batang sangat pendek dan mengayu,
bunga kuning terang. Pada permulaan
musim semi, daun - daun dipotong pada
pangkalnya, diletakkan miring dalam

104
lubang bentuk V. Cairan yang keluar
ditampung dalam tong, dibiarkan
menguap di udara atau direbus dalam panci
tembaga sampai kental, dimasukkan
cetakan dan dibiarkan menjadi keras.

2. Jadam Cape diperoleh dari Aloe ferox;


Aloe africana , Aloe Spicata (=aloe eru
varcernuta). Batang tinggi seperti pohon
sampai 5 meter, daun - daun sebanyak 30-
50 helai, bunga putih. Daun yang telah
dipotong ditampung cairannya dalam
kanvas atau kulit kambing. Cairan ini
kemudian dikumpulkan dalam drum atau
kaleng, direbus selama 4 - 5 jam dengan
dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan
menjadi keras.

3. Jadam Sekotrin, Massa yang licin,


mengkilap warna hitam kemerahan sampai
hitam kecoklatan kadang - kadang lunak.
Mudah dipatahkan, patahan berbentuk
kerang dengan tepi yang tajam, jadam yang
segar disimpan lama, bau mirip campuran
putik krokus dan mira.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. CAMPHORA

Nama lain : Kamfer

Tanaman asal : Cinnamomum camphora (L.)

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat : Kamfer ( C12 H16 O )


utama / Isi
Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat
encok, anti iritansia.

Pemerian : Hablur butir atau massa hablur tidak


berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa
pedas dan aromatik.

Cara panen : Potongan akar, batang dan cabang dialiri


uap air, uap yang berisi minyak ditampung
dalam kamar pendingin yang air
pendinginnya mengalir dari atas kebawah

105
melewati dinding kamar, kamfer menempel
disebelah atas dan sebelah bawah terdapat
minyak dan air. Minyak disaring untuk
memisahkan kamfer yang ada disitu.
Kamfer yang diperoleh masih kotor
berwarna agak jambon dan lunak. Untuk
pemurniannya dicampur kapur sebanyak
1/5 bobotnya dipanaskan dalam periuk besi
untuk membuang air dan minyak atsiri
(suhu 100o) setelah itu suhu dinaikkan
sampai 175o – 200o untuk mensublimasikan
kamfernya.

Sediaan : - Lotio Kummerfeldi (Form.nas)


- Solutio Camphora spirituosa (F.N)
- Tabulae Acidi acetylosalicylici
compositum (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CARBO ADSORBENS

Nama lain : Karbo adsorben, arang penyerap.

Ketentuan : Arang yang dibuat dari bahan tumbuh-


tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk
mempertinggi daya serap.

Penggunaan : Antidota

Pemerian : Serbuk sangat halus, bebas dari butiran,


warna hitam, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CATECHU

Nama lain :
Gambir

Tanaman asal : Uncaria Gambier (Hunter Roxb)

Keluarga : Rubiaceae

106
Zat berkhasiat : 25–50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin
utama / Isi dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.

Pemerian : Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan


rasa kelat-sepat, kemudian agak manis.

Bagian yang : Sari air kering yang diperoleh dari daun dan
digunakan ranting muda.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. COLOPHONIUM

Nama lain : Gondorukem, Resina, Rosin.

Tanaman asal : Beberapa spieces Pinus.

Keluarga : Pinaceae

Zat berkhasiat : Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam


utama / Isi abietat, termasuk golongan ini adalah asam
primarat, asam sapinat.

Penggunaan : Bahan salep dan pleister, berkhasiat


mencegah oksidasi dari lemak, maka
berguna sebagai bahan pengawet salep.

Pemerian : Masa jernih seperti kaca, warna kuning


pucat atau kuning kecoklatan, bersudut-
sudut, rapuh mudah lengket satu dengan
lainnya, bau dan rasa lemah, mirip ter.

Bagian yang : Sisa yang diperoleh pada penyulingan


digunakan minyak atsiri dari damar minyak.

Jenis - jenis : 1. Gondorukem gom, sisa dari minyak


terpentin yang disuling minyak atsiri,
bubuknya berwarna putih, tidak lunak
50 – 70o
2. Gondorukem kayu, diperoleh dari kayu
pinus secara penyulingan, penyarian atau
kedua cara ini bersama-sama, bubuknya
berwarna kekuning-kuningan, bagian yang
tidak tersabunkan lebih banyak dari pada
gondorukem gom, titik lunak 53 – 55o

Sediaan : Solutio Mastichis compositus (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

107
6. GALLAE

Nama lain :
Jenitri

Tanaman asal : Quercus infectoria (Oliver)

Keluarga : Fagaceae

Zat berkhasiat : Asam penyamak 50 – 75 %, asam galat


utama / Isi 2 – 4 %, damar, pati, kalsium oksalat

Penggunaan : Obat wasir (sebagai salep), bagian dari


jamu singset.

Pemerian : Bau lemah, rasa sangat kelat dan agar


manis.

Cara panen : Serangga Cynips tinctoria (keluarga


Cynipidae) menaruh telur – telurnya pada
pucuk-pucuk dan batang-batang muda,
larva yang keluar dari telur tersbut
mengeluarkan cairan berisi enzima yang
dapat merubah pati yang terdapat dalam
sel-sel disekitar larva tersebut menjadi
gula, perubahan dari pati kegula ini,
makin meningkat dan merangsang sel-sel
jaringan yang bulat tengahnya berongga
(karena dimakan larva tersebut). Jenitri
yang baik diperoleh dari jaringan yang
belum ditinggalkan serangganya, berat dan
tergantung warnanya dinamakan jenitri
biru, hijau atau hitam. Jika telah
ditinggalkan oleh serangganya, ringan,
lebih menyerupai bunga karang dan
berwarna pucat, disebut jenitri putih dan
nilainya rendah.

Sediaan : Acidum Tannicum (F.I)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

7. GLYCYRRHIZAE SUCCUS

Nama lain : Sari akar manis, Succus Liquiritiae.

Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera

Keluarga : Papilionaceae

108
Zat berkhasiat : Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat
utama / Isi putih telur, air, zat yang dapat disari 49%
dan yang tidak dapat larut dalam air 5%.

Persyaratan : Kadar glizerin tidak kurang 10% dihitung


kadar terhadap zat yang telah dikeringkan.

Penggunaan : Obat batuk

Pemerian : Batang berbentuk silinder/bongkah besar,


licin agak mengkilap warna hitam, coklat
tua, atau serbuk berwarna coklat, bau khas
lemah, rasa manis khas.

Bagian yang : Akar yang masih segar disari dengan air


digunakan mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan
hingga bebas air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

8. ICHTHAMMOLUM

Nama lain : Ichtamol, Ichthyol

Asal : Garam amonium asam sulfonat yang


diperoleh dari batuan bitumen, bercampur
dengan ammonium sulfat dan air.

Zat berkhasiat : Senyawa belerang, amonium sulfat


utama / Isi
Persyaratan : Kadar belerang organik tidak kurang dari
kadar 10,5% dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, kadar belerang dalam bentuk
sulfat tidak lebih dari 25% dari kadar
belerang jumlah.

Penggunaan : Antiseptika lemah, obat batuk

Pemerian : Cairan kental, warna hampir hitam berbau


khas.

Sediaan : Solutio Ichtammoli Aetheris (Form.Ind.)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

109
9. NATRII ALGINAS

Nama lain :
Natrium Alginat

Tanaman asal : Nacrocystis pyrifera (Turn.), Laminaria


sacharina (L.) Laminaria digitata (L.)
Nereocystis luetkeana (Mers.)

Keluarga : Lessoniaceae

Zat berkhasiat : Garam natrium dari asam alginat (suatu


utama / Isi asam poliuronat)

Penggunaan : Emulgator

Pemerian : Serbuk halus atau kasar, warna putih


kekuningan, hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa.

Pembuatan : Merupakan karbohidrat yang dimurni-kan


diperoleh dengan penyarian ganggang
coklat menggunakan alkali encer, sebagian
besar dari garam natrium dari asam alginat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. PIX LIQUIDA

Nama lain : Ter Kayu

Tanaman asal : Dari keluarga Pinaceae

Zat berkhasiat : Hidrokarbon(benzol, toluol, silol, stirol,


utama / Isi naftalin, parafin, terpen, politerpen),
furfurol, metilfurfuran, dimetilfurfuran,
fenol kresol, pirokatekin, guayakol dan
pirogalol.

Penggunaan : Obat eksim menahun dan obat batuk

Pemerian : Masa kental, lebih berat dari air, warna


coklat tua hampir hitam bau khas, rasa khas
dan empireumatik

Bagian yang : Masa kental yang diperoleh dari


digunakan penyulingan kering kayu.

110
111
BAB XVI
SIMPLISIA DARI HEWAN

1. Adeps Lanae (F.I.)


2. Adeps Suillus (E.F.I.)
3. Cera Alba (F.I.)
4. Cera Flava (F.I.)
5. Cetaceum (F.I.)
6. Gelatinum (F.I.)
7. Mel depuratum (E.F.I.)
8. Thyroidum (F.I.)

1. ADEPS LANAE

Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool


FAT, Lemak bulu

Nama hewan : Ovis Aries (L.)

Keluarga : Bovidae

Zat berkhasiat : Ester-ester lemak dengan kolesterol,


Utama/Isi oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-
sterol dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam
palmitat, asam miristinat, asam lano-
palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan
asam karnaubat, alkohol-alkohol, setil -
alkohol dan karnaubiealkohol.

Penggunaan : Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.

Sediaan : - Aethylis Aminobenzoatis Tannini


Unguentum (Form. Nas).
- Bacitracini Neomycini Polymyxini
unguentum (Form. Nas).
- Chloramphenicoli unguentum (Form.
Nas).
- Gamexani cremor (Form. Nas).
- Hydrocortini unguentum (Form. Nas).
- Ichtammoli unguentum (Form. Nas).
- Methylis Salysilatis unguentum (Form.
Nas).
- Tetracyclini Hydrocloridi unguentum
(Form. Nas).

112
Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus
cahaya bau lemah dan khas.

Bagian yang : Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.


diambil
Pembuatan : Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak
yang merupakan selaput luar bulu tersebut.
Air sabun bekas pencuci bulu mengandung
lemak tersebut. Pada air cucian ditambah
asam sulfat dan magma berlemak yang
terpisah diambil, magma diperas panas-
panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika
masih berisi asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh
langsung yaitu secara disari dengan pelarut
organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari


cahaya atau ditempat sejuk.

2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim : Lemak babi, Lard.

Nama hewan asal : Sus scrofa (L.)

Keluarga : Suidae

Penggunaan : Bahan salap, emplastrum

Sediaan : Emplastrum Plumbi Oxydi.

Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau leak


tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi
cairan jernih dan kemudian dibiarkan,
tidak terpisah air.

Bagian yang : Lemak dari rongga perut.


digunakan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CERA ALBA

Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.

113
Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.

Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula


Utama/Isi asam serotinat, serasin (campuran parafin),
asam melisinat, seril-alkohol.

Penggunaan : Bahan salap

Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N),


Unguentum Leniens

Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih


kekuningan, bau lemah.

Bagian yang : Malam dari sarang yang telah dibersihkan


digunakan dan yang telah diputihkan.

Cara memperoleh : Dulu diputihkan secara dijemur dan bentuk


pita-pita tipis. Sekarang dioksidir dengan
hidrogenperosida, kalium permanganat
atau benzoil-peroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CERA FLAVA

Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees Wax

Nama hewan asal : Apis Mellifera (L.)

Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam


Utama/Isi serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.

Penggunaan : Bahan salep.

Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)

Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika


hangat enjadi elastis, bekas patahan buram
dan berbutir warna coklat kekuningan, bau
enak seperti madu.

114
Bagian yang : Malam yang telah dibersihkan dari sarang
diambil apis

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CETACEUM

Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti

Nama hewan asal : Physeter macrosephallus


Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon
rostratus (Miller)

Keluarga : Physeteridae

Zat berkhasiat : Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat,


Utama/isi setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan
setil alcohol.

Penggunaan : Bahan salap

Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih


mutiara, bau dan rasa lemah.

Bagian yang : Malam padat murni yang diperoleh dari


diambil minyak lemak yang terdapat pada kepala,
lemak dan badan ikan.

Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar,


bagian atas kepala berisi cairan yang
setelah binatangnya mati, menjadi padat
putih seperti bunga karang, merupakan
campuran setaseum dan minyak lemak.
Dengan perasan, pencucian dengan soda
dan lain sebagainya diperoleh setaseum
murni.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. GELATINUM

Nama Sinonim : Gelatina

115
Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin,
utama prolin, asam glutamat, lisin, arginin, alanin,
asam asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin
dan histidin.

Penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.

Keterangan : Gelatina adalah protein yang diperoleh dari


bahan kalogen.
Ada dua macam tipe gelatina yaitu :
Type A dengan titik iso-electric pada pH 7-
9, Type B dengan titik iso-electric pada pH
4,7-5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan


oleh perbandingan antara glutina dan
khondrina yang terdapat padanya.
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3
sumber utama, yaitu : tulang-tulang yang
sudah bersih, kulit babi yang baru
dibekukan, dan kulit sapi muda.
Tulang yang diolah dengan asam klorida
menghasilkan garam kalsium yang larut
dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah


dengan kapur, memberikan kolagen kotor
yang setelah dimurnikan pada pH 5 – 6
menghasilkan gelatin tipe B.

Kulit babi yang diolah dengan asam klorida


dan disari pada pH 3,5 – 5 akan
menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim : Madu murni

Nama hewan asal : Apis mellifera (L.)

Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat : Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air,


Utama/Isi zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit)

116
Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.

Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna


kuning muda sampai coklat kekuningan,
rasa manis khas bau enak khas, jika
dipanaskan diatas penangas air bau
menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.

Bagian yang : Madu


diambil
Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini,
dimurnikan dengan pemanasan dibawah
suhu 800, didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu
diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.

Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel


dari apis adamsonii di Afrika dari apis
caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di India
dari apis dorsata (apis indicata = apis
florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh
tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir
dari sarang lebah, jika dipusingkan
memberika madu yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang diperoleh
dari sarang yang belum perbah terbuka.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. THYROIDUM

Nama Sinonim : Tiroida

Nama hewan asal : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang


menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.

Zat berkhasiat/isi : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin,


Mono yodo tirosin.

Persyaratan kadar : Kadar yodium yang terikat sebagai


senyawa organik tidak kurang dari 0,17
% dan tidak lebih dari 0,20 %

117
Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme
(kerdil dan myxoedema).

Sediaan : Thyroidi Compressi – F.I.

merian : Serbuk warna kekuningan hingga coklat,


bau lemah, mirip bau daging rasa asin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung


dari cahaya.
BAB XVII
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL

1. Paraffinum Liquidum (F.I.)


2. Paraffinum Solidum (F.I.)
3. Vasolinum Album (F.I.)
4. Vaselinum Flavum (F.I.)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid


petrolium, Mineral oil.

Zat berkhasiat : Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56


Utama/isi hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak jenuh
dan derivat derivat dari benzen).

Penggunaan : Bahan salep dan pencahar

Sediaan : - Betamethasoni cremor (Form. Nas).


- Cliquilini cremor (Form. Nas).
- Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form.
Nas).
- Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)
- Gentamycini cremor (Form. Nas).
- Dexamethasoni Neomycini cremor (Form.
Nas).
- Dibucaini cremor (Form. Nas).
- Dienostroli cremor (Form. Nas).
- Gentamycini unguentum(Form. Nas).
- Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).
- Hyoscini oculentum (Form. Nas).
- Prednisoloni unguentum (Form. Nas).
- Triamcinologi Acetonidi unguentum
(Form. Nas).
- Unguentum Leniens (Form. Nas).

118
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa.

Cara : Diperoleh dari minyak mineral.


memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya.

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat.

Cara : Minyak mineral


memperoleh Diperoleh dari residu minyak tanah kasar,
residu ini disuling lagi, maka diperoleh minyak
parafin sebagai distilat yang kemudian diolah
dengan asam sulfat dan selanjutnya dengan
larutan natrium hidroksida (selama pengolahan
dibuat tetap cair secara dipanaskan dengan uap
air setelah terpisah dari bagian airnya, minyak
parafin dibekukan menjadi zat yangsetengah
padat kemudian diperas.
Bagian minyak yang cair dipakai sebagai
minyak pelumas, bagian yang padat dicairkan,
dibekukan dan diperas lagi pada suhu yang
tidak lebih tinggi dari tadi, hasilnya dikenal
sebagai refined wax.
Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan
lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain
sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang
keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.

Zat khasiat : Sama seperti parafin cair.


utama
Penggunaan : Bahan pengeras salep, zat tambahan.

Sediaan : Balsamum Album


Balsamum Rubrum

Pemerian : Padat, sering menunjukkan susunan hablur,


warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa,
agak licin, jika terbakar nyala terang jika
dileburkan menghasilkan cairan yang tidak
berfluorosensi.

119
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselni putih, White petrolium

Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama


Utama parafin-parafin, senyawa-senyawa
hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak
jenuh.

Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah

Sediaan : - Bacitracini Neomycini


Polymix ini unguentum (F.N).
- Balsamum Album (F.N).
- Betamethasoni cremor (F.N).
- Cloramphenicoli unguentum (F.N).
- Chrysarobini unguentum (F.N).
- Clioquinolini cremor (F.N).
- Getamycini cremor (F.N).
- Dexamethasoni Phophatis cremor (F.N).
- Dibucaini cremor (F.N).
- Gentamycini unguentum (F.N).
- Hyoscini oculentum (F.N).
- Ichtamoli unguentum (F.N).
- Hydrocortisoni unguentum (F.N).
- Tetracyclini Hydrochloridi unguentum
(F.N).
- Triamcioloni Acetonidi cremor (F.N).
- Triamcioloni Acetonidi unguentum (F.N).
- Triprllenamini cremor (F.N).
- Zinci unguentum (F.N).
- Vaselinum Hydrophylium (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening warna putih,


warna ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk,
berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan tidak
berbau, hampir tidak berasa.

Cara : Vaselinum flavum yang telah diputihkan.


memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

120
4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim : Vaselin kuning, petrolium.

Zat berkhasiat : Serupa dengan vaselin putih.

Penggunaan : Bahan salep, pencahar lemah.

Sediaan : - Aethylis Aminobenzoatis unguentum


(F.N).
- Aethylis Aminobenzoatis Tannini
unguentum (F.N).
- Balsamum Rubrum (F.N).
- Olei Iecoris unguentum (F.N).
- Peruviani unguentum (F.N).
- Prednisoloni unguentum (F.N).
- Recorcinoli unguentum compositum (F.N).
- Zinci pasta (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, warna kuning


muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk.
Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak
berbau, hampir tidak berasa.

Cara : Diperoleh dari minyak mineral


memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

121
BAB VI
ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar
yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).
Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang
bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida
(membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan
tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).
Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan
yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam : Benetamina penisilina, benzatina


penisilina, benzil penisilina,
Fenoksimetil penisilina, prokaina
penisilina.

Penisilina semisintesa : Ampisilina, kloksasilina, metisilina,


nafsilina, oksasilina, penamesilina,
propisilina.

Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti
melawan dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika
yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain
sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina,
karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina,
gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan
tetrasiklina.
Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif
antara lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina,
novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.
Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina,
polimiksina B dan sulfokmiksina.
Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina,
streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan
paranomisina.

1. AMPCILLINUM = Ampisilina (F.I)

122
Persyaratan : Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 %
Kadar C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap
zat anhidrat.

Pemerian : Serbuk hablur renik, warna putih, tidak berbau


atau hampir tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini Trihidrat,


Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini
Pro Suspension.

2. BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)

Sumber : Basitrasina adalah antimikroba yang dihasilan


oleh biakan Basillus licheniformis atau Basillus
subtilis var. Tracy (Familia Basillaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih sampai coklat, tidak berbau


atau berbau lemah, rasa pahit.

Sediaan : Bacitracinum pro Injectione, Bacitracini


Oculentum, Bacitracini unguentum

3. CEPHALEXINUM (F.I)

Sumber : Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporium


aeromonium.

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih kuning gading,


bau khas

Sediaan : Cephalexini Capsulae, Cephalexini Compressi

4. CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)

Pemerian : Serbuk hablur, putih bau lemah mirip piritina,


rasa pahit

Sediaan : Cephalorodinum pro Injectione

123
5. CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)

Persyaratan : Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari


Kadar 97,0% dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng


memanjang warna putih sampai putih kelabu atau
putih kekuningan, tidak berbau, rasa sanga pahit,
dalam larutan asam lemah, mantap.

Sediaan : Chloramphenicoli Capsule, Chloramphenicoli


Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum,
Chloramphenicoli Palmitas, Chloramphenicoli
Palmitatis Suspensio.

6. CHLORTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
= Kloratetrasiklalina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Kloratetrasiklina hidroklorida adalah garam


hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan
oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens
(Familia streptomycetaceae) atau diperoleh
dengan cara lain

Pemerian : Hablur kuning, tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Chlortetracyclini Hydrochloridi Oculentum

7. CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

= Klindamisina Hidroklarida

Pemerian : Serbuk hablur warna putih, rasa pahit.

Sediaan : Clidamysini Hydrochloridi Capsulae

8. DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

Sumber : Adalah garam hidroklorida. Zat anti mikroba


yang dihasilkan oleh biakan Streptomyces
aureofaciens (Familia Streptomycetaceae), atau
yang dibuat denngan cara lain.

124
Pemerian :
Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa
pahit.

Sediaan : Demeclocyclini Hydrocloridi Capslae (F.I)

9. DOXYCYCLINUM (F.I)

Sumber : Termasuk golongan tetracycline dan dibuat


secara sintesa

Pemerian : Serbuk hablur kuning.

Sediaan : Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum


Hydrochloridum Capsulae

10. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan


pilihan Streptomyces erythreus Waksman
(Familia Streptomycetaceae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning,


tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit,
agak higroskopik.

Sediaan : Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.

11. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang yang dihasilkan oleh


biakan pilihan Streptomyces fradial atau
Streptomcyces decaris (Famila
streptomyceataceae).

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau,


hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.

12. GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

125
Sumber : Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti
mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.

Persyaratan : Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari


Kadar 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat
anhidrat.

Pemerian : Serbuk, warna putih sampai coklat.

Sediaan : Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini


Sulfatis Compressi.

13. GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber : Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan


oleh biakan pilihan Penisillinum
griseofulvumatum atau diperoleh dengan
cara lain

Persyaratan : Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih


Kadar dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.

Pemerian : Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat,


tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran
zarah maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat
beberapa zarah berukuran lebih dari 30 µm.

Sediaan : Griseofulvini Compressi (F.I)

14. KALII BENZYLPENICILLINUM

= Kalium Benzilpenisilina (F.I)

Sumber : Kalium penisilina G. adalah garam kalium asam


zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan
pilihan Penicilium notatum (Familia
Aspergilaseae) dan jasad renik sejenis, atau
dibuat dengan cara lain.

Persyaratan : Kadar Penisilina jumlah, dihitung sebagai


Kadar C16H17KN2C4S, tidak kurang dari 90,0%

126
Pemerian : Serbuk hablur renik, halus warna putih. Jika
diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan
mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak
sebagai bagian yang dapat larut, membias
rangkap dan jika bidang polarisasi diputar
mempunyai tempat pemadaman.

Sediaan : Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)

15. KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber : Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat,


C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat
asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20)
kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
Streptomyces kanamycetus (Familia
Streptoecetaseae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih,


tidak berbau atau hampir tidak berbau

Sediaan : Kanamycini Sulfatis Injectio

16. NATRII BENZYPENICILLINUM (F.I)

Sumber : Natrium dari asam bersifat anti mikroba yang


dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum
notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad
renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain

Persyaratan : Kadar Penicillina jumlah dihitung sebagai


Kadar C16H17N2Na4S, tidak kurang dari 90,0% kadar
natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S tidak
kurang dari 90,0%.

Pemerian : Serbuk hablur warna putih

127
17. NATRII CARBENICILLINUM (F.I)

Persyaratan : Mengandung tidak kurang dari 89%


Kadar C17H16N2Na2O6S dihitung terhadap zat anhidrat

Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa


pahit, higroskopik.

Sediaan : Natrii Carbenicillinum Pro Injectio.

18. NATRII CEPHALOTHINUM (F.I) = Natrium sefalotina

Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, hampir


tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Natrii Cephalothinum pro Injectio

19. NATRII DICLOXACILLINUM (F.I)

= Natrium Dikloksasilina

Sumber : Derivatnya Penicillina.

Pemerian : Serbuk hablur tidak berwarna, rasa pahit

Sediaan : Natrii Dicloxacillini Capsulae, Natrii


Dicloxacillinum Suspension.

20. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber : Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat


zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan
pilihan Streptomyces Fradiae (Familia
Streptomycetaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih atau putih kekuningan,


hampir tidak berbau, higroskopik.

21. NOVOBIOCINUM CALCINUM

128
= Novobiosina Kalsium (F.I)

Sumber : Novobiosina kalsium adalah garam kalsium zat


anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
niveus (Familia Streptomycetaceae) atau jasad
hidup sejenis atau yang dibuat dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih kekuningan, tidak


berbau, rasa manis kemudian pahit.

Sediaan : Novobiocini Compressi

22. NOVONIOCINUM NATRIUM

= Novobiosina Natrium (F.I)

Sumber : Novobiosina natrium adalah garam natrium zat


antu mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
niveus (Familia Streptomytaceae) atau jasad
hidup sejenis, atau yang dibuat dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih


kekuningan, tidak berbau, rasa manis, kemudian
pahit.

Sediaan : Novobiosini Compressi

23. NYSTATINUM = Nistatina (F.I)

Sumber : Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya


dihasilkan oleh biakan Streptomyces nursei
(Familia Streptomycetaceae) atau dengan
cara lain.

Pemerian : Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau


khas

Sediaan : Nystatini Compressi, Nystatinum pro


Suspensione, Nystatini Unguentum

129
24. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
= Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam


hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan
oleh biakan pilihan Streptomyces remosus
(Familia Streptomycetaceae) atau yang dibuat
dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa


pahit, hidrogrospik.

Sediaan : Oxytetracyclini Hydrochloridi Capsule,


Oxytetracyclini Hydrochloridi pro Injection.

25. POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)

Sumber : Polimiksina B sulfat adalah campuran garam


sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan
pilihan Bacillus polymixa (Familia Bacillaceae),
atau yang dibuat dengan cara lain.

Sediaan : Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak


berbau atau berbau lemah

26. RIFAMYCINUM (F.I) = Rifamisina

Sumber : Adalah kelompok bagi sejumlah zat anti mikroba


yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyeces mediterranei

Jenis-jenis rifamisina ditandai dengan huruf-


huruf dibelakang namanya. Rifamisina A, B, C,
D dan E diperoleh dari alam.

Rifamisina O, S dan SV adalah derivat dari


rifamisina B.

Sediaan : Rifamycini Capsulae

27. STREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)

130
Sumber : Streptomysina Sulfat adalah garam sulfat zat
antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyces griseus (Kransky) Waksman et
Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang
dibuat dengan cara lain.

Pemerian : Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak


berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit

Sediaan : Streptomycini Sulfatis Injectione, Streptomycini


Sulfatis Pro Injectione.

28. TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina


Sumber : Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang
duperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina,
atau dengan mereduksi oksitetrasiklina, atau
dengan cara fermentasi.

Pemerian : Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau

Sediaan : Tetracyclini Suspensione

29. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)


= Tetrasiklina hydroklorida F.I.

Sumber : Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam


hidroklorida zat antimikroba yang diperoleh
dengan cara mereduksi katalitik klortetrasiklina
atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
aureofaciens (Familia Streptomycetaceae).

Sediaan : Tetracyclina Hydrochloridi Capsulae.

30. VANCOMYCINI HYDROCHLORIDUM F.I.


= Vankomisina Hidroklorida

Sumber : Antimikroba yang umumnya dihasilkan oleh


biakan pilihan Streptomyces orientalis (Familia
Streptomecetaceae), atau yang dibuat dengan cara
lain

Pemerian : Serbuk warna coklat muda, tidak berbau, rasa


pahit

131
31. VIOMYCINISULFAS = Viomisina Sulfas (F.I)

Sumber : Viomisina sulfat adalah garam sulfat antimikroba


yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptonyces
griseus var purpureus (Familia
Streptomycetaceae) atau dengan cara lain.

Pemerian : Serbuk pahit, agak higroskopik

Sediaan : Viomycini Sulfatis pro Injectione

132
BAB VII
IMMUNOSERA

Imunoserum

Imunoserum adalah sediaan cair atau sediaan kering beku, mengandung imunoglobulin
khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum
mempunyai khasiat khas menetralkan toksin kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau
virus atau antigen lain yang sama dengan yang digunakan pada pembuatannya.
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang telah dikebalkan dengan penyuntikan
toksin atau toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina.
Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan
yang disimpan dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan
mengandung air tidak lebih dari 1,0 %. Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan.

Pemerian :
Imunoserum cair : Tidak keruh, hampir tidak berwarna atau
kuning sangat lemah, hampir tidak
berbau kecuali bau bakterisida yang
ditambahkan.

Imunoserum kering : Serbuk atau kerak, tidak berwarna atau


beku kuning pucat.larutan dalam air
menyerupai imunoserum cair

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang
direkonstitusi.

1. IMUNOSERUM ANTIDIPHTHERICUM
= Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri

Persyaratan : Imunoserum antidiferi mengandung globulin


Kadar dengan antitoksin khas yang dapat menetralkan
toksin Corynebacterium diphtherioe potensi
kurang dari 1000 UI per ml.

Pemerian : Keasaman-kebasaan : Albumin : Protein asing :


protein jumlah : Toksisitas abnormal :
Penyimpanan Memenuhi syarat yang tertera pada
Imunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin


Corynebacterium diphtheriae dan tetap tidak
berbahaya bagi hewan yang peka

133
2. IMUNOSERUM ANTIRABIENICUM
= Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies

Persyaratan : Imunoserum Antirabies mengandung globulin


Kadar anti khas rabies yang dapat menetralkan virus
rabies.

Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ;


protein jumlah; Toksin abnormal; Sterilitas,
penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada
immunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus


rabies dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang
peka.

3. IMUNOSERUM ANTITETANICUM
= Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus

Persyaratan : Imunoserum Antitetanus mengandung globulin


Kadar antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin
Clostridium tetani.

Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ;


protein jumlah; Toksisitas abnormal; Streilitas,
penyimpangan memenuhi syarat yang tertera
pada immunosera.

Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin


Clostridium tetani dan tetap tidak berbahaya bagi
hewan yang peka

4. IMUNOSERUM ANTIVENINUM POLYVALENTE


= Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular

Persyaratan : Imunoseru Antibisa Polivalen adalah larutan


Kadar steril, terutama mengandung glubolin dengan anti
zat khas dapat menetralkan bisa Ankystrodon
rhodostoma, Bungarus fasciatus dan Naja
sputatrix. Potensi tiap mili menetralkan tidak
kurang dari 10 LD50 dan tidak lebih dari 25 LD50
bisa Ankystrodon rhodoston, tidak kurang dari 25
LD50 dan tidak lebih dari 50 LD50 – bisa Naja
Sputatrix.

134
Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Toksisitas abnormal;
Streilitas, Susut pengeringan; penyimpanan;
Penandaan memenuhi syarat yang tertera pada
immunosera.

135
BAB VIII
VACCINA

Vaksina adalah sediaan mengandung antigen, dapat berupa kuman mati, kuman inaktif,
kuman hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya, digunakan
untuk menimbulkan kekebalan aktif dan khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.
Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara berbeda-beda sesuai
jenisnya seperti tertera pada masing-masing monografi, sedemikian rupa sehingga masih
tetap identitasnya dan bebas cemaran jasad renik.
Zat tambahan yang cocok dapat ditambahkan sewaktu pembuatan, tetapi penisilina atau
streptomisina tidak boleh digunakan pada setiap tahap pembuatan atau dalam hasil akhir. Jika
streptomisina digunakan dalam pembuatan biakan sel untuk vaksin virus, harus dibebaskan
dari medium pembenihannya sewaktu hendak ditunasi virus.
Hasil akhir diwadahkan secara teknik aseptik ke dalam wadah steril dan akhirnya
ditutup kedap untuk menghilangkan cemaran. Bakterisida yang cocok dapat ditambahkan ke
dalam vaksin inaktif steril dan selalu ditambahkan, kecuali dinyatakan lain, jika sediaan yang
diedarkan dalam wadah tertutup kedap kemungkinan akan terjadi kemunduran aseptiknya
dalam kondisi yang berbeda.
Untuk vaksin yang kering dibekukan, cara pengeringbekuan harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan mengurangi kadar air hingga tidak kurang dari 2,0 %. Jika vaksin
mengandung fenol, kadar tidak boleh lebih dari 0,5 % b/v. Penambahan fenol tidak
diharuskan.
Sterilitas semua vaksin steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji
keamanan hayati. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada suhu 20
hingga 100, hindarkan terjadinya pembekuan, vaksin kering disimpan pada suhu tidak lebih
dari 200, terlindung dari cahaya.

Penandaan pada etiket harus juga tertera :


1. banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.
2. dosis dan
3. daluwarsa

Vaksin Bakteri
Biakan bakteri dapat ditumbuhkan pada medium perbenihan padat. Kuman dipanen
dari perbenihan menggunakan larutan klorida P atau zat pembawa lain yang cocok.
Medium perbenihan cair dapat juga digunakan untuk biakan bakteri sebagian atau
seluruhnya. Biakan dapat digunakan untuk membuat vaksin yang dapat dilakukan secara
kimia, fisika atau biokimia. Untuk vaksin steril, kuman dimatikan sedemikian rupa sehingga
harus tetap menguasai potensi pengebal.
Dapat ditetapkan jumlah bakteri yang hidup atau yang mati per ml species atau varietas
bakteri yang terdapat dalam sediaan. Dapat juga ditetapkan derajat kesuburan.
Pemerian suspensi : umumnya putih dalam cairan tak berwarna atau cairan agak berwarna.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan
hayati.

136
Vaksin Virus dan Vaksin Riketsia
Vaksin dibuat dari jaringan darah yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi dari
biakan perbenihan telur atau biakan jaringan. Kuman dapat dimatikan sebagian atau seluruh
biakan yang dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia, atau biokimia.
Bakterisida yang cocok dapat ditambah ke dalam vaksin steril vaksin virus hidup atau
vaksin riketsia hidup asalkan bakterisida itu tidak mempunyai keaktifan terhadap virus atau
riketsia.

Toksida Bakteri
Dibuat dari toksin yang dihasilkan biakan bakteri dengan menghilangkan atau
setidaknya mengurangi toksisitasnya hingga batas serendah mungkin dengan cara kimia,
fisika atau biokimia tanpa menghilangkan atau mengurangi daya pengebalannya.
Pemerian cairan jernih : tidak berwarna atu suspensi, zarah putih atau abu-abu dalam cairan
tidak berwarna atau kuning.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera dalam uji keamanan
hayati.

Vaksin Campur
Merupakan campuran dua vaksin tunggala atua lebih.
Pemerian : cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelesennya : umumnya putih dalam
cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan
hayati.

1. VACCINUM BACILLI CALMETTE GUERINI CRYODESICCATUM = Vaksin Basil

Calmette Guerin Beku Kering

Cara : Vaksin Basil Calmette Guerin adalah vaksin


memperoleh bakteri hidup biakan pilihan Basil Colmette
Guerin Mycobacterium tuberculosis varbosis yang
dikeringkan. Biakan pilihan dipelihara sedemikian
rupa hingga tetap mempunyai daya membuat
manusia peka terhadap tuberculin dan relatif tidak
patogen terhadap manusia dan hewan uji.

Bakteri ditumbuhkan pada perbenihan yang cocok


selama tidak lebih dari 14 hari. Hasil panen biakan,
jika perlu diencerkan hingga diperoleh kadar yang
dikehendaki, disuspensikan dalam larutan isotonik
yang cocok dan steril yang dapat mengawetkan
daya antigen serta kemampua hidup vaksin,
dimasukkan ke dalam wadah kaca steril,
dibekukeringkan kemudian ditutup kedap.

137
Sebelum digunakan, ditambahkan pelarut steril
yang cocok.

2. VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera

Cara : Vaksin kolera adalah suspensi steril biakan pilihan


memperoleh Vibrio Cholerae yang cocok, mengandung tidak
kurang dari 8.000 juta kuman tiap dosis tunggal, 1
dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian : Toksisitas abnormal, sterilitas, penyimpanan,


penandaan memenuhi syarat yang tertera pada
vaccina

Identifikasi : Dilakukan secara aglutinasi menggunakan


immunoserum khas.
Penetapan potensi, penetapan dilakukan dengan
membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis
sediaan baku, masing-masing dapat memberikan
perlindungan yang sama pada mencit terhadap
biakan pilihan Vibrio cholerae yang cocok.

3. VACCINUM DIPHTHERIAE ADSORBATUM


= Vaksin Difteri Jerap

Cara : Vaksin Difteri jerap adalah toksida formol difteri


memperoleh terjerap pada zat jerap, umumnya alumunium
hidroksida atau alumunium fosfat dengan
kemurnian tidak kurang dari 1500 lf per mg protein
N

Pemerian : Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang


tertera pada vaccina.

Identifikasi : Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin


yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium
diphtheriae.

.
4. VACCINUM DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin

Difteri Pertusis Tetanus Jerap

= Vaksin DPT Jerap

138
Cara : Vaksin Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah
memperoleh campuran toksoida formol tetanus suspensi kuman
mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap
umumnya alumunium hidroksida atau alumunium
fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 lf
per ml protein N.

Pemerian : Sterilitas, Penyimpanan memenuhi syarat yang


tertera pada vaccina.

Identifikasi : Memenuhi aktifitas khas membentuk antitoksin


yang dapat menetralkan toksin Corynetacterium
diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta
membentuk zat anti terhadap Bordetella pertusis.

Ketentuan : Vaccinum Diphtheriae Et Pertusis EFI, vaksin


Difteri dan pertusis EFI.
Vaksin Difteri dan pertusis adalah campuran Difteri
dan Vaksin Pertusis

5.VACCINUM DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM

= Vaksin Difteri Tetanus Jerap

Cara : Vaksin Difteri Tetanus jerap mengandung toksoida


memperoleh formol tetanus terjerap pada zat jerap umumnya
alumunium hidroksida akan alumunium fosfat.

Pemerian : Sterilitas, penyimpanan, memenuhi syarat yang


tertera pada vaksin.

Identifikasi : Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin


yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium
diphtheriae dan toksin Clostridium tetani.

6. VACCINUM PERTUSIS = Vaksin Pertusis

Cara : Vaksin pertusis adalah suspensi Boedetella pertusis


memperoleh mati dalam larutan natrium klorida P. Mengandung
bakterisida yang cocok dalam kadar yang tidak
berpengaruh terhadap daya pengebal vaksin.
Potensi tidak kurang dari 4 UI tiap dosis tunggal, 1
dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian : Toksisitas abnormal; Sterilitas; Penyimpanan


memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

139
Identifikasi : Dilakukan secara aglutinasi menggunakan
antiserum khas.

7. VACCINUM POLIOMYELITIDIS INACTIVACUM


= Vaksin Polio Inaktif

Cara : Vaksin polio inakif adalah suspensi biakan virus


memperoleh tipe 1,2 dan 3 atau campuran dari padanya yang
telah mati, mengandung tidak kurang dari 3
6
x 10 TC LD50 tipe 1 dan 3, dan tidak kurang dari 1
x 106 TC LD50 tipe 2 per ml.

Pemerian : Tidak berwarna atau kemerah-merahan.

Identifikasi : Jika disuntikkan pada hewan akan merangsang


pembentukan zat penawar terhadap virus tipe
1,2 dan 3.

8. VACCINUM POLIOMYLIDIS PERORALE


= Vaksin Polio Oral
Cara : Vaksin Polio Oral adalah suspensi biakan pilihan
memperoleh virus tipe 1, 2 dan 3 hidup yang dilemahkan atau
campuran dari padanya. Mengandung tidak kurang
dari 3 x 5 10 5 TC LD50 tipe 2 untuk tiap dosis.

Pemerian : Cairan bersih, tidak berwarna atau kemerah-


merahan.

Identifikasi : Setelah dicampur dengan imonoserum antipolio


tipe yang sesuai, tidak dapat lagi menginfeksi
perbenihan jaringan yang peka.

9. VACCINUM RABIEICUM = Vaksin Rabies

Cara : Vaksin Rabies adalah suspensi biakan pilihan virus


memperoleh rabies yang dimatikan dan berasal dari penyuntikan
infrocerebrum hewan yang cocok dan tidak
tercemar dalam larutan natrium klorida P atau
larutan lain yang cocok dan isotonik terhadap darah.
Mengandung tidak kurang dari 5 % b/v/jaringan
otak diolah dengan fenol atau zat kimia lain yang
cocok hingga virus tidak lagi menginfeksi mencit.

Pemerian : Suspensi gumpalan; putih atau keruh.

140
Identifikasi : Melindungi hewan yang peka terhadap infeksi biak
asli rabies.

10. VACCINUM TETANI ADSORBATUM


= Vaksin Tetanus Jerap

Cara : Vaksin tetanus jerap mengandung toksida formol


memperoleh tetanus jerap ada zat jerap, umumnya alumunium
hidroksida atau alumunium fosfat. Tingkat
kemurnian toksoida formol ttanus tidak kurang dari
1000 lf per mg protein N.

Pemerian : Sterilitas : Penyimpanan : Penandaan memenuhi


syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi : Jika disuntikkan pada hewan yang cocok, akan


membentuk antitoksin yang dapat menetralkan
toksin Clostridium tetani.

11. VACCINUM TYPHOIDI = Vaksin Tifus

Cara : Vaksin tifus adalah suspensi biakan pilihan


memperoleh Salmonela typhi yang mematikan dan mengandung
tidak kurang 1 g bakteri per dosis. Dosis tidak boleh
lebih dari 1 ml.
Vaksin diperoleh dari satu atau lebih biakan pilihan
licin Salmonella typhi yang mempunyai
komplemen lengkap antigen –C,H dan antigen –VI.
Bakteri dimatikan dengan cara pemanasan suspensi
atau dengan penambahan bakterisida.

Pemerian : Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang


tertera pada Vaccina.

Identifikasi : Dilakukan secara aglutinasi menggunakan


imunoserum khas.

12. VACCINUM TYPHOIDI ET PARATYPHOISI AB


= Vaksin Tifoid dan Paratifoid AB

Cara : Vaksin Tifoid dan Paratifoid AB adalah campuran


memperoleh suspensi kuman Salmonella typhi, Salmonella
paratyphia A dan Salmonella typhi paratyphi B,
mengandung tidak kurang dari 1 x 109
Salmonella typhi dan masing-masing tidak kurang

141
dari 5 x 108 atau 75 x 107 masing-masing
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi
B.

Pemerian : Sterilitas ; Penyimpanan memenuhi syarat yang


tertera pada Vaccina.

Ketentuan : Vaccinum Typgosa Et Paratyphi A-B EFI, Vaksin


Tifus dan paratifus A-B EFI.
Ketentuan : Vaksin Tifus dan paratifus A-B adalah
campuran suspensi A dan Salmonella paratyphi B.
Tiap ml mengandung 1000 juta jasad renik
paratifus B.
Biakan pilihan yang digunakan dan cara mematikan
seperti tertera pada vaccinum Cholerae, Typhosa et
Paratyphi.

13. VACCINUM VARIOLAE CRYODESICCANUTUM

= Vaksin Cacar Beku Kering

Cara : Vaksin cacar adalah vaksin beku kering


memperoleh mengandung virus vaksin hidup dari biakan pilihan
yang cocok.

Pemerian : Serbuk, hampir putih.

Identifikasi : Rekonstitusi vaksin, tanam pada kulit kelinci yang


telah digores, pada membrana choria allantois
embrio ayam atau pada biakan jaringan,
menimbulkan luka khas.
Jasad renik hidup lain rekostitusi vaksin, mati
secara mikroskopik atau cara pembiakan yang
cocok terhadap jasad renik patogen terutama
Streptomyces hemolyticusm, Staphylococcus.
Vaksin harus bebas jasad renik tersebut. Jumlah
total kuman tidak patogen tidak boleh lebih dari :
500 UI per mililiter.

142

Anda mungkin juga menyukai