Materi Farmakognosi PDF
Materi Farmakognosi PDF
1. PENDAHULUAN
2. RHIZOMA
3. RADIX
4. CORTEX
5. BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER
6. HERBA
7. FOLIUM
8. FLOS
9. FRUCTUS
10. SEMEN
11. AMYLUM
12. OLEUM
13. SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA DAN MYCOPHYTA
14. GETAH, DAMAR, MALAM
15. PENGOLAHAN NABATI
16. SIMPLISIA DARI HEWAN
17. SIMPLISIA DARI MINERAL
18. ANTIBIOTIKA
19. IMUNOSERA
20. VACCINA
1
BAB I
PENDAHULUAN
2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku lain
yang ditetapkan pemerintah .
3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik
yang memproduksinya.
4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-
bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
2
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan
dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh
bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan,
diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji
khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan
fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila
dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya
akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan
didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam
skema berikut :
Alam
3
Uji Khasiat Ekstrak
Zat Murni
Identifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri
Bahan Obat
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Obat
Farmakologi
Farmasi Klinik Uji
Klinik
Obat Jadi
4
yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang
farmakognosi.
F. Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat
perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
5
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :
6
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie
2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata),
2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda,
hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
7
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,
: Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
I. Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang
bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah
dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :
Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh
daerah asalnya , kepulauan Maluku.
Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J. Beberapa Definisi
1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi
sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni .
3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.
8
4. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum
: ( pelikan) diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni.
6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula.
Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi
glukosa + benzaldehida + asam biru ( sianida).
8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan
oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh.
Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk
tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu
atau keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain
bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan
makroskopik atau bagian sedemikian yang nilai batasnya
disebut monografi
9
yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat
pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti
pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan
kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini
umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan
panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar
dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga
suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi
jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah
sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
10
d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi
(Thymus vulgaris)
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya
persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian
yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga
sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat
antara lain :
a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari
segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan
naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar
matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang
dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi
beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan
waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat
pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat
penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem
tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu
yang dapat juga menghasilkan.
e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi
oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit
harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan
fisik dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya
diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen
11
pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian
pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.
b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat
mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah
tempat tumbuh.
d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau
kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada
tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat
menaikkan hasil sebesar 35 % .
f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan
dilakukan pemangkasan bunga.
g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar
Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
12
e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f. Kulit diambil sewaktu bertunas
L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses
atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran
udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu
buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi
dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung
alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas
buatan antara 50 0– 55 0 C.
2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang
membahayakan kesehatan.
3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang
langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak
bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus
di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
di atur antara 150 dan 300.
Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.
13
5. Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika,
diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus
memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia
nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah
maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau
tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi
simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang
beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang
tidak dinyatakan dalam paparan monografi.
14
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (
kulit, daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan.
Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua
bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan
suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah
wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan.
Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan
tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus
dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda
dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan
15
mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan
jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat
kelembaban secara bermakna.
Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan
tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap
bobot contoh yang digunakan.
R. Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran,
dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-
retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain
sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan
pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika
16
penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan
secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar
polarisasi dan lain sebagainya.
4. Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi
terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan
mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama
Penyakit
1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan
2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan
4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri
5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit,
misalnya panu .
7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.
8. Anti piretika Menurunkan suhu badan
9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda
kejang)
14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )
15. Antidotum Penawar racun
16. Antitusif Pereda batuk
17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak
17
18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis
19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir
20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat
22. Cardiaka Untuk jantung
23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung
24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu
25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid
26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan
28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah
30. Depuratif Pembersih darah
31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32. Emetika Menyebabkan muntah
33. Gonorrhoe Kencing nanah
34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut
35 Holitosis Menyegarkan nafas
36. Hemostatika Menghentikan perdarahan
37. Insektisida Membasmi serangga
38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu
41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih
43. Laxantia, laksativa, Melancarkan buang air besar / pencahar
purgativa
44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah
46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu
47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih
48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu diam
18
49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson
50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
52. Roboransia / tonikum Obat kuat
53. Skabicida Obat kudis
54. Sedativa Obat penenang
55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di
atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton
19
20
BAB II
RHIZOMA
21
Keterangan :
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari
semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya
diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan
dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila
lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
Nama lain : Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
utama/isi warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
8,2 % b/v
Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang : Kepingan akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah
mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas
penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya .
Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak
jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur
9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar
rimpang menggunakan garpu
22
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama - lama
menimbulkan rasa tebal
Bagian yang : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan
digunakan
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
23
Bagian yang : Rimpang
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan
mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk
kemudian akan tumbuh menjadi + / - 146 umbi dalam jangka
waktu 3,5 bulan
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)
24
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer
utama/isi dan galangol
Penggunaan : Bumbu, karminativa, antifungi
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang : Akar tinggal
digunakan
Keterangan :
- Waktu panen : Pada umur 2,5 – 4 bulan , agar diperoleh rimpang muda yang
belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan
mencabut tanaman , rimpang dipisahkan dari batang,
kemudian dicuci dan dikeringkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Jenis – jenis jahe : 1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas
berdasarkan bentuk : rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit
menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil
dari jahe putih kecil
Jenis – jenis jahe 1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian
berdasarkan dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)
pengolahan 2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan
gabus dan dicuci berulang - ulang dan dikelantang,. Jika
dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena
lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).
25
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus
dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green
ginger)
26
- Waktu panen : Setelah tanaman berumur 1 tahun
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
27
BAB III
RADIX
28
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Flavonoid glucosidal
Penggunaan : Anti demam
29
Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina,
orthomethil, sikotrina
Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan
Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan
ekspektoransia
Dalam jumlah besar sebagai emetika
Pemerian : Bau lemah , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar / campuran akar / pangkal batang
Keterangan :
- Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI),
Ipecacuanhae tinctur (EFI)
- Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh
tanaman dicabut dan dipisahk an akar - akarnya
- Jenis – jenisnya : Ipeka Rio ; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha
Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua
sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan
melingkar sempurna.
Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata
Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya
melingkar sampai tengah batang,
Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-
bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
30
Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid – alkaloid : aymalin, aymalisina, aymalinina,
serpentina, reserpina,
Persyaratan kadar : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina
tidak kurang dari 0,15 %
Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar dan pangkal batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
31
Nama tanaman asal : Valeriana officinalis
Keluarga : Valerianaceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo
(ester dengan format). Alkaloida - alkaloida katinina dan
valerianin, zat penyamak.
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %
Penggunaan : Sedativa
Pemerian : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.
Bagian yang digunakan : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah
tanah
Keterangan :
- Sediaan : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis
Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
32
BAB IV
CORTEX
33
Nama tanaman asal : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil
asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan
pewangi, bumbu masak
Pemerian : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
- Waktu panen : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman,
kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah
pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
34
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin,
asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan
lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Keterangan :
- Sediaan : Cinchonae extractum
- Perbedaan : - Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
- Cinchona ledgeriana berisi 6 - 10 % alkaloida.
- Cinchona calisaya berisi 6 - 8 % alkaloida
- Untuk memperoleh banyak kulit ditanam
Cinchona succirubra
- Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam
Cinchona ledgeriana .
- Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida
ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona
succirubra secara okulasi.
35
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida,
zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan
adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang
telah dipangkas.
Keterangan :
- Cara panen Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm
diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan
dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai
tinggi 2-3 meter.
Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit
arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan
didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang
nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan
hijau dibawah epidermis.
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
36
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas., dan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
37
BAB V
BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER
38
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Penggunaan : Astringensia.
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat.
Bagian yang digunakan : Irisan -irisan kecil atau serutan - serutan kayu.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
39
BAB VI
HERBA
1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
2. BELLADONNAE HERBA
3. CENTELLAE HERBA
4. EQUISETI HERBA
5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA
6. HIRTAE HERBA
7. HYOSCYAMI HERBA
8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA
9. MENTHAE PIPERITAE HERBA
10. PHYLLANTHI HERBA
11. SERPYLLI HERBA
12. STRAMONII HERBA
13. THYMI HERBA
1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
Nama lain : Sambiloto
Nama tanaman asal : Andrographis paniculata (Nees)
Keluarga : Acanthaceae
Zat berkhasiat utama / isi : 2 macam zat pahit yaitu suatu hablur kuning (androgon
folida) yang rasanya sangat pahit) dan kalmegin (zat amorf).
Minyak atsiri, alkaloida, asam kersik, damar, garam alkali.
Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika.
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit.
Bagian yang digunakan : Ranting berdaun.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
40
- Sediaan : Belladonnae Pulvis (FI), Belladonnae Tinctura (FI) untuk
: Belladon Digitalis Valeriana Tinctura, Belladonnae
Extractum (FI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
41
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida dan damar
Penggunaan : Obat batuk dan sedativa
Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
42
secara alamiah di Jepang
- Menthae arvensis varietas glabrata, tumbuh secara
alamiah dan ditanam di daratan Cina = daun Poko
Cina
43
12. STRAMONII HERBA (MMI)
Nama lain : Herba stramonii
Nama tanaman asal : Datura stramonium , Datura stramonium varietas tatula
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Terutama daturin (hiosiamina), skopolamina
Persyaratan kadar : Hiosiamina tidak kurang dari 0,25 %
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,
Pemerian : Bau tidak enak , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
- Jenis - jenis : - Datura stramonium berbunga putih
- Datura stramonium varietas tatula, berbunga merah
ungu (urat daun dan batangnya ungu ), biji-biji lebih
tinggi kadar alkaloidanya, tetapi berhubung berisi
minyak lemak maka sukar disari untuk dibuat sediaan
yang stabil
44
BAB VII
FOLI UM
1. ABRI FOLIUM
Nama Lain : Daun saga
Nama Tanaman Asal : Abrus precatorius ( L. )
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glisirizin sampai 15 %,
Ca-Oksalat
Penggunaan : Obat Sariawan
Pemerian : Bau lemah, rasa agak manis, khas
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
45
Waktu Panen : Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 –
9 bulan.
Cara panenan daun yang praktis adalah dengan memangkas tanaman setinggi 25 – 30 cm
dari tanah. Dengan cara ini diperoleh kenaikan produksi daun dibanding dengan cara
2. ACHILEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun seribu
Nama Tanaman Asal : Achillea millefolium ( L.)
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Minyak atsiri yang mengandung khamazulen, azulen
Penggunaan : Antipiretika,diaforetika,
karminativa
Pemerian : Bau agak tajam, khas, rasa mula -
mula tawar lama kelamaan menimbulkan rasa agak gatal / tebal di
lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. AGLAIAE FOLIUM
Nama Lain : Daun pacar cina
Nama Tanaman Asal : Aglaia odorata (Lour)
Keluarga : Meliaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri alkaloida, damar,
garam-garam mineral
Penggunaan : Mengurangi haid, obat gonorrhoe
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. ANACARDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu mete, daun jambu
monyet
Nama Tanaman Asal : Anacardium occidentale (L)
Keluarga : Anacardiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Tanin, galat, flavonol, asam
anakardol, asam elagat, senyawa
fenol, kardol, metil alkohol
Penggunaan : Daun segar untuk pengobatan luka
bakar dan lepuh
Pemerian : Bau aromatik, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
46
Nama Tanaman Asal : Apium graveolens (L)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Flavo-glukosida (apiin), zat pahit ,
minyak atsiri, vitamin, kaolin,
lipase
Penggunaan : Memacu enzim pencernaan (sto-makik), peluruh air seni (diu-
retika)
Pemerian : Bau aromatik, rasa agak asin,
sedikit pedas , menimbulkan rasa
tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
6. BAECKEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun jungrahab
Nama Tanaman Asal : Baeckeae frutescens
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Diuretika, obat sakit perut, muntah
(emetika)
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
7. BASILICI FOLIUM
Nama Lain : Daun selasih
Nama Tanaman Asal : Ocimum basilicum (L)
Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak menguap, osimen, pinen,
terpen, sineol, metil khavikol
Penggunaan : Peluruh dahak (ekspektoransia), peluruh haid
(emenagoga), karminativa, pencegah mual, penambah nafsu makan, pengelat
(adstringen), penurun panas (antipiretika), pereda kejang, pengobatan pasca persalinan
Pemerian : Berbau aromatik khas, rasa sedikit
Asam.
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. BATATASAE FOLIUM
Nama Lain : Daun ubi jalar
Nama Tanaman Asal : Ipomoea batatas (L)
Keluarga : Convolvulaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A, B ,C, diduga mengan-
dung zat menyerupai insulin
Penggunaan : Mempercepat pematangan bisul
Pemerian : Bau lemah tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
9. BLUMEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun sembung
47
Nama Tanaman Asal : Blumea balsamifera
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
kamfer, zat penyamak ( tanin ) dan
damar
Penggunaan : Karminativa, sudorifika, obat
batuk, adstrigen
pahit
48
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Rein aloe-emodina, rein aloe-
emodinadiantron,rein alo-emodina,
asam krisofanat
Penggunaan : Obat kurap, obat kelainan kulit
pencahar ( laksan )
49
Penggunaan : Penurun panas ( anti piretik ), sakit
kepala (analgetik), obat luka,
sariawan
Pemerian : Bau sangat aromatik, rasa agak
pedas, agak asam, getir dan mem-
buat rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun dan pucuk
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
50
18. DESMODII FOLIUM
Nama Lain : Daun duduk
Nama Tanaman Asal : Desmodium triquetrum ( DC )
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida hifaforin dan trigonelin
Penggunaan : Zat penyamak, kalsium silikat,
tonikum diuretik
Pemerian : Bau lemah rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
51
Pemerian : Bau Lemah, Rasa Hangat Pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Sediaan : 1. Digoxinum (F.I.)
2. Digoxini Compressi (F.I.)
Perbedaan Digitalis Purpurea dan Digitalis Lanata :
Digitalis Purpurea Digitalis Lanata
Daun berambut Setengah bagian bawah
Bentuk daun bulat telur daun berambut
memanjang sampai bulat Bentuk daun sundip bulat
telur melebar memanjang
Tepi daun bergerigi atau Bagian bawah rata dan
beringgit tidak beraturan, samar-samar berombak
kadang-kadang bergerigi, bergerigi kearah ujung daun
pucuk daun agak runcing,
pangkal daun dekuren /
telinga
zat pengering
52
Nama Tanaman Asal : Guazuma ulmifolia
(Lamarck) Varietas tomantosa (Schumacher).
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak (tanin), lendir,
damar
Penggunaan : Astringen, obat langsing
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak
kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
53
27. MELALEUCAE FOLIUM
Nama Lain : Daun kayu putih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra (L)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, sineol
Penggunaan : Perdarahan stomachicum,
spasmolika
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Waktu Panen : Setelah tanaman berumur 3 – 4 tahun atau kurang.
Pemangkasan dilakukan setiap kali, setelah dipanen daunnya untuk memperbanyak
cabang dan daun serta mempermudah pemetikan. Panen pada tahun berikutnya dilakukan
2 – 3 kali tiap tahun.
Jenis – Jenis : Di Pulau Buru terdapat 2 varietas kayu putih. Kayu putih
merah, kayunya berwarna merah, daunnya agak besar. Kayu putih, kayunya berwarna putih
dan daunnya kecil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
54
terlindung dari cahaya
55
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, tanin
Penggunaan : Anti diare
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya
34. PSIDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu biji
Nama Tanaman Asal : Psidium guajava ( L. )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak 9 %, minyak atsiri
yang berwarna kehijauan dan
berisi Egenol
Penggunaan : Anti diare, Adstringens
Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 6 – 9 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
56
beling
Nama Tanaman Asal : Sericocalyx crispus (L.)Bremeck
Keluarga : Acanthaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kalium, silikat
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau lemah, rasa agak sepet dan
pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Cara Memperoleh : Panen dilakukan dengan memang-kas tanaman bagian pucuk
sepanjang 20-30 cm. Cabang pucuk dan daun dapat langsung dijemur atau sebelum dijemur
daun-daun pada cabang pucuk dipetik lebih dahulu baru kemudian dijemur. Lama
penjemuran 2-3 hari, pada hari yang cerah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, kering
ditanam. Panen selanjutnya dilakukan tiap-tiap 0,5 bulan sampai 1 bulan sekali hingga
tanaman berumur 3 sampai 5 bulan setelan tanam. Daun segar harus segera dikeringkan
57
Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis ( L ) O.K. yang
disebut juga Thea sinensis
Keluarga : Theaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Coffein, tanin dan sedikit minyak
atsiri
Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida
& logam-logam berat, Analeptika,
stimulansia
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, lama
kelamaan kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
58
Bab VIII
FLOS
59
Waktu Panen : Tanaman yang sudah berumur 6 Tahun dapat mulai dipetik
kuncup bunganya. kuncup-kuncup ini mula-mula berwarna putih, kemudian hijau dan
akhirnya merah. Kuncup bunganya harus dipetik sewaktu warnanya berubah dari hijau
menjadi merah. Kemudian diasapi, lalu dijemur dan dilepas dari tangkainya.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
60
Nama Lain : Bunga piretri / bunga krisan
Nama Tanaman Asal : Chrysanthemum cinerariaefolium
(Visiani )
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
1. Piretrin I ( = Piretro + Asam monokhrisantomat )
2. Piretrin II ( = Piretrolon + Asam dikhrisantomat )
3. Piretrolon Dan Sinerin II
4. Minyak Atsiri yang mengandung Parafin, Piretrosin &
Khrisantemin
Persyaratan Kadar : Jumlah kadar Piretrin dihitung
dengan menjumlahkan kadar
Piretrin I dan Kadar Piretrin II
tidak kurang dari 0,5 %
Penggunaan : Racun serangga
Pemerian : Bau khas, dapat menyebabkan
bersin, rasa mual-mual getir dan
pahit kemudian menimbulkan rasa
tebal
Bagian Yang Digunakan : Bunga cawan
Waktu Panen : Bunga dipetik sebelum mekar.
Bunga yang belum mekar mempunyai kadar Piretrin 2× lebih tinggi dari bunga yang
setengah mekar, dan yang telah mekar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
07. WOODFORDIAE FLOS
Nama Lain : Bunga sidawayah
Nama Tanaman Asal : Woodfordia fruticosa (L.) atau
Woodfordia floribunda (Salisbury)
Keluarga : Lythraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak ( tanin )
Penggunaan : Astringensia
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
61
62
Bab IX
FRUCTUS
63
seluruh buah dari karangan tersebut sudah tua. Kemudian ibu gagang karangan bunga
dipotong dengan pisau tepat di bawah buah paling bawah. Musim panen jatuh pada bulan
menjelang dan selama musim kemarau, yakni bulan Mei – September di Jawa Tengah.
Bulan lainnya merupakan panen kecil.
Jenis-jenis :
Kapulaga merah besar : kulit buah merah 2 cm
Kapulaga merah kecil : kulit buah merah 1,2 cm
Kapulaga putih : kulit buah putih ( Kapulaga kapur ) 2 cm.
Panenan buah yang peretama dilakukan 3 bulan setelah tanam.
Pemetikan buah dilakukan pada tiap 6 - 7 hari sekali.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
64
Penggunaan : Stomakikum, tingturnya sebagai
obat gosok
Pemerian : Bau merangsang, rasa pedas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
65
rasa khas lama-lama agak pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak dan kering
Waktu Panen : Tanaman dapat dipanen jika warna bijinya berubah dari hijau
menjadi coklat kuning, pada umur 3 – 3,5 bulan dari waktu tanam.
Panen dilakukan dengan cara memotong tanaman atau mencabutnya. Tanaman diikat,
kemudian dijemur selama seminggu atau lebih. Biji dilepaskan dari buahnya dan dijemur
lagi sampai kering.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
66
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
67
Keluarga : Papaveraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Morfina ( 0,1 – 0,3 % ), terdapat sedikit sekali
kodeina, papaverin, narkotin, asam mekonat. Biji tidak mengandung minyak yang dapat
mengering
Penggunaan : Sedativa ringan, untuk obat batuk
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak pahit.
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
68
tetapi belum masak
Keterangan : Tanaman perlu dipangkas setinggi
1,5 meter dari tanah agar dapat
berbunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
69
70
BAB X
SEMEN
71
03. COLAE SEMEN
Nama Lain : Biji KOLA
Nama Tanaman Asal : Beberapa species cola a.l : Cola
Nitida dan Cola acuminata (Schott
et. Endl.)
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kofeina, sebagian bebas dan
sebagian terikat dengan zat penyamak sebagai kolatin dan
kolatein Theobromina, zat penyamak, kolalipase, kola-
oksidase, zat warna merah kola.
Penggunaan : Minuman yang menyegarkan
seperti halnya dengan teh, kopi, guarana dan lain-lainnya
karena berisi kofeina
Sediaan : Colae Extractum – F.I
Bagian Yang Digunakan : Keping biji dan inti biji
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
72
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung miristin (bersifat membius),
kamfer, minyak lemak (terutama berupa gliserida dari asam
miristin, asam oleat dan asam linoleat, zat putih telur)
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa,
stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, miristin
berkhasiat membius, menyebabkan rasa kantuk dan
memperlambat pernafasan
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pahit, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Inti biji buah yang masak
Waktu Panen : Setelah berumur 8-9 tahun, terus menerus berbunga dan
berbuah sampai berumur 70-80 tahun. Agar pohon dapat berbuah baik, maka secara
okulasi, cabang bunga jantan ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah dilakukan
3× setahun, daging buah dibuang, selubung biji diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur,
biji juga dijemur atau dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Apabila dikocok, dipecah,
kulit biji dibuang dan diolesi kapur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
73
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau harum khas, aromatik, rasa
agak pedas dan lama-lama agak manis
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
10. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
Nama Lain : Biji jinten hitam manis
Nama Tanaman Asal : Nigella sativa (L.)
Keluarga : Rununculaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, minyak lemak
Penggunaan : Stimulan, karminativa, diaforetika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13. PARKIAE SEMEN
Nama Lain : Biji kedawung, Biglobosae Semen
Nama Tanaman Asal : Parkia roxburghii (G.Don.) atau
Parkia Biglobosa (Bentha)
Keluarga : Mimosaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glukosa dan dammar, hidrat arang,
tannin,garam, alkali
Penggunaan : Anti diare, adstringen
Pemerian : Bau khas, rasa khas, agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
14. STRYCHNI SEMEN
Nama Lain : Biji strihni
Nama Tanaman Asal : Strychnos nux - vomica
Keluarga : Loganiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida terutama strichnina dan
brusina, minyak lemak, glukosid loganin
Persyaratan Kadar : Kadar strichina tidak kurang dari
1,2 %
Penggunaan : Amara, strimulansia, antidota
(pada keracunan obat tidur dari
golongan barbitura)
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang masak
Sediaan : Strychni Nitras – F.I.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
74
BAB XI
AMYLUM
75
Nama Lain : Pati kentang
Nama Tanaman Asal : Solanum tuberosum (L.)
Keluarga : Solanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, warna putih, tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari ubi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
76
BAB XII
OLEUM
77
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan uap buah yang
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terisi penuh,terlindung dari
cahaya,jika menghablur sebelum digunakan harus dipanaskan
hingga mencair.
Sediaan :
1. Methylis Salicylatis Linimentum (Formularium Nasional)
2. Peruviani Emulsum II ( Formularium Nasional )
Pemerian : Cairan berwarna kuning pucat, bau khas lemah, rasa tawar
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diolah dimurnikan, diperoleh dengan
pemerasan biji yang telah dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
78
Nama Lain : Lemak coklat
Nama Tanaman Asal : Theobroma cacao ( L. )
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sebagian besar gliserida dari asam
stearat, asam palmitat, asam oleat dan asam laurat. Terdapat
pula sejumlah kecil gliserida dan asam arakhidat, asam
linoleat, asam forminat, asam asetat dan asam butirat
Sediaan :
1. Aminophyllin Suppositoria ( Form. Nas.)
2. Bibazae Suppositoria
3. Bisacodyl Suppositoria
Pemerian : Lemak padat, warna putih kekuningan, bau khas aromatik,
rasa khas lemah, agak putih pada suhu 25 C menjadi lunak
atau mencair
Cara memperoleh : Lemak yang diperoleh dengan pemerasan panas biji yang
telah dihilangkan kulit bijinya dan telah dipanggang, biji yang dipanggang digiling dengan
penambahan natrium karbonat lalu diperas selagi masih panas
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sineol ( kayuputol ), terpinol bebas atau sebagai ester dengan
asam cuka, asam mentega, asam valerat
Persyaratn kadar : Kadar sineol tidak kurang dari 50 % dan tidak lebih dari
65 %
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa nyeri lainnya
Sedian :
1. Balsamum rubrum ( Form. Nas )
2. Methylis Salicylatis Linimentum ( Form. Nas )
3. Thymoli Solutio Aromaticae ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berwarna kuning atau hijau, bau khas
aromatik,rasa pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap atau
penyulingan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
79
Nama Tanaman Asal : Carcharis, Chilocyllium dan Zygaena
Keluarga :-
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A
Penggunaan : Sumber kalori dan pengobatan avitaminose A dan D
Pemerian : Minyak cair warna kuning sampai keemas-emasan, bau khas,
tidak tengik, rasa manis
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dari hati yang segar atau yang
tersimpan baik dan telah dibebaskan dari lemak padatnya
dengan jalan penyaringan pada suhu 5 C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
80
Nama Tanaman Asal : Citrus lemon ( L. )
Keluarga : Rutaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sitral, d – limonene dan felandren
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai sitral tidak kurang
dari 3,5 %
Penggunaan : Obat batuk,perangsang peristaltic pada mulas
Pemerian : Cairan warna kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas
aromatik, rasa pedas dan agak pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan cara pemerasan perikarp segar
yang masak atau hamper masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk
81
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk
82
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap buah-
buah yang dimasak dan kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
83
Pemerian : Cairan warna kuning muda sampai kuning emas, bau dan rasa
lemah khas
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dari embrio, kemudian dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
84
Pemerian : Masa padat berupa lemak, tidak homogen, warna kuning,
kuning kemerahan hingga coklat, merah kotor hingga bercak-
bercak putih seperti pala. Pada suhu kamar mudah dijadikan
butir-butir kasar
Cara memperoleh : Lemak diperoleh dengan pemerasan panas biji yang telah
dibuang selaput dan kulit bijinya. Merupakan campuran
minyak lemak dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
85
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam risinoleat, glisida asam oleat, asam
linoleat, asam-asam jenuh lainnya
Penggunaan : Pencahar ( hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau
sedang haid ). Jangan dicampur dengan obat cacing yang
dapat larut dalam minyak, hair tonic.
Pemerian : Cairan kental, jernih, warna kuning pucat manis kemudian
agak pedas, umumnya memualkan
Sediaan : Oleum Ricini aromaticum
(Form. Nas.)
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji
yang sedang dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
86
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida oleodistearat, oleo dipalmitat dan tristearat, asam
lemak bebas
Penggunaan : Bahan kosmetika dan suppositoria
Pemerian : Massa padat lebih keras dari lemak coklat. Warna putih
kekuningan atau putih kehijauan, bau lemah dan mirip lemak coklat. Bidang patahan
berbutir-butir dan diliputi jarum-jarum asam stearat, rapuh pada suhu kamar
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan pemerasan panas keeping biji
kering atau segar
87
BAB XIII
SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA
DAN MYCOPHYTA
1. AGAR
Keluarga : * Gelidiaceae
** Sphaerococcaceae
*** Kelas : Rhodophyceae
88
tekanan, disaring selagi masih panas, sari
dimasukkan ke dalam tabung – tabung
pendingin, gudir yang terjadi digerus,
dibekukan dan dipisahkan dari air
dinginnya secara disaring hampa berputar,
pengeringan selanjutnya dilakukan dengan
mengalirkan udara panas.
Cara Jepang :
Ganggang yang dipelihara di dekat pantai
dikeringkan,dipukul – pukul untuk
memisahkan pasir, kerang dan kotoran
lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur
sampai pucat warnanya, kemudian disari
agarnya
Cara Australia :
Ganggang dibersihkan dari pasir dan
dikelantang, direbus pada suhu 94o – 98o
selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan pH
dibuat 5 - 6, bagian – bagian yang padat
dipisahkan secara pemusingan dan cairan
yang telah jernih dicuci dengan norit,
dikentalkan, didiamkan, kotoran – kotoran
organik dibilas dengan aliran air dan
dikeringkan pada suhu 40o – 50o.
2. SACCHAROMYCES SICCUM
89
Nama lain : Ragi kering, Dry yeast
Keluarga : Ascomycetes
3. SECALE CORNUTUM
90
Lemak terdiri dari trioleinat,
trioksileinat dan fitosterin, lesitin,
ergosterin, asam sfaselin, manit,
trehalosa dan mineral utama asam
fosfat.
4. USNEA THALLUS
91
Nama lain : Kayu angin, Linchen Dasypogus
Keluarga : Usneaceae
92
BAB XIV
GETAH, DAMAR & MALAM
1. BALSAMUM PERUVIANUM
Nama lain :
Balsam Peru
Keluarga : Papilionaceae
93
lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya
dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau
digoreskan irisan – irisan padanya. Setelah
5 – 6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan
seminggu kemudian kulit itupun
lepaslah/dikelupas.
Dari kayunya keluar cairan ditampung
dengan secarik kain yang ditutupkan pda
luka jika kain sudah penuh dengan balsem
lalu dicelupkan ke dalam air mendidih,
balsam yang lebih berat akan mengendap
dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari
kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran
balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu
akan sembuh dalam jangka waktu 2 tahun
setelah itu dapat diperlakukan seperti
semula.
2. BALSAMUM TOLUTANUM
Keluarga : Papilionaceae
94
Penggunaan : Obat batuk dan fiksatif.
3. BENZOINUM / BENZOE
Keluarga : Styracaceae
95
Setelah pohon mencapai umur 6 tahun
dibuat luka dekat asal cabang yang
terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang
terbersih, menghasilkan kemenyan yang
paling putih, dan bau yang paling enak.
Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
4. CHRYSAROBINUM
Keluarga : Papilionaceae
5. GUMMI ACACIAE
Keluarga : Papilionaceae
96
dan asam aldobionat; enzim dari tipe
oksidase.
97
6. GUMMI ARABICI DESENZYMATUM
Keluarga : Papilionaceae
7. M Y R R H A
Keluarga : Burseraceae.
98
Pemerian : Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir.
Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa
berwarna kuning.
8. O P I U M
Keluarga : Papaveraceae
dan magnesium.
99
Persyaratan : Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 %
kadar (dihitung sebagai morfin anhidrat).
100
4. Opium India, kadar morfina rendah,
kadar narseina lebih tinggi dari kadar
morfina, warna coklat tua atau kehitaman
jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa bulat
pipih,dibungkus kertas putih.
9. PA PAINUM
101
Nama lain : Papaina
Keluarga : Caricaceae
10. TR AGACANTHA
Nama lain :
Tragakan
Keluarga : Papilionaceae
102
Sediaan : Pulvis gummosus (FOI) Confectio Barii
Sulfatis et usum internum (FOI)
103
BAB XV
PENGOLAHAN BAHAN NABATI
1. Aloe ( E.F.I )
2. Camphora ( F.I )
3. Carbo Adsorbens ( F.I )
4. Catechu ( E.F.I )
5. Colophonium ( E.F.I )
6. Gallae
7. Glycyrrhizae Succus ( F.I )
8. Ichthammolum ( F.I )
9. Natrii Alginas ( E.F.I )
10. Pix Carbonis ( E.F.I )
1. ALOE
Keluarga : Liliaceae
Penggunaan : Pencahar
104
lubang bentuk V. Cairan yang keluar
ditampung dalam tong, dibiarkan
menguap di udara atau direbus dalam panci
tembaga sampai kental, dimasukkan
cetakan dan dibiarkan menjadi keras.
2. CAMPHORA
Keluarga : Lauraceae
105
melewati dinding kamar, kamfer menempel
disebelah atas dan sebelah bawah terdapat
minyak dan air. Minyak disaring untuk
memisahkan kamfer yang ada disitu.
Kamfer yang diperoleh masih kotor
berwarna agak jambon dan lunak. Untuk
pemurniannya dicampur kapur sebanyak
1/5 bobotnya dipanaskan dalam periuk besi
untuk membuang air dan minyak atsiri
(suhu 100o) setelah itu suhu dinaikkan
sampai 175o – 200o untuk mensublimasikan
kamfernya.
3. CARBO ADSORBENS
Penggunaan : Antidota
4. CATECHU
Nama lain :
Gambir
Keluarga : Rubiaceae
106
Zat berkhasiat : 25–50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin
utama / Isi dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.
Bagian yang : Sari air kering yang diperoleh dari daun dan
digunakan ranting muda.
5. COLOPHONIUM
Keluarga : Pinaceae
107
6. GALLAE
Nama lain :
Jenitri
Keluarga : Fagaceae
7. GLYCYRRHIZAE SUCCUS
Keluarga : Papilionaceae
108
Zat berkhasiat : Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat
utama / Isi putih telur, air, zat yang dapat disari 49%
dan yang tidak dapat larut dalam air 5%.
8. ICHTHAMMOLUM
109
9. NATRII ALGINAS
Nama lain :
Natrium Alginat
Keluarga : Lessoniaceae
Penggunaan : Emulgator
110
111
BAB XVI
SIMPLISIA DARI HEWAN
1. ADEPS LANAE
Keluarga : Bovidae
112
Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus
cahaya bau lemah dan khas.
2. ADEPS SUILLUS
Keluarga : Suidae
3. CERA ALBA
113
Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Keluarga : Apidae
4. CERA FLAVA
Keluarga : Apidae
114
Bagian yang : Malam yang telah dibersihkan dari sarang
diambil apis
5. CETACEUM
Keluarga : Physeteridae
6. GELATINUM
115
Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin,
utama prolin, asam glutamat, lisin, arginin, alanin,
asam asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin
dan histidin.
7. MEL DEPURATUM
Keluarga : Apidae
116
Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.
8. THYROIDUM
117
Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme
(kerdil dan myxoedema).
1. PARAFFINUM LIQUIDUM
118
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa.
2. PARAFFINUM SOLIDUM
119
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. VASELINUM ALBUM
120
4. VASELINUM FLAVUM
121
BAB VI
ANTIBIOTIKA
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar
yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).
Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang
bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida
(membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan
tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).
Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan
yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :
Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti
melawan dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika
yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain
sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina,
karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina,
gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan
tetrasiklina.
Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif
antara lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina,
novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.
Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina,
polimiksina B dan sulfokmiksina.
Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina,
streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan
paranomisina.
122
Persyaratan : Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 %
Kadar C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap
zat anhidrat.
3. CEPHALEXINUM (F.I)
123
5. CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)
6. CHLORTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
= Kloratetrasiklalina Hidroklorida (F.I)
= Klindamisina Hidroklarida
124
Pemerian :
Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa
pahit.
9. DOXYCYCLINUM (F.I)
125
Sumber : Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti
mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.
126
Pemerian : Serbuk hablur renik, halus warna putih. Jika
diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan
mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak
sebagai bagian yang dapat larut, membias
rangkap dan jika bidang polarisasi diputar
mempunyai tempat pemadaman.
127
17. NATRII CARBENICILLINUM (F.I)
= Natrium Dikloksasilina
128
= Novobiosina Kalsium (F.I)
129
24. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
= Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)
130
Sumber : Streptomysina Sulfat adalah garam sulfat zat
antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyces griseus (Kransky) Waksman et
Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang
dibuat dengan cara lain.
131
31. VIOMYCINISULFAS = Viomisina Sulfas (F.I)
132
BAB VII
IMMUNOSERA
Imunoserum
Imunoserum adalah sediaan cair atau sediaan kering beku, mengandung imunoglobulin
khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum
mempunyai khasiat khas menetralkan toksin kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau
virus atau antigen lain yang sama dengan yang digunakan pada pembuatannya.
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang telah dikebalkan dengan penyuntikan
toksin atau toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina.
Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan
yang disimpan dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan
mengandung air tidak lebih dari 1,0 %. Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan.
Pemerian :
Imunoserum cair : Tidak keruh, hampir tidak berwarna atau
kuning sangat lemah, hampir tidak
berbau kecuali bau bakterisida yang
ditambahkan.
Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang
direkonstitusi.
1. IMUNOSERUM ANTIDIPHTHERICUM
= Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri
133
2. IMUNOSERUM ANTIRABIENICUM
= Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies
3. IMUNOSERUM ANTITETANICUM
= Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus
134
Pemerian : Keasaman-kebasaan ; Toksisitas abnormal;
Streilitas, Susut pengeringan; penyimpanan;
Penandaan memenuhi syarat yang tertera pada
immunosera.
135
BAB VIII
VACCINA
Vaksina adalah sediaan mengandung antigen, dapat berupa kuman mati, kuman inaktif,
kuman hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya, digunakan
untuk menimbulkan kekebalan aktif dan khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.
Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara berbeda-beda sesuai
jenisnya seperti tertera pada masing-masing monografi, sedemikian rupa sehingga masih
tetap identitasnya dan bebas cemaran jasad renik.
Zat tambahan yang cocok dapat ditambahkan sewaktu pembuatan, tetapi penisilina atau
streptomisina tidak boleh digunakan pada setiap tahap pembuatan atau dalam hasil akhir. Jika
streptomisina digunakan dalam pembuatan biakan sel untuk vaksin virus, harus dibebaskan
dari medium pembenihannya sewaktu hendak ditunasi virus.
Hasil akhir diwadahkan secara teknik aseptik ke dalam wadah steril dan akhirnya
ditutup kedap untuk menghilangkan cemaran. Bakterisida yang cocok dapat ditambahkan ke
dalam vaksin inaktif steril dan selalu ditambahkan, kecuali dinyatakan lain, jika sediaan yang
diedarkan dalam wadah tertutup kedap kemungkinan akan terjadi kemunduran aseptiknya
dalam kondisi yang berbeda.
Untuk vaksin yang kering dibekukan, cara pengeringbekuan harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan mengurangi kadar air hingga tidak kurang dari 2,0 %. Jika vaksin
mengandung fenol, kadar tidak boleh lebih dari 0,5 % b/v. Penambahan fenol tidak
diharuskan.
Sterilitas semua vaksin steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji
keamanan hayati. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada suhu 20
hingga 100, hindarkan terjadinya pembekuan, vaksin kering disimpan pada suhu tidak lebih
dari 200, terlindung dari cahaya.
Vaksin Bakteri
Biakan bakteri dapat ditumbuhkan pada medium perbenihan padat. Kuman dipanen
dari perbenihan menggunakan larutan klorida P atau zat pembawa lain yang cocok.
Medium perbenihan cair dapat juga digunakan untuk biakan bakteri sebagian atau
seluruhnya. Biakan dapat digunakan untuk membuat vaksin yang dapat dilakukan secara
kimia, fisika atau biokimia. Untuk vaksin steril, kuman dimatikan sedemikian rupa sehingga
harus tetap menguasai potensi pengebal.
Dapat ditetapkan jumlah bakteri yang hidup atau yang mati per ml species atau varietas
bakteri yang terdapat dalam sediaan. Dapat juga ditetapkan derajat kesuburan.
Pemerian suspensi : umumnya putih dalam cairan tak berwarna atau cairan agak berwarna.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan
hayati.
136
Vaksin Virus dan Vaksin Riketsia
Vaksin dibuat dari jaringan darah yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi dari
biakan perbenihan telur atau biakan jaringan. Kuman dapat dimatikan sebagian atau seluruh
biakan yang dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia, atau biokimia.
Bakterisida yang cocok dapat ditambah ke dalam vaksin steril vaksin virus hidup atau
vaksin riketsia hidup asalkan bakterisida itu tidak mempunyai keaktifan terhadap virus atau
riketsia.
Toksida Bakteri
Dibuat dari toksin yang dihasilkan biakan bakteri dengan menghilangkan atau
setidaknya mengurangi toksisitasnya hingga batas serendah mungkin dengan cara kimia,
fisika atau biokimia tanpa menghilangkan atau mengurangi daya pengebalannya.
Pemerian cairan jernih : tidak berwarna atu suspensi, zarah putih atau abu-abu dalam cairan
tidak berwarna atau kuning.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera dalam uji keamanan
hayati.
Vaksin Campur
Merupakan campuran dua vaksin tunggala atua lebih.
Pemerian : cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelesennya : umumnya putih dalam
cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan
hayati.
137
Sebelum digunakan, ditambahkan pelarut steril
yang cocok.
.
4. VACCINUM DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin
138
Cara : Vaksin Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah
memperoleh campuran toksoida formol tetanus suspensi kuman
mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap
umumnya alumunium hidroksida atau alumunium
fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 lf
per ml protein N.
139
Identifikasi : Dilakukan secara aglutinasi menggunakan
antiserum khas.
140
Identifikasi : Melindungi hewan yang peka terhadap infeksi biak
asli rabies.
141
dari 5 x 108 atau 75 x 107 masing-masing
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi
B.
142