Hernia Lengkap 1
Hernia Lengkap 1
Abstrak
Ileus adalah suatu keadaan dimana gaster kelihatan mengembung dan terjadinya obstruksi
pada usus. Ileus dapat terjadi disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Antara sebab
yang paling sering terjadinya ileus adalah hernia. Hernia pula terdiri dari bermacam-macam
jenis. Hernia yang paling sering terjadi dan menyebabkan ileus adalah hernia inguinalis.
Hernia inguinalis dapat juga menyababkan komplikasi apabila telah menjadi hernia
stranggulata atau irreponibel hernia. Penanganan hernia yang cepat dan tepat perlu dilakukan
agar hernia tidak memburuk. Operasi merupakan hanya dilakukan untuk hernia inguinalis
lateralis.
Kata kunci: Ileus, obstruksi, hernia inguinalis, hernia stranggulata, hernia irreponibel
Abstract
Colic is boating of the gaster due to obstruction in the intestine. Ileus is a multifactor disease.
One of the most often is cause by hernia. Whist abdominal hernia (inguinal hernia) is the
most common hernia amongst all. Inguinal hernia can cause strangulated hernia and
irreponibble hernia due to complication. Fast and right treatment shall cure hernia.
Key words: Colic, obstruction, inguinal hernia, strangulated hernia, irreponibble hernia
Ileus merupakan penghalang separa atau sepenuhnya di usus kecil dan/atau usus
besar. Kata ‘ileus’ berasal dari perkataan Latin dari colic. Terdapat dua tipe obstruksi
intestine iaitu; mekanikal dan non-makanikal. Obstruksi mekanikal disebabkan oleh terdapat
sumbatan secara fisik di usus dan massa di dalamnya tidak boleh melewati kawasan
obstruksi. Keadaan ini berlaku apabila usus membelit diri sendiri (volvulus) atau akibat
daripada hernia, pertumbuhan jaringan yang abnormal atau terdapat benda asing di dalalm
intestine.1
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi
oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
beberapa abad, sebelum pemahaman secara jelas tentang anatomi hernia diberikan. Walaupun
ada kemajuan dan gambar anatomi manusia pada tahun 1800-an, namun penatalaksanaan
hernia pada waktu itu terutama dengan observasi atau terapi penunjang, karena hasil terapi
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan
Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis,
sesuai dengan kasus yang diberikan. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu
hernia indirect yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain
hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring
dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu
Skenario 6
Seorang laki – laki berusia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat
yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu, pasien tersebut
juga mengeluh tentang adanya benjolan pada lipat pahanya yang bersifat hilang timbul sejak
1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak kesakitan, tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 92x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan fisik
abdomen, tampak distensi abdomen. Tampak massa pada regio inguinal sinistra dengan
Anamnesis
Anamnesis adalah wawancara antara dokter, penderita atau keluarga penderita yang
mempunyai hubungan dekat dengan pasien atau warga yang menjadi saksi terhadap apa yang
berlaku, mengenai semua data tentang penyakit. Dalam anamnesis, harus diketahui adalah
identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dulu, riwayat kesihatan
a. Alloanamnesis : riwayat penyakit didapat dari orang tua atau sumber lain.
pasien sendiri yang menemui dokter dan memberitahu sendiri riwayat penyakit dan keluhan
menceritakan mengenai warga yang menjadi saksi yang menceritakan mengenai apa yang
Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar
berbicara bertele-tele
Identitas pasien; nama, umur, tanggal lahir, tempat tinggal dan pekerjaan
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau para
umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus
halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul
kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangrene. Pasien
sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal dan dapat dihilangkan dengan
reposisi manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan
Pemeriksaan
I. Pemeriksaan Fisik
bungkusnya.Semua ini tergantung pada letak hernia, isi kantong hernia omentum yang
bagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan terdapat di
dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relatif bersifat plastis dan sedikit
noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus dan tegang seperti hydrocele
tetapi tidak tembus cahaya. Kadang – kadang pemeriksa bisa merasakan gas bergerak
Lengkung usus yang berisi gas akan kedengaran timpani pada perkusi (Dunphy dan
Botsford, 1980). Dalam keadaan penderita berdiri gaya berat akan rnenyebabkan
hernia lebih mudah dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan berdiri
akan lebih mudah melakukan pemeriksaan raba. Andaikata terdapat hernia, lebih
mudah dilakukan.5
a. Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus
atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak
ada pembengkakan yang dapat kita lihat, penderita disuruh batuk. Kalau
pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan
berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan
inguinalis medialis.5,6
b. Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa pelipatan paha kiri
digunakan tangan kiri , pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan. Caranya: 5,6
Zieman’s test
femoralis ). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila terdapat hernia
akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini
Thumb test
jari dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas
atas dapat ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan
dengan kanalis inguinalis (jadi bukan merupakan suatu kantong hernia). Bila
batas atas tidak dapat ditentukan berarti benjolan itu merupakan kantong yang
benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan impulse pada tangan
Finger test
o Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia
sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari tersebut
digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari
kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk melalui annulus
kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impuls pada
ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian
samping jari.
c. Auskultasi
hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi
usus.6
d. Perkusi
Jika isi kantung hernia adalah gas, maka akan terdengar bunyi timpani.6
Sebenarnya untuk kasus hernia inguinalis, tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik
yang perlu dilakukan. Cukup dengan benjolan yang terlihat dari pemeriksaan fisik,
Herniografi
o Dalam teknik ini, 50—80 ml medium kontras iodin positif di masukkan dalam
kepala terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang
kontras di daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain
akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa
inguinal adalah suprapubik, medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal
dinding inguinal posterior. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang
menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari
fossa suprapubik.6,7
Ultrasonografi Teknik
Tomografi komputer
Diagnosa
Pasien diduga menghidap Ileus obstructive et causa hernia inguinalis lateralis sinistra.
2. Hernia dapatan atau akuisita. Terdapat dua tipe hernia akuisita : 7,9
a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
ii. Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal,
b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding,
B. Hernia diberi nama menurut letaknya, umumanya diafragma, inguinal, umbilical, femoral,
dan lain-lain
C. Hernia menurut riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah
perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan. Pengecualian
untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonatus, dimana orifisium dapat menutup beberapa
Diagnosis Banding
1. Hernia Femoralis
a. Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung
ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan lateral
a. Suplai darah untuk isi hernia terputus. Terdapat oklusi vena dan limfe;
b. Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Mukosa usus terlibat dan dinding
c. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada
kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju
b. Foto rontgen memberikan hasil herring bone (gambaran seperti Duri ikan)
4. Limfadenopati7
a. Demam
Etiologi
diyakini ada tiga penyebab, yaitu; peninggian tekanan intra abdomen yang berulang seperti
kelebihan berat badan, sering mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran
badan, sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing,
adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus, batuk yang kronis dikarenakan infeksi,
bronchitis, asthma, emphysema, alergi, kehamilan dan terjadinya ascites. Selain itu, adanya
inguinalis.8
Epidemiologi
75% dari seluruh kasus hernia adalah hernia abdominal di inguinal (lipat paha). Hernia inguinal dapat
juga terjadi di daerah lainnya, dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Kasus
hernia inguinalis indirect lebih sering terjadi berbanding hernia inguinalis direct dengan nisbah 2:1.
Hernia inguinalis paling sering terjadi pada pria berbanding wanita dengan nisbah, pria:wanita (7:1)
dengan bertambahnya usia , risiko terjadi hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan
Patofisiologi
Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu menyebabkan hernia inguinalis direk atau
hernia inguinalis medialis. Olehkarena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya
pada pria tua. Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi danstrangulasi.
Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagiandinding kantong kemih. Hernia
inguinalis lateralis menonjol dari perutdilateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek
karena keluar malalui dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi
dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya
Penatalaksanaan
I. Konservatif 6-8
lagi.
Reposisi
o Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi hernia
tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis
yang reponibel dengan cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu
memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-
hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia
melalui pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis
irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian hernia dikompres
gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari
berikutnya.
Sumber: http://best4med.com/docs/1100.jpg
berupa alkohol atau kinin di daerah sekitar hernia, rnenyebabkan pintu hernia
Sabuk hernia
o Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang masih kecil dan
2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat
badan lebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat anastesi lokal berupa
procain dengan dosis rnaksimum 200cc. Jika digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi
berbentuk belah ketupat dan diberikan kira-kira 60ml xylocain 0,5persen dengan epinefrin.6
1. Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi
ke cavum abdominalis.
conjoint tendon.
3. Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan lokus
minnoris resistentiae.
Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision, dua jari cranial dan sejajar
ligamentum inguinale mulai dari pertengahan. Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis
internus. Panjang irisan tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan), biasanya 5-
8cm. Pada anastesi lokal dilakukan infiltrasi procain kurang lebih tidak melebihi 20cc.
Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan lemak disiangi sampai tampak aponeurosis
muskulus obliqus eksternus yang merupakan dinding depan kanalis inguinalis. Kira-kira 2 cm
Otot ini disiangi sampai funikulus spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau
dicanthol sampai ke lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneum akan timbul di sebelah
caudomedialnya. Kantong ini dijepit dengan dua buah pinset sirurgik dan diangkat, kemudian
dibuka dengan memperhatikan agar isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang terbuka
lalu dijepit dengan klem Mickuliks sehingga usus tampak jelas. Kemudian usus dikembalikan
ke cavum abdominalis dengan rnelebarkan irisan pada kantong ke proksimal sampai leher
hernia. Sisa kantong sebelah distal dibiarkandalam skrotum pada hernia yang besar (karena
bisa menimbulkan banyak pendarahan), sedang hernia yang kecil sisa kantong tersebut
dibuang. Kemudian leher dijahit ikat. Puntung ini kemudian ditanamkandi bawah conjoint
tendon dan digantungkan. Selanjutnya karena locus minoris resistantiae masih ada, perlu
dilakukan hernioplasty.
1. Ferguson
Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculusobliqus externus dan
inguinalis.
2. Bassini
Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum
inguinale. Funikulus spermaticusdiletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari
hilang.
3. Halstedt
4. Shouldice
Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis dengan teknik jahitan
kontinyu.
Komplikasi
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel,ini dapat terjadi kalau isi hernia
terlalu besar atau terdiri dan omenturn,organ ekstra peritoneal (hernia geser atau hernia
akreta). Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia
tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia
richter. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isihernia.
Pada pemulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur
didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan
jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isihernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa
serosanguinus.
Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan
abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Pada pasien
dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang terbuka berbeda antara 1% sampai
26% dengan banyak laporan yang tersusun dari 7% sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu
herniorafi inguinal yangterjadi setiap tahunnya, komplikasi yang muncul kira-kira 10% dari
orang-orang ini memiliki sebuah masalah yang cukup besar. Infeksi luka merupakan masalah
yang sering dihadapi. Sebuah infeksiyang lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan
kembali hernia. Kandung kemih dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk
kembali dan dilakukan untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis, vasdeferens,
pembuluh darah atau syaraf’ illiohypogastrik, illioinguinal. Komplikasi intra operatif meliputi
komplikasi yang mengancam jiwa semakin bertambah. Hernia dapat reponibel, ireponibel,
Hernia reponibel terjadi apabila isi hernia dapat keluar masuk2, tetapi kantungnya
menetap3. Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya
gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat3. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan
Hernia Ireponibel (akreta/inkarserata) pula adalah apabila isi kantong tidak dapat
direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong
pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta.3 Dapat juga terjadi karena
leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical)3. Tidak ada
Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi
pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di
dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik,
tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi3. Istilah ’inkarserata’terkadang dipakai untuk
menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia
ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata.9 Operasi darurat
untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk
apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di
Indonesia8.
Hernia Strangulata terjadi bila suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian
patologis selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema)
vena. Terjadi perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan
nekrosis. Jika isi hernia abdominal bukan usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi
bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis
yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap
bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh
darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong
hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial
menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.9 Bila
strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter. Ileus
obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru
terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter adalah strangulasi sehingga
terjadi perforasi usus, dan pada hernia femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.9
Hernia Inflamasi adalah apabila isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun
sebagai penyebab pada jaringan atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia,
misalnya:9
1. Apendisitis akut
2. Divertikulum Meckel
3. Salpingitis akut
Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan yang
mengalami strangulasi3.
Prognosis
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.
Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani.Penyulit pasca bedah seperti
nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, danrekurensi hernia umumnya dapat diatasi.
Pencegahan
3. Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat benda
berat
4. Berhenti merokok
Kesimpulan
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui
daerahyang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di
berbagaitempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.Pada hernia
yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadistrangulasi penanganan segera
1. Beers, Mark H., MD, and Robert Berkow, MD, editors. "Ileus." Section 3, Chapter
25. In the merck manual of diagnosis and therapy. Whitehouse Station, NJ: Merck
2. Seibert A., MD. Understanding hernia – the basic on April 18, 2012. (online journal
(2002), Essentials surgical practise, 4nd ed.1, 263, Departement of Surgery, St. James
4. Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to physical examination and history taking.
International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer
Edisi iii, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas
8. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku