Analisa Struktur Jembatan Rangka Dengan Sap2000 Versi 14
Analisa Struktur Jembatan Rangka Dengan Sap2000 Versi 14
1 Modeling
Untuk analisa struktur atas jembatan rangka baja dengan software SAP2000,
struktur dimodelkan 3D . Struktur rangka dan gelagar lantai dimodelkan sebagai
elemen frame. Sambungan antar rangka di-release terhadap momen untuk
mendapatkan sambungan pin antar rangka / sambungan bout. Dalam proses modeling
batang-batang (frame) diberikan penomoran yang jelas karena batang-batang rangka
akan dianalisa satu persatu sesuai dengan beban yang akan diaplikasikan.
2 Pembebanan
Untuk memberikan pembebanan pada model struktur dengan SAP2000 maka
diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
1. Membuat Load Pattern
Load Pattern digunakan untuk mengklasifikasikan beban agar memudahkan
untuk memberikan faktor beban saat melakukan kombinasi pembebanan. Dalam
hal ini, load pattern yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Dead1 untuk berat sendiri gelagar
- Dead2 untuk berat lantai jembatan
2. Input Pembebanan
a. Berat sendiri gelagar
Berat sendiri gelagar dianalisa otomatis oleh software SAP2000 dengan
adanaya nilai 1 selfweight multiplier pada load pattern Dead1.
b. Berat lantai jembatan
Beban lantai jembatan sebesar 7.075 kN/m2 yang telah dihitung sebelumnya
dengan tebal 20 cm dan diinput sebagai beban ke gelagar dengan fitur Assign
> Area > Uniform to Frame sebagai beban dua arah (two way).
c. Beban hidup
Untuk analisa terhadap beban hidup maka digunakan Load Case Moving
Load. Kelebihan dari load case moving load adalah mengkalkulasi dan
mensimulasikan beban sebagai beban berjalan pada struktur atas jembatan
untuk mengetahui reaksi maksimum pada bagian tertentu komponen struktur
jembatan.
Moving load ini sangat efektif utamanya pada batang rangka jembatan untuk
mengetahui reaksi batang, apakah ia adalah batang tarik atau tekan dan bisa
saja suatu batang tertentu bisa mengalami tarik dan tekan sekaligus. Adapun
langkah-langkah untuk membuat load case moving load adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan jalur (path) untuk tempat berjalannya beban searah lajur
jembatan.
Untuk beban “D” jalur beban adalah batang-batang gelagar
memanjang. Dalam arah tegak lurus lajur, terdapat lima buah batang
gelagar memanjang (kode: A,B,C,D dan E) kita anggap sebagai path.
Selanjutnya kita buat path A, B, C, D dan E secara berurutan sesuai dengan
arah lajur
2) Menginput beban moving load (vehicle load) untuk load case “D”
BebanTerbagiRata, “D” BebanGarisTerbagi, dan “T” Beban TRUK.
Untuk beban “D” harus dikonversi dari beban 2D menjadi beban 3D.
Konversinya disesuaikan dengan tribut area gelagar memanjang. Jarak
antara gelagar memanjang 0.8 m dijadikan sebagai tribut area untuk beban
“D” pada gelagar memanjang sehingga nilai beban “D” detelah dikonversi
adalah:
Beban terbagi rata (BTR):
Untuk span 25 m: q = qBTR*L = 9*0.8 = 7.2 kN/m
Untuk span 35 m: q = qBTR*L = 8.375*0.8 = 6.686 kN/m
Beban garis (BGT):
P = PBGT*L = 49*0.8 = 39.2 kN/m
Gambar 4.6 Input Vehicle Load (VEH1) untuk BGT (atas) Input Vehicle
Load (VEH2) untuk BTR (bawah)
Dengan standar di atas, SAP2000 akan mengkalkulasi rasio tegangan dari tiap
penampang komponen struktur atas jembatan rangka baja. Adapun hasil check of
structure dari SAP2000 adalah sebagai berikut:
1. Span 25 m
Untuk span 25 meter, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Gelagar Lantai
Rangka Batang
Gambar 4.9 rasio tegangan pada rangka batang jembatan span 25 m
2. Span 35 m
Untuk span 25 meter, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Gelagar Lantai