Anda di halaman 1dari 20

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS IBU

HAMIL DENGAN PERDARAHAN DI RSU ASSALAM


GEMOLONG

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III
pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FREDIANA PEGIA HARTANTI


J 200 130 059

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PERNYATAAN................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................................. vi
ABSTRACT ..........................................................................................................................vii
ISI
1. Pendahuluan .................................................................................................................. 1
2. Metode ........................................................................................................................... 2
3. Hasil dan Pembahasan ................................................................................................. 2
4. Penutup .......................................................................................................................... 7
5. Daftar Pustaka............................................................................................................... 9
PERSANTUNAN
BLANKO KONSULTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

v
UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS IBU HAMIL DENGAN
PERDARAHAN DI RSU ASSALAM GEMOLONG

Frediana Pagia Hartanti, Faizah Betty Rahayuningsih


Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura
Email: fredianapegia@gmail.com

Abstrak

Terbukti 25-30% kasus kematian disebabkan karena perdarahan. Perdarahan terjadi kira-kira 3% dari
semua kasus antara lain plasenta previa, selusio plasenta, dan perdarahan belum jelas penyebabnya.
Kebutuhan Fisiologi menurut Abraham Maslow merupakan kebutuhan primer dan dasar yang harus
dipenuhi untuk memelihara kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Apabila kebutuhan tersebut tidak
dapat terpenuhi maka akan berpengaruh pada kebutuhan lainnya. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan bedrest, menyebabkan kelemahan secara umum, hal ini disebabkan oleh suplai oksigen dengan
penggunaan ditandai dengan rasa letih dan lemah, respons abnormal terhadap aktivitas ditandai
dengan ketidaknyamanan. Bedrest total dianjurkan pada klien dengan perdarahan antepartum untuk
mempertahakan janin supaya terhidar dari prematuritas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan aktivitas pada ibu hamil dengan perdarahan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriftif dengan pendekatan studi kasus, penelitian dilakuakan di RSU Assalam Gemolong
Sragen dengan sampel Ny. H. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi secara langsung,
pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan diagnostik. Intervensi yang dilakukan monitor tanda-tanda vital,
bantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari, anjurkan klien istirahat, anjurkan klien
tidur pada posisi miring, pantau asupan nutrisi. Implementasi dilakukan selama 3 hari pada tanggal 29
Maret – 31 Maret 2016. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari didapatkan hasil klien
mengalami peningkatan pemenuhan kebutuhan aktivitas secara mandiri. Penulis berharap ibu yang
hamil yang mengalami perdarahan dengan plasenta previa secara rutin memeriksakan kehamilannya,
diharapkan resiko bayi lahir secara premature dapat diminimalkan.

Kata Kunci : kehamilan, perdarahan antepartum, plasenta previa, intoleransi aktivitas

vi
EFFORTS TO INCREASE THE FULFILMENT OF ACTIVITY NEEDS FOR A
PREGNANT WOMAN WITH HEMORRHAGE IN RSU ASSALAM
GEMOLONG

Frediana Pegia Hartanti, Faizah Betty Rahayuningsih


Study Program DIII of Nursing Faculty of Health Sciences
Muhammadiyah University of Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura
Email: fredianapegia@gmail.com

Abstract

It is proved that 25-30% of mortality case is caused by hemorrhage. Hemorrhage takes place at about 3% from all
cases, among them are placenta previa and solutio placenta. The cause of hemorrhage is unclear. The physiological needs
according to Abraham Maslow is primary basic needs that must be met to maintain the survival for human. If the needs
cannot be met, it will influence other needs. Activity intolerance related to bedrest caused a weakness in general. It is
caused by the supply of oxygen with the use signified by exhaustion, abnormal responses on the activities signified by
uncomfort. A total bedrest is suggested for a client with antepartum hemorrhage to maintain the fetus in order to avoid
prematurity. This research aimed at increasing the fulfilment of activity needs for a pregnant woman with hemorrhage.
This research used a descriptive method through a case study approach. The research was conducted in RSU Assalam
Gemolong Sragen with the sample was Mrs. H. The data collection was obtained from interview, direct observation,
physical examination and diagnostic examination. Intervention was conducted by monitoring the vital signs, helping
the client in meeting the daily activity needs, suggesting the client to take a rest, suggesting the client to sleep with an
aslant position, and monitoring the nutrition intake. Implementation was conducted for 3 days on 29 – 31 March
2016. After conducting nursing cares for 3 days, it was obtained a result that the client had an increase in meeting the
activity needs independently. The writer hopes that the pregnant woman who suffers from hemorrhage with placenta
previa checks his pregnancy routinely, therefore, the risk of premature birth can be minimized.

Keywords: pregnancy, antepartum hemorrhage, placenta previa, activity intolerance

vii
1. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu di Indonesia tergolong tinggi di dunia, pada tahun 2008 di antara kawasan
Association of South Asian Nations (ASEAN) dan South East Asia Region (SEARO) Indonesia berada di
peringkat ke-11 dari 18 negara di kawasan tersebut yaitu sebesar 240 per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes Republik Indonesia, 2012). Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2012 kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes Republik Indonesia, 2012). Angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000
kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar
118,62/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014).
Perdarahan obstetri diidentifikasi sebagai penyebab utama kematian maternal diseluruh dunia
(Alamsyah, 2012). Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri
langsung yaitu perdarahan 28%, preeklamsia/eklampsia 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak
langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain-lain 11% (Kemenkes Republik Indonesia, 2012).
Terbukti 25-30% kasus kematian disebabkan karena perdarahan. Perdarahan antepartum terjadi kira-
kira 3% dari semua kasus antara lain plasenta previa, selusio plasenta, dan perdarahan belum jelas
penyebabnya (Alamsyah, 2012). Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan post-partum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang
kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio
plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian
plasenta previa antara lain umur dan parietas, hipoplasia endometrium apabila hamil terlalu tua atau
terlalu muda, endometrium cacat (bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuratase, dan manual
plasenta), tumor (mioma uteri, polip endometrium), dan korpus luteum bereaksi lambat (Sofian, 2011).
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 20 minggu,
Perdarahan antepartum adalah perdarahan obstetrik yang terjadi setalah kehamilan 28 minggu
(Prawirohardjo, 2010 ; Fadlun & Feryanto, 2012 ). Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya
abnornal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum, plasenta previa adalah perdarahan obstetrik yang terjadi pada trimester ketiga apabila tidak
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat bisa mendatangkan syok yang fatal (Fadlun & Feryanto,
2012 ; Prawiroharjo, 2010). Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
perdarahan antepartum : plasenta previa adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga
yang ditandai dengen letak plasenta yang abnormal, yaitu menutupi segmen bawah rahim sebagian atau
seluruh ostium uteri internum, jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dapat
menyebabkan syok fatal.
Kebutuhan fisiologi menurut Abraham Maslow merupakan kebutuhan primer dan dasar yang
harus dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan kehidupan bagi setiap
manusia. Apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan berpengaruh pada kebutuhan
lainnya. Sebagai contoh seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan lain, miasalnya beraktivitas atau
makan (Asmandi, 2008).
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest, menyebabkan kelemahan secara umum, hal
ini disebabkan oleh suplai oksigen dengan penggunaan ditandai dengan rasa letih dan lemah, respons
abnormal terhadap aktivitas ditandai dengan ketidaknyamanan (Mubarak, 2015). Hubungan Perdarahan
antepartum dengan intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi fisiologis atau patologis untuk
melanjutkan atau meneyelsaikan aktivitas sehari-hari yang harus dipenuhi (Wilkinson, 2012).
Dari survey data dari Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen dari bulan September
2014 jumlah ibu yang datang memeriksakaan kehamilan kurang lebih 655 orang. Ibu hamil normal
berjumlah 204 (31,14%), preeklamsia 120 (18,23%), anemia 125 (19,08%), plasenta previa 70 (10,68%),
blighted ovum 86 (13,22%) dan malohidatidosa sebanyak 50 (7,63) orang.

1
Hasil studi kasus pada Ny. H dengan antepartum hemorragik dengan indikasi plasenta previa di
RSU Assalam Gemolong adalah bedrest total dianjurkan untuk mempertahakan janin supaya terhidar dari
prematuritas, dan posisi tidur miring dianjurkan untuk meminimalkan terjadi perdarahan yang lebih
banyak atau berulang. Dari urian singkat diatas penulis tertarik untuk mengangkat studi kasus dengan
judul “Upaya Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Ibu Hamil dengan Perdarahan di RSU Assalam
Gemolong”. Penulis berharap ibu yang hamil yang mengalami perdarahan dengan plasenta previa secara
rutin memeriksakan kehamilannya, diharapkan resiko bayi lahir secara premature dapat diminimalkan.
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan latihan pada ibu hamil dengan perdarahan susuai standar keperawatan. Tujuan
khusus penulisan karya tulis ilimiah ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan latihan pada pasien dengan kasus perdarahan antepartum dengan plasenta
previa mulai dari pengkajian, analisa data, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana
tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, dan evaluasi.
2. METODE
Penulis menggunakan metode penelitian deskriftif, penulis berusaha menggambarkan semua kegiatan
yang dilakukan pada objek secara jelas dan sistematis (Hermanus, 2015). Penelitian deskriptif
merupakan jenis penelitian observasional, dilakukan melalui proses pengamatan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menerangkan atau menggambarkan
suatu masalah yang terjadi pada kasus (Hidayat, 2011). Studi kasus merupakan pendekatan kualitatif
yang mempelajari fenomena khusus yang terjadi sekarang, kekhususan pada studi kasus peneliti
mempelajari kasus yang aktual, kasus yang terjadi di kehidupan yang sedang berlangsung (Afiyanti,
2014).
Pengambilan kasus karya tulis ilmiah ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 29 Maret- 31
Maret 2016 di ruang Multazam RSU Assalam Gemolong, Sragen. Langkah yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ini dimulai dari pengkajian pada tanggal 29 Maret 2016 jam 10.00 WIB pada Ny. H
dengan diagnosa medis antepartum hemorragik atas indikasi plasenta previa. Adapun teknik atau
metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan tes diagnostik.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggali data-data penting yang
mendukung dalam menegakan diagnosis (Tarowoto & Wartonah, 2015). Wawancara disebut juga
anamnesis, ada dua jenis wawancara autoanamesa dan alloanamnesa. Autoanamnesa yaitu wawancara dengan
klien langsung sedangkan alloamanesa wawancara dengan keluarga atau orang terdekat (Deswani, 2010).
Selanjutkan penulis melakukan observasi, yaitu teknik dalam pengumpulan data melalui apa yang dilihat
dan dilakukan klien, kemudian dibandingkan dengan apa yang dikeluhkan (Deswani, 2010). Tahap
berikutnya adalah pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data yang paling penting, ada empat cara dalam
melakukan pemeriksaan fisik yaitu : inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi. Pemeriksaan dilakukan secara
sistematis mulai dari kepala sampai kaki atau head to toe. Tes diagnostik sangat dibutuhkan karena lebih
obyektif dan akurat (Tarowoto & Wartonah, 2015). Berdasarkan jenis data dibagi menjadi dua yaitu data
subtektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data yang diperoleh melalui wawancara. Data
obyektif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, tes diagnostik dan
observasi perilaku klien (Deswani, 2010).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1 Hasil
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Maret 2016 metode pengkajian menggunakan autoanammesa dan
alloanamnesa. Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut. Pasien bernama Ny. H, berjenis
kelamin perempuan, umur 30 tahun, agama Islam, suku bangsa Jawa, pendidikan SD, pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga, status perkawinan sudah kawin, dengan alamat Mondokan Gemolong. Penanggung
jawab dari Ny. H adalah suaminya Tn. P, berusia 31 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan

2
sebagai karyawan pabrik, alamat Mondokan Gemolong. Ny. H masuk rumah sakit jam 06.30 WIB pada
tanggal 29 Maret 2016 dengan diagnosa medis antepartum hemoragik dengan indikasi plasenta previa.
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pasien mengatakan pada tanggal 28 Maret 2016 keluar
flek darah merah dari jalan lahir, namun tidak disertai nyeri. Pasien langsung dibawa keluarga ke IGD
RSU Assalam Gemolong. Saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
sejak tadi pagi disertai tidak disertai nyeri. Pasien mengatakan hari pertama haid terakhir 07 September
2015, pasien hamil 29 minggu G3P1A1. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin 8.9 g/dl,
hematokrit 28,5 %. Dari hasil pemeriksaan tersebut pasien diberi terapi infuse RL 20 tetes/menit
(parenteral), Plasminex 500ml/12 jam (parenteral). Setelah observasi selama kurang lebih 2 jam pasien
dipindahkan ke bangsal Multazam.
Tanggal 29 Maret 2016 dilakukan pengkajian diruangan keluhan utama, pasien mengatakan
badannya lemes. Pada riwayat persalinan dahulu G3P1,A1. Pasien mengatakan tahun 2007 hamil anak
pertama, tidak mengalami gangguan kehamilan, proses persalinan spontan, ditolong oleh bidan dirumah
bersalin dengan berat badan 3000 gram lahir sehat, berjenis kelamin perempuan, sedangkan pada tahun
2014 mengalami masalah kehamilan anak kedua dengan masalah abortus.
Data pengakajian menurut pola fungsi kesehatan menurut Gordon, pada pola aktivitas dan
latihan tingkat mobilitas pasien mengatakan saat ini dianjurkan untuk bedrest, selama sakit pasien
membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang dibantu
sebagian adalah makan, sedangkan untuk aktivitas mandi, toileting, berpakain, dan berpindah dibantu
orang lain. Pada pola nutrsi dan metabolik pasien mengatakan tidak nafsu makan pasien makan 3 kali
tetapi satu porsi tidak pernah dihabiskan. Pada pola psikososial pasien mengatakan takut pada
kehamilan ketiganya ini karena pada kehamilan sebelumnya pasien pernah mengalami masalah
kehamilan yaitu abortus yang mengakibatkan pasien kehilangan janinnya.
Pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu
36,4 °C, respirasi 24 kali per menit. Hasil pemeriksaan antopometri berat badan sebelum hamil 47 kg,
saat hamil 53 kg, dan tinggi badan 158 cm. Penulis melakukan pemeriksaan fisik kepala berbentuk
mesocephal. rambut hitam bergelombang, dan tidak berketombe. Mata simetris antara kanan-kiri,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik. Hidung tidak ada penumpukan sekret, tidak ada polip. Mulut
tidak ada stomatis, bibir lembab, tidak ada sariawan. Telinga simetris antara kanan-kiri tidak ada
penumpukan serumen. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Kemudian pemeriksaan dada, saat
dinspeksi payudara simetris kanan-kiri, terjadi hiperpigmentasi aerola, dan kedua papilla mammae
menonjol, tidak ada benjolan pada payudara saat dilakukan palpasi. Pemeriksaan paru saat diinspeksi
pengembangan dada kanan-kiri sama, tidak menggunakan otot bantu pernafasan. Penulis melakukan
palpasi pada dada pasien Vocal fremitus kanan dan kiri sama, saat diperkusi sonor dan pada auskultasi
vesikuler. Selanjutnya hasil pemeriksaan jantung didapatkan hasil inspeksi Ictus cordis tidak tampak ,
saat dipalpasi ictus cordis teraba tidak bergeser, perkusi tympani dan saat di auskultasi bunyi jantung I
bunyi jantung II reguler tidak ada suara tambahan.
Hasil pemeriksaan abdomen tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xiphoideus ( 29cm),
Leopold 1 dengan bagian atas bokong. Leopold 2 kanan teraba punggung, kiri teraba bagian kecil
(ekstremitas). Leopold 3 bagian terbawah perut kepala. Leopold 4 kepala belum masuk pintu atas
panggul. Denyut Jantung Janin 140 kali/menit. Penulis melihat terjadi pigmentasi pada perut pasien
terdapat linenigra dan striea alba. Hasil pemeriksaan ekstremitas, kanan kiri atas bawah tidak ada
oedema dan varises. Hasil pemeriksaan perinenum dan genitalia, vagina bersih tidak ada varises, tidak
mengalami keputihan dan tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29 Maret 2016 adalah
kadar hemoglobin 8,5 g/dl, hematokrit 25,4%. Nilai normal (hemoglobin 12-16 ; hematokrit 38-47%).
Hasil USG menunjukan plasenta previa totalis pada gestasi 29 minggu, plasenta menutup seluruh serviks
(Cx) kandung kemih (B) dan cairan amnion (AF) tampak jelas. Terapi medis yang diberikan tanggal 29

3
Maret 2016 yaitu infus Ringer Laktat 20 tpm (parenteral). Plasminex 500 mg/12 jam (intra vena) untuk
mengurangi perdarahan/kehilangan darah. Cygest 400 mg/12 jam (supositoria) untuk penguat
kandungan obat dimasukan kedalam tubuh melalui vagina.
Perumusan masalah berdasarkan pengkajian pada Ny. H tanggal 29 Maret 2016, jam 10.00
WIB didapatkan, data fokus data subyektif Ny. H mengatakan lemes, tidak nafsu makan, semua
aktivitas dan latihan dibantu suami, seperti mandi, berpakaian, toileting, makan, dan berpindah. Data
obyektif tanda-tanda vital didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,4
°C, respirasi 24 kali per menit. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 8,5 g/dl, hematokrit 25,4%.
Konjungtiva tampak anemis, keadaan umum lemah, pasien makan habis setengah porsi, dan klien
tampak bedrest total dan pasien memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari tampak dibantu oleh suami
seperti mandi, toileting, berpakain, makan, dan berpindah. Dari hasil analisa data tersebut dapat
ditegakkan diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis menentukan rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan prioritas diagnosa intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Intervensi untuk diagnosa tersebut adalah, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
dengan tujuan diharapkan klien dapat memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan
kriteria hasil menggunakan metode : S (sesuai masalah), M (dapat diukur), A (dapat dicapai), R (dapat
dipertimbangkan), T (time) ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri, kadar hemologin atau hematokrit dalam angka normal (hemoglobin : 12-16 g/dl ; hematokrit :
38-47%), tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 100-120/70-80 mmHg, nadi 60-100 kali
per menit, respirasi 16-24 kali per menit. Intervensi yang akan dilakukan adalah 1.) Monitor tanda-tanda
vital dengan rasional mengukur tanda-tanda vital dapat mengetahui secara dini keadaan pasien. 2.)
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari dengan rasional membantu menghemat
energi dengan meminimalkan konsumsi oksigen. 3.) Anjurkan klien istirahat dengan rasional mencegah
aktivitas berlebihan dan meminimalkan konsumsi oksigen 4.) Anjurkan klien tidur pada posisi miring
dengan rasional posisi tidur menurunkan okulasi vena cava inferior oleh uterus dan meningkatkan aliran
balik vena ke jantung. 5.) Pantau asupan nutrisi dengan rasional memastikan keadekuatan sumber-
sumber nutrisi.
Implementasi yang sudah dilakukan pada tanggal 29 Maret 2016, jam 12.00 WIB, memonitor
tanda-tanda vital dengan respon subyektif Ny. H bersedia untuk diperiksa, obyektif keadaan umum
lemah pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, tanda-tanda vital : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
88 kali per menit, respirasi 18 kali per menit. Jam 12.30 mengkaji kemampuan aktivitas mandiri. Respon
subyektif pasien mengatakan lemes, aktifitas seperti makan, toileting, berpakaian, mandi dan berpindah
dibantu perawat dan keluarga. Respon obyektif keadaan umum pasien lemah, aktivitas sehari-hari
tampak dibantu keluarga. Jam 14.00 menganjurkan pasien tidur dengan posisi miring, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia dan akan dicoba, respon obyektif pasien tampak tidur miring.
Implementasi hari kedua pada tanggal 30 Maret 2016 adalah jam 07.00 memberikan obat
supositoria cygest 400 mg respon subyektif pasien bersedia diberi obat, respon obyektif obat masuk
pervagina cygest 400 mg. Kemudian jam 09.00 memberikan injeksi plasminex dengan respon subyektif
Ny. H bersedia disuntik, obyektik obat masuk per IV plasminex 500 mg per 8 jam. Jam 10.00
menanjurkan pasien makan dengan porsi kecil tapi sering. Respon subyektif pasien bersedia makan
sedikit tapi sering. Respon obyektif pasien makan habis setengah porsi. Jam 11.00 mengobservasi tanda-
tanda vital, denyut jantung bayi dan kadar hemoglobn. Respon Subyektif : pasien bersedia untuk.
Respon obyektif keadaan umum : lemah, pasien tampak bedrest , tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80
kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36 °C, DJJ 140 kali per menit, kadar hemoglobin 9.2
g/dl. Jam 12.00 mengkaji kemampuan aktivitas mandiri. Respon subyektif pasien mengatakan masih
lemes, aktifitas sehari-hari seperti makan dan berpakaian sedikit dibantu, sedangkan mandi, toileting dan
berpindah masih dibantu perawat dan keluarga. Respon obyektif keadaan umum lemah, pasien tampak

4
makan dan berpakaian tanpa dibantu, sedangkan mandi, toileting dan berpindah masih dibantu perawat
dan keluarga.
Implementasi pada hari ketiga tanggal 31 Maret jam 15.00 mengobservasi tanda-tanda vital,
denyut jantung bayi dan kadar hemoglobin. Respon subyektif pasien bersedia untuk. Respon obyektif
keadaan umum baik, pasien tampak bedrest, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 kali per menit,
pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,2 °C, DJJ 146 kali per menit, kadar hemoglobin 10.2 g/dl.
Kemudian jam 16.00 mengkaji kemampuan aktivitas mandiri. Respon subyektif pasien mengatakan
sudah tidak lemes, sudah mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. Respon obyektif pasien
tampak memenuhi kebutuhan aktivitas tanpa bantuan dari keluarga, tampak lebih rileks. Jam 17.00
memberikan injeksi plasminex dengan respon subyektif Ny. H bersedia disuntik, obyektif obat masuk
per IV plasminex 500 mg per 8 jam. Jam 19.00 menganjurkan pasien beristirhat dengan posisi miring,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia, respon obyektif pasien tampak tidur miring kiri.
Penulis melakukan evaluasi setiap hari, pada tanggal 29 Maret 2016 jam 14.00 subyektif pasien
mengatakan lemes, aktifitas seperti makan, toileting, berpakaian, mandi dan berpindah dibantu perawat
dan keluarga. Obyektif keadaan umum pasien lemah, aktivitas sehari-hari tampak dibantu perawat dan
keluarga. Assesment masalah belum teratasi. Planing lanjutkan intervensi dengan monitor tanda-tanda
vital, bantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Evaluasi pada hari kedua pada tanggal 30 Maret 2016 jam 14.00 subyektif pasien mengatakan
masih lemes, aktifitas sehari-hari seperti makan dan berpakaian sedikit dibantu, sedangkan mandi,
toileting, dan berpindah masih dibantu perawat dan keluarga. Obyektif keadaan umum lemah, pasien
tampak makan dan berpakaian tanpa dibantu, sedangkan mandi, toileting dan berpindah masih dibantu
perawat dan keluarga. Assesment masalah teratasi sebagian. Planing lanjutkan intervensi dengan bantu
klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Evaluasi hari terakhir pada tanggal 31 Maret jam 20.00 respon subyektif pasien mengatakan
sudah tidak lemes, sudah mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. Respon obyektif
keadaan umum baik, pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Assesment masalah teratasi.
Planing hentikan intervensi.

3. 2 Pembahasan
Penulisan pada tahap ini menguraikan pembahasan tentang asuhan keperawatan pada Ny. H dengan
perdarahan antepartum dengan indikasi plasenta previa di ruang Multazam Rumah Sakit Umum
Assalam Gemolong Sragen. Penulis akan menjelaskan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi yang muncul baik dalam kasus maupun di kajian teori.
Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian. Tahap ini penting untuk menentukan
tahap-tahap selanjutnya. Data yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan dengan tepat
harus komprehensif dan valid karena berpengaruh dalam perencanaan keperawatan. Tujuan dari
pengkajian adalah didapatkannya data yang mencakup data biopsiko dan spiritual (Tarwoto &
Wartonah, 2015). Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 20
minggu. Plasenta previa adalah perdarahan obstetrik yang terjadi pada trimester ketiga apabila tidak
mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal (Prawirohardjo, 2010).
Hasil pengkajian didapatkan hasil pasien bernama Ny. H, umur 30 tahun, pasien hamil 29
minggu G3P1A1. Riwayat penyakit sekarang ditemukan pasien mengatakan pada tanggal 28 Maret 2016
keluar flek darah merah dari jalan lahir, namun tidak disertai nyeri. Dari hasil pengkajian pada Ny. H
penyebab perdarahan yang dialami Ny. H disebabkan pembuluh-pembuluh darah yang rupture yang
terletak pada segmen bawah uterus (Oxorn, 2010). Menurut (Sofian, 2011) sifat perdarahannya tanpa
sebab (causeless), tanpa nyeri (painless) dan berulang (recurrent). Perdarahan tersebut disebabkan adanya
plasenta dan pembuluh darah yang robek karena terbentuknya segmen bawah rahim, perdarahan
cenderung terjadi secara berulang dengan volume yang lebih banyak dari sebelumnya.

5
Data pengakajian menurut pola fungsi kesehatan menurut Gordon, pada pola aktivitas dan
latihan yaitu pasien mengatakan selama sakit pasien membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang dibantu sebagian adalah makan, sedangkan untuk aktivitas mandi,
toileting, berpakain, dan berpindah diabntu orang lain. Pada pola nutrsi dan metabolik pasien mengatakan
tidak nafsu makan pasien makan 3 kali tetapi satu porsi tidak pernah dihabiskan.
Masalah kebutuhan aktivitas yang dialami oleh Ny. H disebabkan bedrest. Pasien dianjurkan
bedrest total bertujuan untuk mempertahankan kehamilan untuk mencegah janin lahir premature (Sofian,
2011). Menurut (Sujiyatini, 2009) ibu hamil dengan perdarahan apabila keadaan ibu dan janin baik
bisanya ditangani dengan konservatif sampai umur kehamilan aterm. Penanganan berupa tirah baring,
hematinik, antibiotika dan tokolitik bila ada his. Bila selama tiga hari tidak ada perdarahan pasien
mobilisasi bertahap.
Perumusan masalah berdasarkan pengkajian pada Ny. H tanggal 29 Maret 2016, jam 10.00
WIB didapatkan, data fokus data subyektif : Ny. H mengatakan lemes, tidak nafsu makan, semua
aktivitas dan latihan dibantu suami, seperti mandi, berpakaian, toileting, makan, dan berpindah. Data
obyektif tanda-tanda vital didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,4
°C, respirasi 24 kali per menit. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 8,5 g/dl, hematokrit 25,4%.
Konjungtiva tampak anemis, keadaan umum lemah, pasien makan habis setengah porsi, dan klien
tampak bedrest total dan pasien memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari tampak dibantu oleh suami
seperti mandi, toileting, berpakain, makan, dan berpindah.
Diagnosa keperawatan adalah respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan yang dialami yang aktual atau potensial. Pemberian dasar diagnosa keperawatan digunakan
untuk penentuan rencana tindakan keperawatan yang tepat dan akurat untuk mencapai suatu hasil untuk
mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah yang dapat dipertanggung jawabkan perawat
(Tarowoto & Wartonah, 2015).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. H berdasarkan pengkajian yang dilakukan
adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Pada kasus Ny. H didapatkan data
subyektif pasien mengatakan lemes, tidak nafsu makan, semua aktivitas dan latihan dibantu suami,
seperti mandi, berpakaian, toileting, makan, dan berpindah. Data obyektif, tanda-tanda vita dengan hasil
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,4 °C, respirasi 24 kali per menit. Hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin 8,5 g/dl, hematokrit 25,4 %. Konjungtiva tampak anemis, keadaan
umum lemah, pasien makan habis setengah porsi, dan klien tampak bedrest total dan pasien memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari tampak dibantu oleh suami seperti mandi, toileting, berpakain, makan, dan
berpindah.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, menyebabkan kelemahan secara
umum, hal ini disebabkan oleh suplai oksigen dengan penggunaan ditandai dengan rasa letih dan lemah,
respons abnormal terhadap aktivitas ditandai dengan ketidaknyamanan (Mubarak, 2015). Mobilisasi
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dengan tujuan dapat
memenuhui kebutuhan aktivitas sehari hari dalam mempertahakan kesehatannya atau meningkatkan
tingkat kesehatan. Faktor yang mempengaruhi mobilitas adalah gaya hidup, proses penyakit,
kebudayaan, tingkat energi, usia dan status perkembangan (Riyadi, 2015).
Kasus yang dialami Ny. H pasien mengalami masalah intoleransi aktivitas didapatkan masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan metabolik karena tingkat energi yang kurang maksimal. Ibu
mengatakan tidak nafsu makan pasien makan 3 kali tetapi satu porsi tidak pernah dihabiskan. Menurut
(Riyadi, 2015) energi merupakan sumber sesorang untuk melakukan aktivitas, agar seseorang mampu
melakukan aktivitas secara maksimal maka dibutuhkan energi yang cukup. Masalah yang dialami Ny. H
ditemukan data laboratorium hematokrit dan hemoglobin mengalami penurunan hal ini disebabkan
kondisi klinis yang dialami pasien yaitu anemia dimana berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah.
Hb adalah komponen di dalam sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi menyalurkaan oksigen ke

6
seluruh tubuh. Jika Hb berkurang maka jaringan tubuh kekurangan oksigen. Tubuh membutuhkan
oksigen untuk bahan bakar metabolisme (Sinsin, 2008).
Penatalaksaan pada pasien dengan perdarahan dianjurkan untuk bedrest total hal ini bertujuan
untuk mempertahankan kehamilan untuk mencegah janin lahir premature (Sofian, 2011). Hasil analisa
data tersebut dapat ditegakkan diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
ditandai dengan batasan karakterisitik menyatkan kelelahan, untuk mengatasi masalah tersebut penulis
merumuskan tindakan keperawatan yang tepat. Menurut (Wilkinson, 2012) intervensi untuk diagnosa
tersebut adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan diharapkan
klien dapat memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan kriteria hasil menggunakan
metode : S (sesuai masalah), M (dapat diukur), A (dapat dicapai), R (dapat dipertimbangkan), T (time)
ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, kadar hemologin atau
hematokrit dalam angka normal (hemoglobin 12-16 g/dl ; hematokrit 38-47%), tanda-tanda vital dalam
batas normal (tekanan darah 100-120/70-80 mmHg, nadi 60-100 kali per menit, respirasi 16-24 kali per
menit. Intervensi yang akan dilakukan adalah : 1.) Monitor tanda-tanda vital dengan rasional mengukur
tanda-tanda vital dapat mengetahui secara dini keadaan pasien. 2.) Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari dengan rasional membantu menghemat energi dengan meminimalkan
konsumsi oksigen. 3.) Anjurkan klien istirahat dengan rasional mencegah aktivitas berlebihan dan
meminimalkan konsumsi oksigen 4.) Anjurkan klien tidur dalam posisi miring dengan rasional posisi
tidur menurunkan okulasi vena cava inferior oleh uterus dan meningkatkan aliran balik vena ke jantung.
5.) Pantau asupan nutrisi dengan rasional memastikan keadekuatan sumber-sumber nutrisi.
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah dibuat. Tindakan keperawatan tersebut mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
(Tarowoto & Wartonah, 2015). Implementasi lebih fokus pada intevensi mengkaji kemampuan
aktivitas mandiri. Hasil implementasi pada hari kedua pasien masih lemes. Menurut (Riyadi, 2015)
faktor yang mempengaruhi aktivitas adalah tingkat energi, sebagai sumber seseorang untuk melakukan
aktivitas. Agar seseorang mampu melakukan aktivitas maksimal dibutuhkan energi yang cukup. Masalah
yang dialami Ny. H pasien makan habis setengah porsi. Menurut (Riyadi, 2015) hal ini mempengaruhi
imobitilas pada pasien karena perubahan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Kekurangan
karbohidrat, lemak dan protein karakteristik klien yang mengalami penurunan nafsu makan.
Tahap akhir dari semua rangkaian proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pasien dilihat dari hasil dan tujuan perawatan yang telah
dicapai terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu
dilakukan pengkajian ulang letak terjadinya kesalahan, mencari jalan keluar, kemudian apakah perlu
dilakukan perubahan intervensi (Tarowoto & Wartonah, 2015).
Evaluasi tindakan setelah diberi asuhan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil
pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Berdasarakan hasil evaluasi yang
dilakukan pasien mengatakan sudah tidak lemes, sudah mampu melakukan aktivitas sehari hari secara
mandiri. Obyektif keadaan umum baik, pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Assesment masalah teratasi. Planing hentikan intervensi. Masalah yang dialami Ny. H dengan intoleransi
aktivitas dapat teratasi. Penulis berharap ibu yang hamil yang mengalami perdarahan dengan plasenta
previa secara rutin memeriksakan kehamilannya, diharapkan resiko bayi lahir secara premature dapat
diminimalkan.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Ny. H dengan perdarahan antepartum ditemukan masalah pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan latihan dengan diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik. Intervensi yang akan dilakukan adalah monitor tanda-tanda vital, bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari, anjurkan klien istirahat, anjurkan klien tidur pada posisi miring, pantau

7
asupan nutrisi. Setelah dilaukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah intolerasi aktivitas
dapat teratasi. Implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
sebelumnya. Implementasi dilakukan selama 3 hari, pada tanggal 29 Maret 2016 sampai 31 Maret 2016.
Penulis menyimpulkan masalah yang dialami klien dapat teratasi. Klien yang awalnya tidak mampu
melakukan aktivitas secara mandiri setelah dilakuakan tindakan asuhan keperawatan klien mampu
memenuhi kebutuhan aktivitas dan latihan secara mandiri.
4.2 Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus selama tiga hari penulis mengalami beberapa hambatan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini., Namun dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk
kelancaran penelitian selanjutnya maka penulis menyarankan kepada pasien dan keluarga, diharapkan
pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan hal-hal yang menyimpang dari
petunjuk dokter/perawat. Bagi Instansi Pendidikan dan Rumah Sakit, untuk Instansi pendidikan dapat
menambah reverensi bahan pembelajaran dengan kasus perdarahan antepartum dengan plasenta previa.,
ntuk Rumah sakit pelayanan yang diberikan RSU Assalam Gemolong sudah cukup baik, penulis
berharap pihak rumah sakit mampu mempertahankan dan meningkatkan pelayan menuju lebih baik
kedepannya. Bagi perawat, memberikan layanan yang profesional sesuai standar asuhan keperawatan
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Bagi penulis selanjutnya yang tertarik dengan kasus
perdarahan antepartum mampu melakukan pengkajian yang lebih spesifik sehingga penegakan diagnosa
keperawatan benar-benar tepat. Dalam melakukan implementasi diharapkan dilakuakan secara maksimal
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan mampu mengatasi masalah yang dialami klien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo.

Alamsyah, M. (2012). Obstetri Emergensi. Bandung: Sagung Seto.

Asmandi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.

Deswani. (2010). Proses Keperawatan dan Bepikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Hermanus, A. (2015). Riset Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Omabak.

Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Health Books Publishing.

Kemenkes Republik Indonesia. (2012). Analisa Kematian Ibu di Indonesia Berdasarkan Data SKDI tahun
2011 Riskesdas. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Kurniawan, Hendrick., Meutia Maulina. (2015). Hubungan Antara Usia Ibu dan Parietas dengan
Kejadian Plasenta Previa di Rumah sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara Tahun 2012-2013.
Lentera Vol. 15 No. 13 Juni 2015.

Lendok., Lengkong., & Supratman. (2013). Karakteristik perderahan Antepartum dan Perdarahan Post
Partum. Jurnal e - Biomedik (eBM), Vol. 1 No. 1 Maret 2013, hlm. 614-620.

Mubarak, W. I. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar 1. Jakarta: Salemba Medika.

Oxorn, H. (2010). Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika
(YEM).

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. (2014). Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Riyadi, S. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosis Nanda. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Sinsin, I. (2008). Ser Kesehatani Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Sofian, A. (2011). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi, Ed.3, Jilid I. Jakarta:
EGC

Sujiyatini. (2009). Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

9
Trianingsih, I., Mardhiyah, D., & Duarsa, A. B. S. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Timbulnya Kejadian Placenta Previa. Jurnal Kedokteran YARSI, 23(2), 103–113.

Wilkinson, J. M. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

10
PERSANTUNAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bismillahirrohmanirrohim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Upaya Pemenuhan Kebutuhan
Aktivitas Ibu Hamil dengan Perdarahan di RSU Assalam Gemolong”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Bambang Setiadji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Dr. Suwaji, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
3. Okti Sri P., S.Kep., M.Kes., Ns., Sp.Kep. M.B, selaku Ketua Program Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Vinami Yulian, S.Kep.,Ns., MSc, Selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
5. Dr. Faizah Betty Rahayuningsih, A., S.Kep., M.Kes, selaku Penguji dan Pembimbing Karya Tulis
Ilmiah.
6. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep, selaku Penguji dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Dian Nur Wulaningrum S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing Akademik DIII Keperawatan
kelas B terimakasih atas semua waktu dan kesabaran serta doanya.
8. Seluruh dosen dan staff Progdi DIII Keperawatan UMS atas segala bantuan yang diberikan.
9. Seluruh staff perpustakaan yang telah membantu penulis memperoleh referensi dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
10. Ririn H.D, Amd. Keb, selaku Pembimbing lahan RSU Assalam Gemolong.
11. Ny. H yang telah bersedia untuk menjadi subjek dalam studi kasus Karya Tulis Ilmiah.
12. Ayah, Mama, Kakak tercinta Prenica dan Wahyu atas segala doa dan limpahan kasih sayang yang
tak terhingga, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat
waktu.
13. Teman-teman angkatan 2013 Progdi DIII Keperawatan UMS yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama : Frediana Pegia Hartanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 04 November 1994
Tinggi, Berat Badan : 158 cm, 49 kg
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Ds. Kaligunting RT.04/01 Mejayan, Madiun
2. Riwayat Pendidikan
a. Menyelesaikan studi di SD Negeri 02 Kaligunting lulus tahun 2007
b. Menyelesaikan studi di SMP Negeri 01 Mejayan lulus tahun 2010
c. Menyelesaikan studi di SMA Negeri 2 Ngawi lulus tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai