Anda di halaman 1dari 82

OUTLOOK KELAPA SAWIT

ISSN 1907-1507 2017

OUTLOOK KELAPA SAWIT

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
2017

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

OUTLOOK KELAPA SAWIT

ISSN : 1907-1507

Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)


Jumlah Halaman : 62 halaman

Penasehat :
Dr. Ir. Suwandi, MSi.

Penyunting :
Dr. Anna A. Susanti, MSi.
Drh. Akbar, MP

Naskah :
Ir. Efi Respati, MSi

Design Sampul :
Victor Saulus Bonavia

Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
2017

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

KATA PENGANTAR

Publikasi Outlook Kelapa Sawit Tahun 2017 ini merupakan salah satu
publikasi hasil analisis yang diterbitkan Pusdatin dalam rangka mengemban visi
dan misinya, yakni menjadi sumber data dan informasi yang lengkap, akurat dan
terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian. Publikasi Outlook Kelapa
Sawit Tahun 2017 menyajikan keragaan data series komoditi kelapa sawit secara
nasional dan internasional selama 10-20 tahun terakhir serta dilengkapi dengan
hasil analisis proyeksi produksi dan konsumsi domestik dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2021.

Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat
dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian
Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/.

Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat


memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kelapa sawit
secara lebih lengkap dan menyeluruh.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.

Jakarta, Desember 2017


Kepala Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian,

Dr. Ir. Suwandi, MSi.


NIP.19670323.199203.1.003

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................... v


DAFTAR ISI .................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................ 1
1.2. TUJUAN ........................................................................ 2
1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2
BAB II. METODOLOGI ........................................................................ 3
2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................. 3
2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 4
BAB III. KERAGAAN KELAPA SAWIT NASIONAL ......................................... 7
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
KELAPA SAWIT DI INDONESIA ............................................... 7
3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit di Indonesia......... 7
3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di
Indonesia ............................................................. 9
3.1.3. Sentra Produksi Kelapa Sawit di Indonesia .....................11
3.2. PERKEMBANGAN HARGA DOMESTIK DAN HARGA DI PASAR DUNIA
CPO ............................................................................15
3.3. NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT DI INDONESIA .......................................................16
3.4 PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA MINYAK SAWIT DI INDONESIA
.................................................................................18
3.5. PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KELAPA SAWIT INDONESIA .........19
3.5.1. Perkembangan Ekspor Kelapa Sawit Indonesia ................19

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

3.5.2. Perkembangan Impor Kelapa Sawit Indonesia ................. 20


3.5.3. Neraca Perdagangan Kelapa Sawit Indonesia .................. 21

BAB IV. KERAGAAN KELAPA SAWIT DUNIA ............................................. 23


4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT DUNIA ................................... 23
4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Dunia ................................................................. 23
4.1.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Dunia .... 24
4.1.3. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit Dunia .................. 25
4.1.4. Sentra Produksi Kelapa Sawit Dunia ............................ 26
4.1.5. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Dunia ............. 27
4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KELAPA SAWIT DUNIA ............. 29
4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KELAPA SAWIT DUNIA................ 31

BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KELAPA SAWIT ....................... 33


5.1. PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA 2017-2021 ....... 33
5.2. PROYEKSI KONSUMSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA 2017-2021 ....... 37
BAB VI.KESIMPULAN ....................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 43
LAMPIRAN …………… ........................................................................ 45

viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Indikator, Periode dan Sumber Data yang Digunakan .................. 3
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan Produksi
Kelapa Sawit di Indonesia Menurut Jenis Pengusahaan, 1980-2017 .. 8
Tabel 3.2. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha
Perkebunan Tanaman Kelapa Sawit, Tahun 2014 ...................... 17
Tabel 5.1. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Luas TM ............. 33
Tabel 5.2. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Luas TM .......... 34
Tabel 5.3. Proyeksi Luas TM Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021 .............. 34
Tabel 5.4. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Produktivitas ...... 35
Tabel 5.5. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Produktivitas .... 35
Tabel 5.6. Proyeksi Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021........ 36
Tabel 5.7. Proyeksi Produksi Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021 ............. 36
Tabel 5.8. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Volume Ekspor..... 37
Tabel 5.9. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Volume
Ekspor ......................................................................... 38
Tabel 5.10. Proyeksi Volume Ekspor Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021...... 38
Tabel 5.11. Proyeksi Volume Impor Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021....... 39
Tabel 5.12. Proyeksi Konsumsi Domestik Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-
2021 ........................................................................... 40

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status


Pengusahaan di Indonesia,1980–2017 ................................... 7
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Minyak Sawit Menurut Status
Pengusahaan di Indonesia, 1980-2017 .................................. 9
Gambar 3.3. Kontribusi Rata-Rata Produksi Minyak Sawit Menurut Status
Pengusahaan, Rata-rata 2013–2017 .................................... 10
Gambar 3.4. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia,
1995–2017 .................................................................. 11
Gambar 3.5. Provinsi Sentra Produksi Minyak Sawit di Indonesia Rata-rata,
2013 - 2017 ................................................................ 12
Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Riau, 2015 ............ 12
Gambar 3.7. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Sumatera Utara,
2015 ......................................................................... 13
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Kalimantan
Tengah, 2015 .............................................................. 14
Gambar 3.9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Domestik di Indonesia,
2012–2016 .................................................................. 15
Gambar 3.10. Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia, 2012–2016 .............. 16
Gambar 3.11. Perkembangan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia, 2002-2016 ..... 18
Gambar 3.12. Proposi volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan
minyak inti sawit, rata-rata tahun 2012–2016 ........................ 19
Gambar 3.13. Perkembangan Volume Ekspor Kelapa Sawit Indonesia, 1981–
2016 ......................................................................... 20
Gambar 3.14. Perkembangan Volume Impor Kelapa Sawit Indonesia, 1981–
2016 ......................................................................... 21
Gambar 3.15. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca
Perdagangan Kelapa Sawit Indonesia, 2001–2016 ................... 22

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit


Dunia, 1980-2014 ......................................................... 23
Gambar 4.2. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa
Sawit Terbesar di Dunia, Rata-rata 2010-2014....................... 25
Gambar 4.3. Perkembangan Produksi MInyak Sawit Dunia, 1980-2014........... 26
Gambar 4.4. Beberapa Negara dengan Produksi Kelapa Sawit Terbesar
Dunia, Rata-rata 2010-2014 ............................................. 27

Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Dunia, 1980-2014 ..... 28


Gambar 4.6. Beberapa Negara dengan Produktivitas Kelapa Sawit
Tertinggi di Dunia, Rata-rata 1910-2014 .............................. 28
Gambar 4.7. Negara Eksportir Minyak Sawit Terbesar Dunia, Rata-rata
2009 - 2013 ................................................................ 30
Gambar 4.8. Negara Importir Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Rata-rata
2009-2013, ................................................................ 31
Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia, 1980-
2013 ......................................................................... 32

xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit di Indonesia


Menurut Status Pengusahaan, 1980-2017. .......................... 47
Lampiran 2. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Menurut
Status Pengusahaan, 1980-2017 ...................................... 48
Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia
Menurut Status Pengusahaan, 1995-2017 ........................... 49
Lampiran 4. Provinsi Sentra Produksi Minyak Sawit di Indonesia, 2013-
2017 ...................................................................... 50
Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Riau, 2015 .......... 50
Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Sumatera
Utara, 2015 .............................................................. 51
Lampiran 7. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Kalimantan
Tengah, 2014 ............................................................ 52
Lampiran 8. Perkembangan Harga CPO di Pasar Domestk, 2012 - 2016 ....... 53
Lampiran 9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia, 2012 - 2016 .......... 53
Lampiran 10. Perkembanga Konsumsi Minyak Sawit di Indonesia, 2002 -
2016 ...................................................................... 54
Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kelapa Sawit Indonesia,
1981 - 2016 .............................................................. 55
Lampiran 12. Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Inti Sawit
Indonesia, 1981 - 2016 ................................................. 56
Lampiran 13. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Kelapa Sawit di Dunia, 1980 - 2014 ................. 57
Lampiran 14. Negara Dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Dunia 2010 - 2014 ........................................ 58
Lampiran 15. Negara Produsen Minyak Sawit Terbesar di Dunia 2010 -
2014 ...................................................................... 58

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 16. Negara Dengan Produktivitas Minyak Sawit Terbesar di


Dunia 2010 - 2014 ....................................................... 59
Lampiran 17. Perkembangan Volume Ekspor – Impor Kelapa Sawit di
Dunia, 1980 - 2013 ..................................................... 60
Lampiran 18. Negara Eksportir Minyak Sawit Terbesar di Dunia, 2009 -
2013 ...................................................................... 61
Lampiran 19. Negara Importir Minyak Sawit Terbesar di Dunia, 2009 -
2013 ...................................................................... 61
Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia, 1980-
2013 ...................................................................... 62

xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan data dari Buku Statistik Perkebunan Indonesia (Ditjen


Perkebunan, 2014-2016), produksi kelapa sawit Indonesia di tahun 2016 tercatat
sebesar 33,23 juta ton. Produksi ini berasal dari 11,91 juta ha luas areal
perkebunan kelapa sawit dimana 59,97% diantaranya diusahakan oleh perusahaan
swasta (PBS), 32,7% diusahakan oleh rakyat (PR) dan sisanya diusahakan oleh
perkebunan besar milik negara (PBN). Sentra produksi kelapa sawit di Indonesia
berdasarkan data rata-rata tahun pada tahun 2013-2017 adalah Provinsi Riau,
Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan
Jambi.

Harga kelapa sawit (wujud CPO) tahun 2016 baik di pasar domestic (spot
Medan) maupun di pasar dunia (spot Rotterdam) menunjukkan adanya pemulihan
pasar, setelah terpuruk di tahun-tahun sebelumnya. Tingkat konsumsi minyak
goreng per kapita pada tahun 2016 berdasarkan hasil SUSENAS - BPS sebesar 14,6
kg/kapita, sehingga total konsumsi domestic pada tahun tersebut sebesar 3,78
juta ton minyak goreng atau setara dengan 5,53 juta ton kelapa sawit.

Berdasarkan data FAO, Indonesia merupakan negara produsen kelapa


sawit terbesar di dunia, dan sekaligus menjadi negara eksportir terbesar. Negara
produsen terbesar lainnya adalah Malaysia, Thailand, Nigeria, Kolombia, dan
Papua Nugini.

Produksi kelapa sawit Indonesia di tahun 2021 diproyeksikan akan


mencapai 38,58 juta ton. Dengan kapasitas produksi sebesar itu, ekspor Indonesia
diproyeksikan akan meningkat menjadi 24,58 juta ton dan sisanya sebesar 13,99
juta ton digunakan untuk konsumsi domestik, yakni yang diserap pada industri
pengolahan kelapa sawit.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia


dan industri ini merupakan sektor ekspor pertanian yang paling tinggi nilainya
selama dasawarsa terakhir. Industri minyak sawit merupakan kontributor penting
dalam produksi di Indonesia. Pada 2008, Indonesia memproduksi lebih dari 18
juta ton minyak sawit. Industri ini juga berkontribusi dalam pembangunan
daerah, sebagai sumber daya penting untuk pengentasan kemiskinan melalui
budidaya pertanian dan pemrosesan selanjutnya. Produksi minyak sawit menjadi
jenis pendapatan yang dapat diandalkan oleh banyak penduduk miskin pedesaan
di Indonesia. Menurut satu sumber, sektor produksi kelapa sawit di Indonesia
dapat menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 6 juta orang dan
mengentaskan mereka dari kemiskinan. Lebih dari 6,6 juta ton minyak sawit
dihasilkan oleh petani kecil yang memiliki lebih dari 41 persen dari total
perkebunan kelapa sawit. Pada 2006, didapati sekitar 1,7-2 juta orang bekerja di
industri kelapa sawit (World Growth, 2011).
Industri minyak sawit di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Pertumbuhan ini tampak dalam jumlah produksi dan ekspor dari
Indonesia dan juga pertumbuhan luas area perkebunan sawit. Didorong oleh
permintaan global yang terus meningkat dan keuntungan yang juga naik,
budidaya kelapa sawit telah ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil
maupun para pengusaha besar di Indonesia. Namun demikian, ada imbas negatif
dari industry kelapa sawit yang besar ini terhadap lingkungan hidup serta
terjadinya penurunan jumlah produksi hasil-hasil pertanian lain karena banyak
petani beralih ke budidaya kelapa sawit.
Pada saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia
menguntungkan karena alasan-alasan berikut:
• Margin laba yang besar, sementara komoditas ini mudah diproduksi.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan


jumlah penduduk global.
• Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling
murah di dunia.
• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati.
• Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara
penggunaan besin diperkirakan akan berkurang.

Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditas kelapa sawit dalam


mendukung sektor pertanian di Indonesia, berikut ini akan disajikan
perkembangan komoditas kelapa sawit serta proyeksi produksi dan konsumsi
kelapa sawit untuk 5 (lima) tahun ke depan

1.2. TUJUAN
Tujuan disusunnya buku Outlook Kelapa Sawit ini adalah sbb.:
a. Mengkaji keragaan dan prospek kelapa sawit di Indonesia
b. Mengkaji keragaan kelapa sawit di dunia.
c. Melakukan analisis penawaran dan permintaan kelapa sawit di
Indonesia lima tahun ke depan.

1.3. RUANG LINGKUP


Kegiatan yang dicakup dalam penyusunan Outlook Kelapa Sawit adalah:
 Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis mencakup luas areal/tanaman
menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga,
situasi komoditas kelapa sawit di dalam dan di luar negeri.
 Penyusunan analisis komoditas pada situasi nasional dan dunia serta
penyusunan proyeksi produksi dan kebutuhan komoditas kelapa sawit
tahun 2017-2021.

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB II. METODOLOGI

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI

Outlook Kelapa Sawit tahun 2017 disusun berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di
lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti
Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas
(Bappebti) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Indilator, periode dan
sumber data yang digunakan untuk menyusun buku ini disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Indikator, Periode dan Sumber Data yang Digunakan
No Variabel Periode Sumber Data Keterangan

1. Luas Areal (TM, 1980-2017 Ditjen


TBM, TR) Kelapa Perkebunan
Sawit Indonesia
2. Produksi Kelapa 1982-2017 Ditjen Wujud Minyak Sawit
Sawit Indonesia Perkebunan (CPO)

3. Produktivitas 1995-2017 Ditjen


Kelapa Sawit Perkebunan
Indonesia
Konversi Minyak Sawit
4. Konsumsi Minyak 2002-2016 - Susenas BPS (CPO) ke Minyak Goreng
Sawit Indonesia - Neraca Bahan Sawit Sebesar 68,28%
Makanan
(NBM)
5. Harga Domestik 2012-2016 Bappebti
dan Dunia CPO
6. Ekspor Impor 1981-2016 BPS - Wujud CPO
Kelapa Sawit - Tahun 1981-1999
Indonesia Sumber: BPS diolah
Ditjen Bun
- Tahun 2000-2016
Sumber: BPS diolah
Pusdatin
7. Produksi Kelapa 1980-2014 FAO Wujud Crude Palm Oil
Sawit Dunia (CPO)
8. Ekspor Impor 1980-2013 FAO Wujud Crude Palm Oil
Kelapa Sawit (CPO)
Dunia

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

2.2. METODE ANALISIS


Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Kelapa Sawit adalah
sebagai berikut:

2.2.1. Analisis Keragaan


Analisis keragaan atau perkembangan komoditas kelapa sawit dilakukan
berdasarkan ketersediaan data series yang mencakup indikator luas areal,
produktivitas, produksi, konsumsi, ekspor-impor serta harga di pasar
domestik dan pasar dunia dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis
keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia, dengan
mengkaji presentase pertumbuhan serta kontribusi untuk masing-masing
indikator.

2.2.2. Analisis Inferensia

Analisis inferensia digunakan untuk melakukan proyeksi data luas


tanaman menghasilkan (TM), produktivitas, ekspor dan impor. Indikator
produksi mengekspresikan penawaran komoditas kelapa sawit, diproyeksi
dari hasil perkalian luas TM dengan produktivitas. Penelusuran model untuk
analisis fungsi produksi, ekspor dan impor tersebut dilakukan dengan
pendekatan persamaan regresi linear berganda, yakni analisis regresi yang
melibatkan lebih dari satu prediktor (peubah bebas) (Montgomery et al,
2008).
Bentuk umum regresi linear berganda adalah:

y   x  x
1 2
 ...   x
k

0 1 2 k

Dimana :

  ,  ,..., 
0 1 k
= koefisien regresi parsial, yang menunjukkan informasi

besarnya pengaruh peubah x terhadap y.

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

2.2.3 Analisis Konsumsi Domestik


Analisis konsumsi komoditas kelapa sawit didekati dengan persamaan
apparent domestic consumption (ADC) yakni sisaan besaran produksi setelah
dikurangi kuantitas yang diekspor dan ditambah dengan kuantitas impor. Nilai
sisaan ini yang diasumsikan merupakan kuantitas CPO yang dikonsumsi
domestik untuk industri minyak goreng, margarin, kosmetik, biodiesel, dll.
Proyeksi komponen ekspor dan impor juga menggunakan model regresi
berganda.

2.2.4 Program Pengolahan Data


Pengolahan data untuk analisis penawaran dan permintaan menggunakan
software statistik Minitab Release 16. Software ini digunakan untuk
pemodelan regresi berganda dan time series, seperti analisis trend atau
pemulusan eksponensial berganda.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB III. KERAGAAN KELAPA SAWIT NASIONAL

3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS


KELAPA SAWIT DI INDONESIA

3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit di Indonesia

Perkembangan luas areal kelapa sawit di Indonesia pada kurun waktu 1980–
2017 cenderung meningkat (Gambar 3.1). Jika pada tahun 1980 luas areal kelapa
sawit Indonesia sebesar 294,56 ribu hektar, maka pada tahun 2016 (Angka
Sementara, Ditjen Perkebunan) telah mencapai 11,91 juta hektar dan diprediksi
menjadi 12,31 juta hektar pada tahun 2017. Pertumbuhan rata-rata selama
periode tersebut sebesar 10,84% per tahun. Berdasarkan status pengusahaannya,
perkebunan kelapa sawit dibedakan menjadi perkebunan rakyat (PR),
perkebunan besar negara (PBN), dan perkebunan besar swasta (PBS). Dari ketiga
jenis pengusahaan tersebut, PBS menguasai 51,25% luas areal kelapa sawit
Indonesia, PR 37,40%, dan PBN hanya 11,16% (Tabel 3.1).

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan
di Indonesia,1980–2017

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Peningkatan luas areal kelapa sawit terbesar terjadi pada periode sebelum
krisis moneter (tahun 1980-1997) dengan laju pertumbuhan sebesar 14,68% per
tahun. Pertumbuhan yang signifikan terjadi pada luas areal kelapa sawit PR dan
PBS masing-masing sebesar 46,85% per tahun dan 19,79% per tahun, sedangkan
luas areal PBN hanya meningkat sebesar 6,09% per tahun. Setelah periode
tersebut, yakni tahun 1998 – 2017, pertumbuhan luas areal kelapa sawit
cenderung melandai.

Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal dan Produksi
Kelapa Sawit di Indonesia Menurut Jenis Pengusahaan, 1980-2017

Luas Areal Produksi


Tahun
PR PBN PBS Indonesia PR PBN PBS Indonesia
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1980-2017*) 26.65 4.00 13.37 10.84 53.01 4.98 13.77 11.34
1980-1997 46.85 6.09 19.79 14.68 101.27 7.20 16.15 12.73
1998-2017*) 9.47 2.22 7.91 7.59 11.98 3.10 11.75 10.16
Rata-rata Kontribusi (%)
1980-2017*) 37.40 11.16 51.25 100.00 32.86 14.23 52.90 100.00
1980-1997 26.65 31.19 42.16 100.00 16.18 47.19 36.63 100.00
1998-2017*) 38.85 8.46 52.48 100.00 34.80 10.42 54.79 100.00
Sumber : Ditjen Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : Tahun 2016 = Angka Sementara Tahun 2017 = Angka Estimasi Ditjen. Perkebunan

Dari sisi kontribusi terhadap total luas areal Indonesia, terjadi penurunan
kontribusi yang cukup besar pada luas areal kelapa sawit PBN sebelum dan
sesudah krisis moneter tahun 1998. Kontribusi luas areal kelapa sawit PBN tahun
1980-1997 sebesar 31,19%, sedangkan pada periode tahun 1998-2017
kontribusinya turun menjadi 8,46%. Penurunan kontribusi luas areal PBN beralih
menjadi peningkatan kontribusi PR dan PBS. Hal ini disebabkan pertumbuhan luas
areal kelapa sawit PBN pada periode 1998-2017 relatif sangat kecil dibandingkan
PR dan PBS, yaitu hanya 2,22% (Tabel 3.1). Perkembangan luas areal kelapa sawit
di Indonesia tahun 1980 – 2017 secara rinci tersaji pada Lampiran 1.

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia

Seiring dengan penambahan luas areal kelapa sawit serta berkembangnya


industri kelapa sawit di berbagai wilayah di Indonesia, maka produksi kelapa
sawit nasional dalam wujud minyak sawit (CPO) juga terus meningkat setiap
tahun (Gambar 3.2). Pada tahun 1980 produksi CPO Indonesia hanya sebesar
721,17 ribu ton, dan naik menjadi 35,36 juta ton pada tahun 2017 atau tumbuh
rata-rata sebesar 11,34% per tahun. Peningkatan produksi CPO selama kurun
waktu tersebut terutama terjadi pada PR sebesar 53,01% dan PBS sebesar 13,77%,
sedangkan produksi dari PBN relatif lambat karena hanya naik sebesar 4,98%.
Di awal tahun 1980 hingga tahun 1993 produksi CPO lebih didominasi oleh
PBN. Perluasan areal oleh PBS sekitar tahun 1990 mulai menunjukkan hasilnya
setelah tahun 1993 dimana peningkatan produksi CPO dari PBS mampu
melampaui produksi CPO yang berasal dari PBN. Sementara itu PR mengikuti
keberhasilan PBS setelah tahun 1998. Perkembangan produksi kelapa sawit di
Indonesia selengkapnya disajikan pada Lampiran 2.

Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Minyak Sawit Menurut Status Pengusahaan


di Indonesia, 1980-2017

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Berdasarkan kontribusinya selama tahun 2013-2017, PBS menguasai 58,76%


total produksi minyak sawit Indonesia, diikuti oleh PR sebesar 33,75% dan PBN
sebesar 7,49% (Gambar 3.3).

Gambar 3.3. Kontribusi Rata-Rata Produksi Minyak Sawit Menurut Status


Pengusahaan, Rata-rata 2013–2017

Sementara itu perkembangan produktivitas kelapa sawit di Indonesia


selama tahun 1995-2017 menunjukkan pola yang berfluktuasi. Selama periode
tersebut rata-rata pertumbuhan produktivitas kelapa sawit Indonesia mengalami
sedikit peningkatan sebesar 0,72% per tahun, dimana penurunan produktivitas
umumnya terjadi pada saat krisis moneter hingga masa pemulihan krisis.
Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2017 sebesar 3,82 ton/ha dan
terendah tahun 2004 sebesar 2,83 ton/ha (Gambar 3.4). Perkembangan
produktivitas kelapa sawit di Indonesia selengkapnya disajikan pada Lampiran 3.

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Gambar 3.4. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia, 1995–2017

3.1.3. Sentra Produksi Kelapa Sawit di Indonesia

Berdasarkan data rata-rata tahun 2013 – 2017, sentra produksi minyak


sawit Indonesia terutama berasal dari 6 (enam) provinsi yang memberikan
kontribusi sebesar 73,73% terhadap total produksi minyak sawit Indonesia.
Provinsi Riau dan Sumatera Utara merupakan provinsi sentra produksi CPO
terbesar di Indonesia dengan kontribusi masing-masing sebesar 23,80% dan
16,28% (Gambar 3.5 dan Lampiran 4). Peringkat berikutnya berturut-turut adalah
Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Jambi
dengan kontribusi masing-masing sebesar 11,04%, 9,60%, 6,88%, dan 6,13%.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 3.5. Provinsi Sentra Produksi Minyak Sawit di Indonesia,


Rata-rata 2013-2017

Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Riau, 2015

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Ketersediaan data produksi guna mengkaji sentra per kabupaten adalah


tahun 2015. Kabupaten penghasil kelapa sawit di Provinsi Riau tersebar di 11
kabupaten/kota. Kabupaten dengan produksi kelapa sawit terbesar adalah
Kabupaten Pelalawan sebesar 1,56 juta ton atau 20,13% dari total produksi
kelapa sawit di Provinsi Riau. Diikuti dengan Kabupaten Rokan Hulu sebesar 1,24
juta ton (16,02%), Kabupaten Kampar sebesar 1,23 juta ton (15,82%), Kabupaten
Siak sebesar 1,00 juta ton (12,91%), Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 751,45 ribu
ton (9,68%), dan Kabupaten Rokan Hilir 546,88 ribu ton (7,05%) dan sisanya
tersebar di Kabupaten Kauntan Sengingi, Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti
dan Kota Pekanbaru (Gambar 3.6 dan Lampiran 5).

Gambar 3.7. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Sumatera Utara, 2015

Sentra produksi kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015
tersaji pada Gambar 3.7 dan Lampiran 6. Kabupaten dengan produksi kelapa
sawit terbesar di provinsi ini adalah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 1,30 juta
ton atau 28,19% dari total produksi kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Diikuti oleh Kabupaten Asahan dengan produksi sebesar 627,26 ribu ton (13,57%),
Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebesar 538,04 ribu ton (11,64%), Kabupaten
Langkat sebesar 456,28 ribu ton (9,87%), Kabupaten Simalungun sebesar 406,68
ribu ton (8,80%), Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 242,95 ribu ton (5,26%),
dan Kabupaten Mandailing Natal sebesar 159,21 ribu ton (3,45%).
Provinsi sentra produksi kelapa sawit selanjutnya adalah Provinsi
Kalimantan Tengah (Gambar 3.8). Sentra produksi kelapa sawit di provinsi ini
terdapat di Kabupaten Seruyan yang mencapai 1,06 juta ton (29,74%), diikuti
oleh Kabupaten Kota Waringin Timur sebesar 1,04 juta ton (29,09%), Kabupaten
Kota Waringin Barat sebesar 847,11 ribu ton (23,71%), dan Kabupaten Sukamara
sebesar 206,59 ribu ton (5,78%). Sementara kabupaten sentra lainnya yakni
Kabupaten Katingan, Lamandau, Barito Utara dan kabupaten lainnya
berkontribusi masing-masing kurang dari 5% dari total produksi minyak sawit
Kalimantan Tengan tahun 2015. Produksi kelapa sawit di kabupaten sentra di
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015 secara rinci tersaji pada Lampiran 7.

Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah, 2015

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

3.2. PERKEMBANGAN HARGA DOMESTIK DAN HARGA DI PASAR DUNIA


CPO

Harga CPO di pasar domestik diambil pada spot sentra produsen di Medan
sesuai pantauan yang dilaksanakan secara rutin oleh Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Indonesia (Bappebti). Selama tahun 2012 - 2016, harga
domestik CPO sangat berfluktuatif dan cenderung menurun dari bulan ke bulan,
kecuali pada tahun 2013 dan 2016. Rata-rata harga domestik CPO selama periode
tahun 2012-2016 mengalami peningkatan sebesar 0,24% yakni dari Rp. 8.887,-/kg
pada Januari 2012 menjadi Rp. 9.910,-/kg Bulan Desember 2016 (Gambar 3.9).
Peningkatan harga CPO yang terjadi pada tahun 2016 merupakan prospek yang
cukup bagus bagi petani kelapa sawit setelah pada tahun-tahun sebelumnya
harga cukup lesu. Keragaan harga CPO di pasar domestik tahun 2012 – 2016
secara rinci tersaji pada Lampiran 8.

Gambar 3.9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Domestik di Indonesia,


2012–2016

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Sementara, harga CPO di pasar global diambil pada spot pasar lelang di
Rotterdam sesuai pantauan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Indonesia (Bappebti). Selama tahun 2012-2016, harga CPO di pasar global juga
sangat berfluktuatif dan cenderung menurun dari bulan ke bulan. Rata-rata harga
CPO dunia selama periode tersebut mengalami penurunan sebesar 0,83% yakni
dari USD 1.060,-/ton pada Januari 2012 menjadi USD 782,-/ton pada Bulan
Desember 2016 (Gambar 3.10). Di pasar lelang dunia, harga CPO tahun 2016 juga
cukup menggeliat setelah lesu pada tahun-tahun sebelumnya. Keragaan harga
CPO di pasar dunia tahun 2012 - 2015 secara rinci tersaji pada Lampiran 9.

Gambar 3.10. Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia, 2012–2016

3.3 NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN USAHA PERKEBUNAN


KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Informasi analisis usaha tani kelapa sawit diperoleh dari data hasil survey
yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2014. Berdasarkan survey tersebut, apabila
petani mengusahakan 100 pohon maka dalam satu tahun akan mendapatkan nilai

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

produksi sebesar Rp. 13,10 juta. Dari sebesar nilai produksi tersebut, 57,05% atau
senilai Rp. 7,47 juta harus dikeluarkan untuk menopang pengeluaran usaha
taninya. Pengeluaran terbesar dalam usaha perkebunan sawit adalah pengeluaran
lain sebesar Rp. 3,46 juta (26,45%), yakni pengeluaran untuk sewa (16,98%),
transportasi (2,55%), bahan bakar minyak (1,14%), dan penyusutan barang modal
(1,00%). Pengeluaran terbesar berikunya adalah untuk upah pekerja (18,09%) dan
pupuk (10,52%). Sementara pengeluaran untuk pestisida, bibit, tanaman
pelindung, dan stimulan relatif kecil terhadap nilai produksi tanaman kelapa
sawit.
Apabila diproporsikan terhadap total nilai pengeluaran, maka proporsi
terbesar adalah untuk pengeluaran lainnya (46,37%), disusul kemudian untuk
upah pekerja (31,71%), pupuk (18,44), dan pestisida (2,33%). Sementara
pengeluaran untuk bibit, tanaman pelindung, dan stimulan relatif sangat kecil,
yakni dibawah 2% dari total nilai pengeluaran (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha
Perkebunan Tanaman Kelapa Sawit, Tahun 2014

Perestase Biaya
Perestase Biaya
No Rincian Nilai (Rp. 000) thd Jumlah
thd Produksi (%)
Pengeluaran (%)
A Produksi 13,096.93 100.00
B Pengeluaran 7,470.92 57.04 100.00
1 Bibit 80.99 0.62 1.08
2 Tanaman Pelindung 1.28 0.01 0.02
3 Pupuk 1,377.81 10.52 18.44
4 Stimulan 3.83 0.03 0.05
5 Pestisida 173.81 1.33 2.33
6 Pekerja 2,369.18 18.09 31.71
7 Pengeluaran Lain 3,464.02 26.45 46.37
Sumber: BPS

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

3.4. PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA MINYAK SAWIT DI


INDONESIA

Konsumsi per kapita minyak sawit/crude palm oil (CPO) di Indonesia


diperoleh dari konsumsi minyak goreng sawit (kg/kapita/tahun) yang bersumber
dari hasil SUSENAS – BPS. Konsumsi CPO dihitung menggunakan angka konversi
nasional dari minyak goreng ke wujud CPO yang digunakan pada perhitungan
Neraca Bahan Makanan (NBM) sebesar 68,28%. Secara umum total konsumsi
langsung CPO di Indonesia menunjukkan kecenderungan meningkat (Gambar
3.11). Pada tahun 2002 konsumsi minyak sawit hanya sebesar 1,69 juta ton, dan
meningkat cukup tajam menjadi 5,53 juta ton pada tahun 2016 dengan rata-rata
pertumbuhan mencapai 9,25% per tahun. Kenaikan total konsumsi minnyak sawit
Indonesia disebabkan baik oleh meningkatnya konsumsi per kapita maupun
jumlah penduduk. Kenaikan konsumsi minyak sawit tertinggi terjadi pada tahun
2007 sebesar 25,08% yang menyebabkan konsumsi minyak sawit pada tahun
tersebut naik menjadi 2,44 juta ton. Perkembangan konsumsi minyak sawit di
Indonesia secara rinci tersaji pada Lampiran 10.

Gambar 3.11. Perkembangan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia, 2002-2016

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

3.5. PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KELAPA SAWIT DI INDONESIA

3.5.1. Perkembangan Ekspor Kelapa Sawit Indonesia

Ekspor- impor kelapa sawit Indonesia dilakukan dalam wujud minyak sawit,
minyak sawit lainnya, minyak inti sawit dan minyak inti lainnya. Namun
demikian, proposi terbesar (93,34%) ekspor Indonesia dalam wujud minyak kelapa
sawit atau CPO (Gambar 3.12). Perkembangan volume ekspor minyak sawit (CPO)
pada tahun 1981–2016 cenderung terus meningkat (Gambar 3.13) dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 23,67% per tahun. Jika pada tahun 1981 volume
ekspor kelapa sawit Indonesia hanya sebesar 196,36 ribu ton dengan nilai ekspor
sebesar US$ 106,94 juta, maka tahun 2016 meningkat menjadi 22,76 juta ton
senilai US$ 14,37 milyar. Perkembangan volume dan nilai ekspor kelapa sawit dan
minyak inti sawit secara rinci tersaji pada Lampiran 11 dan Lampiran 12.

Gambar 3.12. Proposi volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti
sawit, rata-rata tahun 2012–2016

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 3.13. Perkembangan Volume Ekspor Kelapa Sawit Indonesia, 1981–2016

3.5.2. Perkembangan Impor Kelapa Sawit Indonesia

Sebagai negara eksportir utama kelapa sawit di dunia, Indonesia masih


melakukan impor kelapa sawit namun dalam volume yang sangat kecil
dibandingkan ekspornya. Realisasi volume impor kelapa sawit dari tahun 1981-
2016 sangat berfluktuasi namun terjadi peningkatan volume sebesar 23,67% per
tahun. Besarnya laju pertumbuhan volume impor kelapa sawit disebabkan oleh
peningkatan impor yang sangat signifikan pada tahun 1984 dan 2002. Volume
impor tertinggi sebesar 412,45 ribu ton terjadi pada tahun 1989 (Gambar 3.13
dan Lampiran 11). Setelah periode tersebut volume impor cenderung menurun.
Pada tahun 2016 volume impor kelapa sawit ke Indonesia tercatat sebesar 2,66
ribu ton dengan nilai impor mencapai US$ 4,12 juta.

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Gambar 3.14. Perkembangan Volume Impor Kelapa Sawit Indonesia, 1981–2016

3.5.3. Neraca Perdagangan Kelapa Sawit Indonesia

Nilai ekspor dan nilai impor kelapa sawit menunjukkan perkembangan yang
sejalan dengan perkembangan volume ekspor maupun volume impornya. Neraca
perdagangan kelapa sawit dihitung berdasarkan selisih antara ekspor dengan
impornya. Selama periode tahun 1981-2016 neraca perdagangan kelapa sawit
Indonesia berada pada posisi surplus, dan cenderung mengalami peningkatan
(Gambar 3.14). Pada tahun 1981 surplus neraca perdagangan kelapa sawit
sebesar US$ 89,46 juta dan pada tahun 2016 mencapai US$ 14,36 milyar.
Perkembangan ekspor, impor dan neraca perdagangan kelapa sawit Indonesia
tahun 1980-2016 secara rinci tersaji pada Lampiran 11.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 3.15. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca Perdagangan
Kelapa Sawit Indonesia, 2001–2016

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB IV. KERAGAAN KELAPA SAWIT DUNIA

4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI


DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT DUNIA

4.1.1. Perkembagan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Dunia

Perkembangan luas tanaman menghasilkan kelapa sawit dunia selama


periode 1980-2014 cenderung meningkat (Gambar 4.1). Berdasarkan data dari
FAO, tahun 1980 total luas tanaman menghasilkan kelapa sawit dunia hanya
sebesar 4,28 juta ha. Dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 4,46% per
tahun maka pada tahun 2014 total luas tanaman menghasilkan kelapa sawit telah
mencapai 18,72 juta ha. Keragaan luas tanaman menghasilkan kelapa sawit dunia
secara rinci tersaji pada Lampiran 13.

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Dunia,


1980–2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Menurut FAO, kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis yang
panas dengan temperatur harian selama 24 jam > 200C dan periode pertumbuhan
 270 hari per tahun (Pahan, 2006). Kondisi tersebut terdapat di daerah-daerah
Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.
Indonesia, Malaysia dan Thailand merupakan negara di Asia Tenggara yang telah
memanfaatkan keunggulan kondisi geografisnya untuk memperluas areal
penanaman kelapa sawit, sedangkan di Afrika terdapat Nigeria dan Ghana yang
juga merupakan negara penghasil kelapa sawit dunia.

4.1.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Dunia

Berdasarkan data rata-rata luas tanaman menghasilkan kelapa sawit tahun


2008-2014 yang bersumber dari FAO, Indonesia menempati urutan pertama
sebagai negara dengan luas tanaman menghasilkan kelapa sawit terbesar di dunia
dengan rata-rata kontribusi sebesar 37,82% dari total luas tanaman menghasilkan
kelapa sawit dunia. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Malaysia dan Nigeria
dengan kontribusi luas masing-masing sebesar 25,17% dan 17,92% (Gambar 4.2).
Ketiga negara tersebut memberikan kontribusi kumulatif sebesar 80,91%
terhadap total luas tanaman menghasilkan kelapa sawit dunia.
Selain ketiga negara tersebut di atas, Thailand, Ghana dan Guinea juga
mempunyai lahan kelapa sawit dengan luas tanaman menghasilkan yang cukup
besar. Thailand di urutan keempat memberikan kontribusi sebesar 3,43%
terhadap luas tanaman menghasilkan kelapa sawit dunia, diikuti oleh Ghana
(2,03%) dan Guinea (1,78%). Sedangkan kontribusi dari negara-negara lainnya
kurang dari 2%. Keragaan negara dengan luas tanaman menghasilkan kelapa sawit
terbesar di dunia tahun 2010-2014 secara rinci tersaji pada Lampiran 14.

24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Gambar 4.2. Beberapa Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Terbesar di Dunia, Rata-rata 2010-2014

4.1.3. Perkembangan Produksi Kelapa Sawit Dunia

Perkembangan produksi kelapa sawit dunia dalam wujud CPO sepanjang


tahun 1980–2014 menunjukkan pola yang hampir sama dengan perkembangan luas
tanaman menghasilkan. Dalam kurun waktu tiga puluh tahun telah terjadi
peningkatan produksi CPO dunia dengan rata-rata peningkatan sebesar 7,47% per
tahun (Gambar 4.3). Jika pada tahun 1980 produksi CPO dunia hanya sebesar
5,24 juta ton, maka pada akhir tahun 2014 produksi CPO dunia tercatat sebesar
58,36 juta ton. Keragaan produksi minyak sawit dunia, 1980-2014 disajikan pada
Lampiran 13.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Minyak Sawit Dunia, 1980–2014

4.1.4. Sentra Produksi Kelapa Sawit Dunia

Produksi kelapa sawit dunia dalam wujud produksi Crude Palm Oil (CPO).
Produksi CPO dunia dikuasai oleh dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.
Berdasarkan data FAO, selama tahun 2010-2014 Indonesia berada di posisi
pertama sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan rata-rata
kontribusi produksi sebesar 48,44% dari total produksi CPO dunia, sedangkan
Malaysia berada di peringkat kedua dengan kontribusi mencapai 35,60% (Gambar
4.4). Dengan demikian secara kumulatif 84,04% produksi CPO dunia berasal dari
kedua negara tersebut. Negara-negara produsen CPO terbesar lainnya adalah
Thailand dengan kontribusi sebesar 3,29% terhadap total produksi CPO dunia,
diikuti oleh Nigeria (1,81%), Kolombia (1,78%), dan Papua Nugini (1%). Keragaan
negara produsen kelapa sawit terbesar dunia tahun 2010-2014 tersaji secara rinci
pada Gambar 4.4 dan Lampiran 15.

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Gambar 4.4. Beberapa Negara dengan Produksi Kelapa Sawit Terbesar Dunia,
Rata-rata 2010-2014

4.1.5. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Dunia

Jika ditinjau dari sisi produktivitasnya, tingkat produktivitas kelapa sawit


dalam wujud CPO juga memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya
(Gambar 4.5). Pada tahun 1980-2014 laju pertumbuhan produktivitas kelapa
sawit mencapai 2,90% per tahun. Rata-rata tingkat produktivitas tertinggi dicapai
pada tahun 2014 sebesar 3,12 ton/ha (Lampiran 13).
Secara umum tingkat produktivitas kelapa sawit dunia belum maksimal.
Beberapa negara mempunyai tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dari
produktivitas dunia. Dari data rata-rata produktivitas kelapa sawit dalam wujud
tandan buah segar (TBS) tahun 2010-2014, Guatemala berada di peringkat
pertama dengan tingkat produktivitas mencapai 21,17 ton/ha, diikuti oleh
Malaysia (21,06 ton/ha) dan Nikaragua (20,68 ton/ha). Kolombia, Kamerun, dan
Thailand berada di peringkat berikutnya dengan produktivitas kelapa sawit
masing-masing sebesar 19,89 ton/ha, 19,14 ton/ha, dan 18,37 ton/ha. Indonesia
yang merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia mempunyai
tingkat produktivitas rata-rata sebesar 16,99 ton/ha dan menempati urutan
ketujuh (Gambar 4.6 dan Lampiran 16).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27
2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit Dunia, 1980-2014

Gambar 4.6. Beberapa Negara dengan Produktivitas Kelapa Sawit Tertinggi di


Dunia, Rata-rata 2010-2014

28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR - IMPOR KELAPA SAWIT DUNIA

Perkembangan volume ekspor dan impor kelapa sawit dunia dalam bentuk
minyak sawit (CPO) pada periode tahun 1980-2013 menunjukkan kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun. Volume ekspor tumbuh dengan rata-rata sebesar
8,23% per tahun, sementara volume importumbuh 8,38%. Keragaan volume
ekspor – impor kelapa sawit dunia tahun 1980-2013 secara rinci tersaji pada
Lampiran 17.
Berdasarkan data FAO, pada periode tahun 2009–2013 terdapat dua negara
eksportir CPO terbesar di dunia yang secara kumulatif memberikan kontribusi
sebesar 87,12% terhadap total volume ekspor minyak sawit di dunia, yaitu
Indonesia dan Malaysia. Indonesia berada di peringkat pertama negara eksportir
minyak sawit terbesar di dunia dengan rata-rata kontribusi sebesar 47,16% dari
total ekspor minyak sawit dunia (Gambar 4.7). Rata-rata volume ekspor minyak
sawit dari Indonesia mencapai 17,78 juta ton per tahun. Peringkat kedua
ditempati oleh Malaysia yang memberikan kontribusi sebesar 39,96% dengan rata-
rata volume ekspor 15,06 juta ton per tahun. Belanda, Papua Nugini dan Thailand
berada di peringkat ketiga, keempat, dan kelima dengan kontribusi masing-
masing sebesar 3,54%, 1,39% dan 0,77% dari total volume ekspor minyak sawit
dunia. Jerman termasuk ke dalam negara eksportir kelapa sawit terbesar di dunia
walaupun bukan negara produsen kelapa sawit (Lampiran 18).

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 4.7. Negara Eksportir Minyak Sawit Terbesar Dunia,


Rata-rata 2009-2013

Sementara itu ditinjau dari sisi impor minyak sawit (CPO) dunia, pada tahun
2009–2013 terdapat sembilan negara importir CPO terbesar di dunia. Total
volume impor negara-negara tersebut mencapai 59,74% dari total volume impor
CPO dunia. India merupakan negara importir CPO terbesar di dunia dengan rata-
rata volume impor mencapai 6,42 juta ton per tahun atau 16,92% dari total
volume impor CPO dunia, diikuti oleh China (16,46%), Belanda (6,05%) dan
Pakistan (5,15%). Negara-negara importir CPO lainnya mengimpor kurang dari 4%
total impor CPO dunia. Malaysia yang merupakan negara eksportir terbesar CPO
dunia ternyata juga menjadi negara importir CPO pada urutan ke-6 dengan rata-
rata volume impor mencapai 1,31 juta ton (Gambar 4.8 dan Lampiran 19).
Indonesia menempati urutan ke-85 dari negara-negara importir CPO dunia.

30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Gambar 4.8. Negara Importir Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Rata-rata 2009-2013

4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KELAPA SAWIT DUNIA

Negara-negara di ASEAN merupakan sentra utama produsen minyak sawit


dunia, sehingga seiring dengan peningkatan ketersediaan minyak sawit ASEAN,
ketersediaan minyak sawit dunia pun mengalami peningkatan. Ketersediaan
minyak sawit di dunia diperoleh dari perhitungan produksi dikurangi volume
ekspor ditambah volume impor dalam wujud CPO. Pada periode 1980-2013 secara
umum ketersediaan CPO di dunia menunjukkan kecenderungan meningkat
(Gambar 4.9). Pada tahun 1980 ketersediaan minyak sawit hanya sebesar 5,04
juta ton, dan pada tahun 2013 meningkat cukup tajam menjadi 57,58 juta ton
dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 7,80% per tahun. Perkembangan
ketersediaan minyak sawit di dunia tahun 1980 – 2013 secara rinci tersaji pada
Lampiran 20.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia, 1980-2013

32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KELAPA SAWIT

5.1. PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA, 2017 –


2021

Pemodelan produksi kelapa sawit Indonesia dalam analisis ini dalam wujud
produksi minyak sawit (CPO). Data yang digunakan pada proyeksi ini bersumber
dari Direktorat Jenderal Perkebunan dengan menggunakan data series tahun
1967-2017, adapun data tahun 2016 adalah data Angka Sementara dan data tahun
2017 adalah data Angka Estimasi.
Indikator produksi dibentuk dari perkalian antara luas tanaman
menghasilkan (TM) dengan produktivitas. Model proyeksi luas TM menggunakan
persamaan regresi linear berganda. Setelah dilakukan simulasi pembangunan
model regresi berganda, peubah yang berpengaruh terhadap luas TM adalah luas
TM periode sebelumnya, Curah Hujan, Harga CPO dunia dan Harga pupuk TSP,
dengan persamaan model sbb.:
TM = 0.258 + 0.992 TM_1 - 0.0224 CH + 0.0063 Harga_Dun_1 - 0.0448
Harga_TSP.

Tabel 5.1. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Luas TM

Source DF SS MS F P

Regression 4 7.8152 1.9538 3131.57 0.00

Residual Error 29 0.0181 0.0006

Total 33 7.8333

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Tabel 5.2. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Luas TM

Predictor Coeffisien SE Coeffisien T P VIF

Constant 0.2585 0.1553 1.66 0.107


TM_1 0.99152 0.01515 65.44 0 3
CH -0.02238 0.03452 -0.65 0.522 1.3
Harga_Dunia 0.00634 0.03779 0.17 0.868 2.2
Harga_TSP -0.04479 0.03786 -1.18 0.246 3.9

S = 0.02498 R-Sq = 99.8% R-Sq(adj)=99,70%


PRESS = 0.023523 R-Sq(pred) = 99,70%

Berdasarkan model diatas, dilakukan proyeksi luas TM kelapa sawit tahun


2017-2021 seperti tersaji pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Proyeksi Luas TM Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021


Pertumbuhan
Tahun Luas TM (Ha)
(%)
2016 8,831,026

2017 9,263,127 6.11

2018 9,901,170 5.67

2019 10,417,940 5.22

2020 10,914,110 4.76

2021 11,383,131 4.30

Rata-rata pertumbuhan (%) 5.21


Keterangan:
2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan
2017 = Angka Estimasi Ditjen Perkebunan
2018-2021 = Angka hasil estimasi model

Berdasarkan analisis pemodelan, peubah bebas yang secara nyata


mempengaruhi produktivitas kelapa sawit adalah produktivitas periode
34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

sebelumnya, curah hujan, harga CPO dunia, harga TSP dan PDB Perkebunan,
dengan persamaan model sbb.:
Provitas = - 0.082 + 0.708 Provitas_1 + 0.0448 CH + 0.0489 Harga_Dun

Tabel 5.4. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Produktivitas

Source DF SS MS F P

Regression 5 0.0344 0.0069 9.9300 0.0000

Residual Error 28 0.0194 0.0007

Total 33 0.0538

Tabel 5.5. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Produktivitas

Predictor Coeffisien SE Coeffisien T P VIF

Constant -0.0823 0.1317 -0.62 0.537


Provitas 0.708 0.1406 5.03 0 1.5
CH 0.04478 0.03502 1.28 0.212 1.2
Harga_Du 0.04893 0.05231 0.94 0.358 3.8
Harga_TS -0.03726 0.04335 -0.86 0.397 4.7
PDB_Bun_ 0.01015 0.01338 0.76 0.454 2.9
S = 0.02632 R-Sq = 63.9% R-Sq(adj) = 57.5%
PRESS = 0.026823 R-Sq(pred) = 50.12%

Berdasarkan model diatas, dilakukan proyeksi produktivitas kelapa sawit


tahun 2017-2021 seperti tersaji pada Tabel 5.6.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Tabel 5.6. Proyeksi Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021


Produktivitas Pertumbuhan
Tahun
(Ton/Ha) (%)
2016 3.76
2017 3.82 1.45

2018 3.57 -6.40

2019 3.50 -1.98

2020 3.44 -1.72

2021 3.39 -1.54

Rata-rata pertumbuhan (%) -2.04


Keterangan:
2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan
2017 = Angka Estimasi Ditjen Perkebunan
2017-2021 = Angka hasil estimasi model

Berdasarkan hasil proyeksi luas TM dan produktivitas, maka diperoleh


proyeksi produksi kelapa sawit, sbb.:

Tabel 5.7. Proyeksi Produksi Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021


Pertumbuhan
Tahun Produksi (Ton)
(%)
2016 33,229,381

2017 35,359,384 6.41

2018 35,377,241 0.05

2019 36,486,022 3.13

2020 37,565,206 2.96

2021 38,576,525 2.69

Rata-rata pertumbuhan (%) 3.05


Keterangan:
2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan
2017 = Angka Estimasi Ditjen Perkebunan
2018-2021 = Angka hasil estimasi model

36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Berdasarkan atas analisis model, produksi kelap sawit Indonesa akan terus
mengalami pertumbuhan selama periode tahun2016 hingga 2021 sebesar 3,05%
per tahun. Pad tahun 2016, produksi kelapa sawit Indonesia sebesar 33,23 juta
ton, dan diproyeksikan menjadi 38,58 juta ton pad tahun 2021.
Kelapa sawit merupakan komoditas yang sudah terbukti dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat pedesaan, hal ini karena komoditas ini
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Upaya meningkatkan produksi kelapa
sawit bisa dilakukan melalui pemupukan dan pemilihan varietas yang bagus.
Sementara, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit
adalah suhu, curh hujan, kelembaban tanah dan nutrisi.

5.2. PROYEKSI KONSUMSI MINYAK SAWIT DI INDONESIA 2017 – 2021

Minyak kelapa sawit Indonesia dominan ditujukan untuk keperluan ekspor,


dan hanya sebagian kecil yang diserap untuk industri dalam negeri. Pendekatan
perhitungan konsumsi minyak sawit Indonesia adalah melalui konsep Apparent
Domestic Consumption (ADC), yakni kuantitas minyak sawit yang dikonsumsi
domestik merupakan sisaan dari angka produksi yang dikurangi dengan besaran
ekspor serta ditambah dari impor. Besaran sisaan tersebut diasumsikan sebagai
kuantitas yang diserap untuk industri dalam negeri, yakni industri minyak goreng,
margarin, kosmetik, biodiesel, dll.
Guna mendapatkan angka proyeksi ekspor digunakan persamaan model
regresi linear berganda dengan mengikut sertakan peubah bebas volume ekspor
periode sebelumnya, harga CPO dunia dan nilai tukar rupiah, dengan persamaan
sbb.:

VolekCPO = - 0.130 + 0.739 VolekCPO_1 + 0.280 HargaDun_1 + 0.304 Kurs

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Tabel 5.8. Anova Model Regresi Linear Berganda Indikator Volume Ekspor

Source DF SS MS F P

Regression 3 12.492 4.164 154.75 0.000


Residual Error 30 0.807 0.027
Total 33 13.299

Tabel 5.9. Statistik Model Regresi Linear Berganda Indikator Volume Ekspor

Predictor Coeffisien SE Coeffisien T P

Constant -0.1298 0.4645 -0.28 0.782


VolekCPO 0.7394 0.1308 5.65 0
HargaDun 0.2797 0.1968 1.42 0.166
Kurs 0.3043 0.206 1.48 0.15

S = 0.1640 R-Sq = 93.9% R-Sq(adj) = 93.3%


Berdasarkan model diatas, dilakukan proyeksi volume ekspor kelapa sawit
tahun 2017-2021 seperti tersaji pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Proyeksi Volume Ekspor Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021

Volume Ekspor Pertumbuhan


Tahun
(Ton) (%)
2016 22,759,305

2017 22,701,862 -0.25

2018 23,638,358 4.13

2019 24,173,684 2.26

2020 24,461,622 1.19

2021 24,584,028 0.50

Rata-rata pertumbuhan (%) 1.57


Keterangan:
2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan
2017-2021 = Angka hasil estimasi model

38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Walaupun sebagai negara pengekspor minyak sawit terbesar dunia, Indonesia


masih melakukan impor walaupun dalam kuantitas yang sangat kecil. Proyeksi
volume impor minyak sawit menggunakan model univariate berdasarkan pola
pergerakan data series tahun 1967-2017, yakni model double exponential
smoothing atau pemulusan eksponensial berganda.
Nilai statistik model pemulusan eksponensial berganda volume impor beserta
proyeksinya hingga tahun 2021 adalah sbb.:

Smoothing Constants
Alpha (level): 0.471820
Gamma (trend): 0.173779

Accuracy Measures
MAPE: 21.7794
MAD: 0.7601
MSD: 0.9207

Tabel 5.11. Proyeksi Volume Impor Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021


Volume Impor Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%)
2016 2,658

2017 2,759 3.78

2018 2,456 -10.98

2019 2,186 -10.98

2020 1,946 -10.98

2021 1,733 -10.98

Rata-rata pertumbuhan (%) -8.03


Keterangan:
2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan
2017-2021 = Angka hasil estimasi model

Berdasarkan hasil proyeksi diatas, maka dihitung estimasi kebutuhan dometik


minyak kelapa sawit dengan asumsi merupakan sisaan dari produksi setelah
dikurangi dengan kuantitas ekspor.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Tabel 5.12. Proyeksi Konsumsi Domestik Kelapa Sawit di Indonesia, 2017-2021


Konsumsi Pertumbuhan
Tahun Produksi (Ton) Ekspor (Ton) Impor (Ton)
domestik (Ton) (%)
2016 33,229,381 22,759,305 2,658 10,472,735

2017 35,359,384 22,701,862 2,759 12,660,281 20.89

2018 35,377,241 23,638,358 2,456 11,741,339 -7.26

2019 36,486,022 24,173,684 2,186 12,314,524 4.88

2020 37,565,206 24,461,622 1,946 13,105,530 6.42

2021 38,576,525 24,584,028 1,733 13,994,229 6.78


Rata-rata pertumbuhan (%) 6.34
Keterangan:
Produksi tahun 2016 = Angka Sementara Ditjen Perkebunan, Tahun 2017 = Angka Estimasi Ditjen Perkebunan
Ekspor-impor tahun 2016 = Angka Tetap, BPS; Tahun 2017-2021 = Angka hasil estimasi model

Konsumsi domestik kelapa sawit Indonesia diproyeksikan akan terus


mengalami peningkatan dari tahun 2017 – 2021, yang bertumbuh rata-rata 6,34%
per tahun. Pada Tahun 2017, konsumsi domestik minyak sawit sebesar 12,66 juta
ton dan naik menjadi 13,99 juta ton pada tahun 2021. Kenaikan konsumsi
domestik minyak kelapa sawit seiring dengan meningkatknya industri pengolahan
CPO seperti industri minyak goreng, margarin, kosmetik, biodiesel, dll.
Peningkatan tersebut juga seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita
produk tersebut serta meningkatnya jumlah penduduk.

40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

BAB VI. KESIMPULAN

Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dengan


luas areal sebesar 11,91 juta hektar dan produksi sebesar 33,56 juta ton pada
tahun 2016. Sentra produksi kelapa sawit di Indonesia adalah di Provinsi Riau,
Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan
Barat. Harga domestic minyak sawit di Indonesia yang dipantau oleh Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) adalah di spot
pelelangan di Medan menunjukkan penurunan dari tahun 2012 hingga 2015,
namun di tahun 2016 sedikit menggeliat, demikian pula harga dunia yang
dipantau di pelelangan di Rotterdam. Hasil analisis usaha tani untuk 100 pohon
menghasilkan nilai produksi sebesar Rp. 13,10,- juta per tahun dengan
pengeluaran sebesar Rp. 7,47,- per tahun. Penggunaan minyak sawit untuk
konsumsi langsung manusia hasil perhitungan NBM menunjukkan pola meningkat
hingga mencapai 4,2 juta ton pada tahun 2015.

Berdasarkan data FAO, Indonesia menguasai pangsa sebesar 48,44%


pangsa minyak sawit dunia yang menempatkan Indonesia menjadi negara
produsen terbesar. Negara produsen minyak sawit dunia lainnya adalah Malaysia,
Thailand, Nigeria, Kolombia dan Papua Nugini.

Proyeksi produksi kelapa sawit dengan menggunakan pendekatan perkalian


antara proyeksi luas tanaman menghasilkan dan produktivitas dengan metode
analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa produksi kelapa sawit
Indonesia akan meningkat sebesar 3,03% selama 5 tahun ke depan atau menjadi
38,77 juta ton di tahun 2021. Dengan meningkatknya kapasitas produksi, peluang
ekspor kelapa sawit Indonesia juga diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar
1,57% menjadi 24,58 juta ton pada tahun 2021. Sementara, konsumsi domestik
kelapa sawit Indonesia yang akan dialokasikan ke industri pengolahan seperti
minyak goreng, margarin, kosmetik, biodiesel dll juga diproyeksikan mengalami
peningkatan sebesar 6,01% yakni dari 11,59 juta ton pada tahun 2017 menjadi
13,99 juta ton pada tahun 2021.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Minyak Kelapa Sawit. Indonesia Investments.


http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-
sawit/item166 [terhubung berkala]

Anonim, 2017. Cara Meningkatkan Produksi Pohon Kelapa Sawit.


https://agroteknologi.web.id/cara-meningkatkan-produksi-pohon-kelapa-
sawit/ [terhubung berkala]

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia. Kelapa


Sawit 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Djoehana, S. 2006. Seri Teknik Budi Daya Panen Pengolahan Kelapa Sawit.
Kanisius. Jakarta.

Hero, F. 2011. http://agribisnis.deptan.go.id/disp_informasi/ [terhubung


berkala].

Kementerian Pertanian. 2011. Hasil Analisis PDB Sektor Pertanian. Jakarta: Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

Munadi, E. 2012. Penurunan Pajak Ekspor dan Dampaknya Terhadap Ekspor


Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke Cina (Pendekatan Error Correction
Model). Buletin Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Perdagangan, pp. 48-
72. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ [terhubung berkala].

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa


Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Susila, W.R. 2005. Peluang Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia: Perspektif


Jangka Panjang 2025. Bogor: Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.

World Growth. 2011. Manfaat Minyak Sawit bagi Perekonomian Indonesia.


World Growth http://worldgrowth.org/site/wp-
content/uploads/2012/06/WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_R
eport-2_11.pdf [terhubung berkala]

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

LAMPIRAN

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

46 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit di Indonesia Menurut Status


Pengusahaan, 1980–2017

Luas Areal (Ha)


Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
1980 6,175 199,538 88,847 294,560
1981 5,695 -7.77 213,264 6.88 100,008 12.56 318,967 8.29
1982 8,537 49.90 224,440 5.24 96,924 -3.08 329,901 3.43
1983 37,043 333.91 261,339 16.44 107,264 10.67 405,646 22.96
1984 40,552 9.47 340,511 30.29 130,958 22.09 512,021 26.22
1985 118,564 192.38 335,195 -1.56 143,603 9.66 597,362 16.67
1986 129,904 9.56 332,694 -0.75 144,182 0.40 606,780 1.58
1987 203,047 56.31 365,575 9.88 160,040 11.00 728,662 20.09
1988 196,279 -3.33 373,409 2.14 293,171 83.19 862,859 18.42
1989 223,832 14.04 366,028 -1.98 383,668 30.87 973,528 12.83
1990 291,338 30.16 372,246 1.70 463,093 20.70 1,126,677 15.73
1991 384,594 32.01 395,183 6.16 531,219 14.71 1,310,996 16.36
1992 439,468 14.27 389,761 -1.37 638,241 20.15 1,467,470 11.94
1993 502,332 14.30 380,746 -2.31 730,109 14.39 1,613,187 9.93
1994 572,544 13.98 386,309 1.46 845,296 15.78 1,804,149 11.84
1995 658,536 15.02 404,732 4.77 961,718 13.77 2,024,986 12.24
1996 738,887 12.20 426,804 5.45 1,083,823 12.70 2,249,514 11.09
1997 813,175 10.05 517,064 21.15 1,592,057 46.89 2,922,296 29.91
1998 890,506 9.51 556,640 7.65 2,113,050 32.72 3,560,196 21.83
1999 1,041,046 16.90 576,999 3.66 2,283,757 8.08 3,901,802 9.60
2000 1,166,758 12.08 588,125 1.93 2,403,194 5.23 4,158,077 6.57
2001 1,561,031 33.79 609,947 3.71 2,542,457 5.79 4,713,435 13.36
2002 1,808,424 15.85 631,566 3.54 2,627,068 3.33 5,067,058 7.50
2003 1,854,394 2.54 662,803 4.95 2,766,360 5.30 5,283,557 4.27
2004 2,220,338 19.73 605,865 -8.59 2,458,520 -11.13 5,284,723 0.02
2005 2,356,895 6.15 529,854 -12.55 2,567,068 4.42 5,453,817 3.20
2006 2,549,572 8.18 687,428 29.74 3,357,914 30.81 6,594,914 20.92
2007 2,752,172 7.95 606,248 -11.81 3,408,416 1.50 6,766,836 2.61
2008 2,881,898 4.71 602,963 -0.54 3,878,986 13.81 7,363,847 8.82
2009 3,061,413 6.23 630,512 4.57 4,181,369 7.80 7,873,294 6.92
2010 3,387,257 10.64 631,520 0.16 4,366,617 4.43 8,385,394 6.50
2011 3,752,480 10.78 678,378 7.42 4,561,966 4.47 8,992,824 7.24
2012 4,137,620 10.26 683,227 0.71 4,751,868 4.16 9,572,715 6.45
2013 4,356,087 5.28 727,767 6.52 5,381,166 13.24 10,465,020 9.32
2014 4,422,365 1.52 729,022 0.17 5,603,414 4.13 10,754,801 2.77
2015 4,535,400 2.56 743,894 2.04 5,980,982 6.74 11,260,276 4.70
2016*) 4,656,648 2.67 747,948 0.54 6,509,903 8.84 11,914,499 5.81
2017**) 4,756,272 2.14 752,585 0.62 6,798,820 4.44 12,307,677 3.30
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1980-2017 26.65 4.00 13.37 10.84
1980-1997 46.85 6.09 19.79 14.68
1998-2017 9.47 2.22 7.91 7.59
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Estimasi
PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 2. Perkembangan Produksi Minyak Sawit di Indonesia Menurut Status


Pengusahaan, 1980–2016

Produksi (Ton)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS Indonesia
(%) (%) (%) (%)
1982 410 - 109,976 46,642 157,028
1983 539 31.46 96,338 -12.40 67,539 44.80 164,416 4.70
1984 826 53.25 177,477 84.22 69,058 2.25 247,361 50.45
1985 8,816 967.31 178,675 0.68 70,966 2.76 258,457 4.49
1986 11,663 32.29 198,865 11.30 73,000 2.87 283,528 9.70
1987 29,933 156.65 213,050 7.13 76,066 4.20 319,049 12.53
1988 31,230 4.33 220,538 3.51 90,899 19.50 342,667 7.40
1989 36,736 17.63 236,745 7.35 119,408 31.36 392,889 14.66
1990 75,390 105.22 249,431 5.36 178,982 49.89 503,803 28.23
1991 85,443 13.33 285,096 14.30 180,806 1.02 551,345 9.44
1992 99,822 16.83 287,896 0.98 171,556 -5.12 559,274 1.44
1993 104,646 4.83 288,762 0.30 208,821 21.72 602,229 7.68
1994 162,307 55.10 338,741 17.31 295,489 41.50 796,537 32.26
1995 195,533 20.47 384,393 13.48 362,137 22.56 942,063 18.27
1996 233,462 19.40 396,850 3.24 454,364 25.47 1,084,676 15.14
1997 256,565 9.90 322,947 -18.62 515,761 13.51 1,095,273 0.98
1998 268,914 4.81 300,349 -7.00 616,820 19.59 1,186,083 8.29
1999 309,562 15.12 293,790 -2.18 687,766 11.50 1,291,118 8.86
2000 381,131 23.12 292,191 -0.54 726,780 5.67 1,400,102 8.44
2001 557,917 46.38 303,858 3.99 813,901 11.99 1,675,676 19.68
2002 621,346 11.37 313,390 3.14 896,333 10.13 1,831,069 9.27
2003 668,292 7.56 350,130 11.72 1,086,300 21.19 2,104,722 14.94
2004 730,960 9.38 355,895 1.65 1,180,416 8.66 2,267,271 7.72
2005 855,146 16.99 318,836 -10.41 1,300,550 10.18 2,474,532 9.14
2006 1,156,618 35.25 462,746 45.14 1,850,806 42.31 3,470,170 40.24
2007 1,271,678 9.95 423,407 -8.50 1,837,860 -0.70 3,532,945 1.81
2008 1,384,608 8.88 387,627 -8.45 1,735,722 -5.56 3,507,958 -0.71
2009 1,503,543 8.59 401,176 3.50 1,960,139 12.93 3,864,859 10.17
2010 1,691,742 12.52 378,101 -5.75 2,321,781 18.45 4,391,624 13.63
2011 1,759,585 4.01 409,112 8.20 2,450,611 5.55 4,619,308 5.18
2012 1,839,546 4.54 426,601 4.27 2,936,957 19.85 5,203,104 12.64
2013 2,002,146 8.84 428,930 0.55 3,125,325 6.41 5,556,401 6.79
2014 2,041,079 1.94 445,867 3.95 3,368,692 7.79 5,855,638 5.39
2015 2,105,558 3.16 469,364 5.27 3,639,080 8.03 6,214,002 6.12
2016*) 2,173,137 3.21 487,294 3.82 3,985,445 9.52 6,645,876 6.95
2017**) 2,262,348 4.11 500,435 2.70 4,309,094 8.12 7,071,877 6.41
Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)
1982-2017 49.94 5.52 14.57 11.95
1982-1999 89.88 7.59 18.20 13.79
2000-2017 12.21 3.57 11.14 10.21
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : Wujud Produksi adalah inti sawit (Kernel Palm Oil ) *) Angka Sementara **) Angka Estimasi

48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia Menurut


Status Pengusahaan, 1995–2017

Luas TM Produksi Produktivitas Pertumbuhan


Tahun
(Ha) (Ton) (Kg/Ha) (%)
1995 1,238,699 4,479,670 3,616
1996 1,428,350 4,898,658 3,430 -5.17
1997 1,575,123 5,448,508 3,459 0.86
1998 1,699,478 5,930,415 3,490 0.88
1999 2,005,415 6,455,590 3,219 -7.75
2000 2,451,065 7,000,508 2,856 -11.28
2001 2,956,114 8,396,472 2,840 -0.55
2002 3,307,419 9,622,345 2,909 2.43
2003 3,428,580 10,440,834 3,045 4.67
2004 3,823,324 10,830,389 2,833 -6.98
2005 4,054,683 11,861,615 2,925 3.27
2006 4,960,529 17,350,848 3,498 19.57
2007 4,881,335 17,664,725 3,619 3.46
2008 5,122,275 17,539,788 3,424 -5.38
2009 5,541,422 19,324,293 3,487 1.84
2010 6,108,275 21,958,120 3,595 3.08
2011 6,550,800 23,096,541 3,526 -1.92
2012 6,989,653 26,015,518 3,722 5.57
2013 7,856,254 27,782,004 3,536 -4.99
2014 8,129,570 29,278,189 3,601 1.84
2015*) 8,571,323 31,160,015 3,635 2.80
2016**) 8,831,026 33,229,381 3,763 4.48
2017**) 9,263,127 35,359,384 3,817 5.00
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun) 0.72

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin


Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Estimasi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 4. Provinsi Sentra Produksi Minyak Sawit Terbesar di Indonesia, 2013-


2017

Produksi (Ton) Share Kumulatif


No Provinsi
2013 2014 2015 2016*) 2017**) Rata-rata (%) (%)
1 Riau 6,646,997 6,993,241 7,333,610 7,717,612 8,721,148 7,482,522 23.80 23.80
2 Sumatera Utara 4,549,202 4,870,202 5,099,246 5,314,644 5,760,147 5,118,688 16.28 40.08
3 Kalimantan Tengah 3,127,138 3,158,239 3,424,937 3,727,775 3,924,780 3,472,574 11.04 51.12
4 Sumatera Selatan 2,690,620 2,791,816 3,034,697 3,308,042 3,268,548 3,018,745 9.60 60.73
5 Kalimantan Barat 1,794,466 1,965,515 2,112,797 2,278,951 2,658,702 2,162,086 6.88 67.60
6 Jambi 1,749,617 1,773,735 1,947,048 2,089,879 2,078,463 1,927,748 6.13 73.73
7 Lainnya 7,223,964 7,725,441 8,331,971 9,063,788 8,947,596 8,258,552 26.27 100.00
Indonesia 27,782,004 29,278,189 31,284,306 33,500,691 35,359,384 31,440,915 100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Estimasi

Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Minyak Sawit di Riau, 2015

Produksi (Ton) Share


No Kabupaten
PR PBN PBS Total (%)

1 Kab. Kampar 368,247 81,204 778,169 1,227,620 15.82


2 Kab. Rokan Hulu 647,501 141,279 454,772 1,243,552 16.02
3 Kab. Pelalawan 452,530 - 1,109,708 1,562,238 20.13
4 Kab. Indragiri Hulu 198,322 24,049 224,558 446,929 5.76
5 Kab. Kuantan Sengingi 165,931 9,143 262,898 437,972 5.64
6 Kab. Bengkalis 298,976 - 128,205 427,181 5.50
7 Kab. Rokan Hilir 209,030 16,316 321,537 546,883 7.05
8 Kab. Dumai 80,388 - - 80,388 1.04
9 Kab. Siak 642,270 40,021 319,649 1,001,940 12.91
10 Kab. Indragiri Hilir 245,803 - 505,649 751,452 9.68
11 Kab. Kepulauan Meranti 0 - - 0 0.00
12 Kota Pekanbaru 2,855 31,117 33,972 0.44
Total 3,311,853 312,012 4,136,262 7,760,127 100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan
Keterangan : Wujud Produksi M inyak Sawit/CPO

50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Minyak Sawit di Sumatera Utara, 2015

Produksi (Ton) Share


No Kabupaten
PR PBN PBS Total (%)

1 Kab. Deli Serdang 43,124 46,568 86,357 176,049 3.81


2 Kab. Langkat 133,510 142,589 180,183 456,282 9.87
3 Kab. Simalungun 84,632 297,492 24,559 406,683 8.80
4 Kab. Karo 1,898 - 3,635 5,533 0.12
5 Kab. Dairi 243 - 243 0.01
6 Kab. Tapanuli Utara 19 - 19 0.00
7 Kab. Tapanuli Tengah 5,821 - 79,006 84,827 1.84
8 Kab. Nias - - 0 -
9 Kab. Nias Selatan 8 - - 8 0.00
10 Kab. Tapanuli Selatan 11,287 30,711 64,256 106,254 2.30
11 Kab. Labuhan Batu 104,412 154,068 1,044,351 1,302,831 28.19
12 Kab. Lab. Batu Utara 189,800 15,033 119,258 324,091 7.01
13 Kab. Lab. Batu Selatan 136,342 211,328 190,372 538,042 11.64
14 Kab. Asahan 225,812 189,372 212,075 627,259 13.57
15 Kab. Mandailing Natal 46,120 12,534 100,552 159,206 3.45
16 Kab. Toba Samosir 817 - - 817 0.02
17 Kab. Humbang Hasundutan 136 - - 136 0.00
18 Kab. Pak-pak Bharat 809 - - 809 0.02
19 Kab. Samosir - - 0 -
20 Kab. Serdang Bedagai 36,231 109,834 96,880 242,945 5.26
21 Kab. Padang Lawas Utara 63,124 - - 63,124 1.37
22 Kab. Batubara 21,020 9,136 - 30,156 0.65
23 Kab. Padang Lawas 92,123 3,390 - 95,513 2.07
Total 1,197,288 1,222,055 2,201,484 4,620,827 100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan
Keterangan : Wujud Produksi M inyak Sawit/CPO

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 7. Kabupaten Sentra Produksi Minyak Sawit di Kalimantan Tengah, 2015


Produksi (Ton)
Share
No Kabupaten
PR PBN PBS Total (%)

1 Kab. Murung Raya 0 - - 0 0.00


2 Kab. Barito Utara 6,214 - 98,172 104,386 2.92
3 Kab. Barito Selatan 45 - 2,895 2,940 0.08
4 Kab. Barito Timur 109 - 3,526 3,635 0.10
5 Kota Palangkaraya 211 - - 211 0.01
6 Kab. Katingan 10,859 - 157,290 168,149 4.71
7 Kota Waringin Timur 22,890 - 1,016,429 1,039,319 29.09
8 Kab. Seruyan 32,114 - 1,030,491 1,062,605 29.74
9 Kota Waringin Barat 68,737 - 778,377 847,114 23.71
10 Kab. Sukamara 35,097 - 171,488 206,585 5.78
11 Kab. Lamandau 54,512 - 70,160 124,672 3.49
12 Kab. Kapuas 183 - 2,135 2,318 0.06
13 Kab. Pulang Pisau 498 - 1,708 2,206 0.06
14 Kab. Gunung Mas 0 - 8,840 8,840 0.25
Total 231,469 0 3,341,511 3,572,980 100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan
Keterangan : Wujud Produksi M inyak Sawit/CPO

52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 8. Perkembangan Harga CPO di Pasar Domestik, 2012-2016

Harga Domestik (Rp/kg)


Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata

Jan 8,887 7,664 9,739 7,683 6,724 8,139


Feb 9,223 7,921 10,002 7,894 7,547 8,517
Mar 9,774 7,738 10,223 8,276 8,144 8,831
Apr 10,070 7,588 9,664 8,074 8,676 8,815
May 8,867 7,728 9,610 8,197 8,629 8,606
Jun 8,635 7,927 9,454 8,451 8,508 8,595
Jul 8,873 7,802 9,146 8,044 8,003 8,374
Aug 8,706 8,264 8,126 6,487 8,817 8,080
Sep 8,512 8,719 10,835 6,454 9,329 8,770
Oct 7,221 9,005 7,947 6,893 8,691 7,951
Nov 7,137 9,931 8,027 6,500 9,297 8,178
Dec 6,896 10,203 7,623 6,691 9,910 8,265
Pertumbuhan (%)
Jan-Des -2.08 2.70 -1.32 -0.99 0.24 0.24
Sumber : Bappebti, diolah Pusdatin

Lampiran 9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia, 2012 – 2016


Harga Dunia (USD/ton)
Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata

Jan 1,060 980 865 682 570 831


Feb 1,103 867 902 675 640 837
Mar 1,113 853 1,215 663 682 905
Apr 1,179 840 907 654 721 860
May 1,094 843 892 655 698 837
Jun 996 852 1,056 666 683 851
Jul 1,000 1,029 842 635 651 831
Aug 1,000 1,025 756 551 706 808
Sep 982 822 711 541 742 760
Oct 852 850 725 583 717 745
Nov 840 913 741 742 742 796
Dec 802 906 683 575 782 750
Pertumbuhan (%)
Jan-Des -2.35 -0.23 -0.88 -0.86 3.06 -0.83
Sumber : Bappebti, diolah Pusdatin
Keterangan : merupakan pengamatan di spot Rotterdam, berdasarkan bulan kontrak

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 10. Perkembangan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia, 2002-2016

Total Konsumsi
Konsumsi Jumlah
Pertumbuhan
Tahun per kapita Penduduk Minyak
(%)
(Kg) (000 Jiwa) Goreng Sawit CPO (Ton)
(Ton)
2002 5.48 210,500.6 1,153,543 1,689,430
2003 5.42 213,237.1 1,155,745 1,692,655 0.19
2004 5.84 216,009.2 1,261,493 1,847,530 9.15
2005 6.00 218,868.8 1,313,213 1,923,276 4.10
2006 6.00 221,714.1 1,329,493 1,947,119 1.24
2007 7.40 224,596.4 1,662,976 2,435,524 25.08
2008 7.98 227,516.1 1,815,091 2,658,306 9.15
2009 8.19 230,473.8 1,886,758 2,763,265 3.95
2010 8.03 238,518.8 1,915,306 2,805,076 1.51
2011 8.24 241,990.7 1,993,658 2,919,827 4.09
2012 9.33 245,425.2 2,290,694 3,354,853 14.90
2013 8.92 248,818.1 2,218,569 3,249,222 -3.15
2014 9.60 252,164.8 2,421,854 3,546,945 9.16
2015 11.23 255,461.7 2,868,031 4,200,398 18.42
2016 14.60 258,705.0 3,777,093 5,531,771 31.70
Rata-rata pertumbuhan (%) 9.25
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Keterangan: konversi CPO ke minyak goreng = 68,28%

54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kelapa Sawit Indonesia,


1981 – 2016

Ekspor Impor
Neraca
Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb.
(000 US$)
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%)
1981 196,361 106,938 33,288 17,476 89,462
1982 259,476 32.14 96,247 -10.00 63 -99.81 42 -99.76 96,205
1983 345,777 33.26 111,462 15.81 78 23.81 29 -30.95 111,433
1984 127,938 -63.00 53,278 -52.20 57,630 73,784.62 30,280 104,313.79 22,998
1985 518,760 305.48 189,407 255.51 37,182 -35.48 20,121 -33.55 169,286
1986 566,885 9.28 112,918 -40.38 8,786 -76.37 2,100 -89.56 110,818
1987 551,118 -2.78 143,615 27.19 165,991 1,789.27 62,521 2,877.19 81,094
1988 852,843 54.75 333,868 132.47 302,190 82.05 120,422 92.61 213,446
1989 781,844 -8.32 244,639 -26.73 412,392 36.47 224,904 86.76 19,735
1990 1,015,580 29.90 203,507 -16.81 26,183 -93.65 7,662 -96.59 195,845
1991 1,167,689 14.98 335,481 64.85 37,874 44.65 13,891 81.30 321,590
1992 1,030,272 -11.77 356,494 6.26 308,743 715.18 113,511 717.15 242,983
1993 1,632,012 58.41 582,629 63.43 151,939 -50.79 53,671 -52.72 528,958
1994 1,631,203 -0.05 717,811 23.20 123,637 -18.63 55,715 3.81 662,096
1995 1,265,024 -22.45 747,414 4.12 49,785 -59.73 48,113 -13.64 699,301
1996 1,671,957 32.17 825,415 10.44 107,553 116.03 61,173 27.14 764,242
1997 2,967,589 77.49 1,446,100 75.20 91,680 -14.76 55,456 -9.35 1,390,644
1998 1,479,278 -50.15 745,277 -48.46 17,618 -80.78 8,459 -84.75 736,818
1999 3,298,987 123.01 1,114,242 49.51 1,648 -90.65 543 -93.58 1,113,699
2000 4,110,027 24.58 1,087,278 -2.42 4,350 163.96 4,020 640.33 1,083,258
2001 4,903,218 19.30 1,080,906 -0.59 141 -96.76 60 -98.51 1,080,846
2002 6,333,708 29.17 2,092,404 93.58 9,499 6,636.88 3,267 5,345.00 2,089,137
2003 6,386,409 0.83 2,454,626 17.31 4,014 -57.74 2,201 -32.63 2,452,425
2004 8,661,647 35.63 3,441,776 40.22 4,320 7.62 1,937 -11.99 3,439,839
2005 10,375,792 19.79 3,756,557 9.15 10,810 150.23 5,374 177.44 3,751,183
2006 10,471,915 0.93 3,522,810 -6.22 1,645 -84.78 1,287 -76.05 3,521,523
2007 11,875,418 13.40 7,868,640 123.36 1,067 -35.14 1,023 -20.51 7,867,617
2008 14,290,687 20.34 12,375,571 57.28 8,822 726.80 5,013 390.03 12,370,558
2009 16,829,205 17.76 10,367,621 -16.23 21,139 139.62 13,191 163.14 10,354,430
2010 16,291,856 -3.19 13,468,966 29.91 46,720 121.01 37,801 186.57 13,431,165
2011 16,436,202 0.89 17,261,247 28.16 23,299 -50.13 24,939 -34.03 17,236,308
2012 18,850,836 14.69 17,602,180 1.98 616 -97.36 832 -96.66 17,601,348
2013 20,577,976 9.16 15,838,850 -10.02 65,561 10,543.02 46,979 5,546.51 15,791,871
2014 22,892,387 11.25 17,464,905 10.27 299 -99.54 393 -99.16 17,464,512
2015 26,467,564 15.62 15,385,275 -11.91 7,572 2,432.44 4,623 1,076.34 15,380,652
2016 22,759,305 -14.01 14,365,422 -6.63 2,658 -64.89 4,116 -10.96 14,361,306
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)
1981-2016 23.67 25.45 2,751.62 3,446.86
1981-1997 33.72 33.27 4,758.93 6,735.85
1998-2016 15.21 18.85 1,061.25 677.19
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan: Kode HS untuk minyak sawit dan minyak sawit lainnya adalah: 1511

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 12. Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Inti Sawit Indonesia,
1981 – 2016

Ekspor Impor
Neraca
Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb.
(000 US$)
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%)
1981 4,890 1,908 37 20 1,888
1982 2,559 -47.67 1,027 -46.17 61 64.86 20 0.00 1,007
1983 - - -100.00 43 -29.51 18 -10.00 -18
1984 14,722 10,324 2,504 5,723.26 1,686 9,266.67 8,638
1985 98,055 566.04 48,996 374.58 999 -60.10 640 -62.04 48,356
1986 41,863 -57.31 9,670 -80.26 34 -96.60 29 -95.47 9,641
1987 87,302 108.54 33,160 242.92 - - 33,160
1988 121,723 39.43 58,327 75.90 490 247 58,080
1989 135,447 11.27 48,089 -17.55 61 -87.55 35 -85.83 48,054
1990 158,303 16.87 44,182 -8.12 530 768.85 304 768.57 43,878
1991 136,322 -13.89 72,754 64.67 17,493 3,200.57 7,803 2,466.78 64,951
1992 222,541 63.25 109,841 50.98 17,222 -1.55 12,097 55.03 97,744
1993 275,225 23.67 110,188 0.32 3,327 -80.68 1,944 -83.93 108,244
1994 340,504 23.72 177,583 61.16 13,917 318.30 7,988 310.91 169,595
1995 311,399 -8.55 187,267 5.45 4,239 -69.54 3,277 -58.98 183,990
1996 341,318 9.61 235,168 25.58 3,132 -26.11 2,735 -16.54 232,433
1997 502,979 47.36 294,255 25.13 3,159 0.86 3,011 10.09 291,244
1998 347,009 -31.01 195,447 -33.58 554 -82.46 526 -82.53 194,921
1999 597,843 72.28 347,975 78.04 1,209 118.23 1,004 90.87 346,971
2000 578,825 -3.18 239,120 -31.28 3,638 200.91 2,404 139.44 236,716
2001 581,926 0.54 146,259 -38.83 4,974 36.72 2,464 2.50 143,795
2002 738,416 26.89 256,234 75.19 2,362 -52.51 1,478 -40.02 254,756
2003 659,894 -10.63 264,678 3.30 1,592 -32.60 1,066 -27.88 263,612
2004 904,327 37.04 502,681 89.92 3,564 123.87 3,157 196.15 499,524
2005 1,043,195 15.36 587,746 16.92 3,257 -8.61 2,992 -5.23 584,754
2006 1,274,039 22.13 616,476 4.89 1,386 -57.45 1,207 -59.66 615,269
2007 1,335,324 4.81 997,805 61.86 3,594 159.31 6,013 398.18 991,792
2008 3,850,319 188.34 1,734,658 73.85 2,172 -39.57 3,940 -34.48 1,730,718
2009 4,321,921 12.25 1,237,810 -28.64 3,345 54.01 3,631 -7.84 1,234,179
2010 4,102,318 -5.08 1,944,673 57.11 1,791 -46.46 5,634 55.16 1,939,039
2011 4,536,180 10.58 2,491,943 28.14 1,311 -26.80 4,871 -13.54 2,487,072
2012 1,445,923 -68.12 1,495,284 -40.00 640 -51.18 1,215 -75.06 1,494,069
2013 1,644,532 13.74 1,301,585 -12.95 326 -49.06 496 -59.18 1,301,089
2014 1,479,624 -10.03 1,540,408 18.35 16 -95.09 409 -17.54 1,539,999
2015 1,809,307 22.28 1,557,820 1.13 11 -31.25 31 -92.42 1,557,789
2016 1,576,489 -12.87 1,910,531 22.64 18 63.80 28 -11.17 1,910,504
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)
1981-2016 32.35 30.02 297.24 388.52
1981-1997 55.88 44.97 687.50 890.38
1998-2016 15.02 18.21 9.67 18.73
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Keterangan: Kode HS untuk minyak sawit dan minyak sawit lainnya adalah: 1511

56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 13. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan


Produktivitas Kelapa Sawit Dunia, 1980 – 2014

Luas TM Produksi Produktivitas


Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb.
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
(%) (%) (%)
1980 4,276,828 5,242,953 1.23
1981 4,077,535 -4.66 5,459,847 4.14 1.34 9.23
1982 4,190,963 2.78 6,353,947 16.38 1.52 13.23
1983 4,225,265 0.82 5,994,853 -5.65 1.42 -6.42
1984 4,668,824 10.50 7,006,507 16.88 1.50 5.77
1985 4,953,899 6.11 7,825,207 11.68 1.58 5.26
1986 5,199,653 4.96 8,515,833 8.83 1.64 3.68
1987 5,352,014 2.93 8,759,727 2.86 1.64 -0.06
1988 5,627,646 5.15 9,506,011 8.52 1.69 3.20
1989 5,904,284 4.92 10,990,059 15.61 1.86 10.19
1990 6,158,211 4.30 11,629,105 5.81 1.89 1.45
1991 6,540,739 6.21 12,063,832 3.74 1.84 -2.33
1992 6,864,751 4.95 13,049,624 8.17 1.90 3.07
1993 7,225,830 5.26 14,355,115 10.00 1.99 4.51
1994 7,581,871 4.93 14,931,110 4.01 1.97 -0.87
1995 8,040,565 6.05 16,156,686 8.21 2.01 2.04
1996 8,470,985 5.35 17,211,521 6.53 2.03 1.12
1997 8,774,971 3.59 18,489,798 7.43 2.11 3.71
1998 9,106,379 3.78 18,423,018 -0.36 2.02 -3.99
1999 9,438,945 3.65 20,946,371 13.70 2.22 9.69
2000 10,076,527 6.75 22,440,769 7.13 2.23 0.36
2001 10,657,769 5.77 25,052,758 11.64 2.35 5.55
2002 11,379,436 6.77 26,356,149 5.20 2.32 -1.47
2003 11,732,933 3.11 28,900,264 9.65 2.46 6.35
2004 12,318,829 4.99 30,287,437 4.80 2.46 -0.18
2005 12,955,476 5.17 32,516,273 7.36 2.51 2.08
2006 13,357,728 3.10 39,638,909 21.90 2.97 18.23
2007 13,991,424 4.74 39,983,988 0.87 2.86 -3.70
2008 14,801,043 5.79 42,577,910 6.49 2.88 0.66
2009 15,498,669 4.71 44,090,002 3.55 2.84 -1.11
2010 16,155,279 4.24 45,993,604 4.32 2.85 0.08
2011 16,951,134 4.93 49,656,541 7.96 2.93 2.90
2012 17,625,679 3.98 53,451,866 7.64 3.03 3.52
2013 18,033,977 2.32 55,369,105 3.59 3.07 1.24
2014 18,724,936 3.83 58,358,334 5.40 3.12 1.51
Rata-rata pertumbuhan (%)
1980-2014 4.46 7.47 2.90
1980-1997 4.36 7.83 3.34
1998-2014 4.57 7.11 2.45
Sumber: FAO, diolah Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 14. Negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Terbesar
di Dunia, 2010 - 2014

Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)


No Negara
Share Kumulatif
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
(%) (%)
1 Indonesia 5,780,000 6,170,000 6,650,000 7,080,000 7,407,090 6,617,418 37.82 37.82
2 Malaysia 4,130,000 4,326,000 4,352,872 4,526,089 4,689,321 4,404,856 25.17 62.99
3 Nigeria 3,200,000 3,200,000 3,250,000 3,000,000 3,025,950 3,135,190 17.92 80.91
4 Thailand 568,364 570,400 594,196 602,774 663,707 599,888 3.43 84.34
5 Ghana 360,000 360,000 387,000 318,760 349,040 354,960 2.03 86.36
6 Guinea 310,000 310,000 310,000 310,000 313,310 310,662 1.78 88.14
7 Lainnya 1,806,915 2,014,734 2,081,611 2,196,354 2,276,518 2,075,226 11.86 100.00
Dunia 16,155,279 16,951,134 17,625,679 18,033,977 18,724,936 17,498,201
Sumber: FAO, diolah Pusdatin

Lampiran 15. Negara Produsen Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, 2010 - 2014

Produksi (Ton)
Negara Share Kumulatif
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
(%) (%)
Indonesia 21,958,120 23,096,540 26,015,500 26,895,500 29,344,500 25,462,032 48.44 48.44
Malaysia 16,993,716 18,911,520 18,785,030 19,216,459 19,667,016 18,714,748 35.60 84.04
Thailand 1,287,509 1,650,000 1,780,000 1,970,000 1,970,000 1,731,502 3.29 87.33
Nigeria 970,820 930,000 940,000 960,000 960,000 952,164 1.81 89.15
Kolombia 753,039 804,838 973,039 1,040,835 1,109,586 936,267 1.78 90.93
Papua Nugini 500,000 580,000 520,000 500,000 520,000 524,000 1.00 91.92
Lainnya 3,530,400 3,683,643 4,438,297 4,786,311 4,787,232 4,245,177 8.08 100.00
Dunia 45,993,604 49,656,541 53,451,866 55,369,105 58,358,334 52,565,890 100.00
Sumber: FAO, diolah Pusdatin

58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 16. Negara dengan Produktivitas Minyak Sawit Terbesar di Dunia, 2010 -
2014

Produktivitas (Ton/Ha)
No Negara
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata
1 Guatemala 17.09 21.36 23.23 22.77 21.43 21.17
2 Malaysia 20.57 21.69 21.43 21.15 20.49 21.06
3 Nikaragua 21.68 21.68 20.00 20.00 20.04 20.68
4 Kolombia 18.79 20.06 20.31 20.21 20.07 19.89
5 Kamerun 19.57 19.71 20.33 18.15 17.93 19.14
6 Thailand 14.47 18.89 19.11 20.53 18.84 18.37
7 Indonesia 16.92 17.02 16.99 16.95 17.09 16.99
Rata-rata Dunia 11.99 11.99 12.15 11.75 11.71 19.61
Sumber : FAO
Keterangan: wujud TBS

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 17. Perkembangan Volume Ekspor - Impor Kelapa Sawit di Dunia, 1980
– 2013

Ekspor Impor
Tahun
(Ton) Pertumb. (%) (Ton) Pertumb. (%)
1980 3,616,636 3,411,586
1981 3,228,445 -10.73 3,223,574 -5.51
1982 3,776,075 16.96 3,688,055 14.41
1983 4,016,523 6.37 3,918,362 6.24
1984 4,317,579 7.50 3,902,161 -0.41
1985 5,221,475 20.94 4,874,999 24.93
1986 6,242,040 19.55 6,004,806 23.18
1987 5,780,610 -7.39 5,804,379 -3.34
1988 5,989,056 3.61 5,739,452 -1.12
1989 7,048,160 17.68 6,647,650 15.82
1990 8,071,864 14.52 7,847,017 18.04
1991 8,212,863 1.75 7,730,471 -1.49
1992 8,182,294 -0.37 7,722,587 -0.10
1993 9,071,773 10.87 8,338,060 7.97
1994 10,807,265 19.13 9,713,230 16.49
1995 10,216,665 -5.46 9,619,174 -0.97
1996 11,411,185 11.69 9,699,994 0.84
1997 12,373,697 8.43 9,906,528 2.13
1998 10,454,729 -15.51 10,356,906 4.55
1999 13,733,479 31.36 11,935,890 15.25
2000 14,161,933 3.12 13,357,780 11.91
2001 17,063,269 20.49 15,347,143 14.89
2002 18,816,989 10.28 17,432,800 13.59
2003 21,087,519 12.07 20,468,237 17.41
2004 23,559,446 11.72 23,396,365 14.31
2005 26,768,219 13.62 25,203,784 7.73
2006 29,956,190 11.91 28,856,544 14.49
2007 26,210,559 -12.50 27,118,117 -6.02
2008 33,379,262 27.35 32,748,988 20.76
2009 35,175,978 5.38 34,905,595 6.59
2010 35,270,692 0.27 34,391,338 -1.47
2011 37,042,893 5.02 36,599,149 6.42
2012 39,303,581 6.10 40,022,334 9.35
2013 41,654,482 5.98 43,862,830 9.60
Rata-rata pertumbuhan (%)
1980 - 2013 8.23 8.38
Sumber : FAO

60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KELAPA SAWIT 2017

Lampiran 18. Negara Eksportir Minyak Sawit Terbesar Di Dunia, 2009 - 2013

Ekspor (Ton)
Negara Kumulatif
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Share (%)
(%)
Indonesia 16,829,207 16,291,857 16,336,750 18,845,021 20,577,977 17,776,162 47.16 47.16

Malaysia 13,924,410 14,732,721 15,783,756 15,608,661 15,244,722 15,058,854 39.96 87.12

Belanda 1,310,774 1,168,049 1,288,157 1,342,220 1,566,968 1,335,234 3.54 90.66

Papua Nugini 470,000 485,700 571,900 525,000 564,235 523,367 1.39 92.05

Thailand 113,842 121,328 381,847 292,830 549,213 291,812 0.77 92.83

Jerman 188,110 232,228 235,880 250,446 347,101 250,753 0.67 93.49

Lainnya 2,339,635 2,238,809 2,444,603 2,439,403 2,804,266 2,453,343 6.51 100.00

Dunia 35,175,978 35,270,692 37,042,893 39,303,581 41,654,482 37,689,525 100.00


Sumber : FAO

Lampiran 19. Negara Importir Minyak Sawit Terbesar Di Dunia, 2009 – 2013

Impor (Ton)
No Negara Kumulatif
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Share (%)
(%)
1 India 6,102,341 3,984,751 5,973,262 7,653,356 8,389,672 6,420,676 16.92 16.92
2 China 6,603,766 5,872,328 6,080,215 6,512,126 6,178,139 6,249,315 16.46 33.38
3 Belanda 2,024,247 1,988,246 1,934,266 2,603,365 2,932,058 2,296,436 6.05 39.43
4 Pakistan 1,773,580 1,702,196 2,016,981 2,036,041 2,248,607 1,955,481 5.15 44.58
5 Jerman 1,339,335 1,434,091 1,163,995 1,235,143 1,457,767 1,326,066 3.49 48.08
6 Malaysia 1,090,284 1,289,260 1,729,829 1,700,973 718,502 1,305,770 3.44 51.52
7 Italia 970,051 1,069,452 963,923 1,048,159 1,392,215 1,088,760 2.87 54.38
8 Amerika Serikat 979,009 948,112 1,087,626 991,282 1,373,179 1,075,842 2.83 57.22
9 Bangladesh 867,000 939,780 946,000 1,012,800 1,026,757 958,467 2.53 59.74
10 Lainnya 13,155,982 15,163,122 14,703,052 15,229,089 18,145,934 15,279,436 40.26 100.00
Dunia 34,905,595 34,391,338 36,599,149 40,022,334 43,862,830 37,956,249 100.00
Sumber : FAO

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61


2017 OUTLOOK KELAPA SAWIT

Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia, 1980 - 2013


Ketersediaan
Produksi
No Tahun Ekspor (Ton) Impor (Ton) Pertumb.
(Ton) (Ton)
(%)
1 1980 5,242,953 3,616,636 3,411,586 5,037,903
2 1981 5,459,847 3,228,445 3,223,574 5,454,976 8.28
3 1982 6,353,947 3,776,075 3,688,055 6,265,927 14.87
4 1983 5,994,853 4,016,523 3,918,362 5,896,692 -5.89
5 1984 7,006,507 4,317,579 3,902,161 6,591,089 11.78
6 1985 7,825,207 5,221,475 4,874,999 7,478,731 13.47
7 1986 8,515,833 6,242,040 6,004,806 8,278,599 10.70
8 1987 8,759,727 5,780,610 5,804,379 8,783,496 6.10
9 1988 9,506,011 5,989,056 5,739,452 9,256,407 5.38
10 1989 10,990,059 7,048,160 6,647,650 10,589,549 14.40
11 1990 11,629,105 8,071,864 7,847,017 11,404,258 7.69
12 1991 12,063,832 8,212,863 7,730,471 11,581,440 1.55
13 1992 13,049,624 8,182,294 7,722,587 12,589,917 8.71
14 1993 14,355,115 9,071,773 8,338,060 13,621,402 8.19
15 1994 14,931,110 10,807,265 9,713,230 13,837,075 1.58
16 1995 16,156,686 10,216,665 9,619,174 15,559,195 12.45
17 1996 17,211,521 11,411,185 9,699,994 15,500,330 -0.38
18 1997 18,489,798 12,373,697 9,906,528 16,022,629 3.37
19 1998 18,423,018 10,454,729 10,356,906 18,325,195 14.37
20 1999 20,946,371 13,733,479 11,935,890 19,148,782 4.49
21 2000 22,440,769 14,161,933 13,357,780 21,636,616 12.99
22 2001 25,052,758 17,063,269 15,347,143 23,336,632 7.86
23 2002 26,356,149 18,816,989 17,432,800 24,971,960 7.01
24 2003 28,900,264 21,087,519 20,468,237 28,280,982 13.25
25 2004 30,287,437 23,559,446 23,396,365 30,124,356 6.52
26 2005 32,516,273 26,768,219 25,203,784 30,951,838 2.75
27 2006 39,638,909 29,956,190 28,856,544 38,539,263 24.51
28 2007 39,983,988 26,210,559 27,118,117 40,891,546 6.10
29 2008 42,577,910 33,379,262 32,748,988 41,947,636 2.58
30 2009 44,090,002 35,175,978 34,905,595 43,819,619 4.46
31 2010 45,993,604 35,270,692 34,391,338 45,114,250 2.95
32 2011 49,656,541 37,042,893 36,599,149 49,212,797 9.08
33 2012 53,451,866 39,303,581 40,022,334 54,170,619 10.07
34 2013 55,369,105 41,654,482 43,862,830 57,577,453 6.29
Rata-rata pertumbuhan (%)
1980-2013 7.80
1980-1997 7.19
1998-2013 8.46
Sumber: FAO, diolah Pusdatin

62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai