Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.

ARAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI


KECAMATAN DUSUN SELATAN, KABUPATEN
BARITO SELATAN PROPINSI
KALIMANTAN TENGAH
1
AZARINE HANA BASTIYANI, 2 IRA SAFITRI
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRACT

SWP Dusun Selatan merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) 1 yang ada di Kabupaten Barito
Selatan yang memiliki potensi besar di sektor pariwisata. SWP Dusun Selatan memiliki objek
wisata yang terdiri dari objek wisata alam, objek wisata buatan, objek wisata olahraga dan
objek wisata minat khusus dengan total keseluruhan adalah dua puluh satu (21) objek wisata.
Keseluruhan objek tersebut belum sepenuhnya berkembang, hanya ada beberapa kawasan yang
sudah berkembang dan selebihnya masih berupa potensi wisata dengan kondisi alam yang masih
asli karena belum tersentuh oleh pembangunan.
Pemecahan masalah pengembangan objek wisata di SWP Dusun Selatan dilakukan dalam dua
metode pengumpulan data yaitu survey primer dan sekunder. Survey primer berupa observasi
lapangan, penyebaran kuesioner kepada responden dan wawancara tidak terstruktur kepada
pihak yang terlibat dan survey sekunder yaitu memperoleh data dari instansional terkait, dalam
hal ini adalah Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kabupaten Barito Selatan dan studi
kepustakaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 1.analisis proyeksi
pengunjung hingga tahun 2033, 2.analisis karakteristik dan minat wisatawan, 3.kualitas
sumberdaya manusia menggunakan software SPSS untuk mengetahui korelasi antara variabel satu
dengan lainnya, 4.analisis BCG untuk melihat keseimbangan antara penawaran dan permintaan
pariwisata, dan diperoleh hasil analisis bahwa SWP Dusun Selatan berada pada posisi STARS
yang berarti kondisi penawaran dan permintaan sudah seimbang dan potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan wisata. Setelah dianalisis menggunakan metode di atas, kemudian
dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui strategi yang nantinya akan menjadi arahan
pengembangan yang ada di setiap SKP yang ada di SWP Dusun Selatan. Hasil akhir yang
diharapkan dari studi ini yaitu sebagai masukan kepada Pemerintah Kabupaten Barito Selatan,
serta meningkatkan dan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan
suatu kawasan wisata di dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam bidang ekonomi. Di
samping itu, arahan yang telah tersusun pada studi ini diharapkan mampu menjadi suatu
acuan bagi pengembangan Kawasan Wisata di SWP Dusun Selatan dengan mengutamakan
masyarakat sekitar sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup, sehingga di dalam
pengembangan Kawasan Wisata di SWP Dusun Selatan ini dapat sepenuhnya didukung oleh
masyarakat.

Kata Kunci : Arahan, Pengembangan, Kecamatan

Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Pendahuluan kawasan yang memiliki potensi wisata


Penyelenggaraan kepariwisataan dapat diakses melalui darat atau air (sungai)
bertujuan untuk memperkenalkan, Dari permasalahan yang ada, untuk
mendayagunakan, melestarikan dan mengembangkan dan mengoptimalkan
meningkatkan mutu objek dan daya tarik pengembangan potensi wisata di Kecamatan
wisata (PERDA Kabupaten Barito Selatan Selatan agar terciptanya pemerataan
No.3 Tahun 2009 : Pasal 3). Jika ditinjau pengembangan pariwisata, maka perlu adanya
lebih lanjut Kalimantan tepat berada pada struktur ruang kawasan pariwisata dalam
posisi kawasan yang dinilai mempunyai membuat “Arahan Pengembangan
pengaruh penting bagi dunia internasional Pariwisata di Kecamatan Dusun Selatan”.
terutama pada aspek pemberdayaan sumber Hal ini untuk membentuk pola dan jenis
daya alami, daya dukung lingkungan hidup, wisata yang nantinya akan menciptakan suatu
sosial dan budaya.Nilai penting dan nilai pola perjalanan atau paket perjalanan wisata.
strategis inilah yang memposisikan
Landasan Teori
Kalimantan lebih condong sebagai satu
kesatuan destinasi wisata alam,bukan sekedar Komponen Pariwisata
destinasi parsial yang dibatasi wilayah
administratif. (www.kalteng.go.id). Pariwisata merupakan sesuatu yang
Kecamatan Dusun Selatan termasuk bersifat kompleks, meliputi : pergerakan
dalam Satuan Wilayah Pariwisata (SWP 1) manusia, barang, dan jasa yang terkait
yang merupakan tujuan utama destinasi dengan organisasi, hubungan-hubungan
wisata di Kabupaten Barito Selatan, karena kelembagaan dan individu, kebutuhan
memiliki banyak potensi wisata yang sudah penyediaan layanan, dll. Unsur-unsur itu
dikembangkan mapupun yang belum merupakan subsistem yang saling terkait
berkembang. Kecamatan Dusun Selatan dalam sebuah kaitan fungsional yang
memiliki dua puluh satu (21) lokasi wisata membentuk sebuah sistem. Dengan
yang terletak di sebelas desa/ kelurahan. demikian sistem pariwisata terdiri dari
Pemerintah sedang berupaya beberapa subsistem. Subsistem yang
mengembangkan lokasi pariwisata yang dimaksud adalah subsistem: permintaan,
sudah ada, diantaranya yaitu wisata di Desa penawaran, dan lingkungan atau konfigurasi
Sanggu dan Desa Danau Sadar, sedangkan (Tjokrowinoto, 1999).
lokasi lainnya masih asli karena belum Sejalan dengan itu, Damanik dan Weber
tersentuh oleh pembangunan sarana dan (2007) menyatakan bahwa ada empat unsur
prasarana penunjang kegiatan pariwisata. pokok yang merupakan subsistem
Fenomena yang ada di Kecamatan Dusun pariwisata. Masing-masing subsistem itu
Selatan menunjukkan bahwa Satuan Wilayah keberadaannya saling mempengaruhi, yakni :
Pariwisata (SWP) dan Satuan Kawasan 1) Permintaan pariwisata, unsur pokoknya
Pariwisata (SKP) di Kecamatan Dusun yakni wisatawan dan masyarakat sebagai
Selatan disusun berdasarkan batas pelaku pariwisata; 2) Penawaran pariwisata,
administrasi Kecamatan dan Desa di yaitu produk wisata yang berupa barang
Kecamatan Dusun Selatan, tidak berdasarkan dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
jenis dan pola perjalanan wisatanya. Selain itu keinginan wisatawan; 3) Pasar dan
belum adanya pengelompokkan secara khusus kelembagaan pariwisata yang memfasilitiasi
untuk objek wisata yang sudah berkembang berlangsungnya/ terlaksananya kegiatan
dan belum berkembang, hanya mendata pariwisata; 4) Pelaku pariwisata yang
beberapa objek wisata yang ada secara umum. menggerakkan ketiga unsur tadi, yakni
Supply dan Demand kebutuhan pariwisata wisatawan, industri pariwisata, pemerintah,
belum tersedia secara merata di seluruh dan lembaga swasta yang mendukung
objek wisata. Selain itu, belum seluruhnya terjadinya kegiatan pariwisata.

Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

mengunjungi obyek wisata di suatu


George Mclntyre (1993), menyatakan daerah tujuan wisata.
bahwa komponen dasar pariwisata terdiri dari: Sumberdaya Manusia keberhasilan
Pertama, Atraksi Wisata Dan Kegiatan pengembangan pariwisata selain
Wisata Yang Menjadi Obyek/Daya Tarik tergantung pada ketersediaan daya
Wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang tarik wisata, juga sangat dipengaruhi oleh
menjadi daya tarik dan dapat membuat kemampuan sumberdaya manusia yang
wisatawan terkesan yang berupa: rasa puas, mengelolanya.
rasa nyaman, dan rasa nikmat pada Fasilitas Pelayanan Lainnya Unsur ini
wisatawan yang melihatnya atau berperan sebagai sarana untuk meningkatkan
melaksanakannya. Atraksi wisata dapat pelayanan kepada wisatawan, misalnya:
berupa obyek dan daya tarik wisata serta pusat informasi pariwisata, jaringan
suatu kegiatan yang ditujukan secara komunikasi, toko retail, penjualan souvenir,
khusus untuk memperkaya serta fasilitas air bersih, pelayanan jasa pos
meningkatkan kualitas atraksi wisata yang dll yang fungsinya untuk mendukung
telah ada. pelayanan pada wisatawan
Unsur atraksi wisata ini terdiri dari tiga fitur Unsur Unsur Institusional Unsur ini
daya tarik wisata, yaitu: meliputi: program pemasaran dan
Kedua, Sesuatu yang bersifat alami, atas dasar promosi, kebijakan tentang pariwisata,
fitur lingkungan alam, misalnya keadaan peraturan lain yang terkait dengan pariwisata,
ekologi lingkungan, suasana alam struktur organisasi pariwisata publik
perdesaaan, suasana pegunungan, maupun swasta, kebijakan mengenai
pemandangan pantai, flora dan fauna langka. pemberian insentif bagi investor di bidang
Ketiga, Sesuatu yang merupakan hasil pariwisata, program pendidikan dan
budaya yang berupa produk fisik, misalnya: pelatihan pariwisata, program penyadaran
tempat ritual keagamaan, bangunan pariwisata pada masyarakat, program
makam, makanan, museum, candi, lingkungan, program sosioekonomis, dll.
monumen, bangunan bersejarah dll.
Keempat, Sesuatu yang berupa Metodologi
perilaku/kegiatan manusia yang dikemas Metode Analisis
secara khusus sebagai atraksi wisata,
misalnya: gaya hidup, pelaksanaan ritual Analisis Proyeksi wisatawan
agama, kehidupan keseharian masyarakat. Analisis proyeksi wisataawan dalam
penulisan tugas akhir ini menggunakan rumus
Fasilitas Akomodasi Beserta Pelayanannya regresi linier (Trend) dengan asumsibahwa
fasilitas akomodasi ini dalam laju pertumbuhan wisatawan adalah
pengembangan pariwisata sangat meningkat, (Suwardjoko Warpani, 1984 :
penting, yakni untuk memberikan pelayanan 29) adalah sebagai berikut :
terhadap wisatawan yang membutuhkan
tempat tinggal sementara selama
berada di daerah tujuan wisata atau
selama mengunjungi suatu obyek wisata.
Fasilitas Transportasi Dan Pelayanan
Lainnya Fasilitas transportasi meliputi
infrastruktur jalan yang dilalui oleh wisatawan Keterangan :
dari tempat tinggalnya untuk menuju obyek P = Jumlah wisatawan yang diselidiki
wisata yang akan dituju. Fasilitas transportasi dari tahun X
juga mencakup alat/sarana transportasi n = Jumlah tahun yang diperhitungkan
yang dipakai oleh wisatawan pada saat a,b = Konstanta yang didapat dari rumus

Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Analisis Tingkat Aksesibilitas E = Nilai Kritis/ batas kesalahan


pengambilan sampel populasi
Analisis aksesibilitas dalam penulisan
(persentase kelonggaran
tugas akhir ini dilakukan untuk
ketidaktelitian)
mengetahui tingkat kemudahan menuju ke
objek wisata. Rumus tingkat aksesibilitas
Berdasarkan data yang diperoleh dari
adalah sebagai berikut :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Dusun Selatan didapatkan data jumlah
kunjungan wisatawan ke objek wisata Desa
Dimana : Sanggu pada tahun 2011 berjumlah 12.819
P1 = Jumlah Penduduk di Desa 1 pengunjung. Asusmsi tingkat kesalahan
P2 = Jumlah Penduduk di Desa 2 kuesioner yang disebarakan, ditetapkan
D = Jarak Tempuh menuju Lokasi sebesar 10% artinya sebesar 90% jawaban
X = Kelas Jalan kuesioner adalah benar. Dari data tersebut
diperoleh hasil untuk penentuan jumlah
Analisis Crosstab sampel sebagai berikut:
N = 12.918 wisatawan
Analisis tabulasi silang adalah teknik
d = 0,1
untuk membandingkan atau melihat
hubungan antara dua buah variabel atau lebih.
sehingga diperoleh :
Dalam tabulasi silang biasanya dihitung
persentase responden untuk setiap kelompok
dalam kategori agar mudah dilihat hubungan
antara dua variable (Rangkuti, 1997). Dasar
Pengambilan Keputusan :
Berdasarkan perbandingan Chi-Square
Uji dan table
(1) Jika Chi-Square hitung < Chi-Square
tabel, maka H0 diterima, H1 ditolak; (2) Jika Metode Analisis Boston Consultant Group
Chi-Square hitung > Chi-Square tabel, (BCG)
maka H0 ditolak, H1 diterima
Metode Analisis BCG untuk melihat
Berdasarkan probabilitasnya kesesuaian antara aspek permintaan dan
(1) Jika probabilitas > α maka H0 diterima; penawaran. Tahapan analisis BCG adalah
(2) Jika probabilitas < α maka H0 ditolak sebagai berikut
Pertama, Skoring
Teknik Pengambilan Jumlah Sampel Berdasarkan hasil survey primer, yang
J u m l a h sampel yang dibutuhkan berupa observasi dan penyebaran
dalam proses untuk memperoleh data kuesioner tentang permintaan wisata dan
primer diperoleh dari penggunaan rumus penawaran wisata dilakukan penilaian
Solvin (1960) sebagai berikut : terhadap variabel yang akan diteliti
yaitu wisatawan, atraksi wisata, sarana
wisata, aksesibilitas, informasi dan
promosi, dan hasilnya diberi skor 3 (tiga)
untuk tinggi dan skor 1 (satu) untuk
Dimana : rendah. Skor ini berlaku untuk seluruh
n = Jumlah sampel variabel penentu, dalam analisis ini yang
N = Ukuran populasi (dalam hal ini menjadi variabel adalah faktor
wisatawan di Kecamatan Dusun permintaan dan penawaran pariwisata.
Selatan) Faktor penentu dalam setiap variabel

Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

berbeda-desa, disesuaikan dengan jumlah


karakteristik penilainnya. Misalnya untuk
faktor penentu variabel permintaan
sebanyak 42 faktor, sedangkan untuk
variabel penawaran sebanyak 36.
Kedua, Matrik BCG
Setelah diketahui skor masing-masing
variabel yang akan diteliti yaitu
wisatawan, atraksi wisata, sarana wisata,
aksesibilitas, informasi dan promosi,
maka selanjutnya dilakukan pemetaan Gambar 1 Matriks BCG
Sumber : RD.Jatmiko, 2003
posisinya ke dalam
Matrik BCG (Boston Consulting Group). Analisis Struktur Kawasan Wisata
Matrik BCG terdiri dari 4 bagian kuadran
dengan garis horizontal untuk Analisis ini menentukan struktur
permintaan wisata dan garis vertikal kawasan wisata berdasarkan beberapa
untuk penawaran wisata. (RD.Jatmiko, variabel yang mempengaruhi
2003) perkembangan potensi pariwisata,
Selanjutnya setiap kuadran tersebut diantaranya jumlah wisatawan, jenis
dipakai dengan istilah Stars, Cash Cows, objek wisata, tingkat aksesibilitas,
Problem Children dan Dogs. perkembangan objek wisata, tingkat
kelengkapan sarana dan prasarana,
Bila posisi pada Kuadran : promosi dan atraksi wisata. Pembobotan
Stars berarti komponen penawaran dan pada analisis ini diambil berdasarkan nilai
permintaan bernilai tinggi sehingga tertinggi sebagai tingkat kelengkapan
memiliki daya saing yang tinggi. yang tinggi, sedangkan nilai terendah
Problem Children berarti posisi merupakan tingkat kelengkapan yang
penawaran tinggi tetapi permintaan rendah.
rendah. Dalam hal ini pengembangan Analisis ini menggunakan skoring
kunjungan wisata perlu dikembangkan pada tiap variabel yang akan dianalisis,
dengan meningkatkan promo si dan untuk skor terbaik dilihat dari nilai tertinggi,
kualitas pelayanan sedangkan produk sedangkan untuk skor terendah
wisata hanya perlu dipertahankan tidak dilihat dari nilai terkecil. Nilai ini
perlu ditambah. berbeda- beda pada setiap variabel,
Cash Cows yang berarti posisi penawaran tergantung dari kategori pada tiap
rendah tetapi permintaan tinggi. Maka variabel. Setelah memperoleh nilai
dalam hal ini diperlukan usaha yang skoring, dilakukan penjumlahan nilai
optimal untuk membangun dan skoring dari seluruh variabel. Maka
meningkatkan komponen produk wisata diperolehlah hasil analisis struktur
agar jumlah wisatawan bertambah. kawasan pariwisata ini yang
Dogs berarti penawaran dan merupakan pusat tujuan kawasan
permintaan rendah yang berarti wisata yang ada di kecamatan Dusun
diperlukan biaya investasi yang tinggi Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
bagi pengembangan obyek wisata pada Tabel dibawah.
tersebut, jika perlu ditutup saja.
Tabel 1 Struktur Kawasan Wisata di
Kecamatan Dusun Selatan
No Hirarki Desa Objek Wisata
1 I Danau Wisata
Sadar Olahraga Air
Sanggu Danau

Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Sanggu, Kolam Panglima Batur –


renang Lewu Pangatuhu –
Sanggu, Kariring Panglima
Taman Jaya Sakti –
Anggrek Alam, Danau Malawen -
Tugu Sanggar Seni Tari
Perjuangan Tradisional
Banteng Mabuan – Kariring
Hitam Murys dan Nalam.
Sababilah Danau 2 Desa Buntok Sanggar Seni Tari
Sababilah dan Tanjung – Baru - Tradisional
Kolam Renang Jawa melalui Buntok - Pusat
Rikut Jawo. jalur air Kerajinan Tangan
2 II Buntok Sanggar Seni menuju – Danau Baru –
Tari Dusun Perkampungan
Tradisional Bambal terapung.
Buntok, dan er.
Pusat 3 Desa Danau Wisata Olahraga
Kerajinan Danau Sadar – Air – Danau Baru
Tangan Sadar Baru – – Perkampungan
3 III Baru, Danau Baru Dusun Terapung
Dusun Perkampungan Bambal Wisata Olahraga
Bambaler Terapung er Air - Sanggar Seni
Mabuan Sanggar Seni Danau Tari Tradisional
Tari Sadar – Buntok - Pusat
Tradisional Buntok Kerajinan Tangan
Mabuan, – – Danau Pamait –
Kariring Murys Pamait Danau Sababilah
dan Nalam, – – Kolam renang
Danau Sababila Rikut Jawo – Lewu
Malawen h - Pangatuhu
Madara Makam Tokoh Pamang
GMPTS Ch. ka
Simbar, 4 Kecamatan Danau Wisata Olahraga
Monumen Karau sadar – Air – Sanggar Seni
Makam Tokoh Kuala Buntok Tari Tradisional
GMPTS Ch. – Buntok - Pusat
Simbar Pamait Kerajinan Tangan
Pamangka Lewu – – Danau Pamait –
Pangatuhu Sababila Danau Sababilah
TUGA, h - – Kolam Renang
Pamait Danau Pamait, Sanggu Rikut Jawo – Tugu
Kalahien Makam Perjuangan
Panglima Banteng Hitam
Batur, Kariring - Kolam Renang
Pangllma Jaya Sanggu - Danau
Sakti, Lewu Sanggu – Taman
Pangatuhu. Anggrek Alam

Tabel 2 Pola Perjalanan Wisata di Hasil Analisis


Kecamatan Dusun Selatan
Berdasarkan analisis yang
No Jalur Tujuan Objek Wisata dilakukan dan tinjauan dilapangan,
Alternatif
Pilihan
serta kebijakan yang tertuang dalam
1 Palangkara Desa Makam Tokoh RIPPDA Propinsi Kalimantan Tengah,
ya Madara GMPTS Ch. arahan pegembangan pariwisata
– Simbar - Kecamatan Dusun Selatan akan
Kalahien Monumen Tokoh
– GMPTS Ch.
diuraikan dalam beberapa subbab. Subbab
Mabuan Simbar – Makam tersebut meliputi, visi pariwisata, struktur

Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

kawasan pariwisata, jalur dan paket wisata, sebagai langkah pemerataan


even dan promosi, biro - biro perjalanan dan pengembangan potensi pariwisata di
travel wisata, serta strategi pengembangan Kecamatan Dusun Selatan pada masa
wisata. Lebih jelasnya akan diuraikan yang akan datang atau 20 tahun kedepan,
dibawah ini. sebagai kawasan tujuan wisata di
Kabupaten Barito Selatan. Berdasarkan
Arahan Pengembangan Pariwisata hasil analisis, maka visi
Arahan pengembangan pariwisata di kepariwisataan di Kecamatan Dusun
Kecamatan Dusun Selatan meliputi, visi Selatan, yaitu :
wisata, struktur kawasan wisata, fungsi dan “Menjadikan Kecamatan Dusun Selatan
peran kawasan wisata, jalur dan paket wisata, Sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW)
infrastruktur, even dan promosi, serta utama di Kabupaten Barito Selatan
kelembagaan. Lebih jelasnya arahan dengan pengembangan wisata alam yang
pengembangan pariwisata akan diuraikan berbasis lingkungan ”
sebagai berikut.
Struktur Kawasan Pariwisata
Visi Wisata Arahan struktur kawasan pariwisata ini
Berdasarkan hasil analisis dapat disusun berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa Kecamatan Dusun struktur kawasan pariwisata, kebijakan/
Selatan memiliki potensi wisata yang rencana dan berdasarkan kondisi
didominasi oleh wisata alam, khususnya eksisting. Tujuan dari disusunnya
Danau. Diantaranya adalah Danau arahan ini agar dapat mengatasi
Sanggu, Danau Sadar, Danau Malawen, disparitas mengembangkan potensi
Danau Pamait, Danau Sababilah dan maupun kawasan wisata yang sudah
Danau Baru. Selain Danau, Kecamatan berkembang di Kecamatan Dusun
Dusun Selatan juga memiliki potensi Selatan sebagai daerah tujuan utama di
wisata alam minat khusus yaitu Kabupaten Barito Selatan. Lebih
Perkampungan Terapung yang terdapat lengkapnya dapat dilihat pada skema
di Dusun Bambaler. bagan di bawah ini.
Tujuan dari pembuatan visi ini adalah

Gambar 2 Alur Perumusan Arahan pengembangan


Sumber : Hasil Analisa, 2013

Diperoleh hasil bahwa Kecamatan Hirarki. Hirarki I memiliki fungsi


Dusun Selatan terbagi menjadi 3 sebagai tujuan utama wisata

Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

(Core), sedangkan untuk hirarki II hirarki adalah sebagai berikut :


dan III berfungsi sebagai sub-core
dan Sub-sub Core. Arahan pada setiap

Tabel 3 Arahan Struktur Kawasan Pariwisata


Hirarki Desa Jenis Wisata Arahan
I  Desa Sanggu  Wisata Alam  Meningkatkan pengembangan daya tarik wisata yang ada
 Desa Sababilah  Wisata Alam  Melengkapi prasarana dan sarana penunjang di kawasan objek
 Desa Danau Sabar  Wisata Olahraga wisata.
 Perlu adanya perbaikan aksesibilitas jalan menuju kawasan
wisata.
 Memasarkan pariwisata di Kecamatan Dusun Selatan sebagai
daerah tujuan wisata dengan skala Kabupaten.
 Menyediakan lembaga formal dan non formal dalam lingkup
pariwisata.
 Memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek
wisata.
 Mempertahankan atraksi yang sudah ada.
 Membatasi pembangunan di sekitar objek wisata.

II Buntok Wisata Belanja dan Wisata  Membangun dan Meningkatkan pengembangan daya tarik
Budaya wisata yang ada
 Melengkapi dan membangun prasarana dan sarana penunjang
di kawasan objek wisata.
 Memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek
wisata
 Menyediakan lembaga formal dan non formal dalam lingkup
pariwisata.
 Perlu adanya perbaikan dan pembangunan aksesibilitas jalan
menuju kawasan wisata.
 Mempertahankan dan Menciptakan atraksi yang ada.

III  Desa Madara  Wisata Sejarah  Menumbuhkan daya tarik wisata yang ada
 Desa Kalahin  Wisata Sejarah  Membangun prasarana dan sarana penunjang di kawasan
 Desa Baru  Wisata Alam objek wisata.
 Dusun Bambaler  Wisata Minat khusus  Mengawasi pembangunan fasiitas dan utilitas untuk menjaga
 Desa Pamangka  Wisata Sejarah kelestarian lingkungan.
 Desa Pamait  Wisata Alam  Menyosialisasikan pemberdayaan masyarakat sekitar dalam
 Desa Mabuan  Wisata Sejarah pengelolaan objek wisata
 Perlu adanya pembangunan aksesibilitas jalan menuju
kawasan wisata
 Membentuk lembaga sosialisasi sadar wisata
 Upaya lebih dalam memasarkan pariwisata di Kecamatan
Dusun Selatan
 Menciptakan atraksi yang ada di kawasan wisata.

Sumber : Hasil Analisis 2013

Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Jalur dan Paket Wisata yang ada, baik yang sudah


Jalur dan paket wisata disusun berkembang, maupun yang belum
berdasarkan analisis yang tersentuh oleh pembangunan sama
dilakukan dan tinjauan dilapangan, sekali dan menjadi alternatif pintu
serta kebijakan yang tertuang dalam masuk menuju kawasan wisata dari
RIPPDA Propinsi Kalimantan Tengah. berbagai arah. Untuk lebih jelasnya
Tujuan dari arahan pegembangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
jalur dan paket wisata di Kecamatan
Dusun Selatan adalah untuk
menjangkau semua objek wisata

Tabel 4 Jalur dan Paket Wisata Di Kecamatan Dusun Selatan


No Wisata Tujuan Objek Wisata
Dari Palangkaraya Desa Madara, Kalahin, Makam Tokoh GMPTS Ch. Simbar -
Mabuan Monumen Tokoh GMPTS Ch. Simbar –
Makam Panglima Batur – Lewu
Pangatuhu – Kariring Panglima Jaya
Sakti-Danau Malawen - Sanggar Seni
Tari Tradisional Mabuan - Kariring
Murys dan Nalam.
Dari Desa Buntok – Baru melalui jalur Sanggar Seni Tari Tradisional Buntok –
Tanjung Jawa air menuju Dusun Pusat Kerajinan Tangan – Danau Baru –
Bambaler. Perkampungan terapung.

Dari Desa Danau Danau Sadar – Baru - Wisata Olahraga Air – Danau Baru –
Sadar melalui jalur air menuju – Perkampungan Terapung
Dusun Bambaler
Danau Sadar – Buntok – Wisata Olahraga Air - Sanggar Seni Tari
Pamait – Sababilah - Tradisional Buntok - Pusat Kerajinan
Pamangka Tangan – Danau Pamait – Danau
Sababilah – Kolam renang Rikut Jawo -
Lewu Pangatuhu
Kecamatan Karau Danau sadar – Buntok – Wisata Olahraga Air – Sanggar Seni Tari
Kuala Pamait – Sababilah - Tradisional Buntok - Pusat Kerajinan
Sanggu Tangan – Danau Pamait – Danau
Sababilah – Kolam Renang Rikut Jawo -
Tugu Perjuangan Banteng Hitam -
Kolam Renang Sanggu - Danau Sanggu
- Taman Anggrek Alam

Sumber : Hasil Analisis 2013

Event Wisata lokasi tersebut.


1) Mempertahankan even festival kesenian Menciptakan jenis wisata baru yaitu
dan kebudayaan Isen Mulang yang rutin menyusuri sungai untuk melihat
diadakan setiap bulan Mei di Buntok; 2) keanekaragaman fauna dan kekhasan
Mengadakan even perlombaan dayung masyarakat perkampungan terapung
setiap hari jadi Kabupaten Barito serta menciptakan even floating di
Selatan pada tanggal 26 Januari di Desa Dusun Bambaler setiap hari jadi Dusun
Danau Sadar.; 3) Mengadakan study tour , Bambaler pada Tanggal 22 November.
sebagai lokasi penelitian dan wisatawan yang
memiliki hobi terhadap flora ke taman
anggrek alam di Desa Sanggu untuk
mengenali jenis anggrek yang tumbuh di

Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Gambar 3 Alur Perumusan Arahan pengembangan


Sumber : Hasil Analisis 2013

Promosi dan Lembaga Pariwisata promosi wisata melalui media elektronik dan
1) Menyediakan tourist map mengenai media cetak.
potensi-potensi yang ada di Kecamatan
Dusun Selatan. Meningkatkan promosi
wisata yang ada dengan menggunakan Strategi Pengembangan di Kecamatan Dusun
media elektronik maupun media cetak; 2) Selatan
Meningkatkan skill masyarakat melalui Strategi yang dapat dilakukan dalam
penyuluhan – penyuluhan guna upaya melakukan pemerataan pengembangan
meningkatkan pelayanan serta seluruh objek wisata yang ada di
kreatifitas didalam usaha ekonomi yang Kecamatan Dusun Selatan, berdasarkan
terkait dengan pariwisata; 3) Meningkatkan dengan hasil analisis SWOT, BCG dan
peran serta masyarakat lebih jauh lagi di Supply and Demand
dalam pengelolaan (pemanfaatan) serta
pemeliharaan obyek – obyek wisata; 4) Hirarki I
Menyediakan tour information di setiap objek 1) Mengadakan even rutin perlombaan
wisata yang ada di Kecamatan Dusun dayung di Danau Sadar dalam rangka
Selatan; 5) Menyediakan tourist map memperingati hari bersejarah seperti ulang
mengenai potensi-potensi yang ada di tahun Kabupaten; 2) Menyediakan toko-toko
Kecamatan Dusun Selatan; 6) Menyediakan souvenir yang menjual cendera mata
pamflet/ brosur di lokasi – lokasi strategis khas dari Kecamatan Dusun Selatan di
seperti di hotel yang tersebar di seluruh desa objek wisata di Desa Danau Sadar dan Desa
di Kecamatan Dusun Selatan; 7) Melakukan Sanggu, seperti gantungan kunci, kerajinan

Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

tangan dan kaos; 3) Menciptakan jenis Transportation, Pintu Gerbang (Entrance),


wisata baru yaitu menyusuri sungai Rambu-rambu menuju objek wisata, toilet,
untuk melihat keanekaragaman fauna dan restoran/ warung, hotel/ penginapan/
kekhasan masyarakat perkampungan homestay, toko souvenir, tourist information,
terapung serta menciptakan even floating di tourist map, buletin, tour dan pementasan
Dusun Bambaler setiap hari jadi Dusun atraksi – atraksi budaya; 8) Membatasi
Bambaler pada Tanggal 22 November; 4) pembangunan di sekitar kawasan wisata
Menyediakan sarana dan prasarana seperti, dalam upaya meminimalisir dampak negatif
angkutan umum, SPBU, Bank/ ATM, Tourist bagi lingkungan di kawasan wisata; 9)
Transportation, Pintu Gerbang (Entrance), Menyediakan fasilitas tempat sampah di
Rambu- rambu menuju objek wisata, tempat lokasi-lokasi perbelanjaan.
peribadatan, toilet, restoran/ warung, hotel/
penginapan/ homestay, tourist information, Hirarki III
tourist map, buletin, tour guide pada objek 1) Menciptakan magnet yang dapat menarik
wisata sejarah; 5) Membangun jalan setapak minat wisatawan membuka akses jalan
di dalam areal Taman Anggrek Alam dan menuju kawasan wisata; 2) Membuat pola
membuat Museum Anggrek di dekat lokasi dan jalur wisata menuju ke lokasi – lokasi
Taman Anggrek; 6) Membatasi wisata yang belum berkembang; 3)
pembangunan di kawasan wisata demi Melakukan promosi untuk kawasan wisata
meminimalisir kerusakan lingkungan yang belum berkembang; 4) Membangun
dimasa datang; 7) Merevitalisasi objek sarana dan prasarana seperti pembangkit
bersejarah yang rusak serta melakukan listrik, sistem penyedia air bersih, parkir,
pemugaran terhadap objek-objek wisata angkutan umum, SPBU, Bank/ ATM, Tourist
sejarah; 8) Memperbaiki akses jalan – jalan Transportation, Pintu Gerbang (Entrance),
yang berlubang menuju ke kawasan wisata; Rambu-rambu menuju objek wisata, tempat
9) Meningkatkan kreativitas masyarakat peribadatan, toilet, restoran/ warung, hotel/
sekitar objek wisata sebagai upaya penginapan/ homestay, toko souvenir,
meningkatkan kualitas sumberdaya tourist information, tourist map, buletin,
masyarakat yang tinggal disekitar objek tour guide pada objek wisata sejarah; 5)
wisata dengan cara membuat Membatasi pembangunan di sekitar kawasan
lembaga pendidikan formal (sekolah wisata dalam upaya meminimalisir dampak
pariwisata) dan informal (lembaga/ kursus) negatif bagi lingkungan di kawasan wisata.

Hirarki II Daftar Pustaka


1) Menyediakan fasilitas belajar menari BPS, 2012. Statistik Kecamatan Dusun Selatan
disanggar seni tari bagi para wisatawan; 2) Tahun 2012, Badan Pusat Statistik
Membuat pagelaran kesenian daerah sebagai Kabupaten Barito Selatan, Buntok.
even rutin di sanggar; 3) Membuka kursus
tarian daerah bagi wisatawan yang berminat Clare A, Gunn. Tourism Planning-Second
belajar tarian daerah; 4) Menyediakan Edition, Taylor & Francis, London.
fasilitas perbelanjaan di sekitar pusat Clare A, Gunn dan Var. T, 2002, Tourism
kerajinan tangan dan berinovasi dengan hasil Planning. New York. Routledge.
karya yang ada sebagai upaya menarik minat
wisatawan; 5) Mengadakan pelatihan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
masyarakat sekitar dalam upaya Barito Selatan, 2010. Bulletin
meningkatkan peran serta dan kualitas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
masyarakat sekitar; 6) Memperbaiki akses Barito Selatan Edisi Tahun 2010,
jalan – jalan yang berlubang menuju ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kawasan wisata; 7) Menyediakan sarana dan Kabupaten Barito Selatan, Buntok.
prasarana, seperti angkutan umum, Tourist

Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2

Freddy Rangkuti.2006, Analisis SWOT Tourism in Developing Countries,


Teknik Membedah Kasus Bisnis.PT Oxfort, Oxford University Press.
Gramedia Pustaka Utama. Jakart. Spillane, J. James, 1994, Pariwisata Inodesia
Gunawan, Mira P, Ina Herlina, 2000, Garis Siasat Ekonomi dan Rekyasa Kebudayaan,
Besar Perencanaan Pengembangan dan Kanisius, Yogyakarta.
Pemasaran Pariwisata di Tingkat Lokal
dan Wilayah, Bandung: Pusat Penelitian
Kepariwisataan Institut Teknologi
bandung.
http://baritoselatan.blogspot.com/2010/08/keb
udayaan-dan-pariwisata- kabupaten.html
Inskeep, Edward. 1994. National dan Regional
Tourism Planning. Routledge, London &
New York,
Kodyat, H., 1983, Diperlukan Pengertian yang
Lebih Komperhensif’ dalam Kompas, 21
September.
Kotler, P and Armstrong, G, 1991. Principles
of Marketing. Fifth Ed. Prentice- Hall.
Laboratorium PPSR, 2012. Modul Praktikum
Statistika, Universitas Islam Bandung,
Bandung.
Lane, B., 1994. “What is rural tourism ?”,
dalam Journal of Sustainable Tourism 2:
7-21.
McIntyre, George, 1993, Susteinable Tourism
Development: Guide For Local Planners.
Madrid: WTO.
Mill, Robert C and Alistair Morrison. 1985.
The Tourism System. Prentice Hall.
Englewood Cliffs, Nj.
Praja Zulyasman E, 2012. Tugas Akhir
Strategi Pengembangan Kawasan
Wisata Sungai Kapuas, Bandung.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Propinsi Kalimantan Tengah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Barito Selatan.
Schdler, Ferdinand K. 1979., “ African Arts
and Crafts in a World of Changing
Values”, dalam de Kadt, ed, Tourism
Pasport to Development? Perspective on
the Social and Cultural Effects of

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai