Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Sindrom Marfan

Sindrom Marfan merupakan penyakit genetik yang menyerang jaringan ikat. Sindrom ini
diwariskan secara autosom dominan, dengan gangguan pada gen FBN1, pada kromosom 15
sebagai penyebabnya. Kelainan inilah yang menyebabkan gangguan pada jaringan ikat.

Jaringan ikat pada tubuh berfungsi memberikan daya tahan jaringan, kartilago, dan elastisitas
tendon. Karena itu, jaringan ikat ditemukan pada banyak organ. Gangguan pada jaringan ikat
dapat menimbulkan gangguan pula pada berbagai organ. Mereka yang memiliki gangguan
sindrom ini biasanya memiliki tubuh yang tinggi, rentan mengalami gangguan tulang belakang
(skoliosis), dan memiliki sendi yang fleksibel.

Penyebab Sindrom Marfan


Penyebab sindrom Marfan terkait dengan masalah genetis di mana terdapat gangguan pada gen
FBN1, pada kromosom 15. Padahal kromosom ini berfungsi untuk menempelkan kode protein
pada jaringan ikat fibrilin.

Kelainan sifat pada protein ini menyebabkan gangguan jaringan ikat yang dijumpai pada banyak
organ. Karena itu, penderita sindrom Marfan akan mengalami berbagai masalah seperti gangguan
sistem muskuloskeletal, jantung, dan mata.

Diagnosis Sindrom Marfan


Penentuan diagnosis sindrom Marfan dapat dilakukan dengan menggali informasi medis dan
pemeriksaan fisik langsung. Pada wawancara medis dapat ditemukan adanya riwayat keluarga
dengan sindrom ini.

Berbagai gangguan dapat dikeluhkan oleh penderitanya –seperti gangguan mata, jantung, dan
paru. Penderita juga dapat mengeluhkan adanya gangguan penglihatan, gangguan tulang
belakang, dan bentuk dada yang tidak normal.

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai beberapa kelainan fisik seperti bentuk jari yang panjang,
gangguan bentuk rongga dada seperti pectus karinatum (dinding dada condong keluar),
gangguan tulang belakang berupa skoliosis, dan gangguan katup jantung. Pemeriksaan foto
tulang belakang dan echocardiografi perlu dilakukan untuk melihat derajat kelainan yang terjadi.
Untuk menunjang diagnosis sindrom Marfan, dapat pula dilakukan pemeriksaan genetik.

Gejala Sindrom Marfan


Penderita sindrom Marfan dapat menunjukkan berbagai gejala, seperti:

 Postur tubuh yang tinggi


 Bentuk dada yang menonjol keluar atau ke dalam
 Gangguan tulang belakang
 Gangguan pertumbuhan gigi
 Mata cekung
 Bentuk kaki yang besar
 Sendi lunglai
 Pergeseran lensa mata
 Gangguan katup jantung.

Pengobatan Sindrom Marfan


Belum ada teknik penyembuhan untuk sindrom Marfan. Namun berkat penanganan yang tepat,
angka harapan hidup meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Pemeriksaan berkala oleh
dokter jantung diperlukan untuk melihat adanya gangguan katup jantung dan katup aorta.

Pada penderita gangguan jantung dapat diberikan berbagai pengobatan. Misalnya obat golongan
beta blocker seperti propranolol, dan obat penyekat ACE. Namun, apabila gangguan pembuluh
darah atau katup jantung sudah berat, maka tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan.

Pada kasus gangguan tulang belakang, masalah dapat ditangani dengan pemasangan korset
khusus. Sedang pada kasus pertumbuhan tulang belakang yang parah, maka dapat
dipertimbangkan pula tindakan pembedahan.

Pencegahan Sindrom Marfan


Tidak ada pencegahan untuk terjadinya sindrom Marfan. Hanya saja, untuk mencegah terjadinya
kondisi cedera atau gangguan yang lebih berat, penderita sindrom Marfan disarankan untuk
menghindari kegiatan dengan risiko tinggi.

Aktivitas seperti angkat beban, olahraga dengan kontak tubuh, berselancar, atau menyelam,
merupakan beberapa kegiatan yang sebaiknya dihindari atau dikontrol dengan ketat. Lebih baik
konsultasikan pada dokter untuk menemukan jenis olahraga yang tepat untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai