Laporan Kasus Mendalam Nisa
Laporan Kasus Mendalam Nisa
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Dietetika
(PKD) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro
Disusun oleh :
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Praktek Kerja
Dietetika (PKD) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen
Disusun Oleh :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Studi Kasus Mendalam Praktek Kerja Dietetika
Penatalaksanaan Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Chronic Kidney Disease
(CKD) dengan Hemodialisa Rutin dan Hipertensi Stage II di Bangsal Melati
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Telah disetujuhi oleh pembimbing dan telah direvisi serta diterima sebagai
bagian persyaratan untuk memenuhi tugas akhir Praktek Kerja Dietetika (PKD)
Surakarta.
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Instalasi Gizi
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
(CKD) dengan Hemodialisa Rutin dan Hipertensi Stage II di Bangsal Melati RSUD
dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam rangka
PKL Pelayanan Gizi Klinik (PGK) yang dilaksanakan pada tanggal 19 Maret – 28
April 2018.
1. Bapak dr. Didik Haryanto selaku Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
2. Ibu Endang Nur Widiyaningsih, S.ST., M. Si Med selaku Ketua Program Studi S1
4. Ibu Lituhayu Gutomo, S.Gz., selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen yang telah membimbing selama praktek pelayanan gizi klinik
(PKL-MAGK).
5. Ibu Endang Lestari Handayani, S.ST selaku pembimbing praktek di RSUD dr.
6. Bapak dan Ibu Ahli Gizi di Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
8. Orang tua kami yang telah memberi do’a dan dukungan kepada kami.
9. Teman-teman angkatan S1 Gizi angkatan 2014 atas kerja sama, motivasi dan
dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunna laporan ini jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ................................................................................. iii
Kata Pengantar ........................................................................................... iv
Daftar Isi ...................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
Daftar Lampiran .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 3
C. Waktu dan Tempat ............................................................................ 4
D. Jenis Data dan Cara Pengambilan Data............................................ 4
E. Manfaat ............................................................................................. 5
vi
3. Riwayat Gizi ................................................................................ 28
C. Assessment Gizi ............................................................................... 29
1. Antropometri ................................................................................ 29
2. Biokimia....................................................................................... 29
3. Fisik dan Klinik ............................................................................ 30
4. Dietary History ............................................................................. 30
5. Medical History ............................................................................ 31
D. Diagnosis Gizi ................................................................................... 33
E. Intervensi Gizi ................................................................................... 33
1. Tujuan Diet .................................................................................. 33
2. Syarat/Prinsip Diet (plus jelaskan alasannya dan
bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan) ............... 33
3. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi .................................................. 34
4. Jenis Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian ..................... 35
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi ............................................... 35
6. Rencana Konsultasi Gizi ............................................................. 36
F. Implementasi ..................................................................................... 36
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit ................................................... 36
2. Rekomendasi Diet ....................................................................... 37
3. Ringkasan Monitoring dan Evaluasi ............................................. 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
8. Identitas Pasien................................................................................. 27
9. Riwayat Penyakit............................................................................... 27
viii
23. Monitoring dan Evaluasi Antropometri ............................................... 42
ix
DAFTAR LAMPIRAN
3. Rekomendasi Diet
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola diet yang tidak sehat dan aman pada masyarakat identik
yang dapat berlanjut kepada tahap gagal ginjal kronik (GGK) (Jha etc,
2013). Gagal ginjal kronik merupakan suatu perubahan fungsi ginjal yang
secara mendadak dan cepat (hitungan jam – minggu). Pada pasien gagal
retensi natrium dan air oleh ductus collingens. Semua efek ini menambah
cairan ekstrasel (Mcphee & William, 2010). Pada gagal ginjal kronik, hasil
akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah dan terjadi uremia yang
1
mengakibatkan ginjal tidak mampu dalam mengkonsentrasikan
supaya tidak terjadi penurunan fungsi ginjal lebih lanjut (Setyohadi, 2009).
Hemodialisis (HD) merupakan salah satu pilihan terapi pada pasien gagal
ginjal kronik stage akhir. Penyakit ginjal kronik dengan terapi Hemodialisis
psikologis, dan sosial ekonomi. Hal ini tidak hanya berdampak pada diri
sendiri tetapi juga pada keluarga. Proses terapi memerlukan waktu jangka
(Gallieni, 2008).
telah digantikan dengan ginjal buatan atau dialiser. Disamping itu terjadi
protein tinggi dan rendah natrium, kalium, dan fosfat. Asupan cairan harus
pelayanan gizi khususnya bagi pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang
dirawat di rumah sakit dilakukan tindakan asuhan gizi secara dini agar
2
dapat dilakukan upaya pemberian nutrisi untuk menunjang proses
gizi pada pasien. Pada studi kasus ini psien yang mendapatkan asuhan
Prijonegoro.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Hipertensi stage II
2. Tujuan Khusus
3
d. Mahasiswa mampu menyusun Nutritional Care Process (NCP)
stage II
Prijonegoro Sragen.
1. Jenis Data
a. Data primer
4
primer yang diambil meliputi data antropometri, anamnesis
asupan makan.
b. Data sekunder
dan observasi.
E. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Pasien
Sragen
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
ginjal (Suwitra, 2014). Selain itu, pada pasien gagal ginjal kronik
Tabel 1.
6
selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
ginjal kronik. Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal
yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis
(Suwitra, 2014).
7
dapat terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
1) Ketidakseimbangan Cairan
8
2) Ketidakseimbangan Natrium
dan hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium di dapat
natrium setiap hari atau dapat meningkat sampai 200 mEq per
9
3) Ketidakseimbangan Kalium
(Muttaqin, 2011).
10
menyebabkan mikropresipitasi garam kalsium dan magnesium di
5) Gangguan Hematologi
racun uremia akan menekan produksi sel darah merah oleh bone
Kadar BUN bukan indikator yang tepat dari penyakit ginjal karena
11
sama dengan jumlah yang diproduksi tubuh (Smeltzer & Bare,
2008).
disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh
12
2. Etiologi
a. Diabetes Melitus
b. Hipertensi
c. Usia
13
ginjal akan mengalami penurunan pada kecepatan ekskresi
Supadmi, 2015).
d. Kebiasaan Merokok
e. Kurang Olahraga
f. Kurang Tidur
14
aktivitas simpatis, meningkatkan stresor fisik dan psikis, dan
3. Patofisiologis
bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25%
nefron – nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang
2011).
nefron – nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari
parut dan aliran darah ginjal akan berkurang. Pelepasan renin akan
15
protein plasma. Kondisi akan bertambah buruk dengan semakin
4. Pencegahan
5. Penatalaksanaan Diet
anuria.
tanpa produksi urine. Pada pasien seperti ini perlu restriksi cairan
yang ketat. Anjuran asupan cairan harian didasarkan pada jumlah urin
16
yang dihasilkan selama 24 jam peningkatan berat badan. Pasien
hormon paratiroid. Asupan vitamin larut dalam air (B dan C), biasanya
Tabel 2.
Rekomendasi Nutrisi Harian
Nutrient Stadium 1-5 Hemodialisa Peritoneal
Dialisis
Protein LGF>30 >1,2 g/kg/hari >1,2-1,3
mL/min/1.73 dengan paling g/kg/hari
m2 : > 0,8 sedikit 50% HBV paling sedikit
g/kg/hari 50% HBV
LGF 15-29
mL/min/1.73
m2 : 06-0,75
g/kg/hari
Sindrom
Nefrotik : 0,8-
1.0 g/kg/hari
Energi (jika 35-40 kkal/kg, >60 tahun: 30-35 >60 tahun :
pasien <90% tergantung kkal/kg 30-35 kkal/kg
atau>115% status nurisi
<60 tahun : termasuk
dari rata-rata dan faktor
35 kkal/kg kalori dialisat
BB standar, stres <60 tahun :
gunakan 30-35 kkal/kg
aBWef) termasuk
kalori dialisat
Cairan Berdasarkan 500-1000 mL/hari CAPD dan
status klinis ditambah jumlah APD, kira-kira
urin perhari 2000-3000
mL/hari
berdasarkan
status klinis,
tidak dilarang
jika BB dan
TD terkontrol
dan urine 2-3
L/hari.
Calcium 800 mg/hari 800 mg/hari atau 800 mg/hari
atau bila perlu bila perlu untuk atau bila perlu
17
untuk menjaga menjaga target untuk
target level level serum menjaga
serum target level
serum
Vitamin dan RDA untuk Vitamin C, 60-100 Vitamin C, 60-
mineral vitamin B mg; vitamin B6, 5- 100 mg;
komplek dan 10 mg : asam folat, vitamin B6, 5-
C, zinc. Besi, 08-1 mg; DRI 10 mg : asam
kalsium, dan untuk yang; zinc folat, 08-1 mg;
vitamin D tersendiri, kalsium, DRI untuk
besi, dan vitamin D yang; zinc
tersendiri,
kalsium, besi,
dan vitamin D
Potassium Biasanya tidak 40 mg/kg atau
dilarang kira-kira 2000-
sampai LFG 3000 mg/hari (80-
<10 105
mL/min/1.73 mmol/hari)kecuali
m2 serum level
meningkat atau
menurun
(Goldstein, 2014)
B. Hemodialisa
1. Definisi
dengan penyakit ginjal stadium akhir atau end stage renal disease
yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan
18
dialisis waktu singkat. Penderita gagal ginjal kronik, hemodialisis akan
2. Tujuan
yang lebih rendah (Lavey, 2011). Cairan dialisat tersusun dari semua
19
yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairan
agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor
20
C. Edema
1. Definisi
dalam ruang interstitial (celah di antara sel) atau jaringan tubuh yang
umum cairan tubuh yang terdapat diluar sel akan disimpan di dalam
interstitial (Isroin, Istanti & Soejono, 2013). Cairan edema diberi istilah
transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah, jernih tidak
2. Etiologi
21
gangguan fungsi ginjal kronis juga dapat mengalami edema akibat
retensi garam dan air (Linberg, 2010). Retensi natrium terjadi apabila
ekskresi natrium dalam urin lebih kecil dari pada yang masuk (intake).
D. Tekanan Darah
bermakna pada jam akhir dialisis. Jika tejadi kenaikan tekanan darah
22
asupan natrium. Akibat peningkatan tekanan darah dalam jangka dapat
160 mmHg dan tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih (William, 2008 ;
Lazarus, 2009).
dirasakan oleh pasien) berupa rasa tidak nyaman, nyeri atau sensasi
organik yaitu adanya kelainan pada organ tubuh dan non organik yaitu
berupa gangguan psikis yang tidak disertai kelainan fisik. Sesak napas
Sesak napas yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang
23
adanya penumpukan cairan yang diakibatkan oleh rusaknya ginjal,
24
BAB III
A. Skrining Gizi
NO MR : 495617
Tabel 3.
Data Pasien
Nama : Tn. S Usia : 63 Tahun
Bangsal : Melati Diagnosis : Chronic Kidney Disease
(CKD) Stage V dengan HD Rutin 1x/minggu
dan Hipertensi Stage II
Tanggal masuk RS : Tanggal Skrining : 31 Maret 2018
29 Maret 2018
1. Skrining Awal
Tabel 4.
Skrining Awal
No Kriteria Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20.5 atau LLA < 25 cm
untuk wanita dan LLA < 26.3 cm untuk
pria?
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam
3 bulan terakhir?
3 Apakah asupan makan pasien
menurun 1 minggu terakhir?
4 Apakah pasien dengan penyakit
berat? (ICU)
- Jika tidak untuk semua kriteria skrining diulang 1 minggu
kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya dilakukan
skrining lanjut
25
2. Skrining Lanjut
Tabel 5.
Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria Skor
Absen (Skor = 0) Status Gizi Normal 0
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3
bulan atau asupan 5 – 75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2
bulan atau IMT 185 – 20.5 atau
asupan 25 – 50% dari kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1
bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT < 18.5 atau asupan 0 – 25%
dari kebutuhan
3. Skrining Lanjut II
Tabel 6.
Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria Skor
Absen (Skor = 0) Kebutuhan Gizi Normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis 1
hati, COPD, HD rutin, DM,
kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stroke, pneumonia
berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplantasi
sumsum, pasien ICU (APACHE
>10)
Tabel 7.
Total Skor Skrining
Skrining Skrining Usia > 70 Total Skor
Lanjut I Lanjut II th
Skor 0 1 0 1
RISIKO / TIDAK RISIKO
Keterangan :
Skor ≥ 3 : risiko malnutrisi, perlu perencanaan gizi secara
dini
Skor < 3 : tidak berisiko malnutrisi atau bisa dilakukan
skrining seminggu kemudian
26
Kesimpulan :
seminggu kemudian
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Tabel 8.
Identitas Pasien
Nama (Initial) : Tn S No RM : 495617
Umur : 63 Tahun Ruang : Melati Timur
kamar 5E
Jenis Kelamin : Laki – laki Tgl Masuk : 29 Maret
2018
Agama : Islam Tgl Kasus : 31 Maret
2018
Pekerjaan/Penghasilan : Swasta Alamat : Sadakan Rt
004 Wonokeso Kedawung
Pendidikan : SD Diagnosis Medis : Chronic
Kidney Disease stage V
dengan HD rutin 1x/minggu
dan Hipertensi stage II
Aktivitas Fisik :- Suku/Bangsa : Jawa
Data Sekunder RM 495617
2. Riwayat Penyakit
Tabel 9.
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Sesak nafas sejak 3 hari
SMRS, sesak dirasakan terus
– menerus, sesak membaik
jika pasien duduk, batu (+),
kedua kaki bengkak (+)
RPD Hipertensi
Asam Urat
CKD sejak 4 tahun yang lalu
RPK -
RPS/Diagnosis Medis Chronic Kidney Disease (CKD)
stage V dengan HD rutin
1x/mingggu dan Hipertensi
stage II
Data Sekunder RM 495617
27
3. Riwayat Gizi
Tabel 10.
Riwayat Gizi
Alergi/pantangan Tidak ada
terhadap bahan
makanan tertentu
Diet yang pernah -
dijalankan
Kebiasaan makan Makan 2x/hari
- Makanan pokok : Nasi 2x/hari @ 2 ctg
- Lauk Hewani : telur ayam 2x/hari @ 1
btr
- Lauk Nabati : -
- Sayur : bayam 2x/hari @ 1 mangkok
kecil
- Buah : jeruk manis 1x/minggu @1
buah
- Minuman : teh manis 1x/hari @ 1 gls
belimbing
- Gorengan : tempe tahu goreng 2x/hari
@ 1 ptg sdg
- Penggunaan garam grosok dalam
pengolahan makanan
Makanan yang Tempe dan tahu goreng
disukai
Suplementasi -
Gizi
Cara pengolahan Lauk hewani : goreng
makanan Lauk nabati : goreng
Sayur : rebus
Gangguan fungsi Mual :+
gastrointestinal Muntah :-
Nyeri ulu hati :+
Anoreksia :-
Diare :-
Konstipasi :-
Perubahan pengecapan/penciuman : -
Gangguan mengunyah :-
Gangguan menelan :-
Lain – lain : perut kembung
Perubahan berat -
badan
Lain – lain Nafsu makan kurang
Buang Air Kecil (BAK) sedikit
28
ASSESSMENT GIZI
1. Antropometri
Tabel 11.
Antropometri
Berat badan (BB) : BB idaman/ideal :
cm = 90% (TB Estimasi - 100)
Aktual = 90% (159,75 – 100)
= 90% (59,75)
= 53, 7 Kg
Tinggi badan : cm IMT :
(TB)
Tinggi lutut : cm
Rumus Estimasi TB
berdasarkan tinggi lutut :-
Rentang lengan : 164 cm Rumus Estimasi TB
ULNA : 29 cm berdasarkan rentang lengan :
= 118,24 + (0,28 x 164 cm) –
(0,07 x 63 thn)
= 118,24 + 45,92 – 4,41
= 159,75 cm
Lingkar lengan : 28,5 cm % LLA :
atas (LLA) 𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍
= 𝒙 100%
𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒍𝒆
𝟐𝟖,𝟓
= 𝒙 100%
𝟑𝟏,𝟕
= 89,9%
Lingkar pinggang :- Rasio lingkar pinggang/pinggul :
Lingkar pinggul :- -
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri :
Berdasarkan pemeriksaan antropometri pasien memiliki status gizi
normal dibuktikan dengan %LLA = 89,9% (≥ 85%)
(WHO-NCHS)
Data Primer Maret 2018
2. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 12.
Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Rentang
Kadar Keterangan
Urin/Darah Normal
Hemoglobin 7,30 g/dL 12 – 16 g/dL Rendah
Eritrosit 2,44 jt/μL 4,5 – 5,5 jt/dL Rendah
Hematokrit 22,6% 40 – 48% Rendah
Leukosit 10,70 rb/μL 5 – 10 ribu/μL Tinggi
Ureum 126,6 mg/dL 10 – 50 mg/dL Tinggi
29
Kreatinin 10,68 mg/dL <1, 5 mg/dL Tinggi
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan biokimia :
Berdasarkan pemeriksaan biokimia pasien mengalami gangguan
fungsi ginjal dibuktikan dengan kadar ureum dan kreatinin tinggi
(ureum 126,6 mg/dL dan kreatinin 10,68 mg/dL). Sistem imunitas
menurun dibuktikan dengan kadar leukosit tinggi (leukosit 10,70
rb/μL). Anemia dikarenakan penurunan fungsi ginjal dalam
memproduksi hormon eritropoietin dibuktikan dengan penurunan
kadar eritrosit, hemoglobin dan hematokrit (eritrosit 2,44 jt/μL, Hb
7,30 gdL dan hematokrit 22,6%)
Data Sekunder, Maret 2018
Tabel 13.
Clinic dan Fisik
30
4. Dietary History
buah yang tinggi kalium, yaitu bayam dan jeruk manis. Kalium
darah. Namun pada pasien gagal ginjak kronik, ginjal tidak mampu
Rendah Kalium
Tabel 14.
Hasil Recall 24 jam di Rumah sakit
tanggal 31 Maret 2018
Implementasi Energi Protein Lemak KH (g) Fe
(Kcal) (g) (g) (mg)
Asupan oral 1330,3 60,5 42,9 178,2 -
Asupan - - - - -
Enteral
Parrenteral - - - - -
Kebutuhan 1706,8 65,8 48,22 256,6 -
% Asupan 77,9% 91,9% 88,9% 69,4% -
Kategori Sedang Baik Baik Sedang -
Kesimpulan berdasarkan recall 24 jam :
Berdasarkan hasil recall 24 jam dapat diketahui bahwa
31
asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat tergolong
kurang.
Kategori % asupan makanan per hari menurut Depkes RI
(2005):
Lebih : > 110%
Baik : 80 – 110%
Sedang : 60 – 79%
Kurang : <59%
5. Medical History
a. Pemeriksaan Penunjang
b. Terapi medis
Tabel 15.
Terapi Medis
Jenis Fungsi Interaksi dengan
Obat/Tindakan Zat Gizi
Infus RL 20 tpm Menambah cairan Tidak ada
mikro elektrolit
Ranitidin Penekan asam
1 amp/12jam lambung
Furosemide Diuretik Tidak ada
1 amp/12 jam
Candesartan Menghambat
1x2 mg pengikatan reseptor
Amlodipin 1x5 mg Pengobatan Jus anggur dapat
Hipertensi meningkatkan kadar
amlodipin
OBH sirup 3x1 cc
32
Hemodialisa rutin Menggantikan -
1x/minggu fungsi ginjal dalam
membuang sisa –
sisa metabolisme
dalam tubuh
Tranfusi Darah 20 Meningkatkan kadar -
Kolf Hemoglobin dan
ketersediaan
oksigen
Data Sekunder RM 495617
DIAGNOSIS GIZI
Tabel 16.
Diagnosis Gizi
NI 5.7.1 Asupan protein tidak adekuat berkaitan dengan
berkurangnya kemampuan untuk mengkonsumsi
protein yang cukup dibuktikan dengan oedema di
kedua kaki dan tindakan hemodialisa rutin 1x/minggu
NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan
gangguan fungsi ginjal dibuktikan dengan peningkatan
kadar ureum dan kreatinin (ureum 126,6 mg/dL dan
kreatinin 10,68 mg/dL)
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet :
atau berlebihan
2. Syarat/Prinsip Diet
33
b. Protein diberikan cukup, yaitu 1,1 g/KgBBI/hari pada pasien
tinggi
pasien
BBI = 53,7 Kg
Energi : 35 kkal/KgBBI/hari
= 35 x 53,7 Kg
= 1879,5 kkal
= 1,1 x 53,7 Kg
= 59,07 gram x 4
34
= 236,28 kkal
469,875 𝑘𝑘𝑎𝑙
=
9
= 52,2 gram
1879,5−(236,28+469,875)
Karbohidrat :
4
1879,5−706,875
=
4
1173,345
=
4
= 293,3 gram
= 1800 ml
Tabel 17.
Rencana Monitoring dan Evaluasi
Yang diukur Pengukuran Evaluasi
Target
Anamnesis Keluhan utama wawancara Keluhan
seiap hari menghilang
Antropometri LLA dan RL Diawal dan Normal
diakhir studi
kasus
Biokimia Hemoglobin, Ureum Sesuai Normal
dan Kreatinin pemeriksaan
35
Clinic dan Tensi, respirasi, Sesuai Normal
Fisik nadi dan suhu pemeriksaan
Asupan Zat % asupan energi, Recall 24 jam Asupan
Gizi protein, lemak dan dan comstok makan baik
karbohidrat setiap hari ≥ 80% dari
kebutuhan
(Depkes,
2005)
Tabel 18.
Rencana Konsultasi Gizi
Masalah Tujuan Materi Konseling Keterangan
Gizi
Gangguan Mengurangi 1. Diet Cukup Protein Metode :
fungsi ginjal progresivitas RG III dan Tinggi Ceramah dan
gagal ginjal Energi tanya jawab
2. Memberikan
makanan yang Sasaran :
dibatasi, makanan Pasien dan
yang dianjurkan keluarga
dan tidak pasien
dianjurkan
Hipertensi Membantu Diet RG III Media :
stage II menurunkan Leaflet
tekanan
darah Waktu :
20 menit
7. Implementasi
36
Tabel 19.
Parrenteral Nutrisi
Energi Protein Lemak KH
(Kcal) (g) (g) (g)
Standar Diet RS 1706,8 65,8 48,2 256,6
Infus - - - -
Kebutuhan 1879,5 59,07 52,2 293,3
(Planning)
%Standar/kebutuhan 90,8% 111,2% 92,3% 87,5%
Kategori Baik Lebih Baik Baik
2. Rekomendasi Diet
Tabel 20.
Rekomendasi Diet
Standar Diet RS Rekomendasi
Bb biasa Standar Diet
RPRGRK B Cukup Protein
RG III
Makan Pagi
Makanan pokok (bubur) 240 gram 250 gram
Lauk hewani 50 gram 50 gram
Lauk nabati 25 gram -
Sayur 100 gram 125 gram
Makan Siang
Makanan pokok (bubur) 240 gram 300 gram
Lauk hewani 50 gram 50 gram
Lauk nabati 25 gram -
Sayur 100 gram 150 gram
Buah 150 gram
Gula pasir 13 gram
Makan Malam
Makanan pokok (bubur) 240 gram 250 gram
Lauk hewani 50 gram 50 gram
Lauk nabati 25 gram -
Sayur 100 gram 125 gram
37
Selingan malam 40 gram 40 gram
Risoles
38
Tabel 21.
Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut
EVALUASI
dan
DIAGNOSIS MONITORING DAN EVALUASI ABCD DIAGNOSIS GIZI
TGL TINDAK
LANJUT
TERAPI
ANTROP BIOKIMIA FISIK/KLINIS ASUPAN
OBAT
31 Maret CKD stage Rentang Hemoglobin= 7,30 KU = composmentis, E = 1330,3 Kkal RL 500 ml a. NI 2.1 Asupan makan Diet
2018 V dengan lengan = gr/dl sedang P = 60,5 gr Ranitidin oral tidak adekuat BRPRGRK
HD rutin 164 cm, Eritrosit = 2,44 jt/μL TD = 160/100 mmHg L = 42,9 gr Furosemide berkaitan dengan tidak
dan HT LLA= 28,5 Hematokrit = 22,6% Nadi = 83 x/mnt KH = 178,2 gr Candesartan nafsu makan dan mual
stage II cm Leukosit = 10,70 rb/μL Respirasi = 25 x/mnt Amlodipin
dibuktikan dengan
Ureum = 126,6 mg/dl Suhu = 36,5 oC OBH sirup
Kreatinin = 10,68 Aminefron asupan makan <25%
mg/dl Asam folat dari kebutuhan
b. NI 5.1 Peningkatan
kebutuhan protein
berkaitan dengan
kondisi pasien
dibuktikan dengan HD
rutin 1x/minggu
c. NI 5.4 Pembatasan
kebutuhan natrium
berkaitan dengan
retensi natrium dan
cairan dibuktikan
dengan hipertensi
stage II dan oedema di
kedua kaki
39
d. NC 2.2 Perubahan
nilai laboratorium
berkaitan dengan
gangguan fungsi ginjal
dibuktikan dengan
peningkatan kadar
ureum dan kreatinin
(ureum 126,6 mg/dL
dan kreatinin 10,68
mg/dL)
e. NB 1.2 Kurang
pengetahuan gizi
berkaitan dengan
kepercayaan yang
mempengaruhi
kemampuan untuk
menerapkan infomasi
diet dibuktikan pasien
tidak mengkonsumsi
makanan rumah sakit
01 April CKD stage Sesuai Pemeriksaan KU = composmentis, E = 891,3 kkal RL 500 ml
2018 V dengan sedang P = 26,3 gr Ranitidin
HD rutin TD = 160/90 mmHg L = 23,6 gr Furosemide
Diet Cukup
dan HT Nadi = 80 x/mnt KH = 141,3 gr Candesartan
Protein RG
stage II Respirasi = 22 x/mnt Amlodipin
III Tinggi
Suhu = 36,5 oC OBH sirup
Energi
Aminefron
Asam folat
40
dan HT Hematokrit = 28,3% Nadi = 90 x/mnt KH = 71,6 gr Candesartan
stage II Leukosit = 11,90rb/μL Respirasi = 22 x/mnt Amlodipin
Ureum = 76,9 mg/dl OBH sirup
Kreatinin = 10,04 Aminefron
mg/dl Asam folat
05 April CKD stage Rentang Hemoglobin = 8 gr/dl KU = composmentis, E = 1318 kkal RL 500 ml
2018 V dengan lengan = Eritrosit = 2,72 jt/μL sedang P = 40,7 gr Ranitidin
HD rutin 164 cm, Hematokrit = 25,1% TD = 140/90 mmHg L = 19 gr Furosemide
dan HT LLA= 28,5 Ureum = 58,6 mg/dl Nadi = 83 x/mnt KH = 246 gr Candesartan
stage II cm Kreatinin = 9,07 mg/dl Respirasi = 20 x/mnt Amlodipin
Suhu = 36 oC OBH sirup
Aminefron
Asam folat
41
BAB IV
Tabel 22.
Monitoring dan Evaluasi Keluhan Utama
No Tanggal Keluhan Utama
1 31 Maret 2018 - Sesak nafas
- Batuk
- Kedua kaki bengkak (oedema)
- Mual
- Nyeri ulu hati
- Lemas
2 01 April 2018 - Sesak nafas
- Lemas
- Kedua kaki bengkak
- Nyeri ulu hati
3 02 April 2018 - Lemas (post Hemodialisis)
- Batuk kering
- Lemah
- Tidak oedema
4 03 April 2018 - Sesak nafas
- Lemas
- Tidak oedema
5 04 April 2018 - Pusing
- Lemas
- Tidak oedema
6 05 April 2018 - Lemas (post HD)
- Tidak oedema
- Pusing
- Gelisah
Data Sekunder RM 495617
pada awal skrining memiliki keluhan sesak nafas, batuk, mual, nyeri
42
ulu hati, lemas dan oedema di kedua kaki. Setelah dilakukan
Hemodialisis), pusing, gelisah dan tidak oedema di kedua kaki. Hal ini
tabel berikut:
Tabel 23.
43
Tabel 24.
Cut of Point Status Gizi Berdasakan Persentase LLA
Kategori Persense LLA
Gizi Baik ≥ 85%
Gizi Kurang 70 84%
Gizi Sangat Kurang < 70%
Tabel 25.
Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Biokimia
Tanggal 31 Maret 02 April 03 April 05 April
2018 2018 2018 2018
Pengukuran Hemoglobin Hemoglobin GDS 96 Hemoglobin
7,30 gr/dl 9,10 gr/dl mg/dl 8 gr/dl
Eritrosit Eritrosit Eritrosit
2,44 jt/μL 3,07 jt/μL 2,72 jt/μL
Hematokrit Hematokrit Hematokrit
22,6% 28,3% 25,1%
Leukosit Leukosit Ureum
10,70 rb/μL 11,90rb/μL 58,6 mg/dl
Ureum Ureum Kreatinin
126,6 mg/dl 76,9 mg/dl 9,07 mg/dl
Kreatinin Kreatinin
10,68 mg/dl 10,04 mg/dl
44
Hematokrit rendah (Hemoglobin 7,30 g/dl, Eritrosit 2,44 jt/μL dan
Tabel 26.
Monitoring dan Evaluasi Data Fisik
Tanggal
Pemeriksa 31 01 April 02 April 03 April 04 April 05 April
an Fisik Maret
compos compos compos compos compos compos
mentis, mentis, mentis, mentis, mentis, mentis,
sedang sedang lemah sedang sedang sedang
Data Sekunder RM 495617
45
b. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien Selama Intervensi
Tabel 27.
Monitoring dan Evaluasi Data Klinis
Pemeriksaan Tanggal Batasan
klinis Normal
31 01 02 03 04 05
Maret April April April April April
Tekanan 160/100 160/90 140/80 140/90 110/90 140/90 ≥120/80
darah mmHg
Respirasi 25 22 22 22 22 20 20-
30x/menit
Nadi 83 80 90 85 85 83 60-
100x/menit
Suhu 36,5oC 36,5oC - 36oC 36oC 36oC 36-37 oC
Data Sekunder RM 495617
dalam kadar normal yaitu 22 kali per menit sedangkan pada hari
nadi pasien fluktuasi tetapi dalam keadaan normal dan pada hari
46
5. Monitoring dan Evaluasi Makan Pasien
24 jam dan Comstock. Zat gizi yang dievaluasi adalah energy, protein,
Tabel 28.
Monitoring dan Evaluasi Makan Pasien
Tanggal Asal Energy Protein Lemak KH (gr)
Asupan (kkal) (gr) (gr)
31 Maret Recall RS 985,4 51,3 33,6 121,8
2018 Luar RS 344,9 9,2 9,3 56,4
(Sebelum Jumlah 1330,3 60,5 42,9 178,2
Intervensi) Kebutuhan 1706,8 65,8 48,22 256,6
% Asupan 77,9% 91,9% 88,9% 69,4%
Kategori Sedang Baik Baik Sedang
01 April Recall RS 891,3 26,3 23,6 141,3
(Sebelum Kebutuhan 1706,8 65,8 48,22 256,6
Intervensi) % Asupan 52,2% 39,9% 48,9% 55%
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
02 April Recall RS 554,4 26,5 17,9 71,6
(Intervensi 1) Kebutuhan 1879,5 59,07 52,2 293,3
% Asupan 29,5% 44,8% 34,3% 24,4%
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
03 April Recall RS 941,9 42 24,1 141,5
(Intervensi 2) Kebutuhan 1879,5 59,07 52,2 293,3
% Asupan 50,1% 71,1% 46,2% 48,2%
Kategori Kurang Sedang Kurang Kurang
04 April Recall RS 1002,5 40,3 21,5 164,1
(Intervensi 3) Kebutuhan 1879,5 59,07 52,2 293,3
% Asupan 53,3% 68,2% 41,2% 55,9%
Kategori Kurang Sedang Kurang Kurang
05 April Recall RS 1318 40,7 19 246
(Intervensi 4) Kebutuhan 1879,5 59,07 52,2 293,3
% Asupan 70,1% 68,9% 36,4% 83,9%
Kategori Sedang Sedang Kurang Baik
Data Primer, Maret dan April 2018
47
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil recall 24 jam di
48
Monitoring hari ke-3 saat dilakukan intervensi gizi yaitu
berkurang.
hari ke-2 setelah intervensi. Hal ini disebabkan karena kondisi pasien
dan hari ke-3 setelah intervensi. Hal ini disebabkan karena keluhan
composmentis.
49
Konseling gizi dilakukan pada tanggal 03 April 2018.
hari.
kebutuhan pasien. Kebutuhan terapi diet dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 29.
Perkembangan Terapi Diet
Tanggal
31 01 April 02 April 03 April 04 April 05 April
Maret
Macam RPRG RPRG Cukup Cukup Cukup Cukup
Diet Rendah Rendah Protein Protein Protein Protein
Kalium Kalium RG III RG III RG III RG III
Bentuk Lunak Lunak Lunak Lunak Lunak Lunak
makanan
Cara Oral Oral Oral Oral Oral Oral
pemberian
Data Primer, April 2018
NCP pasien diberikan diet Cukup Protein Rendah Garam III dengan
bentuk makanan lunak dan diberikan secara oral. Pasien diberikan diet
Cukup Protein Rendah Garam III untuk mengurangi retensi cairan dan
50
menurunkan tekanan darah. Bentuk makanan diberikan lunak agar
C. Konseling Gizi
Pemesanan Diet :
c. Durasi : 20 Menit
e. Tujuan :
f. Materi :
51
2. Memberikan makanan yang dibatasi, dianjurkan dan tidak
dianjurkan
52
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
3. Diagnosis Gizi
53
4. Hasil monitoring dan evaluasi keluhan pasien selama pengamatan
Hemodialisis)
serta penurunan kadar Ureum 58,6 mg/dl dan Kreatinin 9,07 mg/dl.
kadar normal yaitu 22 kali per menit sedangkan pada hari ke-6
pasien fluktuasi tetapi dalam keadaan normal dan pada hari ke-3
54
pasien diawal skrining dan hari ke-2 sebesar 36,5oC. Pada hari ke-3
pasien normal.
10. Terapi diet yang diberikan yaitu Cukup Protein RG III dengan bentuk
B. SARAN
55
DAFTAR PUSTAKA
Allison, D, C., Linberg, A, W., Samini, B., Mirzayan, R., dan Menendez, L, R.
2010. A Comaparison of Mineral Bone Graft Subtitutes for Bone Defects,
US Oncology & Hematology, 38-49.
Guyton, A. C., Hall J, E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC
Hudak & Galo. 2010. Keperawatan Kritis Vol II. Jakarta : EGC
Jha, V., Garcia-Garcia, G., Iseki, K., Li, Z., Naicker, S., Plattner, B., Saran, R.,
Wang, A.Y., & Yang, C.W. 2013. Chronic Kidney Disease : Global
Dimnesion and Perspectives. Lancet, 382 (9888), 260-272.
Lavey, A, S., Bosch, J, P., Lewis, J, B., Greene, T., Rogers, N., Roth, D. 2011. A
More Accurate Method To Estimate Glomerular Filtration Rate From Serum
Creatinine : A New Prediction Equation. Modification of Diet in Renal
Disease Study Group. Ann Int Med. 130 : 461-470.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
56
Price, S, A., Wilson, L, M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Setyohadi, B., Sally, A. N., Putu, M.A. 2016. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam
Volume 2. Jakarta : Salemba Medika.
Suwitra. 2014. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam sudoyo, et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S & Bare. 2008. Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippin Cott
57
58