Anda di halaman 1dari 7

Sukses Menurut Kitab Amsal

Setiap orang pasti ingin menjadi orang yang sukses atau berhasil di dalam hidupnya. Dan itu
adalah hal yang wajar, tak terkecuali bagi setiap orang percaya. Sukses bukanlah hal yang salah.
Tuhan tidak pernah melarang kita untuk sukses. Tuhan malah ingin agar kita menjadi orang yang
sukses dalam hidup ini, bukan saja dalam hal materi, tetapi dalam segala aspek kehidupan.
Bahkan Tuhan tidak hanya ingin agar kita menjadi manusia yang sukses, Ia juga telah
memberikan cara atau jalan bagi kita untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan tersebut.
Dalam Alkitab, khususnya Kitab Amsal, banyak dibahas tentang kesuksesan hidup, serta cara-
cara untuk memperolehnya. Berikut ini akan diberikan beberapa cara atau tips dari Kitab Amsal
untuk mencapai kesuksesan hidup.

BERKAITAN DENGAN TUHAN


Meskipun Kitab Amsal pada dasarnya berisi kata-kata bijak, namun banyak juga acuan yang
diberikan tentang Tuhan; sebab memang Kitab Amsal adalah firman Tuhan, yang diinspirasikan
oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya Kitab Amsal menjadi bagian dari Alkitab. Maka, tidak heran
jika Kitab Amsal juga membicarakan tentang Tuhan, yang membedakannya dari kitab-kitab
kebijaksanaan manusia di dunia ini. Karena itu, sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita
memprioritaskan Tuhan di dalam meraih kesuksesan hidup. Ada tiga hal yang perlu kita
perhatikan tentang Tuhan, yang berkaitan dengan kesuksesan hidup.

1. Melibatkan Tuhan
Di dalam Amsal 10:22 dikatakan: “Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak
akan menambahinya.”
Apa arti ayat ini? Ini tidak berarti bahwa kita hanya percaya Tuhan saja tanpa berusaha.
Maksudnya adalah, tanpa perkenanan Tuhan maka segala jerih payah kita untuk meraih
kesuksesan adalah sia-sia. Jadi bagi orang percaya, hal pertama yang dibutuhkan dalam meraih
kesuksesan adalah campur tangan Tuhan, bukan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
kemampuan manusiawi kita. Kita harus tahu bahwa segala sesuatu asalnya dari Tuhan. Dialah
yang memberi kita kesehatan, kekuatan, kemampuan, dan hikmat dalam mengerjakan setiap
pekerjaan kita sehingga pekerjaan tersebut berhasil. Di sisi lain, kita hanyalah manusia yang
terbatas. Tetapi jika kita selalu mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidup kita, maka kita
akan dapat mencapai keberhasilan.

2.Takut akan Tuhan


Takut akan Tuhan artinya adalah membenci kejahatan atau dosa (Amsal 8:13). Jika ini kita
lakukan maka Tuhan akan mengganjar kita dengan kekayaan, kehormatan, dan kehidupan, yakni
kesuksesan yang seutuhnya. Ini disebutkan di dalam Amsal 22:4, “Ganjaran kerendahan hati
dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
Sikap takut akan Tuhan adalah hal lain yang perlu kita miliki jika ingin mencapai kesuksesan
hidup. Kita tidak cukup hanya sekadar melibatkan Tuhan dalam hidup kita, tetapi kita juga harus
mempunyai sikap hidup yang mengasihi Tuhan serta membenci dosa. Tuhan itu tidak senang
dengan dosa, karena itu Dia tidak akan memberkati usaha orang-orang yang masih hidup di
dalam dosa.

3.Mempersembahkan Harta Kita Kepada Tuhan


Jika kita mempersembahkan harta kita kepada Tuhan, maka kita akan diberkati-Nya secara
berlimpah-limpah. Amsal 3:9-10 berkata: “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan
hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
berlimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”
Banyak orang yang berpikir bahwa memberi persembahan kepada Tuhan hanya dapat kita
lakukan setelah kita menjadi kaya atau berhasil. Tetapi justru sebaliknya, kita harus
melakukannya terlebih dahulu; maka Tuhan akan memberkati kita. Sebab sesungguhnya Tuhan
tidak butuh harta kita, karena Ia tidak berkekurangan suatu apa pun. Ia hanya ingin menguji hati
kita, sejauh mana kita mengasihi Dia dan terpaut pada harta kita. Jadi tujuan kita memberi
persembahan kepada-Nya adalah demi kebaikan kita sendiri, yakni agar kita diberkati-Nya dan
segala usaha kita dibuat-Nya berhasil.
BERKAITAN DENGAN DIRI SENDIRI
Hal kedua yang harus kita perhatikan dalam meraih kesuksesan adalah berkaitan dengan diri kita
sendiri. Ini mencakup sikap, sifat-sifat atau karakter yang dibutuhkan dari diri kita sendiri. Selain
Tuhan, maka factor penentu kesuksesan kita adalah diri kita sendiri, bukan keadaan, orang lain,
atau hal-hal lainnya di luar diri kita. Berikut beberapa sikap dan sifat yang dibutuhkan untuk
meraih kesuksesan menurut Kitab Amsal.

1.Mempunyai Perencanaan
Di dalam Amsal 24:6 dikatakan: “Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang,
dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.”
Ini menggambarkan pentingnya perencanaan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Hidup tanpa
rencana yang jelas tidak akan mungkin bisa menghasilkan kesuksesan. Membuat perencanaan
bukanlah sikap mengabaikan Tuhan. Di Alkitab tidak pernah dipertentangkan antara
perencanaan dengan iman. Orang beriman harus punya rencana tentang masa depannya. Dan jika
perencanaan sudah dibuat dengan jelas, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang, maka kita akan lebih mudah untuk meraih keberhasilan. Misalnya, apa yang akan kita
lakukan hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya.
Tetapi tentu saja semua rencana tersebut harus kita serahkan kepada Tuhan sehingga bisa
terwujud (Amsal 16:3).

2.Rajin dan Kerja Keras


Tuhan ingin agar setiap kita rajin dan bekerja keras. Dengan kerajinan maka kita bisa
mendapatkan kesuksesan dalam hidup ini. Inilah syarat penting lainnya untuk bisa sukses. Di
dalam Amsal 10:4 dikatakan: “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin
menjadikan kaya.”
Siapa saja yang rajin pasti akan berhasil. Bahkan orang yang tidak berbakat sekalipun akan
berhasil, sejauh ia bekerja dengan rajin. Demikian juga sebaliknya, jika seseorang tidak rajin
walaupun ia berbakat maka ia juga tidak akan mungkin mencapai keberhasilan dalam hidupnya.
Tidak semua manusia itu cerdas, berbakat, atau dari keluarga yang kaya. Namun setiap orang
bisa menjadi orang yang sukses, asalkan ia rajin bekerja. Sedangkan orang malas tidak akan
mungkin mencapai kesuksesan (Amsal 13:4).
3.Bekerja Secara Cerdas
Hikmat atau kebijaksanaan adalah tema utama Kitab Amsal, yakni hikmat untuk hidup yang
benar dan berhasil. Rajin saja tidak cukup. Kerajinan tanpa hikmat atau kecerdasan membuat
usaha kita tidak maksimal. Hal ini disebutkan di dalam Amsal 19:2, “Tanpa pengetahuan
kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.”
Kita tidak bisa hanya sekadar rajin, kita juga harus bertindak cerdas dan bijaksana. Sekarang ada
istilah work smart atau kerja cerdas, bukan hanya sekadar work hard atau kerja keras. Kerja
keras itu bagus, tapi lebih bagus lagi jika disertai dengan ‘kerja cerdas’. Salah satu contoh kerja
cerdas adalah bagaimana membuat pekerjaan kita semakin efektif dan efisien. Misalnya, jika
selama ini kita bekerja dengan memakai mesin tik, maka kita perlu menggantinya dengan
computer, sehingga hasilnya pun akan lebih banyak, lebih cepat, dan lebih baik. Contoh lainnya
adalah seseorang yang berpendidikan tinggi namun bekerja sebagai tukang kebun. Seberapa rajin
pun ia bekerja sebagai tukang kebun, penghidupannya hanya sampai di situ saja, tidak pernah
‘naik’. Jelas, untuk meraih kesuksesan kita membutuhkan kecerdasan atau hikmat.

4.Bertekun
Ketekunan sangat dibutuhkan untuk meraih kesuksesan. Di dalam Amsal
13:11 dikatakan:“Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan
sedikit demi sedikit, menjadi kaya.”
Dalam ayat ini disebutkan istilah ‘sedikit demi sedikit’. Artinya ada proses waktu yang harus
dilalui, yang tentu saja membutuhkan kerja keras dan kesabaran. Mungkin kita sudah sering
mendengar kata-kata Thomas Alva Edison, “Kesuksesan adalah 1% bakat dan 99%
ketekunan.” Biasanya ketekunan berhubungan dengan sikap dan waktu. Jika seseorang bekerja
dengan rajin, tapi tidak sabar dalam menunggu keberhasilan, atau ketika menghadapi suatu
masalah ia berhenti, maka ia tidak akan berhasil. Kerajinan dalam waktu yang singkat, tanpa
berkesinambungan, akan membuat kita gagal mencapai keberhasilan. Kerajinan adalah sesuatu
yang dibutuhkan, tapi ketekunan juga adalah sesuatu yang perlu untuk mencapai keberhasilan.
Tidak ada kesuksesan tanpa ketekunan.
5.Mempergunakan Cara-Cara yang Benar
Ada banyak cara untuk meraih kesuksesan, termasuk cara-cara yang tidak benar dan dibendi
Tuhan. Tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan. Namun
bagi kita orang percaya, meraih kesuksesan haruslah dengan cara-cara yang benar, yang sesuai
dengan firman Tuhan. Di dalam Amsal 28:19 disebutkan: “Siapa mengerjakan tanahnya akan
kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan
kemiskinan.”
‘Barang yang sia-sia’ dalam ayat di atas adalah kesuksesan yang diraih dengan cara-cara yang
tidak benar. Di dalam Kitab Amsal disebutkan beberapa cara yang tidak benar dalam mencari
keuntungan atau kesuksesan, antara lain: dengan tipuan (Amsal 20:17), lidah dusta(Amsal 21:6),
dan menindas orang lemah (Amsal 22:16). Kita hanya akan mendapatkan ‘kemiskinan’ jika kita
memakai cara-cara yang tidak benar dalam meraih sukses. Bagi kita orang percaya, kesuksesan
yang sejati hanya bisa diraih dengan cara-cara yang alkitabiah.

6.Tidak Hidup Boros


Orang yang hidup boros akan gagal dan berkekurangan. Amsal 21:17 berkata: “Orang yang suka
bersenang-senang akan kekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan
menjadi kaya.”
Ini berbicara tentang pola hidup berhemat dan mengelola keuangan secara benar. Ada banyak
kisah tentang orang-orang yang sudah mulai berhasil, bahkan dapat banyak harta warisan dari
orang tua, tapi akhirnya jatuh miskin karena tidak bisa mengelola keuangannya dengan benar. Di
Alkitab tentu kita masih ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang anak yang hilang, yang
memboroskan harta kekayaan yang dia dapatkan sebagai warisan dari orang tuanya. Jadi ketika
kita sudah mulai sukses, kita harus mengelola harta kita secara benar. Terlebih jika kita belum
sukses, kita harus pintar-pintar mengelola harta kita, seberapa kecil pun itu. Jika tidak, maka
kesuksesan tidak akan pernah kita capai.
BERKAITAN DENGAN ORANG LAIN
Ada hubungan antara kesuksesan atau kegagalan kita dengan orang lain. Karena itu kita perlu
bertindak cerdik dalam menjalin hubungan dengan sesama, sehingga kita bisa mendapatkan
kesuksesan. Bertindak sembrono dalam membangun hubungan dengan orang lain akan membuat
kita gagal mencapai kesuksesan.

1.Dapat Dipercaya
Di dalam Amsal 28:20 disebutkan: “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat,
tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”
Jika seseorang dapat dipercaya oleh orang lain, maka ia akan mendapat banyak keuntungan dan
manfaat, ia akan mendapat penghasilan yang lebih tinggi. Dengan demikian terbukalah jalan
baginya untuk meraih kesuksesan. Misalnya saja seorang karyawan perusahaan yang dapat
dipercaya akan dipromosikan oleh atasannya ke jenjang jabatan yang lebih tinggi dan tentu saja
dengan gaji yang lebih besar. Demikian juga seseorang yang berbisnis, ia akan dijadikan partner
bisnis bagi banyak orang atau akan mempunyai banyak pelanggan, sehingga akan menambah
penghasilannya. Dan hal sebaliknya akan terjadi jika kita tidak bisa dipercaya oleh orang lain.
Bagi karyawan perusahaan mungkin kariernya akan ‘mentok’, atau untuk kasus yang lebih parah,
ia akan dipecat. Bagi seorang usahawan atau bisnisman, ia akan dijauhi oleh partner bisnis dan
para pelanggan. Sifat ‘dapat dipercaya’ ini terutama berkaitan dengan dua hal, yakni: kompetensi
dan kejujuran. Jika kita punya kemampuan dan kejujuran, maka pintu sukses terbuka lebar bagi
kita.

2.Menolong Sesama
Berbagi dengan orang lain adalah salah satu cara untuk beroleh kesuksesan. Di dalamAmsal
11:24 dikatakan: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat
secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.”
Yang dimaksud dengan ‘menyebar harta’ dalam ayat di atas bukanlah hidup boros, melainkan
berbagi dengan orang lain. Demikian juga dengan ‘menghemat secara luar biasa’, bukanlah
dalam pengertian positif, tapi dalam pengertian pelit, dan tidak mau berbagi dengan orang lain.
Ketika kita berbagi dengan sesama, maka kita akan mendapatkan balasannya sehingga kita tidak
akan pernah kekurangan, malahan ‘bertambah kata’. Mungkin kita tidak mendapat balasannya
dari orang yang kita bantu, tapi kita pasti akan mendapatkannya dari orang lain dalam waktu dan
cara tertentu. Dalam Amsal 11:25dikatakan bahwa orang yang suka menolong orang lain akan
mendapatkan pertolongan juga. Menolong orang yang dimaksud di sini tidak terbatas pada
bantuan keuangan saja, namun dalam segala hal, seperti bantuan tenaga, pemikiran, dll.

3.Tidak Menjadi Penanggung Hutang Bagi Orang Lain


Sekalipun membantu orang lain adalah salah satu cara kita menuju tangga kesuksesan, namun
hendaknya hal tersebut jangan kita lakukan dengan menjadi penanggung hutang bagi mereka.
Maksudnya jangan sampai kita berhutang hanya untuk membantu orang lain, atau memberikan
harta kita sebagai jaminan hutang mereka ke pihak orang lain. Di dalamAmsal 22:26-27 dengan
jelas diingatkan agar kita tidak melakukan hal seperti itu, “Jangan engkau termasuk orang yang
membuat persetujuan, dan yang menjadi penanggung hutang. Mengapa orang akan mengambil
tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak mempunyai apa-apa untuk membayar
kembali?”
Banyak orang yang terjerat dalam kasus seperti ini sehingga mereka menghadapi banyak
masalah dalam hidupnya. Dan harta kekayaannya sedikit demi sedikit akan habis, sehingga ia
tidak akan pernah mencapai kesuksesan yang diinginkannya. Dalam Amsal 6:1-5 diajarkan
bagaimana cara kita keluar dari jerat semacam itu, yakni, berdamai dan merendahkan diri kita di
hadapan orang yang kepadanya kita telah membuat persetujuan.

Sumber: Buku Renungan Manna Sorgawi – Edisi Agustus 2013, No. 185 Tahun XVI

Anda mungkin juga menyukai