Anda di halaman 1dari 13

3 Hal Yang Membuat Pekerjaan Menjadi

Ibadah
15 Maret 2012 pukul 8:13

Mungkin kita sering mendengar kata-kata "Jadikanlah pekerjaan sebagai


ibadah."Banyak orang berpikir bagaimana caranya agar pekerjaan kita bisa
disebut sebagai ibadah atau setidaknya dalam bekerja kita bisa masuk ke
dalam spiritualitas,mensyukuri anugerah yg Tuhan sudah berikan lewat
pekerjaan kita.Apapun kepercayaan kita,pasti kita mengenal yg namanya
ibadah,dan ibadah itu bukan hanya dengan pergi ke tempat ibadah dan berdoa
tapi dalam kehidupan sehari-haripun kita juga bisa beribadah termasuk dalam
bekerja.Berikut ini adalah 3 hal yg membuat pekerjaan kita menjadi ibadah:

1.Diawali Dengan Niat Yang Baik.


Bill Gates bisa sukses karena dia punya niat yg baik dalam bekerja.Ketika dia
membangun Microsoft,visinya adalah "Agar setiap rumah di Amerika memiliki
setidaknya 1 komputer." Karena itulah dia membuat software Microsoft untuk
memudahkan kita dalam menggunakan komputer dan terbukti banyak orang
menggunakan aplikasi buatan Microsoft(word,excel,internet explorer,dll).Dan
banyak aplikasi Microsoft yg bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari
seperti dalam bekerja,membuat tugas,presentasi,dll.

Apakah saat kita bekerja kita mengawalinya dengan niat yg baik.Ada orang yg
bekerja agar dia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan membahagiakan
mereka,ada juga yg bekerja agar dia bisa memiliki uang untuk bersenang-
senang,ada pula yg bekerja daripada dia menganggur di rumah atau agar dia
bisa berkontribusi dalam bermasyarakat.Terlepas dari apapun niat kita dalam
bekerja ada baiknya kita instropeksi diri.Apa yg menjadi niat atau tujuan kita
dalam mengawali pekerjaan kita?Apakah kita mengawalinya dengan niat yg
baik?

2.Dikerjakan Dengan Cara Yang Baik.


Steve Jobs dan Apple memberi kita contoh dari apa yg mereka kerjakan,dan
berkat kerja keras merekalah kita bisa menikmati barang elektronik yg
canggih di zaman modern ini.Saat dunia baru mengenal walkman dan beralih
ke discman sebagai pemutar musik portabel,Apple membuat iPod yg lebih
ringkas dan mudah dibawa kemana-mana,selain itu bisa menyimpan banyak
lagu didalamnya.Apple tahu bahwa orang ingin sesuatu yg simpel dan
efisien.daripada membawa walkman/discman yg berukuran besar dan hanya
bisa memutar beberapa lagu(tergantung kaset/CDnya) bukankah lebih baik
membawa iPod yg lebih mungil dan bisa memuat banyak lagu.

Jika saat ini kita dituntut untuk bergerak cepat di dunia yg penuh mobilitas
seperti ini,kita butuh setidaknya komputer jinjing seperti laptop atau
notebook.Dan karena Apple tahu bahwa,sekali lagi,orang butuh sesuatu yg
simpel dan efisien,mereka membuat iPad yg lebih mudah dibawa dengan
ukuran yg lebih kecil dan fleksibel(selain untuk bisnis bisa juga untuk
hiburan).Dan iPad menjadi perintis kemajuan komputer tablet di seluruh
dunia.

Apple melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.Mereka bekerja di


bidang teknologi dan harus membuat sesuatu yg bermanfaat bagi
masyarakat.Apakah kita sudah megerjakan pekerjaan kita dengan baik?
Sebagai sales marketing apakah kita sudah melayani customer kita dengan
baik?Sebagai akunting apakah kita sudah menyusun anggaran dengan baik?
Sebagai manager apakah kita bisa memimpin karyawan dengan baik dari
sikap dan cara kerja kita?Tentu saja kita juga harus mengerjakannya dengan
ikhlas dan penuh ketulusan.Apapun pekerjaan anda,kerjakanlah dengan cara
yg baik bahkan yg terbaik.

3.Digunakan Untuk Hal Yang Baik.


Barcelona saat ini disebut sebagai tim terbaik,sepakbola indah yg atraktif dan
menghibur dan 12 piala yg mereka raih dalam 3 musim terakhir menjadi bukti
kesuksesan mereka.Logo di kostum tim mereka adalah Unicef(saat ini selain
Unicef ada Qatar Foundation).Tahukah anda bahwa biasanya sponsorship
membayar kepada klub agar logo perusahaan mereka bisa terpampang di
kostum klub dan mereka membayar untuk itu.Tapi tidak dengan
Barcelona,malah sebaliknya,0,7% dari pendapatan mereka pertahun
didonasikan untuk Unicef,sebuah badan amal PBB untuk kesehatan &
kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.Berbanding terbalik dengan klub-
klub lain yg ingin meraih untung dan pendapatan tambahan dari kontrak
sponsor.Apakah dengan menyumbang Barcelona menjadi tim yg miskin?
Tidak,kenyataannya mereka meraih sukses dengan menjuarai berbagai
kompetisi dan tentunya menambah pemasukan mereka.Bahkan para
pemainnya seperti Lionel messi membuat yayasan sosial dari kocek
pribadinya,dan ada banyak lagi donasi yg mereka berikan untuk orang lain yg
membutuhkan.

Dalam bekerja kita pasti menerima hasil,dalam hal ini adalah salary.Apakah
kita menggunakan gaji kita untuk hal yg baik?Oke,mungkin kita tidak
menyumbang atau beramal tapi apakah kita menggunakannya untuk hal-hal
yg baik.Menyekolahkan anak,mencukupi kebutuhan rumah tangga,biaya untuk
berobat,ada banyak hal lain yg bisa kita berikan untuk hal-hal yg baik.Bahkan
setidaknya kita bisa menggunakannya untuk sesuatu yg bersifat positif
seperti investasi.Apakah kita sudah menggunakan hasil yg kita peroleh dari
bekerja untuk hal yg baik?

5 Prinsip Agar Bekerja Bernilai Ibadah

MUSLIMDAILY.NET – Ibadah dan bekerja


itu sangat erat kaitannya. Ia tidak bisa dipisahkan dengan mutlak. Karena bekerja bisa menjadi
bagian dari ibadah. Dengan bekerja, kebutuhan keluarga bisa terpenuhi dan tidak membebani
orang lain. Namun, bila bekerja hanya bekerja untuk menumpuk harta, untuk membanggakan
diri, dan untuk sebatas mencari kesenangan duniawi, maka hal inilah yang tidak diperbolehkan.
Tujuan hidup kita di dunia ini sebagai muslim telah digariskan oleh Allah Rabbul ‘Izzah yang
menciptakan kita. Allah ta’ala berfirman:

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.” (Q.s. al-Dzariyat: 56)
Ya mengabdikan diri kita hanya kepada dan untuk Allah semata. Oleh sebab itulah, demi
memelihara hak dan kewajiban kita dalam menghadirkan Allah ta’ala dengan segenap perangkat
nilai tatanan ilahiah dalam tiap jejak kehidupan kita, maka mau tidak mau maka dalam setiap
aktifitas dan profesi hidup kita, selalu menghadirkan spirit ibadah kepada Allah. Bagaimana
caranya? Yaitu dengan mentaati dan mematuhi setiap aturan syariat Allah dalam segala bentuk
pekerjaan dunia kita.

Ada setidaknya lima (5) prinsip agar pekerjaan dunia kita bernilai ibadah di sisi Allah ta’ala,
hingga tidak sia-sia begitu saja. Berikut ini hal-hal tersebut.

1. Dengan cara halal


Inilah yang mulai terkikis dalam diri manusia. Asal dapat uang, tak peduli cara yang dilakukan,
apakah halal atau haram. “Yang haram saja susah, apalagi yang halal,” demikian alasan segilintir
orang yang menggunakan cara haram untuk mendapatkan rezeki. Namun sesungguhnya ini
adalah bentuk kebodohan terhadap karunia Allah berupa rezeki yang terhampar begitu luas di
bumi ini.
Pekerjaan atau profesi yang haram atau dalam lingkaran yang haram, meski niatnya mulia untuk
menafkahi keluarga dan membahagiakan istri tercinta atau anak yang disayangi, maka itu adalah
maksiat kepada Allah dan akan mendatangkan murka-Nya.

Rasul Saw bersabda, “Sungguh tidak masuk syurga daging yang tumbuh dari harta haram,
maka neraka lebih berhak untuk memanggangnya hingga hancur” (Hr.Tirmidzi, al-Hakim dan
al-Thabrani).
Seorang muslim dilarang untuk memilih dan menjalankan profesi yang diharamkan oleh Allah
swt. Kriteria dasarnya adalah sabda Rasulullah saw:

“Jika Allah telah mengharamkan sesuatu, maka ia juga telah mengharamkan harga/upahnya
untuk (tidak) dimakan” (Hr. Abu Daud dan Ahmad).
Di dalam Al-Qur’an, Allah telah mengharamkan zina, mencuri, meminum khamr, berjudi, riba
dalam muamalat, dsb. Juga di dalam sunnah, Rasul telah melarang tiga jenis upah dari “menjual
anjing, prostitusi, dan perdukunan”. Bahkan, bukan hanya pekerjaan langsung yang terkait
dengan perkara haram yang dilarang oleh Islam, tetapi mencakup semua perangkat dan sistem
pendukung dari perkara haram. Maka apa saja perbuatan atau pekerjaan yang menjadi
supporting system dari perjudian, minuman keras, riba, mencuri, perdukunan, peramalan dan
lain-lain, maka pekerjaan itu menjadi haram. Perhatikanlah sabda Rasul Saw ini:

“Sungguh Allah melaknat pemakan riba, pemberi pinjaman riba, pencatatnya, dan 2
saksinya, “Sungguh Allah melaknat peminum khamr,
pembuatnya, penjualnya, pengecernya, pengantarnya, pencatatnya dan saksi-saksinya”.
Mengerikan bukan? Maka itu, hindarilah semua jenis pekerjaan, apa pun itu, jika ia telah
menjadi bagian sistem pendukung perbuatan yang Allah haramkan. Allah juga memerintahkan,

“Hai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal yang
shalih.” (Al Mukmin:51)
Dalam firmannya yang lain,

“Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain diantara kalian dengan
jalan yang batil.” (Al Baqarah:188)
2. Dengan akad yang sah
Bila pekerjaan yang kita jalan berupa kegiatan perdagangan atau jual-beli, harus diperhatikan
akadnya (caranya). Sudahkah sesuai dengan syariat Islam atau belum. Harus kita perhatikan
kaidah-kaidah dalam jual beli. Misalnya pelaku jual beli harus berakal, merdeka. Perhatikan juga
obyek dagangannya, tidak boleh barang-barang yang diharamkan untuk dikonsumsi. Lafal (ijab-
qabul) juga harus diperhatikan, agar terhindar dari gharar/penipuan apalagi riba,
3. Dengan cara jujur, tidak dzalim dan bijaksana
Dalam berusaha diperbolehkan untuk menyembunyikan berapa laba yang diperoleh, tetapi harus
diperhatikan kewajarannya. Sebaiknya tidak mengambil laba yang terlalu tinggi hingga
memberatkan pembeli, padahal ia sangat membutuhkan barang tersebut. Tidak bersikeras dalam
tawar menawar juga termasuk dalam bab ini.
Selain itu dalam usaha yang kita lakukan, tidak boleh menimbulkan kerugian pihak lain. Seperti
menimbun barang yang bisa menyebabkan melambungnya harga dan mempersempit perputaran
uang. Atau bisa juga memuji barang sendiri setinggi langit padahal kualitasnya rendah dan ada
cacat yang ditutup tutupi. Selain itu tidak boleh curang dalam timbangan. Kecurangan tersebut
jelas merupakan satu bentuk praktek sariqah (pencurian) terhadap milik orang lain dan tidak
mau bersikap adil dengan sesama.

Dengan demikian, bila mengambil milik orang lain melalui takaran dan timbangan yang curang
walaupun sedikit saja berakibat ancaman doa kecelakaan. Dan tentu ancaman akan lebih besar
bagi siapa saja yang merampas harta dan kekayaan orang lain dalam jumlah yang lebih banyak.

Bila kita sebagai pekerja hendanya kita bisa menjaga perilaku ketika bekerja. Menjauhi berbagai
hal yang tercela seperti bergunjing, menjegal rekan kerja, menjilat atasan, menginjak bawahan,
menerima suap, melakukan korupsi, atau mengambil milik orang lain tentu akan merusak nilai
ibadah dari aktivitas bekerja.

4. Dengan tulus dan ikhlas


Salah satu syarat ibadah diterima Allah SWT adalah harus ikhlas. Demikian pula dengan bekerja.
Agar dapat bernilai ibadah, bekerja harus dilakukan dengan ikhlas. Tegasnya, seseorang yang
memerah keringat dan membanting tulang demi keluarga akan dicintai Allah dan Rasulullah.
Ketika berjabat tangan dengan Muadz bin Jabal, Rasulullah bertanya soal tangan Muadz yang
kasar. Setelah dijawab bahwa itu akibat setiap hari dipakai bekerja untuk keluarga, Rasulullah
memuji tangan Muadz seraya bersabda, “Tangan seperti inilah yang dicintai Allah dan Rasul-
Nya”.
5. Dengan tetap mementingkan agama
Tidak sempurna nilai ibadah dalam pekerjaan kita, jika kita tidak memenuhi syarat yang kelima.
Yaitu senantiasa berdzikir kepada Allah (menghadirkan-Nya dalam setiap amal kita),
mengerjakan shalat lima waktu, dan menunaikan zakat. Tidak berguna suatu pekerjaan, sebesar
apapun penghasilan yang diraih, dan tak akan bernilai ibadah kepada Allah, jika kita tidak
menghadirkan Allah dalam setiap kerja kita (dzikrullah), lalai terhadap kewajiban shalat lima
waktu, apalagi sampai tidak mengeluarkan zakat profesi dari penghasilan kita selama 1 tahun
penuh.
Allah berfirman, “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah,
dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. An-Nur: 36-37)
Itulah kesempurnaan ibadah setiap muslim dalam seluruh tingkatan pekerjaannya. Agar ridha
Allah ta’ala kita raih, dan kita menjadi hamba-hamba-Nya yang jujur mengamalkan ikrar dan
sumpah kita di hadapan Allah ta’ala. Wallahu a’lam bil-shawab.

Disarikan dari artikel di Majalah An-Nahl

MOTIVASI KERJA DALAM ISLAM

MOTIVASI KERJA SEJATI


Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih
dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah
sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan
manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi
kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja.

Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan
bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar
hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan
dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah
adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.

MOTIVASI KERJA DALAM ISLAM


Cobalah simak beberapa kutipan hadist dibawah ini. Anda bisa melihat
bagaimana istimewanya bekerja mencari nafkah menurut sabda Nabi saw.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil


(professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk
keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza
wajalla. (HR. Ahmad)

Luar biasa, dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah
seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya
yang mau berusah payah mencari nafkah. Saya kira, ini lebih dari cukup
sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang
mendapatkan ampunan dari Allah.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan


kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh
Allah. (HR. Ahmad)

HUKUMNYA WAJIB
Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini
menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal. Dengan demikian,
motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi
sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.

Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu
(seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Perlu diperhatikan dalam hadist di atas, ada kata sesudah. Artinya hukumnya
wajib sesudah ibadah lain yang fardhu. Jangan sampai karena merasa sudah
bekerja, tidak perlu ibadah-ibadah lainnya. Meski kita bekerja, kita tetap
wajib melakukan ibadah fardhu seperti shalat, puasa, ibadah haji, zakat, jihad,
dan dakwah. Jangan sampai kita terlena dengan bekerja tetapi lupa dengan
kewajiban lainnya.

Jika Motivasi Kerja Sebagai Ibadah

Jika motivasi kerja kita sebagai ibadah, tentu yang namanya ibadah ada
aturannya. Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah,
sebab bekerja sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya, dalam kaidah ushul
Fiqh, kita memiliki kebebasan yang luas untuk bekerja selama tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Langkah pertama agar bekerja menjadi sebuah ibadah ialah harus diawali
dengan niat, sebab amal akan tergantung niat. Niatkanlah bahwa bekerja
sebagai salah satu ibadah kepada Allah.

Langkah kedua ialah pastikan dalam bekerja tidak bertentangan dengan


ajaran Islam. Untuk itu kita perlu memperhatikan:

 Apa yang dikerjakan? Untuk apa kita bekerja? Apakah kita bekerja
untuk sesuatu yang dihalalkan oleh agama? Pastikan kita bekerja untuk
sesuatu yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
 Cara melakukan pekerjaan kita. Apakah cara-cara Anda bekerja sesuai
dengan ajaran Islam? Bagaimana dengan pakaian, batasan antara laki-
laki dan perempuan, dan sebagainya.

Etos Kerja Seorang Muslim

Jika tujuan bekerja begitu agung. Untuk mendapatkan ridha Allah


Subhaanahu wa ta’ala, maka etos kerja seorang Muslim haruslah tinggi.
Sebab motivasi kerja seorang Muslim bukan hanya harta dan jabatan, tetapi
pahala dari Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos kerja yang
lemah. Coba perhatikan diatas, ada kata-kata “susah payah” dan “kelelahan”
yang menandakan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, dan jauh dari
sifat malas.

Jadi, tidak ada kata malas atau tidak serius bagi seorang Muslim dalam
bekerja. Motivasi kerja dalam Islam bukan semata mencari uang semata,
tetapi serupa dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT, dan
tentu saja ini adalah sebuah kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT.

PROFESIONAL DAN AHLI


Dalam hadits diatas juga disebutkan kata profesional dan ahli. Jika motivasi
kerja Anda sebagai ibadah, maka Anda akan melakukannya dengan sebaik
mungkin. Anda akan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda
dalam bekerja. Anda terus belajar dan berlatih agar semakin hari menjadi
semakin ahli dalam bekerja. Kemauan Anda untuk belajar dan meningkatkan
kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi kerja Anda untuk ibadah
atau bukan.

‘Adil Dalam Bekerja

Salah satu bentuk profesional itu adalah ‘adil, yaitu menempatkan sesuatu
pada tempatnya. Jika waktunya bekerja, Anda bekerja. Jika waktunya
istirahat atau shalat, Anda bisa shalat dan istirahat. Jika tidak, maka bisa
termasuk melakukan hal yang dzalim, tidak menempatkan sesuatu pada
tempatnya. ‘Adil juga berarti, Anda bekerja sesuatu tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang Anda miliki.

Semoga motivasi kerja kita semua sebagai ibadah dan dibuktikan dengan
melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
TIGA CARA MEMOTIVASI DIRI SENDIRI
DALAM BEKERJA YANG PALING DAHSYAT

INGIN SUKSES DALAM KARIR? KETAHUI CARA


MEMOTIVASI DIRI DALAM BEKERJA
Sederhana, bagaimana Anda akan berhasil jika Anda loyo dalam bekerja?
Anda harus memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja untuk berhasil. Dan,
ini berlaku bagaimana pun kondisi tempat Anda bekerja. Motivasi kerja
berkaitan dengan tindakan, tindakan berkaitan dengan hasil, dan hasil
berkaitan dengan kontribusi Anda bagi perusahaan.

Perusahaan atau atasan yang baik, tentu akan melihat sejauh mana
kontribusi Anda dalam bekerja. Kontribusi selalu menjadi penilaian utama
sebuah perusahaan berkaitan dengan jenjang karir si karyawan. Jika tidak,
maka perusahaan tersebut bodoh. Jangan habiskan hidup Anda bekerja di
perusahaan yang tidak menghargai kontribusi karyawannya.

Ada 3 cara terbaik yang sudah saya pilihkan disini agar Anda bisa memotivasi
diri Anda dalam bekerja. Mengapa harus bisa memotivasi diri? Sebab Andalah
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan motivasi Anda. Tidak usah
menuntut orang lain atau perusahaan. Miliki inisiatif untuk memotivasi diri,
sebab hasilnya akan kembali kepada Anda.
Cara Hebat Memotivasi Diri Dalam Bekerja adalah Dengan Menjadi Juara

Saya sengaja, membahas cara ini menjadi pembahasan yang pertama. Bukan
berarti paling penting, namun saya lihat banyak orang yang melupakan ini.
Mereka bekerja hanya sekedar bertahan untuk mendapatkan gaji bulanan.
Cara kerja seperti ini memiliki motivasi yang rendah, sebab tujuannya hanya
sekedar tidak dipecat.

Coba bayangkan, jika Anda memiliki target menjadi juara, maka bukan hanya
tidak dipecat tetapi juga akan mendapatkan peluang mendapatkan gaji atau
posisi yang lebih baik. Untuk itu, miliki target menjadi juara. Artinya
memberikan kontribusi yang terbaik bagi perusahaan menjadi mindset Anda
dalam bekerja.

Ini cara hebat, Anda akan memiliki motivasi yang berlipat ganda, jika ingin
menjadi juara. Mulai sekarang, tekadkan dalam diri, bahwa Anda akan
menjadi juara dalam karir yang sedang Anda jalani saat ini.

==> Selengkapnya, bagaimana menjadi juara bisa dibaca disini.

Cara Sederhana Dan Ampuh Motivasi Kerja

Nah, ini adalah cara sederhana memotivasi diri dalam bekerja, namun
hasilnya sangat ampuh, plus berpahala. Apa itu? Ya, caranya ialah dengan
bersyukur. Syukuri Anda memiliki pekerjaan. Banyak orang yang antri
menginginkan posisi Anda dan sekarang Anda sudah memilikinya. Bukankah
ini nikmat yang perlu Anda syukuri?

Masalahnya, dengan berbagai masalah dan ketidakpuasan, kita suka lupa


bersyukur. Dalam pikiran kita, selalu saja yang terpikirkan adalah hal-hal yang
tidak kita sukai atau tidak menyenangkan. Kondisi pikiran seperti ini akan
menjauhkan kita dari bersyukur, pikiran jadi negatif, dan banyak energi
terbuang tak berarti. Emosi negatif adalah kebocoran energi terbesar.
Anda boleh kecewa dengan lingkungan atau atasan Anda, namun Anda tetap
harus mensyukuri nikmat Anda bisa bekerja di tempat bekerja saat ini.
Bukankah pekerjaan ini masih dibutuhkan dan bermanfaat bagi Anda? Ya,
tentu saja, buktinya Anda masih bekerja. Jika tidak bermanfaat, seharusnya
sejak dulu sudah ditinggalkan.

Ingat nikmat ini, syukurilah agar Allah menambah nikmat Anda.

Cara Yang Tidak Boleh Dilewatkan Dalam Memotivasi Diri Saat Bekerja

Dan satu hal paling penting dan tidak boleh dilewatkan adalah motivasi kerja
untuk ibadah. Bekerja adalah dalam rangka Anda mencari rezeki halal dan
memberi nafkah bagi anak dan keluarga Anda. Ini adalah ibadah. Untuk itu
tidak boleh dilakukan dengan asal atau seenaknya. Ingat, ibadah itu untuk
Allah, aneh rasanya jika kita melakukannya asal-asalan.

Saat kita sadar bahwa bekerja itu ibadah, ini akan menambah motivasi bagi
kita agar kita bekerja dengan serius, dengan cara-cara sesuai syariat, dan
tentu saja dengan niat ikhlas, beribadah hanya karena Allah. Bukan berarti
tidak berharap imbalan, tetapi justru kita bekerja keras mendapatkan imbalan
untuk menafkahi keluarga dengan ikhlas.

Ada dua syarat agar bekerja kita bernilai ibadah:

1. Bekerja sesuai dengan syariat: tidak bekerja di tempat yang


diharamkan dan menjalankan pekerjaan dengan cara-cara yang tidak
dilarang oleh agama.
2. Niatkan bekerja dengan ikhlas. Selalu perbaharui niat kita setiap saat
agar bekerja kita selalu bernilai ibadah.

Jadi tidak cukup hanya dengan niat. Bekerja di tempat yang diharamkan tetap
haram meski pun niatnya untuk memberi nafkah. Begitu juga bekerja dengan
cara-cara yang dilarang juga tidak akan menjadi ibadah meski niatnya baik.
Sebaliknya, saat Anda sudah bekerja ditempat yang diridlai Allah, tetapi
niatnya hanya semata mencari uang, tidak akan bernilai ibadah.

Tidak harus bekerja di lembaga atau perusahaan syariah. Anda bekerja


diperusahaan dagang biasa, selama yang diperdagangkannya tidak dilarang
dan dilakukan dengan cara yang tidak dilarang juga, itu sudah pekerjaan yang
sesuai syariah. Jadi, tidak perlu dipersempit harus di lembaga atau
perusahaan syariah saja. Tempat bekerja itu luas.

Kesimpulan

Ada tiga cara yang akan memotivasi Anda dalam bekerja. Yang pertama,
tekadkan untuk memberikan konstribusi terbaik bagi perusahaan alias
menjadi juara. Kedua sadari bahwa kerja adalah nikmat yang patut kita
syukuri. Dan yang ketiga, sadari bahwa kerja adalah ibadah. Insya Allah
dengan ketiga hal ini terpatri dalam hati kita akan memotivasi kita saat
bekerja.

Anda mungkin juga menyukai