Dalam Islam, umat Muslim dianjurkan untuk kerja keras. Tak asal kerja, ada
sejumlah prinsip-prinsip dan etos kerja yang diperhatikan agar apa yang kita kerjakan
selaras dengan syariat Islam dan mendapatkan ridho dari Allah.
Dalam Al Quran Surat Ar-Ra’ad ayat 11 dijelaskan bahwa Allah tidak akan
merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
sendiri. Hal ini secara tegas menjelaskan bahwa manusia diminta untuk berikhtiar,
berusaha untuk mencapai suatu keberhasilan, kesuksesan, baik dunia maupun akhirat.
Kalau di dunia kita berhasil menjadi khalifah, maka akhirat tentu akan mengikuti.
Kita lahir di dunia tidak lain karena menjalankan tugas dan perintah dari Allah untuk
mengelola bumi dan isinya dengan baik.
Maka, kalau kita jadi wartawan, jadilah penyampai risalah melanjutkan peran para
Nabi yang menyampaikan risalah kebaikan dan kebenaran. Kalau kita jadi dokter,
selalu berupaya dengan niat hati yang tulus mengobati dan menyembuhkan pasien.
Kalau jadi guru, wakafkan diri untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, bukan
semata-mata cari kerja dan uang. Kalau jadi polisi, hakim atau advokat (pengacara),
niatlah dan lakukan dengan ikhlas sebagai penegak hukum yang bertumpu pada
keadilan sejati, bukan karena uang.
Niatkan apa saja profesimu, karena Allah. Profesi adalah representasi dari dunia,
Allah representasi dari akhirat. Bekerja dengan ikhlas karena Allah, ini yang mesti
kita lakukan agar berhasil menjadi khalifah fil ardh.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an ayat 30 bahwa Allah menciptakan manusia dari
bumi dan menjadikan manusia pula sebagai pemakmurnya. Karena itu, sebagai
khalifah, manusia harus amanah dalam bekerja.
Uang adalah benda material, bersifat duniawi. Kalau ia dibelanjakan untuk kebaikan
maupun untuk amal, uang akan menjadi amal saleh sebagai investasi di akhirat nanti.
Seandainya kita pengusaha, pembisnis, wirausahawan, maka usaha kita harus halal,
bebas riba, bebas penipuan atau kecurangan. Hal itu sesuai dengan ajaran Rasulullah
Muhammad SAW. Kerja yang baik adalah kerja dari seorang lelaki dengan
tangannya, dan semua jual-beli yang baik (mabrur, halal).
Apa itu riba? Misalnya, Anda kerja sebagai pemilik perbankan atau semacam bank
titil. Meminjamkan uang dengan bunga mencekik. Kendati bekerja keras dan
mendapatkan uang banyak, tetapi itu tidak sesuai prinsip-prinsip etos kerja dalam
Islam.
Allah SWT pernah berfirman bahwa janganlah kamu serahkan kepada orang-orang
yang belum sempurna akalnya dan harta yang dijadikan Allah sebagai pokok
penghidupan.
Itu tidak boleh dan haram hukumnya. Usahamu tidak akan mendapat ridho Allah bila
dibiarkan. Misalnya, gaji karyawan yang mestinya Rp 3 juta disunat menjadi Rp 2,7
juta dengan alasan membelikan sepatu atau seragam.
Ini haram dan dosa. Berilah gaji secara utuh, sesuai haknya. Kalau mau beli sepatu
atau seragam, cobalah diskusi dengan baik dengan para karyawan, tidak langsung
main menyunat gaji.
Itu bukan berarti membuat Anda kikir atau pelit kepada sesama. Allah berfirman
dalam Alquran Surat Al Furqon ayat 67, “Orang-orang yang membelanjakan harta
tidak berlebihan dan tidak pula kikir, pembelanjaan itu berada di tengah-tengah antara
yang demikian.”
Prinsip-prinsip etos kerja keras dalam Islam itu mesti dijalankan umat Muslim agar
hidupnya sukses di dunia dan akhirat. Semoga memberikan manfaat dalam kehidupan
sehari-hati maupun untuk kebutuhan studi seperti makalah, penelitian, riset, skripsi,
tesis atau disertasi.