Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam terjadi karena keidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebih sehingga terjadi peningkatan suhu
tubuh demam tidak berbahaya jika dibawah 39 derajat celcius dan pengukuran
tunggal tidak menggambarkan demam selain adanya tanda klinis penenuan
demam juga berdasarkan pada pembaaan suhu pada waku yang berbeda dalam
satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut.
Gejala demam dapat dipasikan dari pemeriksaan suhu tubuh yang lebih
tinggi dari rentang normal dikatakan demam apabila pengukuran suhu rektal
melebihi 38 derajat oral 37,8 atau suhu aksila 37,2 sedangkan pada bayi berumur
kurang lebih 3 bulanvdikatakan demam apabila suhu rektal diatas 38 derajat dan
pada bayi lebih dari 3 bulan apabila suhu aksila dan oral lebih dari 38,3 derajat
celcius.

B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan laporan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi febris
2. Untuk mengetahui etiologi febris
3. Unuk mengetahui klasifikasi febris
4. Untuk mengetahui patofisiologi febris
5. Untuk mengetahui manisfestasi klinis febris
6. Untuk mengetahui komplikasi febris
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan febris
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang febris
9. Untuk mengetahui pengkajian, diagnosa keperawatan dan inervensi
10. Serta dapat membuat asuhan keperawatan dengan pasien febris.

C. Metode penulisan dan sistematika penulisan


Dalam penyusunan karya ulis ilmiah ini disusun secara sistematis dan
diurutkan menjadi 5 bab :
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan dan siseematika penulisan.
Bab II konsep dasar meliputi pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,
manisfestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian focus,
pathways, dan evaluasi
Bab III tinjauan kasus,meliputi pengkajian, analisa data diagnose keperawatan,
penatalaksanaan dan evaluasi.
Bab IV pembahasan membahas mengenai gambaran analisa diantara permasalahan
yang muncul.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 ºC (E. Oswari, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam
leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang
tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2004).
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal. Febris/demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi
sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi
yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton,
1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38⁰C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila suhu
tubuh lebih dari 40⁰C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi
hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya
diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan
demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(http://imamthobaroni.blogspot.com/2015/04/askep-febris.html)
B. Anatomi fisiologi
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan
bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat
manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran,
perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ
Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai
parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus
Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus TemporalLobus
Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.Lobus
Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek
yang ditangkap oleh retina mata.Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus
masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua
belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum,
belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol
sisi kanan tubuh. Otakkanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik.
Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan
ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak,
diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya
atau tidak mampu mengancingkan baju.
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum
tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk
pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan,
dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau
lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena
itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur
“perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak
nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan
anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
2. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
3. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita
terjaga atau tertidur

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak


ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak
ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak
mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar,
dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

(http://imamthobaroni.blogspot.com/2015/04/askep-febris.html)

C. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi.
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi
(http://imamthobaroni.blogspot.com/2015/04/askep-febris.html)
D. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi
atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap
benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein,
dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan
sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh
leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan
tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.Pirogen selanjutnya membawa pesan
melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke
pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh
dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan
dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang
tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit
T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem
kekebalan tubuh
E. Manisfestasi klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
1. suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C
2. Kulit kemerahan
3 Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,


anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari
37,5⁰C - 40⁰C, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor
yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik
atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat.

F. Penatalaksanaan
Pada saat demam ini, terdapat beberapa cara-cara untuk penetalaksanaanya
cara ini dibagi menjadi dua yaitu dengan obat atau metode farmakologi dan non
obat atau meode terapi. Dalam memberikan penanganan secara obat penderita
dapat diberikan paracetamol karena paraetamol ini adalah suatu obat antipiretik
yang sifatnya dapat mengurangi atau menurunkan suhu panas.namun harap
diperhatikan bahwa obat ini hanya mengurangi gejala penyakit dan bukan
mengobati penyakit. Selain itu ada juga asetoal selain fungsinya sebagai analgesic
atau pengurang rasa nyeri dan penurun demam yang merupkan salah satu gejala
suatu peradangan atau infeksi.
Penetaalaksanaan febris atau demam menurut ( Shvoong, 2010 ), untuk
menurunkan suhu panas dalam batas normal tanpa menggunakan obat yaiu dengan
cara di kompres :
1. Menyiapkan air hangat
2. Mencelupkan waslap atau handuk kecil kedalam baskom dan mengusapnya
keseluruh tubuh
3. Melakukan tindakan diatas beberapa kali
4. Mengeringkan tubuh dengan handuk
5. Menghenikan prosedur bila suhu tubuh sudah menurun

G. Komplikasi
Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan
otak.
H. Pengkajian Fokus

1. Aktifitas/istirahat
Keletihan, kelemahan umum peruahan tonus/kekuatan otot

2. Sirkulasi
Peningkatan nadi,sinosis,tttv tidak normal,peningkaan frekuesi pernafasan

3. Integritas ego
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan
dengan keadaan dan perangsangan

4. Eliminasi
Konstipatih

5. Makan/cairan
Sensitifas erhadap makan,mual/muntah

6. Neurosensori
Tidak ada riwayat trauma kepala dan infeksi selebral.
I. Pathways
J. Fokus intervensi

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja


hipoalamus

INTERVENSI RASIONAL
- pantau TTV - TTV dapat memberikan gambaran
- anjurkan istirahat keadaan umum klien
- berikan kompres - untuk mempercepat penyembuhan
- anjurkan untuk banyak minum - untuk membantu proses penurunan
- berikan antipiretik suhu
- untuk pertambahan nutrisi dan
menambah kekuatan
- menghilangkan panas

2. Gangguan pemenuhan kebuuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat

INTERVENSI RASIONAL
- Bina hubungan terapiutik - Agar pasien bias biasa dan
- Beri makanan yang bervariasi tidak taku unuk bias
gizinya mempercepat penyembuhan
- Beri makanan yang hangat - Agar membantu meemenuhi
kebutuhan nutrisi
- Agar pasien bias sehat dan
segar
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Nama ( nama lengkap, nama panggilan ) : Ny. Linda oktaviani
2. Usia / tanggal lahir : 20-10-1996
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Alamat ( lengkap dengan no.telp ) : jl. Sri bangun
5. Suku / bangsa : dayak
6. Status pernikahan : menikah
7. Agama / keyakinan : kristen
8. Pekerjaan / sumber penghasilan : ibu rumah tangga
9. Diagnosa medik : g1p0A0
10. No. medical record : 07-51-48
11. Tanggal masuk : 30-6-2019
12. Tanggal pengkajian : 2-07-2019
13. Therapy medik :- pct infus 1gr 3×1
Metylprednisolon tablet 3×1

B. Penanggung jawab
1. Nama : Ezra
2. Alamat : Jl. Sri bangun Rt. 021
3. Hubungan : Suami
4. No telp : 081253980742
1. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan demam dari tadi malam, pusing, batuk 2
hari dan nyeri perut tembus ke pinggang.

2. Riwayat penyakit sekarang


Keluarga menyatakan pasien badanya panas, berkurangnya nafsu makan
dan pusing.

3. Riwayat kesehatan masa lalu


-tidak pernah melakukan tindakan operasi
-obat yang digunakan sanmol sirup ukuran 120ml dengan dosis 3 kali
sehari/sendok.
-pasien telah mendapatkan imunisasi BG,DPT,polio serta campak

4. Lingkungan rumah
Keluarga mengatakan rumahnya berada di daerah kepadatan penduduk.

5. Pengkajian nutrisi
-BB sebelum sakit : 55kg
-BB setelah sakit : 53kg

6. Pola sehari hari


Sebelum sakit : pasien tidur 12jam/hari siang dan malam
Setelah sakit : tidur pasien berubah

7. Pola kebersihan
Sebelum sakit pasien mandi seperti biasa 2kali sehari
Setelah sakit pasien hanya dilap dengan air hangat bersih

8. Pola eliminasi
-sebelum sakit pasien BAB 1×/hari dengan konsitensi lembek dan kuning
bau khas feses
-saat sakit pasien BAB dan BAK sama sebelumnya sakit dengan
konsitensi lembek,warna kuning

9. Pemeriksaan fisik
-keadaaan umum
Pasien terlihat lemah
-TTV
S=38,5 N= 86/Menit R=21/Menit TD= 130/80mmhg
-kepala
Rambut pasien terlihat baik warna hitam pekat,tidak kusam dan tidak
rontok.
-mata
Skelera dan konjungtiva tampak normal gerakan bola mata normal,tidak
ada tanda infeksi.
-hidung
Terlihat bersih idak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta tidak
ada napas cuping hidung
-mulut
Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut bersih dan bentuk normal
-telinga
Noal dan tidak ada serumen,serta tidak ada kelainan

-dada
Jantung : tidak terdengar suara tambahan irama dan frekuensi normal
Paru-paru : dada simetris baik kiri maupun kanan tidak ada suara ronchy

-abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen normal tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran limfa
Perkusi : tidak ada kembung / distensi abdomen
Auskultasi : peristalik usus normal

-genitalia
Cukup bersih dan tidak ada kelainan

10. Ekstermitas
Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang infus
rl dilengan kanan
Kulit teraba panas, kulit cukup lembab,tidak ada tanda-tanda ruam kulit
serta tampak keluar keringat berlebih.

11. Terapi
-paracetamol 3×1gr
-Ranitidine 3×40mg
-cefotaxim 2× 1 gr
-ringer laktat 20tts/ menit.
C. Analisa data
Nama : Ny.L No.RM : 07-51-48
Umur : 25 th Diagnosa : FEBRIS
Jenis kelamin : perempuan

Tabel analis data 3.1

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Keluarga Proses implamasi Hypertermi
mengatakan bahwa pasien kuman
panas
DO : -kulit teraba panas
TTV : S = 38,5
N=86 / Menit
R= 21/menit
-Keadaan umum lemah
-Keluar keringat berlebih

2. DS : keluarga mengatakan Intake yang kurang Ketidak seimbangan


bahwa pasien tidak mau nutrisi kurang dari
makan dan jika makan kebutuhan tubuh
dimuntahkan kembali.
DO : -muntah
-mukosa bibir tampak
pucat
-makan minum
kurang
Diagnosa keperawatan
1. Hyperemi b/d proses inflamasi kuman
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

D. Rencana keperawatan
Nama : Ny.L Diagnosa : FEBRIS
Umur : 25th
No.RM : 07-51-48

Table intervensi 3.2

No DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Hyperermi b/d Setelah dilakukan 1.1 beri 1.1 dengan
proses inflamasi tindakan edukasi memberikan
kuman keperawatan selama tentang edukasi
1×24jam,diharapkan penyakitnya diharapkan
suhu tubuh pasien 1.2 lakukan keluarga pasien
normal dengan KH : kompres dapat
Suhu tubuh normal hangat mengetahui
36,5 C 1.3 anjurkan keadaan pasien
untuk 1.2 diharapkan
mengenakan panas urun
pakaian yang dengan cepat
tipis karena proses
1.4anjurkan induksi.
untuk lebih 1.3 agar keringat
banyak yang keluar
minum dapat diserap
1.5 observasi oleh pakaian
tanda-tanda yang tipis dan
vital memberikan rasa
1.6 kolaborasi nyaman
dengan dokter 1.4 agar tidak
terjadi dehidrasi
dan proses
penguapan yang
berlebihan akibat
suhu ubuh yang
meningkat
1.5 untuk
memantau
perubahan dan
perkembangan
sedini mungkin
1.6 untuk
mendapatkan
terapi yang tepat.
2. Ketidak Setelah dilakukan 2.1 berikan 2.1 menambah
seimbangan nutrisi tindakan edukasi pengetahuan
kurang dari keperawatan1×24 tentang keluarga tentang
kebutuhan tubuh jam diharapkan pentingnya nutrisi
kebuuhan nurisi nurisi bagi 2.2menghindari
pasien dapat pasien peningkatan
terpenuhi dengan 2.2 anjurkan kerja lambung
KH : -muntah tidak untuk banyak 2.3meningkatkan
ada lagi isirahat nafsu makan
-mukosa bibir 2.3 anjurkan 2.4makanan
unuk yang hangat
memberikan lebih enak
makanan dimakan.
kesukaanya 2.5dapat
selama jauh mengurangi rasa
dari konra penuh di
indikasi lambung
2.4 anjurkan
unuk
memberikan
makanan yang
hangat
2.5 anjurkan
untuk makan
sediki,tapi
sering
E. Implementasi Keperawatan

Tabel implemeentasi 3.3

No dx.keperawatan Tujuan jam implementasi respon


1. Hipertermi b/d Setelah 12:00 1.1 memberikan 1. terbina
proses dilakukan edukasi tentang hubungan
inflamasi tindakan penyakitnya. antara klien
kuman selama 24 jam perawan dan
dihrapkan suhu keluarga
tubuh pasien 12:20 1.2 melakukan 2.keluarga
kembali kompres hangat melakukan
normal kompres
hangat sesuai
anjuran
12:30 1.3menganjurkan 3.keluarga
untuk memakaikan
menggunakan pakaian yang
pakaian yang tipis
tipis
12:50 1.4menganjurkan 4.klien mau
untuk minum susu
memberikan dengan air
banyak minum putih.
1.5TTV 5.TD : 110/70
S= 37,5
RR=21/MENIT
2. Ketidak Setelah 9:00 1.memberkan 1.keluarga
seimbangan dilakukan edukasi tentang memberikan
nutrisi kurang tindakan nutrisi bagi klien makan dan
dari kebutuhan keperawatan minum serta
tubuh selama memahami
1×24jam manfaatya bagi
diharapkan kesehatan
kebutuhan 10:20 2.menganjurkan 2.nafsu makan
nutrisi pasien keluarga untuk klien mulai
dapat terpenuhi memberikan membaik
-muntah tidak makanan
ada lagi kesukaanya
-porsi makan 10:30 3.menganjurkan 3.klien istirahat
dihabiskan untuk banyak dengan teratur
-mkosa bibir istirahat sesuai anjuran
terlihat lembab
F. Evaluasi keperawatan

Table evaluasi 3.4


DIAGNOSA
NO. HARI/TANGGAL/JAM EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Rabu,3 juli 2019 Hipertermi berhubngan S: pasien
Jam 13:00 dengan proses inflamasi mengatakan bahwa
kuman panasnya sudah
berkurang
O: badan tidak
panas lagi S = 36,8
A: Masalah sudah
teratasi
P: Intrvensi
dihentikan

2. Kamis,4 juli 2019 Ketidak seimbangan S: Pasien


Jam 11:30 nutrisi kurang dari mengatakan bahwa
kebutuhan tubuh nafsu makanya kini
membaik
O: pasien mampu
menghabiskan
porsi makan yang
diberikan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai permasalahan yang


ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada Ny.L dengan febris dirawat
di ruang cendana RSUD dayaku raja kota bangun adapun ruang lingkup
pembahasan kasus ini berdasarkan landasan teori dan asuhan keperawatan yang
nyata dengan pendekatan proses keperawatan.

A. Pengkajian
Pada tahap ini semua data/informasi tentang pasien yang dibutuhkan dan
dianalisa unuk menentukan diagnose keperawatan yang dilakukan melalui ttiga
tahap yaiu : pengumpulan, pengemlompokan atau pengorganisasian serta
menganaalisa data dan meerumuskan diagnose keperawatan.
Dalam melaksanakan pengkajian untuk memperoleh data penulis dengan
wawancara dengan pasien, observasi dan pemeriksaan fisik langsung terhadap
pasien juga didiskusikan dengan perawat ruangan dan dokter yang merawat serta
klarifikasi terhadap data yang ada di status/catatan medis pasien.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori tetapi ada sebagian kecil yang
menyimpang, hal ini disesuaikan dengan kondisi pasien saat dikaji.dalam
pengkjian data yang khas berhubungan dengan penyakit pasien adalah ditemui
badanya panas suhu 38,5°C lemah,mual dan anoreksia..
Tidak ada hambatan yang penulis temui saat melakukan pengkajian.data yang
sudah terkumpul kemudian dilakukan analisa data dan di idenifikasi masalah yang
dihadapi pasien dan selanjutnya dirumuskan diagnose keperawatan.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tinjauan teoritis, masalah keperwatan yang sering muncul dengan
febris yaitu:
1. Hipertermia berdasarkan dengan proses inflamasi kuman
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

C. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada sesuai dengan
kondisi pasien. Tujuan di tetapkan dengan mengacu pada masalah yang akan
dihilangkan/diminimalkan dan akan menjadi alat ukur tercapainya tujuan adalah
bagian akhir dari perencanaan, dimana perawat memutuskan strategi dan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang akan
dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau fakor pendukung dari diagnose
keperawatan
Pada pasien Ny.L dengan febris perencanaan yang dibuat penulis dasarnya
untuk meminimalkan / menghilangkan keluhan yang ada pada pasien saat itu dan
pada setiap diagnose mulai dari diagnose pertama dan kedua pembuatan,
perencanaan tidak terdapat hambatan.hal tersebut dikarenakan tercapainya
sebagian dari perencanaan yang dibuat dan didukung oleh keadaan pasien yang
sudah mulai membaik.

D. Implementasi
Pada tahan ini penulis akan melakukan kegiatan berupa implementasi dari
perenanaan dan pengkajian pasien settelah dilakukan tindakan keperawatan saat
dilakukan tindakan keperawatan pana Ny.L dari diagnose keperawatan pertama
dan kedua tidak ditemukan hambatan yang cukup berarti, hal ini erkat dukungan
dan keterlibatan keluarga dalam membantu penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Dalam pelaksanaan kegiatan keperawatan ini penulis bekerja sama dengan
perawat ruangan, pasien dan keluarga pasien serta team kesehatan lainya.
Kemudian tindakan keperawatan tersebut beserta respon pasien didokumentasikan
pada catatan keperawatan atau lembar pelaksanaan keperawatan.

E. Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Pada tahap evaluasi yang dilakukan oleh penulis
adalah melihat apakah masalah yang ada sudah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi yang terdapat pada pasien dengan diagnose
pertama yaitu : hipertermi yang berhubungan dengan proses implamasi kuman
yang ditandai dengan badan panas, gelisah dan diagnose kedua yaitu : Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dari kedua masalah tersebut
dapat teratasi ditandai dengan suhu tubuh stabil dan pasien sudah menghabiskan 1
porsi makanan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit febris merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi kuman,


penyakit ini terjadi demam dan panas, febris ini permulaan dimulai dari menjaga
kesehatan dengan baik, akhirnya itu kuman mulai menyebar.

B. Saran

Usulan penulis pada klien dengan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
seperti menjaga kebersihan dan kesehatan dengan tidak jajan atau mengkomsumsi
makanan sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai