Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK

D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

BAB 5
PERMEABILITAS TANAH

5.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami
dan mengerti cara pengukuran atau penentuan permeabilitas (k) suatu sampel
tanah dengan baik dan benar, serta memahami dan mengerti permeabilitas
sampel tanah yang telah diambil.

5.2 Dasar teori


Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang
memungkinkan aliran rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak
mengalir lewat rongga porinya. Pori-pori tanah saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya. Sehingga air dapat mengalir dari titik yang mempunyai
tinggi energi lebih tinggi ke titik yangmempunyai tinggi energi lebih rendah.
Untuk tanah, permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang menyatakan
atau menggambarkan bagaimana air mengalir melalui tanah.
Di dalam tanah, aliran dapat bersifat laminer atau turbulen. Tahanan
terhadap aliran tergantung pada jenis tanah, ukuran butiran tanah, bentuk
butiran tanah, rapat massa, serta bentuk geometri rongga porinya. Selanjutnya
temperarur juga sangat mempengaruhi tahanan alirannya (kekentalan dan
tegangan permukaan).
Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau kurang mempunyai
rongga pori, dalam praktekn ya istilah mudah meloloskan air (permeable)
ditujukan untuk tanah yang memang benar-benar mempunyai sifat meloloskan
air. Sebaliknya, tanah disebut kedap air (impermeable), bila tanah tersebut
mempunyai kemampuan meloloskan air yang sangat kecil.
Debit air yang mengalir (q) melalui tanah pada suatu cross-section area (A)
adalah proporsional terhadap gradien (i) yaitu :

56
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

𝑞
~𝑖 q = k. i. A
𝐴

di mana: q = volume aliran air per satuan waktu,

A = luas penampang tanah yang dilewati air,


k = koefisien permeabilitas,
i = gradien hidrolik, dan
v = kecepatan aliran (discharge velocity).

Satuan koefisien permeabilitas sama dengan satuan kecepatan, yaitu


m/detik. Koefisien k disebut sebagai “koefisien permeabilitas” Darcy atau
“koefisien permeabilitas” atau “permeabilitas tanah”.
Permeabilitas tergantung oleh beberapa faktor. Yang utama adalah sebagai
berikut :
1. Ukuran butiran. Secara proporsional, ukuran pori berhubungan dengan
ukuran partikel tanah
2. Properti aliran pori. Untuk air adalah viskositasnya, yang akan berubah
akibat dipengaruhi perubahan temperatur.
3. Void ratio
4. Bentuk dan susunan pori-pori tanah
5. Derajat saturasi. Kenaikan derajat saturasi pada tanah akan menyebabkan
kenaikan nilai permeabilitas.
Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran
pori dan makin rendah 'koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah
berbutir-kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga (k)
yang lebih rendah daripada tanah berbutir kasar, koefisien permeabilitas
merupakan fungsi dari angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis,
permeabilitas untuk aliran sejajar lapisan lebih besar daripada permeabilitas
untuk aliran tegak lurus lapisan. Permeabilitas lempung yang bercelah
(fissured) lebih besar daripada lempung yang tidak bercelah (unfissured).

57
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

Metode Constant Head Test


Metode ini hanya digunakan pada tanah dengan permeabilitas tinggi. Oleh
karena itu, pada percobaan yang akan dilakukan perlu ditambahkan pasir
untuk memodifikasi permeabilitas tanah lempung yang sangat kecil. Prinsip
pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar.
Penentuan nilai k dilakukan dengan cara mengukur penurunan tinggi muka
air selama periode waktu tertentu dan pada saat ini tegangan air menjadi tidak
tetap sehingga rumus Darcy dapat digunakan. Misalnya pada ketinggian air
(h), penurunan (dh) akan membutuhkan waktu (dt), maka koefisien
permeabilitas dapat diturunkan dari rumus Darcy sehingga menjadi:
dengan:
q= kiA

i=
𝐿
qL
k=
Aht
k = koefisien permeability
A = luas sample tanah
t = selang waktu
L = tinggi sampel tanah
Apabila air yang melalui sampel tanah sedikit seperti pada sampel tanah
lempung murni dimana nilai k sangat kecil, maka metode ini tidak efektif lagi
digunakan untuk mengukur nilai k. Sehingga akan lebih baik menggunakan
cara yang kedua, yaitu metode Variable Head.

Metode Falling Head Test


Jumlah air yang mengalir pada standpipe dalam waktu tertentu adalah :
−𝑑ℎ
q=av=a
𝑑𝑡
dengan :
a = luas cross-sectionstandpipe
dh/dt = penurunan muka air

58
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

Sedangkan jumlah air yang merembes melalui tanah dalam waktu tertentu
pada permeameter adalah :
h
q=Ak
L
lalu dengan menyamakan jumlah air yang masuk = jumlah air yang keluar :
q in = q out
𝑑ℎ ℎ
↔ =𝐴𝑘
𝑑𝑡 𝐿
ℎ1 ℎ1
𝑑ℎ 𝐴 𝑘 𝑑𝑡
↔ ∫ =∫
ℎ0 ℎ ℎ0 𝑎𝐿
ℎ0 𝐴𝑘𝑡
↔ ln =
ℎ1 𝑎𝐿
𝑎𝐿 ℎ0
𝑘 = 2.3 𝑙𝑜𝑔10
𝐴𝑡 ℎ1
dengan:
a = luas cross-section standpipe
L = panjang sampel di dalam permeameter
A = luas cross-section permeameter
t = jumlah waktu pada waktu pengukuran
h0, h1 = tinggi head (lihat gambar 7.2)

Koefisien Permeabilitas pada suhu kamar (ToC) adalah KT sedangkan


untuk suhu standar (20oC) perlu dikonversi menjadi:
𝜂𝑇
𝐾20 = 𝐾𝑇 ( )
𝜂20
dimana:
ηT = viskositas cairan pada temperatur T°C.
η20 = viskositas cairan pada temperatur 20°C.

5.3 Prosedur Praktikum


A. Alat dan Bahan
 Alat
1. Mould permeability

59
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

2. Batu pori
3. Alat Constant Head
4. Gelas ukur
5. e Timbangan.
6. Termometer
7. Stopwatch.
 Bahan
1. Tanah lolos saringan no. 4 ASTM sebanyak 800 gr
2. Air
B. Langkah Kerja
1. Menyiapkan tanah kering 800 gr lolos saringan no. 4 ASTM.
2. Menyiapkan tabung mold dan mencatat data diameter, tinggi, dan luas
mold.
3. Mengukur panjang, diameter, dan luas pipa constant head.
4. Mengukur suhu dalam ruangan tersebut.
5. Lepaskan tutup tabung atas dengan cara membuka baut-bautnya lalu
masukan batu pori.
6. Meletakkan tanah kedalam tabung lalu dipadatkan dengan alat perojok
dengan ketinggian 6 cm.
7. Letakan batu pori diatasnya, pegas, lalu tutup kembali tabung mold
tersebut.
8. Meletakkan gelas ukur pada selang jalan keluar tabung.
9. Setelah benda uji siap dalam tabung sample, hubungkan selang inti
kecorong lalu isi corong tersebut dengan air sampai penuh, usahakan
air tetap memenuhi corong.
10. Hidupkan stopwatch pada saat tetesan pertama air di gelas ukur.
11. Matikan kran burette secara bersamaan dengan stopwatch setelah
keadaan constant.
12. Ulangi pengujian tersebut secara 1 kali.
13. Catat semua data dan hitung permeabilitasnya.

60
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

5.4 Data Pengamatan dan Perhitungan


Hasil dari pengujian constant head didapat:

No Test No. 1 2
1 Permeameter
Diameter (D) Cm 6,415 6,415
2
Luas (A) cm 32,3209 32,3209
2 Stand Pipe
Diameter (D) Cm 0,5 0,5
Tinggi Cm 92 92
Luas (A) cm2 0,1963 0,1963
3 Panjang sampel (L) Cm 6 6
3
4 Kualitas aliran fluida (Q) cm 100 100
o
5 Temperatur (T) C 29 29
6 Waktu yang didapat
dari h0 ke h Detik 8275 9585
7 Permeability pada T oC cm/detik 1,9318x10-3 1,6678x10-3
8 Permeability rata-rata 1,80 x 10-3

Hasil dari pengolahan data didapatkan nilai koefisien permeabilitas (k).


Sampel 1 didapatkan nilai k percobaan pada suhu 29oC adalah 1,9318 x 10-3
m/s. Dan sampel 2 didapatkan nilai k percobaan pada suhu 29oC adalah
1,6678x10-3m/s.
Dari hasil yang diperoleh praktikan dapat mengetahui jenis tanah yang
diuji. Nilai koefisien permeabilitas yang didapat dibandingkan dengan Tabel
BS 8004: 1986. Tabel tersebut menunjukkan berbagai jenis tanah pada suhu
standar (20oC) dengan melihat koefisien permeabilitasnya. Dalam hal ini nilai
k yang dibandingkan adalah nilai k rata-rata.

61
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

1 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 10-9 10-10

Kerikil Pasir bersih dan Pasir sangat Lempung tak


bersih campuran pasir- halus, lanau dan bercelah dan
kerikil lempung-lanau lempung lanau
berlapis-lapis (>20% lempung)

Lempung yang mengalami


pengawetan dan bercelah

Sedangkan jika dilihat pada tabel Cassagandre tentang nilai koefisien


permeabilitas jenis tanah pada suhu standar (20oC) jenis tanah uji merupakan
pasir atau campuran pasir dan kerikil.
Jenis Tanah k (m/s)
Kerikil 1 x 10-2 – 1
Pasir/campuran pasir-kerikil 1 x 10-5 - 1 x 10-2
Pasir halus, lanau organic, 1 x 10-9 - 1 x 10-5
campuran pasir, lanau, clay
Clay padat 1 x 10-11 - 1 x 10-9

Selain itu identifikasi jenis tanah dapat dilihat pada penggolongan jenis
tanah menurut Wesley. Nilai koefisien permeabilitas yang didapatkan dari
rata-rata kedua sampel adalah 1,80 x 10-3. Sehingga dapat dikatakan bahwa
jenis tanah tersebut adalah pasir berlempung, dan pasir berlanau. sesuai
dengan Tabel penggolongan jenis tanah berdasarkan koefisien permeabilitas
menurut Wesley:

62
LAPORAN PRAKTIKUM GEOTEKNIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan no. 37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember, Telp. (0331) 484977

Jenis Tanah k (m/s)


Pasir berlempung, pasir berlanau 5 x 10-5 - 1 x 10-4
Pasir halus 1 x 10-5 - 5 x 10-5
Pasir kelanauan 1 x 10-6 - 2 x 10-5
Lanau 1 x 10-7 - 5 x 10-6
Lempung 1 x 10-11 - 1 x 10-8

5.5 Kesimpulan
Dari percobaan menggunakan metode constant head, didapat nilai
koefisien permeabilitas rata-rata yaitu 01,80 x 10-3. Dan dapat disimpulkan
jenis tanah yang diuji adalah pasir berlanau yang mengalami pengawetan dan
berlanau.

63

Anda mungkin juga menyukai