Anda di halaman 1dari 7

HANDOUT

PERHITUNGAN HARGA JUAL KEMEJA


Sekolah : SMK PENDA 2 KARANGANYAR
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Industri
Kelas/Semester : XII/Gasal
Tahun Pelajaran : 2012/2019
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar
3.12 Memeriksa Harga Jual Kemeja
4.12 Menghitung hasil harga jual kemeja

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.12.1 Menjelaskan tujuan menentukan harga jual.
3.12.2 Menerangkan aspek perhitungan harga jual kemeja
3.12.3 Menerapkan prosedur perhitungan harga jual kemeja
3.12.4 Menganalisis harga jual kemeja
4.12.1 Menganalisis rumus perhitungan harga jual kemeja
4.12.2 Menerapkan rumus perhitungan harga pokok, bahan baku, bahan penunjang,
tenaga kerja, beaya operasional dan kemasan.
4.12.3 Menentukan harga jual kemeja

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan tujuan harga jual setelah membaca literasi yang ada dengan
benar dan tanggung jawab.
2. Siswa mampu menerangkan aspek yang diperlukan dalam perhitungan harga jual
3. setelah mengamati media pembelajaran dengan benar dan teliti
4. Siswa mampu menerapkan prosesur perhitungan harga jual setelah mengamati media
pembelajaran dengan benar dan teliti
5. Siswa mampu menganalisis harga jual kemeja setelah mengikiuti proses pembelajaran
dengan benar dan tanggung jawab
6. Siswa mampu menganalisis rumus perhitungan harga jual setelah berdiskusi dengan
kelompok dengan teliti dan tanggung jawab
7. Siswa mampu Menerapkan rumus perhitungan harga pokok, bahan baku, bahan
penunjang, tenaga kerja, beaya operasional dan kemasan setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan benar dan teliti

1
Perhitungan Harga Jual

Sebelum membahas mengenai penentuan harga jual


maka sebaiknya perlu kita ketahui lebih dulu tentang
pengertian dari harga jual itu sendiri. Harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang
atau jasa yang dijual atau diserahkan. (Supriyono, 2001:314).
Penentuan harga jual berhubungan dengan (Supriyono, 2001:314) :
1. Kebijakan penentuan harga jual (pricing policies)
Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan sikap manajemen terhadap
penentuan harga jual produk atau jasa. Kebijakan tersebut tidak menentukan harga jual,
namun menetapkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan aturan dasar yang
perlu diikuti dalam penentuan harga jual.

2. Keputusan penentuan harga jual (pricing decision)


Keputusan penentuan harga jual adalah penentuan harga jual produk atau jasa suatu
organisasi yang umumnya dibuat untuk jangka pendek. Keputusan ini dipengaruhi oleh
kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas, dan tujuan organisasi.

Tujuan penentuan harga jual ada bermacam-macam. Tujuan penentuan harga jual
yang dilakukan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut
(Kotler, 1996:356):
1. Kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan menetapkan tujuan ini apabila menghadapi kelebihan kapasitas
produksi, persaingan yang ketat atau perubahan selera konsumen. Dalam hal
ini, bertahan hidup lebih utama daripada menghasilkan keuntungan. Demi
kelangsungan hidup perusahaan, disusun strategi dengan menetapkan harga
jual yang rendah dengan asumsi pasar akan peka terhadap harga.
2. Peningkatan arus keuntungan.
Perusahaan dapat memaksimalkan laba jangka pendek apabila perusahaan
lebih mementingkan prestasi keuangan jangka pendeknya dibandingkan
jangka panjang. Perusahaan mempunyai keuntungan untuk menetapkan harga
yang dapat memaksimalkan laba jangka pendek dengan anggapan bahwa
terdapat hubungan antara permintaan dan biaya dengan tingkatan harga yang
akan menghasilkan laba maksimum yang ingin dicapai.
3. Kepemimpinan kualitas produk.
Dalam hal ini, perusahaan menetapkan harga yang tinggi supaya kualitas produksi
tetap terjamin. Ada kemungkinan perusahaan mempunyai keinginan untuk
memasarkan produk dengan kualitas tinggi atau ingin menjadi pemimpin

2
dalam kualitas produk di pasarnya. Pada umumnya perusahaan semacam ini
menetapkan harga yang tinggi dengan tujuan agar dapat menutup tingginya biaya
dalam menghasilkan mutu produk yang tinggi.
4. Meningkatkan penjualan.
Peningkatan penjualan akan mempengaruhi penerimaan perusahaan, jumlah
produksi dan laba perusahaan. Perusahaan selalu menginginkan jumlah
penjualan yang tinggi untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Peningkatan
penjualan dapat dilakukan melalui bauran pemasaran yang agresif.
Pengembangan produk dengan memperbarui atau menawarkan produk-produk
baru dapat meningkatkan penjualan. Pada satu sisi, perusahaan dapat
meningkatkan volume penjualan dengan tetap mempertahankan tingkat
labanya. Sedangkan di sisi lain, manajemen dapat memutuskan untuk
meningkatkan volume penjualan melalui strategi pemotongan harga atau
penetapan harga yang agresif dengan menanggung resiko.
5. Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar.
Salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan adalah mempertahankan
dan meningkatkan pangsa pasar. Banyak perusahaan menetapkan harga yang
rendah untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar.
6. Menstabilkan harga.
Perusahaan berupaya menstabilkan harga dengan tujuan untuk menghindari
adanya perang harga pada waku permintaan meningkat atau menurun (tidak
stabil).
Oleh karena itu perusahaan perlu menentukan tujuan utama agar fokus
perusahaan menjadi lebih jelas. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

2. Biaya
Biaya dalam istilah keuangan mempunyai pengertian pengorbanan
sumber-sumber daya yang diadakan untuk mendapatkan keuntungan atau
mencapai tujuan di masa datang (Arman Hakim, 2006: 172). Secara umum
istilah biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan tujuan biaya;
1) Biaya langsung (direct cost)
2) Biaya tidak langsung (indirect cost)
b. Berhubungan dengan perubahan volume kegiatan;
1) Biaya tetap (fixed cost)
2) Biaya variabel (variable cost)
c. Berhubungan dengan keputusan manajemen;
1) Biaya marjinal (marginal cost)

3
2) Biaya inkremental (incremental cost)
3) Biaya kesempatan (opportunity cost)
4) Biaya terbenam (sunk cost)
Biaya langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasikan secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu. Dalam kalimat lain,
biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
operasi/produksi. Biaya langsung ini terdiri dari biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Sebagai contoh dalam bisnis garmen, maka biaya
bahan baku langsung adalah biaya pengadaan kain, dan biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya untuk pengupahan tenaga kerja di sektor produksi
seperti tenaga pembuat pola (pattern maker), pemotongan (cutting), dan
penjahitan (sewing).
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat
diidentifikasikan secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.
Dalam kalimat lain, biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan operasi/produksi. Biaya langsung ini terdiri dari biaya
bahan baku tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Sebagai contoh
dalam bisnis garmen, maka biaya bahan baku tidak langsung adalah biaya
pengadaan plastik pengemas, swing tag, dan biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah upah tenaga kerja non sektor produksi seperti tenaga cleaning service,
satpam, maintenance.
Biaya tetap merupakan biaya-biaya operasi suatu fasilitas yang bersifat
tetap meskipun volume produksi tersebut berubah-ubah. Contohnya gaji
pegawai, abonemen telepon, listrik, dan PDAM bulanan.
Biaya variabel merupakan biaya-biaya operasi suatu fasilitas yang berubah secara
linier sesuai dengan volume produksi tersebut. Contohnya biaya bahan baku.
Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat digunakan untuk analisis
titik impas (Break Even Point).
Biaya inkremental merupakan tambahan biaya yang akan terjadi apabila suatu
alternatif yang dipilih berubah volume kegiatannya. Sebagai contoh, apabila suatu
bisnis garmen ingin meningkatkan kapasitasnya dari 1.000 pcs per bulan dengan
total biaya Rp 2.000.000,00 menjadi 1.500 pcs per bulan dengan total
biaya Rp 2.400.000,00 maka tambahan biaya (biaya inkremental) dari alternatif
adalah 0,4 juta. Analisis biaya inkremental banyak digunakan untuk menentukan
kebijakasanaan perubahan volume operasi dalam gabungannya dengan
keuntungan perusahaan.
Apabila biaya inkremental dihitung untuk perubahan output per unit
barang yang diproduksi maka disebut dengan analisis marjinal. Analisis ini
melibatkan biaya marjinal dan pendapatan marjinal. Biaya marjinal

4
berhubungan dengan tambahan biaya bila terjadi satu perubahan output,
sedangkan pendapatan marjinal merupakan tambahan pendapatan yang
diperoleh bila terjadi satu perubahan output.
Biaya kesempatan merupakan pendapatan (penghematan) biaya yang
dikorbankan sebagai akibat pemilihan alternatif tertentu. Sebagai contoh, apabila
suatu bisnis garmen memproduksi kemeja maka akan mendapat keuntungan Rp
15.000,00 per pcs, sedangkan bila garmen itu memproduksi t-shirt maka akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp 10.000,00 per pcs. Apabila bisnis garmen
tersebut memilih untuk memproduksi kemeja maka biaya kesempatan yang
dikorbankan adalah sebesar Rp 10.000,00. Biaya terbenam terjadi bila
terdapat perbedaan antara nilai buku dari suatu aset (misalnya mesin-mesin,
bangunan) dengan nilai sebenarnya ketika aset tersebut dijual. Perbedaan
dimana nilai jual aset sebenarnya lebih rendah dari nilai buku disebut dengan
biaya terbenam. Contoh, pada tahun kelima penggunaan suatu mesin jahit
mempunyai nilai buku secara akuntansi Rp 3 juta, namun nilai jual
sebenarnya ternyata hanya Rp 2 juta. Perbedaan sebesar Rp 1 juta tersebut
adalah biaya terbenam.
3. Harga Jual
Penentuan harga jual pada industri busana jadi berbeda – beda, hal yang
mempengaruhi harga adalah kualitas dari busana jadi ( dari proses
pembuatannya) dan kualitas dari bahan tekstil yang digunakan. Kita dapat
membedakan tiga macam jenis industri busana jadi, yaitu:
a. Industri busana jadi dengan kualitas tinggi, biasanya harga jualnya mahal,
karena diproduksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan dilakukan
secara teliti, mengikuti standar kualitas yang ketat, dirancang oleh desainer
ternama, konsumennya tingkat ekonomi menengah ke atas.
b. Industri busana jadi dengan kualitas menengah, biasanya harga jualnya
tidak terlalu tinggi, diproduksi dengan standar kualitas lokal. Konsumennya
pada tingkat ekonomi menengah.
c. Industri busana jadi yang kurang baik, harga jualnya rendah, memproduksi
dalam jumlah banyak, terkadang kurang memperhatikan kualitas baik
proses produksi maupun kualitas prosesnya. Konsumennya pada tingkat
ekonomi rendah.
Dalam melakukan kalkulasi diperlukan beberapa perhitungan harga pokok,
harga jual dan perhitungan pulang pokok (break event point
a. Harga pokok
Yang termasuk harga pokok dalam suatu industri terdapat dua bagian, yaitu:
1. Biaya produksi langsung, terdiri dari:
a) Bahan utama, merupakan bahan pokok yang digunakan untuk

5
membentuk produk jadi, dalam hal ini kain yang digunakan untuk
memproduksi kemeja .
b) Bahan tambahan, yaitu bahan yang digunakan untuk mendukung
terciptanya produk busana jadi, dalam hal ini untuk produk kemeja
diperlukan bahan tambahan yaitu kain keras, ritsluiting, kancing kait
besar.
c) Upah langsung, yaitu upah yang diberikan kepada pekerja yang secara
langsung mengerjakan produk jadi.
2. Biaya produksi tidak langsung, yaitu biaya yang membantu secara tidak
langsung dalam memproduksi kemeja. Biaya ini dapat juga diperhitungkan
dengan tarif berdasarkan proses dari biaya langsung atau berdasarkan jam
kerja atau metode lain yang lebih representatif.
a. Gaji staf desain
b. Pembantu sampel produksi
c. Gaji pegawai administrasi
d. Kemasan barang + listrik + gedung (sewa atau penyusutan)
e. Komisi penjualan
f. Diskon penjualan
g. Promosi
h. Asuransi
b. Harga Jual
Harga jual adalah hasil pendapatan dari industri yang terdiri dari:

Biaya langsung + Biaya tidak langsung + Pajak + Laba

Perhitungan harga jual setiap industri busana jadi berbeda – beda


persentasenya, tetapi yang menjadi dasar perhitungannya adalah sama.
Penentuan harga jual ada 2 cara yaitu
a) Harga jual 100%
1) Biaya langsung = 50%
2) Biaya tidak langsung + pajak + laba bersih = 50%

b) Modal 100%
1) Biaya langsung = 100 %
2) Biaya tidak langsung =X%
3) Pajak =Y%
4) Laba bersih =Z%
Harga jual = 100 % = X %+ Y % + Z %

6
Alur Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Anda mungkin juga menyukai