Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
Gangguan alam perasaan: mania.(Resiko mencederai diri sendiri,orang lain
dan lingkungan)

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar
biasa dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara
yang cepat dan kadangkadang sebagai pikiran yang meloncat-loncat (flight of
ideas).

B. Rentang respon
RESPONS ADAPTIF RESPONS MALADAPTIF

Responsif Supresi Reaksi kehilangan


Reaksi kehilangan yang memanjang
yang wajar Mania/Depresi

C. Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan
meningkat pada kembar monozigote.

b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri


Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan
perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)

c. Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan
orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.

d. Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami mania.

e. Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa
depan.

f. Model Belajar Ketidakberdayaan


Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu
menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu
timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan
sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.

g. Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant
positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

h. Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan
hipersekresi kortisol.
D. Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor
biologis, psikologis dan sosial budaya.

a. Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau
berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan
ketidakseimbangan metabolisme.

b. Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang
dan kehilangan harga diri.

c. Faktor Sosial Budaya


Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

E. Perilaku dan mekanisme koping


1. Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan Mania :
a. Afektif
§ Gembira berlebihan (Euphoria)
§ Harga diri meningkat
§ Tidak tahan kritik
b. Kognitif
§ Ambisi
§ Mudah terpengaruh
§ Mudah beralih perhatian
§ Waham kebesaran
§ Ilusi
§ Flight of ideas
§ Gangguan penilaian
c. Fisik
§ Dehidrasi
§ Nutrisi yang tidak adekuat
§ Berkurang kebutuhan tidur/istrirahat
§ BB menurun
d. Tingkah Laku
§ Agresif, agitasi, tidak toleran
§ Hiperaktif
§ Aktivitas motorik
§ Kurang bertanggung jawab
§ Royal
§ Iritabel atau suka berdebat
§ Perawatan diri kurang
§ Tingkah laku seksual yang berlebihan
§ Bicara bertele-tele

2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari
tekanan yang hebat.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap
depresi yang diakkibatkan dari kurang efektif koping dalam
menghadapi kehilangan.
III. A. POHON MASALAH

Gangguan Resiko Gangguan Resiko mencederai Defisit


pola tidur gangguan komunikasi diri, orang lain, perawatan
/ istirahat nutrisi verbal lingkungan diri

Gangguan alam perasaan: mania

Core problem

Koping maladaptif

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan:
a. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur.
b. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari
kebutuhan.
c. Gangguan komunikasi: verbal.
d. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
e. Defisit perawatan diri.
f. Gangguan alam perasaan: mania.
g. Koping maladaptif.

2. Data yang perlu dikaji:


a. Data subyektif:
Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih
topik (flight of ideas), menghasut, tak punya rasa malu / bersalah.

b. Data obyektif:
Ekspresi wajah tegang, riang berlebihan, kurang memperhatikan
makan dan minum, kurang istirahat / tidur, tidak
bertanggungjawab, mudah tersinggung / terangsang, tidak tahan
kritik, aktivitas motorik meningkat, berdandan aneh dan
berlebihan, menantang bahaya, kacau, kebersihan diri kurang.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
mania.
2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mania.
3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.
4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan
mania.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.
6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).
b. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik,
memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas
tentang topik, tempat, waktu.
1.2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
menyangkal.
1.3. Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.

2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya


Tindakan:
2.1. Beri kesempatan klien unutk mengungkapkan perasaannya.
2.2. Beri kesempatan klien mengitarakan keinginan dan pikirannya
dengan teknik focusing.
2.3. Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.

3. Klien dapat menggunakan koping adaptif


Tindakan:
3.1. Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi
perasaan kesal, marah, dan tak menyenangkan.
3.2. Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.
3.3. Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.
3.4. Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.
3.5. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling
tepat dan dapat diterima.
3.6. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah
dipilih
3.7. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam
menyelesaikan masalah.

4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan


lingkungan.
Tindakan:
4.1 Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan,
tidak banyak peralatan.
4.2 Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien
untuk mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat
yang aman dan terkunci.
4.3 Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.
4.4 Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol
perilakunya.

5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah


Tindakan:
5.1 Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah,
misal: menyapu, joging dll.
5.2 Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan
dengan baik oleh klien.
5.3 Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.
5.4 Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.
5.5 Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.

6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya


Tindakan:
6.1 Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.
6.2 Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama
makan.
6.3 Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.
6.4 Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.

7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya


Tindakan:
7.1. Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.
7.2. Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.
7.3. Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.

8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya


Tindakan:
8.1 Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.
8.2 Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).
8.3 Bimbing pasien berhias.
8.4 Beri pujian bila klien berhias secara wajar.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat


Tindakan:
9.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
9.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,
obat, dosis, cara, waktu).
9.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
9.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.


Tindakan:
10.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien.
10.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
10.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
10.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
 Stuart, G. W., dan Sundeen, S. J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC
 Townsend, M.C., 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri : Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai