Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI PROYEKSI BISNIS

BUSINESS PLAN
USAHA PERDAGANGAN TOKO JUAL BELI PLASTIK

DISUSUN OLEH :
PRISCA W. SUHENDAR (21216902)
MOHAMAD IKBAL (21216905)
ROBBY UL PRATAMA (21216916)
ADI PUTRA (21216917)
MN-11 Karyawan

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat diperkenankan menyelesaikan makalah manajemen
pengetahuan ini. Tidak lupa juga kami sampaikan terimakasih kepada Bu Birin
selaku dosen mata kuliah teori proyeksi bisnis yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Selain sebagai tugas, makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan
ilmu kami di bidang teori proyeksi bisnis khususnya penerapan manajemen
pengetahuan pada perusahaan di dunia nyata.

Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah
waktu, sarana, dan lain-lain. Oleh sebab itu, selesainya makalah ini bukan semata-
mata karena kemampuan kami, banyak pihak yang mendukung dan membantu
kami. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada
pihak-pihak yang telah membantu.

Kami harapkan makalah ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika
ada kesalahan dalam makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat lebih baik lagi.

Bandung, 1 Agustus 2019

Kelompok 2 Teori Proyeksi Bisnis

i
ABSTRAK

Plastik adalah barang yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, bukan hanya
dalam bentuk kantong keresek, tetapi juga dalam bentuk dan fungsi yang lainnya,
seperti pembungkus makanan, plastik sampah, plastik untuk alat kesehatan dan lain
sebagainya. Seperti yang kita ketahui, penggunaan plastik sangat tinggi, khususnya
di Indonesia, walaupun pada saat ini banyak digaungkan tentang pengurangan
penggunaan plastik, karena plastik akan sangat lama penguraiannya, hingga
membutuhkan ratusab tahun untuk dapat menyatu dengan tanah. Namun meski
demikian, kantong plastik masih menjadi primadona karena alasan praktis, hemat
dan mudah didapat. Didukung dengan banyaknya Food startup ataupun pengusaha
kuliner yang menggunakan kantong plastik sebagai alat utama untuk membungkus
makanan. Melihat banyaknya kebutuhan kantong plastik tentunya menjadi peluang
bagi pengusaha. Kegiatan usaha plastik ini sangat didukung dengan kondisi barang
yang tidak memiliki masa kadaluarsa, sehingga akan sangat aman terhadap resiko
kerusakan barang yang dijual dan dapat meminimalisir resiko kerugian.

Kata Kunci: Plastik, Usaha.

ii
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 4
1.3 TUJUAN .................................................................................................. 4

BAB II .................................................................................................................... 5

LANDASAN TEORI............................................................................................. 5

2.1 PENGETAHUAN .................................................................................... 5


2.2 MANAJEMEN PENGETAHUAN .......................................................... 6

BAB III ................................................................................................................... 8

PEMBAHASAN .................................................................................................... 8

3.1 COMPANY PROFILE ............................................................................. 8


3.1.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................. 8
3.1.2 Visi Misi Perusahaan ............................................................................ 9
3.1.3 Produk dan Jasa Perusahaan ............................................................. 10
3.2 PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN ................................ 11

BAB IV ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

4.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Plastik adalah barang yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, bukan hanya
dalam bentuk kantong keresek, tetapi juga dalam bentuk dan fungsi yang lainnya,
seperti pembungkus makanan, plastik sampah, plastik untuk alat kesehatan dan lain
sebagainya. Seperti yang kita ketahui, penggunaan plastik sangat tinggi, khususnya
di Indonesia, walaupun pada saat ini banyak digaungkan tentang pengurangan
penggunaan plastik, karena plastik akan sangat lama penguraiannya, hingga
membutuhkan ratusab tahun untuk dapat menyatu dengan tanah. Namun meski
demikian, kantong plastik masih menjadi primadona karena alasan praktis, hemat
dan mudah didapat. Didukung dengan banyaknya Food startup ataupun pengusaha
kuliner yang menggunakan kantong plastik sebagai alat utama untuk membungkus
makanan.

Melihat banyaknya kebutuhan kantong plastik tentunya menjadi peluang bagi


pengusaha. Kegiatan usaha plastik ini sangat didukung dengan kondisi barang yang
tidak memiliki masa kadaluarsa, sehingga akan sangat aman terhadap resiko
kerusakan barang yang dijual dan dapat meminimalisir resiko kerugian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan business plan yang diterapkan dalam usaha


perdagangan usaha jual beli plastik ?

1.3 TUJUAN

Mengetahui penerapan business plan yang diterapkan dalam usaha


perdagangan usaha jual beli plastik

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGETAHUAN

Menurut Davenport dan Prusak (1998), pengetahuan atau knowledge,


bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali dipisahkan dari keduanya.
Perbedaan antara data, informasi dan pengetahuan seringkali hanya pada masalah
derajat kedalamannya, dimana pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang lebih
‘mendalam’ dibandingkan informasi, apalagi data. Informasi, sesuai namanya harus
melakukan tugasnya, yaitu inform. Kata “inform” asalnya berarti memberikan
bentuk pada sesuatu, dan informasi ditujukan untuk membentuk orang yang
menerimanya. Tepatnya, membentuk cara pandang (outlook; insight) penerima. Jadi
pihak penerimalah yang menentukan - bukan pengirim pesan – apakah pesan yang
diterima memang sudah merupakan informasi atau masih berupa data. Yaitu dengan
menilaiapakah pesan yang diterimanya benar-benar membentuk cara pandangnya
sebagai penerima pesan.

Bila kita membaca berbagai buku dan rujukan lain mengenai manajemen
pengetahuan atau pembelajaran organisasi, akan ditemukan berbagai definisi
mengenai pengetahuan. Misalnya saja, menurut Woolf (1990 dalam Liebowitz,
1999), “pengetahuan adalah informasi yang terorganisasi sehingga dapat diterapkan
untuk pemecahan masalah.” Definisi itu hampir mirip dengan Turban et al. (2004)
yang mengatakan bahwa “pengetahuan adalah informasi yang telah dianalisis dan
diorganisasikan sehingga dapat dimengerti dan digunakan untuk memecahkan
masalah serta mengambil keputusan.” Albert Einstein, memberikan kutipannya yang
sederhana namun efektif, “knowledge is experience, everything else is information.”

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) ada dua jenis pengetahuan, yaitu
explicit knowledge atau pengetahuan eksplisit dan tacit knowledge atau pengetahuan
terbatinkan atau pengetahuan tanwujud yang dapat diekspresikan dengan rumus
sebagai berikut :

5
Pengetahuan = Pengetahuan eksplisit + pengetahuan terbatinkan

Pengetahuan eksplisit, dapat diekspresikan dalam kata-kata dan angka, serta dapat
disampaikan dalam bentuk formula ilmiah, spesifikasi, prosedur operasi standar,
bagan, manual-manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera
diteruskan dari satu individu ke individu lain secara formal dan sistematis. Di lain
pihak, pengetahuan terbatinkan, terletak dalam benak manusia, bersifat sangat
personal dan sulit dirumuskan, sehingga membuatnya sulit untuk dikomunikasikan
atau disampaikan pada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh,
pengalaman fisik, petunjuk praktis (rule-of-thumb) termasuk dalam jenis
pengetahuan terbatinkan. Seperti dinyatakan oleh Zack (1995) dan kemudian oleh
Johannessen et al. (2001) pengetahuan terbatinkan adalah pengetahuan paling
strategis karena belum atau sulit dieksplisitkan, sehingga sulit pula untuk ditiru.

2.2 MANAJEMEN PENGETAHUAN

Untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan yang


dimiliki dan untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki,
perusahaan harus mengelola pengetahuannya melalui manajemen pengetahuan.
Swann et al. (1999) mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai, “... any
process or practice of creating, acquiring, capturing, sharing and using knowledge,
wherever it resides, to enhance learning and performance in organizations.”
Sementara Tiwana (2000) menyampaikan bahwa manajemen pengetahuan adalah
pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan
keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui manajemen pengetahuan, secara
sadar organisasi mengidentifikasikan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan
memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai
inovasi. Dengan dukungan manajemen pengetahuan organisasi juga aktif
mengidentifikasikan dan mengakuisisi pengetahuan-pengetahuan berkualitas yang
ada di lingkungan eksternal organisasi.

Menurut Swan et al (1999) juga Probst, Raub dan Romhardt (2000), di


tingkat organisasi, pengelolaan pengetahuan sebenarnya terdiri dari delapan

6
proses yang berkisar dari (1) proses penetapan sasaran pengetahuan (knowledge
goal), (2) proses identifikasi pengetahuan, (3) proses akuisisi pengetahuan,
(4)proses pengembangan pengetahuan, (5) proses berbagi dan distribusi
pengetahuan, (6) proses pemanfaatan pengetahuan (knowledge utilization), (7)
proses pemeliharaan dan penyimpanan pengetahuan (knowledge retention), dan
(8) proses evaluasi dan pengukuran pengetahuan (knowledge assessment).
Namun seperti disampaikan oleh Marquardt (2002) juga McElroy (2002) tiga
proses yang paling popular – karena paling sering diterapkan – adalah proses
akuisisi pengetahuan, proses berbagi pengetahuan dan proses pemanfaatan
pengetahuan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 COMPANY PROFILE

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Sinergi Manufaktur Rekayasa Teknologi disingkat SMARTEK SISTEM


INDONESIA didirikan di kota Cimahi pada bulan Juli 2015 oleh talenta-talenta
muda dibidang aplikasi software. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang dimiliki anggota kami, SMARTEK SISTEM INDONESIA berkomitmen untuk
terus berinovasi dalam menciptakan sebuah sistem solusi khususnya di bidang
Hospitality & Government Solution.

Pada pertengahan tahun 2016 SMARTEK SISTEM INDONESIA berhasil


membuat sebuah Sistem Managemen Kasir (POS) yang diberi nama SANDERI
dengan sebuah fitur spesial yaitu Individual Taking Order atau tamu restoran dapat
memesan makanan / minuman dari smartphone milik mereka sendiri.

Seiring kebutuhan pasar aplikasi Sanderi ini dibuat yang lebih sederhana dan
dinamakan Linderi. Aplikasi Linderi ini terdiri dari seperangkat komputer dan billing
printer sebagai mesin kasir untuk melayani transaksi pembayaran tamu restoran
dengan menggunakan konsep awan ( cloud server ) sehingga setiap transaksi yang
terjadi dapat dipantau oleh pemilik restoran dimanapun berada melalui
smartphonenya. .

Untuk memenuhi permintaan dari Pemerintahan Daerah Tingkat kota


kabupaten, aplikasi POS Linderi ini dihubungkan dengan sebuah aplikasi yang kami
namakan SMKP (Sistem Monitoring Kewajiban Pajak) sehingga jumlah pajak yang
harus disetorkan oleh sebuah restoran dapat dimonitor oleh pemerintah daerah secara
akurat .

8
Memasuki awai 2017 SMARTEK SISTEM INDONESIA membuat sebuah
divisi baru yaitu Divisi Hardware yang bergerak dibidang penjualan IP CCTV,
pembuatan dan pemasangan controler untuk home automation, building dan factory.

Di penghujung tahun 2017 SMARTEK SISTEM INDONESIA


mengembangkan sebuah aplikasi yang dibuat khusus untuk Hotel, tamu hotel, dan
traveller (One Package Application) yang diberi nama Fintatel. Fintatel ini dapat
mengontrol operasional di hotel, dan dapat juga menyediakan layanan hotel melalui
aplikasi.

Pada tahun 2018 mengembangkan aplikasi di bidang pendidikan dan


psikologi dengan nama aplikasi SISSTER dan HaloPsi.SISSTER merupakan aplikasi
dibidang pendidikan yang dapat membantu orang tua dalam memonitoring anaknya
saat berada disekolah . Sedangkan aplikasi HaloPsi adalah aplikasi yang
menyediakan wadah untuk berkonsultasi dengan psikolog .

3.1.2 Visi Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan menengah yang bergerak di berbagai bidang bisnis, maka


Smartek Sistem memiliki visi dan misi sebagai berikut :

 Visi Perusahaan
Memenuhi kebutuhan sektor industri pekerjaan sipil dan teknologi
informatika,dalam menyediakan jasa pembuatan dan perbaikan dengan kualitas
terbaik.

 Misi Perusahaan
Memberikan pelayanan jasa bidang teknologi informatika yang
mengutamakan tingkat kepuasan pelanggan, menjalin kerja sama dengan mitra usaha
lain serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat.

Dalam pencapaian visi dan misi tersebut seluruh jajaran dari Smartek Sistem
selalu menanamkan dedikasi yang tinggi dalam setiap pekerjaannya. Dibantu oleh
staf – staf yang berpengalaman serta memiliki kemampuan yang sesuai di bidangnya.

9
3.1.3 Produk dan Jasa Perusahaan

10
3.2 PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

Mengingat Smartek Sistem Indonesia merupakan startup yang bergerak di


bidang IT, proyek pembuatan software menjadi pekerjaan utama sehari hari. Dalam
proyek tersebut maka harus ditentukan eksekusi apa saja yang akan dilakukan
sehingga proyek tersebut berjalan lancer dan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan.

Maka dengan manejemen pengetahuan yang dimiliki Smartek Sistem


Indonesia, ditemukanlah aplikasi yang dapat mendokumentasikan progress dalam
proyek di Smartek Sistem Indonesia yaitu aplikasi Trello, sebuah aplikasi project
management.

Gambar 3.1 Logo Trello

Trello memiliki beberapa fitur, yaitu :

 Board (Papan) adalah nama sebuah proyek atau jurnal yang sedang dijalankan.
 List (Daftar) adalah nama tahapan/bagian yang akan dijalani oleh sebuah card
(tugas). Di list ini, ada tahapan, yaitu sebuah alur proses sebuah pengerjaan.
 Card (Tugas) adalah sebuah unit yang merupakan tugas yang dibuat oleh user.
Card ini akan melalui proses tahapan pada List yang diawali dari List awal
dimana uesr memasukkan card berisi pekerjaan yang akan dia kerjakan atau yang
dia ajukan untuk dikerjakan oleh user lain dan akan berakhir pada List Done.
 Label adalah penanda singkat mengenai suatu keterangan tertentu. Bisa
disamakan seperti sticky notes.

11
Gambar 3.2 Contoh Penerapan Trello di Smartek Sistem Indonesia
Dengan adanya trello, setiap pekerjaan yang akan dilakukan untuk proyek
pembuatan software dapat dimonitoring dan didiskusikan dengan mudah, pekerjaan
mana yang akan dikerjakan, pekerjaan mana yang sedang dikerjakan, dan mana
pekerjaan yang sudah dilakukan, tanpa harus bertatap muka sekalipun. Dan
manajemen pengetahuan ini sudah dijalankan lebih dari 2 tahun belakang di Smartek
Sistem Indonesia dan terbukti membantu proses pekerjaan menjadi jauh lebih efisien.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Manajemen Pengetahuan yang diterapkan di Smartek Sistem Indonesia


berupa aplikasi bernama Trello, sangat membantu perusahaan dalam proses kerja
sehari hari, salah satunya adalah dalam monitoring dan manajemen proyek yang
sedang dikerjakan, sehingga pekerjaan proyek menjadi lebih efesien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Davenport, T. H. and Lawrence Prusak. 1998. Working knowledge: How


organizations manage what they know. Boston: Harvard Business School Press.
Nonaka, Ikujiro. and Hirotaka Takeuchi. 1995. The knowledge-creating company:
How Japanese companies create the dynamics of innovation. Oxford: Oxford
University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai