Anda di halaman 1dari 14

Pemeriksaan

diagnostik (Nelson,
A. KONSEP DASAR 2009; Price & Wilson,
Etiologi (Buckley, 2010;
Faktor risiko (DepKes,
WEB OF CAUSATION 2006;
Kartasasmita, Bronkopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian Setyoningrum,
2004):
2010; Setyoningrum, Masuk ke bronkiolus terminal sampai alveoli
menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus (Wong, 2006):
 Usia
2006):
 Riwayat BBLR 2004). KemenKes RI (2012) mendefinisikan bronkopneumonia sebagai infeksi akut yang  Rontgen thoraks
- Bakteri  Kultur sputum &
 Riwayat imunisasi
- Virus mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Kesimpulannya bronkopneumonia merupakan jenis
 Pendidikan ibu infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar darah
- Jamur
 Status ekonomi
- Aspirasi alveoli. Bila pneumonia menyerang maka bagian tersebut berisi cairan atau nanah sehingga  Pemeriksaa
 Asupan gizi oksigen yang dibutuhkan menjadi terbatas dan menimbulkan kesulitan saat bernapas. n serologi
 ASI eksklusif  Fungsi paru
 Kepadatan penduduk  Biopsi paru
 Polusi udara  Spirometri
Proses Inflamasi  Oksimetri nadi
 Laringoskopi/
bronkoskopi
Penumpukan
Kongestif (4-12 jam) eksudat dan serosa masuk alveoli
cairan di alveoli

Hepatisasi merah (12-48jam) paru-paru tampak merah dan


bergranulasi karena sel darah merah dan leukosit mengisi alveoli
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
Hepatisasi kelabu (3-8
hari) Konsolidasi paru

Peningkatan suhu Resolusi Gangguan


tubuh 8-11 hari pertukaran gas
Kurangnya Compliance paru menurun
Metabolisme meningkat asupan Fisioterapi dada
Hipertermia

Gangguan keseimbangan Pola napas tidak efektif WCSS:


nutrisi: kurang dari kebutuhan - Retraksi dinding dada
tubuh - Frekensi nafas(RR) per
menit
- Wheezing
Gizi kurang - Kondisi Umum
PENATALAKSANAAN MEDIS
Secara umum gambaran klinis bronchopneumonia
Menurut Mansjoer Arif 2000, penatalaksanaan medis bronkopneumonia
diklasifikasikan menjadi 2 : adalah:
1. Oksigen 1-2 liter
1. Gejala umum
2. IVFD dextrose 10%; NaCl 0,9%=3:1, +KClL 10mEq/500ml cairan.
- meliputi demam
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
- sakit kepala melalui selang nasogastrik dengan feading drip.
- malaise 4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi/Nebulizer
- nafsu makan menurun 5. Anti biotik sesuai dengan hasil biakan atau berikan:
- gejala gastrointestinal (mual, muntah, dan diare)
- Tidak mau menyusu

2. Gejala respiratorik Komplikasi Bronkopneumonia


- napas cepat (takipnea)  Infeksi darah
- napas sesak (retraksi dinding dada/chest indrawing) Kondisi ini terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran
- Batuk darah dan menyebabkan infeksi ke organ-organ lain. Infeksi darah
- Pilek atau sepsis berpotensi menyebabkan terjadinya kegagalan organ.
- Sianosis  Abses paru-paru
- Sesak napas Abses paru-paru dapat terjadi ketika nanah terbentuk di dalam rongga
- tersedak paru-paru, biasanya kondisi ini dapat ditangani dengan antibiotik.
- Bintik kemerahan di kulit Namun terkadang juga membutuhkan prosedur pembedahan untuk
- Nafas Cuping Hidung membuangnya.
- Ronkhi  Efusi pleura
- Wheezing Efusi pleura adalah kondisi di mana cairan memenuhi ruang di sekitar
paru-paru dan rongga dada. Cairan yang terinfeksi biasanya
dikeringkan menggunakan jarum atau tabung tipis. Dalam beberapa
kasus, efusi pleura yang serius memerlukan prosedur operasi untuk
membantu mengeluarkan cairan.
 Gagal napas
Kondisi akibat kerusakan berat pada paru-paru sehingga tubuh tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen karena terganggunya fungsi
pernapasan. Jika tidak segera diobati, gagal napas dapat membuat
organ tubuh tidak dapat berfungsi dan pernapasan terhenti sama
sekali. Jika hal ini terjadi, maka penderitanya perlu mendapatkan
napas bantuan dengan bantuan mesin (ventilator).
B. ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN FUNGSI


PERNAFASAN BRONCHOPNUMONIA DI RUANG RAWAT INAP ANAK LANTAI 1
RSUP DR. KARIADI

I. Pengkajian
A. Data Demografi
1. Pasien
 Tanggal pengkajian
 Tanggal masuk
 Ruangan
 Identitas
- Nama
- Tanggal lahir/umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Suku
- Diagnosa medis
- Penanggung jawab
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
Ibu
 Nama
 Umur
 Hubungan dengan pasien
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Suku
 Agama
 Alamat
 Nomor telepon
Ayah
 Nama
 Umur
 Hubungan dengan pasien
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Suku
 Agama
 Alamat
 Nomor telepon
B. Riwayat Pasien
1. Riwayat penyakit pasien sebelumnya
2. Riwayat kehamilan (ANC, masalah kesehatan selama kehamilan)
3. Riwayat persalinan (jenis persalinan, penolong persalinan, APGAR Skor,
penyulit persalinan)
4. Riwayat imunisasi
- Hepatitis B I - DPT I
- Hepatitis B II - DPT II
- Hepatitis B III - DPT III
- Polio I - BCG
- Polio II - Campak
- Polio III - Polio IV
5. Riwayat Alergi
6. Riwayat Pemakaian obat-obatan
7. Riwayat tumbuh kembang
- Motorik Halus
- Motorik kasar
- Bahasa
- Personal Sosial

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat penyakit dalam keluarga
2. Genogram
D. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Penampilan Umum
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
- RR - Suhu
- Nadi - Tekanan Darah
- SPO2
c. Penggunaan alat bantu nafas (oksigen)
2. Nutrisi dan Cairan
NUTRISI
a. LILA g. Status Nutrisi (z-score/WHO,CDC)
b. PB/TB h. Kebutuhan kalori
c. Berat Badan i. Jenis makanan(disukai, alergi)
d. Lingkar Kepala j. Kesulitan saat makan
e. Lingkar Dada k. kebiasaan khusus saat makan
f. Lingkar Perut l. Keluhan (mual, muntah,anoreksia)
CAIRAN
a. Kebutuhan cairan 24 jam
b. Balance cairan (hitung jumlah & jenis cairan yg masuk dan keluar)
c. Diuresis
d. Rute cairan masuk (oral, parenteral, enteral)
e. Jenis cairan (ASI/susu formula/infus/air putih)
f. Keluhan
3. Istirahat dan Tidur
a. Lama waktu tidur (24 jam)
b. Kualitas tidur
c. Tidur siang (ya/tidak)
d. Kebiasaan tidur
4. Pengkajian Nyeri (sesuai usia)
5. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
6. Psikososial Anak dan keluarga
a. Respond Hospitalisasi(rewel/tenang)
b. Kecemasan(anak dan orang tua)
c. Koping pasien/keluarga dalam menghadapi masalah
d. Pengetahuan orang tua tentang penyait anak
e. Keterlibatan anak dalam perawatan anak
f. Konsep diri
g. Spiritual ( kebiasaan ibadah, keyakinan, nilai budaya)
h. Adakah terapi selain medis yang dilakukan
7. Pemeriksaan penunjang(laboratorium,radiologi)
8. Terapi

II. Diagnosa Keperawatan


1. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret, Inflamasi bronkial
2. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-
kapiler
3. ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang.
4. Hipertermia
III. Intervensi/ Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional TTD
Keperawatan Hasil
1. Bersihan jalan napas Tujuan: Mandiri
tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi  Berikan posisi semifowler Memungkinkan ekspansi paru
peningkatan produksi 3x24 jam klien dapat lebih maksimal dan mencegah
sekret, inflamasi mempertahankan kepatenan aspirasi dan refluks
bronkhial jalan napas
 Lakukan fisioterapi terapi Membantu pengeluaran sputum
Kriteria hasil: dada, perkusi, vibrasi.
- RR dalam
rentang normal  Melakukan penghisapan Pembersihan jalan napas secara
(<50 kali/mnt) (suction) mekanik karena tidak mampu
- Tidak ada melakukan batuk efektif
penggunaan otot
bantu napas  Pantau status pernapasan Memantau tanda-tanda tidak
- Tidak ada suara ronkhi efektif pernapasan

 Berikan cairan sedikitnya Cairan (khususnya hangat)


370ml/hari memobilisasi sekret

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian Memudahkan pengenceran dan
terapi inhalasi pembuangan sekret

 Pantau hasil AGD Melihat status oksigenasi

2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan intervensi Mandiri


gas b.d perubahan 3x24 jam ventilasi dan  Pantau frekuensi, Manifestasi distress pernafasan
membran alveolar- oksigenasi jaringan kedalaman, dan kemudahan tergantung pada/indikasi derajat
kapiler (efek inflamasi) menunjukkan perbaikan. bernafas keterlibatan parudan status
Kriteria hasil: kesehatan umum
 TTV normal (N 100-
160x/menit, RR 40-  Observasi warna kulit, Sianosis kuku menunjukkan
50x/menit, suhu 36-37,5 membran mukosa, dan vasokontriksi atau respon tubuh
0
C) kuku, catat adanya sianosis terhadap demam atau menggigil.
 Tidak ada sianosis perifer (kuku) Sianosis membran mukosa dna
 Tidak ada sesak kulit menunjukkan hipoksemia
 Tidak ada nafas cuping sistemik
hidung
Hasil AGD dalam rentang  Kaji status mental Gelisah, mudah terangsang,
normal bingung, dan somnolen dapat
menunjukkan
hipokemia/penurunan oksigen
serebral.

 Awasi frekuensi Takikardi biasanya ada sebagai


jantung/irama akibat demam/dehidrasi tetapi
dapat sebagai terhadap hipoksemia

 Awasi suhu tubuh Demam tinggi sangat


meningkatkan kebutuhan metabolic
dan kebutuhan oksigen dan
mengganggu oksigenasi seluler

 Tingkatkan istirahat dan Mencegah terlalu lelah dan


tidur dengan menjadwalkan menurunkan kebutuhan oksigen
aktivitas dan periode untuk memudahkan perbaikan
istirahat yang tepat infeksi

 Posisikan anak semifowler Membuka jalan nafasdan


untuk mendapatkan memungkinkan ekspansi paru
ventilasi yang maksimal. maksimal
Kolaborasi
 Berikan terapi oksigen Untuk mempertahankan PaO2
dan PCO2 dalam batas normal

 Pantau pemeriksaan AGD Melihat status oksigenasi


3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Mandiri
nutrisi: kurang dari 3x24 jam klien dapat  Pantau berat badan anak Untuk menilai kecukupan asupan
kebutuhan tubuh b.d meningkatkan nutrisi sesuai gizinya
intake yang kurang dengan kebutuhan tubuh
Kriteria hasil:  Auskultasi bunyi usus Bunyi usus tidak ada bila proses
 BB meningkat (normal) infeksi berat/memanjang
 BB/PB ( NCHS >80%)
 turgor kulit normal  Observasi/palpasi distensi Distensi abdomen terjadi sebagai
 membran mukosa mulut abdomen akibat menelan udara atau
dan bibir lembap menunjukkan pengaruh toksin
kulit tidak pucat bakteri pada saluran GI.

 Modifikasi teknik pemberian Mencegah terjadinya aspirasi yang


susu dengan memeluk anak dapat mengurangi masukan nutrisi
dalam posisi tegak (duduk) pada anak
untuk meminimalkan risiko
aspirasi

 Amati dan catat respon anak Untuk menilai toleransi anak


terhadap pemberian makan terhadap susu formula yang
diberikan

Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi Untuk memenuhi kebutuhan
dalam pemberian diit gizi pasien
IV. Evaluasi Keperawatan
1. Anak sudah tidak terlihat sesak/sulit bernapas
2. Frekuensi pernafasan klien normal
3. klien sudah tidak menggunakan otot bantu napas
4. sudah tidak tampak inwheling chest
5. klien tidak mengalami sianosis, tidak ada pernapasan cuping hidung, hasil TTV normal
DAFTAR PUSTAKA
 Perry dan Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
 Buckley, L. & Schub, T. (2010). Pneumonia in children. http://www. ebsco/cinahl/.
 DepKes RI. (2004). Pedoman pemebrantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut
untuk penanggulangan pneumonia pada balita. Jakarta: DepKes RI.
 Hockenberry, M., & Wilson, D. (2012). Wong essentials of pediatric nursing. 9th Ed. St
Louis: Mosby Elsevier.
 Cartens, J. (2010). Evidence summaries: Chest physiotherapy clinical information.
Joanna Briggs Institute. http://www.search.proquest.com/docview/1906699244?
accountid:17242.

Anda mungkin juga menyukai