Anda di halaman 1dari 11

Proses Manufaktur; dapat dibagi dalam dua jenis operasi utama, yaitu :

1. operasi pemrosesan (processing operations),


2. operasi perakitan (assembly operations).
Klasifikasi proses manufaktur ditunjukkan dalam gambar 1.1.

1. Operasi Pemrosesan, merubah bendakerja dari suatu bentuk ke bentuk yang lain mendekati
bentuk akhir produk yang diinginkan, sehingga memiliki nilai tambah dengan merubah
geometri, sifat-sifat, maupun penampilan bendakerja.
Operasi pemrosesan dibagi atas tiga kelompok, yaitu :
a) proses pembentukkan (shaping processes),
b) proses untuk memperbaiki sifat-sifat (property enchancing processes), dan
c) operasi pemrosesan permukaan (surface processing operations).

1
Gambar 1.1 Kalsifikasi proses manufaktur

2
Proses Pembentukan dibagi atas empat kelompok, yaitu :
a) penuangan dan pencetakan (gambar 1.2),
b) pemrosesan partikel /metalurgi serbuk (gambar 1.3),
c) proses deformasi (gambar 1.4),
d) proses pelepasan material (gambar 1.5).

Gambar 1.2 Proses penuangan dan pencetakan

Gambar 1.3 Proses metalurgi serbuk

3
Gambar 1.4 Proses deformasi (a) penempaan, (b) ekstrusi, (c) pengerolan, (d) pembengkokkan

Gambar 1.5 Proses pelepasan material (a) pembubutan, (b) penggurdian, (c) pemfraisan

4
2. Operasi Perakitan, menyambung/menyatukan dua atau lebih komponen-komponen.
Operasi perakitan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
a) Proses penyambungan permanen, seperti : pengelasan, pembrasingan dan penyolderan, dan
adhesive bonding.
b) Proses penyambungan mekanik, seperti : pengencangan dengan ulir (sekrup, mur, baut),
pengencangan permanen (rivet, press fitting).

 Coating And Depositions Processes (pelapisan)

Pelapisan adalah proses mendepositkan suatu zat atau material ke permukaan subtrat
(material yang akan dilapisi) dengan tujuan melindungi material berkontak langsung dengan
lingkungan (ketahanan korosi), memperindah permukaan dan mendapatkan sifat mekanik
permukaan seperti kekerasan dan ketahanan aus. Salah satu metoda pelapisan yang dapat
dilakukan adalah deposisi permukaan dengan material lain (umumya logam) untuk
memperoleh sifat tertentu melalui proses elektrokimia. Logam pelapis yang dilarutkan akan
tertarik ke logam yang akan dilapisi melalui larutan elektrolit. Proses ini lebih dikenal dengan
nama pelapisan elektrokimia (elektroplating).

Untuk melapisi logam banyak metoda yang bisa digunakan. Ditinjau dari material bahan
pelapis proses pelapisan dikelompokkan menjadi:

a. Proses pelapisan logam (metallic coating).


Metalic coating merupakan proses pelapisan permukaan dengan bahan logam, sebagai
contoh adalah hard facing (thermal spraying, welding atau clading), electrochemical
deposition, chemical deposition dan vapour deposition.

b. Proses pelapisan konversi (conversion coating).


Conversion coating merupakan proses pelapisan logam dengan oksida logam, sebagai
contoh adalah anodizing, chromating dan phosphatizing.

5
c. Proses pelapisan non logam (non-mettalic coating).
Non-metalic coating merupakan proses pelapisan permukaan dengan bahan selain logam,
sebagai contoh adalah pelapisan dengan cat dan karet.

 ELEKTROPLATING
Elektroplating merupakan suatu proses yang digunakan untuk memanipulasi
sifat suatu substrat dengan cara melapisinya dengan logam lain.Proses elektroplating
banyak dibutuhkan oleh industri penghasil benda logam, diantaranya industri
komponen elektronika, peralatan listrik, peralatan olah-raga, peralatan dapur, dan
sebagainya. Namun demikian proses elektroplating dalam prakteknya masih sulit
dilakukan oleh karena pengendaliannya masih membutuhkan tenaga ahli yang
berpengalaman.
Hasil yang diperoleh dalam proses elektroplating dipengaruhi oleh banyak
variabel, diantaranya larutan yang digunakan, suhu larutan, durasi plating, tegangan
antara kedua elektroda, keadaan elektroda yang digunakan, dan sebagainya.

ELEKTROLIT
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnyalarutan, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutanatau solvasi. menjadi konduktor elektrik, konduktor
elektrik adalah material yang dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. ion-ion
merupakan atom-atom bermuatan elektrik.

6
Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit
umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi
sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah.
Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa
yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion
merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis
garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan.
atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion
tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.

Skema Proses Electroplating

Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolitsehinnga
ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logamdiperoleh dari elektrolit
maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalamelektrolit. Pengendapan terjadi pada
benda kerja yang berlaku sebagai katoda.

7
Gambar 1.6 Skema Proses Elektroplating

Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Gambar 2
dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada KATODA
Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik
mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi
katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai
alkalin, yang menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2)

8
Reaksi Kimia:
Pembentukan Lapisan Nikel
Ni2+(aq) + 2e → Ni(s)
Pembentukan Gas Hidrogen
2H+(aq) + 2e → H2 (g)
Reduksi Oksigen Terlarut
½ O2 (g) + 2H+ → H2O

b. Pada ANODA

Anoda adalah elektroda, elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk


bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semi
konduktor, elektrolit atau vakum). Bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain,
pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus
listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada
proses elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun selelektrolisis, anoda
mengalami oksidasi.

Reaksi Kimia :

Pembentukan Gas Oksigen

H2O (1) → 4H+(aq) + O2 (g) + 4e-

Oksidasi Gas Hidrogen

H2 (g) → 2H+ (aq) + 2e-

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-


ionlogam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekatpermukaan
katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yangbertindak seperti lapisan
dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi bebantambahan bagi ion-ion untuk
menembusnya.Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-
reaksi kimia,ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap electron

9
darikatoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda.Dalam kondisi
equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan
menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan
mengikuti susunan atom dari material katoda.

HUKUM FARADAY 1
Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan
kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut.
Rumus:

m = e . i . t / 96.500

q=i.t

m = massa zat yang dihasilkan (gram)

e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi

i = kuat arus listrik (amper)

t = waktu (detik)

q = muatan listrik (coulomb)

HUKUM FARADAY II

Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda


(terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama
banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut.”

Rumus:

10
m1 : m2 = e1 : e2

m = massa zat (garam)

e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

11

Anda mungkin juga menyukai