1. Anatomi Fisiologi
Sacroiliac joint adalah sendi diarthrodial sejati yang terdiri dari os.sacrum dan
os. Ilium dengan permukaan artikular dari sendi berbentuk seperti telinga,
mempunyai rongga dan bentuk yang tidak beraturan. Permukaan sakralnya yang
cekung ditutupi dengan tulang rawan hialin tebal dan permukaan iliaka konveksnya
osseus, dan anterior yang kuat. Sedangkan pada bagian depan dan bagian bawah
sendi merupakan sendi synovial khas dengan tulang rawan hialinpa dan permukaan
sendi. Sacroiliac joint adalah sambungan axial dengan perkiraan luas permukaan
17,5cm persegi dengan permukaan sendi yang halus pada usia remaja dan menjadi
Tidak teratur seiring berjalannya waktu. Gerakan rotasi pada sacroiliac joint akan
Cenderung menurun seiring bertambahnya usia, dan gerak sendi akan meningkat
Sacroiliac joint distabilkan oleh jaringan ligament danotot, yang juga berfungsi
Mobilitas pergerakan sacroiliac joint diperlukan untuk persalinan (Cohen, Chen &
Neufeld, 2013).
Beban tubuh yang di salurkan saat berdiri, berjalan duduk serta aktivitas fungsional
Yang lainnya. Perpindahan beban tubuh akan optimal dilakukan saat komponen
sendi
pada pelvic terutama sacroiliac joint memeiliki bentuk yang sempurna serta
yang melibatkan antara sendi, ligament sebaga istabilisasi pasif serta otot sebagai
joint yang berhubungan dengan struktur sendi, mobilitas pergerakan sendi yang
kelainan pada sacroiliac joint yang ditandai dengan timbulnya nyeri pada bagian
kejadian hamstring tightness pada individu dengan kasus LBP dapat menjadi
penurunan stabilitas sacroiliac joint pada pasien dengan sacroiliac joint dysfunction.
Sacro tuberia mempunyai peran penting dalam stabilitasi sacroiliac joint. Kekuatan
Stabilisasi aktifpada sacroiliac joint. Pada kondisi pasien dengan kelemahan otot
Gluteal dan pemendekan otot hamstring yang memiliki kaitan langsung dengan
sacroiliac joint menyebabkan gangguan mobilisasi sendi akan terganggu yang dapat
Rasa nyeri pada LBP kronik bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa
nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya
memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. LBP
kronik dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi DIV dan tumor.
Low Back Pain degeneratif lebih sering terjadi karena faktor usia
namun ada pula penyebab lain seperti faktor genetik, lingkungan,
autoimun, inflamasi, infeksi, induksi racun, dan faktor-faktor lain.
Satu penyebab diatas atau kombinasi, dapat menyebabkan inisiasi dan
perkembangan degenerasi tulang belakang dengan cara yang belum
dijelaskan (Patel, 2012). Kirkaldy – Willis (2013) mengidentifikasi 3
tahap proses degenerasi pada tulang belakang :
1) Fase Disfungsional
3) Fase Stabilisasi
1) Trauma
2) Kongenital
Kelainan tulang vertebra kongenital lebih dikenal dengan
istilah Hemi Vertebrae. Menurut Soeharso (1978) kelainankelainan
kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya
setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini
dapat menyebabkan timbulnya LBP yang disertai dengan skoliosis
ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang
melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan
nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena
tidak melekatnya lamina, keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida
(Soeharso, 1978). Kelainan kongenital yang lain adalah skoliosis,
kifosis, lordosis, dan agenesis pada lumbosacral (Letts, 2014).