Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015

Hal. 62-71

Biodegradasi Senyawa Hidrokarbon Oleh Strain Bacillus cereus(VIC) Pada Kondisi Salinitas
Yang Berbeda

Biodegradation of Hydrocarbons by Bacillus cereus (VIC) Strain in the Different Salinity


Conditions

Reza Auliarahman Bhaktinagara, Agung Suprihadi, Budi Raharjo


Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Diponegoro Semarang

Abstrak

Bacillus cereus telah diketahui sebagai mikroba hidrokarbonoklastik yang dapat


mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam kondisi lingkungan non-salin dan beberapa sering
ditemukan pada lingkungan dengan kondisi salinitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan strain Bacillus cereus (VIC) yang diisolasi dari lingkungan non-salin
untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam minyak mentah pada kondisi salinitas yang
berbeda. Bacillus cereus (VIC) diinokulasikan dalam medium terkontaminasi minyak mentah
dengan kadar salinitas 0,3 , 9,4 , dan 19,6 dan diinkubasi selama 15 hari.
Penentuan jumlah mikroba menggunakan metode Total Plate Count (TPC) serta penentuan
persentase Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) menggunakan metode gravimetri setiap 5
hari. Hasil penentuan jumlah mikroba menunjukkan bahwa Bacillus cereus (VIC) memiliki
rentang toleransi terhadap salinitas hingga kadar 19,6 karena mampu tumbuh mencapai
6
kerapatan 6,9 x 10 CFU/ml pada hari ke-15.Bacillus cereus (VIC)juga mampu mendegradasi
hidrokarbon dalam polutan minyak mentah yang ditunjukkan dengan persentase TPH
terdegradasi dalam medium hingga 21% selama masa inkubasi 15 hari pada medium dengan
kadar salinitas 19,6 Biodegradasi menggunakan Bacillus cereus (VIC) mampu
meningkatkan degradasi TPH dalam medium hingga 19,8% dibandingkan degradasi TPH
akibat weathering.

Kata Kunci: Biodegradasi, Bacillus cereus (VIC), Total Petroleum Hydrocarbon (TPH),
Salinitas

Bacillus cereus has been noted as hydrocarbonoclastic microbe that has ability to degrade
hydrocarbons in non-saline conditions and some often to be found on high salinity
environtment conditions. The purpose of this research is to determine the ability of strains
Bacillus cereus (VIC) were isolated from non-saline environment to degrade hydrocarbons in
crude oil on the different salinity condition. Bacillus cereus (VIC) was inoculated on the
medium that has contaminated by crude oil with salinity level of 0,3 , 9,4 , dan
19,6 and incubated for 15 days. Determination of microbial growth is by using Total Plate
Count (TPC) method along with determination of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)
percentage using gravimetry method for every 5 day. The determination of microbial growth
showed that Bacillus cereus (VIC) has the tolerancefor salinity level up to 19,6 because it
6
is able to grow to a density of 6.9 x 10 CFU/ml on the 15th day. Bacillus cereus (VIC) is
also able to degrades hydrocarbons on crude oil pollutants that indicated from degradation of
TPH percentage in the medium up to 21% during 15 days incubation period on the medium
with salinity level of 19,6 . Biodegradation using Bacillus cereus (VIC) can increase TPH
degradation on the medium up to 19,8% than TPH degradation because of weathering.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

Keywords: Biodegradation, Bacillus cereus(VIC), Total Petroleum Hydrocarbon (TPH),


Salinity.
I. PENDAHULUAN kasus penemuan Bacillus cereus pada
lingkungan dengan kadar salinitas tinggi
Permasalahan pencemaran minyak antara lain adalah teridentifikasinya strain
mentah dapat terjadi akibat kegiatan Bacillus cereus DSD32 pada zona litoral
eksplorasi dan eksploitasi pengelolaan laut mati di Yordania yang memiliki kadar
minyak bumi. Proses eksplorasi dan garam hingga 38% (Jacob, 2012), strain
eksploitasi minyak bumi dapat dilakukan Bacillus cereus MS6 yang diisolasi dari air
di daerah daratan dan di daerah yang limbah industri kertas memiliki
terletak di wilayah pesisir maupun laut kemampuan untuk hidup dalam medium
lepas (LIPI, 2013). Salah satu upaya untuk cair dengan kadar garam berkisar antara
mengatasi pencemaran minyak bumi 1% - 25% (Al-Zazaeeet al., 2011), serta
adalah dilakukan proses pemulihan strain Bacillus cereus (VIC) yang mampu
lingkungan dengan menggunakan teknik tumbuh dengan baik dalam medium cair
bioremediasi (Citrorekso, 1996).Teknik yang mengandung kadar Air Laut Sintetik
bioremediasi telah dilakukan untuk (ALS) sebanyak 10% dan 25%
penguraian polutan minyak dengan (Bhaktinagara, 2015).
menggunakan mikroorganisme Penelitian sebelumnya untuk
pendegradasi hidrokarbon yang ditemukan membandingkan kemampuan antara 3
di situs tercemar maupun mikroorganisme strain Bacillus cereusyaituBacillus
yang diintoduksi ke wilayah tercemar cereus(EL), Bacillus cereus(MAR),
(Komarawidjaja dan Lysiastuti, 2009). Bacillus cereus(VIC) untuk tumbuh pada
Lasari (2010) menyatakan bahwa lingkungan bersalinitas tinggi sekaligus
bakteri yang mampu mendegradasi mendegradasi polutan minyak yang telah
senyawa yang terdapat di dalam dilakukan oleh Bhaktinagara (2015),
hidrokarbon minyak bumi disebut bakteri menunjukan hasil bahwa Bacillus cereus
hidrokarbonoklastik.Bakteri ini mampu (VIC) memiliki kemampuan yang lebih
mendegradasi senyawa hidrokarbon baik dalam mendegradasi senyawa
dengan memanfaatkan senyawa tersebut hidrokarbon dibanding dua strain lainnya
sebagai sumber karbon dan energi yang yang dapat ditunjukan dengan kandungan
diperlukan bagi pertumbuhannya. CO2 terlarut pada tiap medium.
Secara umum, Bacillus sp. telah Penelitian kali ini akan dilakukan
diidentifikasi sebagai pendegradasi analisis kuantitatif dengan menguji
petroleum hidrokarbon (Ghazaliet al., pertumbuhan strain Bacilluscereus
2004) dan juga sebagai pendegradasi
(VIC)dan kemampuan degradasi senyawa
senyawa naphthalene dan pyrene (Ron dan
Rosenberg, 2001).Penelitianyang telah hidrokarbon yang dipantau dalam jangka
dilakukan oleh Bujanget al. (2013), waktu tertentu pada kadar salinitas yang
diketahui bahwa Bacilluscereus mampu berbeda-beda untuk mengetahui lebih
mendegradasi senyawa hidrokarbon pada lanjut tentang kemampuan strain
limbah air tawar yang tercemar minyak Bacilluscereus (VIC) untuk mendegradasi
hingga 5% - 91 % dengan masa inkubasi 5 senyawa hidrokarbon dalam minyak
hari pada suhu 30oC.
mentah.
Menurut Tajkarimi (2012), pada
umumnya Bacillus cereus mampu bertahan
dalam lingkungan dengan kadar NaCl II. BAHAN DAN CARA KERJA
paling banyak 7,5% dan beberapa toleran
hingga kadar NaCl sampai 10%. Beberapa Alat
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

Medium untuk uji disiapkan dengan


Alat-alat yang digunakan dalam membuat larutan aquades dan ALS
penelitian ini adalah erlenmayersteril, sebanyak 0% (tanpa penambahan ALS),
mikropipet 100 µl, mikroskop cahaya, 25%, dan 50% dan penambahanpupuk
penghitung koloni, inkubator, laminar, Urea dan NPK dalam medium dengan
cawan petri steril, tabung reaksi steril, perbandingan C:N:P = 20:5:1 (Najmiyati
gelas ukur steril, corong pisah, autoklaf, dan Akhadi, 2012).Larutan medium diukur
penangas air, salinometer, neraca analitik, kadar slinitasnya menggunakan
pembakar bunses, termometer, ose datar, salinometer dan diketahui bahwa Larutan
dan kamera digital. dengan kadar ALS 0% memiliki salinitas
0,3 , ALS 25% memiliki salinitas
Bahan 9,4 , dan ALS 50% memiliki salinitas
19,6 . Medium kemudian dibagi ke
Bahan-bahan yang digunakan dalam dalam tabung erlenmeyer sejumlah
penelitian ini adalah aquades steril, air laut perlakuan dan pengulangan yang
sintetik (ALS) steril, medium dilakukan sebanyak 36 ml dan
nutrientbroth (NB), medium nutrient agar ditambahkan minyak mentah sebanyak 4
(NA), minyak mentah, Pupuk Urea N ml hingga mencapai 40 ml kemudian
46%, NPK Rasio 18:18:18, isolat strain disterilisasi dalam autoklaf pada suhu
Bacilluscereus (VIC) koleksi BTL – 121oC selama 15 menit.
BPPT, n-heksan, Na2SO4. Medium enumerasi berupa Nutrient
Agar (NA) dibuat dengan melarutkan 4,6
Cara Kerja gr bubuk NA ke dalam 200 ml aquades
tiap kali akan dilakukan enumerasi
1. ..........................................................................................................P
mikroba kemudian disterilisasi dalam
enyiapan Medium autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit.
NutrientBroth (NB) dibuat dengan
melarutkan 0,96 gr bubuk NB ke dalam 2. .................................................................................
120 ml aquades kemudian disterilisasi eremajaandan Adaptasi
dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 Bacilluscereus(VIC)
menit.
Medium adaptasi tahap pertama Peremajaan strain Bacillus cereus
dibuat dengan melarutkan 0,64 gr bubuk (VIC) dilakukan dengan menginokulasi
NB ke dalam 80 ml larutan aquades isolatBacilluscereus (VIC) ke dalam
dengan 2% Air Laut Sintetik (ALS). medium nutrientbroth dalam tabung
Medium adaptasi tahap kedua dibuat erlenmeyer 100 ml, dan diinkubasi
dengan melarutkan 0,64 gr bubuk NB ke menggunakan rotaryshakerselama 1 x 24
dalam 80 ml larutan aquades dengan 10% jam pada suhu ruangan
ALS kemudian disterilisasi dalam autoklaf AdaptasiBacillus cereus (VIC)
pada suhu 121oC selama 15 menit. dilakukan dengan mengambil 1 ml kultur
Menurut Kuncoro (2004), pembuatan ALS hasil peremajaan dan dipindahkan ke
dilakukan dengan melarutkan senyawa- dalam erlenmeyer berisi 50 ml medium
senyawa garam berupa NaCl sebanyak24 NB dengan kandungan ALS 2% untuk
g, MgSO4. 7H2O sebanyak 8 g, KCl diinkubasi selama 2 x 24 jam. Langkah
sebanyak 0,7 g, CaCl2.2H2O sebanyak 0,37 selanjutnya adalah mengambil 1 ml kultur
g, NaNO3 sebanyak 0,1 g, Na2HPO4.2H2O hasil inkubasi pada medium NB dengan
sebanyak 0,005 g, NaHCO3 sebanyak kandungan ALS 2% dan dipindahkan ke
0,168 kedalam 1000 ml aquades. dalam 50 ml medium NB dengan
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

kandungan ALS 10%untuk diinkubasi jumlah koloni dilakukan perhitungan


selama 2 x 24 jam. Inokulum pada dengan menggunakan persamaan:
medium NM dengan kadar 10% ALS ini
yang akan menjadi starter dan akan
dilakukan perhitungan kerapatannya.
Di mana:
3. ..........................................................................................................I
nokulasi KulturBacillus cereus (VIC)

0,5 ml medium NB dengan kadar


6. .................................................................................
ALS 10% yang mengandung strain engukuran Persentase TPH
Bacilluscereus (VIC) diinokulasikan ke
dalam medium uji yang memiliki kadar Analisis TPH dengan metode
salinitas berbeda dan tercemar minyak gravimetri dapat dilakukan dengan cara
mentah. Medium kontrol diambil dari sampel medium campuran ALS yang
medium berkadar salinitas 19,6 yang terkontaminasi sebanyak 10 ml
tidak diinokulasikan untuk digunakan ditambahkan 15 ml n-heksan hasil
sebagai pembandingkondisi bioremediasi pemurnian dengan destilasi bertingkat
dan tanpa bioremediasi. pada suhu 60°C, kemudian dikocok selama
5 menit lalu didiamkan sampai n-heksan
4. ..........................................................................................................I
terpisah. Terdapat 3 lapisan yaitu minyak
nkubasi solar, n-heksan dan air. Air dibuang,
lapisan minyak solar dan n-heksan disaring
Proses inkubasi menggunakan dengan kertas saring yang telah diolesi
rotaryshaker dilakukan setelah semua 0,5g Na2SO4 ke dalam erlenmeyer 100 ml
proses inokulasi selesai. Proses inkubasi yang telah ditimbang. Erlenmeyer
dilakukan selama 15 hari dalam suhu dipanaskan pada suhu 60°C (sesuai dengan
ruangan dengan kecepatan rotasi 200 rpm. titik didih n-heksan) sampai n-heksan dan
air habis menguap sehingga hanya tersisa
5. ..........................................................................................................E
minyak. Erlenmeyer diangkat dan
numerasi Bacillus cereus (VIC) didiamkan sampai dingin lalu ditimbang
dan dicatat beratnya.
Enumerasi Bacillus cereus (VIC) Perhitungan % TPH menggunakan
dilakukan setiap 5 hari sekali dimulai dari persamaan berikut:
awal inokulasi hingga inkubasi hari ke-
15.Pengenceran dilakukan sampai tingkat %
10-6dari 0,1 ml suspensi yang diambil dari
medium yang diinkubasi. Selanjutnya
disiapkan cawan petri yang telah diisi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
medium NA untuk tahap inokulasi
selanjutnya. 0,1 ml hasil pengenceran 10-2, 1. .................................................................................
10-4, dan 10-6diteteskan di atas medium ertumbuhan Bacillus cereus (VIC)
NA dan disebarkan menggunakan ose
datar. Cawan petri yang telah diinokulasi Pengamatan pertumbuhan
kemudian diinkubasi pada suhu 30oC Bacilluscereus (VIC) dalam medium uji
selama 24 jam dan dihitung jumlah koloni selama masa inkubasi 15 hari dan
yang tumbuh. Penentuan jumlah mikroba enumerasi setiap 5 hari sekali dimulai dari
(CFU/ml) didapat dari hasil pengamatan hari pertama inokulasi dengan kerapatan
starterBacillus cereus (VIC) sebesar 1,2 x
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

107 CFU/ml menunjukkan hasil seperti Fase adaptasi Bacillus cereus (VIC)
yang terdapat pada Tabel 1. dalam medium dengan kadar salinitas
Kerapatan tertinggi pada pengamatan 9,4 dan 19,6 lebih lama
hari terakhir terdapat pada medium dengan dibandingkan dalam medium dengan kadar
kadar salinitas 0,3 yang menunjukkan salinitas 0,3 dapat dikarenakan bukan
6
nilai 8 x 10 CFU/ml. Kerapatan pada hanya Bacillus cereus (VIC) harus
medium dengan kadar salitas 9,4 , dan beradaptasi dengan sumber nutrien yang
19,6 juga menunjukan nilai 106 baru tetapi juga terjadi penekanan tingkat
CFU/ml dimana lebih sedikit pertumbuhan akibat adanya tekanan
dibandingkan dengan jumlah kerapatan osmosis yang disebabkan oleh peningkatan
starter yang ditumbuhkan dalam medium kadar garam dibadingkan medium asalnya.
NB dengan kadar ALS 10% selama 2 x 24 Hamdiyati(2013) menyatakan bahwa
jam yaitu sebesar 1,2 x 107 CFU/ml. Data lamanya fase adaptasi dipengaruhi oleh
yang terdapat pada Tabel 1 kemuadian beberapa faktor, diantaranya:
diubah ke dalam bentuk diagram batang a. Kondisi medium dan lingkungan
log pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) pertumbuhan, dimana jika medium dan
pada medium dengan kadar salinitas yang lingkungan pertumbuhan sama seperti
berbeda selama masa inkubasi 15 hari medium dan lingkungan sebelumnya,
seperti yang terlihat pada Gambar 1. mungkin tidak diperlukan waktu
Perbedaan yang dapat diamati dari adaptasi. Tetapi jika nutrien yang
pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) pada tersedia dan kondisi lingkungan yang
ketiga kondisi salinitas medium yaitu lama baru berbeda dengan sebelumnya,
waktu fase lag hingga memasuki fase diperlukan waktu penyesuaian untuk
eksponensial. Bacilluscereus (VIC) yang mensintesa enzim-enzim
ditumbuhkan dalam medium dengan kadar b. Jumlah inokulum,dimana jumlah awal
salinitas 0,3 dapat lebih cepat sel yang semakin tinggi akan
memasuki fase eksponensial dibandingkan mempercepat fase adaptasi.
dengan isolat yang ditumbuhkan dalam Nilai kerapatan Bacillus cereus
medium dengan kadar salinitas 9,4 dan (VIC) tertinggi pada medium uji hingga
19,6 . Fase eksponensial masa inkubasi 15 hari yang mencapai 106
CFU/ml menunjukan nilai yang lebih
Bacilluscereus (VIC) dalam medium
rendah dari kerapatan starter dengan masa
dengan kadar salinitas 0,3 terjadi inkubasi 2 x 24 jam yang dapat
setelah pengamatan hari ke-5, sedangkan disimpulkan bahwa kondisi medium uji
fase eksponensial Bacilluscereus (VIC) tidak cocok untuk menunjang
dalam medium dengan kadar salinitas 9,4 pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) secara
dan 19,6 terjadi setelah optimal. Kondisi awal medium uji yang
pengamatan hari ke-10. sangat berbeda dengan medium
Lamanya fase lag ini disebabkan peremajaan dan adaptasi mengakibatkan
kondisi medium yang sangat berbeda dari fase lag yang lama karena Bacillus cereus
medium starter. Hidrokarbon dalam (VIC) harus mensintesis enzim baru yang
minyak mentah pada medium merupakan sesuai dengan kondisi mutrien yang baru
satu-satunya sumber karbon yang dapat serta beradaptasi dengan perubahan fisik
dimanfaatkan oleh Bacillus cereus (VIC) dan kimia pada medium yang baru. Namun
begitu nutrien dalam NB yang terdapat demikian, walaupun terdapat perbedaan
dalam inokulan habis sehingga Bacilluc lama waktu fase lag dan nilai kerapatan
cereus (VIC) membutuhkan waktu untuk yang tidak sebanyak starter, peningkatan
mensintesis enzim monooksigenase untuk jumlah kerapatan sel pada pengamatan hari
mendegradasinya. ke-15 dalam ketiga medium dengan kadar
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

salinitas berbeda menunjukan bahwa ketersediaan nutrien dalam medium masih


Bacillus cereus (VIC) memiliki rentang mencukupi maka terdapat kemungkinan
toleransi terhadap perubahan salinitas fase pertumbuhan Bacillus cereus (VIC)
hingga kadar 19,6 dan selama akan terus berlanjut.

Tabel 1. Jumlah Sel Bacillus cereus (VIC) dalam Medium Uji

CFU/ml Masa Inkubasi (hari)


Salinitas (o/oo) 0 5 10 15
0,3 1,5 x 105 1,8 x 105 4,9 x 106 8 x 106
9,4 1 x 105 9 x 104 2,1 x 105 6,8 x 106
19,6 1,7 x 105 1,2 x 10 1,6 x 105
5
6,9 x 106

Gambar 1. Diagram batang pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) dalam medium uji selama
masa inkubasi 15 hari

2. ..........................................................................................................B
baru, Bacillus cereus (VIC) akan
iodegradasi Hidrokarbon mensintesis enzim monooksigenase untuk
mendegradasi hidrokarbon dalam minyak
Penentuan persentase Total mentah menjadi alkohol yang akan diubah
Petroleum Hidrokarbon (TPH) pada kembali menjadi asam asetat dan asam
medium uji selama masa inkubasi 15 hari karbokasilat (Kim dan Gadd, 2008), yang
menunjukkan hasil seperti yang terlihat akan digunakan dalam aktivitas
pada Gambar 2 dimana terjadi penurunan metabolisme untuk dapat bertahan hidup
kadar TPH di semua sampel medium uji dan mengakibatkan persentase TPH dalam
pada medium yang diinokulasikan medium uji terus menurun hingga hari ke-
Bacilluscereus (VIC) maupun pada 15 masa inkubasi.
kontrol. Gambar 3 menunjukkan persentase
Menurut Lasari (2010), hidrokarbon TPH terdegradasi yang terjadi selama
dalam minyak mentah akan digunakan waktu inkubasi pada tiap medium uji yang
sebagai sumber karbon dan energi oleh dapat diketahui dari selisih antara
mikroba hidrokarbonoklastik yang persentase TPH pada penentuan di awal
diperlukan bagi pertumbuhannya. Seiring inokulasi dengan penentuan persentase
dengan masa adaptasinya di medium yang TPH pada hari-hari sesudahnya.Bacillus
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

cereus (VIC) mampu mendegradasi TPH terdegradasi pada hari yang sama
hidrokarbon pada polutan minyak mentah (Gambar 3) menunjukkan bahwa
dalam medium dengan kadar salinitas biodegradasi hidrokarbon oleh Bacillus
9,4 sebanyak 23,4% dan dalam cereus (VIC) tetap terjadi selama masa
medium dengan kadar salinitas 19,6 adaptasi mikroba dalam kondisi medium
sebanyak 21% selama masa inkubasi yang baru. Walaupun kondisi medium
15 hari. Hidrokarbon dalam minyak tidak mendukung untuk pertumbuhan
mentah pada medium dengan kadar optimal Bacillus cereus (VIC) namun
salinitas 0,3 menunjukkan degradasi dikarenakan rentang toleransinya terhadap
sebanyak 24,9% dan pada medium kontrol peningkatan kadar salinitas hingga
tanpa terdapat mikroba terjadi degradasi 19,6 menyebabkan hidrokarbon dalam
TPH sebanyak 5,1%. minyak mentah tetap terbiodegradasi
Terdapatperbedaan persentase TPH karena digunakan sebagai sumber karbon
terdegradasi pada ketiga kondisi salinitas oleh Bacilluscereus (VIC) agar dapat
medium dimana pada hari ke-5 degradasi bertahan hidup selama fase lag bersamaan
TPH dalam medium dengan kadar salinitas dengan pemanfaatan nutrien lain yang
9,4 dan 19,6 lebih tinggi dibanding telah ditambahkan ke dalam medium uji.
degradasi TPH dalam medium dengan Degradasi hidrokarbon pada medium
kadar salinitas 0,3 , namun pada hari
kontrol sebesar 5,1% selama masa
inkubasi 15 hari menunjukkan bahwa
ke-10 dan ke-15 menunjukan degradasi
degradasi hidrokarbon pada polutan
TPH dalam medium dengan kadar salinitas
minyak mentah dalam medium uji dapat
0,3 lebih tinggi dibandingkan dalam terjadi tanpa proses bioremediasi oleh
medium dengan kadar salinitas 9,4 dan Bacilluscereus (VIC). Penurunan
19,6 . persentase TPH pada medium kontrol
Menurut Margesin dan Schinner menunjukkan proses degradasi senyawa
(2001), biodegradasi hidrokabon pada minyak mentah dapat terjadi secara fisik
lingkungan bersalinitas tinggi sangat namun dengan hasil yang tidak signifikan.
dipengaruhi oleh penambahan nutrien Penambahan mikroba dalam medium
berupa nitrogen dan posfor yang akan membuktikan bahwa mikroba, dalam hal
digunakan mikroba untuk hidup dan ini Bacilluscereus (VIC) mempu
mensintesis enzim pendegradasi meningkatkan degradasi senyawa polutan
hidrokarbon selama fase lag. Nutrien yang minyak mentah hingga 19,8% diikuti
dibutuhkan dan digunakan dalam aktivitas dengan penambahan nutrien yang cukup.
metabolisme selama fase lag menjadi lebih Menurut ITOPF (2013). Salah satu
tinggi agar mikroba dapat bertahan hidup proses perubahan fisik dan kimia yang
dan beradaptasi pada kondisi lingkungan terjadi pada minyak yang tumpah ke laut
yang ekstrim seperti peningkatan tekanan yang disebut weathering seperti dispersi,
osmotik akibat penambahan kadar disolusi, emulsifikasi, dan oksidasi yang
salinitas. terjadi selama masa inkubasi. Emulsifikasi
Fase lag yang dialami oleh Bacillus dalam medium pada penelitian ini dapat
cereus (VIC) dalam medium dengan kadar terjadi karena gelombang yang terbentuk
salinitas 9,4 , dan 19,6 pada hari saat inkubasi menggunakan rotary shaker.
ke-5 dan ke-10 (Gambar 1) dan persentase
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

Gambar 2. Diagram batang persentase TPH dalam medium uji selama masa inkubasi 15 hari

Gambar 3. Diagram batang persentase TPH terdegradasi selama masa inkubasi 15 hari

IV. KESIMPULAN mampu mendegradasi hidrokarbon pada


tiga kondisi salinitas yang berbeda dilihat
Bacillus cereus (VIC) menunjukkan dari persentase TPH terdegradasi selama
kemampuan untuk dapat tumbuh dan waktu inkubasi 15 hari sebanyak 24,9%
mendegradasi senyawa hidrokarbon yang dalam medium dengan kadar salinitas 0,3
tidak jauh berbeda di ketiga medium , 23,4% dalam medium dengan kadar
dengan kondisi salinitas dengan kadar salinitas 9,4 , dan 21% dalam medium
0,3 , 9,4 , dan 19,6 selama masa dengan kadar salinitas 19,6 . Hasil
inkubasi 15 hari. Hasil dari penelitian ini penelitian menunjukan bahwa Bacillus
menunjukkan bahwa Bacillus cereus (VIC) cereus (VIC) mampu mendegradasi
memiliki rentang toleransi salinitas hingga polutan minyak mentah pada lingkungan
kadar 19,6 . Bacilluscereus (VIC) juga dengan kondisi salinitas hingga mencapai
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

19,6 dan biodegradasi menggunakan Citrorekso, P. 1996. Pengantar


Bacillus cereus (VIC) mampu Bioremediasi: Prosiding Pelatihan
meningkatkan degradasi hidrokarbon dan Lokakarya “Peran Bioremediasi
hingga 19,8% dibandingkan dengan dalam Pengelolaan Lingkungan”.
degradasi hidrokarbon yang terjadi akibat LIPI – BPPT – HSF.Cibinong.
weathering. Hamdiyati, Y. 2013. Pertumbuhan dan
Pengendalian Mikroorganisme 2.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Biologi
Fakultas Pendidikan MIPA UPI.
Al-Zazaee, M.A., Shivayogeeshwar N., Bandung.
Gurumurthy D.M, dan Rajeshwara ITOPF.Weathering Process: Behavior of
A.N. 2011.Identification, Oil at Sea.The International Tanker
Characterization of Novel Owner Pollution Federation
Halophilic Bacillus Cereus Ms6: a Limited.www.itopf.com. 18
Source for Extra Cellular A- November 2013.
Amylase. Journal of Environmental Jacob,J.H. 2012.Classification of
Biology 5(5): 992-999. Halophilic Heterotrophic Bacteria
Bhaktinagara, R.A. 2015. Laporan Kerja Thriving in the Jordanian Dead Sea
Praktek; Kemampuan Strain Littoral Zone.Journal of Biological
Bacillus cereus dalam Mendegradasi Sciences 12(4): 246-252.
Polutan Minyak Mentah pada Kim, B.H. dan Gadd G.M. 2008.Bacterial
Lingkungan Bersalinitas Tinggi. Physiology dan
Jurusan Biologi. FMS Universitas Metabolism.Cambridge University
Diponegoro. Semarang Press. New York.
Bujang, M., Ibrahim N.A., Rak A.E. Komarawidjaja, W dan Lysiastuti, E.
2013.Biodegradation Of Oily 2009. Status Konsorsium Mikroba
Wastewater By Pure Culture Of Lokal Pendegradasi Minyak.Jurnal
Bacillus cereus.ARPN Journal of Teknologi Lingkungan–BPPT 3(10):
Agricultural and Biological 347-354.
Science2(8): 108-115. Lasari, D.P. 2010. Bakteri, Pengolah
Limbah Minyak Bumi yang Ramah
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71

Lingkungan.Kementrian Energi dan Tajkarimi, M. 2012. Bacillus


Sumber Daya cereus.Department of Biology
Mineral.www.esdm.go.id. 18 University of North Carolina.
November 2013. Greensboro.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Uji
Coba Teknik Bioremediasi di Pantai
Berpasir Tercemar Minyak di
Cilacap.Arsip Kegiatan
PenelitianLaboratorium dan
Lapangan di Bidang Peneliti Ilmu
Hayati (Biologi).www.lipi.go.id. 23
November 2013.
Margesin, R. dan Schinner, F. 2001.
Biodegradation dan Bioremediation
of Hydrocarbons in Extreme
Environments.Journal of Applied
Microbiology dan Biotechnology
56:650–663.
Najmiyati, E. dan Akhadi D.H.
2012.Viabilitas dan Kinerja
Konsorsium Mikroba Pendegradasi
Hidrokarbon Setelah Penyimpanan
dalam Pendingin dan Penyimpanan
Beku.ECOLAB: Jurnal Kualitas
Lingkungan Hidup. PUSARPEDAL-
KLH 6(2): 81-89.
Ron, E.Z. dan Rosenberg, E. 2001.Natural
Roles of Biosurfactants.
Environmental Microbiology Journal
3(4): 229-236.

Anda mungkin juga menyukai