Hal. 62-71
Biodegradasi Senyawa Hidrokarbon Oleh Strain Bacillus cereus(VIC) Pada Kondisi Salinitas
Yang Berbeda
Abstrak
Kata Kunci: Biodegradasi, Bacillus cereus (VIC), Total Petroleum Hydrocarbon (TPH),
Salinitas
Bacillus cereus has been noted as hydrocarbonoclastic microbe that has ability to degrade
hydrocarbons in non-saline conditions and some often to be found on high salinity
environtment conditions. The purpose of this research is to determine the ability of strains
Bacillus cereus (VIC) were isolated from non-saline environment to degrade hydrocarbons in
crude oil on the different salinity condition. Bacillus cereus (VIC) was inoculated on the
medium that has contaminated by crude oil with salinity level of 0,3 , 9,4 , dan
19,6 and incubated for 15 days. Determination of microbial growth is by using Total Plate
Count (TPC) method along with determination of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)
percentage using gravimetry method for every 5 day. The determination of microbial growth
showed that Bacillus cereus (VIC) has the tolerancefor salinity level up to 19,6 because it
6
is able to grow to a density of 6.9 x 10 CFU/ml on the 15th day. Bacillus cereus (VIC) is
also able to degrades hydrocarbons on crude oil pollutants that indicated from degradation of
TPH percentage in the medium up to 21% during 15 days incubation period on the medium
with salinity level of 19,6 . Biodegradation using Bacillus cereus (VIC) can increase TPH
degradation on the medium up to 19,8% than TPH degradation because of weathering.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71
107 CFU/ml menunjukkan hasil seperti Fase adaptasi Bacillus cereus (VIC)
yang terdapat pada Tabel 1. dalam medium dengan kadar salinitas
Kerapatan tertinggi pada pengamatan 9,4 dan 19,6 lebih lama
hari terakhir terdapat pada medium dengan dibandingkan dalam medium dengan kadar
kadar salinitas 0,3 yang menunjukkan salinitas 0,3 dapat dikarenakan bukan
6
nilai 8 x 10 CFU/ml. Kerapatan pada hanya Bacillus cereus (VIC) harus
medium dengan kadar salitas 9,4 , dan beradaptasi dengan sumber nutrien yang
19,6 juga menunjukan nilai 106 baru tetapi juga terjadi penekanan tingkat
CFU/ml dimana lebih sedikit pertumbuhan akibat adanya tekanan
dibandingkan dengan jumlah kerapatan osmosis yang disebabkan oleh peningkatan
starter yang ditumbuhkan dalam medium kadar garam dibadingkan medium asalnya.
NB dengan kadar ALS 10% selama 2 x 24 Hamdiyati(2013) menyatakan bahwa
jam yaitu sebesar 1,2 x 107 CFU/ml. Data lamanya fase adaptasi dipengaruhi oleh
yang terdapat pada Tabel 1 kemuadian beberapa faktor, diantaranya:
diubah ke dalam bentuk diagram batang a. Kondisi medium dan lingkungan
log pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) pertumbuhan, dimana jika medium dan
pada medium dengan kadar salinitas yang lingkungan pertumbuhan sama seperti
berbeda selama masa inkubasi 15 hari medium dan lingkungan sebelumnya,
seperti yang terlihat pada Gambar 1. mungkin tidak diperlukan waktu
Perbedaan yang dapat diamati dari adaptasi. Tetapi jika nutrien yang
pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) pada tersedia dan kondisi lingkungan yang
ketiga kondisi salinitas medium yaitu lama baru berbeda dengan sebelumnya,
waktu fase lag hingga memasuki fase diperlukan waktu penyesuaian untuk
eksponensial. Bacilluscereus (VIC) yang mensintesa enzim-enzim
ditumbuhkan dalam medium dengan kadar b. Jumlah inokulum,dimana jumlah awal
salinitas 0,3 dapat lebih cepat sel yang semakin tinggi akan
memasuki fase eksponensial dibandingkan mempercepat fase adaptasi.
dengan isolat yang ditumbuhkan dalam Nilai kerapatan Bacillus cereus
medium dengan kadar salinitas 9,4 dan (VIC) tertinggi pada medium uji hingga
19,6 . Fase eksponensial masa inkubasi 15 hari yang mencapai 106
CFU/ml menunjukan nilai yang lebih
Bacilluscereus (VIC) dalam medium
rendah dari kerapatan starter dengan masa
dengan kadar salinitas 0,3 terjadi inkubasi 2 x 24 jam yang dapat
setelah pengamatan hari ke-5, sedangkan disimpulkan bahwa kondisi medium uji
fase eksponensial Bacilluscereus (VIC) tidak cocok untuk menunjang
dalam medium dengan kadar salinitas 9,4 pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) secara
dan 19,6 terjadi setelah optimal. Kondisi awal medium uji yang
pengamatan hari ke-10. sangat berbeda dengan medium
Lamanya fase lag ini disebabkan peremajaan dan adaptasi mengakibatkan
kondisi medium yang sangat berbeda dari fase lag yang lama karena Bacillus cereus
medium starter. Hidrokarbon dalam (VIC) harus mensintesis enzim baru yang
minyak mentah pada medium merupakan sesuai dengan kondisi mutrien yang baru
satu-satunya sumber karbon yang dapat serta beradaptasi dengan perubahan fisik
dimanfaatkan oleh Bacillus cereus (VIC) dan kimia pada medium yang baru. Namun
begitu nutrien dalam NB yang terdapat demikian, walaupun terdapat perbedaan
dalam inokulan habis sehingga Bacilluc lama waktu fase lag dan nilai kerapatan
cereus (VIC) membutuhkan waktu untuk yang tidak sebanyak starter, peningkatan
mensintesis enzim monooksigenase untuk jumlah kerapatan sel pada pengamatan hari
mendegradasinya. ke-15 dalam ketiga medium dengan kadar
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71
Gambar 1. Diagram batang pertumbuhan Bacillus cereus (VIC) dalam medium uji selama
masa inkubasi 15 hari
2. ..........................................................................................................B
baru, Bacillus cereus (VIC) akan
iodegradasi Hidrokarbon mensintesis enzim monooksigenase untuk
mendegradasi hidrokarbon dalam minyak
Penentuan persentase Total mentah menjadi alkohol yang akan diubah
Petroleum Hidrokarbon (TPH) pada kembali menjadi asam asetat dan asam
medium uji selama masa inkubasi 15 hari karbokasilat (Kim dan Gadd, 2008), yang
menunjukkan hasil seperti yang terlihat akan digunakan dalam aktivitas
pada Gambar 2 dimana terjadi penurunan metabolisme untuk dapat bertahan hidup
kadar TPH di semua sampel medium uji dan mengakibatkan persentase TPH dalam
pada medium yang diinokulasikan medium uji terus menurun hingga hari ke-
Bacilluscereus (VIC) maupun pada 15 masa inkubasi.
kontrol. Gambar 3 menunjukkan persentase
Menurut Lasari (2010), hidrokarbon TPH terdegradasi yang terjadi selama
dalam minyak mentah akan digunakan waktu inkubasi pada tiap medium uji yang
sebagai sumber karbon dan energi oleh dapat diketahui dari selisih antara
mikroba hidrokarbonoklastik yang persentase TPH pada penentuan di awal
diperlukan bagi pertumbuhannya. Seiring inokulasi dengan penentuan persentase
dengan masa adaptasinya di medium yang TPH pada hari-hari sesudahnya.Bacillus
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71
cereus (VIC) mampu mendegradasi TPH terdegradasi pada hari yang sama
hidrokarbon pada polutan minyak mentah (Gambar 3) menunjukkan bahwa
dalam medium dengan kadar salinitas biodegradasi hidrokarbon oleh Bacillus
9,4 sebanyak 23,4% dan dalam cereus (VIC) tetap terjadi selama masa
medium dengan kadar salinitas 19,6 adaptasi mikroba dalam kondisi medium
sebanyak 21% selama masa inkubasi yang baru. Walaupun kondisi medium
15 hari. Hidrokarbon dalam minyak tidak mendukung untuk pertumbuhan
mentah pada medium dengan kadar optimal Bacillus cereus (VIC) namun
salinitas 0,3 menunjukkan degradasi dikarenakan rentang toleransinya terhadap
sebanyak 24,9% dan pada medium kontrol peningkatan kadar salinitas hingga
tanpa terdapat mikroba terjadi degradasi 19,6 menyebabkan hidrokarbon dalam
TPH sebanyak 5,1%. minyak mentah tetap terbiodegradasi
Terdapatperbedaan persentase TPH karena digunakan sebagai sumber karbon
terdegradasi pada ketiga kondisi salinitas oleh Bacilluscereus (VIC) agar dapat
medium dimana pada hari ke-5 degradasi bertahan hidup selama fase lag bersamaan
TPH dalam medium dengan kadar salinitas dengan pemanfaatan nutrien lain yang
9,4 dan 19,6 lebih tinggi dibanding telah ditambahkan ke dalam medium uji.
degradasi TPH dalam medium dengan Degradasi hidrokarbon pada medium
kadar salinitas 0,3 , namun pada hari
kontrol sebesar 5,1% selama masa
inkubasi 15 hari menunjukkan bahwa
ke-10 dan ke-15 menunjukan degradasi
degradasi hidrokarbon pada polutan
TPH dalam medium dengan kadar salinitas
minyak mentah dalam medium uji dapat
0,3 lebih tinggi dibandingkan dalam terjadi tanpa proses bioremediasi oleh
medium dengan kadar salinitas 9,4 dan Bacilluscereus (VIC). Penurunan
19,6 . persentase TPH pada medium kontrol
Menurut Margesin dan Schinner menunjukkan proses degradasi senyawa
(2001), biodegradasi hidrokabon pada minyak mentah dapat terjadi secara fisik
lingkungan bersalinitas tinggi sangat namun dengan hasil yang tidak signifikan.
dipengaruhi oleh penambahan nutrien Penambahan mikroba dalam medium
berupa nitrogen dan posfor yang akan membuktikan bahwa mikroba, dalam hal
digunakan mikroba untuk hidup dan ini Bacilluscereus (VIC) mempu
mensintesis enzim pendegradasi meningkatkan degradasi senyawa polutan
hidrokarbon selama fase lag. Nutrien yang minyak mentah hingga 19,8% diikuti
dibutuhkan dan digunakan dalam aktivitas dengan penambahan nutrien yang cukup.
metabolisme selama fase lag menjadi lebih Menurut ITOPF (2013). Salah satu
tinggi agar mikroba dapat bertahan hidup proses perubahan fisik dan kimia yang
dan beradaptasi pada kondisi lingkungan terjadi pada minyak yang tumpah ke laut
yang ekstrim seperti peningkatan tekanan yang disebut weathering seperti dispersi,
osmotik akibat penambahan kadar disolusi, emulsifikasi, dan oksidasi yang
salinitas. terjadi selama masa inkubasi. Emulsifikasi
Fase lag yang dialami oleh Bacillus dalam medium pada penelitian ini dapat
cereus (VIC) dalam medium dengan kadar terjadi karena gelombang yang terbentuk
salinitas 9,4 , dan 19,6 pada hari saat inkubasi menggunakan rotary shaker.
ke-5 dan ke-10 (Gambar 1) dan persentase
Jurnal Biologi, Volume 4 No 3, Juli 2015
Hal. 62-71
Gambar 2. Diagram batang persentase TPH dalam medium uji selama masa inkubasi 15 hari
Gambar 3. Diagram batang persentase TPH terdegradasi selama masa inkubasi 15 hari