1 Edit Ketoasidosis Diabetik-Format 2PPM
1 Edit Ketoasidosis Diabetik-Format 2PPM
Kriteria diagnosis
Klinis:
Keluhan poliuri, polidipsi
Riwayat berhenti menyuntik insulin
Demam/infeksi
Muntah
Nyeri perut
Kesadaran: CM–delirium-koma
Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul)
Dehidrasi ( turgor kulit, lidah dan bibir kering)
Dapat disertai syok hipovolemik
Kriteria diagnosis:
Kadar glukosa >250 mg/dL
PH< 7,35
HCO3-: rendah
Anion gas: tinggi
Keton serum: positif, dan atau ketonuria
Diagnosis banding
Ketosis diabetik
Hiperglikemi hiperosmolar non ketotik/hyperglycemic
hyperosmolar state
Ensefalopati uremikum, asidosis uremikum
Minum alkohol, ketosis alkoholik
Ketosis hipoglikemia
Ketosis starvasi
1
Asidosis laktat
Asidosis hiperkloremik
Kelebihan salisilat
Drug-induced acidosis
Ensefalopati karena Infeksi
Trauma kapitis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cito:
Gula darah
Elektrolit
Ureum, kreatinin
Aseton darah
Urine rutin
Analisa gas darah
EKG
Pemantauan:
Gula darah:
tiap jam,
Na+, K+, Cl-:
tiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya sesuai keadaan
Analisa gas darah:
bila pH< 7 saat masuk diperiksa setiap 6 jam s/d pH> 7,1.
Selanjutnya setiap hari sampai stabil.
Tata laksana
Akses IV 2 jalur, salah satunya dicabang dengan 3 way:
Cairan:
NaCl 0,9% diberikan 1-2 L pada 1 jam pertama, lalu 1L pada
jam kedua, lalu 0,5L pada jam ketiga dan keempat, dan 0,25L
pada jam kelima dan keenam, selanjutnya sesuai kebutuhan
Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5L
Jika Na+ >155 mEq/L ganti cairan dengan NaCl 0,45%
Jika GD <200 mg/dL ganti cairan dengan Dextrose 5%
2
Insulin ( regular insulin = RI):
Diberikan setelah 2 jam rehidrasi cairan
RI bolus 180 mU/kgBB IV, dilanjutkan
RI drip 90 mU/kgBB/jam dalam NaCl 0,9%
Jika GD < 200 mg/dL: kecepatan dikurangi
RI drip 45 mU/kgBB/jam dalam NaCl 0,9%
Jika GD stabil 200-300 mg/dL selama 12 jam
RI drip 1–2 U/jam IV, disertai sliding scale setiap 6 jam:
Gula darah RI
mg/dl (Unit, subkutan)
<200 0
200–250 5
250–300 10
300–350 15
>350 20
Kalium
Kalium (K Cl) drip dimulai bersamaan dengan drip RI, dengan
dosis 50 mEq/6 jam. Syarat:
tidak ada gagal ginjal, tidak ditemukan gelombang T yang lancip
dan tinggi pada EKG, dan jumlah urine cukup adekuat
Bila kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit kedua:
<3,5 drip KCl 75 mEq/6jam
3,0–4,5 drip KCl 50 mEq/6jam
4,5–6,0 drip KCl 25 mEq/6jam
>6,0 drip distop
Bila sudah sadar, diberikan K+ oral selama seminggu
Bikarbonat
Drip 100 mEq bila pH <7,0, disertai KCl 26 mEq drip
50 mEq bila pH 7,0–7,1, disertai KCl 13 mEq drip
Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi yang mengancam.
3
Heparin: bila ada DIC atau hiperosmolar (>380 mOsm/L)
Komplikasi
Syok hipovolemik
Edema paru
Hipertrigliseridemia
Infark miokard akut
Hipoglikemia
Hipokalemia
Hiperkloremia
Edema otak
Hipokalsemia
Daftar pustaka
1. PERKENI. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2. 2002.
2. Waspadji S. Kegawatan pada Diabetes Melitus. Dalam Prosiding Simposium
Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16
April 2000:83-8.
3. Soewondo P. Ketoasidosis Diabetik. Dalam Prosiding Simposium
Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16
April 2000:89-96.
4. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Murphy MB, Barrett EJ, Kreisberg RA, Malone JI, et
al. Management of Hyperglycemic Crises in Patients With Diabetes. Diabetes
Care, Jan 2001;24(1):131-51