di
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang 3
1.2 Tujuan 7
1.3 Hasil yang diharapkan
1.4. Manfaat Ekonomi 8
3. Penyedia Training 10
4. Peserta Training
5. Tentative Schedule 11
6. Syllabus Training
7. Rencana Tindaklanjut
8. Pembiayaan 12
10. Referensi 14
1. Pendahuluan
Optimal atau tidaknya kemampuan produksi listrik dari suatu PLTA sangat ditentukan
oleh ketersediaan airnya. Saat musim kemarau tiba, banyak waduk/danau mengalami kondisi
defisit air akibat berkurangnya curah hujan yang merupakan sumber pasokan air yang masuk
ke reservoir. Kerusakan fisik yang terjadi di daerah tangkapan air (catchment area) waduk/
danau juga turut menjadi penyebab permasalahan defisit air yang terjadi setiap kali musim
kemarau tiba.
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah
hujan buatan adalah suatu bentuk upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan
tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Pada umumnya pelaksanaan
TMC bertujuan untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement),
meski untuk kondisi tertentu dapat juga diarahkan untuk menurunkan intensitas curah hujan di
suatu lokasi tertentu (rain reduction). Dalam konteks pemanasan global (global warming) yang
mengakibatkan terjadinya perubahan iklim (climate change), TMC menjadi salah satu solusi
yang bisa diandalkan untuk mereduksi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana yang
disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca, salah satunya bencana kekeringan saat musim
kemarau. Selain itu, bencana akibat kemarau ekstrim yang sering terjadi setiap tahun adalah
bencana alam kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) serta asap yang merupakan bencana
hidrometeorologi, yang berakibat (dampak) sosial, ekonomi dan kesehatan serta transportasi.
Tahun 2015,(El Nino dan Dipole Mode) tercatat dari terdampak akibat kerugian Karlahut saja
dari aspek ekonomi menembus hingga 400 Triliun lebih. Belum lagi, akibat La Nina dimana
hampir menjelang akhir September 2016 ini saja bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang
yang menelan korban, juga kerugian secara material dan ekonomi serta memprihatinkan yang
menjadi suatu ancaman dan kerentanan Nasional yang tidak hanya di Jabodetabek, akan
tetapi hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. TMC, bisa diterapkan dan diandalkan
sebagai salah satu solusi untuk memitigasi bencana hidrometerologi akibat pola cuaca ektrim
dan iklim La Nina.
TMC saat ini sudah menjadi salah satu-ikon bagi Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). TMC saat ini sudah cukup dikenal orang dan nilai manfaatnya sudah banyak
dirasakan oleh masyarakat luas. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sejak era tahun
1970’an UPT Hujan Buatan (sekarang Balai Besar TMC) dibawah Kedeputian Bidang TPSA -
BPPT sudah banyak melayani instansi pemerintah maupun swasta yang membutuhkan
tambahan air hujan (Gambar 1). Pelaksanaan TMC oleh berbagai instansi pemerintah maupun
swasta tersebut dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti tersaji dalam grafik pada Gambar
2, yaitu menambah curah hujan untuk mengatasi kekeringan, pengisian air waduk/danau untuk
kebutuhan irigasi dan PLTA, mengurangi curah hujan untuk mengatasi banjir dan longsor, serta
mengurangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Gambar 1. Grafik pemanfaatan layanan TMC oleh Instansi Pemerintah dan Swasta
Dari grafik pada Gambar 2 terlihat bahwa selain tujuan untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi, pelaksanaan TMC juga sering dilakukan untuk menambah pasokan air bagi kebutuhan
produksi listrik PLTA. Beberapa waduk/danau PLTA yang kerap kali memanfaatkan jasa TMC
untuk memenuhi kebutuhan airnya antara lain adalah Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur di
Jawa Barat, Waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo di Jawa Tengah, Waduk Sutami dan
Sengguruh di Jawa Timur, Waduk Kota Panjang di Riau, Danau Singkarak dan Danau Maninjau
di Sumatera Barat (2003-2016), Danau Matano dan Danau Towuti di Sulawesi Selatan (1988-
2016), serta PLTA Bakaru (2012-2014) yang bertipe run off river di Sulawesi Selatan. PT Inalum
juga memanfaatkan jasa TMC yang memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi PLTA Sigura-
gura dari Danau Toba (2016).
Selain beberapa waduk/danau PLTA seperti yang telah disebutkan di atas, masih
banyak sekali waduk/danau PLTA yang selalu mengalami krisis air sehingga mengganggu
produksi listrik PLTA saat musim kemarau tiba yang terjadi setiap tahun. Selain itu, kebutuhan
akan air dan listrik selalu saja meningkat secara signifikan. Terhadap para pengelola
waduk/danau seperti yang terakhir inilah dipandang perlu untuk disosialisasikan manfaat TMC
sebagai bagian yang terintegrasi di dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya airnya,
khususnya sebagai upaya antisipasi kekurangan pasokan air selama musim kemarau.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan studi/magang/training ini adalah dalam rangka melaksanakan joint
research dan coalaboration sekaligus meningkatkan kemampuan dan kapasitas
anggota Tim Konsorsium Material Maju terkait pengembangan produk bahan semai
TMC berbasis flare (kembang api, CoSAT) terutama dalam hal : (1) formulasi
terbaru/kini dan riset terbaru tentang CoSAT, (2) melakukan evaluasi uji-lab (standar
Amerika/Internasional), serta (3) pengujian agar memperoleh sertifikasi CoSAT
berkelas internasional dan diakui dunia (global).
Kisaran harga jual CoSAT (type 1000) per pcs/batang per tahun 2015, di luar
biaya sertifikasi laik udara dan biaya royalti para inventor atas lisensi paten BPPT
adalah Rp. 800.000 ,-. Harga kompetitor utama yaitu ICE : USA adalah Rp. 928.340 ,-
sebelum pajak bea masuk dll. Dimana harga lebih murah dibandingkan dengan produk
sejenis dengan kualitas yang bersaing. Selain itu, CoSAT adalah produk asli buatan
dalam negeri (dengan lokal konten, TKDN lebih dari 65%). Dari hasil uji distribusi
partikel yang dilakukan di BATAN menunjukkan angkanya equivalent dengan produk
bahan semai awan yang diproduksi ICE (Ice Crystal Engineering, USA) yang selama ini
dikenal sebagai pelopor dan tersohor dalam produsen bahan semai TMC berbasis
piroteknik/flare/kembang api (CoSAT) dengan harga per satuan 70 USD.
2. Waktu dan Tempat Training
3. Penyedia Training
Penyedia training adalah konsorsium dan mitra antara NCAR, UCAR dan WMI
serta ICE. Yang kemungkinan kita bisa mengikuti tempat yang berpindah dan
bergantian serta simultan atau parallel. Karena, kantornya dan tempatnya terpisah
namun satu kota.
4. Peserta Training
Personil peserta training ini adalah anggota Tim Konsorsium Material Maju
khususnya bahan semai (seeding agent) TMC, yakni yang terdiri dari 5 (lima) orang
dengan rincian sebagai berikut :
6. Syllabus Training
1. Pengenalan dan diskusi panel : Sistem TMC (wahana dan bahan semai serta
peralatan riset, lab dan Industri serta system binis).
2. State of The Art TMC dan Teknologi Bahan Semai (CoSAT) berbasis
flare/kembang api/piroteknik.
3. Riset, Pengujian di Laboratorium TMC dan Bahan Semai TMC/Material Bahan
Semai.
4. Proses Pengujian dan Sertifikasi CoSAT (hingga TRL 7- 9).
5. Proses Regulasi, Industri dan Bisnis Plan TMC & CoSAT
Setelah mengikuti acara training ini, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
adalah :
1. Melakukan transfer pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, pengalaman
yang di dapatkan selama mengikuti kegiatan training kepada anggota
Konsorsium Riset Material Maju (khususnya bahan semai TMC) yang tidak
mengikuti training.
2. Melakukan joint publication terkait trend dan bahan semai TMC (CoSAT)
antara Konsorsium Material dengan pihak NCAR, ICE, dan WMI.
3. Melakukan joint research bahan semai TMC (CoSAT) antara Balai Besar
TMC (BPPT) dengan NCAR dan WMI.
4. Melakukan workhshop terkait trend dan bahan semai TMC (CoSAT) dalam
skema R-D-E-O
5. Melakukan joint manufacturing bahan semai TMC (CoSAT) antara PT Pindad
dengan ICE-Crystal Engineering.
6. Melakukan joint seminar & panel discussion antara NCAR,ICE & WMI dengan
UI, LIPI, BPPT dan PT Pindad, terkait dengan trend bahan maju dan bahan
semai TMC.
8. Pembiayaan
1. ICE (Ice Crystal Engineering, USA) yang selama ini dikenal sebagai pelopor
dan tersohor dalam produsen bahan semai TMC berbasis
piroteknik/flare/kembang api (CoSAT) yang sudah banyak dipakai oleh
banyak negara. Sedangkan, di Indonesia hanya PT Pindad sebagai
produsen pertama CoSAT.
2. NCAR (National of Center for Atmospheric Research) yang berafiliasi
dengan UCAR (University of Center for Atmospheric Reseach) sebagai pusat
riset unggulan tentang Atmosfir dan Aplikasi-nya termasuk system TMC
(bahan dan wahana). Sementara, di Indonesia adalah Balai Besar TMC-
BPPT dengan konsorsium (UI, LIPI, BPPT).
3. WMI (Weather Modification Incorporated) sebagai operator TMC (kontraktor)
dan bekerjasama dengan NCAR (konsultan), yang telah banyak melakukan
konsultasi dan pelayanan TMC ke hampir seluruh dunia.
10. Referensi
1. K. Mahally & R.D Goenawan, Experiment Running Regional Spectral Model (RSM)
and Validation to The North Coast Area of West Java; Journal of The Weather
Modification Technology Center, BPPT, Jakarta, 1998.
2. Budi Harsoyo, Mengenal Teknologi Modifikasi Cuaca (Hujan Buatan), 2007.
3. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Patent CoSAT/HCSF (17 September 2009 dengan
No ; 049.3503 A) dan Protap No.HKI-3.HI.05.07.04.4097/2010, UPT-HB (B2TMC)-
BPPT, Jakarta, 2009 & Tahun 2010 menjadi Paten Granted No. ID 0026215.
4. Mahally Kudsy, Flare Hygroscopic, Komposisi Kimia dan Sifat-sifatnya, d/h UPT-
HB/BPPT (B2BPPT), Jakarta 2010.
5. Untung Haryanto, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai Tools Pengelolaan
Sumber Daya Air, 2010.
6. Materi Kursus Pembuatan dan Pengembangan HCSF/CoSAT “Sampling Asap dan
Hasil Analisis Ukuran Partikel Dalam Asap Asap Flare/CoSAT” di BATAN.
7. R.D. Goenawan dkk, Pembuatan Skala Pilot Project CoSAT dalam Program Insentif
Peningkatan Kapasitan Sistem Produksi, Ristek, 2010.
8. R.D. Goenawan, Materi Kursus Pembuatan Dan Pengembangan HCSF/CoSAT,
“Introduksi HCSF/CoSAT” UPT-HB (B2TMC) - BPPT, Jakarta 2010
9. R. D. Goenawan dkk, The Development of Hygroscopic Cloud Seeding Flare In
Indonesia: Evaluation and Measurement of Distribution Particles; The 10th WMO
Scientific Conference on Weather Modification Bali, Indonesia 4 to 10 October 2011.
10. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Making Process of Oxidizer for KClO4
(Potassium Perchlorate) with Nano Particle Reaction, BPPT, Indonesia, Jakarta,
2011 (Granted).
11. R. D. Goenawan dkk, Analysis of Storm Category and Coalescence Activity :
Relationship to The Daily Mean Catchment Rainfall (Cases Cloud Seeding
Operational in Larona and Citarum Catchment Area); Journal of The Weather
Modification Technology Center, BPPT, Jakarta, 2012.
12. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Rain Suppression Technology from
Ground Base – Particle Generator Device, BPPT, Jakarta, Indonesia, 2012 (Patent
Pending). https://www.youtube.com/watch?v=-wdo8mecbWo
& related in device (Kelly Space Technology – The NASA Group – made letter
Invitation – attachment file).
13. R. D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Absorption to Haze and Carbon-dioxide
(CO2) Gas as Pollutan from The Forest Fire with Calcium Oxide (CaO) & Calcium
Hydroxide [Ca(OH)2], BPPT, Indonesia, Jakarta, 2014 (Patent Pending).
14. Icha I Febriani, Teknologi yang dimanfaatkan oleh Industri yaitu Cloud Seeding
Agent in Tube (CoSAT 1000) bidang fokus Material Maju dalam Kemandirian
TMC yang untuk mendukung Pangan, Energi dan Pertanian, oleh Konsorsium
antara PT Pindad dan ITB serta BPPT, Bandung - Indonesia (Proposal Riset-pro,
Ristek), 2015.
15. Experimental Assessment of Integrated Technology Application Used to Rain
(WM4RR) & Floods Reduction (AR-DWIS) in Jakarta
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877705815033561, at
International Journal (https://www.elsevier.com/ on 2015)
16. M.V. Belyaeva, A.S. Drofa, V.N. Ivanov, Ridwan, M. Kudsy, U. Haryanto and
R.D. Goenawan, Efficiency of Precipitation Enhancement from Convective
Clouds at Salt Powder Modification; The 10th WMO Scientific Conference on
Weather Modification Bali, Indonesia 4 to 10 October 2011 (Poster Presentation).
17. R.D. Goenawan, dkk, 2015, Experiment and Assessment for Integrated
Technology Application Used to Rain (WM-FRR) & Floods Reduction (AR-DWIS)
in DKI – JAKARTA, Indonesia; South East Asia, ASIA, The 5th International
Conference of Euro Asia Civil Engineering Forum (EACEF-5), Petra University,
Surabaya, Indonesia on 15-18 September 2015
18. http://rst.gsfc.nasa.gov/Sect14/Sect14 1d.html
19. http://www.weathermodification.com/index.php