Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM IMERSI RISET-PRO KEMENTERIAN RISET,

TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI (KEMENRISTEKDIKTI) RI


TRAINING NON-GELAR

“Improving-Upgrade & Certification of New-CoSAT so effective and efficient than can be


operationalized for Technology of Cloud Seeding in order to support Energi-Water and
Food Security and Sustainability in Indonesia” pada 17 October – 18 November 2016

di

Ice Crystal Engineering-Weather Modification Incorporated-National Center


Atmospheric Research at Fargo - North Dakota - USA

Peserta Training : BPPT, UI, LIPI dan PT PINDAD

1. Icha I. Febriana SSi (PT Pindad)


2. Dr. Mahally Kudsy (BPPT)
3. R. Djoko Goenawan MSc (BPPT)
4. Pitoyo Sarwono Sudibyo, MSc (BPPT)
5. Prof. Dr. Silvester Tursiloadi M.Eng (LIPI)

Biaya Training : USD 78,650

Konsorsium Riset Bahan Semai CoSAT (Material Maju)


untuk Ketahanan Energi, Air & Pangan berbasis TMC
September 2016
Halaman Muka 1

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang 3
1.2 Tujuan 7
1.3 Hasil yang diharapkan
1.4. Manfaat Ekonomi 8

2. Waktu dan Tempat Training 9

3. Penyedia Training 10

4. Peserta Training

5. Tentative Schedule 11

6. Syllabus Training

7. Rencana Tindaklanjut

8. Pembiayaan 12

9. Profil Lembaga Penyelenggara Training 13

10. Referensi 14
1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan jenis pembangkit listrik yang
mempunyai nilai ekonomis paling tinggi dibandingkan jenis pembangkit listrik lainnya, karena
mempunyai biaya produksi yang paling murah dan juga ramah lingkungan karena bebas emisi
karbon. Sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 1 KWh listrik dengan menggunakan bahan
bakar minyak (BBM) sebagai penggerak diesel dibutuhkan biaya sekitar Rp. 3.000,00 (tiga ribu
rupiah/KWh), sementara dengan memanfaatkan tenaga air biaya yang dikeluarkan cukup
dengan hanya sekitar Rp. 140,00 (seratus empat puluh rupiah). Menurut Direktur Perencanaan
dan Teknologi PT PLN (Persero), Nasri Sebayang (2011), Indonesia mempunyai potensi PLTA
sebesar 75.000 mega watt (MW) yang sejauh ini baru termanfaatkan hanya sekitar 7,92 % atau
sekitar 5.940,04 MW dari jumlah energi pembangkitan PT PLN (Persero). Sehingga, target
yang telah di canangkan oleh Presiden Jokowi sebesar 35 Ribu MW harus menjadi acuan dan
tantangan yang diharapkan bisa di realisasikan kelak, mengingat Indonesia telah mengikuti
Protokol Kyoto (2016) dimana berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 40% pada
tahun 2024?
Alokasi anggaran untuk penggunaan BBM (terutama PLTD) merupakan salah satu
pengeluaran yang cukup tinggi (high cost) dalam biaya operasional PT PLN (Persero). Menurut
Dahlan Iskan (2011), pemakaian BBM merupakan salah satu sektor pemborosan dalam
keseluruhan alokasi anggaran operasional tahunan PT PLN (Persero), yang jika mampu ditekan
berpotensi menghemat subsidi dari Pemerintah sekitar 15 triliun rupiah setiap tahunnya. Salah
satu upaya untuk dapat menekan penggunaan BBM bagi PT PLN (Persero) adalah dengan
cara mengoptimalkan peran dan kontribusi PLTA sebagai salah satu sumber energi listrik di
tanah air ini. Selain bisa menekan pemborosan dan mengurangi penggunaaan BBM yang nota
bene bisa mengurangi serta menghemat Devisa ke Luar Negeri. Untuk itu produksi listrik
(sebagai bagian Energi Terbarukan), keberadaan PLTA juga bisa dimanfaatkan oleh sektor lain,
seperti untuk penyediaan AIR baku & bersih, kebutuhan irigasi & perikanan (PERTANIAN &
PANGAN), pariwisata, dan lain-lain yang merupakan bagian dari 7 Bidang Fokus Pemerintah.

Optimal atau tidaknya kemampuan produksi listrik dari suatu PLTA sangat ditentukan
oleh ketersediaan airnya. Saat musim kemarau tiba, banyak waduk/danau mengalami kondisi
defisit air akibat berkurangnya curah hujan yang merupakan sumber pasokan air yang masuk
ke reservoir. Kerusakan fisik yang terjadi di daerah tangkapan air (catchment area) waduk/
danau juga turut menjadi penyebab permasalahan defisit air yang terjadi setiap kali musim
kemarau tiba.
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah
hujan buatan adalah suatu bentuk upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan
tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Pada umumnya pelaksanaan
TMC bertujuan untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement),
meski untuk kondisi tertentu dapat juga diarahkan untuk menurunkan intensitas curah hujan di
suatu lokasi tertentu (rain reduction). Dalam konteks pemanasan global (global warming) yang
mengakibatkan terjadinya perubahan iklim (climate change), TMC menjadi salah satu solusi
yang bisa diandalkan untuk mereduksi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana yang
disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca, salah satunya bencana kekeringan saat musim
kemarau. Selain itu, bencana akibat kemarau ekstrim yang sering terjadi setiap tahun adalah
bencana alam kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) serta asap yang merupakan bencana
hidrometeorologi, yang berakibat (dampak) sosial, ekonomi dan kesehatan serta transportasi.
Tahun 2015,(El Nino dan Dipole Mode) tercatat dari terdampak akibat kerugian Karlahut saja
dari aspek ekonomi menembus hingga 400 Triliun lebih. Belum lagi, akibat La Nina dimana
hampir menjelang akhir September 2016 ini saja bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang
yang menelan korban, juga kerugian secara material dan ekonomi serta memprihatinkan yang
menjadi suatu ancaman dan kerentanan Nasional yang tidak hanya di Jabodetabek, akan
tetapi hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. TMC, bisa diterapkan dan diandalkan
sebagai salah satu solusi untuk memitigasi bencana hidrometerologi akibat pola cuaca ektrim
dan iklim La Nina.
TMC saat ini sudah menjadi salah satu-ikon bagi Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). TMC saat ini sudah cukup dikenal orang dan nilai manfaatnya sudah banyak
dirasakan oleh masyarakat luas. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sejak era tahun
1970’an UPT Hujan Buatan (sekarang Balai Besar TMC) dibawah Kedeputian Bidang TPSA -
BPPT sudah banyak melayani instansi pemerintah maupun swasta yang membutuhkan
tambahan air hujan (Gambar 1). Pelaksanaan TMC oleh berbagai instansi pemerintah maupun
swasta tersebut dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti tersaji dalam grafik pada Gambar
2, yaitu menambah curah hujan untuk mengatasi kekeringan, pengisian air waduk/danau untuk
kebutuhan irigasi dan PLTA, mengurangi curah hujan untuk mengatasi banjir dan longsor, serta
mengurangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Gambar 1. Grafik pemanfaatan layanan TMC oleh Instansi Pemerintah dan Swasta

Gambar 2. Peta Rencana Kegiatan TMC untuk Antisipasi Kekeringan

Dari grafik pada Gambar 2 terlihat bahwa selain tujuan untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi, pelaksanaan TMC juga sering dilakukan untuk menambah pasokan air bagi kebutuhan
produksi listrik PLTA. Beberapa waduk/danau PLTA yang kerap kali memanfaatkan jasa TMC
untuk memenuhi kebutuhan airnya antara lain adalah Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur di
Jawa Barat, Waduk Gajah Mungkur dan Kedung Ombo di Jawa Tengah, Waduk Sutami dan
Sengguruh di Jawa Timur, Waduk Kota Panjang di Riau, Danau Singkarak dan Danau Maninjau
di Sumatera Barat (2003-2016), Danau Matano dan Danau Towuti di Sulawesi Selatan (1988-
2016), serta PLTA Bakaru (2012-2014) yang bertipe run off river di Sulawesi Selatan. PT Inalum
juga memanfaatkan jasa TMC yang memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi PLTA Sigura-
gura dari Danau Toba (2016).

Gambar 3. Trend permintaan TMC berdasarkan Tujuan

Selain beberapa waduk/danau PLTA seperti yang telah disebutkan di atas, masih
banyak sekali waduk/danau PLTA yang selalu mengalami krisis air sehingga mengganggu
produksi listrik PLTA saat musim kemarau tiba yang terjadi setiap tahun. Selain itu, kebutuhan
akan air dan listrik selalu saja meningkat secara signifikan. Terhadap para pengelola
waduk/danau seperti yang terakhir inilah dipandang perlu untuk disosialisasikan manfaat TMC
sebagai bagian yang terintegrasi di dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya airnya,
khususnya sebagai upaya antisipasi kekurangan pasokan air selama musim kemarau.

Gambar 4. TMC yang digunakan Secara Global di ±50 Negara


TMC memerlukan wahana dan armada (Pesawat, Roket, GBG, Drone/puna dll), selain
itu diperlukan bahan semai (seeding agent) yang handal, praktis, ekonomis, efektif serta efisien
dll, yaitu CoSAT (Cloud Seeding Agent in Tube) berbasis Flare (kembang api). Dalam Icha
Febriana dkk (2015) dari PT Pindad yang telah berhasil memproduksi CoSAT atas kerjasama
dengan Balai Besar TMC dengan Lisensi berbasis Paten (No.HKI-3.HI.05.07.04.4097/2010)
dengan Paten CoSAT BPPT (ID 0026215, 2011) . Dapat ditegaskan bahwa kebutuhan TMC
dengan bahan semai CoSAT sedemikian rupa hingga akhirnya PT Pindad tertarik dan berminat
serta bermitra untuk memproduksi CoSAT secara Komersial. BPPT dan PT Pindad
berkomitmen untuk meningkatkan Kemandirian Bangsa dan mengambil manfaat secara
Ekonomos dari prodak CoSAT guna mendukung kegiatan TMC agar kelak dapat bersaing
dalam pasar Dalam Negeri, MEA (Mayarakat Ekonomi ASEAN) hingga pasar GLOBAL dengan
produksi PT Pindad.

Gambar 5. Pengguna Jasa dan Pemanfaatan TMC

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan studi/magang/training ini adalah dalam rangka melaksanakan joint
research dan coalaboration sekaligus meningkatkan kemampuan dan kapasitas
anggota Tim Konsorsium Material Maju terkait pengembangan produk bahan semai
TMC berbasis flare (kembang api, CoSAT) terutama dalam hal : (1) formulasi
terbaru/kini dan riset terbaru tentang CoSAT, (2) melakukan evaluasi uji-lab (standar
Amerika/Internasional), serta (3) pengujian agar memperoleh sertifikasi CoSAT
berkelas internasional dan diakui dunia (global).

1.3 Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti training ini adaah sbb:


1. Peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai teknologi
formulasi formulasi terbaru/kini dan riset terbaru tentang CoSAT, melakukan evaluasi
uji-lab (standar Amerika/Internasional).
2. Peserta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan riset dan
pengembangan di laboratorium hingga implementasi/penerapannya menjadi prototype
baru dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional.
3. Peserta diharapkan dapat melakukan kemampuan dalam pengujian agar
memperoleh sertifikasi CoSAT berkelas internasional dan diakui dunia (global).
4. Peserta training beserta tim Riset Konsorsium Material Maju (bahan semai TMC)
mampu meningkatkan nilai TRL (7-9) terhadap prototype CoSAT.
5. Terjalin kerjasama riset yang lebih luas cakupannya (dalam skema R-D-E-O) antara
lembaga penelitian di Dalam Negeri dengan Luar Negeri, teruma Amerika sebagai
pusat riset wahid dan industry maju, khususnya Bahan Semai TMC.
6. Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi Balai Besar TMC dalam bidang Bahan
Semai TMC di Indonesia dan ASEAN.

1.4. Manfaat Ekonomi

Dari aspek kelayakan ekonomi, KEMEN PU-PR, Kementrian Pertanian,


Kementrian Kehutanan dan Lingkungan, Perusahaan Listrik negara (PLN), Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pihak Pengelola Waduk
seperti Perum Jas Tirta I dan II, ataupun perusahaan swasta seperti PT Vale (d/h PT
Inco) dan PT Inalum adalah beberapa contoh pelanggan potensial pengguna jasa TMC.
Dari hasil kajian dengan pertimbangan beberapa asumsi awal sebagai dasar
perhitungan di Divisi Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT. Pindad (Persero)
diantaranya mencakup nilai investasi dengan proyeksi keuangan selama 5 (lima) tahun
dan angka penjualan awal usaha adalah 1000 pcs/batang, dengan peningkatan
penjualan sebesar 10% per tahun, dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak secara
ekonomis.
Gambar 6. CoSAT-1000 Produksi PT Pindad dan Sistem TMC

Kisaran harga jual CoSAT (type 1000) per pcs/batang per tahun 2015, di luar
biaya sertifikasi laik udara dan biaya royalti para inventor atas lisensi paten BPPT
adalah Rp. 800.000 ,-. Harga kompetitor utama yaitu ICE : USA adalah Rp. 928.340 ,-
sebelum pajak bea masuk dll. Dimana harga lebih murah dibandingkan dengan produk
sejenis dengan kualitas yang bersaing. Selain itu, CoSAT adalah produk asli buatan
dalam negeri (dengan lokal konten, TKDN lebih dari 65%). Dari hasil uji distribusi
partikel yang dilakukan di BATAN menunjukkan angkanya equivalent dengan produk
bahan semai awan yang diproduksi ICE (Ice Crystal Engineering, USA) yang selama ini
dikenal sebagai pelopor dan tersohor dalam produsen bahan semai TMC berbasis
piroteknik/flare/kembang api (CoSAT) dengan harga per satuan 70 USD.
2. Waktu dan Tempat Training

Pelaksanaan kegiatan training ini adalah : 17 Oktober – 18 November 2016,


dengan tempat training adalah : di ICE (Ice Crystal Engineering) sebagai anak
Perusahaan WMI (Weather Modification Incorporated), atau UCAR or National Center
Atmospheric Research di Fargo - North Dakota, USA.

3. Penyedia Training

Penyedia training adalah konsorsium dan mitra antara NCAR, UCAR dan WMI
serta ICE. Yang kemungkinan kita bisa mengikuti tempat yang berpindah dan
bergantian serta simultan atau parallel. Karena, kantornya dan tempatnya terpisah
namun satu kota.

4. Peserta Training

Personil peserta training ini adalah anggota Tim Konsorsium Material Maju
khususnya bahan semai (seeding agent) TMC, yakni yang terdiri dari 5 (lima) orang
dengan rincian sebagai berikut :

1. Icha I. Febriana SSi (PT Pindad)


2. Dr. Mahally Kudsy (BPPT)
3. R. Djoko Goenawan MSi (BPPT)
4. Pitoyo Sarwono Sudibyo, MSc (BPPT)
5. Prof Dr. Silvester Tursiloadi M.Eng (LIPI)
5. Tentative Schedule

Jadwal kegiatan mengikuti training untuk permulaan dan pembukaan di pusatkan di


NCAR dengan schedule di bawah ini :

No Kegiatan Peserta Time Line


17-22/10 24-28/10 31-4/11 14-18/11
1 Pengenalan Konsorsium
Umum TMC dan (Lipi,Bp2t,PtPindad)
Bahan Semai (R-
D-E-O)
2 Studi Analisis LIPI-BPPT
dan Karakteristik
CoSAT
3 Uji CoSAT di Lab PT Pindad &
dan Terbang BPPT
4 Proses Sertifikasi PT Pindad
5 Bisnis Plan & PT Pindad&
Regulasi dl BPPT

6. Syllabus Training

Syllabus kegiatan training ini adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan dan diskusi panel : Sistem TMC (wahana dan bahan semai serta
peralatan riset, lab dan Industri serta system binis).
2. State of The Art TMC dan Teknologi Bahan Semai (CoSAT) berbasis
flare/kembang api/piroteknik.
3. Riset, Pengujian di Laboratorium TMC dan Bahan Semai TMC/Material Bahan
Semai.
4. Proses Pengujian dan Sertifikasi CoSAT (hingga TRL 7- 9).
5. Proses Regulasi, Industri dan Bisnis Plan TMC & CoSAT

7. Rencana Tindak Lanjut

Setelah mengikuti acara training ini, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
adalah :
1. Melakukan transfer pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, pengalaman
yang di dapatkan selama mengikuti kegiatan training kepada anggota
Konsorsium Riset Material Maju (khususnya bahan semai TMC) yang tidak
mengikuti training.
2. Melakukan joint publication terkait trend dan bahan semai TMC (CoSAT)
antara Konsorsium Material dengan pihak NCAR, ICE, dan WMI.
3. Melakukan joint research bahan semai TMC (CoSAT) antara Balai Besar
TMC (BPPT) dengan NCAR dan WMI.
4. Melakukan workhshop terkait trend dan bahan semai TMC (CoSAT) dalam
skema R-D-E-O
5. Melakukan joint manufacturing bahan semai TMC (CoSAT) antara PT Pindad
dengan ICE-Crystal Engineering.
6. Melakukan joint seminar & panel discussion antara NCAR,ICE & WMI dengan
UI, LIPI, BPPT dan PT Pindad, terkait dengan trend bahan maju dan bahan
semai TMC.

8. Pembiayaan

No Komponen Besar dalam USD Total (USD)


1 Tiket PP Jakarta – North Dakota, untuk 5 5 x 3500 10,500
orang, @USD 3500
2 Akomodasi selama training, total 5 x 20 x 900 18,000
4minggu, 900USD/hari
3 Biaya transport lokal, 4 minggu, @ 4 x 350 1400
350/minggu
4 Biaya Asuransi Kesehatan untuk 5 org, 5 x 50 250
@USD 50
5 Living Allowance untuk 5 org, 4 minggu, @ 20 x 700 14000
USD 700/minggu
6 Biaya Training, untuk 5 org untuk 5 minggu 30,000
7 Biaya pembelian bahan habis, lipopeptide Paket 4,500
(mimetops)
8 Jumlah (USD) 78,650

9. Profil Lembaga Penyelenggara Training

1. ICE (Ice Crystal Engineering, USA) yang selama ini dikenal sebagai pelopor
dan tersohor dalam produsen bahan semai TMC berbasis
piroteknik/flare/kembang api (CoSAT) yang sudah banyak dipakai oleh
banyak negara. Sedangkan, di Indonesia hanya PT Pindad sebagai
produsen pertama CoSAT.
2. NCAR (National of Center for Atmospheric Research) yang berafiliasi
dengan UCAR (University of Center for Atmospheric Reseach) sebagai pusat
riset unggulan tentang Atmosfir dan Aplikasi-nya termasuk system TMC
(bahan dan wahana). Sementara, di Indonesia adalah Balai Besar TMC-
BPPT dengan konsorsium (UI, LIPI, BPPT).
3. WMI (Weather Modification Incorporated) sebagai operator TMC (kontraktor)
dan bekerjasama dengan NCAR (konsultan), yang telah banyak melakukan
konsultasi dan pelayanan TMC ke hampir seluruh dunia.

10. Referensi

1. K. Mahally & R.D Goenawan, Experiment Running Regional Spectral Model (RSM)
and Validation to The North Coast Area of West Java; Journal of The Weather
Modification Technology Center, BPPT, Jakarta, 1998.
2. Budi Harsoyo, Mengenal Teknologi Modifikasi Cuaca (Hujan Buatan), 2007.
3. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Patent CoSAT/HCSF (17 September 2009 dengan
No ; 049.3503 A) dan Protap No.HKI-3.HI.05.07.04.4097/2010, UPT-HB (B2TMC)-
BPPT, Jakarta, 2009 & Tahun 2010 menjadi Paten Granted No. ID 0026215.
4. Mahally Kudsy, Flare Hygroscopic, Komposisi Kimia dan Sifat-sifatnya, d/h UPT-
HB/BPPT (B2BPPT), Jakarta 2010.
5. Untung Haryanto, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai Tools Pengelolaan
Sumber Daya Air, 2010.
6. Materi Kursus Pembuatan dan Pengembangan HCSF/CoSAT “Sampling Asap dan
Hasil Analisis Ukuran Partikel Dalam Asap Asap Flare/CoSAT” di BATAN.
7. R.D. Goenawan dkk, Pembuatan Skala Pilot Project CoSAT dalam Program Insentif
Peningkatan Kapasitan Sistem Produksi, Ristek, 2010.
8. R.D. Goenawan, Materi Kursus Pembuatan Dan Pengembangan HCSF/CoSAT,
“Introduksi HCSF/CoSAT” UPT-HB (B2TMC) - BPPT, Jakarta 2010
9. R. D. Goenawan dkk, The Development of Hygroscopic Cloud Seeding Flare In
Indonesia: Evaluation and Measurement of Distribution Particles; The 10th WMO
Scientific Conference on Weather Modification Bali, Indonesia 4 to 10 October 2011.
10. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Making Process of Oxidizer for KClO4
(Potassium Perchlorate) with Nano Particle Reaction, BPPT, Indonesia, Jakarta,
2011 (Granted).
11. R. D. Goenawan dkk, Analysis of Storm Category and Coalescence Activity :
Relationship to The Daily Mean Catchment Rainfall (Cases Cloud Seeding
Operational in Larona and Citarum Catchment Area); Journal of The Weather
Modification Technology Center, BPPT, Jakarta, 2012.
12. R.D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Rain Suppression Technology from
Ground Base – Particle Generator Device, BPPT, Jakarta, Indonesia, 2012 (Patent
Pending). https://www.youtube.com/watch?v=-wdo8mecbWo
& related in device (Kelly Space Technology – The NASA Group – made letter
Invitation – attachment file).
13. R. D. Goenawan dkk, Dokumen Paten, The Absorption to Haze and Carbon-dioxide
(CO2) Gas as Pollutan from The Forest Fire with Calcium Oxide (CaO) & Calcium
Hydroxide [Ca(OH)2], BPPT, Indonesia, Jakarta, 2014 (Patent Pending).
14. Icha I Febriani, Teknologi yang dimanfaatkan oleh Industri yaitu Cloud Seeding
Agent in Tube (CoSAT 1000) bidang fokus Material Maju dalam Kemandirian
TMC yang untuk mendukung Pangan, Energi dan Pertanian, oleh Konsorsium
antara PT Pindad dan ITB serta BPPT, Bandung - Indonesia (Proposal Riset-pro,
Ristek), 2015.
15. Experimental Assessment of Integrated Technology Application Used to Rain
(WM4RR) & Floods Reduction (AR-DWIS) in Jakarta
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877705815033561, at
International Journal (https://www.elsevier.com/ on 2015)
16. M.V. Belyaeva, A.S. Drofa, V.N. Ivanov, Ridwan, M. Kudsy, U. Haryanto and
R.D. Goenawan, Efficiency of Precipitation Enhancement from Convective
Clouds at Salt Powder Modification; The 10th WMO Scientific Conference on
Weather Modification Bali, Indonesia 4 to 10 October 2011 (Poster Presentation).
17. R.D. Goenawan, dkk, 2015, Experiment and Assessment for Integrated
Technology Application Used to Rain (WM-FRR) & Floods Reduction (AR-DWIS)
in DKI – JAKARTA, Indonesia; South East Asia, ASIA, The 5th International
Conference of Euro Asia Civil Engineering Forum (EACEF-5), Petra University,
Surabaya, Indonesia on 15-18 September 2015
18. http://rst.gsfc.nasa.gov/Sect14/Sect14 1d.html
19. http://www.weathermodification.com/index.php

Anda mungkin juga menyukai