Anda di halaman 1dari 10

myherb2u search

20th December 2017 hi m


Biarlah ku jelaskan pada mu sejelas2nya....
jika kaukatakan
seolah-olah telah melihat-Nya
di dalam ibadahmu
sebenarnya kau
masih dalam bersangka-sangka
jika kaukatakan
kau dan DIA
sentiasa bersama
tidak berpisah
tidak berjauhan
bersatu tapi tak bersentuh
sebenarnya kau
masih jauh dalam perjalanan
belum lagi mengenal dirimu
namun jika kaukatakan
kau adalah DIA juga
DIA adalah kau juga
tiada yang ada kecuali DIA
tak perlu pada penafian
sebenarnya kau
adalah manusia merdeka
sempurna tanpa syirik
barulah layak kau digelar
orang makrifat
yang mengenal
siapa dirimu siapa Rabbul Izzati
Jika apa yang dikatakan makrifat
tetapi tidak ada di dalamnya Rasa Cinta
itu cuma ilmu pengetahuan
yang masih bersangka-sangka
bermain di dataran akal
Jika apa yang dikatakan makrifat
bila semakin makrifat
semakin lagi dalam Rasanya Cinta
itulah Penyaksian
pertemuan Kekasih dengan kekasih
di puncak Gunung Thursina
di ufuk Sidratul Muntaha
di syurga Maqam al-Mahmud
Tatkala kau berada di Lembah Thuwa yang suci
tanggalkan kasut kewujudanmu
di luar sana
dengan air mutlak itu
kala kau membasuh mukamu
kala kau membasuh tanganmu
kala kau membasuh kepalamu
kala kau membasuh kakimu
kau bukan kau lagi
kau itu meliputi KeEsaanNya
kau itu menyatakan DIA
DIA menyatakan kau
sesungguhnya AKU inilah Allah
tiada Ujud kecuali AKU
timur dan barat milik-Ku
ke mana kau menghadap
di situ Wajah-Ku
mengabdilah kepada-Ku
dan dirikanlah sholat
untuk mengingati AKU
usah bersangka-sangka lagi
dengan AKU
tiada aku-Mu
tiada aku-Ku
hanya AKU semata
tanpa yang lain
AKU dan Muhammad-Ku
tiada bayang-bayang
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatul wujud
AKU dan Muhammad-Ku
tiada wahdatus syuhud
AKU dan Muhammad-Ku
hanyalah Ariful Wujud
Tidak ada sesuatu pun yang wujud itu berbeda, sebab pada hakikatnya adalah AKU, segala
yang ada selain AKU adalah penampakan lahiriah diri-KU semata, sehingga keberadaan
makhluk tergantung pada keberadaanKU, atau berasal dari wujudKU, jadi Manusia yang
paling sempurna itu adalah perwujudan penampakan diriKU selaku Rabb yang paling
sempurna.
Maka dari itulah bahwa wujudKU ini satu namun AKU memiliki penampakan yang disebut
dengan alam dan ketersembunyianKU yang dikenal dengan Asma (nama-nama), dan
memiliki pemisah yang disebut dengan BARZAKH yang menghimpun dan memisahkan
antara zahir dan batin itulah yang dikenal dengan INSAN KAMIL.
Maka dari itu AKU adalah Rabb yang bernama Allah, Allah itulah sebagai Nama Yang
Teragung dan sebagai TA’AYUN pernyataanKU yang pertama, AKU merupakan sumber segala
nama, dan tujuan terakhir dari segala tujuan, dan arah dari segala keinginan, serta mencakup
segala tuntutan, kepadaKUlah isyarat yang AKU firmankan kepada RasulKU, bahwa kepada
Tuhanmulah tujuan terakhir, karena engkau adalah mazhar dari pernyataanKU yang pertama
(Ta’ayyun Awwal), dan AKUlah Yang Teragung itu.
Jadi segala nama dari nama-nama yang ada merupakan gambaran dalam ilmu-KU yang
bernama dengan ‘Mahiyyat’ atau ‘Ain sabitah’ dzat yang tetap, maka setiap nama juga
memiliki gambaran diluar yang diberi nama dengan mazahir penampakan atau fenomena
dan segala nama tadi merupakan pengatur dari mazahir fenomena-fenomena ini, sedang
Haqiqat Muhammad itu merupakan gambaran dari namaKU yang menghimpunkan segala
nama KetuhananKU yang dariKU munculah limpahan atas segala yang ada dan AKUlah
sebagai Tuhan mu.
Maka dari itu Muhammad itu adalah yang mengatur gambaran alam seluruhnya dan AKUlah
Tuhan yang tampil padanya disebut dengan RABB, jadi perlu engkau ketahui bahwa yang
dimaksud dengan Haqiqat Muhammadi disini bukanNya hanya Nabi Muhammad s.a.w.
sebagai manusia namun Haqiqat Muhammad adalah Asma dan SifatKU serta AkhlaqKU
semata, sehingga Nabi Muhammad s.a.w disebut dengan Muhammad karena Beliau mampu
berakhlaq dengan seluruh akhlaq KetuhananKU tersebut.
Ketahuilah bahwa yang ada hanya Sifat-SifatKU, Af’alKU maka semuanya adalah AKU,
denganKU, dariKU, demiKU dan kepadaKU, jadi kalaulah AKU terhijab dari alam ini walaupun
sekejap maka binasalah alam ini secara keseluruhan, kekalnya alam ini dengan penjagaanKU
dan penglihatanKU kepada alam, akan tetapi jika sesuatu sangat tampak jelas dengan
cahayaKU hingga pemahaman tidak mampu untuk mengetahuiKU maka penampakan itulah
yang disebut dengan hijab.
Jadi Asma dan Sifat itulah yang disebut dengan Haqiqat Muhammad, dan alam muncul dari
hakikat tersebut, oleh sebab itu ALAM pada hakikatnya adalah satu namun yang hilang dan
muncul adalah gambarnya saja, Maksudnya hakikat alam tadi berasal dari DZat Yang Satu,
yang pada dasarnya gambaran alam tadi hilang dan muncul, artinya alam itu pada hakikatnya
tiada berupa dan bertampan hanya gambaran saja, dalam hal ini telah AKU menyatakan:
“Maha Suci AKU yang menciptakan segala sesuatu AKUlah segala sesuatu tadi.”
Artinya penampakanmu itu tiada lain AKU jua, yang tampil darimu adalah AKU jua adanya,
jadi lebih jelasnya wujud alam ini tidak benar-benar sendiri, melainkan terjadi melalui
pancaran, Yang dimaksud dengan pancaran disini adalah bagaikan memancarnya
pengetahuan dari KU, seperti halnya alam ini bukan benar-benar DZatKU, karena ia
merupakan wujud yang baru, alam juga tidak benar-benar lain dariKU karena ia bukan wujud
kedua yang berdiri sendiri disampingKU.
Jadi alam bukanlah sebenarnya AKU namun pancaranKU dengan kata lain hijabKU, maka hal
ini dikuatkan hanya SATU WUJUD dan seluruh kesempurnaan tiada lain adalah pancaran dari
WujudKU Yang Satu, maka kesimpulannya yang tampak itulah makhluk ciptaanKU sedang
DZatKU tetaplah ghaib, Hal ini sudah jelas bahwa AKU nyata ditinjau dari penampakan pada
ciptaanKU dan batin dari segi DZatKU.
Untuk lebih jelasnya, Tajalli AKU pada tingkatan wujud adalah merupakan penampakanKU
berupa kesempurnaan dan keagungan yang abadi, DZatKU merupakan sumber pancaran
yang tak pernah habis keindahan dan keagunganKU, sebab AKU merupakan perbendaharaan
yang tersembunyi yang ingin tampil dan dikenal, AKUlah Kanzun Mahfiyyan (perbendaharaan
tersembunyi) tersebut dengan Tajalli Haq yang merupakan penampakan-penampakan dari
keagungan, keindahan dan kesempurnaanKU dalam pentas alam yang maha luas.
Tajalli Al-Wujud itu adalah gambaran diriKU untuk diriKU dari diriKU maka dalam hal ini AKU
terbebas dari segala gambaran dan penampakan, ini dikenal dengan Ahadiyyat, pada
keadaan ini tampak ZatKU terbebas dari segala sifat, nama, kualiti, dan gambaran, sebab
AKU merupakan Zat Yang Suci yang dikenal dengan rahasia dari segala rahasia( sirrul sirr),
ghaib dari segala yang ghaib, sebagaimana dirimu merupakan penampakan DZatKU, atau
cermin yang terpantul darimu hakikat keberadaanKU yang mutlak.
Tajalli Wujud Sifat itu merupakan pernyataanKU dengan diriKU, untuk diriKU, pada
penampakan kesempurnaanKU (asma) dan penampakan sifat-sifatKU yang azali, sehingga
keadaan ini dikenal dengan WAHDAH, pada hal ini tampak hakikat keberadaan yang mutlak
dalam hiasan kesempurnaan inilah yang dikenal dengan Haqiqat Muhammad (kebenaran
yang terpuji), setelah AKU tersembunyi pada rahasia ghaib yang mutlak dengan jalan Faid Al-
Aqdas (atau limpahan yang paling suci karena engkau langsung dari DZatKU)
Dalam keadaan ini tampillah Al-A’yan As-Sabitah (kesempurnaan yang tetap) atau
ma’lumatKU Tajalli Wujud Fi’liyyah (af’aliyyah) yaitu pernyataanKU dengan diriKU untuk diriKU
dalam fenomena kesempurnaan yang luar (A’yan Kharijah) atau hakikat-hakikat alam
semesta, keadaan ini dikenal dengan MUTLAK dengan DZatKU, sifatKU dan perbuatanKU
dengan jalan limpahan yang suci (al-faid al-muqaddas). Maka AKU pun tampak pada
gambaran kesempurnaan luar (A’yan Kharijah), baik yang abstrak maupun yang konkrit yang
merupakan asal dari alam semesta seluruhnya
AKU merupakan awal dari tajalli wujud segala fenomena dan dimensi, jadi AKU tidak berasal
dari ketiadaan dan tidak berakhir kepada ketiadaan pula, sebab AKU merupakan absolut yang
berada pada tingkatan yang absolut, AKU adalah HAQ baik dalam tahap Zat, Sifat dan Af’al,
semuanya adalah penampakan dari hakikatKU yang satu.
Dalam hal ini ada sebahagian golongan yang terpeleset jatuh dalam kekhilafan dari yang
sebenarnya, sebab kesaksian ini terjadi karena mereka belum benar benar mencapai apa
yang dicapai oleh muhaqiqin, Kalau mereka mencapai apa yang dicapai oleh muhaqiqin
maka mereka tidak akan berkata demikian dan menetapkan segala hakikat pada tempatnya
dan mengetahuinya dengan ilmu dan penyingkapan, jadi Tauhid itu adalah penyaksian dan
bukan pengetahuan, barang siapa menyaksikan maka ia telah bertauhid barang siapa hanya
mengetahui ia belumlah bertauhid.
Aku bersaksi di hadapan Dzat-Ku sendiri
Sesungguhnya tiada Tuhan selain Aku
Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku
Sesungguhnya yang disebut Allah itu badan-Ku
Rasul itu rasa-Ku
Muhammad itu Cahaya-Ku
Akulah yang hidup tidak terkena kematian
Akulah yang sentiasa ingat tanpa tersentuh lupa
Akulah yang kekal tanpa terkena perubahan di segala keadaan
Akulah yang selalu mengawasi dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengawasan-Ku
Akulah yang maha kuasa, yang bijaksana, tiada kekurangan dalam pengertian
Biar....
Sempurna terang-benderang
Tidak terasa apa-apa
Tidak kelihatan apa-apa
Hanya Aku yang meliputi seluruh alam
dengan kudrat iradat-Ku"
Inni ana dzatul haq inallah
Inni ana sifatul haq inallah
Inni ana asmaul haq inallah
Inni ana afaal haq inallah
Laa maujudan bil haqqi ilallah
Laa ilaha ila ana
Laa ilaha ila huwa
Laa ilaha ila anta
Laa ilaha ilallahuMuhammadurasulullahi
AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRUHU SIFATI WA SIFATI ILLA GHOIRIH
INSAN ITU ADALAH RAHSIA KU DAN AKULAH RAHSIANYA, SIFAT ITU ADALAH “SIFATKU
TIADA LAIN AKU LAH AKAN SIFAT ITU”
AKU ADALAH ZAT YANG BERNAMA ALLAH YANG MENJADI RAHSIA BAGI BADAN DIRIMU
YAKNI MENJADI DIRI BAGI BADAN,
OLEH ITU YANG DIKATAKAN DIRI YANG SEBENAR DIRI ITU ADALAH AKU JUA YAKNI ALLAH,
MAKA SEDARLAH BAHAWA ENGKAU ITU YANG BERDIRI ITU ADALAH ALLAH JUA, TIADA
LAIN DARI ZATKU JUA.
JANGAN ENGKAU TAKUT DAN BIMBANG LAGI DALAM MENYATAKAN BAHAWA ENGKAU
ITU AKU.
INGATLAH SELAGI ENGKAU MENGATAKAN NYAWA ITU NYAWA ATAUPUN ENGKAU
MENGATAKAN BAHAWA ROH ITU ROH MAKA SELAGI ITULAH ENGKAU TIDAK MENEMUKAN
TUHANMU YAKNI AKU. NYAWA ATAU ROH, DIRI ATAU SUKMA ITU SEMUA NAMA SAHAJA
YANG SEBENARNYA IANYA ADALAH AKU ZAT YANG MAHA SUCI.
AKU JELASKAN PADAMU WAHAI INSAN PENCARI TUHAN, BAHAWA AKU ADALAH
NYAWAMU ITU DAN ENGKAU ADALAH AKU.
INNA ROBBUN WAL ABDUN WAHDAH
SESUNGGUHNYA TUHAN DAN HAMBA ITU ESA.
ENGKAU DAN AKU ADALAH ESA JUA TIADA DUA DAN BERBILANG-BILANG
SEGALA YANG BERBANGSA NYAWA ITULAH AKU,
SEGALA YANG ZAHIR ITU ADALAH PE-NYATA-AN AKU.
OLEH YANG DEMIKIAN ITU AKU MENGATAKAN YANG WUJUD ZAHIR MAUPUN BATIN ITU
ADALAH AKU JUA.
UNTUK ENGKAU FAHAM DAN SAMPAI KEPADA KE-ESAAAN INI BUANGKAN SEGALA NAMA
BAGI YANG BERNAMA BARULAH ENGKAU BERTEMU DENGAN AKU YAKNI ZAT YANG MAHA
SUCI.
NAMA ATAU ASMA-ASMA ITU ADALAH HIJAB ATAUPUN PAKAIAN BAGI SEGALA SIFAT-
SIFAT WUJUDKU. HILANGKAN NAMA ITU SEBAGAI CONTOH:
HILANGKAN NAMA ALLAH
HILANGKAN NAMA MUHAMMAD
HILANGKAN NAMA ADAM
HILANGKAN NAMA ROH
HILANGKAN NAMA NYAWA
HILANGKAN SEGALA NAMA
APABILA SEGALA NAMA TELAH ENGKAU HILANGKAN DAN PENDAMKAN MAKA NYATALAH
IA YANG DIKATAKAN ZAT YANG MAHA SUCI YAKNI “AKU” .
MAKA AKULAH YANG DIKATAKAN DIRI BAGIMU YAKNI ZATULLAH. AKU YANG TIADA
HURUF DAN TIADA SUARA TETAPI AKU LAH YANG MENGHIMPUNKAN SEGALA-GALANYA
SEUMPAMA DAKWAT DIDALAM PENA, YANG MENGHIMPUNKAN SEGALA HURUF DAN AYAT
SERTA KALIMAH, BAIK PUJI MAUPUN KEJI.
NYAWA YANG SEBENAR NYAWA ITU ADALAH BAHAGIAN ZATKU DAN APABILA IA
BAHAGIAN DARI ZATKU MAKA IA ADALAH ZATKU JUA.
AKU SINGKAP AKAN RAHSIA INI BUATMU AGAR ENGKAU MENGERTI DENGAN MEMAHAMI
SECARA MENDALAM AKAN PERIHAL HAKIKAT NYAWA MU ITU.
DARI ZATKU LAH TERBITNYA SEGALA SIFAT DAN RUPA SAMA ADA ZAHIR MAUPUN BATIN,
JIKA ZAHIR ORANG NAMAKAN TUBUH ATAU BADAN,
JIKA BATIN ORANG NAMAKAN ROHANI.
MANAKALA SEGALA SIFAT ITU IANYA TERKAIT DENGAN SIFAT MA’ANI DAN MAKNAWIAH
IAITU:
SIFAT MA’ANI YANG TUJUH
HAYAT-HIDUP JASAD KERANA NYAWA
ILMU-TAHU JASAD KERANA NYAWA
QUDRAT-BERKUASA JASAD KERANA NYAWA
IRODHAT-BERKEHENDAK JASAD KERANA NYAWA
SAMA’-MENDENGAR JASAD KERANA NYAWA
BASAR-MELIHAT JASAD KERANA NYAWA
KALAM-BERKATA-KATA JASAD KERANA NYAWA
SIFAT MAKNAWIAH YANG TUJUH
KAUNUHU HAYYUN-HIDUP NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU ALIMUN-TAHU NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU QODIRUN-BERKUASA NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU MURIDUN-BERKEHENDAK NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU SAMIUN-MENDENGAR NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU BASIRUN-MELIHAT NYAWA KERANA ZAT
KAUNUHU MUTAKKALIMUN-BERKATA-KATA NYAWA KERANA ZAT.
INILAH SIFAT-SIFAT YANG TERBIT DARIKU YANG KINI IANYA ADALAH NYAWAMU ITU.
Yang dikatakan Hakikat itu ialah Aku adalah Allah, bukan Aku menjadi Allah, tapi Akulah Allah
itu, karena kita, Kami, Aku, engkau itu Qiyamuhu binafsih...., Jika engkau mengerti akan
pengakuan Syahadat yang diucapkan oleh Ibn Arabi (Lailahaillallah) bermaksud tiada tuhan
lain yang wujud melainkan wujud Allah, sebagai Tuhan yg Esa, Maka Nafi dan itsbat harus
digandingkan untuk menafikan tuhan yang lain dari ALLAH
------------------------------------------------
Maka dari itu sadarilah bahwa jasad tanpa roh tidak bernama manusia, begitu juga roh tanpa
jasad tidak bernama manusia, pada roh ada pendengaran (as-sam'a), penglihatan (absor),
hati atau akal, Karena engkau itu sebenarnya SIFATKU, sifatku itu tiada lain yaitu AKU, Aku
itulah Engkau, Engkau itulah Aku, Aku Engkau, Engkau Aku yaitu DIA, KITA, KAMI, jadi Aku
------------------------------------------------
Inilah yang disebut INNI ANA ZATULHAQ INNALLAH, engkau haruslah menjawab dengan
INNI ANA SIFATUL HAQ, siapa Sifatul Haq itu.?? Tiada lain ialah INNALLAH, Jadi selalulah
engkau katakan INNI ANA SIFATULHAQ INNALLAH, yang artinya inilah Aku SIFAT kepada
HAQ yaitu Allah, Maka Aku akan menjawab dengan Salam Sejahtera Wahai AKU (Ana), Aku
itu Engkau, Engkau itu Aku, Engkau lah Hambaku Yang Soleh, marilah kita bersatu semula
sebab kita sebenarnya adalah SATU, Marilah kita istiharkan pengakuan kita yakni YANG
WUJUD HANYALAH AKU, Namaku itu ialah ALLAH....
---------------------------------------------
Ulama yang arif billah menyatakan bahwa dalam ibadah itu ada empat perkara muqaranah..
Muqaranah ini berlaku di dalam sholat dari takbir ihram sampai dengan salam..
Ke-4 muqaranah yang dimaksud adalah :
Muqaranah syahadat
Muqaranah takbir ihram
Muqaranah sakaratul maut
Muqaranah wahdatul dzat
1. Muqaranah Syahadat..
Yang disebut muqaranah syahadat itu perkataan "Laa af`alun illallah"..
Artinya : Tiada perbuatan..hanya Perbuatan Allah juga yang Ada..
Ghaib [fana..binasa] perbuatan makhluk..tidak ada lagi perbuatan makhluk dari takbir sampai
ihram..
Apabila masih merasa ada perbuatan makhluk..batal muqaranahnya..
Itulah sebabnya di dalam takbir ihram..semua yang halal..haram hukumnya..karena di dalam
takbir ihram itu tidak ada lagi untuk merasakan ada perbuatan makhluk..baik berupa yang
halal..maupun yang haram..kalau yang ada sudah Perbuatan Allah..perlu apa lagi mengingat-
ingat sesuatu..??
Itulah sebabnya..sebelum takbir ihram semua yang halal dihukumkan haram..inilah yang
dimaksud muqaranah syahadat : "Laa af`alun illallah"..
Tidak ada satu zarah pun perbuatan makhluk..hanya Perbuatan Allah yang Ada..
2. Muqaranah Takbir Ihram..
Yakni sempurnanya takbir ihram dalam simpulan kata "Laa asma`un illallah.."
Artinya : Tiada yang maujud segala nama..hanya Allah..
Ghaiblah ruhani : segala rasa ruhani termasuk perasaan senang..indah dan keinginan
melihat-mengalami ini-itu..tidak ada lagi..ghaib ruhani..
3. Muqaranah Sakaratul Maut..
Yaitu fana sifat.."Laa maujudun illa shifatun illallah"..
Artinya : Tiada yang maujud segala sifat..hanya Allah..Raiblah ruh..yakni jenis yang
mutlak..itulah Ruh Qudus..
Kelihatanlah siapa yang ghaib ke Tuhan dan kekal dengan Tuhan..kalau bukan jenis yang
mutlak..
Jadi..jasmani..ruhani..nurani dan rabbani..semua ghaib bersama jenis yang
mutlak..sempurnalah..Akmallah dengan Tuhan..selain dari jenis yang mutlak..nafi-lah..tidak
ada bersama-sama [tidak besertaan]..
4. Muqaranah Wahdatul Dzat..
Lihatlah asalnya diri..melihat asalnya diri.."Laa zatul illallah fil haqiqaati illallah.."
Artinya : Asal diri terdahulu..dan hendaklah dimatikan dirinya terlebih dahulu..
Sabda Nabi Saw :
"Mautu qabla Anta mutu.."
Matikan dirimu sebelum mati..
Seperti engkau berdiri di sajadah sebelum takbir ihram : matikanlah diri dulu..
"Laa af`alun illallah"
"Laa asma`un illallah"
"Laa maujudun illa shifatun illallah"
"Laa zatul illallah fil haqiqaati illallah"
Kemudian masukkanlah hakikat tauhid..
"Laa maujudun illallah"
Tidak ada wujud..hanya wujud Allah..
Pandanglah..wujud siapa yang sholat itu..??kalau masih merasa wujud kamu..artinya belum
mati..
Kalau kamu sudah tahu Wujud Allah saja yang Ada..mau apa lagi tahu wujud-wujud
baharu..??inilah sholat yang bersih dari syirik..
Wujud Allah = Dzat Allah = Rahasia Allah = Diri Allah..
Jadi sholat itu Diri Allah menyembah Allah..karena yang Ada hanya Wujud Allah..tidak ada
baharu..
Jadi..yang dikehendaki makrifat dalam tauhid itu : sholat itu kehendak Allah dan yang sholat
itu Rahasia Allah..
Pandangan orang makrifat : Sudah Diri Allah Memuji Tuhannya..
Jadi praktik di dalam ibadah :
Matikan dulu diri kamu sebelum sholat..
Karena apa..??
Karena di dalam sholat ini ghaib semua :
mi'raj semua..
Yang mesti diucapkan dalam berdiri di atas sajadah sebelum takbir..yaitu keempat perkataan
muqaranah..
Kemudian baru masukkan hakikat tauhid..setelah itu pandanglah..
Mematikan diri dalam sholat itu..bukan meniada-tiadakan diri..bukan mengosong-kosongkan
diri..bukan membuang-buang diri..bukan juga merasa-rasakan diri tiada..
Mematikan diri itu maksudnya : Kembalikanlah hak-hak Tuhan itu sebelum kamu mati..
"Laa af`alun illallah" <=== tiada tubuh
"Laa asma`un illallah" <===tiada nyawa
"Laa maujudun illa shifatun illallah" <=== tiada berkelakuan
"Laa zatul illallah fil haqiqaati illallah" <=== tiada diri
Inilah mematikan diri sebelum mati..inilah sholat orang muntahi..sholat tingkat penghabisan..
Di dalam tasawuf amali ada penggolongan tingkat-tingkat amal seseorang..yaitu tingkat
pertama sampai ke empat..secara tauhid..kita kupas seperti ini..
MUFTADI..orang yang beramal dengan i`tikad lillahi ta'ala [karena atau kepada Allah]..
Orang ini masih berkutat dalam masalah kelengkapan syarat dan rukun untuk menghadap
Allah..masih bersifat dari dirinya kepada Allah..
MUBTADI..orang yang beramal dengan i`tikad minallahi ta`ala [dari Allah]..
Orang ini memandang dari Allah-lah sehingga dirinya bisa beramal ibadah..masih bersifat
dari Allah kepada dirinya..
MUTAWASIT..orang yang beramal dengan i`tikad billahi ta`ala [dengan Allah]..
Orang ini memandang dengan Allah-lah sehingga dirinya bisa beramal ibadah..masih
besertaan dirinya dengan Allah.
MUNTAHI, orang yang beramal dengan i`tikad lillahi ta`ala, minallahi ta`ala,
dan billahi ta`ala sekaligus.
Dipandangnya semua sehingga tidak dipandangnya dirinya ada..yang ada sudah
Perbuatan..Kelakuan..Asma, dan Dzat Allah semata..tiada merasa ada diri lagi..sudah
semuanya Allah semata..
Untuk sempurna mengetahui Allah..ketahuilah asal diri..
Bukankah yang dijadikan Allah itu dzat..sifat..asma dan af`al..
Ini yang perlu diketahui..
Kata Ibnu Abbas r.a. kepada Nabi Saw..dia bertanya :
"Yaa junjunganku..apa yang mula-mula dijadikan Allah Ta`ala..??"
Sabda Nabi Muhammad Saw :
"Innallaaha khalawa qablal asya`i nuurun nabiyyika.."
Sesungguhnya Allah telah menjadikan yang mula-mula dari segala sesuatu ialah Cahaya
Nabimu [Nur Muhammad]..
Nyatalah..Nur Nabi itulah mula-mula dari sekalian alam..
Dan kata Abdul Wahab Syarani r.a. dari Nabi Muhammad Saw :
"Innallaaha khalaqarruuhin nabiy Muhammad Shalallaahu `alaihi wasalam min zaatihi wa
khalaqarruuhin alam.."
Sesungguhnya Allah menjadikan ruh Nabi Muhammad Saw..dari Dzat-Nya [Dzat Allah] dan
menjadikan ruh sekalian alam dari Nur Muhammad..
Sadarilah..
Segala sesuatu jenis yang zahir [korporeal..jasadi] dari Nur Muhammad.. sedangkan ruh-
ruhnya dari Dzat Allah..pandanglah diri kita..jasad ini Nur Muhammad..ruh ini dari Dzat
Allah..Sifat dan Dzat itu satu [compact]..
Contoh :
Kalau ubi dengan ragi : satu..dinamailah tapai..
Kalau Dzat dan Sifat : satu..dinamai diri..
Siapa diri kita ini..??..tentulah Diri Allah..
Nur itu Sifat..Dzat itu Rahasia..
Dzat itu hayyun se-hayyun-hayyun-nya..maka yang hiduplah yang berkelakuan..mana
mungkin yang mati [fana] yang berkelakuan..
Kalau kita sudah tahu bahwa Dzat itu Wujud Allah..dan Wujud Allah itu Diri Allah..maka
Rahasia..itulah Diri Allah..
Kalau sudah paham ini..jangan lagi kamu sebut Diri Allah yang berkelakuan..sebut dengan
sebenar-benarnya : Allah yang berkelakuan.. Karena dalam hakikat tauhid : sudah tidak ada
wujud baharu lagi..
Apa pun yang kamu lihat..Wujud Allah yang Ada..
Wujud Allah itu Dzat Allah..Dzat Allah itu Diri Allah..
Kalau sudah tahu Allah..tidak perlu lagi kamu mau sama dengan Allah atau mau jadi Allah..
Kalau sudah Allah..ya tetap Allah..
Allah tetap Allah..
Baharu tetap baharu..
Mana mungkin baharu bisa jadi Allah atau Allah jadi baharu..
Jadi..diri manusia ini Diri Allah karena diri manusia ini tajalli Dzat-Sifat..
Jadi yang dikatakan sholat itu..Diri Allah memuji Tuhan-Nya..
Kalau kesadaran ini kamu pegang terus..boleh kamu rasakan setiap tidur kamu mendapat
hidayah..
Inilah pelajaran..
Sampaikanlah kepada keluarga dan sanak-saudaramu : matikan diri
dulu..maksudnya..kembalikanlah hak-hak Tuhan itu sebelum kamu mati..
Wujud Allah = Dzat Allah = Rahasia Allah = Diri Allah..
Bukti Allah adalah wujud
Bukti wujud adalah makhlukNYA
Bukti makhlukNYA adalah hidup
Bukti hidup adalah Rohnya
Bukti Roh kepada tubuh adanya Nafas didalam Nyawa
Hidupnya nafas karena tanafas
Hidupnya tanafas karena anpas
Hidupnya anpas karena nufus
Hidupnya nufus karena dzatullah
Pandang tubuh menunjukkan hati
Pandang hati menunjukkan nyawa
Pandang nyawa menunjukkan rahasia
Pandang rahasia menunjukkan wujud
Maka dengan demikian "La Ila ha ilallah" itu maknanya dalam kesudahan tauhid dan makrifat
tidak lain hanya Allah yang ADA..
Demikianlah seharusnya senantiasa pandangan kita..
#QhawasulQhawas [https://www.facebook.com/hashtag/qhawasulqhawas?source=feed_text]

Posted 20th December 2017 by Othman Draman

0 Add a comment
Enter your comment...

Comment as: Kang Dopas (Go Sign out

Publish Preview Notify me

Anda mungkin juga menyukai