Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterampilan merupakan suatu kemampuan dan kapasitas yang diperoleh

melalui usaha yang disengaja, sistematis, dan berkelanjutan. Keterampilan

berbahasa memiliki dua unsur yaitu unsur logika dan unsur linguistik. Unsur

logika terdiri dari isi, bahan materi sedangkan unsur linguistik terdiri dari

diksi, pembentukan kata, pembentukan kalimat, fonologi, serta ejaan untuk

menulis.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen berbahasa yaitu

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis ( Tarigan, 2008 : 3 ). Keempat keterampilan ini saling

berhubungan satu sama lain. Dalam proses komunikasi semua komponen

keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulis sangat penting.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis.

Keterampilan menulis tidak hanya dikuasai melalui teori, tetapi dilaksanakan

melalui praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun

baik. Keterampilan menulis menghendaki berbagai unsur kebahasaan dan

unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan dijadikan karangan. Bagi

kebanyakan orang menulis merupakan hal yang menyenangkan. Bahkan bagi

sebagian orang menulis merupakan keharusan.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi tentang menulis sudah

disampaikan mulai dari jenjang sekolah dasar, namun masih banyak dari
tulisan siswa yang masih belum baik. Pelajaran menulis harus ditingkatkan

terutama dalam hal praktik. Dengan menulis melatih siswa lebih kreatif dan

dapat mengungkapkan pendapat atau perasaan yang dimiliki. Tulisan yang

tertata akan membawa pembaca memahami maksud yang akan disampaikan

penulis. Pemahaman tepat yang disampaikan akan mempermudah siswa

dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah.

Salah satu kompetensi dasar menulis yang terdapat dalam kurikulum

2013 untuk Sekolah Menengah Atas adalah :”menciptakan kembali teks

anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun

tulis dengan mengambil spesifikasi menulis teks anekdot”. Pada jenjang

SMA/MA/SMK terdapat kompetensi inti memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

ingin tahu tentang ilmu pengetahuan. Dalam kurikulum 2013 anekdot

bertujuan menceritakan suatu kejadian yang tidak biasa, lucu, berisi kritikan

biasanya mengenai orang penting. Teks anekdot menjadi salah satu teks yang

wajib dipelajari. Hanya saja teks anekdot baru dikenalkan pada jenjang

SMA/MA/SMK.

Pada kenyataannya, kemampuan siswa menulis teks anekdot belum

memadai. Hal ini terlihat dari tulisan yang dihasilkan siswa. Teks anekdot

yang dihasilkan siswa di SMK Negeri 1 Teweh Timur masih begitu sederhana.

Dari segi isi siswa belum mampu mengembangkan ide-ide dalam menulis teks

anekdot, begitu juga halnya dengan struktur dan kebahasaan. Maka dari itu
hasil tulisan siswa perlu ditingkatkan. Dalam hal ini guru dalam memberikan

materi menulis teks anekdot penyampaiaannya kurang bervariasi sehingga

siswa kurang tertarik untuk mengikuti materi yang diajarkan. Sehingga

jumlah siswa yang berhasil mencapai dan melampaui KKM kurang dari

≥80%. Maka dari itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa

tertarik untuk menulis teks anekdot dengan meningkatkan penggunaan model

pembelajaran. Peneliti menerapkan pembelajaran menulis teks anekdot di

SMK Negeri 1 Teweh Timur dengan model discovery learning.

Model discovery learning merupakan model pembelajaran yang

mendorong siswa untuk memperoleh jawaban terhadap sebuah masalah atau

fenomena sehingga siswa mampu menemukan sendiri jawaban dari sebuah

masalah atau fenomena yang sedang diamati (Benny Pribadi (2011 : 81).

Model ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak

kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif. Model

discovery learning dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,

prediksi. Dengan model discovery learning diharapkan siswa tidak mengalami

kesulitan dalam menulis teks anekdot.

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas penulis

dalam penelitian ini dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks

Anekdot pada Siswa kelas X SMK Negeri 1 Teweh Timur Menggunakan

Model Discovery Learning.”


1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah,

Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan menulis anekdot pada siswa

kelas X SMK Negeri 1 Teweh Timur dengan model discovery learning ?

1.3 Urgensi Masalah

Menemukan solusi terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam

menciptakan kembali teks anekdot menantang penulis guru bahasa Indonesia

melakukan kajian ilmiah dalam bentuk penelitian kelas. Dari tindakan

penelitian kelas ini diharapkan diperoleh solusi untuk mengatasi kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa dalam menulis teks anekdot. Dari segi isi siswa

belum mampu mengembangkan ide-ide dalam menulis teks anekdot, begitu

juga halnya dengan struktur dan kebahasaan. Solusi memperbaiki kemampuan

siswa menulis teks aneksdot dilakukan melalui PTK dimana peneliti memilih

model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan mkemampuan

menciptakan teks anekdot.

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara

lain,

Untuk meningkatkan keterampilan menulis anekdot pada siswa kelas X SMK

Negeri 1 Teweh Timur menggunakan model discovery learning.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran

sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan hasil pembelajaran.

Dengan menggunakan model discovery learning hasil belajar siswa dalam

menulis teks anekdot meningkat.

b. Manfaat praktis

a) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bahwa guru itu

dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif,

menyenangkan dan bermakna.

b) Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam keterampilan menulis teks anekdot.

c) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan

proses pengajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Teweh Timur dalam

meningkatkan menulis teks anekdot.

Anda mungkin juga menyukai