Anda di halaman 1dari 4

ALUR PELAYANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

PUSKESMAS NYOMPOK

KORBAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

DAN PEREMPUAN

RUJUK DARI RUMAH AMAN/PRAKTIK DATANG SENDIRI/DIANTAR ORANG TUA/


DOKTER/P2TPA KELUARGA/PAMONG/GURU

PUSKESMAS

REGISTRASI

TINDAKAN KEGAWATDARURATAN

TATA LAKSANA :

1. ANAMNESIS
2. INFORMED CONSENT
3. PEMERIKSAAN FISIK &
STATUS MENTAL
4. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
5. DIAGNOSA
RUJUKAN 6. TINDAKAN MEDIS
7. KONSELING PULANG
MEDIS NON MEDIS 8. WAJIB LAPOR
9. PEMBUATAN VISUM

JEJARING
RUMAH SAKIT

PPT/PKT

Jika jejaring kecamatan belum terbentuk, Puskesmas cukup melaporkan kasus yang memerlukan
penanganan psikososial ke Dinas Kesehatan untuk ditangani melalui jejaring yang ada.
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat penting, baik itu
di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kekerasan ini terjadi dalam segala bidang kehidupan baik
itu dalam lingkungan budaya maupun agama. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan pada
akhirnya akan menghambat perempuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pendidikan. Terdapat fakta di luar negeri maupun di Indonesia, bahwa perempuan merupakan
40% dari angkatan kerja dunia yang :
“(1)Sebesar 70% dari 1,3 Milyar penduduk miskin dunia yang hidup kurang dari $ 1 perhari (Rp
9000,-/hari); (2) Perempuan menghabiskan 50-70% waktu untuk kerja yang dibayar; (3)
Perempuan menghabiskan 2 kali lipat waktu atau lebih dibanding laki-laki untuk kerja tak
dibayar (laporan ILO, 2003); (4) Perempuan mengalami kekerasan fisik, psikologis, dan seksual
sebagai tenaga kerja dibayar maupun tak dibayar; (5) Mengalami resiko kematian saat hamil
dan melahirkan, di mana setiap 100.000 kelahiran hidup terdapat 248 perempuan meninggal
(BAPPENAS,2010); (6) Menjadi sasaran fundamentalisme agama untuk tubuh dan kebebasan
politiknya; (7) Menanggung hutang untuk pangan, transportasi, pendidikan, kesehatan, jaringan
sosial Rp 453. 569 ribu per bulan (Inkrispena, 2010)”
Berdasarkan pada fakta diatas, maka kekerasan terhadap perempuan bukan lagi merupakan
masalah privat melainkan sudah masuk dalam ranah publik.

Pernyataan sikap dari BPI, KIAS dan GADIS dalam perayaan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2011, yang dimuat
dalam http://kalyanamitra.or.id/newsdetail.php?dengan judul Perempuan Indonesia Saat ini : Hidup Berlanjut dalam
Kehancuran, 16 Maret 2012 diunduh tanggal: 23 April 2012

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten mencatat, kasus kekerasan yang terjadi
pada anak semakin meningkat. Sejak tahun 2013, LPA mencatat ada 722 kasus yang
melibatkan 1.102 anak di Provinsi Banten.

"Tahun 2013 ada 108 kasus dengan melibatkan 201 anak, pada tahun 2014 ada 272 kasus yang
terlapor dengan 302 anak, dan tahun ini (2015) tercatat 599 anak dari 342 kasus yang terlapor,"
kata Ketua LPA Banten Iip Syafrudin, kepada wartawan Senin (28/12/2015).
(http://www.tangeranghits.com/metropolitan/42331)
REKAPITULASI
LAPORAN TAHUNAN
KESLING 2015

UPTD PUSKESMAS NYOMPOK


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
TAHUN 2015
DAFTAR ISI

1. SUMBER AIR MINUM


2. AKSES AIR BERSIH\
3. SARANA SANITASI DASAR
4. JAMBAN SEHAT
5. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
6. TEMPAT-TEMPAT UMUM
7. RUMAH SEHAT
8. AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS
9. PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM YG MEMENUHI SYARAT
10. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN
11. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
PANGAN
12. CAKUPAN KANTIN SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai