Referat Gangguan Delusi Ori
Referat Gangguan Delusi Ori
Gangguan Delusional
Oleh:
14014101013
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2015
DAFTAR ISI
I. Definisi...................................................................................... ........... 4
II. Epidemiologi ........................................................................................ 4
III. Etiologi ................................................................................................ 5
IV. Perjalanan Penyakit .............................................................................. 7
V. Tipe-tipe Gangguan Delusional .......................................................... 8
VI. Gambaran Klinis ................................................................................. 11
VII. Diagnosis .............................................................................................. 13
VIII. Diagnosis Banding ............................................................................... 16
IX. Terapi ................................................................................................... 16
X. Prognosis .............................................................................................. 19
3
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke
IV (DSM-IV), terdapat dua kriteria yang menggambarkan gejala klinis gangguan
delusional. Kriteria A mengharuskan adanya waham untuk sekurangnya satu
bulan dan menyatakan bahwa waham adalah tidak aneh dalam usaha membantu
klinisi dalam membedakan waham tersebut dari waham yang ditemukan pada
pasien skizofrenik. Kriteria B mengharuskan tidak ada gejala lain dari skizofrenia
pada saat perjalanan gangguan.
Pada umumnya, pasien dengan gangguan delusional dapat diobati atas
dasar rawat jalan.1 Psikoterapi biasanya bantuan yang paling efektif dalam
seseorang yang menderita gangguan delusional. Untuk farmakoterapi sendiri,
obat yang digunakan adalah obat anti-psikotik.3
Pada gangguan delusional, kira-kira 50% pasien pulih pada follow up
jangka panjang; 20% lainnya mengalami penurunan gejala, dan 30% lainnya tidak
mengalami perubahan dalam gejalanya. Pasien dengan waham kejar, somatik,
dan erotik diperkirakan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien
dengan waham kebesaran dan cemburu.1
4
BAB II
I. DEFINISI
Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan yang
diklasifikasikan karena tidak diketahui penyebabnya dan memiliki gejala
utama adalah waham. Mekipun isi yang spesifik dari waham ini dapat
bervariasi pada suatu kasus ke kasus yang lain, timbulnya waham,
persistensi, pengaruhnya pada perilaku serta prognosisnya memberikan
suatu diagnosa yang berbeda. Sebelumnya gangguan ini disebut juga
sebagai “gangguan paranoid” atau “paranoia”. Namun sekarang tidak lagi
digunakan karena isi waham pada gangguan ini ternyata bervariasi yaitu
dapat bersifat kebesaran/grandiose, cemburu, kejar atau persekutorik,
somatic campuran.1 Pada gangguan delusional, delusi biasanya bersifat
persisten.4
Gangguan delusional adalah suatu gangguan pada alam pikiran
yaitu isi pikir, wahamnya biasanya bersifat sistematis yang biasanya
berasal dari pola sentral dan bila ditentang, orang tersebut akan
menunjukkan gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi
penyakitnya berlangsung selama 1 bulan yang tidak dapat digabungkan
dengan gangguan psikiatri yang lain. Waham non-bizarre artinya adalah
suatu waham yang harus dapat terjadi pada kehidupan yang nyata, seperti
merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari kejauhan, dan mereka terlihat
seolah-olah mempunyai fenomena yang meskipun tidaknyata tetapi juga
tidak mustahil. Ada banyak tipe dari waham dan yang predominan itulah
yang akan menentukan tipe dari waham pada diagnosis.1 Gangguan delusi
memiliki karakteristik yang berbeda dari skizofrenia.5
II. EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita gangguan delusional pada populasi umumnya
rata-rata 24-30 penderita per 100,000 orang jiwa.2 Di Amerika serikat
pada saat ini diperkirakan 0,025-0,03% dari jumlah populasi. Onset rata-
rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari
18 tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien wanita.
5
Banyak pasien yang suah menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat
hubungan dengan imigrasi yang baru dan status sosial ekonomi yang
rendah.1,5
III. ETIOLOGI
Seperti banyak gangguan psikotik lainnya, penyebab pasti gangguan
delusional belum diketahui namun beberapa peneliti melakukan penelitian
dengan melibatkan faktor-faktor sebagai berikut: 6
1. Genetik
Fakta bahwa gangguan delusional lebih sering terjadi pada orang
yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau
skizofrenia menunjukkan mungkin ada faktor genetik yang terlibat. Hal
ini diyakini bahwa, seperti dengan gangguan mental lainnya,
kecenderungan untuk mengembangkan gangguan delusi mungkin
diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Studi genetik atau keluarga yang telah mulai muncul dalam
literatur menunjukkan kemungkinan transmisi gangguan delusi
keluarga tertentu. Sebuah studi baru-baru ini menjelaskan variasi
genetik dalam asam deoksiribonukleat (DNA) urutan coding untuk
dopamin tipe 4 (D4) protein reseptor yang sangat menunjukkan
keterlibatan gen yang relevan dalam memberikan kerentanan terhadap
gangguan delusi. Subyek perbandingan baik memiliki skizofrenia atau
yang kontrol normal.
2. Biologi
Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan daerah-
daerah tertentu dari otak yang mungkin terlibat dalam perkembangan
gangguan waham. Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak,
yang disebut neurotransmitter juga telah dikaitkan dengan pembentukan
gejala delusi. Neurotransmitter adalah zat yang membantu sel-sel saraf
di otak mengirim pesan satu sama lain. Ketidakseimbangan dalam
bahan kimia ini dapat mengganggu transmisi pesan, menyebabkan
gejala.
6
3. Lingkungan / psikologis
Bukti menunjukkan bahwa gangguan delusional dapat dipicu oleh
stres. Alkohol dan penyalahgunaan narkoba juga mungkin berkontribusi
terhadap kondisi tersebut. Orang-orang yang cenderung terisolasi,
seperti imigran atau orang-orang dengan penglihatan yang buruk dan
pendengaran, tampaknya lebih rentan untuk mengembangkan gangguan
delusi.
7
Walaupun patogenesis waham tidak diketahui dengan pasti, namun ada
beberapa teori yang sudah dikembangkan. Pada hipotesis pembentukan
waham, kiranya perlu dipertimbangkan beberapa hal yang berikut ini, yaitu :
8
tetapi malahan dengan ahli hukum tentang gugatan, dokter pelayanan primer
tentang keluhan medis, atau polisi tentang kecurigaan yang bersifat waham.1
9
sekarang dan masa lalu yang melibatkan perilaku pasangan.
Kondisi ini sulit untuk mengobati dan dapat berkurang hanya pada
pemisahan, perceraian, atau kematian pasangan.6,9
Richard Krafft-Ebing menggambarkan gejala waham
cemburu pada pecandu alkohol pada tahun 1891 dan percaya
bahwa kecemburuan ekstrim adalah patognomonik untuk
alkoholisme. Gangguan lain dengan gejala ini kemudian dijelaskan.
Sebuah analisis retrospektif terbaru dari 8134 pasien rawat inap
psikiatri diungkapkan prevalensi kecemburuan delusional dari
1,1% di antara kelompok-kelompok diagnostik utama. Di antara
ICD-9 gangguan paranoid, prevalensi titik seumur hidup 6,7%
ditentukan. Gangguan delusi dengan ketergantungan alkohol sering
menunjukkan delusi cemburu tunggal. Pada gangguan kepribadian
gejala mungkin bingung dengan kecemburuan ekstrim, tetapi fitur
psikotik lainnya harus tidak ada. Prevalensi kecemburuan waham
antara pasien rawat inap dengan gangguan mood adalah
mengejutkan rendah 0,1%. Sebuah studi dari 26.000 pasien rawat
inap psikiatri menggunakan kriteria DSM-III-R menghasilkan
angka 0,17% gangguan waham, tipe pencemburu.6
Kecemburuan Ditandai (biasanya disebut patologis atau
morbid kecemburuan) dengan demikian merupakan gejala dari
gangguan, termasuk skizofrenia (di mana pasien wanita lebih
sering menampilkan fitur ini), epilepsi, gangguan mood,
penyalahgunaan narkoba, dan alkohol-yang pengobatan diarahkan
pada gangguan primer . Kecemburuan adalah emosi yang kuat;
ketika itu terjadi dalam gangguan delusional atau sebagai bagian
dari kondisi lain bisa berpotensi berbahaya dan telah dikaitkan
dengan kekerasan, terutama baik bunuh diri dan pembunuhan.6
Waham Persecutory
Orang dengan jenis gangguan waham percaya bahwa mereka
(atau seseorang yang dekat dengan mereka) sedang dianiaya, atau
bahwa seseorang memata-matai mereka atau berencana menyakiti
10
mereka . Hal ini tidak biasa bagi orang-orang dengan jenis
gangguan delusional untuk membuat keluhan berulang kepada
otoritas hukum.7,8
Waham persecutory penganiayaan adalah gejala klasik dari
gangguan waham. Jenis persecutory dan jenis jealous mungkin
bentuk waham yang paling sering terlihat oleh psikiater.9 Waham
Tipe ini mungkin sederhana atau terperinci, dan biasanya berupa
tema tunggal atau sejumlah tema yang berhubungan, seperti
disengkokoli, dicurigai, dimata-matai, diikuti, diracuni, atau diberi
obat, difitnah secara kejam, disuik, atau dihalang-halangi dalam
mengejar tujuan jangka panjang.1 Berbeda dengan waham
persecutory dalam skizofrenia, kejelasan, logika, dan elaborasi
sistematis tema persecutory dalam gangguan delusional
meninggalkan cap yang luar biasa pada kondisi ini. Tidak adanya
psikopatologi lain, kerusakan kepribadian, atau kerusakan di
sebagian besar wilayah fungsi juga berbeda dengan manifestasi
khas skizofrenia.9
Seringkali, orang dengan gangguan delusional tipe kejar
menolak mencari bantuan. Tetapi, pasien tampaknya cukup
ketakutan untuk didesak mencari bantuan.1
Tipe Somatik
Gangguan delusional tipe somatik juga dikenal sebagai
psikosis hipokondriakal monosimptomatik. Perbedaan antara
hipokondriasis dan gangguan tipe somatik terletak pada derajat
keyakinan yang dimiliki pasien dengan gangguan delusional
tentang anggapan adanya penyakit pada dirinya.1,10
Seseorang dengan jenis gangguan waham ini percaya bahwa
ia memiliki cacat fisik atau masalah medis.7,8 Waham yang paling
sering diderita adalah infeksi (sebagai contoh, bakteri, virus,
parasit); infestasi serangga di atas atau di dalam kulit;
dismorfofobia (sebagai contoh, bentuk yang tidak serasi pada
11
hidung atau payudara); waham tentang bau badan yang berasal dari
kulit, mulut, atau vagina; dan waham bahwa bagian tubuh tertentu,
seperti usus besar, tidak berfungsi.1,11 Kategori yang terakhir ini,
kadang-kadang disebut sindrom referensi sebagai penciuman,
muncul agak berbeda dari kategori delusi infestasi di bahwa pasien
dengan mantan memiliki usia lebih dini onset (rata-rata 25 tahun),
dominasi laki-laki, status lajang, dan tidak adanya masa lalu
perawatan psikiatris. Jika tiga kelompok, meskipun secara
individual rendah prevalensi, tampak tumpang tindih.6
Frekuensi kondisi ini rendah, tetapi mereka mungkin kurang
terdiagnosis karena pasien datang ke ahli kulit, ahli bedah plastik,
dan spesialis penyakit menular lebih sering daripada psikiater
dalam pencarian tak henti-hentinya untuk pengobatan kuratif. Hal
ini sebagian dapat menjelaskan skeptisisme Kraepelin tentang
terjadinya bentuk paranoia.9
STATUS MENTAL1
Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tanpa
adanya bukti-bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau
aktifitas harian. Tetapi, pasien mungkin terlihat eksentrik, aneh, pencuriga
atau bermusuhan. Pasien seringkali cerdik dan membuat kecenderungan
yang jelas bagi pemeriksa. Apa yang biasanya paling luar biasa, tentang
pasien dengan gangguan delusional adalah bahwa pemeriksaan status
mental menunjukkan bahwa mereka adalah sangat normal kecuali adanya
sistem waham abnormal yang jelas.
12
adalah pencuriga. Adapun sifat sistem wahamnya, pemeriksa mungkin
merasakan adanya kualitas depresif ringan.
Gangguan Persepsi
Menurut definisinya, pasien dengan gangguan delusional tidak
memiliki halusinasi yang menonjol atau menetap. Menurut DSM IV,
halusinasi raba dan cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah
sejalan dengan wahamnya. Beberapa pasien dengan gangguan delusional
mengalami halusinasi lain, hampir semua adalah halusinasi dengar, bukan
visual.
Pikiran
Gangguan isi pikiran terutama dalam bentuk waham merupakan
gejala utama dari gangguan. Waham biasanya sistematis dan
karakteristiknya adalah sesuatu yang mungkin, contohnya, waham dikejar-
kejar, pasangan tidak jujur, terinfeksi oleh virus,dicintai orang terkenal.
Contoh isi pikiran itu berbeda dengan waham bizzare pada pasien
skizofrenia.
13
Kejujuran
Pasien dengan gangguan delusional, biasanya dapat dipercaya
informasinya, kecuali jika hal tersebut membahayakan sistem wahamnya.
VII. DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Delusional berdasarkan DSM-IV:1
1. Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi
dalam kehidupan nyata seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari
infeksi, dicintai dari jarak jauh, atau dikhianati oleh pasangan atau
kekasih, atau menderita suatu penyakit) selama sekurangnya satu
bulan.
2. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi. Catatan :
Halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan pada gangguan
delusional jika berhubungan dengan tema waham.
3. Terlepas dari pengaruh waham-waham atau percabangannya,
fungsi adalah tidak terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas
aneh atau kacau.
14
4. Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan
waham, lama totalnya adalah relatif singkat dibandingkan dengan
lama periode waham.
5. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu
zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau
suatu kondisi medis umum.
15
delusional. DSM-IV juga menyebutkan bahwa efek gangguan pada fungsi
pasien adalah terbatas pada efek waham itu sendiri pada kehidupan pasien.
Kriteria tersebut merupakan cara untuk menyingkirkan pasien yang
memiliki fungsi karena gejala skizofrenik karakteristik, seperti
ambivalensi.
16
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Delirium dan demensia perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis
banding pasien dengan waham. Delirium dapat dibedakan dengan adanya
fluktuasi tingkat kesadaran atau gangguan kemampuan kognitif. Waham
pada awal perjalanan penyakit yang Alzheimer, dapat memberikan
gambaran suatu gangguan delusional; tetapi, tes neurofisiologis biasanya
mendeteksi gangguan kognitif. Walaupun penyalahgunaan alkohol adalah
ciri penyerta pada pasien dengan gangguan delusional, gangguan
delusional harus dibedakan dari gangguan psikotik akibat alkohol dengan
halusinasi. Intoksikasi dengan simpatomimetik, marijuana, atau L-dopa
kemungkinan menyebabkan gejala waham.
Diagnosis banding psikiatrik untuk gangguan delusional adalah
berpura-pura dan gangguan buatan. Gangguan yang bukan buatan di dalam
diagnosis banding adalah skizofrenia, gangguan afektif, gangguan obsesif-
kompulsif, gangguan somatoform, atau gangguan kepribadian paranoid.1
IX. TERAPI
Perawatan di rumah sakit
Pada umumnya pasien dengan gangguan delusional dapat diobati
dengan rawat jalan, tetapi ada sejumlah alasan tertentu dimana diperlukan
perawatan di rumah sakit . Yaitu : Pertama diperlukan pemeriksaan medis
dan neurologis yang lengkap menunjukkan kondisi medis nonpsikiatris
yang menyebabkan gangguan delusional. Kedua jika pasien tidak mampu
mengendalikan impulsnya, sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan
kekerasan. Ketiga, jika perilaku pasien tentang waham telah
mempengaruhi fungsi kehidupannya, sehingga kemampuannya untuk
dapat berfungsi dalam keluarga dan masyarakat berkurang. Dengan
demikian memerlukan intervensi profesional untuk menstabilkan
hubungan sosial atau pekerjaan.
Jika dokter yakin bahwa pasien akan lebih baik jika diobati di
rumah sakit, harus diusahakan untuk membujuk pasien supaya menerima
perawatan di rumah sakit; jika hal tesebut gagal, komitmen hukum
17
mungkin diindikasikan. Seringkali, jika dokter meyakinkan pasien bahwa
diperlukan perawatan di rumah sakit, pasien akan secara sukarela masuk
ke rumah sakit untuk menghindari komitmen hukum.1
Farmakoterapi(1,12-17)
Obat anti-psikotik adalah obat pilihan yang digunakan, meskipum
hanya sedikit efektif.4 Pada keadaan gawat darurat, pasien yang teragitasi
parah harus diberikan suatu obat antipsikotik secara intramuskular.
Walaupun percobaan klinik yang dilakukan secara adekuat dengan
sejumlah pasien belum ada, sebagian besar klinisi berpendapat bahwa obat
antipsikotik adalah obat terpilih untuk gangguan delusional. Pasien
gangguan delusional kemungkinan menolak medikasi karena mereka dapat
secara mudah menyatukan pemberian obat ke dalam sistem wahamnya.
Dokter tidak boleh memaksakan medikasi segera setelah perawatan di
rumah sakit, malahan, harus menggunakan beberapa hari untuk
mendapatkan rapot dengan pasien. Dokter harus menjelaskan efek
samping potensial kepada pasien, sehingga pasien kemudian tidak
menganggap bahwa dokter berbohong.
Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman terbaik
dalam memilih suatu obat. Biasanya obat diberikan dalam dosis rendah
dan ditingkatkan secara perlahan-lahan. Jika respon gagal dalam masa
percobaan selama 6 minggu, dapat dicoba antipsikotik dari golongan lain.
Adakalanya pasien dengan gangguan psikotik menolak pemberian
medikasi ini, karena mereka memasukkan hal ini ke dalam sistem
wahamnya, misalnya pasien curiga ada racun di dalam obat yang
diberikan. Dalam hal ini perlu kebijaksanaan dokter untuk menjelaskan
kepada pasien secara perlahan-lahan, bahwa sama sekali tidak ada niat
untuk berbuat jahat pada dirinya.
Beberapa dokter menyatakan bahwa pimozide (oral) atau
serotonin-dopamin antagonis mungkin efektif dalam mengatasi gangguan
delusional terutama pada pasien dengan waham somatik. Penyebab
kegagalan tersering adalah ketidakpatuhan. Jika pasien tidak merespon
18
terhadap pengobatan antipsikotik, obat harus dihentikan. Dapat digunakan
anti depresan atau anti konvulsan. Percobaan dengan obat-obat tersebut
dipertimbangkan jika pasien memiliki ciri suatu gangguan afektif.
Hasil dari pengobatan dengan serotonin-dopamin antagonis
(contoh : clozapin [Clozaril] dan risperidone olanzapine [Zyprexa])
berhubungan dengan pengobatan sebelumnya. Pada beberapa kasus
berespon baik terhadap SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors),
terutama pada kasus-kasus gangguan morfologi tubuh. Penelitian yang
dilakukan oleh Robert C Darwin, didapatkan 18% yang menggunakan
anti-depresan.
Psikoterapi
Psikoterapi biasanya bantuan yang paling efektif dalam seseorang
yang menderita gangguan delusional.3 Elemen terpenting dari suatu
psikoterapi adalah menjalin hubungan yang baik antar pasien dengan ahli
terapinya. Terapi individual tampaknya lebih efektif daripada terapi
kelompok. Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif dan perilaku
seringkali efektf. Ahli terapi tidak boleh setuju atau menantang waham
pasien, walaupun ahli terapi harus menanyakan waham untuk menegakkan
diagnosis. Dokter dapat menstimulasi motivasi untuk mendapatkan
bantuan dengan menekankan kemauannya untuk membantu pasien
mengatasi kecemasan dan iritabilitasnya, tanpa menyatakan bahwa waham
yang diobati. Ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung gagasan
bahwa waham adalah kenyataan.1
Kejujuran ahli terapi sangat penting. Ahli terapi harus tepat waktu
dan terjadwal, tujuannya adalah agar tercipta suatu hubungan yang kuat
dengan pasien dan pasien dapat percaya sepenuhnya pada ahli terapinya.
Kepuasan yang berlebihan malahan dapat meningkatkan permusuhan dan
kecurigaan pasien karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat
dipenuhi. Ahli terapi dapat menghindari kepuasan yang berlebihan dengan
tidak memperpanjang periode perjanjian yang telah ditentukan, dengan
19
tidak memberikan perjanjian ekstra kecuali mutlak diperlukan, dan tidak
toleran terhadap bayaran.
Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan
waham atau gagasan pasien, tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada
pasien bahwa keasyikan mereka dengan wahamnya akan menegangkan
diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupannya yang konstruktif. Jika
pasien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, ahli terapi dapat meningkatkan
tes realitas dengan meminta pasien memperjelas masalah mereka.1
Terapi keluarga
Pasien dengan gangguan delusi kadangkala sering di diskriminasi
oleh lingkungan sekitarnya sehingga membuat pasien tidak
bersosialisasi.19 Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat memutuskan
untuk melibatkan mereka di dalam rencana pengobatan, salah satunya
adalah mengedukasi agar bagaimana pasien dapat bersosialisasi dengan
baik. Tanpa menjadi terlihat berpihak pada musuh, klinisi harus berusaha
mendapatkan keluarga sebagai sekutu di dalam proses pengobatan.
Sebagai akibatnya, baik pasien dan anggota keluarganya perlu mengerti
ahwa konfidensialitas dokter-pasien akan dijaga oleh ahli terapi dan
dengan demikian membantu pasien. Terdapat pula keinginan bunuh diri
pada pasien. Oleh karena itu, peran keluarga sangat dibutuhkan.1,20
Hasil terapi yang baik tergantung pada kemampuan dokter
psikiatrik untuk berespon terhadap ketidakpercayaan pasien terhadap
orang lain dan konflik interpersonal, frustasi, dan kegagalan yang
dihasilkannya. Tanda terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan
penyesuaian sosial, bukannya menghilangkan waham pasien.
X. PROGNOSIS
Onset gangguan waham dapat dimulai pada masa remaja tetapi
umumnya terjadi dari pertengahan sampai akhir dewasa dengan pola variabel
saja, termasuk gangguan seumur hidup dalam beberapa kasus. Studi
menunjukkan bahwa secara umum gangguan waham tidak menyebabkan
20
kerusakan parah atau perubahan kepribadian, melainkan untuk bertahap,
keterlibatan progresif dengan perhatian delusional. Bunuh diri telah dikaitkan
dengan gangguan tersebut, meskipun sebagian besar pasien menjalani hidup
normal. Tingkat dasar pemulihan spontan mungkin tidak serendah yang
diperkirakan sebelumnya, terutama karena hanya lebih parah menderita
pasien dirujuk untuk perawatan psikiatris. Pribadi penyelidikan tindak lanjut
Retterstol tentang serangkaian besar kasus telah memberikan banyak sudut
pandang tentang sejarah alam dari gangguan tersebut.4
21
BAB III
PENUTUP
22
DAFTAR PUSTAKA
23
20. Jhon RM, Dewey ME, et al. Schizophrenia and Delusional Disorder in
Older Age : Community Prevalence, Incidence, Comorbidity, and
Outcome. Schizophrenia Bulletin, 1998;24(1):153-161.
24