Materi GI & GITET PDF
Materi GI & GITET PDF
DISUSUN OLEH :
ALEXANDER HARAHAP
BAB I
PERALATAN GARDU INDUK
No simbol keterangan
1
Pemutus Tenaga (PMT) berfungsi sebagai alat
untuk memutus dan menyambung arus beban
baik pada kondisi normal maupun gangguan.
2
Pemisah (PMS) berfungsi sebagai alat untuk
memisahkan peralatan dari tegangan. Terdiri
dari pemisah tegangan (PMS REL & PMS
Line) dan pemisah pentanahan.
3
Transformator Tenaga adalah Transformator
yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya.
4
Transformator Arus (CT) adalah trafo
instrument yang berfungsi untuk merubah arus
besar menjadi arus kecil sehingga dapat diukur
dengan Amper meter.
5
Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah
trafo instrument yang berfungsi untuk merubah
tegangan tinggi menjadi tegangan rendah
sehingga dapat diukur dengan Volt meter.
6
Netral Grounding Resistor (NGR) adalah alat
NGR
bantu untuk pengaman peralatan Trafo tenaga,
bila terjadi hubung singkat pada sistem
sekunder.
7
Vektor group adalah hubungan kumparan tiga
fasa sisi primer, sekunder dan tertier yang
dijelaskan dengan angka pada jam.
REL A
PMT A1 PMT A2
CT
LA
PT
PMT B1 PMT B2
REL B
PENGERTIAN CT & PT
Untuk pemasangan alat pengukuran dan rele proteksi /pengaman pada instalasi tegangan tinggi,
menengah dan rendah diperlukan trafo arus dan trafo tegangan atau gabungan trafo arus dan trafo
tegangan.
c. Gabungan trafo arus dan trafo tegangan (combined current and potential transformer).
Adalah suatu trafo yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan yang konstruksinya
digabung dalam satu unit.
GEDUNG KONTROL
GEDUNG KONTROL dalam bangunan Gardu Induk berfungsi sebagai pusat aktivitas
pengoperasian gardu induk tersebut. Dari dalam gedung kontrol, operator bekerja untuk
mengontrol dan mengoperasikan peralatan-peralatan yang berada di Gardu Induk. Selain
sebagai pusat aktivitas pengoperasian, di dalam gedung kontrol tersebut juga terdapat beberapa
peralatan antara lain : panel kontrol, panel proteksi, batere & rectifier, pembagi catu ac/dc,
plc/scadatel, sel 20 kv, dan sarana pendukung seperti fire alarm/apar, emergency lamp serta
pendingin udara.
BUSHIN
BUSHIN
G
G
MEKANIK OLTC
SUDDEN PRESSURE
SUDDEN PRESSURE
BUCHOLTZ RELAY
PMT dengan media udara, jenis ini ada dua macam yaitu :
- PMT udara hembus ( Air Blast C, B ).
- PMT dengan hampa udara ( Vacuum C . B )
4. PMS / PEMISAH
Pemisah / pms adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi.
5. BUSBAR ( REL )
Fungsi busbar / rel pada GI. Adalah sebagai titik pertemuan/ hubungan trafo-trafo
tenaga , SUTT ,SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan
tenaga / daya listrik. Macam-macam sistem Rel di GI.:
Busbar / Rel Tunggal ( Single Busbar )
Pada sistem rel tunggal semua peralatan instalasi gardu induk dihubungkan
pada 1 ( satu ) Busbar / Rel. Ada kalanya sistem Rel Tunggal ini dilengkapi
dengan pemisah seksi/bagian dan pmt seksi.
6. LIGHTING ARRESTER / LA
Lighting Arrester / L.A yang biasa di sebut Arrester , di G.I berfungsi sebagai
pengaman instalasi ( peralatan listrik pada instalasi ) dari gangguan tegangan lebih
akibat sambaran petir ( Ligthning Surge ) maupun oleh surja hubung (Switching Surge).
Cara kerja Arrester ini adalah pada tegangan normal arrester mempunyai harga
resistace sangat besar, tetapi bila tegangan berubah sangat tinggi / abnormal, harga
resistance arrester berubah mengecil sehingga dapat mengalirkan arus ke tanah.
8. TRAFO TEGANGAN / PT
8.1 Fungsi Transformator Tegangan / PT
Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi
besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer.
Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi
sekunder.
8.2 Klasifikasi Transformator Tegangan
Klasifikasi trafo tegangan dibedakan menurut konstruksi dan
pemasangannya.
Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi
besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi.
2. GEDUNG KONTROL
Gedung kontrol dalam bangunan gardu induk berfungsi sebagai pusat aktivitas pengoperasian
gardu induk tersebut. Dari dalam gedung kontrol, operator bekerja untuk mengontrol dan
mengoperasikan peralatan-peralatan yang berada di gardu induk. Selain sebagai pusat
aktivitas pengoperasian, di dalam gedung kontrol tersebut juga terdapat beberapa peralatan
antara lain : panel kontrol, panel proteksi, batere & rectifier, pembagi catu ac/dc, plc/scadatel,
sel 20 kv, dan sarana pendukung seperti fire alarm/apar, emergency lamp serta pendingin
udara.
B. RECTIFIER
Rerctifier adalah suatu alat listrik untuk mengubah arus bolak - balik
( AC ) menjadi arus searah ( DC ) sesuai kapasitas yang dikehendaki ( Kapasitas
Battery ).
Rectifier ini harus selalu tersambung ke Battery untuk menjaga kapasitasnya agar
tetap penuh.
Oleh karena itu rectifier tidak boleh padam / mati ( Suber AC 3 ph ), untuk itu maka
pengecekan Tegangan DC harus secara rutin dan periodik, jangan sampai MCB –
sumber AC 3 ph lepas.
2.4 TRAFO PS
Trafo PS adalah suatu alat listrik untuk menurunkan tegangan tinggi ( biasanya 20
kV ) menjadi tegangan rendah ( 220/380 Volt ).
Trafo PS ini berguna sebagai sumber AC 3 phase – 220/380 Volt untuk kebutuhan
listrik di suatu Gardu Induk misalnya : untuk penerangan, AC-AC, Rectifier dan
peralatan lain yang memerlukan tenaga listrik.
9. PANEL AC / DC
Panel AC / DC adalah suatu peralatan listrik berupa lemari pembagi dimana
didalamnya terpasang MCB-MCB, NFB atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan
seklaligus sebagai pengaman dari Instalasi yang terpasang pada suatu Gardu Induk .
10. HV CELL 20 kV
Suatu peralatan tegangan menengah 20 kV yang berbentuk kubikel dan didalamnya
terpasang Circuit Breaker ( CB / PMT ) , CT yang dilengkapi peralatan kontrol ,
peralatan proteksi dan pengukuran ( meter – meter ), yang berguna untuk membagi dan
menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban ( Konsumen ) 20 kV melalui Saluran Udara
Tegangan Menengah ( SUTM ) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah ( SKTM ) .
BAB II
PROTEKSI GARDU INDUK
Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan
listrik dari akibat gangguan, atau dengan kata lain yaitu untuk:
• Menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan.
• Membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin.
• Memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang
tinggi.
Peralatan listrik yang perlu diamanakan ( diproteksi ) antara lain sebagai berikut :
P51N
NP51G
96T
26 87T
63
S51-1 S51-2
PU
64V
Gambar 1 : single line diagram bay trafo lengkap dengan system proteksi
44S 51
Gambar 2 : single line diagram bay pengahantar dan bay Koppel lengkap dengan system
proteksi
BAB V
RELE PROTEKSI TRAFO TENAGA
5.1 Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar
fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator.
indikator reset
Juga diharapkan RELE ini mempunyai sifat komplementer dengan RELE beban lebih. RELE ini
berfungsi pula sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya.
Gambar 12a: Diagram rele differensial Gambar 12b: Rele differensial, REF dan SBEF
Tripping PT
Coil
-
ZCT +
67 G
Relai Ini Mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu Tegangan dan Arus yang masuk ke dalam
Relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang.
Pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan, relai ini dipasang pada
penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current
Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers).
Sumber tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa.
Untuk membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan
Tegangan pada phasa yang lain.
Relay connections
Adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai pada power faktor satu.
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
Gambar 23 : BUHCHOLZ
Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing,
partial discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas.
Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan mengerjakan kontak-kontak
alarm.
Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran
minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini
akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus
Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis rele buchholtz yang terpasang
pada trafo,
Rele sejenis tapi digunakan untuk mengamankan ruang OLTC dengan prinsip kerja yang sama
sering disebut dengan Rele Jansen. Terdapat beberpa jenis antara lain sema seperti rele buhcoltz
tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan membran/selaput timah yang
lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan akan berkerja, disini tidak alarm
langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar
tekanan.
Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk Trafo: misalnya RS 1000,LF
15,LF 30.
Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.
BAB VI
RELE PROTEKSI TRANSMISI
Jenis RELE proteksi pada Transmisi adalah sebagai berikut :
6.1 Rele Jarak
RELE ini berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar fasa maupun,
gangguan hubung tanah.
Zone-3(A) Zone-3(B)
Zone-2(A) Zone-2(B)
Zone-1(A) Zone-1(B)
A B C
Gambar 4.5.
Daerah penyetelan relai jarak tiga tingkat
Relai jarak pada dasarnya bekerja mengukur impadansi saluran, apabila impedansi yang terukur /
dirasakan relai lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan ( Zset < ZF ) maka relai akan
bekerja.
Prinsip ini dapat memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur hubungan antara
jarak dan waktu kerja relai. Penyetelan relai jarak terdiri dari tiga daerah pengamanan,
Penyetelan zone-1 dengan waktu kerja relai t1, zone-2 dengan waktu kerja relai t2 , dan zone-3
waktu kerja relai t3 .
OP OP
v v
Umumnya diterapkan untuk mengatasi kesulitan koordinasi dengan relai arus lebih pada
jaringan yang kompleks atau sangat pendek , dan kesulitan koordinasi dengan relai jarak
untuk jaringan yang sangat pendek.
Pada saluran udara faktor pembatas dari relai ini adalah panjang dari rangkaian pilot,
sedangkan pada saluran kabel adalah arus charging kabel dan sistem pentanahan.
Prinsip kerja relai diferensial arus saluran transmisi yaitu relai diferensial dengan
circulating current atau relai diferensial dengan balanced voltage seperti pada gambar.
Pht 1
67G
50G
67G
Pht 2
Rangkaian relai tanah selektif (50G) dihubungkan seperti pada gambar. Jika ada
gangguan satu fasa ke tanah pada penghantar 1 maka relai 50G akan merasakan
gangguan demikian juga relai directional ground (67G). Penghantar 1 akan trip karena
50G kerja dan arus yang dirasakan 67G penghantar 1 > 67G penghantar 2. Apabila salah
satu pmt penghantar lepas relai 50 G tidak akan bekerja. Setting waktu relai 50G
umumnya < setting waktu 67G.
Relai ini dipasang pada penghantar dengan sirkit ganda dan tidak dapat dioperasikan jika
ada pencabangan dalam penghantar tersebut (single phi atau single T).
BAB VII
RELE PROTEKSI BUSBAR
Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi mengamankan pada
busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
1. Busbar tunggal ( Single Busbar ).
2. Busbar ganda ( Double Busbar ).
3. Busbar 1,5 PMT.
Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 % ) dibandingkan dengan gangguan pada
penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan [1] tetapi dampaknya akan jauh lebih
besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke
pembangkit tersebut cukup besar.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan tidak segera diputuskan
antara lain adalah a/. kerusakan instalasi b/. timbulnya masalah stabilitas transient, c/.
dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
R R
1 2
BAB VIII
RELE PROTEKSI PENYULANG 20 kV
Jenis Rele proteksi yang terdapat pada penyulang 20 kV adalah sebagai berikut :
8.1 Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa.
8.2 Rele Arus Lebih Berarah (Directional OCR)
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa
dan hanya bekerja pada satu arah saja. Karena Rele ini dapat membedakan arah arus
gangguan.
8.3 Rele Hubung Tanah (Ground Fault Relay)
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM atau SKTM dari gangguan tanah.
8.4 Rele Beban Lebih (Overload Relay)
Rele ini dipasang pada SKTM yang berfungsi untuk memproteksi SKTM dari kondisi
beban lebih.
8.5 Rele Penutup Balik (Reclosing Relay)
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau tiga fasa
dan hanya bekerja pada satu arah saja. Karena Rele ini dapat membedakan arah arus
gangguan.
8.6 Rele Frekuensi Kurang (Under Frequency Relay)
Rele ini berfungsi untuk melepas SUTM atau SKTM bila terjadi penurunan frekwensi
system.
BAB IV
PENYULANG 20 kV
Adalah instalasi pembagi beban sehingga energi listrik dapat tersalurkan sesuai kebutuhan
konsumen. Jumlah penyulang disesuaikan dengan kapasitas penyulang dengan bebannya serta
kapasitas trafo pemasok yang ada di gardu induk. Setiap penyulang lengkap dengan fasilitas
proteksi dan meter terutama meter energi (kwh), sehingga dapat dihitung rendemen dari trafo
tsb.
Gambar 9: Kubikle 20 kV
BAB IX
ANNOUNCIATOR DAN TROUBLE SHOOTING
Setiap peralatan yang terpasang pada Instalasi Gardu Induk tidak dapat luput dari gangguan /
kegagalan operasi. Namun gangguan / kegagalan operasi peralatan tersebut dapat dideteksi atau
diketahui lebih awal oleh petugas operator dengan melihat indikator-indikator yang muncul pada
Panel Alarm ( Announciator ).
Untuk gangguan / kegagalan operasi peralatan yang bersifat sementara maka Alarm yan gtimbul
dapat direset, tetapi pada gangguan / kegagalan operasi peralatan yang bersifat permanen maka
Alarm tersebut tidak dapat direset apabila gangguannya belum Clear.
BAB X
PANEL KONTROL DAN PROTEKSI
saklar ketidaksesuaian 20 kV
S2251-S2252-S2253
C V
C V
Tampak Depan
X21
X26
X27
X23
2 3 4 6 5
+ + + +
18
A V A V
+ + + 13 14 15 16 17 +
+
+ + +
+
7 8 9 10 11 + +
+ +
+ + +
1 12
+ + + +
Tampak Atas
S +/-
DC SUPPLY
FAILURE
INTERTRIP
48 V DC
CHARGER FAIL
SESI II
PROYEK GARDU INDUK
BAB I
PEMBANGUNAN GARDU INDUK
Komponen mekanikal :
• Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang beam.
• Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
• Pagar keliling GI.
BAB II
KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK
GARDU INDUK
2.1 SWITCH YARD & SWITCHGEAR
Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan komponen utama
gardu induk. Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah :
• Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut
switch yard.
• Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam
gedung, maka disebut switchgear.
• Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switch yard.
• Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu
konvensional.
• Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated
Substation (GIS).
• Klem-klem untuk GSW, terdiri dari : Tension Clamp, Jumper Clamp, PG Clamp
Kabel kontrol, yang terdiri dari jenis kabel : NYY, CVVS, NYM, NYMT, NYCY,
dan lain-lain. Kabel-kabel ini terdiri dari berbagai ukuran.
• Kabel Power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya).
• Termination kit dan sepatu kabel.
• Komponen pengatur beban.
• Komponen SCADA.
• Instalasi penerangan dalam gedung maupun pada halaman (sekitar gedung kontrol)
dan pada switch yard.
• Instalasi Air Conditioning pada gedung kontrol.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK
Pekerjaan lain-lain :
• Memasang instalasi pembumian sesuai dengan sistem yang telah ditentukan.
• Membersihkan dan melakukan pengecatan pada body (bagian) trafo yang lecet.
3.4. PEMASANGAN DISCONNECTING SWITCH (DS), CIRCUIT BREAKER (CB) & REL
(BUSBAR)
Urutan dan ruang lingkup pekerjaan :
• Didahului dengan memasang rel (busbar) pada posisi jarak yang benar.
• Jika rel (busbar) tersebut harus dipasang pada serandang beam (gantry), maka
insulator strings harus dipasang terlebih dahulu.
• Panjang rel (busbar) harus diperhitungkan secara cermat, agar andongan dan
tegangan tariknya memenuhi persyaratan.
• Untuk pemasangan rel (busbar) yang menggunakan pin insulator (isolator tumpu),
harus diperhatikan agar isolator tersebut tidak mengalami gaya tarik horizontal
yang melebihi kemampuannya.
• Untuk rel (busbar) yang menggunakan pipa, sebelum dipasang harus diukur dengan
teliti kebutuhannya, agar tidak kurang atau terlalu panjang.
Memasang perlengkapan CB, misal : pipa-pipa tangki gas, meter-meter, kompresor, dan
lain-lain. Mengisi gas ke tiap-tiap fasa, menguji minyak, menguji sambungan-sambungan
pipa dan pekerjaan pemeriksaan lainnya. Melakukan penyambungan/ menghubungkan
(connecting) DS, CB dan rel (busbar), dengan peralatan lainnya sesuai dengan petunjuk
gambar pelaksanaan. Membersihkan DS, CB dan rel (busbar), memperkuat baut-baut,
menyempurnakan sealing-sealing dan lain sebagainya.
3.6. PEMASANGAN PANEL KONTROL (CONTROL PANEL) & PANEL RELAY (RELAY
PANEL)
Memasang panel-panel pada posisi (pondasi) yang telah disediakan :
• Pada saat mengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus dilakukan dengan
hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yang memadai.
• Komponen pada panel-panel memiliki akurasi dan sangat presisi, serta kepekaan
(sensitivity) yang tinggi.
Pemasangan bolt & nut atau mengelas antara dudukan panel dengan panel-panel (penyetelan
posisi panel-panel). Memasang pengikat antara panel yang satu dengan yang lainnya,
dengan menggunakan bolt & nut atau bentuk pengikat lainnya yang dipersyaratkan. Panel-
panel ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building) Gardu Induk.
• Memasang Indoor Termination Kit pada sisi cubicle dan Out Door Termination Kit pada
sisi JTM (SUTM)
• Memeriksa kontak-kontak dari CB dan LBS, apakah telah dapat terhubung dengan baik
dengan rel (busbar).
• Sel tegangan menengah (cubicle) ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building)
Gardu Induk.
• Mengganti Transformator Daya dan komponen lainnya, dari kapasitas yang kecil menjadi
kapasitas yang lebih besar. Jika kemampuan busbarnya tidak mencukupi, harus dilakukan
reconductoring busbar.
• Menambah Transformator Bay (pemasangan Transformator Daya) baru, beserta
komponen lainnya.
• Penambahan TR Bay baru diikuti dengan penambahan Transmission Line Bay (TL Bay)
baru.
Up-rating GI banyak dilakukan di Indonesia, karena pada umumnya GI-GI yang ada telah
direncanakan untuk mampu dikembangkan (ditingkatkan) kapasitasnya, sehingga area
tanahnya telah disiapkan untuk mampu memenuhi peningkatan kapasitas GI dalam kurun
waktu tertentu.
Pekerjaan up-rating atau perluasan (peningkatan) kapasitas GI, dikategorikan dengan
“pekerjaan pada kondisi khusus”.
“Pekerjaan pada kondisi khusus” yang dimaksudkan disini adalah, pada saat
melaksanakan pekerjaan harus dilakukan di daerah dan dalam kondisi tempat kerja
bertegangan.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, gardu induk lama harus tetap bekerja
dengan normal.
Beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan pada pekerjaan up-rating Gardu Induk
• Dalam merencanakan perluasan dan melaksanakan pekerjaan up-rating harus
dipertimbangkan agar jangan sampai terjadi pemadaman.
• Jika terpaksa terjadi pemadaman , maka tidak boleh terlalu lama.
• Terjadinya pemadaman akan menyebabkan kerugian pada pelanggan, citra PLN
menurun, losses daya listrik meningkat dan daya listrik tidak terjual.
• Dalam melaksanakan pekerjaan up-rating GI harus benar-benar teliti dan hati-hati, karena
tidak boleh mengganggu dan menyebabkan timbulnya gangguan pada gardu induk
eksisting yang sedang beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA