Anda di halaman 1dari 7

TUGAS OBAT INFEKSI DAN KEGANASAN

“MEKANISME RESISTENSI KUINOLON”

Kelompok 4 (Kelas B)

Nama Kelompok:

1. Nadya M. Owu 16101105111


2. Eklesia Pogaga 16101105083
3. Wahyu Mila Ardiany 16101105122
4. Nurbani Subandiri 16101105121
5. Marsella E. Sumerah 16101105092
6. Greey C.E. Bunet 16101105087
7. Rizkah V. Mokoginta 16101105093
8. Ismiranty 16101105073
9. Geraldo Manuho 16101105119
10. Rivaldo Mende 16101105104
11. Feiby O. Ariem 16101105076
12. Raffa Minggu 15101105
Mekanisme Resistensi Antibiotic Golongan Kuinolon

Resistensi terhadap kuinolon dapat terjadi melalui 3 mekanisme :

1. Mutasi gen gyr A yang menyebabkan subunit A dari DNA girase kuman berubah
sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lagi.

Mekanisme ini berhubungan dengan mutasi kromosom yang menyebabkan


perubahan gen baik di gyrA maupun gyrB yang merupakan target utama dari
antibiotik di dalam bakteri. Di dalam mutan yang resisten terhadap florokuinolon,
kedua mutasi pada gen gyrA dan gyrB adalah penyebabnya. Florokuinolon
menghambat sintesis DNA dengan menargetkan 2 topoisomerase type II, yaitu: DNA
girase (Topo II) dan topoisomerase IV (Topo IV). Interaksi florokuinolon dengan
kompleks DNA girase atau topoisomerase IV dapat menghambat sintesis DNA
(dengan menstabilkan pembelahan DNA bakteri selama proses replikasi DNA) dan
berakibat pada kematian sel. Topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada
DNA yang mengalami positive supercoiling (pilinan positif yang berlebihan) pada
waktu transkipsi dalam proses replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi untuk
memisahkan DNA yang baru terbentuk setelah proses replikasi DNA bakteri selesai.
Langkah pertama resistensi karena perubahan enzim target biasanya melalui
perubahan asam amino pada enzim target primer, dengan peningkatan KHM (MIC)
pada sel yang ditentukan oleh efek mutasi.

2. Perubahan pada penetrasi obat

Untuk mencapai target pada sitoplasma sel, florokuinolon harus melewati


membran sitoplasma dan juga membran luar sel bakteri. Molekul florokuinolon cukup
kecil dan memiliki karakterisitik yang memungkinkan untuk melewati membran luar
melalui protein porin. Resistensi flurokuinolon pada bakteri Gram negatif dikaitkan
dengan reduksi porin dan penurunan akumulasi obat pada bakteri, tetapi pengukuran
angka difusi menyatakan bahwa reduksi porin sendiri secara umum tidak cukup untuk
mengakibatkan resistensi. Resistensi yang disebabkan oleh pengurangan akumulasi
membutuhkan adanya suatu sistem effluks endogen yang secara aktif memompa obat
dari sitoplasma.
Pada bakteri Gram negatif, sistem ini secara khas memiliki 3 komponen :
pompa efluks yang berlokasi di membran sitoplasma, protein membran luar (TolC)
dan protein fusi membran (AcrA) yang menyatukan keduanya. Obat ini secara aktif
dikeluarkan dari sitoplasma atau membran sitoplasma melewati periplasma dan
membran luar ke lingkungan luar sel. Sistem efluks ini secara khas mampu
menyebabkan resistensi terhadap gabungan dari berbagai jenis struktur sehingga
dikenal dengan istilah pompa multi drug resistance (MDR pumps). Pompa ini
ditemukan pada banyak bakteri.

Di antara bakteri patogen, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,


Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae merupakan yang paling banyak
dipelajari dalam hal sistem efluks yang menyebabkan resistensi florokuinolon.

3. Peningkatan mekanisme pemompaan obat keluar sel (efflux). Ini merupakan


mekanisme penting yang menyebakan resistensi S. Pneunomiae terhadap
flourokuinolon.

Beberapa mekanisme lain juga berpengaruh terhadap resistensi florokuinolon


misalnya penurunan penyerapan obat karena hilangnya porin yang terikat membran,
ekstrusi obat melalui pompa efflux (beberapa obat mungkin memiliki spesifisitas
substrat yang luas)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik
FKUI: Jakarta.

Bourque, D.P. 2010. DNA structure, replication and repair (Chapter 28) in: General Nucleic
Acid Biochemistry 461, University of Maryland - College Park, USA.
http://cbc.arizona.edu.

Jacoby, G.A. 2005. Mechanisms of resistance to quinolones. Clin Infect Dis, 41(Suppl.2):
120–6.

Jaktaji, R.P., R. Ebadi., M. Karimi. 2012. Study of Organic Solvent Tolerance and Increased
Antibiotic Resistance Properties in E. coli gyrA Mutants. Iranian Journal of
Pharmaceutical Research, 11(2): 595-600.

Karczmarczyk, M., M. Martins, T. Quinn, N. Leonard, S. Fanning. 2011. Mechanisms of


fluoroquinolone resistance in Escherichia coli isolates from food-producing animals.
Appl Environ Microbiol, 77 (20): 7113 – 20.

Setiabudi, R. 2007. Golongan kuinolon dan fluorokuinolon. Dalam: Farmakologi dan Terapi.
Edisi 7. Gaya Baru, Jakarta: 718-9.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai