NIM : 4820118015
Prodi : S1 Farmasi_Semester VI
Matkul : BIOTEKNOLOGI_Ibu Sulwiyatul M.Si
TUGAS 1 BIOREMIDIASI
Oksigen untuk penguraian limbah. Selain oksigen dan kompos lebih berperan
sebagai bulking agent
Iya saya ingin tinggal, karena dilihat dari pengertian Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme. Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Metode bioremediasi
bersifat organik dan terbukti aman dan juga efektif untuk membersihkan tanah atau
wilayah perairan yang terpapar oleh limbah pertambangan atau industri seperti
minyak mentah, dalam kaitannya dengan proses eksplorasi dan produksi migas. Selain
digunakan untuk proses eksplorasi minyak bumi dan gas, bioremediasi telah
digunakan di berbagai aplikasi industri – industri lainnya,
Apa itu terapi gen? jelaskan perbedaan antara terapi gen in vivo dan ex vivo
serta contoh penyakit genetik yang diobati oleh masing-masing pendekatan
tersebut.
2. in vivo. Virus pembawa gen disuntikkan ke dalam tubuh penderita. Virus yang
telah diprogram tersebut akan mencari dan menyerang sel yang dituju dengan cara
menembakkan gen baru yang dibawanya ke dalam sel. Peran virus ini kadang
digantikan oleh liposom atau plasmid sebagai vektor buatan.
“ Konsep "satu orang, satu penyakit, satu gen, satu obat" akan menjadi tren yang
futuristik. Masa depan pengobatan menjadi makin canggih berkat kemajuan riset di
bidang genetik. Gefitinib, Herceptin, dan Warfarin adalah contoh produk
farmakogenomik. Riset dan terapi medis makin lama menjadi makin spesifik.
Respons penderita terhadap obat dipengaruhi faktor genetik. Alasan demi mencegah
efek samping terdengar klasik. Harga obat yang melambung tinggi membuat
problematika farmakogenomik makin unik.
Pada masa mendatang, obat bersifat makin spesifik. Bukan lagi satu obat untuk
banyak penyakit, melainkan satu individu, satu penyakit, satu gen, satu obat. Itu pun
masih memerlukan kajian metabolisme obat, biologi molekuler, dan genetika. Jelaslah
mengapa ada penderita yang perlu dua hingga tiga dosis, sementara yang lain cukup
dosis standar. Mengapa obat X bekerja dengan amat efektif pada pasien A, sementara
pada pasien B, obat X justru menimbulkan reaksi alergi obat. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) telah menerapkan delapan tepat dan satu waspada di dalam PM, yakni tepat
diagnosis, tepat indikasi, tepat cara dan pemberian, tepat informasi, tepat pemilihan
obat, tepat pasien, tepat harga, tepat dosis, dan waspada efek samping obat.