Contoh Laporan PKL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KEPATUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA GAMBIR SATU

Diajukan oleh:
NANDA YUNITA
NPM : 2103160037

Mahasiswa Program Diploma I Pajak


Politeknik Keuangan Negara STAN

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Dinyatakan Lulus Program Diploma I Pajak Pada Politeknik Keuangan Negara STAN
2017
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG
SELATAN

TANDA PERSETUJUAN
RENCANA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA : NANDA YUNITA


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2103160037
DIPLOMA I SPESIALISASI : PAJAK
BIDANG PKL : PENGAWASAN DAN KONSULTASI III
JUDUL LAPORAN PKL : KEPATUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA

Jakarta , Agustus 2017


Mengetahui Menyetujui
Kepala KPP Pratama Jakarta Dosen Pembimbing,
Gambir Satu

NANY NUR AINI TANG DEWI SUMAWATI


NIP 19670503 199201 2 001 NIP 196807151993102001
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS
DARI TIM PENILAI LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA : NANDA YUNITA


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2103160037
DIPLOMA I SPESIALISASI : PAJAK
BIDANG PKL : PENGAWASAN DAN KONSULTASI III
JUDUL LAPORAN PKL : KEPATUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA

Jakarta , Agustus 2017

1. …………………….
TANG DEWI SUMAWATI Penilai I/ Pembimbing
NIP 196807151993102001

2. …………………….
MEI INDRA SAKTI Penilai II
NIP 197205091999031001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, serta kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “KEPATUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA DI
KPP PRATAMA JAKARTA GAMBIR SATU”tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat dinyatakan lulus Program Diploma Satu Keuangan
Spesialisasi Pajak pada Politeknik Keuangan Negara STAN

Dalam penulisan laporan ini, banyak pihak yang telah membantu penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. keluarga terutama kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan mendukung penulis;
2. Direktur PKN STAN, dan seluruh staf pengajar yang telah mengajarkan ilmu-ilmunya
kepada penulis;
3. Ibu Tang Dewi Sumawati dan Bapak Mei Indra Sakti selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan motivasi dalam penyusunan laporan ini;
4. Ibu Nany Nur Aini selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu;
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III yang telah bersedia memberikan informasi.
6. Seluruh pegawai serta pihak-pihak yang terlibat dalam laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat
membuat karya ilmiah yang lebih baik dalam kesempatan penulisan di masa yang akan datang.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Jakarta , 31 Agustus 2017

Nanda Yunita
NPM 2103160037

iv
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini seluruhnya adalah hasil kerja saya sendiri.

Dalam hal kutipan yang saya ambil dari buku, majalah, peraturan-peraturan
yang berlaku dan/atau sumber-sumber lainnya, telah saya sebutkan dalam daftar
pustaka dan catatan kaki.

Apabila dalam laporan ini ditemui bahwa sebagian atau seluruh isinya
merupakan jiplakan atau bersifat plagiat sesuai dengan Bab II A No. 7 dan Bab II B
No. 3 Keputusan Direktur STAN No. KEP-100/PP.7/2001, saya bersedia untuk
dinyatakan tidak lulus/kelulusan dibatalkan dan dikeluarkan dari Program Diploma I
Spesialisasi Perpajakan.

Jakarta, 31 Agustus 2017


Pembuat Pernyataan

Nanda Yunita
NPM 2103160037

v
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................i

TANDA PERSETUJUAN ...................................................................................................... ii

PERNYATAAN LULUS ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1

C. Ruang Lingkup Pembahasan...................................................................................... 2

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Satu ............................................... 3

1. Sejarah .................................................................................................................... 3

2. Visi dan Misi .......................................................................................................... 4

3. Struktur Organisasi ................................................................................................. 6

4. Sumber Daya Manusia ........................................................................................... 8

5. Sarana dan Prasarana .............................................................................................. 8


vi
2. Gambaran Umun Seksi .............................................................................................. 9

1. Tugas Seksi ............................................................................................................ 9

2. Uraian Tugas dan Kegiatan Seksi Pengawasan dan Konsultasi III ........................ 9

1. Landasan Teori......................................................................................................... 10

1. Dasar Hukum........................................................................................................ 10

2. Pengertian Umum ................................................................................................. 11

3. Hasil Pengamatan..................................................................................................... 12

1. Proses ................................................................................................................... 12

2. Data ...................................................................................................................... 13

3. Hambatan yang Muncul ....................................................................................... 14

4. Solusi untuk mengatasi Hambatan ....................................................................... 14

BAB III ................................................................................................................................. 16

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................. 16

A. Simpulan .................................................................................................................. 16

B. Saran ........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu mempunyai wilayah kerja
dilingkungan kementrian dan pemerintahan daerah, oleh karenanya wajib pajak yang
terdaftar dalam KPP Pratama Gambir Satu mayoritas adalah Bendahara Pemerintah baik
pengguna APBN atau APBD.

Bendahara adalah salah satu pemungut pajak yang disebutkan dalam UU Nomor
8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Kepatuhan bendahara dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya sangatlah berpengaruh terhadap penerimaan
pajak di KPP Pratama Jakarta Gambir Satu. Peran Account Representative ( AR ) juga
penting dalam mengawasi kepatuhan dan memberikan bimbingan kepada bendahara
khususnya bendahara di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Gambir Satu. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk membahas proses pengawasan dan bimbingan kewajiban
perpajakan bendahara yang dilakukan oleh seksi Pengawasan dan Konsultasi ( Penggalian
potensi), dalam hal ini penulis mengambil narasumber dari seksi Pengawasan dan
Konsultasi III dimana terdapat target penerimaan terbanyak. Hasil pengamatan disajikan
ke dalam Laporan PKL dengan judul “KEPATUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA GAMBIR
SATU”.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Untuk memenuhi sebagian dari syarat dinyatakan lulus dari program Diploma I
Pajak yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
2. Untuk mengetahui dan membandingkan antara praktik atas penerapan yang ada di
lapangan dengan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.
1
3. Untuk mengetahui gambaran umum proses pengawasan terhadap kewajiban
perpajakan wajib pajak bendahara
4. Untuk mengetahui hambatan yang menjadi alasan tingkat kepatuhan wajib pajak
bendahara.
5. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan yang muncul dalam proses
pemenuhan kewajiban wajib pajak bendahara

C. Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan Laporan PKL ini hanya pada pengamatan kepatuhan wajib pajak
bendahara dan upaya yang dilakukan oleh seksi Pengawasan dan Konsultasi III KPP
Pratama Jakarta Gambir Satu

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun tugas Laporan PKL ini, penulis menggunakan beberapa


metode pengumpulan data, antara lain, sebagai berikut.

1. Penelitian Kepustakan
Yaitu dengan mengumpulkan data dari dari berbagai sumber
kepustakaan, seperti UU, SOP, serta peraturan lainnya yang berkaitan dengan
judul laporan.

2. Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada narasumber dalam
hal ini adalah Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III serta Account Representative
( AR ) yang terkait.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Satu

1. Sejarah

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Satu (G1) merupakan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang dibentuk dan beroperasi dalam rangka pelaksanaan
modernisasi administrasi perpajakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Kantor ini merupakan salah satu KPP Pratama yang dibentuk pada tahap pertama, yaitu
pada tahun 2005 di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Pusat. Wilayah kerja KPP Pratama
Jakarta Gambir Satu hanya terdiri dari 1 (satu) kelurahan, yaitu: Kelurahan Gambir,
Kecamatan Gambir, Kota Administrasi Jakarta Pusat.

KPP Pratama Jakarta Gambir Satu berlokasi di Jalan Gunung Sahari Raya No. 25
ABC, Lt. 1, 5, dan 6, Jakarta Pusat. Gedung ini merupakan eks Gedung Probest yang
kemudian diambil alih oleh Kementerian Keuangan dan kemudian ditempati oleh KPP
Pratama Jakarta Gambir Satu bersama dengan KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua (
Lantai 1, 2, 3, 4 ) dan lantai 7 untuk bersama.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Satu (G1) berdiri pada
tahun 2005, yang merupakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang dibentuk dan
beroperasi dalam rangka pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di lingkungan
DJP, yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.01/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, Kantor
Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 167/KMK.01/2005 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Pajak.

3
Sebelum terbentuknya KPP Pratama Jakarta Gambir Satu, pada awalnya di
wilayah kecamatan Gambir hanya ada KPP Jakarta Gambir. Pada tahun 1997 dipecah
menjadi 2 (dua), yaitu: KPP Jakarta Gambir I dan KPP Jakarta Gambir II. Kemudian
pada tahun 2002 dipecah lagi menjadi 3 (tiga) KPP, yaitu: KPP Jakarta Gambir Satu, KPP
Jakarta Gambir Dua, dan KPP Jakarta Gambir Tiga. Terakhir pada tahun 2005, seiring
dengan pembentukan KPP Pratama di wilayah Kanwil DJP Jakarta Pusat (dahulu Kanwil
DJP Jakarta I), dipecah lagi menjadi 4 (empat) KPP, yaitu: KPP Pratama Jakarta
Gambir Satu, KPP Pratama Jakarta Gambir Dua, KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga, dan
KPP Pratama Jakarta Gambir Empat. Dalam periode 10 tahun sejak berdiri pada tahun
2005, KPP Pratama Jakarta Gambir Satu telah dijabat oleh beberapa Kepala Kantor yang
secara definitif ditugaskan di kantor ini, yaitu:

Periode Kepala Kantor


2005-2006 Iswar Harahap
2006-2008 Muhammad Asjraf
2008-2010 Prasetyo
2010-2012 Sanityas Jukti Prawatyani
2012-2015 Mahdaniar
2015-sekarang Nany Nur Aini
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir Satu

2. Visi dan Misi

- Visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal Pajak mempunyai visi adalah “Menjadi Institusi


Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan
Kemandirian Negara.”

Sementara itu, misi Direktorat Jenderal Pajak yaitu menjamin


penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:
1) mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang

4
tinggi dan penegakan hukum yang adil;
2) pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
3) aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional; dan
4) kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.

- Visi dan misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu

Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu adalah “Menjadi
Kantor Pelayanan Pajak Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik sebagai
bagian Direktorat Jenderal Pajak demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian
Negara”

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu mempunyai misi yaitu
memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan Misi DJP untuk menjamin
penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri sesuai dengan Misi DJP.

Sumber: Seksi Pengolahan Data danInformasi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu mempunyai motto


SIAP (Smart, Integritas, Antusias, dan Profesional), sedangkan Janji layanan yang
diberikan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu, “Siap melayani
dengan CINTA ( Cerdas, Ikhlas, Nyaman, Tepat, dan Amanah )“ .

Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Gambir Satu adalah


Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, kota administrasi Jakarta Pusat. Adapun
batas wilayahnya, yaitu :

5
Utara : Sungai Ciliwung/ Jalan Veteran
Timur : Sungai Ciliwung/ Pejambon
Selatan : Jalan Kebon Sirih
Barat : Jalan Abdul Muis

Sumber: Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal

3. Struktur Organisasi

a) Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal


Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan
pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan
tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

b) Seksi Pengolahan Data dan Informasi


Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data,
pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen
perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e- SPT dan e-
Filing, serta pengelolaan kinerja organisasi.

c) Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib
Pajak.

6
d) Seksi Penagihan
Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan utang pajak, penundaan danm
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan utang pajak, serta
penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

e) Seksi Pemeriksaan
Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak, dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya serta pelaksanaan pemeriksaan
oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.

f) Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan


Mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan
subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta
penyuluhan perpajakan.

g) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I


Mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan
pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib
Pajak, serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

h) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II


Masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan
kepada Wajib Pajak.

i) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III


Masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
7
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan
kepada Wajib Pajak.

j) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV


Masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan
kepada Wajib Pajak.

4. Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kinerja kantor, KPP Pratama Jakarta Gambir Satu didukung
oleh pegawai sebanyak 77 orang.

Jumlah Jumlah
Jabatan Jabatan
Pegawai Pegawai
Kepala Kantor 1 Bendaharawan 1
Kepala Seksi 9 Sekretaris 1
Kepala Subbagian 1 Pemeriksa Pajak Muda 3
Pelaksana 26 Pemeriksa Pajak Lanjutan 2
Account Representative 24 Pemeriksa Pajak Pertama 2
Jurusita 1 Pemeriksa Pajak Pelaksana 2
Operator Console 1
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu

5. Sarana dan Prasarana

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu memiliki sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam rangka mencapai target penerimaannya. Beberapa
sarana dan prasarana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Satu, antara
lain, sebagai berikut:
a. gedung tujuh lantai; d. parkir motor mobil (2 lantai);
b. help desk dan perpustakaan; e. informasi touch screen;
c. tempat pelayanan terpadu; f. papan informasi;
8
g. ruang closing n. pantry;
h. ruang konseling; o. toilet dan kamar mandi;
i. lemari brosur perpajakan; p. hot spot WiFi;
j. ruang serba guna; q. dokter kantor;
k. ruang arsip dan komputer; r. musala;
l. ruang Laktasi; s. kantin kejujuran.

2. Gambaran Umun Seksi

1. Tugas Seksi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai seksi Pengawasan dan Konsultasi terbagi
menjadi empat bagian yaitu Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV. Secara tugas
diantara keempat seksi tersebut yang berbeda adalah Seksi Pengawasan dan Konsultasi I atau
Seksi Waskon Pelayanan mempunyai tugas pokok melayani permohonan wajib pajak serta
memberika konsultasi kepada wajib pajak baik wajib pajak yang terdaftar dalam wilayah
kerjanya maupun subjek pajak yang ingin menjadi wajib pajak baru.

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV atau yang sering disebut seksi Waskon
Galpot ( Penggalian Potensi ) mempunyai tugas yang sama yaitu melakukan pengawasan
kepatuhan wajib pajak, penyusunan profil wajib pajak, analisi kinerja wajib pajak,
rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada
wajib pajak. Perbedaan diantara ketiga seksi ini untuk KPP Pratama Jakarta Gambir Satu
dibagi sesuai wilayah kerja yang ditentukan. Akan tetapi, di beberapa KPP Pratama
pembagian beban kerja dari ketiga seksi ini bisa berdasarkan jenis wajib pajak, ataupun
kuantitas penerimaan pajak dari setiap jenis wajib pajak.

2. Uraian Tugas dan Kegiatan Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III mempunyai tugas untuk memaksimalkan


penerimaan pajak melalui penggalian potensi perpajakan dengan memberikan pengawasan
terhadap wajib pajak agar melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III terdiri dari satu kepala seksi
9
dan enam account representative yang mempunyai wilayah kerja sisi Selatan Monas atau
sekitar Jl. Medan Merdeka Selatan dan Jl. Kebon Sirih. Disini antara lain terletak Kompleks
Balai kota DKI, Kementerian ESDM, Wisma Antara, Bangkok Bank Building,Wisma Alia,
Plaza Telkom, dan Gedung Bursa. Pembagian kerja setiap AR berdasarkan beban kerja,
sehingga beban yang dipikul setiap AR sama tidak tergantung wilayah ataupun jenis wajib
pajak.

Kegiatan dari seksi pengawasan dan konsultasi III meliputi memberikan pengawasan
dengan cara mengingatkan wajib pajak terkait untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Lalu menyusun profil wajib pajak dan menganalisis kepatuhan kewajiban perpajakannya,
serta melakukan rekonsiliasi data guna memberikan hinbauan untuk memaksimalkan
penerimaan pajak. Pada satu sisi AR sering disebut sebagai teman wajib pajak karena AR
merupakan pegawai pajak yang dekat dan sering berhubungan apabila wajib pajak
membutuhkan kejelasan tentang perpajakan, tetapi AR harus memegang teguh nilai-nilai
kementrian keuangan sebagai seorang punggawa keuangan negara.

1. Landasan Teori

1. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan kali
ini di fokuskan terhadap :

I.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-


Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

II.Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

III.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak

IV. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98 / KMK.01 / 2006 sebagaimana telah


diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 / PMK.01 / 2015 Tentang
10
Account Representative Pada Kantor Pelayanan Pajak.

V.Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

VI.Peraturan Dirjen Pajak Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemotongan
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/ PPh Pasal 26

VII.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242 / PMK.03 / 2014 Tentang Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran Pelaporan.

VIII.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 / pmk.03 / 2013 Tentang Tata Cara


Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.

2. Pengertian Umum

I. UU Nomor 12 Tahun 2009 Pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

II. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21(1) huruf b
menyebutkan bahwa salah satu pemotong pajak atas penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah bendahara pemerintah
yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

III. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 22(1) huruf a
menyebutkan bahwa Menteri Keuangan dapat menetapkan bendahara pemerintah
untuk memungut pajak sesuai dengan pembayaran atas penyerahan barang.

IV. UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Pasal 1 angka 27
menyebutkan bahwa pemungut PPN adalah bendahara pemerintah, badan, atau
instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor,
11
dan melaporkan pajak yang terutang oleh PKP atas penyerahan BKP dan/atau
penyerahan JKP kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi pemerintah
tersebut.

V. Pengertian Account Representative menurut PMK No 79 / PMK.01 / 2015 adalah


pegawai yang diangkat dan ditetapkan sebagai AR pada kantor pelayanan pajak, terdiri
dari AR menjalankan fungsi sebagai pelayanan dan konsultasi pajak dan penggalian
potensi wajib pajak. AR merupakan jabatan struktural dalam organisasi Kementrian
Keuangan.

3. SOP

Sebagai Account Representative, SOP mengikuti seksi dimana dia berada. Dalam hal
ini AR berada di seksi Pengawasan dan Konsultasi III maka dari itu SOP yang digunakannya
berasal dari SOP Seksi Waskon III. Akan tetapi tugas AR sudah diatur dalam PMK No.79 /
PMK.01 / 2015 :
Pasal 4
Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib
Pajak mempunyai tugas:
 melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
 menyusun profil Wajib Pajak;
 analisis kinerja Wajib Pajak; dan
 rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada
Wajib Pajak.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugasnya Account Representative bertanggung jawab kepada Kepala
Seksi yang menjadi atasannya.

4. Hasil Pengamatan

1. Proses

Dari hasil wawancara yang dilakukan di Seksi Pengawasan dan Konsultasi III yang
merupakan Seksi Waskon Penggalian Potensi dengan target penerimaan terbesar di KPP
Pratama Jakarta Gambir Satu, mendapatkan sebuah fakta bahwa memang KPP Pratama
12
Jakarta Gambir Satu penerimaan terbesar adalah dari Wajib Pajak pemungut yaitu
Bendahara Pemerintah baik yang bersumber dari APBN/APBD hal ini dikarenakan memang
wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Gambir Satu berada diwilayah jalan merdeka yang
merupakan wilayah kementrian, BUMN, dan pemerintah daerah.

Akibatnya penerimaan pajak KPP Pratama Jakarta Gambir Satu bergantung pada
aktivitas transaksi keuangan bendahara dan cukup relative stabil, kenaikan penerimaan
biasanya dipengaruhi oleh gaji ke-13 atau adanya rapelan pada bulan tersebut. Akan tetapi,
untuk memaksimalkan penerimaan pajak terbesar yang merupakan dari wajib pajak
bendahara Seksi Pengawasan dan Konsultasi harus melakukan upaya-upaya untuk
mengawasi kepatuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan, tidak hanya kepatuhan saja
tetapi ketepatan dalam proses perhitungan pajak terutangnya.

Hal tersebut dilakukan agar bendahara dapat menjalankan kewajiban perpajakannya


berupa setor dan lapor tepat pada waktunya seperti contoh untuk pasal 22 paling lambat setor
7 hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran dan dilaporkan 14 hari setelah masa pajak
berakhir, sehingga tidak menimbulkan sanksi berupa denda. Serta untuk menghindari
kesalahan secara formal maupun material terhadap proses pelaporan dan perhitungan pajak
terutang.

2. Data
Penerimaan s.d.28
Penerimaan 2015 Penerimaan 2016
Agustus 2017
1.844.204.152.73 1.911.117.710.11
Total Penerimaan 883.945.114.785
4 8
Penerimaan dari 1.115.219.171.81 1.346.441.350.36
474.366.298.115
Pemungut 6 0
Rasio 60% 70% 54%
Tingkat Kepatuhan
69,73 % 71,49 % 95,45 %
Pemungut
Sumber : Seksi Pelayanan Data dan Informasi
Dalam proses wawancara diketahui bahwa pemungut yaitu bendahara pemerintah
merupakan wajib pajak dengan realisasi pajak paling tinggi diantara wajib pajak lainnya.

Dapat dilihat dari data diatas, data tiga tahun terakhir menunjukan penerimaan pajak
dari wajib pajak pemungut yakni bendahara melebihi separuh dari penerimaan KPP Pratama

13
Jakarta Gambir Satu.

3. Hambatan yang Muncul

Terkadang bendahara belum bisa menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan


peraturan perundang-undangan. Seperti adanya bendahara yang telat melaporkan dan
menyetorkan pajak terutang, sehingga bendahara tersebut terpaksa diberikan STP karena jika
pihak KPP tidak menerbitkan STP akan menjadi bahan temuan oleh BPK dan karena hukum
haruslah ditegakan tanpa pandang bulu sekalipun sesama Aparatur Sipil Negara.

Permasalahannya adalah, Bendahara tidak bisa membuat anggaran untuk pembayaran


denda sehingga timbul masalah siapakah yang akan membayar denda pajak jika bendahara
diterbitkan STP, karena secara undang-undang denda tersebut tidak bisa dibebankan
terhadap badan yang bersangkutan karena menggunakan NPWP Bendahara sedangkan
Bendahara adalah suatu jabatan, sehingga denda tersebut sering dibayarkan oleh Bendahara.

Permasalahan lain yang timbul yaitu adanya suatu bendahara yang bertindak sebagai
KPPN, dimana ia memungut seluruh gaji pegawainya dan pemungutan dilakukan oleh
bendahara pusat, padahal karyawan tersebut terbagi dalam satuan kerja yang berbeda, akan
tetapi pemungutan tetap dilakukan oleh bendahara pusat dan penyetoran serta pelaporan
kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP bendahara pusat, hal ini menyebabkan
keterlambatan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Selain itu seringnya mutasi
pegawai dalam hal ini bendahara menyebabkan bendahara harus menyesuaikan dengan
budaya kantor baru.

Apabila denda hanya hitungan ratusan ribu, bendahara masih sanggup untuk
membayarnya tetapi faktanya ada suatu kasus dimana bendahara diterbitkan STP sebesar
hitungan juta, sehingga bendahara tersebut merasa keberatan terhadap denda tersebut.

4. Solusi untuk mengatasi Hambatan

Jika sudah terjadi bendahara di terbitkan STP dan harus membayar denda, maka
bendahara bisa melakukan upaya hukum yaitu permohonan penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga, denda, dan kenaikan karena kesalahan sendiri atau kelalaian. Sampai STP
diterbitkan peran AR hanya sekadar memberikan data jika diminta oleh Kantor Wilayah

14
terkait. Apabila permohonan ditolak maka bendahara harus tetap membayar sanksi tersebut.

Adapun selain hal tersebut diketahui bahwa alasan bendahara belum bisa melaporkan
dan menyetorkan tepat waktu adalah keterbatasan SDM, dan sistem yang dilakukan dalam
proses pengajuan SPM dan sistem ini sudah berjalan lama dan ditiru oleh beberapa instansi,
faktanya belum ada peraturan yang mengatur tentang hal tersebut. Solusinya lebih baik
adanya peraturan baru yang mengatur bahwa pegawai yang dipungut oleh bendahara satuan
kerja tetap disetor dan dilaporkan berdasarkan NPWP satuan kerja tersebut berada bukan
melalui NPWP bendahara pusat. Apabila terjadi pergantian bendahara, secepatnya
bendahara untuk menghubungi kantor pajak terdaftar, dan menyelesaikan data-data untuk
diteruskan ke bendahara baru.

Selain itu upaya yang dilakukan oleh AR sebagai fiskus selalu mengingatkan bendahara
untuk melakukan kewajiban perpajakan teutama ditanggal-tanggal akhir pelaporan SPT
Masa, agar keterlambatan bisa di minimalisir. Pengungkapan salah satu AR di Seksi
Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Jakarta Gambir Satu bahwa pihak mereka rutin
mengadakan pojok pajak untuk membuka konsultasi bagi bendahara yang memerlukan
bantuan dibidang perpajakan. Himbauan kepada bendahara juga rutin dilakukan.

Terkait memaksimalkan penerimaan pajak dari bendahara Seksi Pengawasan dan


Konsultasi bidang penggalian potensi melakukan perhitungan ulang dengan cara membuat
aplikasi untuk memudahkan bendahara dalam menghitung pajak yang dipungut. Karena
berhasilnya cara ini dengan adanya temuan bahwa kesalahan hitung yang dilakukan
bendahara cukup materil.

Selain itu sosialisasi gencar dilakukan untuk memberikan penjelasan terkait


pemungutan pajak oleh bendahara, bila perlu AR bisa mendampingi bendahara dalam
proses perhitungan jika dibutuhkan.

15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan pengamatan proses pengawasan dan pemberian bimbingan terhadap wajib


pajak bendahara oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III yang
dilakukan ketika melakukan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Gambir Satu, penulis mendapat simpulan sebagai berikut.

1. Secara umum, aturan yang mengatur tentang wajib pajak pemungut yaitu bendahara
sudah jelas, dan aturan tentang kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi serta sanksi yang
didapatkan jika melanggar.
2. Penerimaan KPP Pratama Jakarta Gambir Satu terbanyak berasal dari wajib pajak
bendahara, oleh karenanya harus dimaksimalkan dalam pengawasan kewajiban perpajakannya
3. Ada beberapa hambatan yang cukup membuat bendahara terlambat dalam
menyetorkan maupun melaporkan, salah satunya sistem suatu instansi yang menyulitkan
sumber daya manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
4. Adapun beberapa solusi dan upaya untuk bendahara serta AR, antara lain AR bisa
memberikan bimbingan tidak hanya mengawasi terhadap bendahara. Adanya proses
perhitungan ulang guna memaksimalkan penerimaan pajak yang ada. Selain itu pencegahan
berupa sosialisasi dan pojok pajak untuk mengoptimalkan tingkat kepatuhan wajib pajak
khususnya bendahara.

B. Saran

Target penerimaan pajak akan terlihat salah satunya dari kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajaknya. Atas dasar hal tersebut, penulis memberikan saran agar Seksi
Pengawasan dan Konsultasi terus melakukan pengawasan serta memberikan himbauan
terhadap wajib pajak agar melaksanakan kewajiban perpajakan dengan tepat waktu dan
perhitungan yang tepat. Sehingga tidak ada yang wajib pajak terkena sanksi dan pegawai pajak
dapat bekerja lebih produktif apabila wajib pajak patuh terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-


Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan

Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98 / KMK.01 / 2006 sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 / PMK.01 / 2015 Tentang
Account Representative Pada Kantor Pelayanan Pajak.

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Peraturan Dirjen Pajak Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemotongan
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/ PPh Pasal 26

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242 / PMK.03 / 2014 Tentang Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran Pelaporan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 / pmk.03 / 2013 Tentang Tata Cara


Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau
Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.

www.djih.kemenkeu.go.id

www.ortax.org/aturan

17

Anda mungkin juga menyukai