PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Ambliopia
yang tidak dapat dikoreksi dan tidak bersesuaian dengan kelainan struktur mata
atau kelainan sistem jaras penglihatan yang mungkin ada.(2)
Pemeriksaan
1. Refleks Fundus
Pada pemeriksaan, tampak refleks jelas dan simetris pada kedua
pupil, kecuali ada kelainan lain.(1)
2. Visus
Gambar 2. Pemeriksaan Hirschberg; (A) Normal, (B) Esotrofia, dan (C) Eksotrofia.
Sumber: Doshi NR, Rodriguez MLF. Amblyopia. American Academy of Family
Physician. 2007 February; 75(3).
Selain itu, uji worth’s four dot juga dapat dilakukan untuk
melihat adanya fusi, korespondensi retina abnormal, supresi pada satu
mata, dan juling. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kaca mata
dengan filter merah pada mata kanan dan filter biru pada mata kiri, serta
melihat pada objek 4 titik (1 merah, 2 hijau, dan 1 putih).(7)
1. Ambliopia Strabismik
Ambliopia yan terjadi akibat juling lama (biasanya esotropia).(7)
Pada keadaan ini terjadi supresi pada mata tersebut untuk
mencegah gangguan penglihatan diplopia. Jika salah satu mata
anak terbiasa memicing, maka penglihatan dari mata tersebut akan
terbatas (tersupresi). Semakin muda usia anak tersebut, maka
semakin kuat penglihatan mata tersebut tersupresi. Hal ini
biasanya berkaitan dengan penurunan ketajaman penglihatan
karena anak tersebut tidak menggunakan fovea dari mata yang
dipicingkan yang berakibat pada tidak berkembangnya fovea
tersebut. Anak akan kehilangan kemampuan melihat melalui fovea
pada mata tersebut. Derajat ambliopia jenis ini ditentukan dengan
onset mata anak tersebut mulai memicing dan lama durasi anak
1. Koreksi Refraksi
Mata pasien yang mengalami ambliopia harus melalui proses
koreksi refraksi terlebih dahulu sebelum dapat ditatalaksana dengan
terapi oklusi. Kaca mata dapat meningkatkan penglihatan pada 1/3
anak-anak, terutama pada mereka yang mengalami ambliopia
anisometropik.(4)
2. Terapi Oklusi (Patching)
Modalitas ini sudah dilakukan sejak abad ke-18. Terapi ini
memaksa anak untuk menggunakan mata yang mengalami
ambliopia. Oklusi mata sehat menstimulasi penglihatan pada mata
yang lebih lemah dan membantu korteks penglihatan untuk
berkembang lebih baik.(4)
3. Penalisasi
Terapi ini dilakukan dengan cara memberi lensa +2,5 D pada mata
ambliop dan meneteskan atropin pada mata sehat (diharapkan
mampu merelaksasikan struktur yang digunakan untuk
berakomodasi). Atropin bekerja selama 24 jam, dan memiliki onset
kerja yang lama. Oleh karena itu, atropin doberikan pada pagi hari
sebelum memulai aktivitas yang mengharuskan pasien untuk
menggunakan ketajaman penglihatannya. terdapat Terapi ini hanya
dapat diberikan pada ambliopia derajat ringan-sedang. Terapi jenis
ini biasanya dilakukan bersamaan dengan terapi oklusi. Adapun,
menurut studi yang dilakukan ATS, penggunaan modalitas ini tidak
terlalu disarankan mengingat angka rekurensi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan modalitas terapi oklusi.(4)
KESIMPULAN
1. British Medical Journal. BMJ (British Medical Journal). [Online].; 2013 [cited
2014 December 9. Available from: http://bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/1162/basics/epidemiology.html.
7. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.