Anda di halaman 1dari 78

Yanuarso A Saputra (1504285) 1

Perencanaan Portal Gable

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kalau tidak ditunjang
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tentu akan tertinggal oleh kemajuan zaman, dan
tentunya bangsa kita akan kalah bersaing dengan bangsa lainnya di dunia. Untuk itu
kita harus dapat memanfaatkan arus informasi dan komunikasi dengan Negara lain yang
dalam teknologinya berada diatas negara kita. Kita harus senantiasa mencari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat dibutuhkan misalkan pengetahuan tentang
teknologi bangunan secara umum seperti bangunan gedung dan perkantoran, rumah
sakit, pabrik, sekolah, menara, dan lain-lain.

Pada umumnya bangunan umum tersebut terbuat dari material baja dan beton.
Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau masyarakat umum
menggunakan suatu konstruksi yang kuat misalnya konstruksi baja. Semua
pelaksanaan yang menyangkut struktur tidak luput dari material baja. Bentuk-bentuk
baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk batang-batang yang biasa ,
bilah-bilah, serta beraneka macam profil.
Bentuk baja profil umumnya terbanyak dipakai dalam konstruksi baja.Profil –
profil yang biasa digiling disemua negara yang umumnya produsen baja. Ukuran-
ukuran penampang profil dari berbagai negara asalnya kadang-kadang berselisih
sedikit.
Kita mengenal empat golongan besar dari profil yaitu :
profil-profil Eropa-Barat ;
profil-profil Eropa-Tengah ;
profil-profil Inggris dan profil-profil Amerika
Profil–profil Eropa-Barat digiling di Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis dan
Belanda. Kebanyakan profil-profil ini adalah profil-profil Jerman Normal. Profil-profil
Eropa-Tengah digiling di Austria, Hongaria, dan Cekoslovakia, profil Inggris di Inggris
dan profil Amerika di Amerika Serikat dan Kanada.
Yanuarso A Saputra (1504285) 2
Perencanaan Portal Gable

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan laporan tugas ini adalah :
1. Merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
yang mengontrak mata kuliah Struktur Baja II.
2. Merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam
menyerap ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.
Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh mahasiswa
dalam perkuliahan.
2. Untuk melatih mahasiswa membuat suatu perencanaan konstruksi struktur
baja yang lebih baik dengan cara membuat sistem perencanaan yang efektif
dan efisien.

1.3 Ruang Lingkup Penulisan


Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas ini meliputi perencanaan
struktur konstruksi portal baja gable. Adapun ruang lingkup dalam perencanaan
Konstruksi portal gable ini adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan trackstang
3. Perhitungan ikatan angin
4. Perhitungan pembebanan pada portal gable
5. Perhitungan gaya-gaya dalam
6. Perhitungan balok yang direncanakan
7. Perhitungan kolom
8. Perhitungan balok crane
9. Perhitungan sambungan
10. Perhitungan pondasi
11. Gambar Kerja

1.4 Pembatasan Masalah


Penulisan Laporan Tugas ini meliputi perencanaan konstruksi portal gable
dengan perhitungan strukturnya dimulai dengan analisa pembebanan sampai dengan
pendimensiannya.
Yanuarso A Saputra (1504285) 3
Perencanaan Portal Gable

BAB II

DASAR PERENCANAAN

2.1 Uraian Umum


Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu bangunan
.Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (deadload) berupa berat sendiri, beban
hidup (liveload) berupa beban akibat penggunaan ruangan dan beban khusus
seperti,beban angin,pengaruh temperatur dan beban akibat gempa.

Suatu beban yang bertambah dan berkurang menurut waktus ecara berkala
disebut beban bergoyang,beban ini sangat berbahaya apabila periode penggoyangannya
berimpit dengan periode struktur dan apabila beban ini diterapkan pada struktur selama
kurun waktu yang cukup lama, dapat menimbulkan lendutan. Lendutan yang
melampaui batas yang direncanakan dapat merusak struktur bangunan tersebut.

2.2 Peraturan Perencanaan


Apabila kita akan merencanakan suatu struktur bangunan sudah tentu kita harus
memperhatikan serta memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan
bangunan tersebut.

Disamping segi teknis yang menjadi landasan utama dalam merencanakan suatu
struktur bangunan, segi-segi lainnya tidak bisa kita tinggalkan atau kita abaikan
begitusaja. Faktor fungsi,ekonomi, sosial,lingkungan,dan sebagainya tidak kalah
pentingnya bila dibandingkan dengan segi teknis konstruksi dalam perencanaan suatu
bangunan.

Dengan kata lain,jika kita merencanakan suatu struktur bangunan, kita dituntut
dalam hal kesempurnaan struktur bangunan itu sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut,
kita harus berpedoman pada syarat-syarat yang telah ditentukan baik dari segi teknis itu
sendiri maupun dari segi lainnya.
Yanuarso A Saputra (1504285) 4
Perencanaan Portal Gable

2.3 Peraturan Perhitungan Konstruksi Portal Gable


a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981)
c. SNI Baja 03-1729-2002
d. SNI Pondasi Telapak Beton 03-2847-2002

2.4 Tuntutan dan Ketentuan Umum Perencanaan


Tuntutan atau ketentuan umum dalam perencanaan konstruksi portal gable yang
harus kita perhatikan antara lain:

a. Konstruksi harusaman, kokoh,kuat,baik terhadap pengaruh cuaca,iklim maupun


terhadap pengaruh lainnya.
b. Konstruksi harus benar-benar dapat berfungsi menurut penggunaannya.
c. Ditinjau dari segi biaya ,konstruksi harus seekonomis mungkin dengan catatan tidak
boleh mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak membahayakan bangunan dan
keselamatan pengguna bangunan.

2.5 Metode Perhitungan


Perhitungan konstruksiportal gable dianalisa dengan menggunakan bantuan
program SAP untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada setiap elemennya.
Yanuarso A Saputra (1504285) 5
Perencanaan Portal Gable

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Baja


Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan
ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu baja
banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan
bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan bentangan panjang
seperti gedung olahraga, hanggar, menara antena, jembatan, penahan tanah, fondasi
tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas pantai, dinding perkuatan pada
reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa penyaluran minyak, air, atau gas.

Struktur baja terbagi atas 3 kategori:

 Struktur rangka, dengan elemen-elemen tarik, tekan, dan lentur


 Struktur cangkang (elemen tarik dominan)
 Struktur tipe suspensi (elemen tarik dominan)

Gambar 3.1. Struktur Rangka Batang pada Jembatan


Yanuarso A Saputra (1504285) 6
Perencanaan Portal Gable

Gambar 3.2. Struktur Rangka Batang Kuda-Kuda

Gambar 3.3. Struktur Cangkang (shell structure)

Gambar 3.4. Struktur Cangkang di Australia (shell structure)


Yanuarso A Saputra (1504285) 7
Perencanaan Portal Gable

Gambar 3.5. Suspension Bridge

3.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifat baja, pemakaian baja
sebagai bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti gedung
bertingkat, bangunan air, dan bangunan jembatan. Keuntungan yang diperoleh dari baja
sebagai bahan struktur adalah:

1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan mudah
dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai
berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama. Baja sebagai bahan struktur
mempunyai beberapa kelemahan/kekurangan, antara lain :
 Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
 Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.
 Bahaya tekuk ( buckling ) mudah terjadi.
Yanuarso A Saputra (1504285) 8
Perencanaan Portal Gable

3.3 Bentuk Profil Baja


Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil yang sering
dijumpai seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa, rel, plat, dan kabel.
Disamping itu, ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar,
sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dari wide flange,
yaitu:

 Kekuatan lenturnya cukup besar


 Mudah dilakukan penyambungan
Adanya kelebihan menjadikan wide flange sering digunakan sebagai kolom dan
balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan bangunan struktur
lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil
(b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H ini, sangat cocok digunakan
untuk struktur pondasi tiang pancang.

3.4 Sifat-sifat Baja


Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat
mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat
mekanis pada baja meliputi:

 Regangan (e) : besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)

 Tegangan (s) : gaya per satuan luas dalam satuan Mpa.

 Elongation : pertambahan panjang pada pengujian tarik (%).

 Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.

 Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
regangan plastis 0.2%.

 Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda
uji patah atau putus dalam satuan persen (%).

 Kekerasan (hardness) : ketahanan bahan terhadap penetrasi dipermukaannya,


yang dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell (BHN), Vickers (DPH) dan atau
Yanuarso A Saputra (1504285) 9
Perencanaan Portal Gable

kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah lekukan yang
ditimbulkan, sedangkan R dihitung berdasarkan dalamnya lekukan.

 Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran – puntiran
berulang – ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian
keuletan dilakukan dengan tes Charpy atau Izod.

3.4.1 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau komponen
kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka bangunan
adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja
struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan
tinggi (high strength steel).

Sifat–sifat baja yaitu kekakuan baja dalam berbagai macam keadaan pembebanan
atau muatan bergantung dari :

 Cara peleburannya.
 Jenis dan banyaknya logam campuran.
 Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Dalil I

Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai
bahan penanggung konstruksi.

Dalil II

Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan
senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja
dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.

 Kekuatan Baja
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
Yanuarso A Saputra (1504285) 10
Perencanaan Portal Gable

menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan


panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar,
dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja
diberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja
belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyebabkan regangan tadi
dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan
regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan antara tegangan dengan
regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus Elastisitas/Modulus Young”.
Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu:

 tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastic


 tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
 tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai
kekuatan maksimum.

Gambar 3.6. Diagram tegangan-regangan baja

Gambar 3.7. Diagram tegangan-regangan tipikal berbagai baja struktural


Yanuarso A Saputra (1504285) 11
Perencanaan Portal Gable

Gambar 3.8. Tipe kurva tegangan-regangan

 Tegangan Leleh
Tegangan leleh sering disebut sebagai perilaku baja dimana pada saat ditarik
dengan tegangan tertentu, baja tersebut tidak dapat kembali ke panjang mula-mulanya
pada saat sebelum ditarik. Oleh karena itu sering dipakai asumsi bahwa tegangan leleh
adalah tegangan yang dapat menimbulkan regangan tetap sebesar 0,2%, sehingga
tegangan leleh dapat ditentukan dengan menarik garis lurus sejajar dengan kurva linier,
melalui titik pada sumbu X yang menunjukkan regangan sebesar 0,2% (Gambar 1.4)

Gambar 3.9. Penentuan Tegangan Lelah

Mutu baja dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan sesuai dengan kekuatan
baja tersebut, berikut adalah mutu baja yang terdapat di pasaran :
Yanuarso A Saputra (1504285) 12
Perencanaan Portal Gable

Tabel 3.1. Tegangan putus dan tegangan leleh baja


Jenis Baja Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan

minimum, fu minimum, y f minimum

(MPa) (MPa) (%)

BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

3.4.2 Sifat-Sifat Mekanis Lainnya


Sifat-sifat mekanisme lainnya baja struktural untuk perencanaan adalah sebagai
berikut :

Modulus elastis : E = 200.000 Mpa

Modulus geser : G = 80.000 Mpa

Nisbah poisson :  = 0,3

Koefisien pemuaian :  = 12 . 10-6 / oC

3.5 Bentuk-Bentuk Baja Dalam Perdagangan


Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa baja batangan dan plat.
Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Dalam perdagangan baik profil
maupun panjang batang sudah memiliki standarisasi. Mengingat terbatasnya panjang
batang yaitu maksimal 18 meter, maka untuk keperluan batang konstruksi yang lebih
dari itu perlu dibuatkan sambungan. Selain untuk menambah panjang konstruksi,
sambungan diperlukan pula untuk menyatukan bagian-bagian konstruksi yang harus
disatukan.
Yanuarso A Saputra (1504285) 13
Perencanaan Portal Gable

Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain sebagai berikut:

1. Profil baja tunggal


 Baja siku-siku sama kaki
 Baja siku tidak sama kaki (baja T)
 Baja siku tidak sama kaki (baja L)
 Baja I
 Baja Canal
2. Profil Gabungan
 Dua baja L sama kaki
 Dua baja L tidak sama kaki
 Dua baja I
3. Profil susun
 Dua baja I atau lebih

SISTEM STRUKTUR RANGKA BATANG INDUSTRI

Gambar 3.10. Bentang < 20 m tanpa haunch dan Bentang > 20 m dengan haunch
Yanuarso A Saputra (1504285) 14
Perencanaan Portal Gable

Gambar 3.11 .Bentang 40 – 70 m

Gambar 3.12. Bentang > 70 m  Rangka Batang Ruang

Gambar 3.13. Panjang sampai 60-80 m


Yanuarso A Saputra (1504285) 15
Perencanaan Portal Gable

Gambar 3.14. Panjang melebihi 60-80 m

3.6 Macam-Macam Bentuk Kuda-Kuda Baja


1. Pratt Truss
Kemiringan atap = tg  , dimana h = tinggi kuda-kuda

L = bentang kuda-kuda

2. Hows Truss
3. Pink Truss
4. Modified Pink Truss
5. Mansarde Truss
6. Modified Pratt Truss
7. Crescent Truss

3.7 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja


 Keuntungan:
1. Baja lebih ringan.
2. Bahan baja akan lebih mudah untuk dipindahkan.
3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapat dipergunakan lagi.
4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga
pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.
Yanuarso A Saputra (1504285) 16
Perencanaan Portal Gable

 Kerugian:
1. Bila konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang
besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
3. Memerlukan biaya yang besar.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlukan tenaga ahli dan berpengalaman.

3.8 Jenis-Jenis Alat Penyambung Baja


a. Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:

1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling


2. Jumlah plat yang akan disambung > 5d (d diameter baut)
3. Dipergunakan untuk pegangan sementara
4. Konstruksi dapat dibongkar pasang

b. Paku Keling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap. Jumlah
tebal pelat yang akan disambung tidak boleh > 6 d (diameter paku keling).
Beberapa bentuk kepala paku keeling yaitu paku yang dipergunakan pada tiap
pertemuan minimal menggunakan 2 paku dan maksimal 5 paku dalam satu baris.
Penempatan paku pada plat ialah: jarak dari tepi plat el.

c. Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:

1. Las tumpul
2. Las sudut
Yanuarso A Saputra (1504285) 17
Perencanaan Portal Gable

BAB IV

PERHITUNGAN PORTAL GABLE

290

6m

25m

Gambar 4.1 Rangka Portal Gable


Ketentuan :

 Type Konstruksi : Portal Gable

 Jarak Antar Portal ( l ) : 4 meter

 Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang

 Bentang kuda – kuda (L) : 25 meter

 Tinggi Kolom (H) : 6 meter

 Kemiringan atap () : 290

 Berat crane : 25 ton


Yanuarso A Saputra (1504285) 18
Perencanaan Portal Gable

 TekananAngin : 55 kg/m2

 Sambungan : Baut dan Las

 Pondasi : Telapak beton

 Berat penutup atap : 11 kg/m2

 Modulus elastisitas baja : 2,1x105 Mpa = 2,1x106 kg/cm2

 Tegangan ijin baja : 1400 kg/cm2

4.1 Perhitungan Panjang Gording

290

12,5m

Gambar 4.2 Panjang Sisi Miring


𝐶𝐹
𝐶𝑜𝑠 ∝=
𝐶𝐸

7𝑚
𝐶𝑜𝑠 29° =
𝐶𝐸

7𝑚
𝐶𝐸 =
0,8746

CE = 14,29 m

𝐸𝐹
𝑆𝑖𝑛 ∝=
𝐶𝐸

𝐸𝐹 = 𝑆𝑖𝑛 29° . 𝐶𝐸

𝐸𝐹 = 0,4848 . 14,29
Yanuarso A Saputra (1504285) 19
Perencanaan Portal Gable

EF = 6,93 m

4.2 Perhitungan Gording

 Perhitungan jumlah gording

Menggunakan Asbes ukuran 80 cm x 180 cm

180
Jarak minimal antar gording = = 80 cm = 0,8 m
80

14,29
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = = 17,875 𝑏𝑢𝑎ℎ ≈ 18 𝑏𝑢𝑎ℎ
0,8 𝑚

Maka dengan menggunakan 18 buah gording, didapat jarak antar gording yang
digunakan sebesar:

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 = 𝟎, 𝟖 𝒎 (ambil jarak minimal)

 Perhitungan dimensi gording

Untuk dimensi gording digunakan profil baja Cannal C14 dengan data sebagai
berikut :

 q = 16 kg/m

 Ix = 605 cm4

 Iy = 62,7 cm 4

 Wx = 86,4 cm3

 Wy = 14,8 cm3
Yanuarso A Saputra (1504285) 20
Perencanaan Portal Gable

Ketentuan:

 Jarak portal (l) = 4 m

 Kemiringan atap (α) = 29o

 Berat penutup atap = 11 kg/m2 (seng gelombang )

 Jarak antar gording = 0,8 m

 Jumlah trackstang = 1 buah

 Menghitung pembebanan

Pembebanan Pada Gording Terdiri Dari :


a. Beban Mati (Dead Load)
 Berat Penutup Atap = 0,8 m x 11 kg/m2 = 8,8 kg/m
 Berat Sendiri Gording = 16 kg/m
 Berat baut + traksrang (10% BSG) = 1,6 kg/m +
q DL = 26,4 kg/m

Y X

q.sinα

q.cosα
α q

Gambar 4.3 Distribusi Beban Mati Pada Gording Atap

qx = q . sin 29 qy = q. cos 29
= 26,4. sin 29 = 26,4. cos 29
= 12,799 Kg/m = 23,09 Kg/m
Yanuarso A Saputra (1504285) 21
Perencanaan Portal Gable

 Momen akibat beban mati


Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa tumpuan
(continous beam) maka untuk memperoleh perhitungan dapat diasumsikan
sebagai berat bertumpuan di ujung.

Mx1 = 1/8. qx . (l/2)2 .


= 1/8 . 12,799 (4/2)2
= 6,4 Kg. m

My1 = 1/8 . qy . (l)2


= 1/8 .23,09 .(4)2
= 46,18 Kg.m
Yanuarso A Saputra (1504285) 22
Perencanaan Portal Gable

b. Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup dianggap sebagai beban terpusat, yang bekerja di tengah-tengah
bentang. Besarnya beban hidup diambil = 100 kg (PPURG 1987).

Y X

P.sinα

P.cos
α P α

Gambar 4.4 Distribusi Beban Hidup Pada Gording Atap

Px = Px .sin 29o Py = Py .cos 29o


= 100 .sin 23o = 100 .cos 23o
= 48,481 Kg = 87,462 Kg

 Momen akibat beban hidup


Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam

Mx2 = ¼ .Px . (l/2) . My 2 = ¼ .Py .l


= ¼ .48,481. (4/2) = ¼. 87,462 . 4
= 24,241 Kg m = 87,462 Kg m

c. Beban Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positip (tiup)
dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap. Dalam
perencanaan ini, tekanan angin 65 kg/m.

Wy
X

Wx = 0

α Y

Gambar 4.5 Distribusi Beban Angin Pada Gording Atap


Yanuarso A Saputra (1504285) 23
Perencanaan Portal Gable

 Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 .  ) -0,4


= (0,02 . 29).-0,4
= 0,2
 Beban angin tekan (W) =c.q.A
= 0,2 . 55 . 0,8
= 7,92 kg/m
 Koefisien angin hisap (c’) = - 0,4
 Beban angin hisap (W’) = Chsp .q . A
= -0,4 . 55 .0,8
= -17,6 kg/m
 Momen akibat beban angin
Wmax = 7,96 kg/m
Wx = 0 (karena gaya yang bekerja tegak lurus pada bidang atap)
Wy = 7,96 kg/m

1 l 2
 𝑀𝑥3 = (8 x Wx x (2) )

1 4 2
= ( x 0 x ( ) ) = 0 kg m
8 2
1
 𝑀𝑦3 = (8 x Wy x l2 )
1
= ( x 8,8 x 42 ) = 15,84 kg m
8

d. Akibat Beban Air Hujan


qair = (40 – 0,8 (29) ) x A
= 40 – 23,2 x A
= 23,2 x 0,8 m
= 13,44 kg/m
 Menghitung beban akibat air hujan
qx = q sin 29 qy = q cos 29
Yanuarso A Saputra (1504285) 24
Perencanaan Portal Gable

= 13,44 sin 29 = 13,44 cos 29


= 6,516 kg/m = 11,755 kg/m

 Momen akibat beban air hujan


Mx1 = 1/8.qx.(l/2)2 My1 = 1/8 .qy . (l)2
= 1/8.6,516.(4/2)2 = 1/8 .11,755.(4)2
= 3,258 Kg.m = 23,51 Kg.m

Tabel 4.1 Resume Pembebanan

Beban P (kg.m) Px (kg.m) Py (kg.m) Mx (kg.m) My (kg.m)

Beban Mati 26,4 12,799 23,09 6,4 46,18


Beban Hidup 100 48,481 87,46 24,24 87,462
Beban Angin 7,92 0 7,92 0 15,84
Beban Air Hujan 13,44 6,516 11,755 3,258 23,51

PEMBEBANAN DENGAN METODE LRFD

1) Mu= 1,4 D

Mux = 8,96 kgm

Muy= 64,652 kgm

2) Mu= 1,2D + 0,5L

Mux= 19,801 kgm

Muy= 99,147 kgm

3) Mu= 1,2D + 1,6L

Mux= 46,466 kgm

Muy= 195,355 kgm

4) Mu= 1,2D + 1,6L + 0,8W


Yanuarso A Saputra (1504285) 25
Perencanaan Portal Gable

Mux= 46,466 kgm

Muy= 211,195 kgm

5) Mu= 1,2D + 0,5L + 1,3W

Mux= 19.801 kgm

Muy= 119.739 kgm

6) Mu= 0,9D + 1,3W

Mux= 5,76 kgm

Muy= 62,154 kgm

7) Mu= 0,9D - 1,3W

Mux= 5,76 kgm

Muy= 20,97 kgm

Jadi Mux= 46,466 kgm

Muy= 211,195 kgm

Asumsikan penampang kompak :

 Mnx= Zx x fy = 86,4x103(240) = 18144000 Nmm


 Mny= Zy x fy = 14,8x103(240) = 3108000 Nmm

1) KONTROL PUNTIR

Untuk mengantisipasi masalah puntir maka Mnx dapat dibagi 2 sehingga:

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
∅𝑥𝑀𝑛𝑥 ∅𝑥𝑀𝑛𝑦/2

46,46 ∗ 10000 469,38 ∗ 10000


+ = 0,8119 < 1
0,9𝑥181440000 0,9𝑥3108000/2

→ OKE
Yanuarso A Saputra (1504285) 26
Perencanaan Portal Gable

2) KONTROL TEGANGAN

𝑁
𝑓 = 55,840 ≤ 𝑓𝑦 = 210 → 𝑂𝐾𝐸
𝑚2

3) KONTROL LENDUTAN

1 1
𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝐿= 𝑥400 = 1,7 𝑐𝑚
240 240

- Sumbu X

5 𝑞𝐷𝑥 + 𝑞𝐿𝑥 1 𝑃𝑥
𝛿𝑥 = { 𝑥 𝑥(𝑙)4 } + { 𝑥 𝑥(𝑙)3 }
384 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦 48 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦

𝜕𝑥 = 0.0919 𝑐𝑚

- Sumbu Y
5 𝑞𝐷𝑦 + 𝑞𝐿𝑦 1 𝑃𝑦
𝛿𝑦 = { 𝑥 𝑥(𝑙/2)4 + { 𝑥 𝑥(𝑙/2)3 }
384 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑥 48 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑥

𝜕𝑦 = 0,1832 𝑐𝑚

𝛿 = √𝛿𝑥 2 + 𝛿𝑦 2 ≤ 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛

𝜕 = √𝜕𝑥 2 + 𝜕𝑦 2 ≤ 𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛

𝜕 = √0,0922 + 0,18322 = 0,205 𝑐𝑚 ≤ 𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛 = 1,7 𝑐𝑚 → 𝑂𝐾𝐸

4.3 Mendimensi Batang Tarik (Trackstang)


Batang tarik (trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording
pada arah sumbu x dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul
pada arah sumbu x batang tarik dipasang satu buah.

Qx = (Berat sendiri gording+berat yang didukunggnya) pd arah x

Qx = 12,78 kg/m
Yanuarso A Saputra (1504285) 27
Perencanaan Portal Gable

Px = 48,48 Kg  Beban hidup / Beban berguna

Pts = Qx . jarak antar portal + Px

= (12,78 . 4) + 48,48

= 99,677 Kg

Karena batang tarik di pasang satu buah, maka :

Pts
Pts   99,677 kg
1

P 
    2100kg / cm2
Fn

P 99,677
Fn    0,047 cm2
 2100

Fbr =125% . Fn

= 1,25 . 0,047

= 0,06 cm2

Fbr = ¼ п d2

Fbr 0,06
d2 = 
1 / 4 1
.3,14
4

d = 0,2741 cm = 6 mm

Dalam tabel baja, nilai d yang paling kecil adalah 6 mm, jadi diambil nilai d =
6 mm.

4.4 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja.
Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya
Yanuarso A Saputra (1504285) 28
Perencanaan Portal Gable

tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara
berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.

Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-
kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yaitu 65
Kg/m.

N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya atau tekanan angin.


Tg  = 14,29/4 = 3,575   = arc tg 3,575 = 74,37o
P = (55 kg/m2 . 14,29 m) = 786,5 kg.m  Beban yang terjadi karena
angin adalah beban merata, tapi dianggap menjadi beban titik/terpusat.
 H = 0,  Nx = P
 N cos  = P
786,5
N= = 2919,74 kg
cos 74,37

2919,74
Fn   1,39cm 2
2100
Fbr = 125% . Fn = 1,25 x 1,39 = 1,738 cm2
Fbr = ¼  d2
Yanuarso A Saputra (1504285) 29
Perencanaan Portal Gable

4 Fbr 4.1,738
d   1,5cm  15mm
 3,14
diambil diameter 15 mm

4.5 Perhitungan Pembebanan Portal Gable

Peraturandan Standard Perencanaan


 Tata cara perencanaan struktur baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPPURG 1987)
 Tabel Profil baja
Data teknis :

 Penutup atap seng gelombang = 11 kg/m2


 Bentang portal (L) = 25 m
 Jarak gording (A) = 0,8 m
 Berat Sendiri Gording = 64 kg
 Berat Sambungan gording = 6,4 kg
 Jarak antar portal (l) =4m
 Tegangan Putus minimum (fu) = 340 MPa
 Tegangan leleh minimum (fy) = 210 MPa
 Sudut kemiringan = 29o

Sebelum mendimensi portal gabel, hal terpenting yang pertama dilakukan


adalah mengidentifikasi beban yang bekerja pada konstruksi. Beban tersebut nantinya
akan menentukan ekonomis atau tidaknya suatu dimensi portal. Distribusi pembebanan
pada bangunan Gedung sebagai berikut :

1. Akibat Berat Sendiri

Pembebanan pada Balok Gable akibat beban-beban yang dipikul oleh 1


gording dengan jarak antar portal 6 m :
Yanuarso A Saputra (1504285) 30
Perencanaan Portal Gable

a. Berat penutup atap = 11kg/m2


P = berat penutup atap x jarak gording x jarak antar portal

= 11 kg/m2. 0,8m .4m = 35,2 kg

b. Berat sendiri gording (C-20)


Q = berat sendiri gording x jarak antar portal

= 64 kg/m. 4 m = 256 kg

c. Berat Sambungan gording (termasuk dengan trackstang dani katan


angin,10% berat gording)
Q = 10 % x berat sendiri gording

= 10%. 256 kg/m = 25,6 kg

Catatan:

 Gording 1 (karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah jarak)
 Gording 2 sampai gording 17 (menerima beban setengah 2x setengah jarak
gording)

Tabel 4.2 Akibat Beban Sendiri


Pembebanan G1=G18 (kg) G2 s/d G17 (kg)
PenutupAtap 17,6 35,2
Gording 32 64
Samb.Gording 3,2 6,4
ΣP 52,8 105,6
Beban Crane : Di tengah-tengah crane sebesar 25 ton = 25000 kg
Yanuarso A Saputra (1504285) 31
Perencanaan Portal Gable

2. Akibat Beban Hidup


Beban yang bekerja apabila terdapat orang yang sedang bekerja atau berada
di atasnya sebesar 100 kg.

Po = 100 kg

Tabel 4.3 Akibat Beban Hidup


Pembebanan G1=G18 (kg) G2 s/d G17 (kg)
Beban Hidup 50 100

3. Akibat Beban Air Hujan


P = ( 40 – ( 0,8  ) x Jarak Portal)

= ( 40 – ( 0,8 . 290 ). 4

= 53,76 kg

Beban Total 53,76 kg

Tabel 4.4 Akibat Beban Air Hujan


Pembebanan G1=G18 (kg) G2 s/d G17 (kg)
Beban Hidup 26,88 53,76

Dengan kondisi yang sama, maka G1 mempunyai pembebanan setengah beban total.

4. Akibat Beban Angin (Wind Load)

Ketentuan :

 Koefisien angin tekan (c) = (0.02   ) – 0.4


= (0.02 x 23) – 0.4

= 0.1
Yanuarso A Saputra (1504285) 32
Perencanaan Portal Gable

 Koefisien angin hisap (c’) = -0.4

 Beban angin = 55 kg/m2

 Jarak antar portal (l) =4m

 Jarak gording (A) = 0,8 m

Angin tekan (Wt): Angin hisap (Wh) :

Wt = C. q2 .A .l Wh = C. q2 .A .l

= 0,2 x 55 x 0,8 x 4 = -0,4 x 55 x0,8 x 4

= 31,68 kg =-70,4 kg

Tabel 4.4 Akibat Beban Angin


Pembebanan G1 = G18 (kg) G2 s/d 17 (kg)
Wt= 15,84 31,68
Wh= -35,2 -70,4

 Angin pada dinding


Koefesien angin tekan Ctk = 0,9, maka Wt = 0,9 x 55 x 4 = 198 kg/m

Koefesien angin hisap Chs = -0,4, maka Wh = -0,4 x 55 x 4 = -88 kg/m


Yanuarso A Saputra (1504285) 33
Perencanaan Portal Gable

Kombinasi pembebanan

Berdasarkan beban-beban tersebut diatas maka struktur baja harus mampu memikul
semua kombinasi pembebanan di bawah ini:

Kombinasi I

1,4D

Kombinasi II

1,2D + 0,5L

Kombinasi III

1,2D + 1,6 L

Kombinasi IV

1,2D + 1,6 L + 0,8W

Kombinasi V

1,2 D +1,3W + 0,5L

Kombinasi VI

0,9D + 0,3W

Kombinasi VII

0,9 D – 0,3 W

Keterangan:

D = adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,termasuk


dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap

L = adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk


kejut,tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin,hujan, dan lain-lain
Yanuarso A Saputra (1504285) 34
Perencanaan Portal Gable

La = adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh


pekerja,peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan
benda bergerak

W = adalah beban angina

E = adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1726–1989, atau


penggantinya dengan,

γL = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γ L = 1 bilaL≥ 5 kPa.

Kekecualian: Faktor beban untuk L di dalam kombinasi pembebanan pada


persamaan 6.2-3, 6.2-4, dan 6.2-5 harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkir, daerah
yang digunakan untuk pertemuan umum, dan semua daerah di mana beban hidup lebih
besar daripada 5 kPa.
Yanuarso A Saputra (1504285) 35
Perencanaan Portal Gable

4.6 Perhitungan Gaya-Gaya Dalam

Gambar 4.6 Pemodelan pada SAP


Perhitungan reaksi perletakan, joint displacement dan besarnya gaya batang
dilakukan dengan menggunakan software Structure Analysis Program (SAP) 2000
Versi 15. Input dan output data dapat dilihat pada lampiran.

4.6.1 Perhitungan Balok

Tabel 4.5 Gaya-Gaya Dalam Pada Balok

Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3 FrameElem ElemStation


2 0 COMB2 Combination -9841.35 -2366.03 -2253.44 2-1 0
2 0.8 COMB2 Combination -9804.07 -2298.81 -387.5 2-1 0.8
2 0.8 COMB2 Combination -9652.02 -2024.54 -387.5 2-1 0.8
2 1.6 COMB2 Combination -9614.75 -1957.31 1205.24 2-1 1.6
2 1.6 COMB2 Combination -9462.69 -1683.04 1205.24 2-1 1.6
2 2.4 COMB2 Combination -9425.42 -1615.81 2524.78 2-1 2.4
2 2.4 COMB2 Combination -9273.37 -1341.54 2524.78 2-1 2.4
2 3.2 COMB2 Combination -9236.1 -1274.32 3571.12 2-1 3.2
2 3.2 COMB2 Combination -9084.04 -1000.05 3571.12 2-1 3.2
2 4 COMB2 Combination -9046.77 -932.82 4344.27 2-1 4
2 4 COMB2 Combination -8894.72 -658.55 4344.27 2-1 4
2 4.8 COMB2 Combination -8857.44 -591.32 4844.22 2-1 4.8
2 4.8 COMB2 Combination -8705.39 -317.05 4844.22 2-1 4.8
2 5.6 COMB2 Combination -8668.12 -249.82 5070.97 2-1 5.6
2 5.6 COMB2 Combination -8516.06 24.45 5070.97 2-1 5.6
2 6.4 COMB2 Combination -8478.79 91.67 5024.52 2-1 6.4
2 6.4 COMB2 Combination -8326.74 365.94 5024.52 2-1 6.4
Yanuarso A Saputra (1504285) 36
Perencanaan Portal Gable

2 7.14624 COMB2 Combination -8291.97 428.65 4728.04 2-1 7.14624


2 7.2 COMB2 Combination -8289.47 433.17 4704.88 2-1 7.2
2 7.2 COMB2 Combination -8137.41 707.44 4704.88 2-1 7.2
3 10.4 COMB2 Combination -8919.31 702.92 4259.39 3-1 10.4
3 10.4 COMB2 Combination -9071.37 977.19 4259.39 3-1 10.4
3 11.2 COMB2 Combination -9108.64 1044.41 3450.75 3-1 11.2
3 11.2 COMB2 Combination -9260.69 1318.69 3450.75 3-1 11.2
3 12 COMB2 Combination -9297.97 1385.91 2368.91 3-1 12

Perhitungan Balok yang di Rencanakan


Mmaks =3221.75 kgm = 322175 kgcm ( output SAP – M3 )

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 322175
Wperlu = =0,9𝑥2400 = 533.82cm3
∅𝜎

 Kontrol Terhadap Momen Tahanan (Wx)


_
Wx = Mmaks/∅ σ

Profil baja IWF 300.300.10.15 :

Wx = 1360 cm3

Mmaks = 10089.265 kgm = 1008926.5 kgcm

10089.265
Wx = = 1464.75 cm3
0,9𝑥2100

Profil baja IWF 300.300.10.15 dengan harga Wx hitung = 1464.75 cm3 <
Wx rencana = 1360 cm3, maka profil baja ini dapat digunakan..............(OK)
Yanuarso A Saputra (1504285) 37
Perencanaan Portal Gable

 Balok aman terhadap Momen Tahanan

Profil baja yang digunakan adalah Profil baja IWF 300.300.10.15 dengan data-data
sebagai berikut :

H = 300 mm B = 300 mm

Tb = 10 mm Ts = 15 Mm

q = 94 kg/m A = 119,8 cm2

r = 18 mm
IWF 300.300.10.15

Tahanan Momen

Wx = 1360 cm3 Wy = 450 cm3

Momen inersia

Ix = 20400 cm4 Iy = 6750 cm4

Jari - jari inersia

ix = 6.39 cm iy = 3.75 Cm

Data Material :

E = 210000 MPa = 2100000 Kg/cm2

Fr = 70 Mpa = 700 Kg/cm2 Fy = 210 Mpa = 2100 Kg/cm2

Fu = 340 Mpa = 3400 Kg/cm2 G = 80769,2 Mpa = 807692 Kg/cm2

Tabel 4.6 Gaya-gaya maksimum dari hasil SAP 2000

Mu = 10089.265 kgm

Vu = 3497.608 kg
Yanuarso A Saputra (1504285) 38
Perencanaan Portal Gable

 Kontrol kapasitas penampang :

1. Cek kelangsingan sayap


a) Pelat sayap
  p

b 300
   20
2tf 2.15

300 300
p    44,16
fy 210

  20  p  44,16......................OK !!!

pelat sayap kompak

b) Pelat badan
  p

h

tw

h = d – 2 tf = 300 – 2(15) = 270

h 270
   27
tw 10

1680 1680
p    44,164
fy 210

  27  p  44,164.......................OK !!!

pelat badan kompak

Besaran penampang yang perlu dihitung :

Iy.(d  tf ) 2
Cw   1370671.875 cm 4
4

Ix
Sx   1360 cm 3
0,5.d

Zx = bf.tf.(d – tf) + ¼ .tw. (d – 2 .tf)2


Yanuarso A Saputra (1504285) 39
Perencanaan Portal Gable

= 1464750 mm3 = 1464.75cm3

[2.bf .tf 3  (d  tf ).tw3 ] [2.150.10 3  (150  10).7 3


J 
3 3

= 770000 mm4 = 77 cm4

h = d – 2.tf - 2.r = 234 mm = 23.4 cm

Momen Plastis :

Mp = Zx.Fy = 3075975 Kgcm = 30759.75 Kgm

= 307.598 KNm

Faktor Cb (koefisien pengali momen tekuk torsi lateral) :


12,5M max
Cb =  = 2.316584
2,5M max  3Ma  4Mb  3Mc

Jika Lb ≤ Lp maka perhitungan Cb tidak diperlukan

Menghitung Lp dan Lr :

 E.G.J . A
X1 
Sx 2

= 204315.952 Kg/cm2

2
4Cw  Sx 
X2   
Iy  G.J 

= 3.88.10-9 Kg/cm2

Iy
ry   7.506 cm
A

E
Lp  1,76.ry .  4.178 m
Fy
Yanuarso A Saputra (1504285) 40
Perencanaan Portal Gable

ry  . EFGJ Iw Sx
Lr  . 1  1  4.( Fy  Fr ) ( ) 2
Sx( Fy  Fr ) 2 Iy GJ

 5.755 m

Karena Lb < Lr = 4,178 < 5,755 ( bentang pendek ) tidak membutuhkan


stiffner.

Menghitung Mr :

Mr = (Fy – Fr) .Sx

= 1904000 Kgcm = 19040 Kgm = 190.400 KNm

Momen Nominal :

Mn = 244,204 KNm

Kontrol : Faktor tahanan untuk lentur = Øb = 0,9

Mdesain = Øb . Mn

= 0,9 . 285.600 KNm

= 257.040 KNm ≥ Mu = 100.892 KNm ...... OK !

Kontrol Kuat Geser Vertikal :



ØVn > Vu

ØVn = ( 0,9 . 0,8 . 210 . 15 )

= 34020 kg > Vu = 3497.608 kg ……….OK !

Kontrol Terhadap Pengaruh Lateral :

L < Lp ............. tidak perlu pengaku

Jumlah Sniffer = 5
Yanuarso A Saputra (1504285) 41
Perencanaan Portal Gable

Lb/(jumlah stiffner (trial and error) ) = 14,3 / (5-1) = 3.575 m ( jarak antar
stiffner )

L <Lp = 0,8 m < 3,575 m ………… OK !

4.6.2 Perhitungan Kolom

Tabel 4.7 Gaya-Gaya Dalam Pada Kolom


Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3
1 0 COMB1 Combination -40419.18 -5989.46 -5335.92
1 3 COMB1 Combination -39938.01 -5989.46 12632.46
1 3 COMB2 Combination -37584.39 -7459.88 9960.83
1 5 COMB2 Combination -37309.44 -7459.88 24880.6
1 0 COMB3 Combination -36200.64 -7606.53 -13320.42
1 0 COMB4 Combination -35148.06 -7746.78 -14047.81
1 3 COMB4 Combination -34735.63 -6974.58 8034.22
1 5 COMB4 Combination -34460.68 -6459.78 21468.57
1 5 COMB5 Combination -34854.41 -5756.16 22108.18
1 0 COMB6 Combination -33748.23 -4511.48 -2474.66
1 3 COMB6 Combination -33335.8 -4511.48 11059.78
1 3 COMB7 Combination -25695.38 -5356.55 5451.97
1 5 COMB7 Combination -25489.17 -4841.75 15650.27
1 0 COMB8 Combination -25962.82 -1571.98 4915.52
4 1 COMB1 Combination -39636.28 -5989.46 -24613.1
4 3 COMB1 Combination -39957.06 -5989.46 -12634.18
4 6 COMB1 Combination -40438.22 -5989.46 5334.19

a. Perhitungan Perencanaan Momen


Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000, Dari
hasil analisa SAP didapatkan nilai Pu adalah 37349.835kg, Dicoba dengan
menggunakan Profil baja yang digunakan adalah IWF 350.350.12.19

H = 350 Mm B = 350 mm
IWF 350.350.12.19

Tb = 12 Mm Ts = 19 Mm
q = 137 kg/m A = 173,9 cm2
r = 20 Mm
Tahanan Momen
Yanuarso A Saputra (1504285) 42
Perencanaan Portal Gable

Wx = 2300 cm3 Wy = 776 cm3


Momen inersia
Ix = 40300 cm4 Iy = 13600 cm4
Jari - jari inersia
ix = 8,83 Cm Iy = 5,13 Cm

25 ton

6m

Gambar 4.5 Pembebanan Crane pada kolom

Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan


berikut :

L/4

0,7L
KL = L KL = L/2
L

L
L/4

K = 1,0 K = 0,5 K = 0,7


(a) (b) (c)

Gambar 4.8 Perhitungan koefisien pada perencanaan kolom


Yanuarso A Saputra (1504285) 43
Perencanaan Portal Gable

Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi ujung jepit-jepit


Tinggi kolom = 6 m = 600 cm
Lk = 0,7 x 600 = 420 cm  Permodelan di SAP menggunakan Jepit-jepit
L 420
r min ≥   1,68cm
250 250
Mencari luas bruto minimum
Pu.
Min Ag =
. fy dimana, Φ = 0,85

fy = 2100 kg/cm2
Nilai  berdasarkan nilai  :

1 Lk fy 1 420 2`00
c  x  x  2,52
 r min E  1,68 2,1.10 6
Karena c ≥ 1,2 maka nilai  = 1 .  c 2 = 1,25 . (2,52)2 = 7,91
Maka nilai Ag = 165,62cm 2
Besaran Penampang yang Perlu Dihitung
2
𝐼𝑦 . (𝑑 − 𝑡𝑓 )
𝐶𝑤 = = 3725074𝑐𝑚4
4
𝐼𝑥
𝑆𝑥 = = 2302.857𝑐𝑚3
0,5𝑑
1 2
𝑍𝑥 = 𝑏𝑓 . 𝑡𝑓 . (𝑑 − 𝑡𝑓 ) + . 𝑡𝑤 . (𝑑 − 2. 𝑡𝑓 )
4

𝑍𝑥 = 2493182 𝑚𝑚3 = 2493.182 𝑐𝑚3


2. 𝑏𝑓 . 𝑡𝑓 3 + (𝑑 − 𝑡𝑓 ). 𝑡𝑤 3
𝐽=
3
= 1791089.333𝑚𝑚4
= 179.1089333𝑐𝑚4
ℎ = 𝑑 − 2. 𝑡𝑓 − 2. 𝑟 = 27.2𝑐𝑚

𝐼𝑥
𝑟𝑥 = √ = 15.223 𝑐𝑚
𝐴
Yanuarso A Saputra (1504285) 44
Perencanaan Portal Gable

𝐼𝑦
𝑟𝑦 = √ = 8.843𝑐𝑚
𝐴

Cek Kelangsingan Elemen Penampang


Sayap
𝑏𝑓 208 𝐸 210000
= 2 .16 = 6,5 ≤ 0,56 . √𝑓 = 0,56 . √ = 16.56 ….OK
2.𝑡𝑓 𝑦 240

Badan

𝑑 202 𝐸 210000
= = 20,2 ≤ 1,49 . √ = 1,49 . √ = 44,075 … 𝐎𝐊
𝑡𝑤 10 𝑓𝑦 240

Menghitung Kuat Rencana Aksial Kolom


Kl = 550 cm (tinggi kolom)
𝐾𝑙 550
= = 62,265
𝑟𝑥 8,83
𝐾𝑙 550
= = 107,27
𝑟𝑦 5,13
𝐾𝑙 𝐾𝑙
𝜆 adalah maksimum antara dan , maka 𝜆 = 107,27
𝑟𝑥 𝑟𝑦

𝜆 𝑓𝑦 107,27 2400
𝜆𝑐 = . √ = . √ = 1,15
𝜋 𝐸 𝜋 2,1 . 106
𝟐
𝐣𝐢𝐤𝐚 𝝀𝒄 ≤ 𝟏, 𝟓 𝐦𝐚𝐤𝐚𝑭𝒄𝒓 = 𝟎, 𝟔𝟓𝟖𝝀𝒄 . 𝒇𝒚
𝟎, 𝟖𝟕𝟕
𝐣𝐢𝐤𝐚𝝀𝒄 > 1,5 𝐦𝐚𝐤𝐚𝑭𝒄𝒓 = . 𝒇𝒚
𝝀𝒄 𝟐
2
Karena 𝜆𝑐 ≤ 1,5 maka 𝐹𝑐𝑟 = 0,658𝜆𝑐 . 𝑓𝑦
2
Karena 𝜆𝑐 ≤ 1,5 maka 𝐹𝑐𝑟 = 0,6581,15 . 2400 = 1374,03 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Kontrol :
𝜙𝑐 = 0,85
𝜙𝑐 . 𝐴𝑔𝑚𝑖𝑛 . 𝐹𝑐𝑟 > 𝑃𝑢 → 0,85 . 71,34 . 1374,03 > 16086,78 𝑘𝑔
𝜙𝑐 . 𝐴𝑔𝑚𝑖𝑛 . 𝐹𝑐𝑟 > 𝑃𝑢 → 97743,76 𝑘𝑔 > 16086,78 𝑘𝑔 … 𝑶𝑲
Yanuarso A Saputra (1504285) 45
Perencanaan Portal Gable

𝑃𝑢 𝑃𝑢
≤ 0,2 → ≤ 0,2
𝜙𝑐 . 𝑃𝑛 𝜙𝑐 . (𝜙𝑐 . 𝐴 . 𝐹𝑐𝑟 )
𝑃𝑢 16086,78
≤ 0,2 → ≤ 0,2
𝜙𝑐 . 𝑃𝑛 0,85 . 97743,76
𝑃𝑢
≤ 0,2 → 0,165 ≤ 0,2 … 𝑶𝑲
𝜙𝑐 . 𝑃𝑛

e. Menghitung Kuat Lentur Rencana Kolom


𝜙𝑏 = 0,9
𝑀𝑛𝑥 = 𝑍𝑥 . 𝑓𝑦 = 628 . 2400 = 1507200 𝑘𝑔𝑐𝑚 = 15072 kgm
𝑀𝑢 10298,9
≤1 → ≤1
𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑥 0,9 . `15072
𝑀𝑢
≤1 → 0,759 ≤ 1 … 𝑶𝑲
𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑥
Desain Kolom terhadap Beban Aksial dan Lentur
𝑃𝑢 𝑀𝑢 16086,78 10298,9
+ ≤1 → + ≤1
2 . 𝜙𝑐 . 𝑃𝑛 𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑥 2 . 0,85 . 97793,76 0,9 . 15072
𝑃𝑢 𝑀𝑢
+ ≤1 → 0,842 ≤ 1 … 𝑶𝑲
2 . 𝜙𝑐 . 𝑃𝑛 𝜙𝑏 . 𝑀𝑛𝑥
Maka, profi IWF 200.200.10.16 dapat digunakan sebagai kolom.
Yanuarso A Saputra (1504285) 46
Perencanaan Portal Gable

4.6.3 Perhitungan Crane

Tabel 4.8 Gaya-Gaya Dalam pada Crane

Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3


5 0 COMB1 Combination 0 -35203.1 -35101.55
5 0 COMB2 Combination 0 -30174.1 -30087.04
5 0.5 COMB2 Combination 0 -30087 -15021.76
5 0.5 COMB3 Combination 0 -30087 -15021.76
5 0 COMB4 Combination 0 -30174.1 -30087.04
5 0 COMB5 Combination 0 -30174.1 -30087.04
5 0.5 COMB5 Combination 0 -30087 -15021.76
5 0 COMB6 Combination 0 -30174.1 -30087.04
5 0.5 COMB6 Combination 0 -30087 -15021.76
5 0 COMB7 Combination 0 -22630.6 -22565.28
5 0.5 COMB7 Combination 0 -22565.3 -11266.32
5 0 COMB8 Combination 0 -22630.6 -22565.28
5 0.5 COMB8 Combination 0 -22565.3 -11266.32
6 0 COMB1 Combination 0 -35203.1 -35101.55
6 0.5 COMB1 Combination 0 -35101.6 -17525.39
6 0 COMB2 Combination 0 -30174.1 -30087.04
6 0.5 COMB2 Combination 0 -30087 -15021.76
6 0 COMB3 Combination 0 -30174.1 -30087.04
6 0.5 COMB3 Combination 0 -30087 -15021.76
6 0 COMB4 Combination 0 -30174.1 -30087.04
6 0.5 COMB4 Combination 0 -30087 -15021.76
6 0 COMB5 Combination 0 -30174.1 -30087.04
6 0.5 COMB5 Combination 0 -30087 -15021.76
6 0 COMB6 Combination 0 -30174.1 -30087.04
6 0.5 COMB6 Combination 0 -30087 -15021.76
6 0 COMB7 Combination 0 -22630.6 -22565.28
6 0.5 COMB7 Combination 0 -22565.3 -11266.32
6 0 COMB8 Combination 0 -22630.6 -22565.28
6 0.5 COMB8 Combination 0 -22565.3 -11266.32

Perhitungan Perencanaan Crane

Mmaks = 10544,39 kgm =1054439 kgcm ( output SAP – M3 )

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 10544,39
Wperlu = =0,9𝑥2400 = 488,17cm3
∅𝜎
Yanuarso A Saputra (1504285) 47
Perencanaan Portal Gable

Kontrol Terhadap Momen Tahanan (Wx)


_
Wx = Mmaks/∅ σ

Profil baja IWF 200.200.10.16 :

Wx = 628 cm3

Mmaks = 10544,39 kgm = 1054439 kgcm

10544,39
Wx =0,9𝑥2400 = 488,17 cm3

Profil baja IWF 200.200.10.16 dengan harga Wx hitung = 488,17 cm3< Wx


rencana = 628 cm3, maka profil baja ini dapat digunakan..............(OK)
->Balok aman terhadap Momen Tahanan

Profil baja yang digunakan adalah Profil baja IWF 200.200.10.16 dengan data-data
sebagai berikut :

H = 588 mm B = 300 mm

Tb = 12 mm Ts = 20 Mm

q = 151 kg/m A = 192,5 cm2

r = 28 mm
IWF 600.300.12.20

Tahanan Momen

Wx = 4020 cm3 Wy = 601 cm3

Momen inersia

Ix = 118000 cm4 Iy = 9020 cm4

Jari - jari inersia

ix = 24,8 cm iy = 6,85 Cm
Yanuarso A Saputra (1504285) 48
Perencanaan Portal Gable

Data Material :

E = 210000 MPa = 2100000 Kg/cm2

Fr = 70 Mpa = 700 Kg/cm2 Fy = 240 Mpa = 2400 Kg/cm2

Fu = 370 Mpa = 3700 Kg/cm2 G = 80769,2 Mpa = 807692 Kg/cm2

Tabel 4.9 Gaya-gaya maksimum dari hasil SAP 2000

Mu = 10544,39 kgm

Vu = 21088,79 kg

Pu = 0 kg

Kontrol Terhadap Tahanan:

0,9.Mn ≥ Mu

0,9.Zx.Fy ≥ Mu

Mu 10544,39
Zx    488,17cm 3
0,9.Bj 37 0,9.2400

Wperlu< W terseedia

488,17 < 628 cm3 OK !

Kontrol kapasitas penampang :

2. Cek kelangsingan sayap


c) Pelat sayap
  p

b 208
   13
tf 16
Yanuarso A Saputra (1504285) 49
Perencanaan Portal Gable

640 640
p    41,312
fy 240

  13  p  41,312......................OK !!!

pelat sayap kompak

d) Pelat badan
  p

h

tw

h = d – 2 tf = 208 – 2(16) = 176

h 176
   17,6
tw 10

640 640
p    41,312
fy 240

  17,6  p  41,312.......................OK !!!

pelat badan kompak

Besaran penampang yang perlu dihitung :

Iy.(d  tf ) 2 6530.(20,2  1,6) 2


Cw    190278cm 4
4 4

Ix 6530
Sx    646,53cm 3
0,5.d 0,5.20.2

Zx = bf.tf.(d – tf) + ¼ .tw. (d – 2 .tf)2

= 208.16. ( 202 – 16) + ¼ .10 . (202 – 2.16)2

= 691258 mm3 = 691,258 cm3


Yanuarso A Saputra (1504285) 50
Perencanaan Portal Gable

[2.bf .tf 3  (d  tf ).tw3 ] [2.208.16 3  (202  16).10 3


J 
3 3

= 62998 mm4 = 62,998 cm4

h = d – 2.tf - 2.r = 202 – 2.16 – 2.13 = 144 mm =14,4 cm

Momen Plastis :

Mp = Zx.Fy = 691,3.2400 = 165,902 KNm

Cek apakah penampang ini memang kompak (kedua syarat berikut

harus dipenuhi) :

bf 208 170 170


  6,5   10,973
2.tf 2.16 fy 240
≤ ...... OK !

h 144 1690 1690


  14,4   108,444
tw 10
≤ fy 240 ..... OK !

Faktor Cb (koefisien pengali momen tekuk torsi lateral) :


12,5M max
Cb =  =
2,5M max  3Ma  4Mb  3Mc
12,5(3221,75)
 = 2, 14
2,5(3221,75)  3(275,75)  4(191,74)  3(1010,13)

Jika Lb ≤ Lp maka perhitungan Cb tidak diperlukan

Menghitung Lp dan Lr :

 E.G.J . A
X1 
Sx 2

3,14 2,1.10 6.807692.62,998.83,09



628 2

= 324919,15 Kg/cm2
Yanuarso A Saputra (1504285) 51
Perencanaan Portal Gable

2
4Cw  Sx 
X2   
Iy  G.J 

2
4.1902786  628 
  
2200  807692.62,998 

= 0.56.10-7 Kg/cm2

Iy 2200
ry    5,127cm
A 83,69

E
Lp  1,76.ry .
Fy

2,1.10 6
 1,76.5,127.
2400

 2,669m

ry . X 1
Lr  . 1  1  X 2 .( Fy  Fr ) 2
( Fy  Fr )

5,127 . 324919,15
 . 1  1  0,56.10 7.(2400  700) 2
(2400  700)

 1413,24cm  14,13m

Karena Lb< Lp = 0,5 < 2,669 maka tidak diperlukan stiffner

Menghitung Mr :

Mr = (Fy – Fr) .Sx

= (2400-700) .628

= 239,22 KNm
Yanuarso A Saputra (1504285) 52
Perencanaan Portal Gable

Menghitung momen nominal MnLTB berdasarkan panjang tak tertumpu

Lb :

MnLTB = Mp .................................... if Lb ≤Lp tidak ada LTB

Lb  Lp
Cb.[ Mp  ( Mp  Mr ).
Lr  Lp
.... if Lp < Lb ≤ Lr LTB inelastis

  .E 2
Cb. . E.Iy.G.J  ( ) .Iy.Cw
Lb Lb
.... if Lb > Lr LTB elastis

Karena Lb ≤ Lp = 0,5 m ≤ 2,669 m, maka digunakan

rumus :

M nLTB  Mp

= 165,902 KNm

Momen Nominal :

Mn = 165,902 KNm

Kontrol : Faktor tahanan untuk lentur = Øb = 0,9

Mdesain = Øb . Mn

= 0,9 . 165,902 KNm

= 149.312 KNm ≥ Mu = 105,44 KNm ...... OK !

Kontrol Kuat Geser Vertikal :



ØVn > Vu

ØVn = ( 0,9 . 0,6 . 240 . 20,2 )

= 403,596 kN > Vu = 210,888 kN


Yanuarso A Saputra (1504285) 53
Perencanaan Portal Gable

Kontrol Lendutan Akibat Beban Tetap :



5 (q dl  qll ).L4
 .
384 EIx

5 (289,7  100).(1000^ 4).(0,5) 2


 .
384 6530 x2100000
= 1,13 x 10-5 cm< 4,2 x 10-2 cm……..OK

Kontrol Terhadap Pengaruh Lateral :

L < Lp ............. tidak perlu pengaku

4.7.1 Perhitungan Sambungan Baut dan Las Perhitungan


Sambungan di titik Bahul

Gambar. 4.9 Output SAP Mu dan Vu


Yanuarso A Saputra (1504285) 54
Perencanaan Portal Gable

Gambar. 4.10 Output SAP Pu

Mu = 10089 kgm = 1008900 kgcm

Pu = 9841 kg

Vu = 2634 kg

Sambungan Baut

Digunakan baut A325 : Ø 25 mm

Fub : 825 Mpa

I : 300 mm

Tp(Tf) : 15 mm

Ag = tp * I

= 15 x 300 = 4500 mm2

Au = (4500 -2(35+3,2)) x 15

= 3654 mm2

Max An = 0,85x 3654


Yanuarso A Saputra (1504285) 55
Perencanaan Portal Gable

= 3105,9 mm2

Ae = 3654 mm2

Leleh øTn = (0,9x240x4500)/10000

= 117,45 t

Fraktur øTn = (0,75x240x3654) /10000

= 101,4 ton

Tahanan tumpu pada bagian web dari balok :

øRn : 0,75.2,4.25.10.370/10000

: 24,975 ton/baut

Tahanan geser baut dengan dua bidang geser :

øRn : 0,75.0,5.1035.(0,25.π.252)/1000

: 15,186 ton/baut

Tahanan geser menentukan:

n = 101,4 / 15,186

= 6,68

Diambil n = 7 buah

Jarak yang diambil

Syarat dalam penentuan jarak

1,5𝑑𝑏 ≤ 𝑠1 ≤ 15 𝑡𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 200 𝑚𝑚 = 1,5.25 ≤ 𝑠1 ≤ 200 𝑚𝑚 = 75 ≤ 𝑠1 ≤ 200 𝑚𝑚

Diambil s = 75 mm

3𝑑𝑏 ≤ 𝑠 ≤ (4 𝑡𝑝 + 100𝑚𝑚)𝑎𝑡𝑎𝑢 200 𝑚𝑚 = 3.25 ≤ 𝑠 ≤ 200 𝑚𝑚 = 75 ≤ 𝑠1 ≤ 200 𝑚𝑚

Diambil s = 225 mm
Yanuarso A Saputra (1504285) 56
Perencanaan Portal Gable

Syarat

S total ⦤ S tersedia = 160 mm ⦤ 300 mm .................... ok

Sambungan Las

Mmax : 100,89 kNm

R max : 26,34 kN

Fuw : 490 Mpa

Perhitungan plat penyambung batang tarik

Tu = 100,89.103/202

= 336,3 kN

Ag = 336,3.1000/0,9.240

= 1288,5 mm2

Gunakan pelat ukuran 10mm dan 150 mm

Ag = 10.150 = 1500 mm2

Las sambungan gunakan las sudut ukuran 15 mm

Las sudut = 15 mm

Sudut = 30o

øRn = 0,75.sin 30.15.0,6.490

= 1653,75 N/mm

Panjang las yang diperlukan

Panjang = 336,36*1000/1635,75

= 203,36 mm

Diambil 100 mm
Yanuarso A Saputra (1504285) 57
Perencanaan Portal Gable

Maka untuk 1 sisi miring = 100/2 = 50 mm

Gambar 4.11 Sambungan balok-balok

4.7.2 Perhitungan Sambungan Balok – Kolom

Data gaya :
Pu = 6997 kg

a. Sambungan Baut
Data baut :
Øbaut = 13 mm
fub = 825 MPa
Ab = 132,732 mm2

Untuk profil IWF 150.150.7.10, k = 21 mm, sehingga

Pn  . fy.tw.( N  2,5k )


atau
Pu 3166.14
N  2,5k   2,5.(21)  33,654mm
. f y .t w 1.240.7

Dengan  =1 , fy= 240 Mpa , dan tw = 7 mm, maka diperoleh N = -33,654


mm. Karena disyaratkan bahwa Nmin = k, maka diambil N = 21 mm.
Asumsikan ksiku = 25 mm, sehingga momen pada penampang kritis
adalah :
Mu = Pu (N/2 + 20 – ksiku )
Yanuarso A Saputra (1504285) 58
Perencanaan Portal Gable

= 3166,14 ( 21/2 + 20 – 25 )
= 174137,7 Nmm

Dicoba seat angle dengan panjang 15 cm, sehingga kapasitas momen


nominal dari seat angle adalah :
Mu 𝑏 × 𝑡2
M n = Mp = = fy.
 4
174137,7 𝑏 × 𝑡2
M n = Mp = = 193492,1 = fy.
0,9 4
Sehingga,

4 × 𝑀𝑢 /𝜙 4 × 193492,1
𝑡=√ =√ = 4,65 𝑚𝑚
𝑏 × 𝑓𝑦 150 × 240

Gunakan siku 60.60.6 ( k=21 mm, sesuai asumsi awal )


Selanjutnya kuat tekuk dukung balok gable juga harus diperiksa, dengan
mengingat
N = 21 mm , d = 150 mm , tf = 10 mm , tw = 7 mm, fyw=240 Mpa
Serta N/d = 21/150 = 0,14 < 0,2

  t w   E. f y .t f
1, 5
 N 
Pn  0,75.0,39.t w .1   3. .  .
2

  d   t f   tw
 

  21   7 1,5  210000.240.10
 0,75.0,39.7 .1   3.
2
.  .
  150   10   7

= 151,529 kN > Pu = 31,661 kN …OK

Asumsikan sambungan baut tipe tumpu ulir di luar bidang geser,


gunakan baut diameter 13 mm, fub = 825 Mpa

ΦRn = 0,5 . Φ .ƒub.Ab

= 0,5. 0,75.(825).(132,732) = 41064,05 N

Maka jumlah baut, n = 31,661 / 41064,05 N = 0,8 = 2 buah


Yanuarso A Saputra (1504285) 59
Perencanaan Portal Gable

( sumber : buku Perencanaan Struktur baja dengan metode LRFD, hal


324, bag.13.2 )

b. Sambungan Las
Berikut ini adalah perhitungan sambungan las pada balok gable IWF
150.150.7.10 dengan kolom IWF 200.200.10.16 menggunakan mutu baja
BJ37 dan mutu las ƒu = 480 MPa.
Untuk mencegah leleh dari web, maka panjang tumpuan ditentukan oleh

Pn  . fy.tw.( N  2,5k )


atau
Pu 31661,4
N  2,5k   2,5.(21)  33,65mm
 . f y .t w 1.240.7

Periksa terhadap kuat tekuk dukung balok, didapat


 N  t w   E. f y .t f
1, 5

Pn  0,75.0,39.t w .1  3.   .


2

 d tf   tw
 

dengan :

Pu = 31661,4 N ; d = 150 mm ; tf = 10 mm ; tw =7 mm, diperoleh

N = 25,57 mm ≈ 26 mm

Karena N/d = 25,57/150 = 0,173 < 0,2


Untuk seat plate digunakan pelat dengan ketebalan 10 mm (sama
dengan tebal flens balok). Ukuran las minimum untuk pelat tebal 10 mm
adalah 4 mm.

Wperlu = N + set back = 26 + 8 = 34 mm

Ketebalan stiffner (ts) ditentukan sebagai berikut :


a) ts≥ tw = 7 mm
Yanuarso A Saputra (1504285) 60
Perencanaan Portal Gable

W 34
ts    2,107mm
b) 250 250
fy 240

es = W – N/2 = 34– (26/2) = 21 mm


Pu.(6.e s  2.W ) 3166,1(6.21  2.34)
ts    4,903mm
c)  .(1,8. f y ).W 2 0,75.(1,8.240).34 2

Tebal stiffner diambil sebesar 8 mm, sehingga ukuran las efektif max
dapat ditentukan sebagai berikut :
p
f .t 370.10
a max eff  0,707. u s  0,707.  4,36mm  5mm
f u las 480

Panjang las yang diperlukan (L), ditentukan dengan persamaan :


Pu.
R . 16.es  L2
2
2
2,4.L

Untuk desain LRFD, maka :

R = Rn = .(0,707a)(0,6.ƒu las)

= 0,75.(0,707.7).(0,6.480)

= 767,12 N/mm

Sehingga panjang las sekarang dapat dihitung sebagai berikut :


Pu.
R . 16.es  L2
2
2
2,4.L

diperoleh L = 39,5 ≈ 40 mm.

Jadi, digunakan las ukuran 4 mm dengan panjang L = 40 mm

( sumber : buku Perencanaan Struktur baja dengan metode LRFD, hal


325, bag.13.3 )
Yanuarso A Saputra (1504285) 61
Perencanaan Portal Gable

Gambar 4.12 Sambungan Kolom-Balok

4.7.3 Perhitungan Sambungan Crane – Kolom

Gambar 4.9 Output SAP Mu


Yanuarso A Saputra (1504285) 62
Perencanaan Portal Gable

Gambar 4.10 Output SAP Pu


Data gaya :
Pu = 21996,26 kg
Mu = 8657,59 kg.m

a.Sambungan Baut
Berikut ini adalah perhitungan sambungan crane dengan IWF
200.200.10.16 dengan kolom IWF 200.200.10.16 menggunakan mutu
baja BJ37 dan baut A325 Ø13 mm dengan ulir pada bidang geser.
Menghitung Tahanan Nominal Baut :
Geser :
1 Bidang geser :ϕRn = 0,75.(0,4.ƒub).Ab
= 0,75.(0,4).(825).(132,73) = 32851,17 N

2 Bidang geser :ϕRn = 2.(32851,17) = 65702,48 N

Tumpu :
Web balok :ϕRn = 0,75.(2,4.ƒup).db.tw
= 0,75.(2,4).(370).(13).(10)
= 60606 N
Yanuarso A Saputra (1504285) 63
Perencanaan Portal Gable

Flens balok :ϕRn = 0,75.(2,4.ƒup).db.tf


= 0,75.(2,4).(370).(13).(16)
= 95238 N
Tarik :
ϕRn = 0,75. (0,75.ƒub).Ab
= 0,75. (0,75).(825).(132,73) = 61596,078 N

Perhitungan Siku Penyambung Atas dan Bawah :


Dicoba dua buah baut pada masing-masing profil siku, sehingga :
M 10544,39.1000
d   855,93  856mm
2T 2.61596,07

Jarak baut terhadap flens atas balok = ½ .(856 - 200) = 230 mm

Gunakan profil siku 100.200.18, sehingga :

a = 76-tsiku – rsiku =230 – 18 -15 = 197 mm

dengan d = 856 mm, maka gaya yang bekerja pada profil siku adalah :
M 10544,39.1000
T    123182,126 N  123,182kN
d 856

Gaya ini menimbulkan momen pada profil siku sebesar :

M = 0,5 . T.a = 0,5 . 123182,126 . 100 = 12,133 kNm

Kapasitas nominal penampang persegi adalah :

 b.d 2 
Mn  0,9. . fy
 4 

4.12,133
b  449,84mm
0,9.240.18 2

Gunakan siku 100.200.18 dengan panjang 4500 m pada flens kolom.

Perhitungan Sambungan pada Flens Crane :

10544,79×1000
Gaya geser pada flens balok adalah = 150
= 266272,47 𝑁
Yanuarso A Saputra (1504285) 64
Perencanaan Portal Gable

Baut penyambung adalah baut dengan satu bidang geser, sehingga :


266272,47
𝑛= = 8,11  9 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
32851

Perhitungan Sambungan Web Crane dengan Siku 100.200.18 :

Tahanan dua bidang geser (65702,48 N) lebih besar dari pada tahanan
tumpu (60606 N) sehingga tahanan baut ditentukan oleh tahanan tumpu,
maka

60606
𝑛 = 210887,9 = 3,48 4 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡

Sambungan Web Crane dengan Flens Kolom :

Baut yang menghubungkan balok dengan flens kolom adalah sambungan


dengan satu bidang geser (ϕRn = 33851,17 N ), sehingga :

210887,9
𝑛= = 6,42 = 8 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
32851

Tabel 4.10 Jumlah baut pada sambungan crane - kolom

Jenis Baut (buah)


Sambungan pd Flens Crane 9
Sambungan Web Crane dg siku 4
Sambungan Web Crane dg Kolom 8

( sumber : buku Perencanaan Struktur baja dengan metode LRFD, hal


327, bag.13.4 )

b.Sambungan Las
Yanuarso A Saputra (1504285) 65
Perencanaan Portal Gable

Berikut ini adalah perhitungan sambungan las pada balok crane IWF
200.200.10.16 dengan kolom IWF 200.200.10.16 menggunakan mutu
baja BJ37 dan mutu las ƒu = 480 MPa.
Untuk mencegah leleh dari web, maka panjang tumpuan ditentukan oleh
:

Pn  . fy.tw.( N  2,5k )


atau
Pu 21088,79
N  2,5k   2,5.(26)  58,03mm
. f y .t w 1.240.7

Periksa terhadap kuat tekuk dukung balok, didapat


 N  t w   E. f y .t f
1, 5

Pn  0,75.0,39.t w .1  3.   .


2

 d tf   tw
 

dengan :

Pu = 21088,79 N ; d = 200 mm ; tf = 16 mm ; tw = 10 mm, diperoleh

N = 537,93 mm ≈ 538 mm

Karena N/d = 538/200 = 1,359> 0,2, maka harus diperiksa terhadap

persamaan:
 1, 5
 E. f .t
 N t 
Pn  0,75.0,39.t w 2 .1   4.  0,2 . w  . y f

  d   t f 
  tw
 

  538   10   210000.240.16
1, 5

 0,75.0,39.10 .1   4.
2
 0,2 .  .
  200   16   10

= 466477,121 N > Pu = 466477,121 N …OK

Untuk seat plate digunakan pelat dengan ketebalan 16 mm (sama


dengan tebal flens balok). Ukuran las minimum untuk pelat tebal 16 mm
adalah 6 mm.
Yanuarso A Saputra (1504285) 66
Perencanaan Portal Gable

Wperlu = N + set back = 538 + 8 = 546 mm

Ketebalan stiffner (ts) ditentukan sebagai berikut :


d) ts≥ tw = 7 mm
W 546
ts    33,83mm
e) 250 250
fy 240

es = W – N/2 = 546 –(538/2) = 277 mm


Pu.(6.es  2.W ) 21088,79.(6.277  2.546)
ts    1,245mm
f)  .(1,8. f y ).W 2 0,75.(1,8.240).546 2

Tebal stiffner diambil sebesar 40 mm, sehingga ukuran las efektif max
dapat ditentukan sebagai berikut :
p
f .t 370.40
a max eff  0,707. u s  0,707.  21,79mm  22m
f u las 480

Panjang las yang diperlukan (L), ditentukan dengan persamaan :


Pu.
R . 16.es  L2
2
2
2,4.L

Untuk desain LRFD, maka :

R = Rn = .(0,707a)(0,6.ƒu las)

= 0,75.(0,707.22).(0,6.480)

= 3359,67 N/mm

Sehingga panjang las sekarang dapat dihitung sebagai berikut :


Pu.
R . 16.es  L2
2
2
2,4.L

diperoleh L = 170,5 mm ≈ 171 mm.

Jadi, digunakan las ukuran 6 mm dengan panjang L =171 mm


Yanuarso A Saputra (1504285) 67
Perencanaan Portal Gable

( sumber : buku Perencanaan Struktur baja dengan metode LRFD, hal


325, bag.13.3 )

Gambar 4.15 Sambungan Kolom-Crane

4.8 Perhitungan Base Plate


Digunakan profil IWF 200.200.10.16
d = 202 mm
bf = 208 mm
tw = 10 mm
tf = 16 mm
r = 13 mm
A = 83,69 cm2
Ix = 6530 cm4
Iy = 2200 cm4

Data gaya :
Mu = 6668,52 kg.m
Vu = 3471,58 kg
Pu = 24743,26 kg
𝑀𝑢 6668,52
𝑇𝑢 = = = 22228,4 𝑘𝑔
𝑑 300/1000

𝐹3 = √(𝑃𝑢 + 𝑇𝑢 )2 + 𝑉𝑢 2 = √(24743,26 + 22228,4)2 + 3471,58

= 83952, 𝑘𝑔
Yanuarso A Saputra (1504285) 68
Perencanaan Portal Gable

Data baut :
Øbaut = 25 mm
fub = 825 MPa
Ab = 490,874 mm2

Data pelat :
fyp = 240 MPa
fub = 370 MPa

Menghitung Tahanan Tumpu Bagian Flange Kolom


𝜙𝑅𝑛 = 0,75 . (2,4 . 𝑓𝑢𝑝 ). ∅𝑏𝑎𝑢𝑡 . 𝑡𝑓 = 0,75 . (2,4 .240). 25 . 16
= 24975 𝑘𝑔/𝑏𝑎𝑢𝑡

Menghitung Tahanan Geser Baut dengan 1 Bidang Geser


𝜙𝑅𝑛 = 0,75 . (0,45 . 𝑓𝑢𝑏 ). 𝐴𝑏𝑎𝑢𝑡 . 𝑚 = 0,75 . (0,45 .825). 490,874 . 1
= 13667,768 𝑘𝑔/𝑏𝑎𝑢𝑡

Menghitung Jumlah Baut


𝐹3 83952,80894
𝑛= = = 6,142
𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑑𝑔 1 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 13667,768
≈ 7 𝑏𝑎𝑢𝑡

Menghitung Jarak Antar Baut


15𝑑𝑏 = 15 × 25 = 37,5 𝑚𝑚
3𝑑𝑏 = 3 × 25 = 75 𝑚𝑚
𝑠𝑏𝑏 = 2 × 75 = 150 𝑚𝑚
𝐵 = (0,8 × 𝑏𝑓 ) + (2 × 𝑛) = 250𝑚𝑚
𝑁 = (0,95 × 𝑑) + (2 × 𝑚) = 300 𝑚𝑚
𝑓 = (0,5 × 𝑑) + 1.5𝑑𝑏 = 187,5 𝑚𝑚
Yanuarso A Saputra (1504285) 69
Perencanaan Portal Gable

𝑛 = 1.5𝑑𝑏 + (𝑑𝑏 /2) = 50 𝑚𝑚


𝑚 = 2 × 1.5𝑑𝑏 + (𝑑𝑏 ) = 100 𝑚𝑚

Cek Geser Flens IWF 200.200.10.16

𝑍 = (3 × 𝑠𝑏𝑏) + 𝑠𝑏𝑏 = 600 𝑚𝑚


𝐴𝑔𝑣 = 𝑍 × 𝑡𝑓 = 9000𝑚𝑚2

𝐴𝑛𝑣 = (𝑍 − (2,5 × (𝑑𝑏 + 2))) × 𝑡𝑓 = 7987,5𝑚𝑚2

𝐴𝑔𝑡 = 𝑠𝑏𝑏 × 𝑡𝑓 = 2250 𝑚𝑚2


𝐴𝑛𝑡 = (𝑠𝑏𝑏 − (4,5 × (𝑑𝑏 + 2))) × 𝑡𝑓 = 427,5 𝑚𝑚2
𝐷 = (𝑓𝑢𝑝 × 𝐴𝑛𝑡 ) = 15817,5 𝑘𝑔
𝐸 = (0,6 × 𝑓𝑢𝑝 × 𝐴𝑛𝑣 ) = 177322,5 𝑘𝑔
𝑇𝑛 = (𝐸 × 𝑓𝑦𝑝 × 𝐴𝑔𝑡 ) = 231322,5 𝑘𝑔
𝜙𝑅𝑛 = (0,75 × 𝑇𝑛 ) = 173491,875 𝑘𝑔 > 𝐹3 = 83952,80894 𝑘𝑔 … 𝑶𝑲
Menghitung Tebal Butuh Plate
𝜙𝑅𝑛 = 0,75 × (0,75 × 𝑓𝑢𝑏 ) × 𝐴𝑏𝑎𝑢𝑡 = 0,75 × 0,75 × 825 × 490,874
= 22779,615 𝑘𝑔/𝑏𝑎𝑢𝑡
𝑀𝑢 6668,52
𝑑= = = 0,135 𝑚 = 134,731 𝑚𝑚
𝑛𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝜙𝑅𝑛 10 × 22779,615
≈ 135 𝑚𝑚
𝑀𝑢 6668,52
𝑃𝑡𝑓 = = = 159139,111 𝑘𝑔
𝑑 0,135
𝐿𝑎 = 𝑠𝑏𝑏 − {(0,5 × 𝑑𝑏 ) + 2} = 150 − {(0,5 × 25) + 2} = 135,5 𝑚𝑚
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 0,5 × 𝑃𝑡𝑓 × 𝐿𝑎 = 0,5 × 159139,111 × 0,1355
= 10781,675 𝑘𝑔. 𝑚

4 × 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 = √
0,9 × 𝑑 × 𝑓𝑦𝑝

4 × 10781,675 × 103
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 = √ = 38,457 𝑚𝑚 ≈ 40 𝑚𝑚
0,9 × 135 × 240
Yanuarso A Saputra (1504285) 70
Perencanaan Portal Gable

Jadi, dimensi pelat yang didapat 250 x 300 x 40 mm.

Angker Baut
Angker yang digunakan sebanyak 4 buah
Akibat beban Gaya geser, tiap baut memikul beban
𝐷𝐴 4837,02
= = 1209,256 kg
4 4
4837,02
Diameter angker baut d = √ 1 /4
.𝜋 .𝜏
4

= 1,6 cm = 16 mm
Ambil baut Φ16 sebanyak 4 buah
Fgs = 4 . ¼ . π . d2
= 4 . ¼ . π . 1,62 = 8,0425 cm2
Kontrol tegangan yang terjadi
𝐷𝐴
τ = 4
𝐹𝑔𝑠
4837,02
= = 150 kg/cm2 < 1440 kg/cm2………..Aman
8,042

5.13.2. PERHITUNGAN PONDASI TELAPAK


Dalam perencanaan struktur portal ini menggunakan pondasi Telapak
Vu 7459.88 kg
Pu 38037.21 kg
Mu 12415.15 kgm
df 1m
nilai conus 20 kg/cm2
φ 0
ϒn 1.87 t/m3
c 10 t/m3
1 kg/cm2

Footing Dimension
Width of footing BF 1m
Length of footing, LF 1m
Total thick. of footing, HF 0.3 m
Depth of footing, DF 1m
Area of footing, AF 1 m2
Yanuarso A Saputra (1504285) 71
Perencanaan Portal Gable

Pedestal Dimension
Width of pedestal, Bp 0.3 m
Length of pedestal, Lp 0.3 m
Height of pedestal above ground, Gp -
Total height of pedestal, Hp 0.7 m
Depth of pedestal, Dp 1m
Area of pedestal AP 0.09 m2

Width of footing BF 1000 mm


Length of footing LF 1000 mm
Thickness of footing HF 300 mm
concrete cover d' 70 mm
Effective depth d 222 mm
Reinforcing steel bar fy 400 mpa
Concrete compressive strength fc' 25 mpa
Yanuarso A Saputra (1504285) 72
Perencanaan Portal Gable

As 0.0009
900
d 18
254.571429
n 3.53535354
4

Max. Vertical Load, SP 10.93


Max. Horizontal Load, H 1.2
Moment due to horizontal force at base, Mv 1.7
Ultimate Load, Pu 1.2 DL + 1.6 LL 15.036

Af, LF x BF 1
Zx = Zy = 1/6 LF x BF2 0.166666667
L, BF/2 - BP/2 0.35

25.236

equivalen
15.036
4.836 10.93 t/m2
Yanuarso A Saputra (1504285) 73
Perencanaan Portal Gable

as uniform load 10.93 t/m


mu 5.465 tm
steel ratio
m 18.82352941
ru 138.6098937 friksi 0.8
1.386098937 mpa

0.003586297

b 0.85

0.02709375

0.002432432
0.020320313

0.0035

0.003125

0.003586297 oray
0.000796158
796.157934 3.95817155 4
D 16 s 185.3333
201.1428571 180
Yanuarso A Saputra (1504285) 74
Perencanaan Portal Gable

Dowel Design
As min = 0.5% Ap 0.00045
450
D 16
a 201.1428571
n 2.237215909
4
as act 804.5714286
dowellenght

178.9772727 asmin/asact 0.559304

320

256

320
Yanuarso A Saputra (1504285) 75
Perencanaan Portal Gable

BAB V
KESIMPULAN

Dari perhitungan perencanaan yang telah dilakukan, dapat diketahui


hasil perencanaan konstruksi portal baja dengan data-data sebagai berikut :

5.1 Deskripsi
 Type Konstruksi : Portal Gable

 Jarak Antar Portal ( l ) : 4 meter

 Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang

 Bentang kuda – kuda (L) : 25 meter

 Tinggi Kolom (H) : 6 meter

 Kemiringan atap () : 290

 Berat crane : 25 ton

 TekananAngin : 55 kg/m2

 Sambungan : Baut dan Las

 Pondasi : Telapak Beton

5.2 Pembebanan
 Beban Mati
a. Berat sendiri atap : 11 kg/m
b. Berat sendiri gording : 64 kg/m
c. Berat sendiri sambungan : 6,4 kg/m
 Beban Hidup : 100 kg
 Tekanan Angin : 55 kg/m
Yanuarso A Saputra (1504285) 76
Perencanaan Portal Gable

a. Angin Tekan : 31,68 kg/m


b. Angin Hisap :-70,4 kg/m

5.3 Dimensi Portal

 Dimensi gording : Profil C 14


 Dimensi Batang Tarik : Ø5 mm
 Dimensi Ikatan Angin : Ø14 mm
 Dimensi Balok Gable : IWF 300.300
 Dimensi Kolom Gable : IWF 350.350
 Dimensi balok crane : IWF 600.300
 Dimensi base plate crane : 10 mm
 Dimensi pondasi :1,2 m dengan kedalaman 1,2 m

5.4 Sambungan Baut dan Las

 Jenis Las : Las Sejajar


 Tebal Las Maksimum : mm
Sambungan di Balok-Balok
 Dimensi Baut : Ø10 mm
 Banyak Baut : 8 buah
Sambungan di Balok-Kolom
 Dimensi Baut : Ø13 mm
 Banyak Baut : 2 buah
Sambungan Kolom-Crane
 Dimensi Baut : Ø16 mm
 Banyak Baut : 12 buah
Yanuarso A Saputra (1504285) 77
Perencanaan Portal Gable

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Rudy.Ir. 1993. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius

SNI 03-1729-2002 “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung”

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984.

Sunggono kh, Ir. 1995. Buku Teknik Sipil.Bandung : Nova

A.S.Arya dan J.L.Ajmani. 2001.Design Of Steel Structures.Roorke : New Chand &

Bros.

Setiawan,Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (sesuai SNI

03-1729-2002).Jakarta:Erlangga.
Yanuarso A Saputra (1504285) 78
Perencanaan Portal Gable

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai