Anda di halaman 1dari 8

Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

PERWUJUDAN KONSEP DAN NILAI-NILAI KOSMOLOGI


PADA BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL TORAJA

Mashuri
Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektu r – Universitas Tadulako

Abstrak
Salah satu ciri yang kuat pada arsitektur vernakular adalah adanya kosmologi dala m penataan
penataan lingkungan baik yang bersifat makro (pemukiman) maupun yang bersifa t mikro (ru mah).
Orientasi kosmologi ini dapat ditandai d engan adanya ruang yang bersifat sakral maupun yang bersifat
profan. Toraja, sebuah kelompok etnik yang tinggal di sebelah utara provinsi Sulawesi Selatan,
mempunyai bentuk arsitektur tradisional yang unik dan indah, yang merupakan ekspresi dari “Aluk
Todolo”, agama dan “way of life”nya. Pemikiran kosmologi dan ajaran “Aluk Todolo ” dieksp resikan dalam
arsitektur Toraja, baik dalam pembagian ruang secara ho rizontal maupun secara vertikal.
Kata kunci: rumah tradisional, To raja, kosmologi

Abstract
One of the strong features of vernacular architectu re is cosmology that appears in th e environment
decoration, both in the form of macro (settlemen t) and micro (house). Cosmology orientation can be
recognized in the building, which has a room functioned, bo th as sacred and profane. To raja, an ethnic
group that lives in the northern of south Sulawesi has unique and beautiful traditional architecture. It is the
expression of religion “Aluk Todolo” and its way of life. Th e concept of cosmology and the theory of “Aluk
Todolo” are expressed in the architecture of Toraja, bo th in the expression of the room horizontally and
vertically.
Keywords: traditional house, Toraja, cosmology

PENDAHULUAN tulisan-tulisan, karangan-karangan warga


Manusia sebagai makhluk yang berbudaya, masyarakat yang bersangkutan.
mengandung pengertian bahwa manusia Kebudayaan sebagai suatu kompleks
menciptakan budaya dan kemudian aktifitas manusia yang berpola, menciptakan
kebudayaan memberikan arah dalam hidup suatu system social bagi masyarakat yang
dan tingkah laku manusia. Dalam kebudayaan bersangkutan
tercakup hal-hal bagaimana tanggapan Berupa wadah untuk menghasilkan benda-
manusia terhadap dunianya dan lingkungan benda pakai dan karya seni, berbentuk nyata
masyarakatnya. Seperangkat nilai yang sebagai obyek riil, seperti bangunan rumah,
menjadi landasan untuk menentukan sikap lukisan, patung, kerajinan, benda pakai,
terhadap dunia luarnya, bahkan untuk senjata (Koentjaraningrat, 1974).
mendasari langkah-langkah kegiatan yang Ketiga wujud kebudayaan di atas, saling
hendak dan harus dilakukan sehubungan terkait satu sama lain. Adanya ide dan
dengan kondisi alam maupun pola hidup gagasan mengakibatkan terjadinya aktifitas
kemasyarakatannya. yang menghasilkan suatu karya (kebudayaan
Kebudayaan paling sedikit mempunyai tiga fisik). Salah satu bentuk kebudayaan fisik
kategori yaitu: tersebut adalah bangunan rumah.
Berupa wadah bagi suatu kompleks ide- Dalam konsep tradisional Toraja, sebuah
ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma- rumah tidak hanya memiliki dimensi
norma dan peraturan. Haln-hal ini berada fungsional sebagai tempat hunian, tetapi juga
dalam pikiran warga masyarakat, atau dalam sekaligus melalui unsur-unsur bentuk tertentu
tingkat perkembangan tertentu sudah berupa menampilkan pandangan kosmologis dan
filosofis yang mendalam. Lebih jauh lagi
1
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

rumah dianggap sebagai simbol dari jagad ini dapat ditandai dengan adanya ruang yang
raya/kosmos, di mana hirarki kosmos bersifat sakral (sacred) dan ruang yang
ditampilkan pada zona vertikal dan horizontal bersifat profan (profane).
dari sebuah rumah. Menurt Moerdjoko (2006), dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masyarakat tradisional rumah dianggap
pertanyaan penelitian tentang nilai-nilai sebagai bentuk mikro kosmos sebagai
kosmologi pada bangunan tradisional Toraja penjelmaan dari bentuk makro kosmos (alam
dapat disusun sebagai berikut: raya) yang terbagi atas tiga bagian yaitu:
Bagaimana konsep kosmologi Toraja yang a. Dunia atas, adalah daerah suci sebagai
dikaitkan dengan rumah tradisionalnya? tempat para dewa
Seperti apa wujud dari nilai-nilai kosmologi b. Dunia tengah, adalah daerah yang dihuni
yang terdapat pada rumah tradisional Toraja? oleh manusia
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian c. Dunia bawah, adalah daerah kotor yang
ini diharapkan dapat mengungkapkan wujud dihuni oleh binatang.
nilai-nilai kosmologi pada bangunan rumah
tradisional Toraja agar dapat mendorong 2. Rumah Tradisional
peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Rumah menurut Van Romondt (1965,
arsitektur, khususnya arsitektur tradisional. dalam Said,2004) adalah suatu shelter atau
tempat berlindung manusia dalam
TINJAUAN PUSTAKA menghadapi cuaca panas, dingin, hujan dan
1. Kosmologi angin. Dahulu, pengertian rumah tinggal
Kosmologi berasal dari istilah Yunani; adalah sebagai tempat berlindung dari
kosmos, yang berarti susunan atau juga panasnya terik sinar matahari atau serangan
ketersusunan yang baik. Lawannya adalah binatang buas yang menjadi musuh manusia.
khaos, yang berarti keadaan kacau balau. Namun sekarang, selain untuk hal tersebut di
Kosmologi mencari struktur-struktur dan atas, juga berarti sebagai tempat beristirahat,
hukum-hukum yang paling umum dan membina individu/keluarga, tempat bekerja,
mendalam dalam kenyataan duniawi dan sekaligus juga sebagai lambing sosial.
seluruhnya. Kosmologi misalnya bertanya: Bagi masyarakat primordial, rumah
dunia itu apa; materi itu apa; kuantitas dan merupakan tempat berlindung untuk
kualitas itu apa; perubahan itu apa; ruang dan menghindari dari bahaya-bahaya rohani yang
waktu itu apa; penyebabnya itu apa. (Baker, mengancam.
1995 dalam Said,2004) Adapun pengertian rumah tradisional,
Amos Rapoport berpendapat bahwa yaitu suatu bangunan dimana struktur, cara
arsitektur dapat dipandang sebagai pembuatan, bentuk, fungsi, dan ragam
manifestasi dari aspek sosial, budaya, teknik, hiasnya mempunyai ciri khas tersendiri, yang
ritual dan mampu mengekspresikan diwariskan secara turun-temurun, serta dapat
keyakinan atau kaidah-kaidah yang bersifat dipakai oleh penduduk daerah setempat
kosmologis, serta mampu untuk melakukan aktifitas kehidupan dengan
mengkomunikasikan informasi yang sebaik-baiknya (Said,2004).
mengandung sistem nilai (Rapoport, 1969). Kata ‘tradisi’ mengandung arti suatu
Lebih lanjut Rapoport menyebutkan bahwa kebiasaan yang dilakukan dengan cara yang
ciri yang kuat pada arsitektur vernakuler sama oleh beberapa generasi tanpa atau
adalah adanya kosmologi dalam penataan sedikit sekali mengalami perubahan-
lingkungan permukiman, orientasi kosmologi perubahan. Dengan kata lain, kebiasaan yang
2
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

sudah menjadi adat dan membudaya. Dengan Orang Toraja percaya segala sesuatu yang
demikian istilah ‘rumah tradisional’ dapat ada dalam dunia ini mempunyai nyawa.
diartikan sebuah rumah yang dibangun dan Nyawa manusia tetap hidup walaupun ia
digunakan dengan cara yang sama sejak sudah meninggal. Oleh sebab itu kehidupan
beberapa generasi. manusia tergantung pada segala sesuatu yang
Rumah tradisional Toraja yang disebut sepanjang pengetahuannya dapat memberi
Tongkonan mempunyai peranan yang sangat untung dan celaka. Semuanya itu, baik
penting karena berhubungan langsung makhluk hidup ataupun benda mati, dianggap
dengan kepercayaan Aluk Todolo, terutama oleh orang-orang Toraja mempunyai nyawa
dalam pesta adat dan kehidupan ritual di atau jin. Oleh sebab itu sebaiknya bersatu dan
Tana Toraja. Penyelenggaraan pesta adat berteman karib dengahn jiwa-jiwa yang
pada tingkat-tingkat tertentu, dilaksanakan mereka anggap berpengaruh dalam
dengan mengacu pada konsep kosmologi kehidupannya (Harahap,1952 dalam
Toraja, dan berpedoman pada keempat titik Said,2004).
mata-angin, di mana Tonkonan adalah
sebagai titik pusat. Utara dan Selatan 4. Landasan Teori
digambarkan sebagai ‘kepala dunia’ dan ‘ekor Landasan teori yang digunakan dalam
dunia’, atau tempat bersemayamnya Puang membahas wujud kosmologi pada rumah
Matua dan Pong Tulakpadang, yang menjaga tradisional Toraja mengacu pada apa yang
keseimbangan alam raya (kosmos) dikemukakan oleh Tangdilinting (1981)
(Tangdilinting,1981). dalam bukunya Toraja dan Kebudayaannya
yang menyatakan bahwa selain dari klasifikasi
3. Adat dan Kepercayaan alam raya ini yang berdasarkan keempat arah
Adat adalah aturan-aturan tentang mata-angin, dikenal pula adanya ‘pelapisan’
kehidupan manusia yang disepakati penduduk dari alam raya berdasarkan kosmologi Aluk
dalam suatu daerah tertentu untuk mengatur Todolo yang menganggap Tongkonan sebagai
tingkah laku anggota masyarakatnya sebagai ‘alam kecil’(mikrokosmos) dan merupakan
kelompok sosial. bagian dari ‘alam-raya’(makrokosmos).
Setiap manusia yang berada dalam
lingkaran kehidupan adat merupakan bagian METODE PENELITIAN
yang tidak terpisahkan dari unit sosial Metode penelitian yang digunakan adalah
tersebut, atau dengan lain perkataan, seluruh metode deskripsi rasionalistik yang mengacu
mekanisme kehidupan sosial bagi semua kepada landasan teori yang telah disusun.
anggota dijiwai oleh adat. Manusia telah Bahan penelitian berupa data-data sekunder
menerima adat secara total sebagai sistem yang diperoleh dari beberapa literatur.
kehidupan sosialnya, serta percaya bahwa
hanya dengan berpedoman pada adatlah
HASIL DAN PEMBAHASAN
maka ketentraman dan kebahagiaan bagi
1. Adat dan Kepercayaan Toraja
setiap anggota masyarakat dapat terjamin.
Masyarakat Toraja saat ini, secara
Kepercayaan erat hubungannya dengan
bersamaan masih melaksanakan adat
upacara-upacara religius, dan menentukan
kepercayaan Aluk Tomatua upacara ritual
tata ukur daripada unsur-unsur acara serta
bagian dari Aluk Todolo. Dalam kehidupan
rangkaian alat-alat yang dipakai dalam
sehari-hari adat tersebut antara lain
upacara itu (Koentjaraningrat,1974).
terungkap dalam berbagai upacara seperti

3
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

misalnya Rambu Tuka berarti suka cita atau berkah kepada para keturunannya
dalam hal ini perkawinan, upacara memasuki (Tangdilinting,1981).
rumah baru. Menurut adat Toraja yang paling Pemujaan kepada ketiga unsur yang
penting adalah upacara Rambu Solo yaitu masing-masing berupa kelompok Deata
upacara pemakaman. tersebut, oleh masyarakat penganut Aluk
Aluk Todolo kepercayaan yang dianut oleh Todolo diungkapkan dalam bentuk upacara-
masyarakat Toraja artinya adalah upacara ritual dengan berbagai sajian,
agama/aturan dari leluhur (aluk = persembahan atau korban. Persembahan ini
agama/aturan, todolo = nenek moyang) bermacam-macam bentuk, tempat dan
(Tangdilinting,1981). Aluk Todolo menurut arahnya disesuaikan dengan ketiga unsur
penganutnya diturunkan oleh Puang Matua tersebut di atas.
atau Sang Pencipta mulanya pada leluhur Kepada Para Deata atau Pemelihara,
pertama Datu La Ukku' yang kemudian dipersembahkan babi atau ayam dengan
menurunkan ajarannya kepada anak cucunya mengambil tempat di sebelah timur
(Tangdilinting,1981) . Oleh karena itu rumah/Tongkonan dan untuk Tomembali
menurut kepercayaan ini, manusia harus Puang/Todolo atau Leluhur sebagai pengawas
menyembah, memuja dan memuliakan Puang manusia dipersembahkan babi atau ayam di
Matua atau Sang Pencipta diwujudkan dalam sebelah barat Tongkonan atau di tempat
berbagai bentuk sikap hidup dan ungkapan kuburan (Tangdilinting,1981).
ritual antara lain berupa sajian, persembahan Adanya kepercayaan terhadap para Dewa
maupun upacara-upacara. Setelah Puang tersebut terkait dengan pandangan
Matua menurunkan Aluk kepada Datu La masyarakat Toraja terhadap tata ruang jagad
Ukku sebagai manusia pertama, kemudian raya atau makro kosmos yang dipandang
memberikan kekuasaan kepada para Deata terdiri dari tiga unsur yaitu: langi' (sorga), lino
atau Dewa untuk menjaga dan memelihara atau padang berarti bumi dan Deata to
manusia. Oleh karena itu Deata disebut pula Kengkok atau Puang to Kebali'bi' (Dewa
sebagai Pemelihara yang menurut ajaran Aluk Berekor) artinya bagian di bawah bumi
Todolo tidak tunggal tetapi di golongan (Tangdilinting,1981).
menjadi tiga yaitu: Deata Langi' (Sang 2. Kosmologi Toraja
Pemelihara Langit menguasai seluruh isi Menurut Tangdilintin (1981), skema
langitdan cakrawala), Deata Kapadanganna kosmologi dari masyarakat Toraja
(Sang Pemelihara Bumi, menguasai semua digambarkan sebagai berikut: Puang Matua
yang ada di bumi) dan Deata Tangngana (Sang Pencipta) di Utara/atas/langit tiga
Padang (Sang Pemelihara Tanah, menguasai kelompok Deata berada di Timur, Tomembali
isi bumi). Masing-masing golongan terdiri dari Puang/Todolo di Barat dan bumi tempat
beberapa Deata yang menguasai bagian- kehidupan manusia di bawah.
bagian tertentu misalnya gunung, sungai, Jowa Imre Kis-Jovak peneliti dari Belanda,
hutan dan lain-lain (Tangdilinting,1981). membuat intepretasi kosmologi dari Aluk
Selain kepada Deata dengan kekuasaan Todolo dengan gambaran terlihat dalam
masing-masing Puang Mattua atau Sang gambar 1. Ulluna Langi digolongkan ke dalam
Penguasa juga memberikan kepercayaan dunia atas, berada di titik Zenith atau puncak
kepada To Membali Puang atau Todolo dari bola langit. Permukaan bumi dipandang
(Leluhur) yang juga diwajibkan dipuja dan sebagai Dunia Tengah atau dalam bahasa
disembah karena merekalah yang memberi Toraja disebut Lino sering pula disebut
Padang, terletak pada bidang potong tengah
4
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

bola langi' yang berarti langit. Dalam hal ini bagian dunia tersebut di atas. Cakrawala
langit diartikan udara atau Puya tempat adalah keseluruhan sebagai pembungkus
tinggal jiwa. Di dunia tengah inilah terdapat dunia tengah dipandang sebagai palullungan
kehidupan manusia termasuk di dalamnya yang artinya atap. Dunia bawah dipikul oleh
tongkonan. Menurut interpretasi Kis-Jovak Tulakpadang artinya Ia yang memikul bumi
dari hasil penelitian antropologisnya, dunia dengan kepala dan pohon-pohon palem di
tengah dalam hal ini terletak di sebelah timur tangannya. Ia menjaga keseimbangan dan
Gunung Bamba Puang dan pohon-pohon bermukim 12 tingkat di bawah bumi.
palem sebagai pintu keluar-masuk para Dewa Meskipun demikian, kadang-kadang terjadi
di sebelah barat ( Kis-Jovak, 1988 dalam ketidak seimbangan karena Indo' Ongan-
Said,2004). Dunia Bawah terdiri dari Pong ongan istrinya yang suka bertengkar,
Tulak Padang dan roh-roh dalam tanah mengganggu hingga terjadi gempa bumi.
mendukung dunia tengah rumah dan Dunia bawah dapat dicapai melalui lobang-
kediaman manusia di muka bumi. lobang belahan dan jurang-jurang. "rongga-
Menurut Kis-Jovak, di luar sistem bola rongga" dalam perut bumi ini merupakan
langit di sebelah barat terdapat Pongko', yang suatu ciptaan yang luar biasa, mengagumkan
dalam mitos merupakan asal orang Toraja, dan ditakuti manusia ( Kis-Jovak, 1988 dalam
dibatasi oleh tasik atau laut dengan ketiga Said,2004)

Gambar 1. Pandangan Kosmologi Masyarakat Toraja berdasarka n Analisis Jowa Imre Kis-Jovak

Keterangan:
a. Pangko'; b. Tasik (laut); c. Gunung Bamba Puang; d. Puya (Tanah dari semua yang berjiwa); e.
Padang/lino Dunia Tengah/dunia manusia; f. Langi’. g. Dunia Bawah; h. Pong Tulak Padang; i. Roh di
dalam bumi. j. Puang Matua di Zenith atau Ulunna Langi’; k. Tongkonan.

3. Rumah Tradisional Toraja seperti pesta adat yang terkenal: Rambu


Rumah tradisional Toraja yang Tuka' dan Rambu Solo'.
mempunyai fungsi adat dinamakan Tongkon artinya duduk, mendapat akhiran
Tongkonan yang pada saat ini tidak banyak 'an' maka menjadi 'Tongkonan' yang artinya
lagi ditempati sebagai wadah hunian oleh `tempat duduk'. Maksudnya duduk
pemiliknya sendiri, tapi lebih sering digunakan bermusyawarah, mendengarkan perintah,
untuk kebutuhan yang bersifat publik seperti atau menyelesaikan masalah-masalah adat
kegiatan sosial dan tempat upacara religi bagi yang terjadi di masyarakat. Tongkonan juga
rumpun keluarga yang memilikinya. Hal itu merupakan istana raja atau penguasa adat
disebabkan karena salah satu fungsi dan pusat pertalian keluarga.
Tongkonan adalah pusat tempat Rumah tradisional di beberapa daerah di
penyelenggaraan upacara-upacara adat Asia Tenggara diakui mempunyai banyak

5
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

signifikansi. Ruang di dalam rumah yang atau dapat dise but gambaran me nge nai
merupakan wadah tiga dimensional, tidak mi krokosmos.
hanya sebagai suatu bagian yang membatasi Tongkonan di Toraja selalu menghadap ke
ruang dengan dunia sekelilingnya secara fisik, arah utam, ke arah ulunna lino (kepala
tapi juga dalam arti keberadaannya sebagai dunia) menurut pandangan kosmo logi
ruang yang merupakan ungkapan simbolik. Toraja. Tata hadap Tongkonan itu merupakan
Terdapat pengertian yang lebih luas ungkapan simbolik sebagai penghormatan
mengenai konsep dan struktur kosmos, dan pemuliaan kepada Puang Matua, sang
seperti strata vertikal mengenai `surga' (dunia pencipta jagad raga, yang dipercaya berse-
atas), `bumi' dan 'dunia bawah', atau aturan- mayam di bagian utara, sehingga penjuru
aturan horizontal yang mengacu pada utara tidak boleh dibelakangi, artinya
`cardinal point' (titik pusat) termasuk juga Tongkonan harus selalu menghadap ke Puang
catatan mengenai lokasi antara gunung dan Matua agar selalu mendapat berkah dari-Nya.
laut. Kesemuanya itu dirangkum dalam De ngan mengacu pada si stem budaya
simbolik dan divisualisasikan pada wujud Toraja, maka tata letak/posisi Tongkonan
bagian-bagian rumah. Konsep tersebut selalu menjadi tanda indeks bagi penjuru mata
memainkan peranan penting pada angin: Utara, Selatan, Timur, dan Barat, yang
pembangunan sebuah rumah, yang bertujuan sekaligus bermakna simbolik sebagai
untuk menentukan posisi rumah di penjuru utarna dalam pandangan kosmologi
lingkungan alamnya. Dengan demiki an Toraja.
rumah merupakan suatu mini atur kosmos
Tabel 1. Tinjauan Tongkonan sebagai
Mikrokosmos berdasarkan
Pandangan Kosmologi Toraja (Struktur Horizontal Tongkonan)
TONGKONAN LOKASI FUNGSI KONOTASI/SIMBOLIK
1 2 3 4
Bagian Tempat Ulunna langi’ (kepala langit), sebagai tempat
Utara bermain anak- bersemayam Puang Matua
Halaman anak dan Bagian yang dianggap suci, terhormat,
Bagian Depan depan kegiatan bagi mewakili unsur laki-laki
rumah kaum laki-laki Tata hadap Tongkonan kea rah utara,
sebagai ungkapan simbolik: penghormatan
kepada Puang Matua
Bagian Tempat Pollona langi’ (ekor langit)
Selatan menumbuk padi Bagian yang dianggap mewakili unsur
Bagian
Halaman perempuan
Belakang
belakang Tempat bombo’ (setan jahat), membuang
rumah kesialan, bagian yang dianggap kotor
Bagian Tempat Areal ritual Aluk Rambu Tuka’
Timur bermain anak- Rampe ma taallo, penjuru tempat terbitnya
Halaman anak matahari
Bagian Kanan
samping Bagian yang dianggap baik, terang,
rumah mendatangkan kebahagiaan dan
kegembiraan.
Bagian Barat Tempat Areal ritual Aluk Rambu Solo’
Halaman bermain anak- Tempat para Deata
Bagian Kiri samping anak Tempat para leluhur atau Tomembali Puang
rumah Bagian yang dianggap buruk, gelap, tempat
kedukaan, kesedihan

6
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

Gambar 2. Pembagian Zona Tongkonan berdasarkan Kosmologi Toraja

Tongkonan merupakan rumah sistem struktur vertikalnya, bangunan


panggung yang berbentuk persegi empat tongkonan terbagi atas tiga bagian utama,
panjang. Dibuat sebagai rumah panggung, yaitu: (a) bagian kaki (kolong), (b) bagian
agar penghuni tidak mudah diganggu badan rumah, dan (c) bagian atas (atap).
binatang buas maupun musuh. Ditinjau dari

Tabel 2. Tinjauan Tongkonan sebagai Mikrokosmos berdasarkan


Pandangan Kosmologi Toraja(Struktur Vertikal Tongkonan)
BAGIAN
TONGKONAN FUNGSI KONOTASI/SIMBOL IK
STRUKTUR
1 2 3 4
Bentuk atap dikonotasikan sebagai
Atap rumah, metafora bentuk yang mirip ‘perahu’ atau
sebagai penutup ‘tanduk kerbau’
Bagian atas Atas
seluruh struktur Bahagian yang dianggap suci, terhormat
rumah Dunia atas: Langi’ (langit), tempat Puang
Matua
Wadah bagi azas-azas hidup manusia untuk
Badan rumah (kale menciptakan kehidupan harmonis.
banua), merupakan Tempat persilangan keempat penjuru mata
wadah untuk angin, dan pertemuan antara ‘dunia atas’
Bagian tengah Tengah kegiatan dengan ‘dunia bawah’
fuungsional praktis Tempat dihidangkan sajian persembahan
penghuni(tidur,mas kepada Puang Matua, Deata-Deata , dan
ak,makan) Tomembali Puang
Dunia Tengah: Lino(bumi)
Bagian bawah, Bahagian yang dianggap terendah dan
terdiri dari kotor
tiang-tiang Wadah bagi hewan, air, sungai, tanaman,
dan kayu sulur Kolong rumah yang dimanfaatkan oleh manusia dalam
melintang (sulluk banua) menjalani kehidupan, terutama dalam
(roroan) yang Konstruksi melaksanakan upacara adat.
mengikat penopang rumah Tempat Pong Tulakpadang yang dipercaya
Bawah
tiang-tiang Dahulu, mendukung dan member ‘spirit’pada
atau sama dipergunakan Tongkonan dan kehidupan manusia di bumi
lainnya sebagai kandang (lino).
sehingga hewan Dunia Bawah
terbentuk
seperti
kurungan

7
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 1 Ma ret 2010

Bagian Atas
(atap)

Badan rumah
(kale banua)

Kolong
(suluk banua)

a b

Gambar 3. a.Tampak depan Tongkonan; b. Tampak potongan Tongkonan

KESIMPULAN 2. Badan /dinding Tongkonan sebagai


a. Secara horizontal, kosmologi Toraja manifestasi dari dunia tengah
mengklasifikasikan alam raya ini 3. Kolong Tongkonan sebagai
berdasarkan ‘empat arah mata angin’. manifestasi dari dunia bawah
Perwujudan pengklasifikasian alam raya
tersebut termanifestasikan dalam bentuk DAFTAR PUSTAKA
pembagian ruang Tongkonan secara 1. Izarwisma,dkk., 1985. Arsitektur
horizontal, dimana utara dikonotasikan Tradisional Daerah Sulawesi Selatan,
sebagai : kepala, bagian depan,bagian Proyek Inventarisasi Kebudayaan Daerah
Sulawesi Selatan, Depdikbud, Jakarta.
yang dihormati dan dianggap sebagai
2. Koentjaraningrat, 1974. Pengantar Ilmu
tempat suci, selatan dikonotasikan
Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta
sebagai : kaki,bawahan,ekor,pengikut 3. Moerdjoko, 2006. Discourseto The
dan tempat kotor, timur dikonotasikan Concept of Place in The Vernacular
sebagai ‘kehidupan’, dan dianggap secara Settlement, Prosiding 3rd International
kualitas mewakili: kebahagiaan, terang, Seminar on Vernacular Settlement,
kesukaan dan sumber kehidupan, barat Jurusan Arsitektur Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
merujuk pada ‘kematian’,secara kualitas
4. Rapoport,A., 1969. House, Form and
mewakili unsur gelap,kedukaan,dan Culture. Prentice-Hall,Inc., Engelwood
semua hal-hal yang mendatangkan Cliffs, New Jersey.
kesusahan. 5. Said, A..A., 2004. Simbolisme Unsur Visual
b. Secara vertikal kosmologi Toraja Rumah Tradisional Toraja, Ombak,
mengklasifikasikan alam raya Yogyakarta.
6. Sutedjo, S.B., 1997. Pencerminan Nilai
berdasarkan ‘pelapisan dunia’ yang
Budaya dalam Arsitektur di Indonesia,
terwujud dalam bangunan Tongkonan
Penerbit Djambatan, Jakarta.
dalam bentuk: 7. Tangdilinting, L.T., 1981. Toraja dan
1. Atap Tongkonan sebagai manifestasi Kebudayaannya, Yayasan Lepongan
dari dunia atas Bulan, Tana Toraja.

8
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai