2 - Pu & Model Sistem PDF
2 - Pu & Model Sistem PDF
Pada kenyataannya didalam suatu sistem tenaga listrik didapatkan harga besaran-
besaran di atas dalam kondisi-kondisi yang berlainan, ada yang dalam besaran kiloVolt
tetapi juga ada yang dalam besaran Volt untuk satuan tegangan, kilo Ampere tetapi juga
ada dalam besaran Ampere untuk satuan Arus ataupun harga-harga impedansi dalam
besaran persen yang didasarkan ( mempunyai dasar ) masing-masing peralatan.
Pada kondisi seperti di atas, ditemui kesulitan dalam mengadakan perhitungan-
perhitungan baik untuk perhitungan kondisi normal maupun kondisi gangguan sebagai
contoh untuk perhitungan arus short circuit ataupun untuk perhitungan-perhitungan yang
lain. Untuk mengatasinya, diciptakan suatu sistem yang dinamakan Sistem Per Unit,
dimana dalam sistem ini semua kuantitas harga besaran didasarkan pada suatu besaran
yang telah dipilih, sehingga harga yang didapatkan bernilai sama untuk setiap komponen
dari suatu sistem tenaga listrik .
Ada dua simbol untuk menyatakan kuantitas per unit dari suatu besaran pada peralatan /
komponen tenaga listrik, yaitu :
nilai _ sebenarnya
Harga Persen = x100%
nilai _ dasar
Harga dasar (dasar) yang dipilih / ditetukan tidak perlu secara keseluruhan untuk daya,
tegangan, arus, atau impedansi, tetapi cukup ditentukan dua jenis dasar saja, misalnya
ditentukan dasar untuk daya dan tegangan saja.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan per unit adalah sebagai berikut :
1. kV dasar (tegangan dasar) dan kVA dasar (daya dasar) dipilih pada suatu bagian
sistem ( hanya satu ).
2. KiloVolt dasar ( Tegangan dasar) untuk bagian-bagian lain dari sistem ditentukan
oleh angka perbandingan pada transformator, sedang kiloVoltAmpere dasar (Daya
dasar) adalah tetap untuk semua bagian sistem.
3. Untuk tiga buah transformator fasa tunggal yang dihubungkan sebagai transformator
3 fasa, maka rating tiga fasanya ditentukan dari rating fasa tunggal masing-masing
transformator. Impedansi dalam persen untuk satuan tiga fasa adalah sama dengan
impedansi dalam persen untuk masing-masing transformator.
4. Untuk sistem satu fasa dan tiga fasa berlaku istilah:
- Arus berarti arus saluran
- Tegangan berarti tegangan ke netral (L-N), tegangan saluran (L-L)
- Daya berarti daya per fasa (1 ), daya total tiga fasa (3 )
- Daya dasar; kW, MW = Daya dasar; kVA, MVA
Tegangan _ dasar(kVL N )
Dasar Impedansi (ohm) =
Arus _ dasar(kA )
Sedangkan harga per unit dari masing-masing besaran dapat dicari dengan cara sebagai
berikut :
Nilai _ Tegangan _ sebenarnya
Per Unit Tegangan =
Nilai _ Tegangan _ dasar
Nilai _ Arus _ sebenarnya
Per Unit Arus =
Nilai _ Arus _ dasar
Contoh: 1
Dari suatu sistem tiga fasa dipilih dasar 30.000 kVA, 120 kV.
- Daya dasar (3 ) = 30.000 kVA
30.000
- Daya dasar 1 = kVA = 10.000 kVA
3
- Tegangan dasar (L-L) = 120 kV
120
- Tegangan dasar (L-N) = kV = 69,2 kV
3
10.000
- Arus dasar = A = 144.5 A
69.2
69200
- Impedansi dasar = ohm = 478.89 ohm
144.5
1202
- Impedansi dasar = ohm = 480 ohm
30
Sehingga untuk daya total tiga fasa 18.000 kW, 108 kV akan diperoleh:
18.000
- Daya per fasa = kVA = 6.000 kVA
3
18.000 6.000
- Daya per unit = = = 0,6
30.000 10.000
108
- Tegangan (L-N) = kV = 62,3 kV
3
108 62,3
- Tegangan per unit = = = 0,9
120 69,2
Contoh: 2
Dipilih dasar 4,4 kV, 127 A
Maka diperoleh
4400 / 3
Impedansi dasar = ohm = 20 ohm
127
Daya dasar = 3x4400x127 kVA = 966,724 kVA
Jika daya dasar dan tegangan dasar yang ditentukan bukan daya dan tegangan
komponen itu sendiri, maka harga per unit impedansinya akan berubah. Dengan
persamaan untuk harga impedansi per unit yang baru, adalah :
2
KV MVABARU
IMPEDANSI BARU PU IMPEDANSI LAMA PU LAMA
KVBARU MVALAMA
Harga per unit impedansi baru ini juga bisa didapat dengan merubah harga per unit
impedansi lama ke dalam besaran Ohm lebih dahulu, kemudian dengan membaginya
dengan harga dasar impedansi yang ditentukan.
Kondisi seperti di atas ( pemberian harga impedansi dalam per unit atau persen )
biasanya terdapat dalam transformator dan mesin-mesin listrik yang lain.
Harga-harga per unit atau persen impedansi yang dicantumkan oleh pabrik adalah
dengan dasar kVA dan kV rating dari peralatan itu sendiri.
Contoh: 3
X” sebesar 0,25 per unit (pu) adalah reaktansi generator dengan spesifikasi 18 kV, 500
MVA. Sebagai perhitungan dipakai dasar 20 kV, 100 MVA. Hitung X” dengan dasar baru
tersebut.
Maka akan diperoleh:
2
18 100
X " 0,25 x x = 0,0405 pu
20 500
atau:
18 2
0,25 x
500
X " = 0,0405 pu
20 2
100
MODEL SISTEM
Merupakan penggambaran suatu sistem tenaga listrik dengan menggunakan lambang-
lambang yang telah disepakati bersama/standart.
Mesin/jangkar berputar :
Trafo daya :
Sekering/fuse :
Trafo arus :
Trafo tegangan :
Pemutus rangkaian daya :
Hubungan segitiga :
Hubungan bintang :
V
Voltmeter :
A
Ampere meter :
Pada diagram segaris, keterangan mengenai beban generator, trafo, reaktansi
bermacam-macam komponen sering digunakan.
Beban A Beban B
Rel 1 Rel 2
Keterangan :
Generator 1 ditanahkan dengan reaktor
Generator 2 ditanhkan dengan resistor
Generator 3 ditanahkan dengan reaktor
T1 : Trafo step up dihubungkan Y – Y ditanhkan
T2 : Trafo step down dihubungkan Y – Δ, ditanahkan
Sebuah saluran transmisi antara T1 dan T2
Beban A dan B dihubungkan ke rel 1 dan 2
Pada diagram segaris diatas, keterangan mengenai beban, rating generator, trafo
dan reaktansi bermacam-macam komponen sering digunakan.
Beban A Beban B
Rel 1 Rel 2
Gb. 4 Diagram segaris suatu sistem tenaga listrik
2. Diagram Impedansi
diagram yang menggambarkan hubungan impedansi tiap-tiap komponen
yang terdapat pada sistem tenaga listrik.
jXs jX1 ja 2 X2 jX
Ra R1 a 2 R2 R
+
Ef Vt V1 Rc Xm aV2 V1 aV2
-
jX
Is R IR Is Z/2 Z/2
Y/2
Vs VR Z Vs V(X) VR
Z/2 Z/2 IR
Is Is IR
Z
Vs Vp Y VR Vs Y/2 Y/2 VR
T1 Transmisi T2
G1 G2 G3
1. Generator
Xg Xg
Rg
Eg Eg
2. Motor
Rm Xm Xm
Em Em
3. Transformator
jX1 ja 2 X2
R1 a 2 R2
Rc Xm X’
V1 aV2
4. Saluran transmisi
X1 X2
R1 R2
Y XT
V1 aV2
Motor serempak :
Selalu dimasukkan dalam perhitungan gangguan karena ggl/emf yang
dihasilkan besar pengaruhnya
Motor Induksi :
KOMPONEN SIMETRI
Gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik 3 fasa sering kali
mengakibatkan ketidakseimbangan pada sistem tersebut. Keadaan tersebut tidak dapat
dianalisa dengan perhitungan-perhitungan biasa/umum, sehingga diperlukan suatu metode
khusus, yakni metode komponen simetri.
Dasar pemikiran :
Suatu sistem 3 fasa yang tidak seimbang dapat diuraikan menjadi 3 buah sistem dengan
fasor-fasor yang seimbang dari fasor-fasor aslinya. Fasor-fasor inilah yang disebut kom
ponen simetri.
Himpunan fasor-fasor seimbang dari suatu sistem 3 fasa yang tidak seimbang
adalah :
1. Komponen urutan positif
Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, berbeda fasa 1200 satu terhadap yang lain
mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya.
Vc 1 Va 1
1200
1200 1200
Vb 1
Va 2
1200
1200
Vb 2
1200
Vc 2
Vc 0
Vb 0
Va 0
Va 0
Va
Va 2
Vc 1
Va 1
Vc
Vc 0
Vb Vc 2
Vb 0
Vb 2 Vb 1
Gmb1
Operator–operator
1. Operator j (1 < 900)
Perkalian operator j menyebabkan perputaran 900 berlawanan arah jarum jam
j x j = j2 = 1 < 1800 = -1
2. Operator a (1 < 1200)
Perkalian operator a menyebabkan perputaran 1200 berlawanan arah jarum jam
a = 1 < 1200 = -0,5 + j 0.866
a2 = 1 < 2400 = - 0,5 – j 0,866
a3 = 1 < 3600 = 1 < 00 = 1
3 impedansi urutan :
1. Impedansi urutan posistif, yakni impedansi suatu rangkaian, bila hanya mengalir arus
urutan positif saja.
2. Impedansi urutan negatif, yakni impedansi suatu rangkaian, bila hanya mengalir
arus urutan negatif saja.
3. Impedansi urutan nol yakni impedansi suatu rangkaian bila hanya mengalir arus
urutan nol saja.
Rangkaian ekivalen fasa tunggal yang hanya terdiri dari impedansi terhadap salah satu
arus urutan saja disebut sebagai jaringan urutan atau jala-jala urutan tertentu.
1. GENERATOR
-
Eg Va 1
+ Zg 1
a
Ia 1
Va 1 = Eg – Ia 1 . Zg 1
Va 2
Zg 2
a
Ia 2
Va 2 = -Ia 2 . Zg 2
= Zg 0
Rp
= Va 0
Zg 0
a
Ia 0
Va 0 = -Ia 0 . Zg 0
Rp
=
3 Zn Va 0
Zg 0
a
Ia 0
Va 0 = -Ia 0 (3 Zn + Zg 0)
Zg 0 Zg 0
Vzn = 3 Ia 0 . Zn
b Ib 0 = Ia 0 . 3 Zn
c
Ic 0
2. SALURAN TRANSMISI
Jala-jala urutan positif, negatif, dan nol penggambarannya sama.
Rp
Z1 / Z2 / Z3
Ia 1 / Ia 2 / Ia 0
3. BEBAN (MOTOR)
Jala-jala urutan positif (untuk semua hubungan kumparan)
Rp
-
Va 1
E
+ Z1
a
Ia 1
Va 1 = E – Ia 1 . Z 1
Va 2
Z2
a
Ia 2
Va 2 = -Ia 2 . Z 2
= Z0 Ia 0 = Z0
Rp Rp
= = 3 Zn
Z0 Z0
4. TRAFO
Jala-jala urutan positif & negatif (untuk semua hubungan kumparan)
Rp
Z1 / Z2
Ia 1 / Ia 2
Z0 = Z0
=
Rp Rp
= Z0 = 3 Zn Z0 3 Zn
Rp Rp
= =
Z0 Z0
Rp Rp
= =
Z0 Z0 3 Zn
I2
I1
+
+ V2
-
P V1 I3
+
- V3
-
V2 N
= 2
V3 N3
V3 N
= 3
V1 N1
S
Rp
P=H
T=L
S=M
ZP 0
ZT 0
T
ZS 0
S
Rp
P
ZP 0
T
ZT 0
P T S
ZS 0
S
Rp
P
ZP 0
3 Zn
T
ZT 0
P T S
ZS 0
S
Rp
ZP 0
ZT 0
T
P T S
3 Zn
S
Rp
M1
T3
M
M2
XL
Z1S
Z1G Z1M1
Z1M2
+ + +
Eg EM2 EM1
- - -
Rp
Z2S
Z2G Z2M1
Z2M2
Rp
Z0M2 3Zn
Rp
Contoh :
Rating sebuah trafo tiga kumparan adalah :
Primer : dihubungkan , 66 KV, 15 MVA
ZP
ZS ZT
S
T
Catatan :
P P
ZP
ZPS ZPT
ZS ZT
S
ZST
S
T T
dimana :
Z PS .Z PT
ZP =
Z PS Z PT Z ST
Z P .Z S Z P .Z T Z S .Z T
ZPS =
ZT