1
Sejarah Ji’ranah
Masjid Ji’ronah adalah adalah sebuah masjid yang terletak di desa Ji’ronah26
kilometer dari kota Mekkah. Menurut sejarahnya nama Jironah ini berasal dari nama
seorang wanita yang mengabdikan sisa hidupnya untuk menjaga dan membersihkan
sebuah masjid di desa tersebut. Sebagai penghargaan maka namanya disematkan
sebagai nama kampung dan nama masjid yang berdiri di kampung tersebut.
Ji’ronah dikenal sebagai nama perkampungan Wadi Saraf (lembah Saraf) yang
daerahnya mayoritas merupakan bukit batu tandus. Masjid Ji’ronah digunakan para
jamaah haji sebagai tempat miqot. Masjid Ji’ronah sebagai tempat miqot terletak di
bagian timur kaut dari kota Mekkah. Luasnya 1.600 meter persegi dan mampu
menampung sekitar seribu jamaah sholat. Area parkirnya pun cukup luas sehingga
mampu menampung ratusan bis dan kendaraan kecil yang mengangkut para jamaah.
Di perkampungan Ji’ronah banyak ditemui pedagang kaki lima keturunan Barmawi
dan Bangladesh yang menjajakan barang dagangannya di halaman depan masjid.
Cenderamata, perlengkapan sholat, baju muslim, pernik-pernik khas Islam adalah
barang dagangan yang biasa mereka tawarkan.
Masjid Ji’ronah dilengkapi fasilitas kamar mandi yang cukup luas. Meski demikian
saat musim haji dan umroh tetap harus antri jika akan mandi dan berganti pakaian
ihram. Ji’ronah merupakan temapt miqat umroh dan haji yang paling afdhol bagi para
jamaah yang berasal dari Mekkah. Diyakini bahwa Ji’ronah merupakan tempat miqot
paling utama, palign tinggi derajatnya dibandingkan miqat lain. Keyakinan in
iberdasarkan pendapat para ulama. Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa
Rasulullah pernah melakukan umroh dengan miqat dari Ji’ronah. Beliau bermukim di
Ji’ronah selama kurang lebih 13 hari dan berihram dari masjid di tempat tersebut.
Di perkampungan Ji’ronah terdapat beberapa tempat ziarah yang menjadi favorit para
jamaah. Salah satunya adalah Sumru Bir Thoflah. Sumur ini dikenal sebagai sumur
yang rasa airnya berbeda dengan rasa air sumur lainnya. Menurut kisahnya sumur Bir
Thoflah mengandung historis mukjizat yang diperoleh Rasulullah. Sumber iar dari
sumur Bir Thoflah berasal dari hentakan tongkat Rasulullah ke tanah sehingga
memancarkan air. Saat itu pasukan Rasulullah sangat kehausan setelah perang
Hunain. Persediaan habis dan di sekitar tempat singgah untuk mengumpulkan
pampasan perang tidak terdapat sumber air. Maka atas seizin Allah memancarlah
mata air dari bekas hentakan tongkat Rasulullah yang dipukulkan ke tanah. Sumur Bir
Thoflah tak pernah kering dan airnya diyakini mampu menyembuhkan segala jenis
penyakit.
Sejarah Ji’ronah masih berlanjut dengan kisah bertemunya Rasulullah dengan bunda
Halimatus Sa’diyah. Beliau inilah yang menyusui Rasulullah di saat bayi seperti
kebiasaan dan adat masyarakat Arab di zaman tersebut. Dalam sebuah kitab yang
2
disusun Abu Daud dirabayatkan dari Abu Thufail diceritakan bahwa Rasulullan
membagikan daging di Ji’ronah. Lalu seorang wanita datang dan mendekat kepada
Rasulullah. Nabi Allah ini kemudian menghamparkan mantel pada wanita paruh baya
tadi sebagai tempat duduk. Abu Thufail bertanya tentang siapa wanita yang duduk di
atas mantel yang dihamparkan Rasulullah. Para sahabat menjawab bahwa sosok
tersebut adalah ibu persusuan Rasulullah di saat masih bayi.
Riwayat bersejarah lain mengenai masjid ini adalah kisah tentang upaya meracuni
kaum muslimin. Dikisahkan bahwa terdengar kabar bahwa Rasulullah akan
berkunjung ke Ji’ronah. Kaum musyrikin yang culas kemudian menaburkan racun ke
sumur dengan tujuan membunuh Rasulullah. Atas kehendak Allah Rasulullah
mengetahui maksud busuk para musyrikin. Beliau meludahi sumur tersebut dan
menjadikan sumur yang beracun menjadi tawar bahkan bisa digunakan untuk
menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Keistimewaan Ji’ronah lainnya adalah dikenal sebagai salah satu tempat tujuan wisata
atau tempat ziarah bagi para wisatawan maupun para jamaah haji dan umroh. Para
peziarah tersebut biasanya berkunjung ke Bir Thaflah dan berbelanja suvenir khas
Mekkah dari para penjaja yang berada di sekitar kawasan tersebut.