Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH KAJIAN SAINS KIMIA III

BAB 5
Struktur dan Pembuatan Alkena

Disusun Oleh:
Dwi Handayani (18070795014)
Umi Hanik (18070795042)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2019
5.7 SIKLOALKENA
Ikatan ganda diakomodasi oleh cincin dari semua ukuran. Sikloalkena paling
sederhana adalah siklopropena, pertama kali disintesis pada tahun 1922. Cincin
siklopropena terdapat pada asam sterulat, zat yang berasal dari salah satu komponen
minyak yang terdapat pada biji pohon (Sterculia foelida) yang tumbuh di Filipina dan
Indonesia.

Seperti yang kita lihat pada bagian 3.9, siklopropana tidak stabil oleh ketegangan sudut
dikarenakan sudut ikatan 600 nya jauh lebih kecil dari sudut ikatan normal 109,50 yang
terkait dengan hibridisasi karbon sp3. Siklopropena bahkan lebih tegang karena deviasi
sudut ikatan pada karbon berikatan ganda dari nilai normal hibridisasi sp2 1200 lebih besar
lagi. Siklobutena memiliki ketegangan sudut kurang dari siklopropena, dan ketegangan
sudut dari siklopentena, sikloheksena, dan sikloalkena yang lebih besar dapat diabaikan.
Sejauh kita kita tahu mengenai sikloalkena dengan rumus strukutral dimana ikatan
rangkapnya berada dalam konfigurasi cis. Jika cincinnya cukup besar, stereoisomer trans
juga dimungkinkan. trans sikloalkena paling kecil yang cukup stabil untuk diisolasi dan
disimpan dengan cara normal adalah trans-siklooktena.

trans-sikloheptena telah disiapkan dan dipelajari pada suhu rendah (-900C) tetapi
terlalu reaktif untuk diisolasi dan disimpan pada suhu kamar. Bukti juga terjadi pada trans-
sikloheksena yang lebih tegang sebagai reaktif antara pada reaksi tertentu.

SOAL 5.11 tempatkan ikatan rangkap pada kerangka karbon yang ditunjukkan sehingga
bisa mewakili:
(a) (Z)-1-metilsiklodekena (d) (E)-3-metilsiklodekena
(b) (E)-1-metilsiklodekena (e) (Z)-5-metilsiklodekena
(c) (Z)-3-metilsiklodekena (f) (E)-3-metilsiklodekena

CONTOH PENYELESAIAN (a) dan (b) karena kelompok metil harus ditempatkan pada
C-1, maka thanya terdapat dua kemungkinan tempat untuk meletakkan ikatan rangkap:

Pada stereoisomer Z, dua subtituen yang lebih renah-gugus metil dan hidrogen-terletak
pada sisi yang sama dari ikatan rangkap. Pada stereoisomer E, subtituen tersebut berada
pada sis berlawanan dari ikatan rangkap. Cincin karbon merupakan subtituen yang
memiliki nilai lebih tinggi pada akhir setiap ikatan rangkap.

Karena cicncin yang lebih besar memiliki lebih banyak karbon yang bisa
membentang di ujung ikatan rangkap, ketegangan yang terkait trans-sikloalkena berkurang
dengan meningkatnya ukuran cincin. Ketegangan akhirnya menghilang saat cincin
mengandung 12 karbon. Pada keadaan tersebut, cis dan trans-siklododekena memiliki
stabilitas yang hampir sama. Dalam kasus ini, cincin dari cis dan trans-siklododekena
cukup besar dan fleksibel sehingga sangat mirip dengan alkena non-siklik. Sebagaimana
pada cis-alkena non siklis, ketegangan van der Waals antara karbon pada sisi yang sama
dari ikatan rangkap mendestabilkan sebuah cis-sikloalkena.

5.8 PEMBUATAN ALKENA: REAKSI ELIMINASI


Bagian selanjutnya pada bab ini menjelaskan bagaimana alkena dibentuk melalui
reaksi elminasi:
Pembentukan alkena mensyaratkan bahwa X dan Y menjadi subtituen pada atom
karbon yang berdekatan. Dengan membuat X atom referensi dan mengidentifikasi karbon
yang melekat denganya sebagai α karbon, maka atom Y merupakan subtituen pada karbon
β. Karbon yang berhasil lebih jauh dari atom referensi ditandai dengan γ, δ, dan
sebagainya. Hanya reaksi eliminasi β yang akan dibahas dalam bab ini. [reaksi elimiasi
beta (β) juga disebut sebagai eliminasi 1,2].
Kamu pasti sudah akrab dengan salah satu jenis eliminasi β, yang telah tampak pada
bagian 5.1 bahwa etilena dan propena dibuat pada skala industri dengan dehidrogenasi
suhu tinggi dari etana dan propana. Kedua reaksi melibatkan eliminasi β dari H2.

Beberapa reaksi diklasifikasikan sebagai dehidrogesi, terjadi didalam sel sistem


kehidupan pada suhu 250C. H2 bukan merupakan salah satu produknya, namun sebaliknya
hidrogen dilepas pada tahap terpisah dari proses enzim-katalis. Enzim yang terlibat dalam
rekasi merupakan enzim khusus yang dikenal sebagai flavoprotein.

Dehodrogenasi alkana secara praktis bukanlah sintesis laboratorium alkena untuk


sebagian besar alkena. Metode utama yang digunakan untuk membuat alkena di
laboratorium merupakan dua eliminasi β lainnya yaitu dehidrasi alkohol dan
dehidrohalogenasi alkil halida. Diskusi mengenai kedua metode tersebut akan dibahas
pada bab ini.
5.9 DEHIDRASI ALKOHOL
Pada dehidrasi alkohol, H dan OH lepas dari atom karbon terdekatnya. Katalis asam
dibutuhkan dalam proses ini.

Sebelum dehidrogenasi etena menjadi metode dominan, etilena dibuat melalui


pemanasan etil alkohol dengan asam sulfat.

Pada alkohol lainnya berlaku hal yang sama. Alkohol sekunder mengalami eliminasi pada
suhu yang lebih rendah daripada alkohol primer,

Dan alkohol tersier mengalami eliminasi pada suhu yang lebih rendah daripada alkohol
sekunder,

Asam sulfat (H2SO4) dan asam pospat (H3PO4) merupakan asam yang paling banyak
digunakan dalam dehidrasi alkohol. Kalium hidrogen sulfat (KHSO4) juga sering
digunakan.

SOAL 5.12 Identifikasi alkena yang diperoleh pada dehidrasi masing-masing alkohol
berikut:
(a) 3-Etil-3-pentanol (c) 2-Propanol
(b) 1-Propanol (d) 2,3,3-Trimetil-2-butanol
CONTOH PENYELESAIAN (a) hidrogen dan hidroksil lepas dari karbon terdekatnya
pada dehodrasi 3-etil-3-pentanol
Gugus hodroksil lepas dari karbon yang mengandung subtituen etil yang sama. Eliminasi
beta bisa terjadi pada salah satu dari ketiga karbon membentuk alkena yang sama, 3-etil-
2-pentena.

5.10 REGIOSELEKTIVITAS DALAM DEHIDRASI ALKOHOL: ATURAN


ZAITSEV
Pada contoh sebelumya, termasuk pada SOAL 5.12, hanya satu alkena yang bisa dibentuk
dari setiap alkohol oleh eliminasi β. Bagaimana dengan eliminasi pada alkohol seperti 2-
metil-2-butanol, dimana dehidrasi bisa terjadi pada dua arah yang berbeda untuk
membentuk alkena yang merupakan isomer konstitusional? Disini, ikatan rangkap bisa
terjadi antara C-1 dan C-2 atau C-2 dan C-3. Kedua proses terjadi tapi tidak sama persis.
Dalam kondisi reaksi normal, 2-metil-2-butena merupakan produk besarnya, dan 2-metil-
1-butena merupakan produk kecilnya.

Dehidrasi alkohol ini selektif dalam hal arahnya. Eliminasi terjadi pada arah yang
mengarah pada ikatan rangkap antara C-2 dan C-3 lebih banyak daripada C-2 dan C-1.
Reaksi yang bia terjadi lebih dari satu arah, tetapi salah satu arah lebih disukai, dinamakan
regioselektivitas.

Pada tahun 1875, Alexander M. Zaitsev dari Universitas Kazan (Rusia)


mengemukaan generasilasi yang menggambarkan regiselektivitas eliminasi β. Aturan
Zaitsev merangkum hasil dari beberapa percobaan dimana campuran alkena dihasilkan
dari eliminasi β. Aturan Zaitsev berbunyi alkena yang terbentuk dalam jumlah yang
paling besar adalah yang sesuai dengan pelepasan hidrogen dari karbon β yang memiliki
hidrogen paling kecil.

Aturan Zaitsev diaplikasikan pada dehidrasi katalis asam dari alkohol yang sekarang
lebih sering diungkapan dalam cara yang berbeda: reaksi eliminasi β dari alkohol
menghasilkan alkena yang tersubtitusi paling banyak sebagai produk utama.
Sebagaimana yang dibahas pada bagian 5.6, alkena yang paling tersubtitusi biasanya juga
yang paling stabil. Aturan Zaitsev seringkali juga diungkapkan sebagai preferensi untuk
pembentuan alkena yang paling stabil bisa tampak dari eliminasi β.

SOAL 5.13 setiap alkohol berikut telah mengalami dehidrasi katalis asam dan
menghasilkan campuran dua isomer alkena. Identifikasi dua alkena pada setiap alkohol
dan prediksi mana yang merupakan produk utama berdasaran aturan Zaitsev.

CONTOH PENYELESAIAN (a) dehidrasi 2,3-dimetil-2-butanol bisa menghasilkan 2,3-


dimetil-1-butena melalui pelepasan hidrogen dari C-1 atau 2,3-dimetil-2-butena melalui
pelepasan hidrogen dari C-3.
Produk utama adalah 2,3-dimetil-2-butena karena memiliki ikatan rangkap tetrasubtituen
dan lebih stabil daripada 2,3-dimetil-1-butena yang hanya memiliki ikatan rangkap
disubtituen. Alkena utama timbul melalui pelepasan hidrogen dari β karbon yang memiliki
lebih sedikit hidrogen (C-3) daripada β karbon yang memiliki jumlah H lebih banyak (C-
1).

5.11 STEREOSELEKTIVITAS PADA DEHIDRASI ALKHOHOL


Selain menjadi regioseletivitas, dehidrasi alcohol mereupakan stereoselectivitas. Reaksi
stereoselektivitas merupakan bahan baku tunggal yang bisa menghasilkan dua atau lebih
produk stereoisomer, namun memberikan salah satu jumlah yang lebih banyak daripada
yang lain.
Dehidrasi alcohol cenderung menghasilkan stereoisomer alkena yang lebih stabil.
Sebbagai contoh, dehidrasi 3-pentanol menghasilkan campuran trans-2-pentena dan cis-2-
pentena dimana stereoisomer trans lebih stabill dan mendominasi.

SOAL 5.14 apa tiga alkena yang dibentuk pada dehidrasi katalis asam dari 2-pentanol?

Dehidrogenasi biologis asam suksinat yang dijelaskan pada bagian 5.8 merupakan
100% stereoselektivitas. Hanya asam furamat, yang memiliki ikatan rangkap trans,
terbentuk. Tingkat tinggi stereoselektivitas merupakan karateristik dari reaksi katalis-
enzim.

5.12 MEKANISME DEHIDRASI KATALIS ASAM DARI ALKOHOL


Dehidrasi alkohol dan konversi alkohol menjadi alkil halida melalui perlakuan
dengan hidrogen halida (bagian 4.8) sama dengan dua cara penting berikut ini:
1. Kedua reaksi dipromosikan oleh asam
2. Reaktivitas relatif alkohol menurun dalam urutan tersier > sekunder > primer
Gambaran umum tersebut menunjukan bahwa karbonkation merupakan kunci intermediet
pada dehidrasi alkohol, sama dengan konversi alkohol ke alkil halida. Gambar 5.6
menggambarkan tiga langkah mekanisme untuk dehidrasi katalis asam sulfat dari tert-butil
alkohol. Langkah 1 dan 2 menggambarkan pembentukan kation tert-butil melalui proses
yang sama dengan pembentukannya sebagai zat antara pada rekasi tert-butil alkohol
dengan hidrogen klorida. Langkah pada gambar 5.6, merupakan langkah dimana ikatan
rangkap dibentuk.
Langkah 3 merupakan reaks asam-basa dimana karbokation bertindak sebagai asam
Bronsted, mentransfer proton ke basa Bronsted (air). Hal ini merupakan sifat karbokation
yang paling penting untuk reaksi eliminasi. Karbokation merupakan asam kuat dan
bertindak sebagai asam konjugat dari alkena serta mudah kehilangan proton untuk
membentuk alkena. Bahkan basa lemah seperti air cukup mendasar untuk abstrak proton
dari karbokation.

SOAL 5.15 Tulislah rumus stuktur karbokation intermediet yang dibentuk pada dehidrasi
dari masing-masing alkohol dalam SOAL 5.13 (bagian 5.10). gunakan tanda pananh
melengkung, tunjukan bagaimana setiap karbokation terdeprotonasi oleh air menghasilkan
campuran alkena.
CONTOH PENYELESAIAN (a) karbon yang mengandung gugus hidroksil dalam
permulaan alkohol adalah karbon yang menjadi bermuatan positif dalam karbokation.

Air dapat melepaskan proton baik dari C-1 ataupun C-3 dari karbokation tersebut.
Pelepasan proton dari C-1 menghasilkan produk 2,3-dimetil-1-butene yang berjumlah
sedikit. (alkena ini mempunyai disubtituen ikatan rangkap.)

Pelepasan proton dari C-3 menghasilkan produk 2,3-dimetil-2-butena yang berjumlah banyak.
(alkena ini mempunyai tetrasubtituen ikatan rangkap.)

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya (bagian 4.13) karbokation primer


membutuhkan terlalu besar energi untuk menjadi intermediet pada kebanyakan reaksi
kimia. Jika alkohol primer tidak membentuk karbokation primer, lalu bagaimana mereka
mengalami eliminasi? Sebuah modifikasi dari mekanisme umum dehidrasi alkohol
menawarkan penjelasan yang masuk akal. Untuk alkohol primer diyakini bahwa proton
lepas dari ion alkiloksonium pada tahap yang sama dimana pembelahan ikatan karbon-
oksigen terjadi. Sebagai contoh, tahap penentuan laju pada dehidrasi katalis asam sulfat
dari etanol bisa digambarkan sebagai berikut:
Sebagaimana alkohol tersier, alkohol sekunder mengalami dehidrasi normal melalui
karbokation intermediet.
Pada bab 4 kamu belajar bahwa karbokatiob bisa ditangkap oleh anion halida
menghasilkan alkil halida, pada bab ini, jenis reaksi karbokation kedua telah dikenalkan-
karbokation bisa melepaskan proton membentuk alkena. Pada bagian selanjutnya, aspek
ketiga dari perilaku karbokation akan diejlaskan, penyusunan kembali satu karbokation ke
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Carey, Francis A. 2000. Organic Chemistry Fourth Edition. North America: McGraw-Hill
Companies.

Anda mungkin juga menyukai