Bayi laki- laki Ny SM berusia 40 hari lahir spontan dengan BBLC
3000gram dirujuk ke RS Moewardi setelah didiagnosa mengalami Sepsis Neonatorum dan pneumonia. Saat awal datang bayi terlihat cyanosis, pemeriksaan fisik dada ditemukan adanya retraksi interkosta dan penggunaan otot aksesori dada saat bernapas. Bayi juga terlihat menggunakan CPAP untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pada pengkajian status nutrisi ditemukan bahwa bayi terlihat kurus dan mengalami penurunan nafsu makan/ intake. Bayi tidak mau minum ASI/ASB dan mengalami penurunan BB menjadi 2700 gram dalam waktu kurang dari 1 bulan. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa bayi mengalami penurunan Hb 11.1 g/dL, dan penurunan albumin 2,7 g//dL (3,8- 5,4 g/dL) sehingga dilakukan transfuse darah PRC sebanyak 1 colf. Menurut catatan rekam medis, bayi mendapatkan Vancomycin 25mg/8 jam dan smoflipid 15ml melalui syring pump, selain itu juga bayi terus diberikan intake ASI/ ASB sebanyak 40cc/3jam. Intervensi yang akan diberikan selanjutnya adalah terapi baby massage.
1. Dari data yang telah dijabarkan tersebut, yang manakah yang
merupakan intervensi mandiri perawat dalam mengatasi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh Bayi Ny. SM? a. Memberikan transfusi PRC sebanyak 1 colf b. Memberikan ASI/ASB sebanyak 40cc/3 jam c. Memberikan smoflipid 13ml/jam melalui syring pump d. Melakukan Baby Massage e. Memberikan Vancomycin 25mg/ 8jam 2. Dari data tersebut diketahui pasien mendapatkan Smoflipid 15ml, apabila smoflipid harus dihabiskan dalam waktu 30 menit maka kecepatan syring pump adalah? a. 10ml/ jam b. 25ml/jam c. 30ml/jam d. 40ml/jam e. 15ml/jam 3. Dari data yang dijabarkan tersebut apakah diagnosa keperawatan prioritas pada kasus Bayi Ny SM?
a. Ketidakefektifan Pola napas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas c. Gangguan perfusi jaringan d. Ketidakefektifan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh e. Resiko ketidakefektifan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh