Anda di halaman 1dari 8

UJI FITOKIMIA SERTA KARAKTERISTIK TUMBUHAN OBAT DARI 5 FAMILI

BERBEDA DI KAWASAN RAJAMANTRI DAN CIKAMAL CAGAR ALAM PANANJUNG


PANGANDARAN

Fauziah Yasmin Kosasih, Mohammad Nurzaman, Ruly Budiono

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Padjadjaran Sumedang

Abstrak

Penelitian mengenai kandungan fitokimia dari beberapa tumbuhan telah dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan data berupa kandungan senyawa fitokimia golongan alkaloid, terpenoid,
saponin, dan tanin serta karakteristik berupa jumlah klorofil daun dari tumbuhan obat di kawasan
Cikamal dan Rajamantri Cagar Alam Pananjung Pangandaran dengan metode purposive sampling,
yaitu dengan mengambil tumbuhan obat yang ditemukan secara acak di kawasan Rajamantri dan
Cikamal dan ditemukan sebanyak 5 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang ditemukan di kawasan
tersebut kemudian diuji kandungan fitokimia golongan alkaloid, terpenoid, saponin, dan tanin serta
dihitung jumlah klorofilnya dengan menggunakan chlorophyllmeter. Kandungan fitokimia dan
klorofil kemudian dianalisis secara kualitatif. Dari 5 jenis tumbuhan obat yang ditemukan di kawsan
tersebut, jenis tumbuhan obat yang ditemukan di Rajamantri antara lain Ki Koneng (Arcangelisia
flava (L.) Merr.) dari famili Menispermaceae positif mengandung alkaloid, steroid, saponin dan tanin,
Singa Depa (Apama tomentosa) dari famili Aristolochiaceae positif mengandung steroid dan saponin,
dan Pandan (Pandanus sp.) dari famili Pandanaceae yang positif mengandung steroid dan saponin.
Sedangkan 2 lainnya ditemukan di padang rumput Cikamal, yaitu Ki Kores (Psychotria valentonic)
dari famili Rubiaceae positif mengandung alkaloid, triterpenoid, dan tanin, serta Sembung (Blumea
balsamifera) dari famili Asteraceae yang positif mengandung alkaloid, steroid, dan tanin.

Kata Kunci: Uji Fitokimia, Tumbuhan Obat, Rajamantri, Cikamal, Pangandaran

PHYTOCHEMICAL TESTS AND CHARACTERISTICS OF MEDICINAL PLANTS FROM 5


DIFFERENT FAMILIES IN RAJAMANTRI AND CIKAMAL REGION AT PANANJUNG
NATURE RESERVE PANGANDARAN

Abstract

The research on the phytochemical content of some plants has been done. This research is aimed to
get data of content of phytochemical compound of alkaloid, terpenoids, saponin, and tannin groups as
well as characteristics of leaf chlorophyll from medicinal plants in Cikamal and Rajamantri Nature
Reserve Pananjung Pangandaran by purposive sampling method, that is by taking medicinal plants
found in random in the area of Rajamantri and Cikamal and found as many as 5 types of medicinal
plants. Medicinal plants found in the area were then tested for phytochemical content of alkaloids,
terpenoids, saponins, and tanins and calculated the amount of chlorophyll using chlorophyllmeter.
The content of phytochemicals and chlorophyll is then analyzed qualitatively. Of the 5 types of
medicinal plants found in the region, the types of medicinal plants found in Rajamantri include Ki
Koneng (Arcangelisia flava (L.) Merr.) positively containing alkaloids, steroids, saponins and
tannins, Singa Depa (Apama tomentosa)positively contains steroids and saponins, and Pandan
(Pandanus sp.) that positively contains steroids and saponins. While 2 others are found in Cikamal
pasture, Ki Kores (Psychotria valentonic) positively contains alkaloids, triterpenoids, and tannins,
and Sembung (Blumea balsamifera) which positively contains alkaloids, steroids, and tannins

Keywords: Phytochamical Test, Medicinal Plants, Rajamatri, Cikamal, Pangandaran


Pendahuluan glass, kertas saring digunakan untuk
menyaring filtrat, lux meter untuk mengukur
Dewasa ini, kehidupan masyarakat di intensitas cahaya, mortar dan alu yang
berbagai belahan dunia cenderung kembali ke digunakan sebagai alat penggerus sampel,
alam khususnya untuk bidang farmakologi. neraca analitis untuk menghitung massa
Salah satu alasan digunakannya bahan alam sampel, penjepit kayu yang digunakan untuk
untuk obat-obatan adalah bahan dasarnya yang mengangkat tabung reaksi saat dipanaskan,
alami sehingga dapat menekan efek samping pipet tetes digunakan untuk memindahkan
seminimal mungkin. Penelitian mengenai larutan, sedangkan pipet ukur digunakan untuk
bahan alam untuk obat-obatan banyak memindahkan larutan yang telah diketahui
dilakukan saat ini karena masih banyak jenis volumenya, plat tetes yang digunakan sebagai
tumbuhan obat yang belum diketahui tempat untuk pengujian sampel, rak tabung
kandungan dan manfaatnya secara pasti. reaksi digunakan untuk menempatkan tabung
Menurut Redaksi Agromedia (2008), salah reaksi, soil tester yang digunakan untuk
satu penghambat penelitian mengenai bahan menghitung pH dan kelembaban tanah, tabung
alam untuk pembuatan obat-obatan di dunia reaksi digunakan sebagai tempat untuk
adalah kurangnya literatur tentang kandungan menampung filtrat maupun sampel uji, dan
kimia dan efek yang diuji secara kllinis bagi termohigrometer untuk mengukur suhu dan
tubuh manusia. kelembaban lingkungan.
Indonesia merupakan negara dengan Bahan yang digunakan dalam
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat penelitian ini adalah amoniak (NH3), aquades,
tinggi. Salah satu kawasan dengan asam asetat anhidrat (CH3COOH), bubug
keanekaragaman hayati yang tinggi adalah magnesium (Mg), etanol (C2H5OH), H2SO4
Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Berbagai 2N, H2SO4 pekat, HCl pekat, kertas label,
macam tumbuhan obat tersebar di seluruh larutan FeCl3 1%, larutan kloroform, pereaksi
kawasan tersebut telah digunakan oleh Mayer, sampel daun tumbuhan obat, dan
masyarakat secara turun-temurun tanpa spirtus.
mengetahui kandungan senyawa kimianya. Pengumpulan sampel dilakukan
Menurut Mutaqin, dkk. (2016) terdapat 51 dengan metode purposive sampling di rute
jenis tumbuhan obat dari 29 famili yang Cikamal-Rajamatri di Cagar Alam Pananjung
dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Pangandaran untuk mencari dan
kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. mengumpulkan sampel daun tumbuhan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan uji Sebanyak 5 jenis tumbuhan obat yang
fitokimia untuk mengetahui senyawa kimia ditemukan di kawasan Rajamantri dan
yang terkandung dari beberapa jenis tumbuhan Cikamal diambil bagian daunnya untuk diuji
obat di kawasan tersebut serta karakteristiknya kandungan fitokimia serta diamati
sehingga dapat digunakan sebagai sumber karakteristik berupa kandungan klorofilnya.
informasi oleh masyarakat maupun Pengukuran parameter lingkungan
pengunjung Cagar Alam Pananjung dilakukan selama pengambilan sampel
Pangandaran dan dasar untuk penelitian berlangsung. Parameter lingkungan yang
selanjutnya. diukur yaitu intensitas cahaya menggunakan
lux meter, pH dan kelembaban tanah
Bahan dan Metode menggunakan soil tester, dan temperatur dan
kelembaban lingkungan menggunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian termohigrometer.
ini adalah beaker glass 500 mL untuk Uji senyawa Alkaloid. Sebanyak 2 gr
menampung cairan, bunsen sebagai sumber sampel bagian tumbuhan yang telah
api, chlorophyll meter yang digunakan untuk dihaluskan dimasukkan ke dalam tabung
menghitung jumlah klorofil pada tumbuhan, reaksi kmudian ditambahkan dengan 10 mL
corong untuk mempembudah proses campuran kloroform dan amoniak. Campuran
penyaringan, gelas ukur 10 mL untuk kemudian dipanaskan, dikocok, lalu disaring.
mengukur banyaknya bahan cair yang Larutan H2SO4 2N sebanyak 5 tetes
diperlukan, gunting yang digunakan untuk ditambahkan ke dalam tabung reaksi lalu
mempermudah pencacahan bahan, kaki tiga dikocok. Setelah itu, bagian atas dari filtrat
yang digunakan untuk menyangga beaker diambil dan diuji dengan pereaksi Mayer. Jika
terdapan endapan putih setelah penambahan Pengamatan kandungan klorofil
pereaksi Mayer, maka sampel positif dilakukan mengambil sampel daun sebanyak 3
mengandung alkaloid (Yunita, dkk., 2009). lembar dari tiap spesies kemudian kandungan
Uji senyawa terpenoid. Sebanyak 50- klorofil pada daun diukur dengan
100 mg sampel bagian tumbuhan yang telah menggunakan alat chlorophyll meter.
dihaluskan dimasukkan ke dalam plat tetes lalu Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 5 kali
ditambahkan asam asetat anhidrat pada sampel daun yang sama lalu dirata-
(CH3COOH) sampai sampel terendam ratakan sehingga didapatkan data yang lebih
kemudian dibiarkan 15 menit. Sebanyak 6 akurat (Cahyaningsih, 2015).
tetes larutan dari plat tetes diambil dan Data yang telah diperoleh kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Asam dianalisis secara deskriptif.
sulfat (H2SO4) pekat ditambahkan sebanyak 2-
3 tetes kemudian diamati perubahan warna Hasil dan Pembahasan
yang terjadi. Jika terbentuk warna hijau atau
hijau kebiruan menandakan adanya kandungan a. Parameter Lingkungan
steroid pada sampel sedangkan jika yang Berdasarkan hasil eksplorasi kawasan
terbentuk adalah warna merah atau merah Rajamantri dan Cikamal, Cagar Alam
ungu, maka sampel positif mengandung Pananjung Pangandaran, diperoleh 5 jenis
triterpenoid (Sangi, dkk., 2008). tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang
Uji senyawa saponin. Sebanyak 2 gr ditemukan di kawasan Rajamantri antara lain
sampel bagian tumbuhan yang telah Ki Koneng (Arcangelisia flava (L.) Merr.),
dihaluskan dimasukkan ke dalam tabung Singa Depa (Apama tomentosa), dan Pandan
reaksi, ditambahkan akuades sehingga seluruh (Pandanus sp.). Sedangkan 2 lainnya, yaitu Ki
cuplikan terendam, kemudian dididihkan Kores (Psychotria valentonic) dan Sembung
selama 2-3 menit, selanjutnya didinginkan lalu (Blumea balsamifera) ditemukan di Padang
dikocok kuat-kuat. Hasil positif ditunjukkan Rumput Cikamal.
dengan terbentuknya buih yang stabil (Sangi, Pengambilan sampel dilakukan
dkk., 2008). bersamaan dengan pengukuran parameter
Uji senyawa tannin. Sampel yang telah lingkungan yaitu intensitas cahaya, pH tanah,
dihaluskan sebanyak 0,5 gr dididihkan dalam suhu, dan kelembapan. Dari kelima sampel
tabung reaksi yang berisi 20 mL air, kemudian tumbu han obat, diambil 5-10 helai daun
larutannya disaring. Beberapa tetes FeCl 1% untuk dilakukan uji fitokimia dan dianalisis
ditambahkan pada filtrat dan diamati hasilnya. secara kualitatif kandungan senyawa alkaloid,
Sampel positif mengandung tannin apabila triterpenoid, steroid, saponin, dan tannin. Hasil
hasil menunjukkan warna hijau kecoklatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
atau biru kehitaman (Yunita, dkk., 2009).

Tabel 1. Daftar Tumbuhan Obat di Kawasan Rajamantri dan Cikamal Pananjung Pangandaran
serta Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan
Spesies Lokasi Intensitas
pH tanah Suhu Kelembapan
Cahaya
Apama
Rajamantri 991 lux 5.5 31.7oC 66%
tomentosa
Arcangelisia
Rajamantri 879 lux 5.8 32.2oC 66%
flava (L.) Merr.
Blumea Padang Rumput
880 lux 6.3 31.3oC 70%
balsamifera Cikamal
Pandanus sp. Rajamantri 943 lux 5.2 32.4oC 70%
Psychotria Padang Rumput
903 lux 6.2 31.2oC 71%
valentonic Cikamal
Berdasarkan hasil purposive sampling pada lokasi pengambilan sampel di kawasan padang
tanggal 7 Mei 2018 di kawasan Rajamantri rumput Cikamal memiliki pH yang mendekati
dan Cikamal Cagar Alam Pananjung netral yaitu 6.3 dan 6.2. Hal ini dikarenanakan
Pangandaran, ditemukan 3 jenis tumbuhan tanah cukup kering akibat hampir tidak adanya
obat di kawasan Rajamantri yaitu Ki Koneng lapisan humus. Selain itu, rata-rata intensitas
(Arcangelisia flava (L.) Merr.), Singa Depa cahaya di kawasan padang rumput Cikamal
(Apama tomentosa), dan Pandan (Pandanus lebih tinggi, hal ini disebabkan daerah tersebut
sp.) dan 2 jenis lainnya di kawasan padang tidak memiliki tutupan dari kanopi pohon.
rumput Cikamal yaitu Ki Kores (Psychotria
valentonic) dan Sembung (Blumea b. Uji Fitokimia dan Pengamatan
balsamifera). Kandungan Klorofil
Pada kawasan Rajamantri, intensitas
cahaya cukup tinggi, namun di sepanjang Sampel daun kemudian diuji
sungai dengan tutupan kanopi pohon intensitas kandungan fitokimianya dan klorofilnya.
cahaya cukup rendah. Pengambilan sampel Masing-masing tumbuhan memiliki
dilakukan pada siang hari dimana intensitas kandungan fitokimia yang berbeda dengan
cahaya cukup tinggi dan dapat mencapai 900 konsentrasi yang berbeda pula berdasarkan
lux. Lokasi pengambilan sampel di kawasan kepekatan warna yang terbentuk setelah
Rajamantri memiliki pH tanah yang cukup dilakukan uji dan didapatkan data sebagai
rendah untuk pertumbuhan tanaman karena berikut
terdapat lapisan humus yang tebal. Sedangkan

Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Sampel Daun Tumbuhan Obat di Kawasan Rajamantri dan
Cikamal Pananjung Pangandaran

Hasil Uji Fitokimia


Spesies
Alkaloid Triterpenoid Steroid Tanin Saponin
Apama
- + - - +++
tomentosa
Arcangelisia
+ - + + ++
flava (L.) Merr.
Blumea
+ - ++ + -
balsamifera

Pandanus sp. - - + - +

Psychotria
+ ++ - + -
valentonic
Keterangan: ( + ) Senyawa kimia aktif terdeteksi
( - ) Senyawa kimia tidak terdeteksi
Tabel 3. Kandungan Klorofil Sampel Daun Tumbuhan Obat di Kawasan Rajamantri dan
Cikamal Pananjung Pangandaran

Kandungan Klorofil (CCI)


Spesies
Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan III Rata-rata
Apama
15.6 18.5 15.8 16.6
tomentosa
Arcangelisia
22.2 28.1 17.7 22.6
flava (L.) Merr.
Blumea
14.4 13.7 11.3 13.1
balsamifera

Pandanus sp. 22.5 28.3 26.1 25.6

Psychotria
14.5 19.2 18.7 17.46
valentonic
Hasil uji alkaloid menunjukkan bahwa kemampuan antineoplastik dapat diperoleh
3 dari 5 sampel tumbuhan mengandung dari alkaloid dan saponin (Harmanto, 2004).
senyawa alkaloid, yaitu Ki Koneng Berdasarkan tabel 1, kandungan
(Arcangelisia flava (L.) Merr.), Sembung alkaloid dari ketiga tumbuhan tersebut paling
(Blumea balsamifera), dan Ki Kores banyak terdapat pada Psychotria valentonic
(Psychotria valentonic). yang mewakili famili Rubiaceae karena
Menurut Verpoorte et. al. pada tahun dihasilkan endapan paling banyak dengan
1982, Ki Koneng memiliki kandungan alkaloid volume dari pereaksi yang sama. Diduga
seperti berberin, jatorrhizin, palmatin, dan tumbuhan dari famili Rubiaceae memiliki
kolumbamin pada bagian batangnya. Alkaloid kemampuan antineoplastik yang lebih efektif
isoquinolin seperti jatorizin, palmatin dan untuk menjadi obat antikanker. Sedangkan
berberin klorida biasa diisolasi dari pada Arcangelisia flava (L.) Merr. dan Blumea
bagian batang kayu kuning (Kawpradub, et. balsamifera, hanya didapatkan sedikit endapan
al. 2004). Namun pada penelitian ini, sehingga diduga tumbuhan dari famili
kandungan alkaloid ditemukan pula pada Menispermaceae dan Asteraceae kurang
bagian daun Ki Koneng (Arcangelisia flava efektif sebagai antikanker.
(L.) Merr.). Berdasarkan hasil pengujian senyawa
Kandungan alkaloid juga ditemukan triterpenoid, sebanyak 2 sampel menunjukkan
pada ekstrak daun Sembung (Blumea hasil positif yaitu Singa Depa (Apama
balsamifera). Hal ini sesuai dengan penelitian tomentosa) dan Ki Kores (Psychotria
yang dilakukan oleh Widowati et. al pada valentonic). Berdasarkan tabel 5.2, Kandungan
tahun 1997, ekstrak daun Sembung memiliki triterpenoid lebih banyak dapat dilihat dari
kandungan alkaloid yang dianggap berpotensi kepekatan warna hasil uji, dimana tumbuhan
menurunkan kadar gula darah. Ki Kores (Psychotria valentonic) dari famili
Selain itu, tumbuhan lainnya yang Rubiaceae memiliki warna yang lebih pekat
memiliki kandungan alkaloid adalah Ki Kores dari hasil triterpenoid tumbuhan Singa Depa
(Psychotria valentonic). Pada penelitian yang (Apama tomentosa) dari famili
dilakukan oleh Subarnas et. al. pada tahun Aristolochiaceae.
2012, ekstrak tumbuhan Psychotria valentonic Berdasarkan hasil pengujian senyawa
memiliki kemampuan sebagai antineoplastik steroid, 3 dari 5 sample daun tumbuhan obat
yaitu kemampuan untuk mencegah, yang diuji positif mengandung steroid yaitu Ki
emmbunuh, dan menghambat pertumbuhan Koneng (Arcangelisia flava (L.) Merr.),
dari sel kanker. Senyawa yang memiliki Pandan (Pandanus sp.), dan Sembung (Blumea
balsamifera). Kandungan steroid yang paling
banyak ditemuan pada ekstrak daun dari sehingga saponin disebut sebagai surfaktan
Sembung (Blumea balsamifera). Hal ini sesuai alami. Berdasarkan tabel 1, konsentrasi
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh saponin tertinggi terdapat pada tanaman
Haryono et. al. pada tahun 2013, yang Apama tomentosa yang mewakili familli
menemukan kandungan steroid pada ekstrak Aristolochiaceae dibandingkan dengan 2
daun tumbuhan Sembung. Selain itu, Pang et. spesies lain. Diduga, tumbuhan dari famili
al. (2014) mengemukakan bahwa salah satu Aristolochiaceae memiliki kemampuan
kandungan senyawa aktif dari daun tumbuhan menurunkan tingkat peradangan lebih baik
Sembung adalah steroid yang mana tumbuhan dibandingkan dengan tumbuhan dari famili
ini sudah teruji melakukan aktivitas biologis Menispermaceae dan Rubiaceae.
seperti antitumor, antioksidan, antimikroba
dan antiinflamasi, antiobesitas, penyembuhan Berdasarkan hasil pengukuran
luka, dan lain-lain. menggunakan klorofilmeter, tumbuhan obat
Berdasarkan tabel 1, tumbuhan yang yang memiliki kandungan klorofil paling
memiliki kandungan steroid paling banyak tinggi yaitu Pandan (Pandanus sp.) dengan
adalah Blumea balsamifera yang mewakili jumlah 25.6 CCI lalu Ki Koneng (Arcangelisia
famili Asteraceae. Diduga tumbuhan yang flava (L.) Merr.) dengan jumlah 22.6 CCI. Hal
berasal dari famili yang sama lebih efektif ini disebabkan kedua tanaman tumbuh di
menjadi antimikroba dibandingkan dengan dua kawasan Rajamantri dengan tutupan pohon
tumbuhan lainnya yaitu Arcangelisia flava (L). yang cukup luas sehingga membutuhkan lebih
Merr. dari famili Menispermaceae dan banyak klorofil untuk meningkatkan hasil
Pandanus sp. dari famili Pandanaceae. fotosintesis dimana cahatya matahari cukup
Sampel positif mengandung tannin terbatas. Meski tumbuhan Singa Depa (Apama
apabila hasil menunjukkan warna hijau tomentosa) ditemukan di kawasan Rajamantri,
kecoklatan atau biru kehitaman (Yunita, dkk., namun posisi tumbuh tanaman tersebut terkena
2009). Tanin secara umum didefinisikan sinar matahari cukup sehingga kandungan
sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat klorofil tidak setinggi dua taumbuhan lainnya
molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan yang ditemukan pada kawasan yang sama.
dapat membentuk kompleks dengan protein Sedangkan Ki Kores (Psychotria
(Malangngi, et. al., 2012). Dari hasil pengujian valentonic) dan Sembung (Blumea
senyawa tanin, 3 dari 5 sampel daun tumbuhan balsamifera) yang ditemukan di kawasan
obat positif mengandung tanin diantaranya padang rumput Cikamal memiliki rata-rata
adalah Ki Koneng (Arcangelisia flava (L.) kandungan klorofil yang lebih rendah daripada
Merr.), Sembung (Blumea balsamifera), dan tumbuhan yang ditemukan di kawasan
Ki Kores (Psychotria valentonic). Rajamantri. Hal ini disebabkan karena padang
Berdasarkan tabel 1, konsentrasi rumput Cikamal tidak memiliki tutupan seluas
kandungan tanin dari ketiga tumbuhan tidak dan selebat kawasan Rajamantri sehingga
dapat dibedakan secara signifikan. Diduga klorofil yang dikandung oleh tumbuhan cukup
tumbuhan yang berasal dari famili rendah sehingga tingkat fotosintesis cukup
Menispermaceae, Asteraceae, dan Rubiaceae bagi tumbuhan dan tidak terlalu berlebihan.
memiliki efektifitas yang relatif sama sebagai
antimikroba. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, 3 dari 5
sampel tumbuhan memiliki senyawa saponin 1. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan
yaitu Singa Depa (Apama tomentosa), Ki di Rajamantri antara lain Ki Koneng
Koneng (Arcangelisia flava (L.) Merr.), dan (Arcangelisia flava (L.) Merr.) berasal
Pandan (Pandanus sp.). Menurut Hawley dan dari famili Menispermaceae positif
Hawley (2004), Saponin yang merupakan mengandung alkaloid, steroid, saponin
salah satu hasil metabolit sekunder adalah dan tanin, Singa Depa (Apama
glikosida yang tersusun dari gula yang tomentosa) dari famili
berikatan denga aglikon. Aglikon atau Aristolochiaceae positif mengandung
sapogenin, memiliki struktur yang terdiri dari steroid dan saponin, dan Pandan
rantai triterpenoid atau steroid dan bersifat (Pandanus sp.) dari famili
nonpolar. Struktur saponin tersebut Pandanaceae positif mengandung
menyebabkan saponin bersifat seperti sabun steroid dan saponin. Sedangkan 2
lainnya ditemukan di padang rumput 5. Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar
Cikamal, yaitu Ki Kores (Psychotria Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT
valentonic) dari famili Rubiaceae Gramedia
positif mengandung alkaloid, 6. Fahn, A . 1992. Anatomi Tumbuhan.
triterpenoid, dan tanin, serta Sembung Yogyakarta: Gadjah Mada Press
(Blumea balsamifera) dari famili 7. Fahrunnida, & Pratiwi, R. 2015.
Asteraceae yang positif mengandung Kandungan Saponin Buah, Daun Dan
alkaloid, steroid, dan tanin. Tangkai Daun Belimbing Wuluh (A
Verrhoa Bilimbi L.). 220-223.
2. Tumbuhan obat yang ditemukan di 8. Fried, G. H. dan G. J. Hademenos.
kawasan Rajamantri memiliki 1999. Schaum’s Outlines BIOLOGI.
kandunga klorofil dengan rata-rata Edisi kelima. Jakarta: PT Gelora
yang lebih tinggi daripada tumbuhan Aksara Pratama.
obat yang ditemukan di padang 9. Harbone, J. B. 1987. Metode
rumput Cikamal. Hal ini dikarenakan Fitokimia; Penuntun Cara Modern
kondisi ekologi terutama tutupan Menganalisis Tumbuhan.
kawasan sangat mempengaruhi Diterjemahkan oleh Padmawinata, K.
kandungan klorofil pada tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
10. Harmanto, Ning. 2003. Menaklukan
Ucapan Terimakasih Penyakit Bersama Mahkota Dewa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
kedua orang tua dan keluarga, Dr. Mohamad 11. Haryanti, S. 2010. Jumlah dan
Nurzaman, M.Si. dan Ruly Budiono, Drs., MS. Distribusi Stomata pada Daun
atas segala bimbingan, arahan, perhatian, kritik Beberapa Spesies Tanaman Dikotil
dan saran dalam penyusunan jurnal ini. dan Monokotil. Buletin Anatomi dan
Fisiologi. 18(2): 21-28.
Daftar Pustaka 12. Hawley, T. S., dan Hawley, R. G.,
1. BBKSDA Jabar. 2016. Informasi (2004). Flow Cytometry Protocols.
Kawasan Konservasi lingkup Humana Press, Inc.
BBKSDA Jabar. Balai Besar 13. Indriati, Gustina. 2014. Etnobotani
Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tumbuhan Obat yang Digunakan
Barat. Suku Anak dalam di Desa Tabun
2. Cahyaningsih, J. N. 2015. Hubungan Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo
karakteristik daun dengan akumulasi Jambi. Jurnal Sainstek. 6(1): 52-56.
partikulat dan timbal (Pb) pada daun 14. Larisu, A, 2011. Kajian Ilmiah
pohon Pterocarpus indicus Willd., Rebusan batang Katola (Arcangelisia
Swietenia macrophylla King., dan flava L Merr) Obat Tradisional Diare
Filicium decipiens (Wight & Arn) Berdarah Masyarkat Kabupaten Muna
Thwaites di kawasan Taman Lansia sulawesi Tenggara. Tesis. Fakultas
kota Bandung. Skripsi. Jatinangor: Farmasi Universitas Gajah Mada.
Univervitas Padjadjaran. 15. Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida,
3. Campbell, N., J. B. Reece, dan L. G. Fenilpropanoida, dan Alkaloida.
Mitchell. 1999. BIOLOGI. Edisi ke-5. Karya Tulis. Medan: Universitas
Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sumatra Utara.
4. Desmiaty, Y. Ratih H. Dewi MA. 16. Malangngi, L. P., M. S. Sangi., dan J.
Agustin R. 2008. Penentuan Jumlah J. E. Paendonga. 2012. Penentuan
Tanin Total pada Daun Jati Belanda kandungan tanin dan Uji Aktivitas
(Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun Antioksidan Ekstrak Biji Buah
Sambang Darah (Excoecaria bicolor Alpukat (Persea americana Mill.).
Hassk) Secara Kolometri dengan Jurnal MIPA Unsrat Online. 1(1): 5-
Pereaksi Biru Prusia. Ortocarpus. 8 : 10.
106-109 17. Mardiana, L. 2012. Daun Ajaib
Tumpas Penyakit. Depok: Penebar
Swadaya.
18. Marliana, D.S., Venty, S., dan Fakultas Farmasi. Universitas
Suyono. (2005). Skrining Fitokimia Padjadjaran.
dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis 30. Sumardjo, D. 2006. Pengantar kimia:
Komponen Kimia Buah Labu Siam buku panduan kuliah mahasiswa
(Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam kedokteran dan program strata i
Ekstrak Etanol. Jurnal Biofarmasi. fakultas bioeksakta. Jakarta: Penerbit
3(1): 29. Buku Kedokteran EGC.
19. Mutaqin, A. Z., E. Novianti, R. 31. Sumbono, A. 2016. Biokimia Pangan
Partasasmita, dan J. Iskandar. 2016. Dasar. Deepublish.
Studi Etnobotani Pemanfaatan Jenis- 32. Suparni, Ibunda Dan Wulandari, Ari.
Jenis Tumbuhan yang Digunakan 2012. Herbal Nusantara 1001
sebagai Obat oleh Masyarakat Desa Ramuan Tradisional Asli Indonesia.
Pangandaran Kecamatan Pangandaran Yogyakarta: Rapha Publishing.
Kabupaten Pangandaran. Pros. Sem. 33. Utami, Propti & Puspaningtyas D.
Nas. MIPA 2016. 55-61. Ervira. 2013. The Miracle Of Herbs.
20. Nihayati, S. 2016. Peningkatan Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Produksi dan Kadar Kurkumin 34. Verpoorte R, Siwon J, Essen GFA,
Temulawak. Malang: UB Press. Tieken M, Baerheim Svendsen A.
21. Ramadhan, I. 2013. Cerita Batik. 1982. Studies on Indonesian medicinal
Tangerang: Penerbit Literati. plants: Alkaloid of Arcangelisia flava.
22. Robinson, T. 1995. Kandungan J Nat Prod. 45(5):582-584.
Organik Tumbuhan Tinggi Edisi VI. 35. Widjaja, B.T. & Tilaar, M. 2014. The
Diterjemahkan oleh Kosasih Power Of Jamu. Jakarta: PT Gramedia
Padmawinata. Bandung: ITB. Pustaka Utama.
23. Risky, T. A. dan Suyatno. 2014. 36. Widowati, L., Dzulkarnaen, B., dan
Aktivitas Antioksidan Dan Antikanker Sa'roni. 1997. Tanaman Obat untuk
Ekstrak Metanol Tumbuhan Paku Diabetes Melitus. Jakarta: pusat
Adiantum philippensis L. Journal of penelitian dan pengembangan farmasi
Chemistry. 3 (1): 89-95. 37. Yunita, A. Irwan, dan R. Nurmasari.
24. Pang, Y., Dan W., Zuowang F, Xiaolu 2009. Skrining Fitokimia Daun
C., Fulai Y., Xuan H., Kai W., dan Lei Tumbuhan Katimaha (Kleinhovia
Y. 2014. Blumea balsamifera – A hospital L.). Sains dan Kimia Terapan.
Phytochemical and Pharmalogical 3(2): 112-123.
Review. Molecules. 19: 9453-9477. 38. Yuliarti, N. 2009. A to Z Food
25. Sangi, M., M. R. J. Runtuwene, H. E. Supplement. Yogyakarta: Penerbit
I. Simbala, dan V. M. A. Makang. Andi
2008. Analisa Fitokimia Tumbuhan
Obat di Kabupaten Minahasa Utara.
Chem. Prog. 1 (1): 47-53.
26. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
27. Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis
Bahan Alam. Yogyakarta: Liberty.
28. Sitepu D, Sutikno P. 2001. Peranan
tanaman Obat Dalam pengembangan
Hutan tanaman (The Roles of
Medicinal Plants on Plants on
Plantation Forest Development).
Buletin Kehutanan.
29. Subarnas, A., Dianti. 2012.
Atiproliverative activity of primates-
consumedplants against MCF-7
human breast cancer cell lines.

Anda mungkin juga menyukai